Anda di halaman 1dari 5

Kejutan Mimpi

Oleh: Sramalia

“Nak, jika kamu sudah menjadi kuat.Tolonglah ayah dan ibumu ini”Sosok
perempuan menyampaikan pesan dengan deraian air mata lewat mimpi yang hanya
sekilas. Bangkit dari ranjang. Pagi yang disambut dengan ketegangan. Aku terkejut
dengan apa yang disampaikan oleh sosok tak dikenal itu. Namun, terasa ada ikatan
yang kuat diantara aku dan dua sosok orang tersebut.”Apakah itu sosok orang tua
asliku?”Aku bertanya kepada diriku sendiri, menoleh dan menatap kaca.Lihatlah
wajahku terlihat penuh harapan. Namun, diriku masih bimbang. Mama Lan pernah
berkata, bahwa orang tuaku sudah meninggal saat aku berusia 12 bulan. Aku diasuh
oleh Mama Lan dan Papi Gun. Mama Lan tidak pernah menceritakan tentang sebab
orang tuaku meninggal. Meski begitu, pasti ada makna dibalik mimpi tersebut. Ada
sedikit kemungkinan orang tuaku masih hidup.”Pasti Mama Lan dan Papi Gun
menyembunyikan sesuatu!Aku harus bergegas tanya kepada mereka!.”Aku segera
berlari menyusuri lorong sambil celingak-celinguk melihat kamar Kak Pia, Kak Rey,
dan kamarnya Mama Lan sama Papi Gun.Tak ada seorang pun yang berada di dalam
kamar. Aku bergegas ke lantai satu. Menyusuri ruangan keluarga, ruang makan,
dapur, bagasi.Tidak ada seorang pun berada di sana. Rumah sebesar ini serasa
senyap.Tidak seperti biasanya. Aku segera kembali ke kamar dan melihat hari apa
sekarang?Apa mungkin hari senin?Biasanya hari senin adalah hari terpadat
dikeluargaku.Tapi, hari ini aku tidak sekolah. Pak Kepsek memberi info digrup
whastaap bahwa hari ini libur sampai esok lusa, karena guru-guru akan ada rapat dan
kunjungan dari sekolah yang berasal dari luar negri. Fantastic!. Saat aku sampai di
kamar dan menatap meja nakas. Aku heran.” BTW mana kalendernya?Kok gak ada?.”
Wajahku langsung berubah masam. Biasanya letak kalender itu berada di samping
lampu tidur dan jam beker.Tapi, sekarang posisi tersebut digantikan dengan vas
bunga lavender. Tepatnya bunga kesukaanku. Aku semakin geram dan penasaran. Aku
pun mencari hpku. Biasanya di layar hpkan tertera tanggal,bulan, dan tahun.
Akhirnya ketemu di bawah bantal.”Ahh…Syukurlah!Hpku masih aman, tidak ikut
hilang seperti nasib kalender tersebut.”Aku menghembuskan nafas lega dan
segeralah aku membuka hpku yang mungil itu. Casingnya berbentuk kucing berwarna
coklat. Saat layar hp menyala. Ada yang kurang dari layar hp tersebut. ”Kok ada
yang kurang? Kayak ada yang hilang. Tapi apa? Kok tiba-tiba aku nge- lag ya?”.
Berfikirlah diriku apa yang kurang dari layar hp itu. Keningku sampai berkerut.
Hanya untuk memikirkan apa yang kurang dari layar hpku. Ternyata, setelah dua
menit berlalu. Tanggal, bulan tidak tertera dilayar hpku, hanya tersisa tahun. Tak
lama kemudian, ning…nang…ning…nang…ser… Hpku bergetar dengan irama nada
dering yang kubuat menandakan ada yang telefon.”Ah… Ternyata Kak Rey”. Aku pun
mengangkat telefonnya. “NANA! CEPAT KELUAR!!AKU BUTUH KEKUATAN
MEDISMU!”. Suara Kak Rey yang panik membuatku ikut panik. “Memang ada apa
kak?”. Aku berkata dengan suara gemetar karena ikut panik. “UDAH, CEPET
SINI!!”. Kak Rey pun langsung mengakhiri telefonnya. Aku pun langsung bergegas ke
bawah. Andai aku bisa melakukan teleportation seperti Kak Pia pasti cepat
sampainya. Lari sekencang mungkin, karena aku rasa ini genting sekali. Saat aku
sampai di belakang pintu dan membukanya -Byuurrr- “HAPPY BIRTHDAY NANA!!”.
Aku terkejut, bingung, aku tak bisa berkata-kata semua campur aduk. Apalagi
ditambah dengan semburan air yang membasahi seluruh tubuhku. “Se-sekarang
ulang tahunku? Kenapa aku tidak tau dan tidak mengingatnya?. Aku masih tidak
percaya bahwa sekarang adalah ulang tahunku. “Kan karena kamu emang pikunan Na.
Hehe~” Leo mengucapkannya sambil nyengir. Yah Leo, dia adalah salah satu dari 3
sahabat terbaikku. Meski dia terkadang ngeselin, aku tetap menyayanginya. “Gak
juga ish”. Aku pun cemberut. “Jangan cemberut Na. Nanti cantiknya ilang loh” Leo
semakin membuatku geram. Tapi aku tidak peduli. Sekarang adalah hari ulang
