Anda di halaman 1dari 51

Angel (Chapter 

1)
NOV 21

Posted by Nisha_bacon627
Author:
Quidie Nylam
Cast:
Song Angel 
Luhan (Exo) 
Kai (Exo) 
Cho Saera 
Kris (Exo)  
Sehun (Exo)  
Genre:
Romance, and a bit Comedy
 
*Sebelumnya mohon maaf buat Readers yang mungkin dah pernah baca FF ni di tempat
lain. Karna author mank dah pernah post ff ni di situs lain*

 _______________________________________

Pagi hari yang sejuk, namun ditemani sinar mentari yang membuat sekeliling terasa
hangat. Nampak seorang gadis yang masih tertidur lelap.

Tok! Tok!!
“Angel~ah..ireona!!” Seru sang Ayah dari luar pintu kamar membuat gadis bernama Angel
itu akhirnya mulai membuka matanya perlahan. Dengan malas ia pun berjalan menuju
pintu lalu membukanya.
“Ne~Appa..ak..u sudah..Hooaamm~bangunn..” Racaunya sambil menguap kecil. Sang Ayah
hanya tersenyum melihat kelakuannya.
“Bagus..sekarang cepatlah mandi. Nanti kau bisa terlambat ke Toko.” Ujar Appa nya.
Angel sendiri hanya mengangguk pelan sambil berjalan menuju kamar mandi dengan
sempoyongan. Untuk kesekian kalinya Sang Ayah hanya dapat tersenyum melihat kelakuan
anaknya itu. Sejak kecil Angel memang seperti ini, ia sering terlambat bangun pagi.
Beruntung untuk membangunkannya tidaklah sulit.
::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
“Appa!! Sepertinya hari ini aku akan kerja lembur lagi.” Ucap Angel seraya memakai
sepatunya yang sudah cukup usang namun tetap digunakannya.
“Neo gwencana?! Jangan terlalu memaksakan diri..” Ujar Ayahnya khawatir
Setelah selesai mengikat tali sepatu ia pun menoleh kearah Ayahnya lalu tersenyum.
“Gwencana~yo Appa. Selama Appa tetap bersamaku..aku pasti bisa melakukannya.”
Ayahnya tidak langsung menjawab, detik berikutnya ia menarik tubuh anak gadisnya itu
kedalam dekapannya. “Mianhae Angel~ah..Karna Appa kau harus menjalani kehidupan
seperti ini. Appa bukanlah Ayah yang baik..”
“Aku tidak pernah menyalahkan Appa..Bagiku Appa adalah Ayah yang terbaik di dunia ini.”
Kata Angel tersenyum lalu mempererat pelukannya.
:::::::::::::::::::::::::::::::::::: 
Song Angel. Seorang gadis yang dilahirkan di keluarga yang bisa dibilang masih
‘Kekurangan. Sejak umur 5 tahun ibunya meninggal karna sakit, kini ia hanya tinggal
berdua dengan Ayahnya yang hanya bekerja sebagai kuli bangunan. Merasa upah sang Ayah
tidaklah bisa mencukupi kebutuhan hidup mereka membuatnya terpaksa berhenti sekolah
sejak memasuki SMA lalu memutuskan membantu Appa nya dengan bekerja. Pagi hingga
siang hari bekerja sebagai kasir di sebuah Minimarket, dan sisa waktunya ia habiskan
menjadi pelayan disebuah rumah makan. Cukup berat memang untuk gadis berusia 18
tahun, tapi mau bagaimana lagi. Ia harus melakukan semua itu demi kebutuhan mereka.
“Angel~ah!!” Seru seorang yeoja saat Angel baru saja selesai mengantarkan pesanan salah
seorang pelanggan. Orang itu tidak lain adalah Cho Saera, yang merupakan sahabat
sekaligus anak dari pemilik rumah makan tempat Angel bekerja saat ini. Saera adalah
temannya sejak SMP namun karna putus sekolah, mereka sempat kehilangan kontak.
Sampai akhirnya Saera tau penyebab Angel berhenti, lalu akhirnya menawarkan Angel
untuk bekerja di rumah makan milik Ayahnya. Saat itu Angel benar-benar merasa
berterima kasih padanya.
“Oh?! Saera~ya..waegurae?” Tanya Angel seraya tersenyum
“Anii~aku hanya ingin membantumu bekerja?!” Kata Saera menawarkan diri
Angel sedikit membelalakkan matanya.”Mwo?! Ah~andwae..” Tolak Angel seraya
mengambil nampan yang berisi pesanan pelanggan. “Saera~ya..kau ini kan anak pemilik
Rumah makan ini! Mana mungkin kau ikut mengantarkan makanan!”

Saera lalu bersandar di dinding dengan tampang kecewa. “Padahal kan aku ingin
membantumu. Kau pasti lelah..”

Angel sendiri malah tersenyum melihatnya. “Mianhae..tapi serius, nan


gwencana. Gomawoyokarna sudah berniat membantuku.”
“Hm..baiklah! kalau begitu aku akan menemanimu disini sampai kau selesai. Dan kali ini
kau tidak boleh melarangku. Arra!” Ancam Saera sebelum Angel sempat menolak lagi.
“Haha..ne~arasseo..” Balas Angel tersenyum lalu kembali mengantarkan pesanan.
:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Hari sudah larut malam saat Angel pulang ke rumahnya.


“Appa! Aku pulang!!” Serunya saat masuk kedalam rumah. Mendengar tidak ada jawaban,
ia pun masuk kedalam kamar namun ia tetap tidak menemukan Ayahnya. Angel baru saja
berniat keluar kamar sampai matanya menemukan sebuah surat yang terdapat diatas
bantal. Iapun mengambil surat tersebut, dan dengan sedikit rasa khawatir iapun mulai
membacanya.

“Angel~ah, maafkan Appa..karna selama ini hanya menjadi beban untukmu. Maafkan
karna Appa tidak bisa memberikan kebahagiaan yang seharusnya diberikan seorang
Ayah kepada anaknya. Untuk itu, Appa memutuskan..Appa akan pergi untuk
sementara. Appa berjanji suatu hari nanti, Appa akan kembali. Saat itu Appa akan
menunjukkan bahwa Appa adalah Ayah yang pantas untukmu. Sampai saat itu tiba,
jagalah dirimu baik-baik. Appa mencintaimu Angel~ah.”
 
“Appa..” Ucap Angel seolah masih belum percaya bahwa Ayahnya benar-benar telah
meninggalkannya. “Maldo andwae..APPA!!” Gadis itu kini berlari keluar rumah. Saat itu
pula hujan deras mulai turun, namun Angel sama sekali tidak memperdulikannya. Gadis itu
terus berlari menyusuri jalanan yang nampak sepi seperti orang yang kebingungan.
“Appa..eodiya? Appa!!” Serunya. Dinginnya udara malam sekaligus hujan deras yang
mengguyur sungguh membuat tubuhnya terasa membeku. Lelah berlari kesana kemari
namun tetap tak kunjung menemukan sosok Appa nya membuat Angel tidak konsentrasi
berjalan hingga akhirnya hampir menabrak sebuah Mobil sedan yang melaju didepannya.
Ciitt..!!

Lampu mobil menyinari tubuhnya, namun Angel sama sekali sudah tidak dapat melihat
pemilik mobil dengan jelas. Kepalanya mulai terasa sakit, dan perlahan penglihatannya
pun kabur hingga akhirnya tubuhnya ambruk di jalan. Gadis itu kehilangan kesadarannya.

♥:♥:♥

Sinar matahari masuk melalui celah jendela kamar. Angel mulai membuka matanya
perlahan, kepalanya masih terasa sedikit pusing. Ia lalu memandang ke sekelilingnya,
kamar yang begitu luas dan bersih. Barang-barang didalamnya juga tersusun dengan rapi,
sangat berbeda dengan kamar miliknya yang begitu sempit dan barang-barang yang
berserakan dimana-mana. Bukan karna ia dan ayahnya malas membersihkan, tapi karna
tidak banyak ruang yang cukup untuk menyimpan barang-barang mereka.

“Sudah bangun rupanya?” Ucapan seseorang menyadarkan Angel dari lamunannya. Nampak
seorang namja yang sekarang berdiri di samping tempat tidur sambil memandangnya.
Sesaat Angel menatap pemuda dihadapannya, dan harus ia akui pemuda itu lumayan
tampan. Merasa ada yang salah, ia pun cepat-cepat menggelengkan kepalanya. Kenapa
juga ia sampai memikirkan hal seperti itu?

“Kau..sengaja melakukannya kan?” Pertanyaan pemuda itu membuat Angel bingung. Ia


sama sekali tidak mengerti maksudnya.

“Nde? Musun..?” Tanya Angel bingung.


Pemuda itu kini tertawa pelan, namun lebih terdengar seperti ejekan. “Dwaesso~bilang
saja berapa yang kau perlukan? Aku akan memberikannya padamu, tapi kau harus pergi
dari sini.”

“Apa maksudmu sebenarnya?! Aku sama sekali tidak..”

“Orang-orang sepertimu..yang sengaja menabrakkan diri di depan mobil seseorang dan


berpura-pura terluka, dengan begitu kalian bisa meminta uang untuk pertanggung jawaban
mereka..benar kan?”

Angel menatap tak percaya namja dihadapannya ini. “Mwo?!”

“Ah! Atau malah..nantinya kau akan berbohong dengan mengatakan bahwa kau tidak
mempunyai tempat tinggal, dengan begitu kau berharap bisa tinggal ditempat ini..”

“GEUMANHAE!!” Bentak Angel. Gadis itu benar-benar tidak bisa menahannya lebih lama
lagi. Ia sama sekali tidak menyangka bertemu dengan seseorang yang dengan seenaknya
menginjak-injak harga dirinya. Ia bahkan menyesali penilaiannya mengenai pemuda ini
sebelumnya. “Neo..jangan pikir hanya karna kau orang kaya maka kau dengan seenaknya
berkata apapun tentang diriku. Kau pikir aku begitu bodoh sampai membahayakan diriku
sendiri demi mendapatkan uang dari kalian. Kalian orang-orang kaya memang tidak tau
apa-apa!!” Serunya seraya mengambil tas nya yang terdapat disamping tempat tidur
kemudian berlari keluar kamar.
“Oh?! Agasshi! Mau kema..” Tegur seorang wanita paruh baya saat melihat Angel berjalan
dengan tergesa-gesa  menuruni tangga.
“Jwiseonghaeyo..” Ucap Angel singkat lalu pergi berlalu dari tempat itu. Kesedihan yang
terlihat dari wajah gadis yang baru saja ditemuinya membuat wanita itu sadar. Sesuatu
pasti telah terjadi. Dan ia tau siapa penyebabnya.

“Luhan.”

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Angel baru saja tiba didepan rumahnya saat ia melihat 2 orang namja yang tidak dikenal
mengeluarkan barang-barang miliknya dari dalam rumah.
“Mwoya ige?! Apa yang kalian lakukan?! Henti..” Angel baru saja berniat menghalangi
mereka sampai seorang wanita tiba-tiba menahannya.
“YA!! Kau ini yang apa-apaan?! Kau sama sekali tidak bisa membayar biaya sewa rumah ini.
Jadi sudah sepantasnya kau keluar!!” Bentak wanita itu
Angel kini berbalik memohon pada wanita dihadapannya yang tidak lain pemilik rumah
sewa ini. “Ahjumma~jebal..berikan aku kesempatan sekali lagi. Aku janji pasti akan..”
“DWAESSO!! Aku sudah muak dengan janjimu itu. Sekarang cepat kemasi barang-barangmu
kemudian pergi secepatnya. Arra!” Gertak wanita itu lalu pergi bersama 2 orang
suruhannya meninggalkan Angel yang jatuh terduduk di lantai.
Gadis itu hanya dapat meneteskan airmata. “Appa..” Ucapnya singkat.

Tanpa disadarinya sejak tadi ada seseorang yang menatapnya dari tempat yang tak jauh
dari sana.

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Setelah selesai membereskan barang-barangnya Angel pun berniat pergi dari namun
menghentikan langkahnya. Ia menatap rumah dihadapannya. Kesal, sedih sekaligus bingung
kini bercampur. Kesal karna ia merasa tidak bisa mempertahankan rumah ini. Sedih karna
khawatir bagaimana jika Ayahnya kembali? Mereka pasti akan semakin sulit bertemu karna
ia sudah tidak berada disini. Dan bingung, karna sekarang ia sama sekali tidak tau harus
kemana.

Akhirnya ia pun beranjak meninggalkan tempat itu. Angel sama sekali tidak tau harus pergi
kemana, gadis itu hanya berjalan lurus kedepan tanpa arah. Sesekali bahkan ia masih
merasa pusing di kepalanya hingga membuatnya terlihat aneh saat berjalan.

BRUKK!!
Tiba-tiba saja Angel jatuh karna menabrak seseorang, atau mungkin lebih tepatnya
ditabrak. Ia lalu menoleh dan mendapati seorang nenek yang juga terjatuh tepat
didepannya. “Oh..jeongmal jwiseonghaeyo Haelmoni. Aku benar-benar tidak sengaja..”
Sesalnya seraya membantu nenek itu bangkit dari tempatnya.
“Gwencana..” Ucap nenek itu seraya tersenyum pelan. Kemudian berniat pergi namun
mendadak hampir jatuh kalau saja Angel tidak sigap menahannya.
“Haelmoni!! Neo gwencanaseyo?!” Tanyanya khawatir. Nenek itu sendiri tidak menjawab
dan hanya memegangi kepalanya. “Taksi!!” Seru Angel menghentikan sebuah taksi, tanpa
mengatakan apa-apa lagi ia langsung masuk kedalam mobil bersama dengan nenek itu.
“Rumah sakit.” Ucapnya
::::::::::::::::::::::::::::::::::::
“Gwencana..nenek itu hanya kelelahan saja. Aku akan memberikan vitamin agar bisa
membantu menguatkan daya tahan tubuhnya, tapi kalau bisa jangan biarkan dia bekerja
terlalu keras. Sebab itu bisa membuat tubuhnya kembali lemah seperti ini.” Ujar Dokter
yang baru saja selesai memeriksa sang nenek.
“Ne~jeongmal gamsahamnida, Dokter.” Kata Angel sambil menunduk pelan lalu membawa
nenek itu pergi dari sana.
“Haelmoni..kau dengar kan? Dokter melarangmu untuk bekerja terlalu keras. Jadi lain kali
istirahatlah lebih banyak.” Kata Angel saat menyusuri lorong rumah sakit.
“Gomawo..” Ucap nenek itu pelan. Membuat langkah Angel terhenti, gadis itu menoleh
kemudian tersenyum. Baru saja mereka lanjut berjalan namun tiba-tiba..
Kruuukk..~
Suara yang berasal dari perut nenek itu cukup membuat Angel terkejut. Melihat nenek itu
tertunduk malu membuatnya tersenyum kecil. “Aah~Haelmoni! Sebelum pulang..ayo kita
ke suatu tempat terlebih dulu.”
::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
“Ottheyo Haelmoni? Apa makanannya enak?” Tanya Angel pada Nenek yang sedang
menikmati sup nya.
Nenek itu tersenyum senang.”Ne..ini enak sekali.”. Mereka berdua kini berada di sebuah
rumah makan kecil yang tidak jauh dari rumah sakit. Angel yang tau kalau Nenek itu
sedang lapar, sengaja mengajaknya kesana.
“Jeongmal?! Kalau begitu makanlah yang banyak Haelmoni~” Katanya yang juga ikut
makan.

Setelah keduanya selesai, Angel pun mengantar nenek itu pulang kerumahnya.

“Chogi..” Ucap Angel seraya memberikan sebuah bungkusan yang tidak lain berisi makanan
yang sengaja dibelinya sebelum pulang.

“Ini..untuk apa?” Nenek itu menatapnya bingung

“Ini..sedikit makanan untuk keluarga Haelmoni. Kau bisa menikmatinya bersama mereka.”


Tutur Angel seraya tersenyum. Nenek itu sendiri belum mengatakan apa-apa dan hanya
menatap dalam gadis dihadapannya.

“Nona..kau sudah terlalu banyak menolongku. Padahal awalnya aku yang bersalah karna
telah menabrakmu duluan, tapi kau bukannya marah dan malah melakukan semua ini.
Aku..sama sekali tidak tau harus membalasnya dengan apa..”

