Anda di halaman 1dari 4

Rumah dinas bapak #POV 1

Kejadian ini terjadi pada tahun 80an. Ayahku seorang PNS di RS Palembang, harus dipindahtugaskan ke
suatu kota A di Jawa Tengah. Aku dan keluargaku akan tinggal dirumah dinas yang disediakan
pemerintah yg wajib ditempati.

Saat kami pertama kali menginjakkan kaki di kota A, kami langsung menuju ke alamat dimana rumah itu
berada, namun ternyata rumah tersebut belum jadi. Masih rata dengan tanah tidak ada bangunan
apapun. Saat ayah bertanya pada pekerjanya ternyata rumah mereka belum dibangun, untuk sementara
kami harus tinggal diruang kelas di RS untuk akademi keperawatan dan kebidanan.

Ayah binggung, kapankiranya bangunan ini jadi? bahkan pondasi pun belum ada. Para pekerja berkata
terlalu banyak masalah dalam pembangunannya sehingga banyak memakan waktu. Kurang lebih 3 bulan
lagi kemungkinan rumah tersebut baru jadi. Yang aneh adalah disepanjang jalan hanya ada bangunan RS
dan 2 rumah, sisanya hanya tanah kosong, sawah dan hutan.

Akhinya kami tinggallah di salah satu ruang kelas di Akademi sampai rumah kami jadi.

Kalian tau kan ruang kelas kan? Dimana tiap sisinya adalah kaca transparan setinggi pinggang keatas.
Setiap malam yang ibuku lihat adalah Kun kun yang terbang menghadap kaca sambil memelototi ibuku.
Dalam satu malam pun tidak Cuma sekali, namun bisa beberapa kali. Karena hampir setiap malam ibu
merasakan teror menyeramkan, ibu tidak sanggup tinggal disitu dan akhirnya memutuskan untuk
kembali ke Palembang.

Ayah yang geram karna rumah yang tidak kunjung jadi, akhirnya pergi kembali menemui para
pekerjanya. Ayah bertanya apa kendalanya karna uang? Namun para pekerja mengatakan kalau
“sebenarnya setiap hari mereka membangun pondasi hingga larut malam, kami pun tidur disini. Tapi
setiap pagi, semua kembali seperti awal kembali. Bahan-bahan bangunan, kembali menjadi utuh lagi,
pondasi yang telah dibangun, kami jadi seperti terlihat tidak bekerja”.

Ayah bertanya lalu apa solusinya. Sang mandor mengatakan kalau ia memiliki kenalan orang pinter
untuk negosiasi dengan penunggu sini. Maka segeralah didatangkan orang pintar tersebut ke lokasi.

Disebutkanlah apa syarat yang harus dilakukan agar pekerjaan mereka dapat berjalan dengan
semestinya.

Tanam 1 pohon mangga didepan rumah, 3 jambu air berbaris sebelah utara, 2 pohon pisang dibelakang
rumah. Besok hari sang mandor membeli bibit tanaman maka segeralah ditanam.

Percaya gak percaya, setelah 1 hari bibit ditanam siang hari, besok harinya terlihat tunas dari pepohonan
yang mulai tumbuh.

Para pekerja mulai membangun rumah dengan cepat, mereka merasa memiliki daya tenaga super
sehingga semua dapat dikerjakan dengan mudah. Rumah jadi dalam hitungan beberapa minggu saja.

Jadilah rumah dinas keluarga kami. Kami pikir semua akan terasa indah tinggal dirumah baru

Namun itulah awal mula aku melihat hantu. Saat itu aku berumur 7 tahun. Aku tidur bersama kakakku.
Saat aku hendak tidur miring menghadap tembok, aku melihat bayanganku yang ada ditembok itu
sangatlah aneh. Dalam hati berkata, kenapa bayanganku terlihat aneh ya, rambutku terlihat seperti di
kuncir kuda. Tanganku mencoba memegang rambut karna penasaran dari pantulan tersebut. Namun
ketika aku sadar, ternyata tidak ada bayangan tanganku yang memegang rambut.

Seketika aku bangun dan terduduk di kasur dengan tatapan mata yang masih lurus tertuju pada
bayangan tembok. Namun apa yang terjadi? Bayangan itu terlihat baru bangkit duduk delay beberapa
detik dari dudukku. Ketika aku sadari ternyata itu adalah bayangan sosok pocong. Dalam hati aku
berkata ini apa, lalu entah bagaimana ada yang menjawab dalam fikiranku, “gapapaaa… nanti tambah
dewasa nanti kamu makin lihat yang aneh aneh” lalu bayangan tersebut berdiri dan terbang ke arah
plafon.