tahunku. Mari kita rayakan dengan meriah. Aku pun mulai lupa tentang cerita mimpi
tadi pagi yang sempat membuatku tegang dan penasaran. “Oh, ya Na. Maafkan Kak
Rey ya. Kak rey udah nyuri kalendermu dikamar.Biar kamu gak tau hari ini hari apa,
tanggal berapa.” Kak Rey tersenyum sambil mengelus rambutku. “Tidak apa-apa Kak
Rey. Kak Rey sudah memberikan kejutan yang superrnice and interesting” Aku
memeluk Kak Rey. “Tak terasa ya anak kita sudah besar pa. Sudah berumur 15
tahun. Padahal serasa kemarin kamu masih merangkak dan belajar berjalan dengan
memegangi jari telunjuk mama” Mama Lan menghampiriku lantas ikut memelukku
“Iya ma, sudah tumbuh besar tambah cantik pula” Papa Gun pun ikut memelukku. Aku
menangis karena ini adalah momen paling berharga di dalam hidupku. Setelah kami
saling pelukan. Mama Lan menyuruhku untuk meniup lilin dengan mengucapkan
harapan untuk kedepannya di dalam hati. -fuuh- . setelah aku mengucapkan harapan
di dalam hati dan meniupnya. Aku menatap ke tiga sahabatku maju sambil membawa
hadiah yang super duper special. “Nana, HBD ya prend!” Nih, aku punya kejutan
khusus buat kamu Na” Emi memberikan sebuah boneka yang super jumbo dan dengan
kalung yang sangat indah berada di leher boneka tersebut. Emi mengambil kalung
tersebut dan dipasang dileherku. Aku menghadap belakang dan mengangkat rambut
panjangku agar Emi mudah memasangkan kalung itu. “Nahkan, Nana udah cantik jadi
tambah cantik.” Emi tersenyum dan mengacungkan jempol. “Terima kasih Emi” Aku
memeluk erat Emi. Emi dan aku sudah bersahabat sejak kecil. Lalu saat aku
menginjak SMP dua orang laki-laki masuk dan akhirnya kami jadi berempat. Saat aku
melepas pelukan Emi dan menatap sahabatku yang satunya “Nana selamat menetas
kembali!Nih hadiah sederhana dariku” Liam namanya. Dia menyerahkan hadiahnya.
Aku terkejut saat menerima hadiah seindah ini dibilang sederhana?. “Ini sangat
indah Liam bagai permata.” Liam pun tersenyum lebar sambil mengacak rambut
berantakannya. “Apalagi yang make kamu Na, Pasti jauh lebih indah” Aku menyikut
lengan Liam menandakan bahwa aku malu jika dikatakan seperti itu. Aku menatap
Leo dia membawa kotak kecil namun juga tidak kalah indah “Selamat bertambah tua
Na.” Leo mencubit pipiku sambil nyengir. Aku tersenyum kesal sambil menarik
telinganya. “Aduh, aduh na, sakit!!.” Aku pun melepasnya dan tertawa. Leo mengambil
sesuatu dari kotak kecil yang indah. Dia mengambil beberapa anak rambutku untuk
dijepitkan di atas telinga. Jepitnya bukan sembarang jepit. Mewah, bagus, menawan.
Wow amazing and so interesting!. Dia juga mengeluarkan something berbentuk
lingkaran yang indah dari kotak indah tersebut. Saat mataku terpusatkan ke arah
benda tersebut, kenapa aku merasakan seperti ada magic di benda tersebut. Dia
pun memakainya dijari manisku. “Leo, lu jangan aneh-aneh ya. Lu mau nikah sama
Nana? Masih kecil wee-.” Emi pun curiga dan menatap Leo sinis. “Gak Na, aku
memberikan cincin ini agar Nana aman dari marabahaya. Dia kan gak punya magic
seperti kita. Ya punya sih, tapi kan dia hanya memiliki teknik penyembuhan. Bukan
teknik yang bisa menyerang orang.” Leo nyangir. Emi pun hanya mengangguk
menandakan iya. Eh tapi emang loh ya. Aku sama Leo tidak ada hubungan lebih dari
sahabat. “Makasih ya leo. Ini sangat membantu sekali.” Leo pun tersenyum manis
mendengarnya. Baru kali pertama aku melihat Leo tersenyum semanis itu. Biasanya
dia jarang terlihat tersenyum tampangnya selalu datar—.Saat acara telah usai. Pada
malam yang suasananya bagai air mengalir dengan deras tak beraturan.
Menghantam benda yang ada di depannya. Seperti itulah kondisiku sekarang.
Pikiranku kemana-mana. Aku hendak melepaskan amarahku. Tak peduli benda apa
saja yang aku hancurkan. Tapi aku harus sabar, jangan gegabah. Aku memutuskan
untuk mengirim pesan ke tiga bestieku melalui whastaap. Bahwa, besok pagi, kita
akan kumpul di rumah Emi. Aku akan membahas tentang mimpiku di sana. Aku yakin
jika aku ceritakan kepada mereka, pasti ada jalan keluar. Mereka bertiga setuju
akan keputusanku.