“Haelmoni..bisa menolongmu saja sudah membuatku merasa sangat senang. Dan  aku sama
sekali tidak meminta balasan apa-apa. Cukup jaga dirimu baik-baik.”
“Neomu gomawoyo Agassi~” Ucap sang nenek lalu akhirnya berjalan masuk kedalam rumah
kecilnya.
Sesaat Angel menatap rumah itu, ukurannya mungkin kecil tapi kebersamaan didalamnya
seolah begitu terasa. Pasti menyenangkan jika bersama-sama dengan keluarga kita.

Airmata Angel mendadak menetes, membuat dirinya cukup terkejut hingga akhirnya
memutuskan untuk secepatnya pergi dari sana. Gadis itu terus melangkahkan kaki
menelusuri pinggiran jalan, namun sama sekali tidak punya arah tujuan. Sesaat ia teringat
dengan Saera, mungkin saja sahabatnya itu bisa membantunya. Namun baru saja ia berniat
menekan nomor di hp nya, ia kembali mengurungkan keinginannya. Ia sama sekali tidak
ingin merepotkan orang lain untuk saat ini. Termasuk sahabatnya sendiri.

Tess..Tess

Tiba-tiba saja hujan turun dengan deras, membuatnya terkejut dan berusaha mencari
tempat berteduh.

“Mwoya..siang-siang seperti ini kenapa bisa turun hujan tiba-tiba sih?!” Gumamnya saat
berhasil menemukan tempat berteduh, walaupun begitu tubuhnya tetap basah kuyup karna
derasnya hujan yang mengguyur dan cukup jauhnya tempat berteduh yang ditemukannya.

Cukup lama hujan turun, dan belum ada tanda-tanda akan berhenti. Mendadak rasa pusing
kembali menghampiri Angel membuatnya sedikit sempoyongan dan hampir saja jatuh kalau
saja seseorang tidak berhasil menahannya.

“Neo..?!” Ucapnya saat menyadari orang yang menolongnya, yang tidak lain
adalah namja yang tadi pagi menghina lalu mengusirnya. “Lepaskan aku!!” Katanya seraya
melepaskan pegangan pemuda itu.
“Neo..ikutlah denganku.”

“Neo..ikutlah denganku.” Ucap namja itu seraya menatap Angel dalam.


Angel tertawa kecil mendengarnya. “Mwo?! Untuk apa?! Agar kau bisa kembali menghinaku
seperti tadi?! Kau pikir kau ini siapa?!!”
“Aku sudah melihat semuanya.” Perkataan namja itu membuat Angel menatapnya tak
mengerti. “Mianhae..”
“Ya~kau pikir semua masalah di dunia ini bisa diselesaikan dengan kata maaf?!”
“Mwo?!” Namja itu menatap Angel kesal. “Neo jinjja..kalau bukan karna Eommaku yang
menyuruhku untuk kembali membawamu pulang kerumah aku pasti tidak akan..”

“Kalau begitu pulang saja.” Seru Angel santai.

“Ya~neo waegurae?! Aku kan sudah baik-baik mengajakmu dan meminta maaf, tapi kenapa
sikapmu keras kepala seperti ini?! Lagipula kau sendiri sudah tidak punya tempat tinggal
lagi!”
“Kau pikir aku ini apa?! Tadi pagi dengan santainya kau menghinaku, hanya karna aku
orang miskin kau dengan seenaknya menginjak-injak harga diriku. Dan sekarang, kau tiba-
tiba saja datang dan memaksaku untuk kembali ke rumah itu. Atas dasar apa kau
melakukan semua ini?!”

“Kau masih sakit kan?!” Pertanyaan namja itu membuat Angel sedikit terkejut. Ia sama
sekali tidak menyangka kalau ternyata pemuda itu bisa melihatnya.
“Na gwencana.”
“Geotjimal. Kau bahkan tidak punya arah tujuan saat ini” Sergah namja itu.
“Aniya. Tadinya aku berniat pergi kerumah temanku untuk tinggal bersamanya sementara
tapi karna hujan aku terpaksa harus berteduh lebih dulu.” Jawabnya berbohong.
“Keurae?! Baiklah..terserah padamu!” Kata namja itu kesal lalu berlari masuk kedalam
mobil dan melajukannya meninggalkan tempat itu.
“Dasar namja menyebalkan!!! Aiisssh!!!” Seru Angel kesal.

Hari sudah beranjak sore dan tanda hujan akan berhenti belum juga terlihat, rasa dingin
sekaligus pusing dikepala Angel yang semakin menjadi membuat gadis itu semakin lama
semakin lemah hingga akhirnya jatuh pingsan di depan sebuah toko.

Seseorang mendadak menghampiri Angel yang kini tak sadarkan diri. Orang itu tidak lain
adalah namja tadi. Sebenarnya ia sama sekali tidak pergi dari sana, sejak tadi ia terus
mengamati Angel dari dalam mobilnya yang letaknya cukup jauh dari sana. Dan saat ia
melihat ada yang aneh dari gadis itu, ia pun dengan cepat menghampirinya.

“Babo.” Ucap namja itu lalu mengangkat tubuh Angel dan membawanya masuk kedalam
mobil.
::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Angel membuka matanya perlahan kemudian mulai mengamati ruangan sekitarnya. Detik
berikutnya ia berubah terkejut. “Tempat ini..Bagaimana..?”

“Jangan banyak bergerak dulu.” Ucapan seseorang membuat Angel sontak menoleh dan
akhirnya mendapati seorang wanita paruh baya yang kini berjalan menghampirinya.

“Chogi..kenapa aku bisa kembali ke tempat ini?” Tanya Angel heran

Wanita itu tersenyum pelan. “Luhan yang membawamu kesini.”

“Lu..Luhan?!” Angel menatap wanita itu bingung

“Dia adalah anak Ahjumma. Namja yang sudah membuatmu kesal sepanjang hari ini.”


Mendengar jawaban wanita itu membuat Angel menghela nafasnya pelan. Ia tau siapa
orang yang dimaksud itu. “Mianhae..Ahjumma tau ucapannya tadi pagi pasti menyakiti
hatimu. Tapi percaya atau tidak, dia sebenarnya anak yang baik dan perhatian pada orang
lain. Hanya saja terkadang menyebalkan memang.” Canda wanita itu membuat Angel ikut
tersenyum kecil. “Oh iya..Ahjumma juga sudah mendengar semuanya, tentang apa yang
terjadi padamu.”

Raut wajah Angel mendadak berubah mendengar hal tersebut. “Kau bisa tinggal disini
untuk sementara kalau kau mau..”

“Aniyo Ahjumma..aku..”

“Kalau kau merasa keberatan karna tidak ingin dikatakan sebagai orang yang hanya ingin
menumpang gratis dirumah ini kau bisa membayarnya dengan tubuhmu.”

Ucapan Ahjumma itu membuat Angel membelalakkan matanya. “Mwo?!”


Melihat respon Angel yang seperti itu membuat Ahjumma itu tertawa kecil. “Haha! Jangan
salah paham, maksud Ahjumma membayar dengan tubuhmu. Kau bisa bekerja membantu
pekerjaan rumah ini sebagai bayaran selama kau tinggal disini. Otthe?!”
Mendengar itu membuat Angel lega seketika. Gadis itu tidak langsung menjawab. Tinggal
bersama dengan namja itu?! Maldo andwae! Keundae..untuk sekarang sepertinya ini satu-
satunya jalan terbaik untuknya. Ia mungkin bisa tinggal ditempat ini sampai Ayahnya
kembali.

“Aku akan melakukannya.”

♥:♥:♥
 

Seperti kesepakatan yang mereka buat sebelumnya, Angel kini benar-benar tinggal di
rumah itu.

“Chogi..” Angel berjalan ke dapur menghampiri pengurus rumah yang kelihatannya sedang
sibuk memasak.
“Gaeun Ahjumma..” Kata orang itu tiba-tiba membuat Angel cukup terkejut. Tadi ia 
memang bingung harus memanggilnya apa. Namun ia sama sekali tidak menyangka kalau
Ahjumma itu tau apa yang dipikirkannya.
“Nde..? Ah~Gaeun Ahjumma..apa yang harus kulakukan disini?” Tanyanya
“Gwencana. Kau tidak perlu melakukan apa-apa.” Jawab Gaeun Ahjumma
“Ahjumma..apa Haeri Ahjumma yang memintamu agar tidak membiarkan aku bekerja?”
Pertanyaan itu cukup membuat Gaeun Ahjumma nampak terkejut. Dan melihat perubahan
itu membuat Angel yakin apa yang dikatakannya barusan tepat sasaran. “Ahjumma..jebal,
biarkan aku membantu melakukan pekerjaan dirumah ini. Aku sama sekali tidak ingin
hanya terlihat sebagai benalu dirumah ini.”
Gaeun Ahjumma menatapnya cukup lama, lalu akhirnya tersenyum sambil menghela
nafasnya.”Baiklah..kau boleh membantuku.”

“Jinjja?! Oh~gomawoyo Ahjumma..” Seru Angel senang.

Karna ada Angel yang membantu Gaeun ahjumma pekerjaan memasak itu jadi lebih cepat
selesai.

Nyonya Haeri dan Luhan baru saja tiba di ruang makan saat mereka melihat Angel dan
Gaeun sedang menyiapkan makanan diatas meja.

“Angel~ah..apa kau ikut memasak semua ini?!” Tanya Nyonya Haeri tiba-tiba.
“Ne..” Melihat Nyonya Haeri yang mendadak menatap kearah Gaeun ahjumma membuat
Angel cepat-cepat menjelaskannya. “Ah~ahjumma..itu bukan karna Gaeun ahjumma yang
menyuruhku. Tapi aku sendiri yang ingin melakukannya. Jinjjaro..”
“Keundae Angel~ah..”
“Ahjumma~bukankah kita sudah sepakat. Tolong jangan mengubahnya, sekalipun
menurutmu itu untuk kebaikanku.” Sergah Angel cepat. Nyonya Haeri kini menatap gadis
itu dalam. Sampai akhirnya tersenyum kecil.
“Keurae..terserah padamu saja.” Ucapnya. Angel sendiri ikut tersenyum melihatnya.
:::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Angel baru saja selesai mandi saat ia berjalan menuju dapur. Rambutnya yang habis
dikeramas saja masih terlihat basah. Gadis itu lalu membuka kulkas dan mengambil air
minum dan bersiap meneguknya.

“Wangi..” Ucapan seseorang dari belakangnya spontan membuat gadis itu terkejut hingga
akhirnya tersedak.

Uhuk..uhukk!!

Angel lalu berbalik dan akhirnya mendapati orang itu. Seorang namja. Namun ia sama
sekali tidak mengenalnya. “Rambutmu wangi..” Ucap namja itu mengedipkan matanya
sambil tersenyum. Kemudian berjalan menaiki tangga sambil membawa minuman kaleng
ditangannya. Meninggalkan Angel yang nampaknya masih terpaku ditempatnya karna
terkejut.

DEG!
 
Bayangan saat tadi pemuda itu bicara dibelakangnya kembali terlintas. Ia sadar, saat
pemuda itu bicara dirinya pasti sangat dekat dari wajahnya. Hal itulah yang membuatnya
terkejut. Gadis itu sama sekali tidak menyadari kehadirannya disana. Geu namja..nuguya?
“Angel~ah..” Teguran seseorang sontak membuat lamunan gadis itu buyar. Gaeun
Ahjumma kini sedang menatapnya heran.
“Nde..waegurae Ahjumma?” Tanya Angel yang sudah kembali kesadarannya.

“Ani~Ahjumma ingin meminta tolong. Bisa tidak kau antarkan minuman ini ke kamar Tuan
Luhann? Sebenarnya tadi aku ingin mengantarnya tapi perutku mendadak sakit, jadi..”

“Gwencanayo Ahjumma..biar aku saja yang mengantarkan minuman-minuman ini.” Kata


Angel seraya mengambil nampan yang telah berisi banyak gelas berisi minuman.
“Gomawo..” Ucap Gaeun Ahjumma lalu beranjak pergi.

Angel kini berjalan pelan menaiki tangga. Dalam perjalanan ia sempat berpikir, “Untuk
apa minuman sebanyak ini? Jangan bilang kalau Luhan yang ingin meminum semua ini?
Namja itu benar-benar diluar dugaan rupanya..” Gumamannya mendadak terhenti saat ia
berada didepan kamar Luhan. Beruntung pintu kamar itu sedikit terbuka jadi ia bisa masuk
dengan mendorongnya saja, karna kedua tangannya sedang memegang nampan.

“Chogi..” Ucapan Angel mendadak terhenti berganti keterkejutan saat memasuki kamar
itu. Didalamnya ternyata terdapat 4 orang namja yang sepertinya juga sama terkejutnya
dengan dirinya.
Omo! Namja itu..? Bukankah dia..?!. Mata Angel langsung membulat saat menangkap sosok
yang sedang mendengarkan musik diatas tempat tidur. Namja yang tidak lain adalah orang
yang ditemuinya di dapur.
“Ya!! Sampai kapan kau mau berdiri disana!” Ucapan Luhan membuat gadis itu menoleh
seketika. Namja itu menatapnya tajam tidak jauh dari sana.

“Ini..aku harus menaruhnya dimana?” Tanya Angel.

“Babo~ya! Kau tidak lihat ada meja disana?!” Kata Luhan lagi. Angel sendiri hanya bisa
menahan kekesalannya, kalau saja namja itu bukan anak pemilik rumah ini dia pasti sudah
membalas ucapannya. Menyebalkan!

Akhirnya dengan kesal, ia pun membawa minuman itu dan menaruhnya diatas meja
disamping tempat tidur.

“Annyeong!”

“OMO!” Pekik Angel saat namja yang berada ditempat tidur tiba-tiba muncul didepannya
sambil tersenyum. Membuat wajah mereka begitu dekat.

DEG!
“Rambutmu wangi~seperti kataku sebelumnya..” Kata namja itu seraya semakin
mendekatkan wajahnya kearah Angel.
“Kai~ya..geumanhae! Jangan mengganggunya.” Ucap salah seorang namja yang sedang
bermain play station.
“Oh?! Jinjjaro..” Kata namja lain yang ikut-ikutan mendekat kearah Angel.

Gadis itu baru saja ingin pergi sampai namja bernama Kai tiba-tiba saja menarik
tangannya. “Mau apa kalian..?!” Tanya Angel khawatir.

“Ya~Kim Jongin..Oh Sehun!! Mwohaneun geoya?! Geumanhaeji. Kau tidak lihat dia sudah


ketakutan?” Akhirnya seorang namja dengan tubuh paling tinggi membantu Angel dengan
melepaskan genggaman tangan Kai serta menariknya menjauh dari kedua orang itu.
“Eiiy~Kris hyung..kau ini sama sekali tidak asik.” Kata Sehun kesal.
“Mwo?! Katakan sekali lagi..” Ujar Kris membuat Sehun langsung cepat-cepat memasang
senyum lebarnya.
“Hehe..bercanda Hyung~” Kekehnya lalu kembali memainkan play station begitupula
dengan Kris. Kai sendiri tidak mengatakan apa-apa dan hanya menatap Angel yang kini
berjalan keluar kamar.

Gadis itu akhirnya berhasil keluar dari sana, seolah baru saja mengalami hal hebat
membuat Angel langsung bersandar di dinding lalu menghela nafas berat.

“Namja-namja menakutkan.”
::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Angel sudah mendengar semuanya dari Gaeun Ahjumma. Ia baru tau kalau ternyata namja-
namja yang tadi pagi berada dirumah ini adalah sahabat-sahabat Luhan. Kai, Kris dan
Sehun. Mereka semua bertemu dan saling berkenalan dalam sebuah audisi dance yang
mereka ikuti saat 4 tahun yang lalu.
Sejujurnya, menurut Angel baik Luhan maupun ketiga sahabatnya itu sama-sama
menakutkan. Terutama pemuda yang bernama Kai. Apalagi setelah apa yang terjadi
seharian ini, itu benar-benar membuatnya resah. Beruntung ada Gaeun ahjumma yang
berani menjamin kalau mereka semua sebenarnya adalah anak-anak yang baik. Walau
belum yakin, Ia tetap akan mempercayai ucapannya.

Hari sudah malam dan orang-orang dalam rumah juga baru saja selesai makan malam.