Pada suatu hari aku pulang dari sekolah dan hanya ada si mbok (ART) saja dirumah. Aku menunggunya
yang sedang mencuci baju. Pada masa itu mencuci baju hanya dilakukan dengan sikat tangan dan
berbunyi “srookk… srookkk”. Untuk selang beberapa waktu aku tidak mendengar mbok yang menyikat
baju, maka aku intiplah ke dalam kamar mandi. Ternyata mbok sedang terdiam kaku, dan kulihat
dibelakang mbok sedang ada pocong yang sedang mencondongkan badannya kedepan, kearah mbok
sedang menyikat baju. Ketika aku mengintip itulah pocong tersebut menoleh kearahku. Aku menjerit
sekencangnya sambil menutup mata. Tiba-tiba aku mereka ada yang mengangkatku seraya berlari
keluar rumah. Ketika pintu dibuka, aku melihat ibu yang baru datang.

Ibu bertanya ada apa dengan kami berdua. Lalu mbok menjawab, “bu ada setan didalam bu”.

Ibu menjawab “gak mungkin, gak ada setan disini” ibu tetap skeptis dan tidak emmpercayai kami. Ibu
masuk sambil berteriak “mana? Mana? Gak ada tuh, Gak ada setan” kalian tau apa yang aku lihat? Yang
aku lihat ketika ibu bertanya “mana” justru pocong itu berada tepat didepan muka ibu.

Aku hanya terdiam tidak bisa berkata kata lagi.

Ada juga kisah yang terjadi pada guru lesku bu narno. Bu narno datang kerumahku sekitar jam 7
malaman.

Ketika melewati pohon kelapa, tiba2 ada yang menyapa dengan suara anak kecil yang meledek ledeknya
“mbak mau kemana mba... mau kemana mba…” dengan sura yang cepat dan berulang ulang. Bu Narno
yang merasa jengkel karna merasa diledek oleh anak anak, sembari teriak dan membentak “siapa
kamu?! Keluar sini, jangan sembunyi anak kurangajar” bu narno melangkah lagi, kemudian suara itu
muncul lagi “mbak darimana mba… sini mbak… diatas sini mbak.. sini mbak… hihihihihihihi” ketika
melihat keatas pohon kelapa, ternyata ada kepala diantara kelapa yang menatapnya sambil tertawa
tawa. Seketika bu Narno berlari ketakutan. Esok harinya bu Narno pun menceritakan hal tersebut
kepada keluargaku.

Masih banyak kejadian-kejadian mistis lainnya yang tidak hanya keluarga kami rasakan, namun tetangga
sekitar maupun orang-orang yang hanya lewat saja. Penampakan serupa ayah dan ibu pun sering
terlihat oleh warga sekitar. Beberapa kali orang-orang berkata melihat ayah dan ibu duduk didepan
teras malam-malam tanpa lampu yang menyala. Ketika disapa, ayah dan ibu tak bergeming. Ketika
esokkan harinya dikonfirmasi, kami sekeluarga menyangkal karena tidak ada orang yang berada dirumah
tersebut. Dan memang orangtuaku tidak pernah malam malam duduk didepan teras. Kejadian itu tidak
hanya sekali dua kali tapi beberapa kali terjadi pada orang sekitar.
Pernah pula kejadian paling mencekam terjadi kepada si mbok, ini adalah kejadian paling epic dari
semua yang terjadi. Pada malam itu, Ayah meminta si mbok untuk memasak mie instan. Pergilah si
mbok ke dapur, ternyata diatas kompor terdapat sosok kuntilanak yang sedang duduk sambil mengayun
ayunkan kaki. Karna si mbok yang terdiam kaku, kuntilanak itu pun makin menjadi, ia melepaskan
kepalanya lalu disisir sisir dengan tangannya. Si mbok pada saat itu hanya dia kaku dan ketika sadar, ia
berteriak histeris. Terus beberapa hari kedepan si mbok selalu dihantui oleh kuntilanak terbang,
penampakan, dll hingga akhirnya si mbok memutuskan untuk berhenti bekerja.