ꕥꕥꕥꕥꕥ

Esok hari telah tiba. Aku telah siap sedia untuk pergi ke rumah Emi. Aku
meminta diantarkan oleh Kang Totok. Dia adalah sopir pribadi keluargaku yang
sangat setia pada majikannya. Tanpa berlama aku bergegas masuk dan mengatakan
tujuanku ke Kang Totok. Kang Totok langsung berangkat tanpa ada satu dua
pertanyaan. Tak lama, hanya dua belas menit sampai di rumah Emi. Gerbang yang
besar berwarna kuning keemasan telah terlihat dan dibukakan oleh satpam. Dengan
ramah satpam menyapa dengan senyuman lembut. Aku pun membalasnya dengan
melambaikan tangan dan mengucapkan selamat pagi. Saat tiba di rumah Emi. Kang
Totok membukakan pintu mobil, lantas aku keluar dan mengucapkan “Terima kasih
Kang Totok, karena sudah mengantarkanku”. “Dengan senang hati Neng Nana.” Kang
Totok membungkukan badan lantas bangkit dengan senyuman khas miliknya yang
sangat indah. Aku pun bersalaman dan melambaikan tangan lantas pergi masuk ke
teras.tok…tok…tok… Aku mengetuk pintu dan tak perlu menunggu, Emi pun membuka
pintunya dan mempersilahkan untuk masuk. “Langsung ke basecamp Na, yang lain
sudah menunggu.” Emi menarik tanganku lantas masuk ke ruangan yang berbentuk
kotak luas, dapat meredam suara. “Hei Na, segeralah bercerita tentang maksud
mimpimu itu, aku tak bisa menahan rasa penasaran.” Leo dengan tampang yang
menyebalkan itu tidak sabaran untuk mendengarkannya. “Iya Na, kita pasti bisa
menyelesaikannya bersama.” Liam yakin penuh antusias. “Baiklah aku akan
menceritakannya..” Aku pun menceritakan semua yang ada dimimpiku itu. “...Jadi
seperti itu.” Aku melihat wajah mereka seperti sedang berfikir keras, kecuali Leo.
Leo langsung mengambil cermin besar lantas dengan satu tunjukan jari yang
menyentuh cermin tersebut yang tiba-tiba mengeluarkan cahaya dan jadilah portal.
“Mau kemana lu. Jangan gegabah. Kita belum menemukan mufakatnya” Emi menjawab
dengan sebal karena anak itu tidak berfikir dulu. Seakan-akan rencananya pasti
succeed. “Aku yakin Mi, karna ayahku juga ada sangkut pautnya dengan cerita itu.”
Tampang Leo sangat antusias dan yakin bahwa keputusannya itu pasti succeed.
“Lantas kita mau ngapain dan mau kemana?”. Emi penasaran sekali dan tak sabaran.
“Bertarung. Kita akan ke penjara di samping gunung merapi di bawah tanah
kegelapan melalui portal ini.” Leo mengepalkan tinju menandakan siap untuk
bertarung. “Walahhh, yodah, gaskeeuuunn!!!.” Emi ikut mengepalkan tinju begitu pula
Liam. “Tenang Na, kita akan terus berusaha sampai titik terakhir penghabisan demi
menemukan dan menyelamatkan orang tuamu.” Leo mengatakannya dengan mantap
dan siap mengambil segala resiko. “Terima kasih semua.” Aku terharu dengan apa
yang mereka lakukan untukku.
Baru ini aku menemukan sahabat seperti mereka, dan sangat bersyukur sekali
malahan. Mereka adalah sumber kekuatanku. Aku rela berkorban demi mereka,
meski harus mengorbakan raga. Jika sudah dinamakan sahabat pasti selalu ada baik
suka maupun duka,baik rela menolong serta rela berkorban. Itulah kami. Sampai
titik penghabisan kami tidak akan pernah menyerah. Kalian bisa mencontoh kami.
Mencontoh persahabatan kami.

—bagaimana petualangan perjuangan mereka untuk menemukan orang tua


Nana?Apakah Nana bersama ke-tiga sahabatnya berhasil? Atau ada salah satu dari
mereka yang gugur? Atau malah mereka gagal total dan hasilnya gugur total? Atau
jangan-jangan orang tua Nana sudah gugur setelah mengirim pesan lewat mimpi
tersebut dan hasil perjuangan mereka sia-sia? Ada banyak kemungkinan tapi kita
tak tahu bagaimana hasilnya nanti—
Nantikan part selanjutnya ya!
Sekian

Anda mungkin juga menyukai