Prankk!!
Sebuah suara mengejutkan Angel yang baru saja berniat menuju kamarnya namun akhirnya
berbalik menuju dapur. Rupanya Gaeun Ahjumma baru saja memecahkan sebuah gelas
saat mencuci piring.
“Ahjumma~gwencana?!!” Tanyanya saat melihat pecahan gelas di lantai.
“Ne..Ahjumma tidak apa-apa..” Jawaban Ahjumma yang aneh membuat Angel seolah
menyadari sesuatu.
“Ahjumma~Apa kau sedang sakit?! Wajahmu pucat dan kau juga..kelihatan lemah.” Kata
Angel khawatir.
“Aniya~saya hanya pusing sedikit..”
“Dwaessoyo..sekarang Ahjumma istirahat saja. Biar aku yang akan menggantikanmu.”
“Keundae..”
“Ahjumma..bukankah aku sudah pernah mengatakannya.” Seolah mengerti apa yang
dimaksud Angel, Gaeun Ahjumma pun akhirnya mengalah.
“Arra, gomawoyo Angel~ah..” Katanya lalu berjalan pergi meninggalkan dapur.

Angel menatap pecahan kaca dibawahnya saat ini lalu kemudian berjongkok untuk
memungutnya. Namun saat gadis itu hampir mengumpulkan seluruhnya tiba-tiba saja jari
tengahnya tergores salah satu pecahan kaca hingga mengeluarkan darah.

“Akkh~jinjja..” Ringisnya seraya menghisap darah dari jarinya agar dapat berhenti dan
ternyata berhasil. Setelah selesai mengumpulkan semua pecahan tersebut ia lalu
membuangnya ke tempat sampah dan kembali bersiap melanjutkan pekerjaan Gaeun
Ahjumma yang tertunda.
“Mwoya~ada barang yang pecah kah?!” Tanya Luhan yang mendadak muncul di dapur.
Pemuda itu membuka kulkas lalu mengambil salah satu minuman kaleng didalamnya.
“Hm!” Angel mengangguk pelan. “Gaeun ahjumma tidak sengaja menjatuhkannya, itu
karna ia sedang tidak enak badan saat ini. Itu sebabnya aku menggantikannya.” Lanjutnya
sambil mulai mencuci piring didepannya. Namun saat gadis itu baru saja menggosok piring
dengan sponge jarinya mendadak terasa sakit membuatnya sontak memekik pelan.
Akkh!!

Angel kini memandang tangannya. Rupanya jari tengah yang tadi tergores terasa perih saat
karna terkena sabun. Angel tau jika ia melanjutkannya perihnya mungkin akan semakin
menjadi tapi mau bagaimana lagi, ia harus tetap melakukannya.

Sesuai apa yang dipikirkannya, gadis itu kembali mencuci piring-piring tersebut. Dan benar
saja, perih di jarinya kini semakin terasa namun ia tetap saja melanjutkan pekerjaannya.

“Bertahan..Tinggal sedikit lagi..” Katanya dalam hati.

Tiba-tiba saja seseorang dari samping muncul kemudian menarik tangan kanannya.

“Ya! Apa yang akan kau lakukan..?!!”

“Ya!! Apa yang akan kau lakukan?!”


Orang itu tidak lain adalah Luhan, namja itu sendiri tidak menjawab. Setelah menyalakan
keran air,ia lalu membasuh tangan Angel di air yang mengalir hingga bersih dari sabun
sepenuhnya.
Auww!!
 

“Kalau sakit kenapa tidak berhenti?! Babo~ya?!” Ucap Luhan seraya menatap Angel tajam.
“Mwohaneun geoya?! Sakit apa?! Na gwencana!!” Kata Angel berbohong.
“Hm?! Keurae? Kalau begini..?” Tanya Luhan yang tiba-tiba saja kembali membasuh tangan
Angel di air yang mengalir membuat gadis itu sontak memekik kesakitan.  
Akkh!

Angel lalu menarik tangannya dari genggaman pemuda itu dan menatapnya kesal.

“Keurae!! Jariku memang sakit! Puas?!!” Angel akhirnya mengakuinya. “Keundae..aku


tidak akan berhenti. Aku tidak mungkin meninggalkan piring-piring ini berserakan seperti
saat ini. Lagipula aku sudah berjanji pada Gaeun ahjumma bahwa aku akan
menggantikannya.” Jelasnya. Untuk beberapa saat keduanya saling menatap tajam sampai
akhirnya saat Angel kembali ingin melanjutkan pekerjaannya, Luhan tiba-tiba saja
menghalanginya membuat Angel kesal seketika.
“Neo jinjja waegu..” Ucapan Angel mendadak terhenti saat melihat Luhan yang kini
mengambil sepasang sarung tangan pencuci piring dari dalam kotak yang terdapat tidak
jauh dari sana kemudian mulai mencuci piring dihadapannya satu per satu. Hal ini tentu
saja mengejutkan Angel, gadis itu sebelumnya tidak pernah berpikir mencari sarung tangan
dan lagi ia sama sekali tidak menyangka kalau Luhan ternyata mau menggantikan
pekerjaannya.

Tidak butuh waktu lama bagi pemuda itu untuk menyelesaikannya. Piring-piring dan
perlatan makan lainnya kini tersusun rapi di rak dan Luhan pun langsung beranjak pergi
dari sana.

“Gomawo..” Ucapan Angel menghentikan langkahnya. Detik berikutnya ia berbalik ke


belakang dan menatap yeoja itu datar.

“Kau tau? Sejauh ini yang aku tau kekuranganmu ada 2. Pertama keras kepala, dan
kedua..bodoh. Ck..ck..semoga saja tidak ada yang lebih buruk lagi..” Ucap Luhan
kemudian berjalan meninggalkan Angel yang kini menatapnya kesal.

“Mwo?! Ya!!” Seru Angel namun sama sekali tidak dipedulikan oleh Luhan. “Issh~geu
namja! Padahal aku sudah baik-baik ingin mengatakan ‘Terima kasih. Tapi dia malah..?!”
Angel menghembuskan nafasnya keras. Sejujurnya walaupun kesal, namun ia juga harus
mengakui senang dan berterima kasih pada Luhan. Pemuda itu telah membantunya.
Sepertinya ia mulai yakin dengan apa yang dikatakan Gaeun ahjumma. Tentang mereka
yang sebenarnya baik.
Gomawo..Luhan~si.
 ♥:♥:♥
 

Ini adalah hari kedua Angel tinggal di rumah itu. Gadis itu baru saja selesai mandi dan
berniat membereskan meja makan sampai kegiatannya terhenti saat melihat Gaeun
Ahjumma.

“Ahjumma! Kau mau kemana?” Tanyanya heran seraya memandangi Gaeun Ahjumma yang
kelihatannya ingin pergi ke suatu tempat.
Gaeun Ahjumma menoleh kearahnya. “Barusan tuan Luhan menelpon dan meminta agar
seseorang membawakan tugas miliknya ini ke kampus. Karna ia lupa membawanya tadi
pagi.”  Tuturnya.
“Ahjumma~bukankah kau masih sakit?! Biar aku saja yang membawakan itu untuknya. Kau
istirahat saja dirumah.” Kata Angel tiba-tiba.
“Mwo?! Ah~keundae..” Gaeun Ahjumma baru saja berniat menolaknya namun kemudian
mengurungkannya saat melihat tatapan Angel. Tatapan yang sama seperti saat ia berusaha
menolak permintaan gadis itu untuk menggantikannya mencuci piring semalam. Ia hanya
dapat menghembuskan nafasnya pelan.
“Baiklah..Ahjumma akan memberikan alamat kampusnya padamu.” Ujarnya membuat
Angel langsung tersenyum.
::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Cukup lama juga bagi Angel untuk menemukan kampus Luhan, ditambah lagi tempatnya
tidak dapat dilalui oleh bus membuatnya terpaksa berjalan kaki cukup jauh untuk sampai
disana. Tau begini, ia lebih baik naik taksi sebelumnya.

“Woah~pantas saja bus tidak melewati tempat ini. Kebanyakan dari mahasiswa disana
ternyata menggunakan kendaraan pribadi.” Ucapnya takjub saat mulai melangkah
memasuki universitas tersebut. Tempat itu begitu luas dan besar. Dan Angel yakin,
mahasiswa didalam pasti kebanyakan adalah orang-orang kaya.

Brukk!!

“Aissh~jinjja!! Ya!!” Bentak seorang yeoja yang kesal karna minuman yang dibawanya tadi
kini tumpah di pakaiannya karna bertabrakan dengan Angel.

“Oh?! Jeongmal jwiseonghamnida..aku benar-benar tidak sengaja.” Sesal Angel sambil


menunduk beberapa kali.

“Kau ini tidak punya mata huh?!! Dasar bodoh!!” Mendengar itu mendadak membuat Angel
kesal. Bukankah ia sudah minta maaf? Kenapa juga yeoja itu harus mengatainya seperti
itu. Angel kini hanya mampu menahan amarahnya karna biar bagaimanapun ia juga ikut
bersalah karna sudah menabraknya.
“Kau..sepertinya bukan mahasiswi disini.” Kata yeoja itu lalu mengamati Angel dari atas
sampai bawah. “Ani~kau bahkan bukan seorang mahasiswa. Kelihatannya hanya orang
miskin yang kesasar. Apa yang dilakukan orang sepertimu di tempat seperti ini?” Tanyanya
dengan nada mengejek.

Rahang Angel mengeras mendengar semua itu. Namun ia masih berusaha menahannya
dengan mengepalkan tangannya kuat.

“Geumanhae!” Suara seseorang membuat keduanya menoleh.


“Luhan~si..” Ucap yeoja itu.

4 orang namja kini berdiri menatap kearah mereka saat ini. Sebenarnya tadi Luhan dan
ketiga sahabatnya itu baru saja menyelesaikan kuliahnya dan tidak sengaja melihat Angel.
Mereka melihat semuanya dari awal.

Luhan kini berjalan menghampiri mereka. “Babo~ya?! Kalau denganku, kau bisa berteriak.
Tapi sekarang kenapa diam saja?” Tanyanya pada Angel. Gadis itu sendiri tidak
mengatakan apa-apa. “Dan juga kau..” Katanya lalu menoleh kearah yeoja disebelahnya.
“Kau juga salah. Bukannya ikut meminta maaf malah memaki orang lain.”
“Mwo?!” Kata yeoja itu tak terima.
“Tadi aku lihat kau berjalan sambil menelpon. Itu sebabnya kau tidak melihat ada orang
yang juga berjalan kearahmu. Lihat, sekarang saja kau bahkan masih memegang hp itu.”
Tuturnya membuat yeoja itu terkejut. Apa yang dikatakan Luhan memang benar, sebelum
bertabrakan ia memang sedang asik bicara dengan seseorang di telepon. Kini semua mata
menatap kearahyeoja itu secara bersamaan.
“Kenapa kalian menatapku seperti itu?!!” Tanyanya namun tidak ada satupun dari mereka
yang menanggapi. “Kalian..bisa-bisanya kalian melakukan ini padaku! Hanya
karna yeoja menyebalkan ini!! Memangnya apa hubungannya dengan kalian?!!” Serunya
kesal.

Luhan sendiri tidak menjawab, jujur saja ia bingung harus mengatakan apa. Tidak mungkin
ia mengatakan yang sesungguhnya pada yeoja ini. Karna kalau ia melakukan itu, yeoja ini
pasti akan semakin menghina Angel.

Tiba-tiba saja Kai melangkah mendekat kearah Angel lalu mengalungkan salah satu
lengannya di leher gadis itu.

“Dia adalah yeojachinguku.”
Baik Luhan maupun yang lainnya sama-sama terkejut mendengar apa yang baru saja
dikatakan oleh Kai. Terutama Angel, gadis itu bahkan tidak bisa mengucapkan sepatah
katapun.

“Mwo?!” Kata yeoja itu tidak percaya.


“Keurae! Gadis ini adalah kekasihku. Itu sebabnya berhenti menghinanya. Kau tau, aku
paling benci dengan orang-orang sombong yang bisanya hanya menghina orang lain.
Sepertimu.” Kata Kai santai, namun yeoja itu bisa melihat mata Kai dan sadar kalau
pemuda itu berkata serius. Yeoja itu hanya dapat mendengus kesal kemudian beranjak
pergi dari sana.
“Kkaja!” Kata Kai tiba-tiba membuat Angel memandangnya heran.
“Mwo?!”

“Temani aku makan. Aku lapar sekali..” Ucapnya santai

“Kai~ya!! Neo waegurae?!” Tanya Sehun akhirnya, membuat Kai menoleh. “Hyung! Apa dia
gila?!” Tanyanya lagi. Kali ini kepada Kris yang belum berkata apapun.
“Wae?! Aku kan cuma ingin makan bersama yeojachinguku. Kkaja!!” Katanya tersenyum
lalu dengan cepat menarik Angel yang kelihatannya masih bingung dengan semua ini.

“Baiklah! Dia benar-benar sudah gila!” Sergah Sehun cepat.

Tiba-tiba saja Kris tertawa pelan membuat Sehun maupun Luhan memandangnya heran.
“Anak itu..selama mengenalnya baru kali ini aku melihatnya bersikap seperti itu.”

“Maksud Hyung?!” Tanya Sehun bingung.


“Kai..sepertinya benar-benar menyukai gadis itu.” Ujar Kris.
“Jinjja?!” Kata Sehun seolah tak percaya. Detik berikutnya ia malah tertawa “Haha! Tadi
waktu kau tiba-tiba tertawa aku sempat berpikir kalau kau juga gila seperti…” Tawa Sehun
mendadak terhenti saat melihat Kris yang kini menatap tajam kearahnya. Merasa dirinya
terancam bahaya ia pun mulai mundur perlahan.
“Neo..kemari kau!” Tepat setelah Kris mengucapkan itu, Sehun dengan cepat berlari pergi
diikuti Kris yang mengejarnya dari belakang.

Luhan sendiri belum mengatakan apa-apa setelah mendengar pernyataan Kai tadi. Matanya
masih memandang punggung Angel dan Kai yang berjalan menjauh.

Kai menyukai Angel..?


Angel masih memandangi Kai yang sedang asik menikmati makanan dihadapannya. Ia
heran, bisa-bisanya namja ini masih makan dengan tenang setelah apa yang terjadi?

“Wae? Kau tidak makan?” Tanya Kai saat menyadari Angel yang sama sekali belum
menyentuh makanan dihadapannya.
“Mwo?! Neo jinjja..kau pikir aku bisa makan dengan tenang sepertimu setelah apa yang
terjadi tadi?! Kau mengatakan bahwa aku ini yeojamu?”
“Waeyo?! Kau ini kan memang yeojachinguku.” Jawab Kai santai sambil terus menikmati
makanannya, membuat emosi Angel langsung meledak hingga akhirnya berdiri dari
kursinya.
“YA!!!!” Teriak Angel kesal membuat Kai langsung menghentikan aktifitasnya. Detik
berikutnya gadis itu berubah terkejut saat menyadari sesuatu. Hampir seluruh mata tak
terkecuali Kai kini memandang kearahnya. Angel yang merasa tidak enak perlahan kembali
duduk ditempatnya.

“Makanlah..” Kata Kai lalu melanjutkan kegiatannya.

“Aku tidak lapar.” Tepat setelah mengatakan itu perut Angel tiba-tiba saja berbunyi.

Kruukk~

“Aissh~jinjja..” Gumamnya pelan. Sejak tadi pagi Angel sebenarnya belum pernah makan
sekalipun. Gadis itu berpikir sejenak seraya memandang makanan dihadapannya, detik
kemudian ia akhirnya mulai juga memakannya. Kai sendiri hanya tertawa kecil
menyaksikannya.

“Jangan tertawa!” Ucap Angel tiba-tiba membuat tawa Kai langsung terhenti kemudian
berdehem pelan.

“Ehem..mianhae.” Kata Kai seraya tersenyum.


::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Mereka akhirnya selesai makan dan Kai baru saja berniat menyalakan mobil sampai tiba-
tiba merintih pelan.

Akkh!
“Waegurae?!” Tanya Angel khawatir
“Ani~mungkin karna terlambat makan makanya maag ku jadi terasa sedikit
sakit.Gwencana~kkaja!” Kata Kai santai dan berniat menyalakan mobil sampai Angel
menahannya.
“Neo miceosso?!” Tanya Angel seakan tak percaya lalu memandang ke sekeliling. “Tunggu
disini dan jangan kemana-mana!” Detik berikutnya gadis itu lalu keluar dari mobil dan
berlari kearah mini market yang letaknya tak jauh dari sana.
Tidak lama kemudian Angel pun kembali dengan membawa sebuah obat maag di
tangannya. “Ini..” Katanya seraya menyodorkan obat tersebut pada Kai namun akhirnya
menyadari sesuatu. Karna terlalu terburu-buru ia bahkan sampai lupa untuk membeli air
minum. “Ah~jinjja! Kenapa sampai lupa membeli minum sih! Chankanman! Aku akan pergi
membelinya!” Katanya yang kembali berniat keluar mobil namun Kai dengan sigap
menahannya.
“Dwaesso, sepertinya aku ingat ada air minum dibelakang tempat dudukmu.” Tutur Kai.
“Jeongmal? Chankam~biar aku yang ambil..” Angel lalu berbalik ke belakang dan mencoba
mengambilnya namun ia tidak dapat meraihnya. Tiba-tiba saja Kai ikut bergerak mencoba
mengambilnya.