Kejadian selanjutnya terjadi pada teman kakakku yang akan menginap, namanya mbak Ari. Mbak ari
mau meminjam bantal dan selimut yang ada dikamarku. Kubilang “ambil aja mbak” posisi aku sedang
duduk didepan ruang tv. Mba Ari yang membuka pintu kamarku terlihat agak kesusahan membuka pintu
kamarku. Ketika pintu terbuka sedikit, mba Ari berteriak “ya ampun! Itu siapa! Aku liat kamu di kamar
lagi duduk, kok kamu disini. kok kamu ada 2 sih dek? Kamu siapa!”

Aku pun segera menuju pintu kamarku. Aku membantu mbak Ari membuka pintu. Entah kenapa susah
sekali dibuka, butuh tenaga besar untuk kami berdua mendorong pintu seperti ada yang menahan dari
dalam. Ketika pintu mulai terbuka sedikit, aku melihat diriku sedang duduk menatap kearah meja rias
yang terdapat kaca besar dimeja tersebut. Aku melihat diriku sendiri yang sedang menatapku
menyeringai lebar lewat pantulan kaca. Semakin pintu kami dorong, tiba-tiba sosok yang duduk didepan
kaca tersebut menghilang. Aku yang ketakutan, malam itu tidak berani tidur sendirian dikamarku.

Setelah itu hanya kejadian kejadian penampakan biasa yang terjadi.

Moment epic selanjutnya terjadi ketika aku sudah memasuki bangku perkuliahan. Ketika aku pulang
kuliah, aku melihat ibu sedang berdiri didepan rumah sambil melipat tangan didepan dada. Setelah
ternsenyum kearahku, tiba-tiba itu loncat loncat masuk ke dalam rumah. Sosok itu terlihat sangat nyata
dan solid, aku tau hal itu aneh, tapi tidak terbersit apapun dalam pikiranku. Aku mengikuti ibu masuk ke
rumah, menuju tempat duduk. Yang terus aku lihat ibu tidak berhenti senyum sambil menunjukkan
giginya full menyeringai lebar dengan tatapan kosong. Ibu yang ku ajak berbicara, bercerita ini dan itu
hanya diam tidak menjawab sama sekali. Aku pun yang kesal memutuskan masuk ke kamar lalu mand.

Saat aku mandi, dan mulai mengguyur badanku, aku sama sekali tidak merasakan air yang mengenai
tubuhku. Ini aneh banget, sama sekali tidak terasa air maupun sabun yang menyentuh kulitku. Saat
kembali ke kamar, aku benar-benar merasakan hawa udara yang sangat menekan seperti sedang
menyelam didalam air yang dalam. Aku mencoba tidur namun sangat sulit karna rasa sesak dan pengap
sehingga aku memutuskan untuk bangun lagi mencari ibu.

Aku mencari cari anggota keluargaku yang lain, Namun tidak ada nampak satu orangpun yang aku temui.
Aku masuklah ke kamar ibu. Kulihat ibu sedang tidur dengan posisi menghadap atas, kedua tangan
melipat seperti orang muslim yang sedang solat, senyum menyeringai tampak gigi, masih sama seperti
ibu yang tadi menyambutku. Aku bertanya “ibu udah masak?” ia jawab, “udah dengan cepat dan suara
nada tinggi.

Aku berjalan duluan ke arah dapur, sekilas aku liat dari pantulan cermin, ibu bangun dari tidurnya
terlentang langung berdiri tegak. Gak pake duduk lagi tapi langsung berdiri tegak. Lalu turun ke lantai
dan kembali loncat-loncat. Dalam hati aku merasa ini udah gak beres. Segera aku mencari cari cara
untuk bisa pergi dari rumah. “ibu aku ke warung sebentar ya” tanpa menunggu respon ibu, aku segera
berjalan cepat menuju pintu. Namun apa yang aku rasakan? Aku merasa ibu menempel dibelakangku.
Seketika aku benar-benar berlari keluar rumah. Beberapa meter aku berlari, aku kembali menoleh ke
belakang, melihat rumahku yang pintunya tertutup rapat. Untungnya pada saat itu aku membawa
handphoneku. Segera ku telpon ibu. Berdering.. dan kemudia diangkat.

“ibu dimana?”

“lah emang kamu gak baca pesan ibu? Ibu kan lagi nginep dirumah saudara”

“lah terus kakak-kakak kemana?”

“kan udah ibu bilang, minggu ini kamu jangan pulang dulu”

Aku akhinya segera kembali ke kampus lagi.

Anda mungkin juga menyukai