“Aku sudah dap..” Ucapan Kai mendadak terhenti saat mendapati wajahnya dan Angel
yang kini begitu dekat.

Deg!

Keduanya kini sama-sama terdiam. Sesaat mereka saling menatap satu sama lain hingga
akhirnya Angel yang lebih dulu sadar langsung menarik tubuhnya lalu kembali bersandar di
tempat duduknya. Kai yang akhirnya ikut menyadarinya malah tertawa membuat Angel
memandangnya.

“Mwoya..? Kenapa malah tertawa?” Tanya Angel bingung.

“Memangnya kenapa?! Kalau aku diam, yang ada kita berdua pasti akan canggung setelah
apa yang terjadi barusan.” Jawaban Kai sedikit membuat Angel terkejut. Benar juga? Kalau
saja tadi Kai tidak mendadak tertawa, ia pasti tidak akan berani bertanya. Dan yang ada
mereka pasti akan terdiam selama perjalanan. Gadis itu lalu memandang Kai yang sedang
meminum obatnya lalu tersenyum.

Sepertinya aku mulai menyukai orang ini.


:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

“Kai~si..sebenarnya ada apa denganmu?!” Angel benar-benar tidak mengerti apa yang ada
dipikiran pemuda itu saat ini. Tadinya ia berpikir Kai akan membawanya pulang tapi
ternyata dugaannya salah besar. Namja itu malah membawanya ke tempat yang ia sendiri
tidak tau sedang berada dimana saat ini.
“Hm?! Naega wae?” Tanya Kai santai seperti biasanya.
“Wae?! Kau bilang kenapa?!! Kenapa?!!” Seru Angel kesal namun bukannya menanggapi Kai
malah tersenyum sambil terus berjalan membuat kesabaran gadis itu hilang seketika.
“Hha~jinjja!! Ya KIM JONGIN berhenti sekarang juga!!!” Teriakannya kali ini sukses
membuat langkah Kai terhenti. Namja itu lalu berbalik kemudian menghampiri Angel. Kali
ini ia siap mendengarkan gadis itu, dengan serius.
“Neo! Kenapa kau melakukan semua ini padaku?! Waeyo?!” Tanya Angel yang sepertinya
mulai kehabisan tenaga. Sejak tadi, ia terus bersama pemuda ini tanpa ada alasan
tertentu. Ia sendiri bingung kenapa masih ingin mengikutinya.
“Joahaeyo.” Jawaban Kai mungkin singkat namun sukses membuat Angel tertegun. Gadis
itu berusaha mencari kebohongan, namun yang ditemukannya hanyalah tatapan serius dari
pemuda itu. Kai tidak bercanda sama sekali.
“Mwo..mworago?! Keundae Kai~si, bagaimana mungkin..?!” Kata Angel terbata. Gadis itu
sama sekali tidak tau harus mengatakan apa.

“Walaupun kau belum bisa menerimaku saat ini, aku akan menunggunya. Aku yakin suatu
hari nanti, aku pasti bisa mendapatkanmu.” Tutur Kai seraya tersenyum lalu kemudian
berjalan pergi meninggalkan Angel yang masih mematung ditempatnya.

Setelah berjalan cukup lama akhirnya mereka pun tiba didepan sebuah ruangan dan betapa
terkejutnya Angel saat dirinya masuk kedalam. Disana ternyata sudah ada Sehun, Kris dan
Luhan yang sepertinya sedang latihan.

“Sudah datang rupanya..” Kata Kris yang lebih dulu melihat mereka.

“Oh?! Baru kali ini kau membawa gadis ke tempat ini.” Seru Sehun seraya menghampiri
Angel dan Kai.

“Keuromyeon~dia kan..” Mendadak Kai menghentikan ucapannya membuat semua


memandangnya heran tak terkecuali Angel.

“Dia kan apa?!” Tanya Sehun berusaha memastikan.

“Ah~aniya! Ayo latihan!!” Seru Kai tersenyum kemudian mulai bergabung dengan Luhan
dan Kris.
“Mwoyaaa~” Ucap Sehun kesal namun akhirnya ikut bergabung dengan lainnya.
Setelah musik dimainkan, mereka ber-4 pun mulai menari. Tepat saat itu pula Angel
tertegun karna kagum di tempatnya. Ia sama sekali tidak menyangka kalau ke-4 namja itu
ternyata begitu hebat dalam hal dance. Setiap gerakan seolah begitu sesuai dengan
gerakan-gerakan mereka. Mereka benar-benar hebat.
Tak lama kemudian mereka pun akhirnya berhenti sejenak untuk beristirahat. Namun tidak
dengan Luhan. Namja itu masih berdiri di depan cermin besar yang terbentang sambil
melakukan dance-dance kecil.
“Ah~himdeuro!!” Seru Sehun seraya mengambil botol minuman lalu meneguknya
begitupula dengan Kai dan Kris.

“Kalian pasti sangat lelah..” Kata Angel saat Kai dan Kris duduk di dekatnya.

“Anii~kami sudah terbiasa seperti ini” Jawab Kai lalu menyandarkan tubuhnya di dinding.

“Kai membawamu kesini, itu berarti kau spesial baginya..” Kata Kris tiba-tiba membuat
Angel menatapnya.

“Memangnya disini tempat apa?”

“Seperti yang kau lihat, disini adalah tempat kami selalu berlatih dance. Kami ber-4
memang sangat menyukai dance. Itulah sebabnya kami selalu ke tempat ini. Tidak ada
yang tau selain kami, tapi hari ini saat melihatmu datang bersama Kai. Sepertinya dia
benar-benar menganggapmu sebagai orang penting baginya.” Penjelasan Kris membuat
Angel sedikit gelagapan. Apalagi mengingat pernyataan Kai sebelum mereka sampai
disini. Andwae.
“Ah~iya! By the way, kalian benar-benar terlihat hebat saat ber-dance tadi.” Ucap Angel
mencoba mengalihkan topik.
“Keurae?! Gomawo..” Balas Kris lalu tersenyum.

“Kalau begitu ayo! Akan kuajarkan padamu..” Tiba-tiba saja Kai menarik tangan Angel dan
membawa gadis itu kedepan cermin sebelum sempat menolak.

“Mwohaneun geoya?! Aku ini sama sekali tidak tau menari.” Kata Angel khawatir. Ia benar-
benar belum pernah dance sebelumnya.
“Gwencana. Cukup ikuti gerakanku sedikit demi sedikit. Arra~” Tutur Kai tersenyum lalu
mulai menunjukkan beberapa gerakan.

Perlahan demi perlahan Angel pun mulai bisa mengikuti gerakan Kai. Sampai akhirnya Kris
mulai memutar musik, saat itulah seisi ruangan tertegun melihat Angel. Gadis itu ternyata
bisa mengingat dan menarikan gerakan-gerakan yang diajarkan oleh Kai dengan baik.

Namun hal itu tidak berlangsung lama, tepat saat Angel berniat berputar kakinya tiba-tiba
saja terpeleset membuatnya tanpa sengaja menabrak Luhan yang berdiri di dekatnya
hingga akhirnya jatuh ke lantai dengan posisi Angel yang menindih Luhan.

Akkh!
 

“Ya! Kalian tidak apa-apa?!” Tanya Kris menghampiri mereka.


“Nan gwencanayo..” Angel mengangguk lalu cepat menoleh kearah Luhan.
“Hyung..neo gwencana?!” Kali ini giliran Sehun yang bertanya pada Luhan.

“Em! Aku baik-baik saja..” Kata Luhan lalu bangkit dari tempatnya.

“Keurae..kalau begitu latihan hari ini kita sudahi dulu. Kalian juga pasti sudah lelah.” Kata
Kris yang diikuti anggukan setuju dari yang lainnya.
Luhan pun berjalan mengambil tas juga sweater miliknya.
“Angel~si, tarianmu tadi hebat! Aku tidak menyangka ternyata kau bisa mengikuti gerakan-
gerakan Kai dengan baik.” Puji Sehun.
“Na do mollayo..ini pertama kalinya aku melakukan dance seperti itu.” Jawab Angel jujur.
Ia memang tidak pernah melakukannya sebelumnya.
“Jinjja?!!” Tanya Sehun seakan tak percaya. Angel sendiri hanya mengangguk pelan.

“Tidak mau pulang kah?!” Tanya Luhan tiba-tiba membuat Angel memandangnya sebentar.

“Ah~benar! Aku pulang dulu. Gomawo~Annyeong!” Sapanya tersenyum pada yang lain


kemudian berjalan mengikuti Luhan yang berjalan duluan meninggalkan ruangan.

“Kau juga menyadarinya..?” Bisik Kris tiba-tiba pada Kai yang sejak tadi hanya diam.
Pemuda itu sama sekali tidak menjawab, lalu akhirnya berjalan pergi meninggalkan
ruangan tanpa sepatah kata.

“Kenapa lagi dia ?!” Tanya Sehun heran melihat tingkah Kai barusan sedangkan Kris malah
tersenyum melihat hal itu.

“Kau menyadarinya rupanya.”

Luhan dan Angel kini sedang dalam perjalanan pulang. Namun perjalanan itu mereka lalui
dengan kesunyian. Itu karna tidak ada satupun dari mereka yang bicara sejak tadi.

Ciitt!!

Entah kenapa tiba-tiba saja laju mobil sesaat berubah aneh hingga akhirnya Luhan
menginjak rem membuat keduanya sempat terhempas kecil ke depan.

“Akkh~sial!” Rintih Luhan pelan.

“Mianhae..” Kata Angel tiba-tiba membuat Luhan menatapnya.

“Mwo?!” Tanya Luhan mencoba memastikan sesuatu


“Aku melihatnya. Tadi saat aku tidak sengaja menabrakmu dan hampir terjatuh, kau
sengaja membalikkan tubuhmu cepat agar aku tidak jatuh langsung ke lantai.”

Luhan seolah terpaku di tempatnya, dan bahkan tidak dapat berkata apa-apa. Ia sama
sekali tidak tau kalau gadis itu ternyata menyadarinya. Padahal tadinya ia pikir tidak ada
yang tau sama sekali. Ia bahkan tidak berharap ada orang lain menyadarinya.

“Kau sengaja melakukannya untuk menolongku. Tapi yang ada..kakimu malah terkilir
karnaku. Mianhae..aku benar-benar minta maaf.” Ujar Angel merasa bersalah membuat
Luhan menatapnya dalam.

“Dwaesso~na gwencana..”

“Apanya yang tidak apa-apa?! Kakimu pasti sangat sakit. Jadi biar aku saja yang
menggantikanmu menyetir!” Sergah Angel.

“Memangnya kau bisa menyetir mobil?” Tanya Luhan tak yakin.

“Dulu aku pernah sesekali disuruh mengantar pesanan makanan ke beberapa rumah saat
masih bekerja di sebuah rumah makan.” Terang Angel, namun nampaknya Luhan masih
belum yakin sepenuhnya. “Percayalah padaku.” Kata Angel lagi membuat Luhan
menatapnya dalam lalu akhirnya mengizinkan gadis itu.

Hari sudah malam saat mereka sampai dirumah. Melihat keadaan Luhan yang berjalan
masuk kedalam rumah dengan keadaan sedikit terpincang membuat Angel memberanikan
diri untuk memapahnya.

“Ap..apa yang kau lakukan?!” Tanya Luhan gelagapan karna terkejut dengan apa yang tiba-
tiba gadis itu lakukan.

“Membantumu masuk kedalam..”

“Dwaesso~na gwenca..Aakkh!!” Luhan yang tiba-tiba saja melepaskan lengannya dari


pundak Angel langsung terjatuh karna tidak mampu menahan ngilu di kakinya.

Melihat itu Angel dengan cepat menghampirinya. “NEO WAEIRAE?!! Kenapa kau begitu
keras kepala?! Aku kan hanya ingin membantumu! Lagipula semua ini tidak akan terjadi
kalau bukan karnaku! Karnaku!! Jadi biarkan aku membantumu! Dengan begitu rasa
bersalahku padamu bisa berkurang!” Seru Angel kesal seraya menatap namja dihadapannya
saat ini. Luhan sendiri bisa melihat mata gadis itu mulai berkaca-kaca lalu akhirnya
memalingkan wajahnya dan membiarkan gadis itu memapahnya.

DEG!!
Entah kenapa Luhan tiba-tiba merasakan ada sesuatu yang aneh terjadi padanya saat
menatap mata Angel. Ia benci jika melihat gadis itu sedih seperti tadi.

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: 

Mereka akhirnya tiba di kamar, Luhan pun langsung merebahkan tubuhnya ditempat tidur.

“Omo!! Waegurae?! Luhan~ah..kakimu kenapa?!” Tanya Nyonya Haeri yang tiba-tiba saja
masuk kedalam kamar.

“Chogi..”

“Terkilir saat latihan dance. Aku kurang berhati-hati makanya jadi seperti ini.” Sergah
Luhan cepat sebelum Angel sempat mengatakan yang sebenarnya.

“Keurae?! Aiish~anak ini! Lain kali berhati-hatilah! Apa kau tau bagaimana khawatirnya
Eomma kalau sampai kau terluka?!” Ujar Nyonya Haeri seraya mengelus pelan rambut anak
satu-satunya itu.

“Mianhaeyo Eomma~lain kali aku janji akan lebih berhati-hati.”

“Arra~sekarang beristirahatlah.” Kata Nyonya Haeri seraya tersenyum lalu berbalik kearah
Angel. “Kau juga..istirahatlah. Kau pasti lelah.” Ucapnya pada gadis itu kemudian berjalan
meninggalkan kamar. Kini hanya tinggal Angel dan Luhan berdua di kamar tersebut.
Bingung tidak tau harus melakukan ataupun mengatakan apa, Angel pun berniat keluar
kamar.

“Jangan khawatir!” Kata Luhan tiba-tiba, membuat langkah gadis itu terhenti. “Nan
gwencana” Mendengar itu membuat Angel merasa sedikit lega.”Dan juga..gomawo.” Kata
itu cukup membuat Angel tertegun sesaat lalu akhirnya tersenyum seraya berjalan
meninggalkan tempat itu.

Na do gomawo..
♥:♥:♥
 

Hari masih sangat pagi namun Luhan sudah berjalan keluar kamar dan menuju halaman
yang terdapat di belakang rumah ini.

“Oh?! Apa yang kau lakukan disini?!” Tanya Angel yang tiba-tiba saja muncul dari balik
pintu. Gadis itu sebenarnya berniat kembali ke kamarnya setelah selesai membantu Gaeun
Ahjumma namun saat melihat Luhan ia mengurungkan niatnya dan malah mengikuti
pemuda itu dari belakang.
“Aku memang sering disini kalau pagi. Karna aku menyukai udara pagi hari.” Jawab Luhan
lalu menggerakan pelan ayunan putih yang dinaikinya saat ini.

“Hm..benar juga! Udara pagi begitu sejuk dan menyegarkan. Na do joaha~” Kata Angel
seraya menghirup pelan udara dengan mata tertutup. Namun ditengah melakukan itu
sesuatu yang tak diduga tiba-tiba saja terjadi. Hujan.

Spontan gadis itu langsung menghentikan kegiatannya lalu cepat-cepat berteduh. Berbeda
dengan Luhan yang tetap duduk diayunan.

“Mwohaneun geoya?!! Cepat masuk!” Seru Angel namun karna melihat Luhan yang tidak
beranjak sama sekali ia pun berlari menghampiri pemuda itu. “Ya~neo waeirae?!”

“Wae? Aku menyukainya. Aku suka hujan.” Jawab Luhan santai.

Tiba-tiba saja Angel ikut masuk ke ayunan dan duduk dihadapan Luhan, membuat pemuda
itu terkejut. “Ya! Apa yang kau lakukan?!!”

“Naneun?! Aku akan menemanimu disini. Aku juga suka dengan hujan.” Tutur gadis itu
santai membuat Luhan menatapnya tak percaya. “Oh?! Ini…” Ucapnya tiba-tiba seraya
mengambil sebuah rubik yang terdapat di sebelah Luhan. “Boleh aku pinjam tidak?! Aku
selalu ingin memainkan ini tapi selalu tidak sempat.” Tanyanya pada Luhan yang
menatapnya sebentar lalu akhirnya mengangguk mengiyakan.

“Jinjja?! Gomawo!!” Seru Angel tersenyum lalu mulai memainkan rubik tersebut.

Cukup lama gadis itu memainkannya, namun sampai kini ia sama sekali belum bisa
menyelaraskan satu baris warna yang sama sekalipun. Luhan yang sejak tadi
mengamatinya, hanya dapat melongo.

“Ya!! Sejak tadi kau hanya memutarnya secara acak! Kau tidak akan bisa
menyelesaikannya jika seperti itu terus!” Seru Luhan yang mulai frustasi melihat cara
bermain gadis itu. Angel sendiri tidak menanggapi dan mencoba kembali
memutarnya.”Ya!! Usahakan untuk tidak mengubah warna yang sudah selaras.” Kata Luhan
lagi.

“Ya!! Neo jinjja..sejak tadi kau terus saja memarahiku! Kau pikir ini mudah?! Coba saja
mainkan kalau bisa! Iiissh~namja menyebalkan!” Kali ini giliran Angel yang memekik kesal
lalu memberikan rubik tersebut pada Luhan.

Betapa terkejutnya gadis itu saat Luhan mulai memainkannya. Tangan pemuda itu begitu
cepat memutar-mutar tiap bagian hingga akhirnya dalam 2 menit berhasil
menyelesaikannya. Angel sendiri hanya bisa melongo di tempatnya saat ini. Ia sama sekali
tidak menyangka kalau Luhan ternyata bisa secepat itu menyelesaikannya.

“Ottheyo?!” Tanya Luhan yang kini menatapnya.


“Mwo?! It..itu pasti karna kau sudah menandai tiap bagiannya jadi itu sebabnya kau bisa
menyelesaikannya dengan cepat. Atau mungkin karna dewi fortuna sedang bersamamu saat
ini..keuronikka..” Ucapan Angel mendadak terhenti. Gadis itu sama sekali tidak tau apa
yang dibicarakannya saat ini. Kesal sekaligus malu kini bercampur aduk dalam dirinya saat
ini. Ia hanya mampu memalingkan wajahnya.

Tiba-tiba saja Luhan tertawa kecil membuatnya menoleh kearah pemuda itu.

“Neo jinjja..babo~ya?! Mana mungkin aku menandai bagian-bagian rubiknya. Dan juga dewi
fortuna..mwoya~ige?!” Serunya sambil tertawa.

Tanpa Luhan sadari, Angel ternyata menatapnya saat tertawa seperti itu. Gadis itu sempat
tertegun di tempatnya, ini pertama kalinya ia melihat Luhan tertawa seperti saat ini.

DEG!!!
 

Sesuatu mendadak terjadi pada gadis itu, entah mengapa sesaat jantungnya tiba-tiba saja
berdetak kuat. Ia menatap Luhan yang kini juga memandanginya membuatnya seolah
menyadari sesuatu. “Maldo andwae..”Ucapnya pelan lalu mendadak berjalan pergi dari
sana. Selama berjalan gadis itu terus saja teringat dengan apa yang baru saja terjadi
hingga tidak menyadari bahwa dirinya sedang berjalan di pinggiran kolam renang. Karna
hujan, pinggiran kolam yang licin akhirnya membuat Angel terpeleset dan nyaris terjatuh
kedalam kalau saja Luhan tidak cepat menariknya.

Brukk!!
Sekali lagi pemuda itu berhasil menyelamatkan Angel namun bersamaan dengan itu
kakinya pun akhirnya semakin sakit karna gadis itu jatuh menimpanya. Wajah keduanya
kini begitu dekat, dan selama beberapa saat tatapan keduanya sempat bertemu.
DEG!!

Angel yang bisa merasakan jantungnya berdegup begitu kencang saat ini langsung bangkit
dari tempatnya.

“Neo jinjja!! Kenapa kau selalu saja melakukan itu?!! Kenapa harus membiarkan kakimu
semakin terluka?!!” Seru Angel kesal lalu berjalan pergi dari sana namun akhirnya
menghentikan langkahnya. Luhan sendiri tidak mengatakan apa-apa dan hanya
memandangi punggung gadis itu.
Detik berikutnya Angel akhirnya berbalik dan kembali ke belakang. Tanpa berkata apa-apa
Ia lalu membantu Luhan berdiri kemudian memapah pemuda itu berjalan masuk kedalam
rumah.

Tidak lama kemudian mereka akhirnya sampai di dalam kamar. Angel yang selesai
membantu Luhan duduk di ranjangnya langsung berjalan keluar tanpa mengatakan apapun,
meninggalkan Luhan yang menatapnya datar.

Angel sendiri hanya dapat bersandar di pintu saat berhasil keluar dari kamar Luhan. Gadis
itu lalu menaruh salah satu telapak tangannya di dada. Detakan itu ternyata belum
berhenti.

Aku menyukainya.
::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
“Kau sedang apa, Angel~ah?!” Tanya Nyonya Haeri yang tanpa sengaja melihat Angel yang
sepertinya sedang memasak sesuatu di dapur.
“Oh?! Annyeong haseyo!” Sapanya ramah seraya tersenyum begitupula sebaliknya dengan
Nyonya Haeri. “Anii~aku hanya memasak sup untuk Luhan. Karna saat ini kakinya sedang
sakit jadi mungkin tidak akan bisa turun untuk makan bersama.”

“Benarkah?! Hm..Luhan pasti senang kau membuatkannya sup! Gomawo~yo..”

“Aniya Ahjumma..justru aku yang seharusnya berterima kasih karna selama ini sudah mau
mengizinkanku tinggal disini. Neomu gamsahaeyo..”

Nyonya Haeri hanya tersenyum melihat gadis itu. “Keurae~sana naiklah!” Ucapnya pada
Angel. Gadis itupun berjalan menaiki tangga menuju kamar Luhan.

Angel baru saja tiba di depan pintu kamar Luhan dan berniat masuk sampai tiba-tiba dari
celah pintu yang terbuka ia melihat ada orang lain selain Luhan didalam sana. Seorang
yeoja.

Detik berikutnya Angel berubah terkejut saat yeoja itu tiba-tiba saja mengecup bibir
Luhan. Hati Angel serasa mencelos saat menyaksikan hal itu.

PRANKK!!

Pegangan Angel pada nampan yang melemah membuat benda itu jadi tidak seimbang
hingga akhirnya menjatuhkan sup beserta gelas kaca yang tadi dibawanya. Angel yang baru
menyadarinya cepat-cepat membereskan pecahan mangkuk dan gelas tersebut. Saat gadis
itu tengah sibuk membereskannya, pintu dihadapannya mendadak terbuka.

“Song Angel..?!” Kata yeoja itu pelan


Angel yang sepertinya mengenal suara itu lalu menoleh dan berubah terkejut saat
menemukan sosok dihadapannya.

“Sae..Saera~ya..”

“Sae..Saera~ya..” Kata Angel tergagap.

“Kyaa!! Ini benar-benar kau rupanya!!” Saera langsung memeluk Angel senang karna
akhirnya bisa menemukan sahabatnya itu. “Kemana saja kau selama ini?! Aku terus
mencarimu tapi tidak ada seorang pun yang tau keberadaanmu! Jinjja bogoshippo!!”
Terangnya.

“Na do bogoshippo~” Balas Angel seraya tersenyum. Ia sama sekali tidak menyangka kalau
yeoja yang berada di dalam kamar itu ternyata adalah Cho Saera sahabatnya. Apa mungkin
itu artinya.?!

“Kalian saling kenal?!” Tanya Luhan yang tiba-tiba muncul dari belakang Saera.

Saera mengangguk cepat sambil tersenyum.”Ne! Angel ini adalah sahabatku sejak Smp!”
Jelasnya. “Keundae..Angel~ah, kenapa kau bisa ada dirumah ini?!”

“Dia..gadis yang kuceritakan beberapa hari yang lalu padamu.” Sergah Luhan membuat
Saera membelalak tak percaya.

“Jinjja?! Woah~aku benar-benar tidak menyangka kalau gadis yang dimaksud itu ternyata
adalah kau Angel~ah!!” Serunya. “Tapi aku bersyukur karna yang menemukanmu adalah
Luhan. Karnanya lah aku bisa bertemu lagi denganmu,”

“Kau dan Luhan. Kalian..?” Tanya Angel berusaha memastikan sesuatu.

“Hm?! Ah~Luhan ini adalah namjachinguku. Kami berdua saling mencintai.” Terang Saera
tersenyum lalu berpegangan pada lengan kiri Luhan.

Lagi-lagi hati Angel serasa mencelos saat mendengar pernyataan Saera. Dadanya seolah
terasa sesak saat ini. Namun ia berusaha menyembunyikannya.

“Mianhae Angel~ah..sebenarnya malam itu aku ingin menceritakan tentang Luhan padamu.
Tapi kau tiba-tiba saja menghilang, jadi aku belum sempat mengatakannya.”

“Keu..keuraeyo?! Ah! Chukhae!!” Kata Angel berusaha tersenyum sebaik mungkin.

“Keundae, apa yang kau lakukan di depan kamar Luhan?”


“Ah~anii..sebenarnya aku ingin membawakan sup untuknya karna kupikir mungkin akan
sulit baginya untuk turun makan bersama. Tapi tadi tanganku tiba-tiba saja lengah dan
tidak sengaja menjatuhkannya.” Ujar Angel setengah berbohong. Ia lalu berbalik dan
menemukan Luhan yang sedang menatapnya datar. Berusaha menghindari tatapan itu ia
pun cepat-cepat berjongkok lalu membereskan sup yang tumpah.

“Kau mau kemana?! Tetaplah disini bersama kami.” Seru Saera seraya menahan lengan
Angel saat berniat pergi dari sana.

“Aku..harus membantu Gaeun Ahjumma. Mianhae..” Jawab Angel berbohong

Mendengar itu Saera akhirnya melepaskan tangan Angel.”Baiklah. Hmm..padahal aku ingin
sekali cerita banyak padamu.” Sesalnya.

“Mianhae..lain kali aku janji akan menemanimu.” Kata Angel tersenyum, begitupula
dengan Saera. Gadis itu pun akhirnya berjalan menuruni tangga meninggalkan kedua orang
itu.

Angel akhirnya sampai di halaman belakang. Apa yang tadi disaksikannya kini kembali
terlintas di benaknya. Airmata kini menetes membasahi pipinya.

“Song Angel babo! Kenapa harus namja itu..?! Wae…” Isak Angel seraya mengusap
airmatanya. Berharap agar airmata itu dapat segera berhenti namun sia-sia. Rasa sakit
sekaligus sesak di dadanya membuatnya tidak dapat berhenti. Ia pun hanya dapat
bersandar di dinding. Berharap semuanya akan baik-baik saja. Semoga.
♥:♥:♥
 

Hari ini adalah hari libur, dan Angel pun sudah bersiap-siap. Sore ini ia, Saera dan Luhan
akan berjalan-jalan. Sebenarnya gadis itu tidak ingin ikut, dengan alasan tidak ingin
menjadi penganggu bagi mereka berdua. Namun karna Saera terus memohon, ia pun
terpaksa mengiyakan. Selama perjalanan Angel sama sekali belum pernah berbicara pada
Luhan, dan hanya menanggapi Saera yang sedang bercerita. Mungkin karna pemuda itu
sedang berkonsentrasi menyetir.

Tak lama kemudian mereka pun akhirnya tiba di depan sebuah Mal.

“Oh?! Kalian juga disini..?!” Ucap Angel saat turun dari mobil dan mendapati Kai, Sehun
dan Kris yang sedang menunggu mereka disana.

“Keuromyeon! Kami kan juga ingin menikmati hari libur!” Seru Sehun seraya tersenyum
lebar membuat yang lainnya ikut tersenyum.
“Dasar! Bukannya kau bilang hari ini mau tidur seharian dirumah?! Tapi setelah mendengar
panggilan untuk jalan-jalan malah…” Ujar Kris seolah terlihat kesal pada Sehun.

“Aku kan juga butuh refreshing agar otakku bisa bekerja dengan baik lagi esoknya.” Balas
Sehun tak kalah

“Oh~benarkah?! Rasanya sejak dulu kau selalu melakukan refreshing, tapi yang ada otakmu
tetap saja tidak dapat bekerja dengan baik! Terutama saat ujian.” Kata Kris santai. Sehun
sendiri hanya bisa menahan kekesalannya sambil memanyunkan bibirnya membuat yang
lain tertawa lalu akhirnya berjalan masuk kedalam mal.

“Musun irisseo?!” Tanya Kai yang tiba-tiba menghampiri Angel yang berjalan di belakang.

“Hm?! Maksudmu?” Angel balik bertanya.

“Kelihatannya kau kurang bersemangat hari ini.” Ucapan Kai membuat Angel sedikit
terkejut. Bagaimana pemuda itu bisa tau?

“Ah~maldo andwae! Aku senang kok bisa ikut dengan kalian.” Seru Angel sambil tersenyum
lebar, berharap Kai bisa percaya ucapannya. Dan sepertinya berhasil.

“Keurae! Arasseo..kalau begitu ayo kita bersenang-senang hari ini!”  Seru Kai antusias

“Wah! Baru kali ini aku melihatmu seperti itu!” Tutur Saera membuat Kai menoleh.
“Kau..menyukai Angel ya?!”

“Em!” Jawab Kai seraya mengangguk mantap membuat Saera dan yang lainnya
menatapnya tak percaya.

“Jin..jja?!” Tanya Sehun berusaha memastikan membuat Kai kembali mengangguk sambil
tersenyum.

“Wah! Itu artinya saat ini kalian…”

“Bukan begitu. Angel sama sekali belum menjawabnya.” Sergah Kai cepat

“Waeyo?!” Tanya Saera memandang Angel.”Kau tidak menyukai Kai?!”

“Keurom aniiya~ aku..” Jawab Angel terbata.

“Bukan tidak suka..tapi belum. Aku yakin suatu hari nanti aku bisa meluluhkan hatinya.”
Kta Kai yakin membuat semua menatap kearahnya.
“Daebak!! Baru kali ini aku mendengarmu berkata seperti ini. Kau pasti benar-benar
menyukai Angel.” Ujar Sehun kagum. Kai lalu tersenyum seraya menatap kearah Angel
yang tidak berkata apa-apa. Gadis itu sama sekali tidak menyangkal. Entah karna ia
memang memiliki perasaan terhadap namja itu. Ataukah karna ia sudah kehilangan
harapannya terhadap Luhan dan berpikir untuk memulai sesuatu yang baru bersama Kai.

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Mereka semua kini tengah berada di Arena bermain yang terdapat di dalam mal. Sehun dan
Kris yang sudah lebih dulu mengisi saldo kartu permainan mereka segera berkeliling.

“Hm..sekarang bagusnya main apa dulu ya?!” Gumam Kai sambil memandang sekeliling dan
akhirnya menemukan sesuatu. “Ah! Bagaimana kalau itu saja?!” Katanya seraya menunjuk
sebuah permainan yang tidak lain adalah permainan basket. Angel mengangguk setuju
membuat namja itu tersenyum.

“Oh?! Bagaimana kalau kita main itu juga?! Sepertinya menyenangkan!” Kata Saera
antusias membuat yang lain menatapnya.

“Keurae..kalau begitu kkaja!!” Seru Kai dan akhirnya mereka pun berjalan menuju
permainan tersebut.

“Kita lihat siapa diantara kita yang memiliki nilai tertinggi!” Tantang Saera saat mereka
hendak bermain.

“Keurae! Aku dan Angel pasti tidak akan kalah dari kalian!” Balas Kai tak kalah. Angel dan
Luhan sendiri tidak berkata apa-apa.

Akhirnya permainan pun dimulai. Ke-4 orang itu sama-sama terus berusaha memasukkan
bola ke keranjang demi mendapatkan nilai yang banyak. Angel yang awalnya kurang
tertarik kini mulai menikmati permainan itu. Pandangan Luhan tertuju pada Angel yang
saat ini sedang tertawa riang sambil terus melempar bola. Namun salah satu bola yang
dilemparnya tersebut memantul terlalu keras hingga mengakibatkan bola itu kini menuju
dirinya. Angel yang menyadari itu begitu terkejut dan langsung menutup matanya.

Tepp!!

Angel yang merasa dirinya tidak merasa sakit karna terkena bola lalu membuka mata pelan
kemudian berubah terkejut. Dihadapannya kini sudah berdiri Luhan dengan bola basket di
tangannya. Rupanya tadi saat melihat sebuah bola yang mengarah ke Angel, pemuda itu
dengan sigap berpindah dan berhasil menangkap bola hingga tidak sempat mengenai Angel.
“Hati-hati..” Ucapnya pelan seraya memberikan bola basket itu pada Angel lalu berjalan
kembali ke tempat Saera. Angel sendiri tidak mengatakan apa-apa dan hanya menatap
Luhan dari tempatnya. Kai dan Saera terlalu sibuk bermain hingga sepertinya tidak
menyadari apa yang baru saja terjadi.

“Wah!! Kita menang!!” Seru Angel girang saat mendapati skor mereka mendapatkan nilai
lebih tinggi dibandingkan Saera dan Luhan.

“Hm..sayang sekali. Padahal nilainya hanya berbeda sedikit. Chukhae!” Kata Saera pada
kedua orang dihadapannya. Kai dan Angel pun tersenyum menanggapinya.

“Gomawo! Kalian juga hebat!!” Ujar Angel sedikit ngos-ngosan karna kelelahan begitupun
dengan yang lain.

“Aku akan pergi membeli minuman sebentar, kalian tunggu disini.” Pesan Kai.

“Aku ikut denganmu!!” Seru Saera tiba-tiba.

“Neo gwencana?!” Tanya Kai terlihat sedikit khawatir pada Angel.

“Mwoya~dia kan bersama Luhan. Kenapa kau bertanya seperti itu..?!” Tanya Saera heran,
begitupun dengan yang lain.

Kai yang seolah baru menyadari sesuatu langsung menggeleng pelan. “Ah~aniiya! Kkaja!”
Jawabnya lalu berbalik pergi diikuti dengan Saera di belakangnya.

Angel menatap punggung Kai khawatir. Apa mungkin Kai tau sesuatu? Tapi bagaimana..?

Menyadari dirinya hanya tinggal berdua dengan Luhan, Angel pun mencoba mencari alasan
untuk pergi dari sana.

“Ak..aku mau mencari permainan dulu.” Ucapnya lalu beranjak meninggalkan Luhan yang
menatapnya datar dari jauh. Setelah merasa cukup jauh ia pun menghela nafas lega. Tidak
bisa ia bayangkan harus bersikap bagaimana di depan pemuda itu jika dirinya tetap disana.

“Geumanhae Angel~ah! Sekarang lebih baik kau bersenang-senang saja!” Katanya berusaha
meyakinkan dirinya sendiri seraya tersenyum lebar. Sebuah permainan berhasil menarik
perhatiannya. Yaitu penjepit boneka, namun yang ini dalam ukuran besar. Angel lalu
menghampiri permainan tersebut dan setelah menggesek kartu ia pun mulai menggerakkan
penjepit itu ke salah satu boneka. Setelah merasa pas ia pun menurunkan penjepitnya,
namun sayang ia gagal mendapatkannya.

“Babo.” Suara seseorang sontak membuat gadis itu berbalik dan akhirnya menemukan
Luhan yang sedang berdiri tidak jauh dari tempatnya.
“Mw..mworago?!”

“Babo. Bagaimana bisa terjepit kalau posisi saat berniat menurunkannya saja tidak pas.
Kau ini sepertinya memang tidak berbakat dalam permainan..” Tutur Luhan membuat
Angel menghampirinya kesal.

“Mwo?! Ya~neo jinjja..sombong sekali! Kau pikir ini mudah apa?! Orang lain saja belum ada
yang mendapatkannya.” Terang Angel seraya menoleh kearah permainan tersebut. Nampak
orang lain yang baru saja juga gagal mendapatkan boneka.

“Lihat! Mereka juga gagal! Memangnya itu mudah?! Kau coba saja sendiri kalau bisa!”
Tantang Angel membuat Luhan menatapnya tajam. Detik berikutnya namja itu berjalan
menghampiri permainan. Seolah baru mengingat sesuatu, Angel langsung berjalan
menghampiri Luhan disana.

Hari itu Luhan juga pernah menatapnya seperti itu saat memainkan rubik. Kedengaran
menjengkelkan memang saat mendengar pemuda itu berbicara. Tapi Luhan bisa
membuktikan apa yang baru saja diucapkannya. Dan ia berhasil menyelesaikannya dengan
cepat. Bisa saja ia juga berhasil melakukannya kali ini.

Luhan tengah menggerakkan penjepit boneka saat Angel tiba-tiba berkata sesuatu.

“Panda.” Ucapnya pelan membuat Luhan berbalik menatapnya. Lupa akan waktu yang
berjalan penjepit itu pun akhirnya turun di tempat yang tidak ada bonekanya sama sekali.

“Ah~mwoya..kenapa tidak menggerakkannya?!!” Tanya Angel kesal.

“Boneka yang kau inginkan..yang mana?!” Pertanyaan Luhan membuat Angel menatapnya
sebentar.

“Panda.” Jawabnya singkat. Luhan pun kembali menggesekkan kartu lalu mulai
menggerakkan penjepit kearah boneka panda yang letaknya cukup sulit untuk diraih. Angel
yang merasa sepertinya tidak akan berhasil berubah terkejut saat Luhan menurunkan
penjepitnya dan tepat sasaran. Boneka panda besar itu pun akhirnya berhasil didapatkan.

“Ini..” Kata Luhan seraya memberikan boneka itu pada Angel.

“Woah! Jinjja?! Gomawo!!” Seru Angel. Gadis itu nampaknya begitu senang saat
menerimanya hingga langsung memeluk boneka itu erat. “Kau begitu menyukainya?!”
Tanya Luhan.

“Em! Aku sangat menyukai panda. Dulu saat masih kecil ibuku sempat membelikan boneka
panda untukku. Sejak saat itu aku sangat suka dengan panda. Aku bahkan bermimpi agar
suatu hari nanti aku bisa bertemu dengan seekor panda asli.” Ucapnya membuat Luhan
tersenyum memandangnya.

“Kalian disini rupanya..” Ucapan seseorang membuat keduanya sedikit terkejut dan
langsung berbalik. Nampak Saera dan Kai yang baru saja kembali dari membeli minuman.
“Oh?! Boneka panda?! Neomu kyeopta~!!” Ucap Saera seraya mengelus bulu boneka itu
saat menghampiri Angel dan Luhan. “Apa Luhan yang mendapatkannya?!” Tanya Saera
pada Angel yang kemudian mengangguk pelan. Nampak sedikit kekecewaan di wajah Saera
membuat Angel khawatir dan akhirnya memberikan boneka itu pada Saera.

“Ini ambillah..” Ucapnya seraya menyodorkan boneka itu membuat yang lain memandang
kearahnya terkejut, terutama Luhan. Ia sama sekali tidak mengerti kenapa Angel tiba-tiba
melakukan itu.

“Mwo?! Keundae bukannya Luhan memberikannya padamu?!” Tanya Saera yang cukup
terkejut.

Angel menatap Saera sebentar lalu tersenyum. “Dia memang memberikannya padaku, tapi
agar aku bisa memberikannya padamu. Tadi aku hanya ingin memeluk boneka ini sebentar.
Mianhae..”

“Waeirae?! Kenapa malah minta maaf! Kau boleh memeluknya kapanpun kau mau. Lagipula
aku sudah senang karna Luhan yang sudah memberikannya untukku. Gomawo..” Ujar Saera
tersenyum lalu menggenggam lengan Luhan.

Mata Angel tanpa sengaja bertemu dengan Luhan. Namja itu kini menatapnya tajam. Ia
sadar Luhan tau ia sedang berbohong. Tapi hanya itulah jalan satu-satunya agar Saera
tidak curiga. Ia harus melakukannya.

Mendadak Kai menghampiri Luhan kemudian menatap namja itu tajam.


“Hyung..bertanding denganku.”

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Kai dan Luhan kini sedang berdiri di depan sebuah permainan, yang tidak lain adalah dance
machine. Kai sengaja meminta Luhan untuk bertanding dengannya. Luhan yang tau ada
sesuatu yang membuat Kai hingga memintanya melakukan itu akhirnya menyetujuinya.
One..Two..Three

Permainan pun akhirnya dimulai. Keduanya langsung menari sesuai tanda panah yang
muncul di monitor. Baik Kai maupun Luhan sama-sama dapat menari dengan baik,
beberapa orang kini mendekat karna kagum melihat mereka. Termasuk Kris dan Sehun.

“Mereka berdua memang hebat.” Ucap Sehun.


Keduanya terus menari sampai akhirnya Luhan berhasil memenangkan ronde pertama.
Luhan yang tiba-tiba saja berjongkok membuat beberapa orang sempat terkejut
melihatnya.

“Kalau kali ini aku yang menang, aku..akan memintanya menjadi kekasihku.” Bisik Kai
yang ikut berjongkok disamping Luhan membuat pemuda itu menatapnya dan akhirnya
kembali berdiri.

Angel yang melihat Luhan sempat memegangi pergelangan kakinya langsung mengetahui
sesuatu. Kaki Luhan baru saja sembuh, itu sebabnya saat menari tadi kakinya pasti kembali
terasa sakit.

Mata Angel langsung membulat saat melihat namja itu berdiri dan sepertinya kembali
bersiap untuk ronde kedua.

Apa dia gila?! Kalau dia terus melakukannya, sakit di kakinya pasti akan semakin parah.
Ada apa dengannya sebenarnya?!.
Round 2..start!

Dan permainan pun kembali dimulai. Seperti sebelumnya Kai dan Luhan sama-sama
berhasil mengikuti gerakan sesuai tanda panah. Rasa sakit di kaki kanan Luhan kini
semakin terasa sakit, namun meskipun begitu ia tetap melanjutkannya. Entah kenapa
mendengar ucapan Kai barusan membuatnya merasa kesal. Dan ia sama sekali tidak ingin
hal itu terjadi. Sambil terus berusaha menahan ngilu di kakinya, Luhan terus melanjutkan
tariannya. Apapun yang terjadi, ia harus menang. Harus.

“Geumanhae!!!” Angel yang tiba-tiba saja memekik membuat semua orang langsung
berbalik menatap kearahnya heran. Bersamaan dengan itu permainan akhirnya berakhir
dengan Luhan yang berhasil memenangkan permainan untuk kedua kalinya.

Akkh!!

Luhan yang sudah tidak dapat menahan sakit di kakinya langsung jatuh berlutut membuat
pandangan yang lainnya beralih padanya.

“Hyung! Waegurae?! Neo gwencana?!” Tanya Sehun yang langsung menghampirinya.

Selama beberapa saat Angel dan Luhan saling menatap satu sama lain dan akhirnya Angel
berjalan pergi meninggalkan tempat itu.

“Aku..ingin ke toilet sebentar.” Kata Luhan kemudian berjalan pergi dengan keadaan satu
kaki yang terpincang.
“Kali ini kau kelewatan.” Ucap Kris pada Kai membuat namja itu memandang datar kearah
lain. Saera sendiri menatap punggung Luhan yang semakin menjauh.

Mereka..?
:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
 

Rumah bernyanyi. Itulah tempat mereka berada saat ini. Semua ini adalah ide Saera,
mereka berencana mengakhiri hari ini dengan bernyanyi sepuasnya.

“Ah! Bagaimana kalau kita bernyanyi secara berpasangan?!” Celetek Sehun tiba-tiba
membuat yang lain memandang kearahnya.

“Kalau begitu aku dengan Luhan!” Kata Saera sambil  mengenggam lengan Luhan.

“Eiiyy~kalau begitu tidak seru! Bagaimana kalau kita melakukannya dengan acak.”

“Musun sorieya?” Tanya Kris bingung.

“Kita akan memilih pasangan masing dengan cara mengacaknya menggunakan..ah!


menggunakan botol minuman ini! Otthe?!” Terang Sehun seraya memegang sebuah botol
minuman.

“Ya~imma! Terangkan dulu botolnya akan diapakan!” Tegur Kris membuat Sehun langsung
menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.

“Ah iya! Aku sampai lupa. Kita semua akan duduk melingkar dan seseorang akan
memutarnya. Dimana ujung botol ini mengarah saat berhenti, itulah orang yang akan
menjadi partner bernyanyi pasangan sang pemutar botol.” Jelas Sehun membuat yang
lainnya mengangguk paham.

“Sepertinya menarik!” Seru Saera antusias.

Sesuai perkataan Sehun mereka semua akhirnya duduk melingkari meja. Sehun yang
pertama kali memutar botol mendapat pasangan bersama Kris.

“Ah~jinjja..kenapa aku harus bersamanya sih?! Sama sekali tidak menyenangkan.” Gumam
Sehun kecewa namun tidak sadar kalau Kris ternyata mendengarnya.

“Mworago?!” Tegur Kris membuat Sehun memasang senyum secepat kilat.

“Hehe..aniiya!! Saera~si, giliranmu!” Sehun lalu memberikan botol itu pada Saera. Gadis
itu pun lalu memutar botol. Ia begitu berharap kalau botol itu akan mengarah kepada
Luhan. Botol itu sebenarnya hampir saja mengarah ke Luhan namun sayangnya malah
berhenti tepat di depan Kai. Membuatnya sedikit kecewa.

“Oh?! Saera berpasangan dengan Kai. Itu artinya Luhan hyung dengan Angel~si!” Seru
Sehun.

“Mwo?! Anii~kalau mau kau boleh bertukar denganku..”Kata Angel tiba-tiba membuat yang
lain memandang kearahnya.

Saera sendiri langsung menggeleng seraya tersenyum.”Gwencana! Aku sudah biasa kok
bernyanyi berpasangan dengan Luhan! Lagipula aku ingin tau bagaimana jika kalian berdua
bernyanyi bersama!” Ucapan Saera membuat Angel tidak mampu berkata apa-apa. Jika ia
terus menolak, takutnya Saera akan curiga dan akhirnya salah paham. Itulah sebabnya dia
terpaksa menerimanya. Bernyanyi dengan Luhan.

Disisi lain Kai hanya diam menyaksikan semua itu. Karna akan ada saatnya ia akan
mengetahui semua itu. Dengan jelas.

Sehun dan Kris sudah bernyanyi karna mereka yang pertama dengan skor 84, Kai dan Saera
juga baru saja selesai bernyanyi dengan memperoleh nilai lebih banyak yaitu 91. Itu
artinya kini giliran Luhan dan Angel yang bernyanyi. Mereka berdua pun akhirnya berdiri
dari tempatnya dan mulai menyanyikan lagu yang dipilihkan oleh Sehun dan Saera
sebelumnya.

Semua yang didalam ruangan itu langsung membelalakkan mata saat mendengar kedua
orang itu bernyanyi. Mereka mungkin tau kalau suara Luhan bagus. Tapi Angel, mereka
tidak tau kalau suara gadis itu ternyata terdengar  begitu lembut saat bernyanyi. Suara
keduanya kini terdengar begitu serasi dan menyatu. Saera sendiri juga ikut terkejut
mendengarnya. Ia sama sekali tidak tau kalau sahabatnya itu memiliki suara yang indah.

Aju jageun geosirado neol himdeulge haji motage


(Aku selalu ingin melindungimu bahkan hal kecil sekalipun)
Hangsang jikigo sipeo i’m eternally love
(Dengan begitu kau tidak akan terluka)
 
Neoui suhojaro jeo geosen barameul maggo
(Sebagai pelindungmu dari angin yang kencang)
Ne pyeoneuro modu da deungeul dollyeodo
(Bahkan ketika orang lain meninggalkanmu)
Hime gyeoun eoneu nal ne nunmureul dakka jul
(Disaat hari-hari sulit, dapat  menghapus airmatamu)
Geureon han saram doel su itdamyeon
(Andai saja aku bisa menjadi orang itu)
Eodideun cheongugilteni
(Tempat itu akan menjadi seperti surga)
 
Neol saranghage dwaebeorin nan ije
(Aku yang telah jatuh cinta padamu)
Deo isang doragal gosi eobseoyo
(Dan tidak ada tempat untuk orang lain)
Nalgaereul geod wogasyeotjyo
(Sayapku telah patah)
Yeongwonhan salmeul ilheotdaedo haengboghan iyu
(Meskipun kehilangan hidupku yang abadi, kau adalah alasanku untuk bahagia)
Naui yeongwon ijen geudaeinikka eternally love
(Kau adalah cinta abadiku tuk selamanya)
                                                                                          *Exo K- Angel

Lagu sudah berakhir namun mungkin karna mereka terlalu menghayati lagu saat bernyanyi,
mereka jadi tidak sadar kini saling menatap satu sama lain. Suara tepuk tangan  dari layar
membuat Luhan dan Angel langsung tersadar dari lamunannya hingga akhirnya langsung
mengalihkan pandangan mereka ke tempat lain.

“Wah! Daebak!! Kalian mendapat nilai 95!” Seru Sehun kagum membuat yang lain ikut
memandang kearah layar.

“Ak..aku ingin ke toilet sebentar!” Kata Angel lalu berjalan keluar dari ruangan.

Gadis itu kini berada di toilet sendirian. Ia lalu menatap kearah cermin dihadapannya.
Detik kemudian airmata tiba-tiba saja menetes di pipinya.

“Mwoya ige?! Apa yang baru saja kulakukan?!” Ucapnya kesal. “Babo~ya?! Dia itu
namjachingu sahabatmu sendiri Angel~ah! Apa kau tega jika sampai menyakiti hatinya!”
Wajah Saera saat tersenyum mendadak terlintas di benak gadis itu membuat hatinya
terasa sakit dan sesak.

“Ottokhae?! Aku harus bagaimana..?!” Tanyanya pada dirinya sendiri.

Cukup lama Angel berada didalam toilet, sampai akhirnya ia pun memutuskan untuk
kembali ke ruangan saat langkahnya terhenti mendengar panggilan seseorang dari
belakangnya saat baru keluar dari toilet.

“Angel~ah..” Angel lalu berbalik dan mendapati Kai sedang bersandar di dinding kemudian
berjalan menghampirinya. Angel yang sadar masih menyisakan air mata langsung berniat
mengusapnya namun Kai dengan sigap menahan tangannya membuat gadis itu terkejut. Kai
kini menatap matanya tajam.

“Kau…menyukainya?!” Pertanyaan Kai sontak membuat Angel terpaku di tempatnya. Ia


sama sekali tidak menyangka kalau Kai akan menanyakan hal seperti ini.

“Luhan hyung..apa kau menyukai dia?!”

“Luhan hyung..apa kau menyukainya?!” Tanya Kai

“Mu..musun sorieya?! Kkaja..mereka semua pasti sudah menunggu..” Kata Angel


melepaskan tangannya lalu berniat pergi.
“Joahaeyo!” Ucapan Kai membuat langkah gadis itu terhenti. Selama beberapa detik Angel
diam lalu akhirnya berbalik ke belakang kemudian menatap Kai datar.
“Mianhae..”
::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: 
Hari sudah malam dan akhirnya mereka semua pun memutuskan untuk pulang ke rumah.
Sejak pulang dari rumah bernyanyi Luhan dan Angel sama sekali tidak bicara apa-apa.
Saera sendiri tidak tau harus melakukan apa bahkan sampai saat Luhan selesai mengantar
nya pulang namja itu sama sekali tidak berkata banyak dan hanya tersenyum kecil.

Tidak lama kemudian Luhan dan Angel tiba di rumah. Angel pun langsung turun dari mobil
dan berniat masuk ke dalam rumah.

“Angel~ah..” Seru Luhan namun bukannya berhenti gadis itu malah mempercepat
langkahnya membuat Luhan langsung mengejarnya.

“Neo waegurae?! Kenapa jadi seperti ini lagi?!” Tanya Luhan saat berhasil meraih tangan
gadis itu. Ia sama sekali tidak mengerti kenapa Angel seolah begitu marah padanya.

“Wae?! Kau tanya aku kenapa?! Justru seharusnya aku yang bertanya hal itu padamu?! Ada
apa denganmu sebenarnya?! Kakimu sudah terluka tapi kenapa kau masih saja begitu mau
melanjutkannya?!!” Seru Angel kesal. Luhan sendiri sempat tertegun di tempatnya, ia
sama sekali tidak tau kalau gadis itu ternyata sudah menyadarinya sejak awal.

“Kenapa kau begitu bodoh?! Kenapa terus melakukan hal yang menyakiti dirimu sendiri?!
Apa kau tau bagaimana khawatirnya aku tadi?!” Tanpa terasa airmata Angel mendadak
menetes dengan sendirinya membuat Luhan menatapnya datar.

“Neo waeirae?! Memangnya kenapa kalau aku terluka?! Kenapa kau harus mengkhawatirkan
aku..?”
“JOAHAEYO!!” Ucapan Angel barusan sontak membuat Luhan terpaku di tempatnya. Ia
menatap gadis itu tidak percaya.

“Mwo..mworago?!” Tanya Luhan terbata.

“Keurae! Aku menyukaimu.”

♥:♥:♥
 

Hari ini Angel sama sekali tidak tau harus melakukan apa di rumah. Ingin membantu Gaeun
Ahjumma seperti biasa tidak akan bisa, karna semalam Ahjumma sudah meminta izin dan
pulang ke rumahnya untuk beberapa hari. Nyonya Haeri sendiri belum pulang dari luar kota
sama sekali.

Angel yang awalnya sedang duduk di ruang makan tanpa melakukan apa-apa mendadak
terkejut saat melihat Luhan yang turun dari tangga. Selama beberapa detik mereka saling
memandang satu sama lain.

Drrt..drrt..

Hp Angel yang bergetar membuat keduanya langsung tersadar hingga memalingkan wajah
mereka.

“Yeobeoseyo?!” Sapa Angel saat menjawab telepon. “Oh?! Kai~si! Waeyo? Ah~ingin
membicarakan sesuatu padaku?! Keurae..arrasseo. Annyeong!” Kata gadis itu mengakhiri.
Nampak Luhan yang kini sedang menatap datar kearahnya membuat Angel memutuskan
untuk beranjak dari sana dan menuju ke dapur.

Angel menghela nafas lega karna berhasil menghindari Luhan. Ia benar-benar tidak tau
harus mengatakan atau melakukan apa saat bersama pemuda itu untuk saat ini. Angel yang
awalnya tidak tau harus melakukan apa mendadak mendapatkan ide saat melihat
bungkusan tepung yang terletak di pojok dapur. Daripada diam disini tanpa melakukan
apa-apa lebih baik ia membuat kue saja. Lagipula saat menelpon tadi Kai bilang kalau dia
mau datang kesini, dengan begitu Angel bisa memberikannya pada pemuda itu saat datang
nanti.

Sesuai rencananya gadis itu pun mulai membuat adonan, sedikit demi sedikit ia pun mulai
mencampurkan bahan-bahannya. Beruntung ia pernah bekerja di sebuah toko kue selama
beberapa bulan jadi ia mendapat sedikit pengetahuan cara membuat beberapa jenis kue.
Di tengah menunggu kue yang dibuatnya matang, gadis itu kembali teringat kejadian
semalam.
Bagaimana mungkin ia sampai berani mengakui perasaannya pada Luhan?! Tindakan bodoh
yang sama sekali tidak boleh dilakukannya. Bagaimana kalau pemuda itu akhirnya malah
menjauhinya karna kejadian semalam. Memikirkan itu membuat Angel kembali sedih.
Tidak seharusnya ia bersikap seperti itu pada Luhan?! Bukan salah pemuda itu kan jika
cintanya bertepuk sebelah tangan? Lagipula, ia lebih memilih tidak mendapatkan orang
yang disukainya daripada harus kehilangan seorang teman bahkan mungkin lebih jika ia
terus seperti ini. Dan ia tidak ingin itu terjadi.

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Luhan sedang duduk di ayunan sambil memandangi langit yang nampaknya mulai mendung
sampai matanya beralih ke suatu tempat. Angel. Gadis itu kini berjalan pelan kearahnya
dengan membawa sesuatu di tangan.

“Chogi..aku..aku..” Kata Angel terputus-putus membuat Luhan menatapnya heran.

“Waegurae? Sebenarnya kau ingin mengatakan apa?!”

“Soal semalam!” Ucap Angel cepat membuat Luhan langsung terdiam dan menatap tajam
kearahnya. “Aku..aku sama sekali tidak bermaksud berniat merusak hubunganmu dan
Saera. Maksudku..saat itu aku hanya terbawa emosi, jadi kumohon jangan marah, apalagi
sampai menjauhiku. Aku tidak ingin kehilangan teman-temanku hanya karna pernyataan
bodoh itu.” Tuturnya.

“Aku mengerti.” Jawaban Luhan singkat namun membuat Angel merasa lega.

“Chogi..tadi karna aku tidak tau harus melakukan apa, makanya aku membuat ini.” Kata
Angel seraya memberikan sebuah piring kecil berisi potongan kue brownies.

Luhan menatap kue yang berada ditangannya itu sejenak. “Kau membuatnya untukku?!”
Tanyanya.

“Ah~aniya..sebenarnya aku membuat itu karna tadi aku tidak tau harus melakukan apa.”

“Hmm~begitu yah? Padahal tadinya kukira kau sengaja membuatkannya untukku! Hari ini
kan hari ulang tahunku.”

“Oh?! Jinjja..?! Na jeongmal mollayo, mianhae.” Ucap Angel menyesal. Ia memang sama
sekali tidak tau kalau hari ini ternyata hari ulang tahun Luhan. “Keurom~Saengil
chukhaeyo! Aku masuk dulu..” Ujar Angel lalu berniat masuk kedalam rumah sampai Luhan
tiba-tiba menarik tangannya.

“Bisa tidak kau temani aku disini?” Tanya Luhan membuat Angel berbalik menatapnya.
“Keundae..” Ucap gadis itu ragu

“Ayolah..anggap saja permintaan ini sebagai hadiah ulang tahunku.” Angel menatap namja
itu sebentar, lalu akhirnya mengangguk pelan membuat Luhan langsung tersenyum.
Pemuda itu pun membiarkan Angel ikut naik ke ayunan.

Sesaat sebelumnya Angel sempat melihat Luhan yang cukup kesulitan menggerakkan
kakinya saat ingin membiarkan dirinya naik ke ayunan. Dan entah kenapa airmatanya tiba-
tiba saja menetes. Membuat Luhan yang sedang mencicipi kue menatapnya terkejut.

“Oh?! Ya~waegurae?! Kenapa kau menangis?!!” Tanya Luhan heran.

“Mianhae..” Ucap Angel pelan seraya menunduk. “Karna aku..kau jadi seperti ini. Kalau
waktu itu aku tidak jatuh menimpamu, saat ini kakimu pasti tidak akan separah ini.” Isak
Angel. Nampaknya gadis itu begitu menyesal dengan apa yang dialami Luhan saat ini.

Luhan yang melihatnya terisak mendadak menyuapi Angel dengan sesendok kue membuat
gadis itu sontak mengangkat kepalanya. Sambil mengunyah brownies di mulutnya ia
menatap Luhan bingung.

“Rasa manisnya akan membuat perasaanmu jadi lebih baik.” Kata Luhan tersenyum. Angel
memandang kearah lain sebentar, harus ia akui apa yang dikatakan pemuda itu memang
benar. Sedih yang tadi ia rasakan kini sedikit berkurang, namun yang terjadi malah..

DEG!!

“Neo..seperti ini karna kau benar-benar menyukaiku?!” Tanya Luhan tiba-tiba membuat
Angel menatapnya kesal.

“Neo waeirae?! Kenapa kau menanyakan hal-hal seperti ini lagi! Jebal geumanhaeyo, kalau
kau terus seperti ini aku pasti akan semakin sulit untuk menghilangkan perasaanku
padamu..”

“Kalau begitu jangan lakukan!!!” Ucapan Luhan barusan membuat Angel terdiam sesaat
lalu menatapnya bingung.

“Mwo?! Musun…”

Cup!!

Belum sempat gadis itu menyelesaikan kalimatnya Luhan sudah lebih dulu mencondongkan
tubuh kemudian mengecup bibirnya. Hal itu sukses membuat Angel tertegun di tempatnya.
“MWOHANEUN GEOYA?!!” Seru Angel seraya mendorong tubuh Luhan. Keduanya kini saling
menatap tajam satu sama lain.

“Hajima.” Ucap Luhan akhirnya. “Jangan hilangkan perasaan itu..”

“Mwo..?! Sebenarnya ada apa denganmu! Waeirae?! Kenapa kau harus melarangku untuk
melupakan perasaanku padamu!?”

“KARNA AKU MENYUKAIMU!!”

Kalimat yang baru saja diucapkan oleh Luhan sontak membuat Angel seketika tertegun di
tempatnya. Gadis itu benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

“Apa kau sedang mempermainkanku?!” Pertanyaan Angel membuat Luhan menatapnya


tidak mengerti.

“Mwo?!”

“Apa kau sadar, kau adalah namjachingunya Saera. Tapi sesaat yang lalu kau dengan
santainya mengatakan bahwa kau menyukaiku. Menyukai gadis yang tidak lain adalah
sahabat dari kekasihmu sendiri. Neo miceosso?!”

“Keurae! Na michegeotta!!” Sergah Luhan membuat Angel terdiam. “Aku yang sudah gila
karna harus menyetujui permintaan Eomma membiarkanmu tetap tinggal dirumah ini.
Membiarkanmu membuatku perlahan-lahan menunjukkan kekhawatiran hingga menjadi
kesal saat kau bersama namja lain. Membiarkan hati dan pikiranku yang awalnya hanya
ingin kuberikan pada Saera, namun malah kau yang mengisinya. Gila karna hanya dapat
menatapmu dari kejauhan tanpa dapat berbuat apa-apa disaat kau menangis setiap malam
dikala memikirkan Ayahmu. Aku yang gila selalu berusaha untuk menghilangkan wajahmu
dari pikiranku namun yang ada malah semakin menjadi setiap kali melihatmu!!” Tutur
Luhan.

Angel sendiri kini hanya dapat mematung ditempatnya. Ia benar-benar sama sekali tidak
menyangka kalau Luhan selama ini ternyata selalu memperhatikannya saat menangis
mengingat Ayahnya di tengah malam. Padahal selama ini ia pikir tidak ada seorang pun
yang mengetahuinya. Namun dugaannya salah, namja itu selalu melihatnya. Terkadang
Luhan bahkan sangat ingin menghampiri gadis itu lalu memeluknya, namun mendadak
mengurungkan niatnya saat mengingat Saera. Itulah sebabnya ia hanya dapat menemani
Angel dari kejauhan dan menunggu sampai gadis itu berhenti menangis. Hatinya sungguh
terasa sakit dan sesak setiap kali melihat gadis itu meneteskan airmata sekaligus benci
pada dirinya sendiri karna tidak dapat berbuat apa-apa disaat gadis itu membutuhkan
seseorang disampingnya.
“Sae..Saera~ya..” Ucap Angel terbata saat memandang kearah pintu. Nampak Saera yang
sedang menatap tajam kearah mereka saat ini. Luhan sendiri dapat melihat mata Saera
yang kini berkaca-kaca. Ia tau, gadis itu sudah mendengar semuanya.

Saera yang sudah tidak dapat menahannya lebih lama lagi, langsung berbalik kemudian
berlari meninggalkan tempat itu. Melihat itu Angel pun dengan cepat berlari mengejar
Saera. Namun langkah gadis itu sesaat terhenti saat menemukan sosok Kai yang sedang
berdiri di balik pintu. Namja itu ternyata juga telah mendengar semuanya.

Tatapan keduanya kini saling bertemu.

“Kai~ya..” Ucap Angel pelan. Kai sendiri tidak mampu lagi menatap gadis itu hingga
langsung memalingkan wajahnya kearah lain. Angel yang melihat itu memutuskan kembali
mengejar Saera dan meninggalkan Kai yang menatap kepergiannya.

Kai mengepalkan tangan kanannya kuat-kuat. Sakit sekaligus kesal, itulah yang dirasakan
pemuda itu saat ini. Sakit karna telah mendengar semua pernyataan tadi dan kesal karna
awalnya ia masih berharap dirinya bisa membuat Angel beralih menyukainya. Tapi ternyata
salah, gadis itu hanya menyukai Luhan seorang.

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

“Saera~ah!” Seru Angel yang akhirnya berhasil menarik tangan Saera saat hendak
menyebrang jalan.

“Lepaskan!” Hardik Saera seraya menepis tangan Angel.

“Saera~ya..dengarkan aku dulu! Ini sama sekali tidak seperti yang kau pikirkan!”

“Mworago?! Aku melihat kekasihku berciuman dengan sahabatku sendiri kemudian


menyatakan perasaannya. Kau pikir itu harus disebut sebagai apa? Salah paham?! Waeyo?!
Aku sangat percaya padamu Angel~ah. Kau..sahabatku, keundae wae..?” Airmata kini
mengalir di pipi Saera.

“Saera~ya..” Angel menatap Saera bingung. Ia sama sekali tidak tau harus menjawab apa.
Ini pertama kalinya ia membuat Saera menangis seperti ini. Dan itu membuatnya sedih.
“Kumohon~jangan seperti ini! Aku sama sekali tidak pernah berniat menghancurkan
hubungan kalian. Aku tidak mau sampai kehilangan sahabatku. Saera~ah..aku janji akan
melakukan apapun yang kau inginkan, tapi tolong..maafkan aku.” Kata Angel menyesal.

“Jinjja?! Apapun yang aku inginkan?” Tanya Saera sambil menatapnya datar. Angel pun
mengangguk mantap. “Keurom~kka..”

“Mwo..?!”
“Keurae! Pergi dari sini. Menghilanglah dari kehidupanku dan juga Luhan. Entah itu keluar
kota atau negeri sekalipun. Karna hanya itu satu-satunya cara agar ia bisa melupakanmu.”
Permintaan Saera sungguh membuat Angel seolah terpaku di tempatnya. Sampai seperti
itukah arti seorang Luhan bagi Saera? Hingga harus membuatnya menghilang dari
kehidupan mereka.

Angel bisa mengerti perasaan Saera saat ini, namun jika harus meninggalkan kota apalagi
Negara ini? Angel tidak dapat langsung mengatakan iya begitu saja. Bukan karna ia tak mau
melakukannya, hanya saja ia memikirkan Appa nya. Bagaimana jika suatu hari nanti
Ayahnya kembali dan mencarinya? Ia pasti tidak bisa menemukannya dan Angel sama sekali
tidak ingin itu terjadi. Ia benar-benar tidak tau harus menjawab apa.

Melihat Angel yang tidak juga kunjung menjawab membuat Saera mendengus kesal.

“Aku sudah tau akan begini. Kau tidak mungkin mau melakukannya. Aku benci padamu
Angel~ah..” Ucap Saera sambil menatap kesal kearah Angel kemudian berjalan pergi
menyebrangi jalan. Saera yang tidak memperhatikan saat menyebrang jalan membuatnya
tidak menyadari kalau sebuah mobil  truk kini melaju kencang kearahnya.

“Saera~ya!!”

BRUKK!!!

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Luhan dan Kai baru saja tiba di rumah sakit saat langkah mereka terhenti melihat seorang
gadis yang duduk di depan ruang UGD. Sebagian pakaiannya terlihat terkena darah dan kini
sedang menangis sambil menunduk. Menyadari kehadiran Luhan dan Kai, gadis itu pun
akhirnya menoleh.

“Hiks..Mianhae..” Ucap Saera terisak sambil menatap Luhan. Tidak salah lagi, orang yang
berada di dalam UGD saat ini tidak lain adalah Angel. Tadi saat Saera hampir tertabrak
gadis itu berhasil menyelamatkan Saera dengan mendorongnya menyingkir dari jalan
namun sebaliknya ia yang menggantikan posisi Saera malah tidak sempat menghindar dan
akhirnya tertabrak oleh truk. Baik Kai maupun Luhan sama sekali tidak tau harus berkata
apa saat ini, Saera sendiri masih terus menangis.

Akhirnya beberapa menit kemudian seorang dokter keluar dari ruangan membuat ketiga
orang tersebut langsung menghampirinya.

“Ada sedikit masalah, pasien kehilangan banyak darah tapi persediaan darah B dirumah
sakit ini sedang kosong. Apa diantara kalian ada yang mempunyai golongan darah B?”
Tanya Dokter. Kai dan Saera menggeleng pelan, itu karna golongan darah mereka berdua
adalah A.

“Golongan darahku O! Kau bisa memberikannya padanya.” Sergah Luhan.

Dokter itu memandang khawatir kearah Luhan. Namja itu Nampak sedikit pucat.
“Apa..tidak apa-apa?! Sepertinya kau sendiri sedang tidak begitu sehat apalagi saat ini
kakimu..”

“Na Gwencanayo! Cepat donorkan darahku untuknya!”

“Andwaeyo! Luhan~ah..bukankah berbahaya jika memaksakan untuk mendonorkan


darahmu saat ini?! Tubuhmu masih lemah..” Kali ini giliran Saera yang berusaha
mencegatnya.

“Lalu aku harus apa?! Membiarkannya mati?! Apa itu yang kau inginkan?!” Pertanyaan
Luhan sontak membuat Saera tertegun di tempatnya. Ia sama sekali tidak menyangka kalau
Luhan akan mengatakan hal seperti padanya.

“Kumohon Dokter, apapun yang terjadi..donorkan saja darahku padanya.” Pinta Luhan
membuat Dokter itu menatapnya sebentar lalu akhirnya mengangguk setuju.

“Hyung!! Fighting!” Kata Kai seraya tersenyum kecil membuat Luhan ikut tersenyum sambil
mengangguk. Dokter dan Luhan pun kemudian berjalan masuk kedalam ruangan.

“Keundae..Luhan~ah…” Saera yang masih berusaha mencegat Luhan saat Kai mendadak
menahannya.

“Dwaesso..tidak akan ada yang bisa menghentikan Hyung. Karna saat ini, yang paling
penting baginya hanyalah Angel seorang.” Tutur Kai membuat Saera memandang datar
kearah lain.

Gadis itu lalu jatuh terduduk di lantai. Harus ia akui ini pertama kalinya ia melihat Luhan
bersikap seperti tadi, sejak mereka bersama.

Sepenting itukah seorang Angel bagi Luhan?! Sampai-sampai ia sama sekali tidak peduli
jika terjadi sesuatu pada dirinya sendiri?!
::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Luhan akhirnya selesai mendonorkan darahnya untuk Angel, dan kini berjalan keluar
ruangan. Kai dan Saera yang sejak tadi menunggu langsung menghampirinya. Sesaat Luhan
sempat hampir terjatuh karna lemah, untung ada Kai yang dengan sigap menahannya.

“Hyung! Gwencana?!!” Tanya Kai khawatir sambil membantu Luhan duduk di kursi.
“Ada sesuatu yang perlu saya beritahukan tentang pasien.” Kata Dokter saat menghampiri
ketiga orang tersebut. “Saat tertabrak posisi gadis itu tepat menghadap kearah depan
mobil dan tepat saat itu pula hal yang pertama mengenai bagian mobil adalah kedua
kakinya. Dan itu kelihatannya cukup parah.”

“Ma..maksud Dokter..?!” Tanya Kai yang nampaknya begitu khawatir, perasaannya


mendadak tidak enak mendengar hal ini.

“Pasien mengalami sedikit retakan di bagian pergelangan kakinya, dan itu mungkin akan
mengakibatkan dirinya mengalami kelumpuhan.”

“Mwo?!” Kata Kai yang sulit mempercayai apa yang baru saja didengarnya.

“Berapa lama..gadis itu baru bisa berjalan kembali, Dokter?!” Tanya Luhan

“Kalau perkembangannya baik, ia mungkin sudah bisa berjalan dalam beberapa minggu
tapi kalau tidak…bisa berbulan-bulan.”

Pernyataan Dokter barusan sontak membuat ketiga orang itu seolah terpaku di tempatnya.
Mereka sama sekali tidak pernah menyangka kalau hal seperti ini akan terjadi pada Angel.
Terutama Saera, gadis itu benar-benar tidak menyangka kalau akibat tabrakan itu ternyata
separah ini.

♥:♥:♥
 

Ini adalah hari ke-2 Angel berada di rumah sakit. Dokter juga sudah memberitahukan
masalah kakinya padanya. Angel yang mengetahui itu tentu saja merasa sangat terpukul
pada saat itu, namun saat melihat Luhan dan Kai yang menatapnya sedih apalagi Saera
yang tidak berhenti menangis membuatnya memaksakan diri untuk tetap tersenyum dan
bersikap seolah dirinya baik-baik saja. Itu sengaja ia lakukan agar mereka tidak sedih lagi
atas apa yang terjadi padanya. Ia tidak ingin melihat itu terjadi.

Angel kini sedang bersandar di tempat tidur ditemani Luhan yang duduk di kursi disamping
ranjangnya saat pintu ruangan terbuka. Nampak Saera,Kai, Kris dan Sehun yang ternyata
datang menjenguknya.

“Oh?! Kalian datang?!” Kata Angel terkejut.

Sehun yang salah mengerti perkataan Angel barusan langsung menatap gadis itu heran.
“Eh?! Apa kau tidak suka kalau kami datang?!”

“Hah?! Aniiya~maksudku bukan begitu..” Kata Angel berusaha menjelaskan


Bletakk!!

“Aww!!” Rintih Sehun saat Kris tiba-tiba menjitak kepalanya. “Ah~Hyung!! Kenapa kau
menjitak kepalaku?!” Tanyanya kesal seraya menoleh kearah Kris.

“Babo~ya! Kau tidak lihat tadi ekspresi Angel saat kita datang! Tadi itu dia bukannya
berkata seperti itu karna tidak suka kita datang, tapi karna ia terkejut ternyata kita semua
datang mengunjunginya.” Tutur Kris membuat Sehun sempat melongo

“Ah~jadi begitu yah..kupikir tadi kau marah!” Kata Sehun seraya memegangi belakang
lehernya.

Semua orang yang berada didalam ruangan hanya dapat tertawa melihat tingkah Sehun.

“Mana mungkin aku marah! Aku malah senang sekali melihat kalian mau datang
menjengukku!”

“Teruslah bersemangat! Kami semua yakin kau pasti bisa melaluinya dengan baik!” Kata
Kris sambil menatap kearah Angel.

“Apalagi..ada Luhan Hyung yang selalu menjagamu! Kau harus cepat sembuh!” Kali ini
giliran Kai.

“Angel~ah! FIGHTING!!” Seru Sehun tak kalah.

“Neomu gomawoyo, yeorobeun!!” Kata Angel tersenyum senang, begitupula sebaliknya


dengan yang lain.

“Ini untukmu!” Saera tiba-tiba saja memberikan sesuatu pada Angel.

Gadis itu menatap barang di tangannya, sebuah kamera digital. “Ini..?”

“Kenang-kenangan dariku. Kau bisa mengirimkan hasil jepretanmu kepadaku lewat


internet.”

Angel menatapnya terkejut, begitupula dengan yang lain. “Mwo?! Memangnya kau mau
kemana?!”

“Aku..akan pegi ke Jepang.”

“Saera~ya..apa ini karna…” Belum sempat Angel menyelesaikan kalimatnya Saera sudah
lebih dulu menyelanya
“Aniiya! Kau tau kan keluargaku juga memiliki rumah makan disana. Itu sebabnya aku ingin
membantu Eomma ku mengurusnya. Mianhae, sikapku waktu itu memang keterlaluan!
Tidak seharusnya aku bersikap egois seperti itu padamu.”

“Gwencana..aku sama sekali tidak pernah menyalahkanmu!”

“Gomawo~yo! Kau memang sahabatku yang paling baik.” Kata Saera tersenyum begitupula
dengan Angel

“Dan juga..Luhan~ah, Gomawo! Karna selama ini sudah membuatku merasa bahagia.”
Katanya saat berbalik kearah Luhan

“Na do mianhae! Aku sama sekali tidak pernah berniat menyakitimu. Keundae..”

“Gwencanayo..aku mengerti. Lagipula sekarang aku senang kalian bersama. Kalian berdua
adalah orang-orang yang kusayangi. Luhan~ah..jaga Angel baik-baik. Awas saja kalau
sampai kau menyakitinya !!” Canda Saera

“Arra~kau juga jaga dirimu baik-baik disana.” Balas Luhan lalu tersenyum.

“Waeirae?! Kenapa semuanya jadi sedih seperti ini!” Celetuk Kai tiba-tiba membuat
semuanya langsung tersadar

“Ah!! Karna hari ini adalah hari terakhirku di Seoul, bagaimana kalau sekarang aku
mentraktir makan kalian semua?!” Seru Saera tiba-tiba membuat semua memandangnya

“Oh?! Jinjja?!!” Kata Sehun berusaha memastikan membuat Saera mengangguk cepat
sambil tersenyum. “Keurom~Kkaja!!” Kata Sehun semangat lalu berniat pergi sampai Kai
menarik kaosnya.

“Neo mwoya?! Sebenarnya yang mentraktir siapa?! Kenapa malah kau yang jalan duluan?!”

“Ah! Benar juga..hehe, mian!” Kekeh Sehun

Saera sendiri hanya tertawa melihatnya. “Gwencana! Kalian bebas kok memilih ingin
makan dimana! Kkaja!!” Kata Saera mereka pun akhirnya berjalan keluar ruangan.

“Oh iya?! Kalian berdua bagaimana?!” Kata Kai seraya berbalik kearah Luhan dan Angel

“Aku kan belum bisa..” Kata Angel sambil mengarahkan matanya pada kedua kakinya.

“Kalian pergilah. Aku ingin menemaninya disini!” Ucap Luhan


Kai hanya dapat menghela nafasnya lalu tersenyum. “Kalian ini..bagaimana aku bisa
merayu Angel kalau kau selalu bersamanya, Hyung!” Kata Kai bercanda. Saat ini ia
memang sudah sepenuhnya merelakan hubungan kedua orang yang disayanginya itu.

“Mwo?! Ya~anak ini benar-benar..” Baru saja Luhan ingin beranjak dari tempatnya Kai
sudah lebih dulu berlari keluar dari ruangan.

“Annyeong!!” Teriak Kai dari luar membuat Luhan dan Angel tertawa kecil mendengarnya.

Kini hanya tinggal mereka berdua di ruangan itu. Luhan lalu menatap Angel yang sedang
memperhatikan kamera pemberian Saera.

Klikk!!

Tiba-tiba saja Angel memotret wajah Luhan membuat pemuda itu menatapnya tajam.

“Ya!! Siapa yang mengizinkanmu memotretku?!” Tanya Luhan dingin

“Wae..waeyo?! Aku kan hanya memotret sekali, masa tidak boleh?!” Tutur Angel

“Apa aku pernah mengatakan kau boleh melakukannya?!”

“Arasseo! Mianhae..jadi sekarang apa maumu?!” Kata Angel yang juga ikut kesal

“Kau harus diberi hukuman karna sembarangan memotret orang tanpa izin!”

“Keurae?! Memangnya apa hukumannya?!”

“Apa kau benar-benar mau tau hukumannya?!” Luhan tiba-tiba saja mendekatkan
wajahnya kearah gadis itu membuatnya menggeliat mundur hingga semakin bersandar ke
belakang.

“Lu..Luhan~ah! Neo waeirae?! Mau apa kau?! Jangan bercanda!”

“Hm?! Siapa yang bercanda?! Kau sendiri kan yang ingin tau apa hukumannya. Aku akan
menunjukkannya padamu!” Kata Luhan seraya tersenyum kemudian semakin mendekatkan
wajahnya kearah Angel. Gadis itu sendiri sudah menutup matanya, kalau saja kakinya bisa
bergerak ia pasti sudah berlari pergi dari sana. Wajah keduanya kini hanya berjarak
beberapa senti, semakin dekat dan…

Cklek!!

Pintu ruangan tiba-tiba saja terbuka membuat keduanya sontak memisahkan diri. Rupanya
Sehun yang datang karna ingin mengajak Luhan dan Angel.
“Aissh~anak ini benar-benar..” Gerutu Luhan dalam hati

“HYUNG! Mau makan dengan..?!” Ucapan Sehun mendadak terhenti saat melihat keduanya.
“Omo!! Mianhaeyo..aku sama sekali tidak tau kalau kalian..”

Bletakk!!
“Aiish~jinjja! Sakit!!! AH~HYUUUNG!!!!” Pekik Sehun sambil mengelus kepalanya saat Kris
tiba-tiba datang lalu menjitak kepalanya dari belakang.
“Neo jinjja..!! Mengganggu orang lain saja!!” Kata Kris kesal
“Ya!! Aku kan sudah menanyakannya tadi! Kenapa kau malah kembali kesini
lagi! Issh~babo ya!!” Seru Kai yang juga tiba-tiba muncul dari belakang

“Mana aku tau!! Lalu sekarang apa yang harus kulakukan?!” Tanya Sehun bingung.

“CEPAT PERGIII!!!” Seru Kris, Kai dan Luhan serempak membuat Sehun langsung terkejut
karna diserang 3 orang sekaligus.

“Arraaa!! Kenapa selalu aku sih yang dimarahi?! Aiish jinjja!!” Gerutu Sehun lalu beranjak
pergi dari sana diikuti Kai dan Kris. Luhan dan Angel sendiri hanya tertawa melihat tingkah
mereka.

Anda mungkin juga menyukai