Anda di halaman 1dari 18

MISTERI POHON BERINGIN

Malam itu adalah malam jumat kliwon


ketika aku dan lima orang teman ku Rina, Desi,
Salwa , Dita, dan Anggi yang sedang mengaji
memutuskan untuk berkumpul di halaman
belakang masjid. Tidak biasanya tanpa kami
sadari kami berkumpul di halaman paling sudut
dimana terdapat pohon beringin besar yang dari
penampakannya saja sudah sangat seram. Konon
kata masyarakat sekitar pohon itu di huni oleh
makhluk halus. Namun kami tidak percaya pada
cerita orang-orang tentang pohon tersebut. Kami
pun tetap bermain di bawah pohon beringin itu
hingga pukul 9.00 malam. Benar saja memang
tidak ada hal aneh yang terjadi.
Malam berikutnya aku dan sahabat-
sahabat ku kembali lagi ke pohon beringin itu,
tak tahu kenapa kami selalu tertarik untuk
berkumpul di sana. Padahal tempatnya cukup
1 | MISTERI POHON BERINGIN
gelap karena agak jauh dari penerangan lampu
masjid. Malam itupun menjadi saksi bisu akan
pengalaman mistisku menyaksikan gangguan
setan penunggu pohon beringin. Di tengah-
tengah perbincangan kami, tiba-tiba Rina, salah
satu teman yang berdiri menghadap ke pohon
beringin mendadak menunjuk ke arah pohon
dengan tatapan yang serius. Sontak aku dan
teman lainnya mencoba mengecek apa yang
dilihatnya. Saat aku memutar badan dan melihat
ke arah pohon itu, tidak ada hal aneh yang
terlihat. Hanya sebuah pohon rimbun yang
memang terlihat seram. Teman yang lain juga
tidak melihat apa-apa sehingga mereka segera
mengajukan pertanyaan. Rina mengatakan
bahwa ia melihat obor yang bergerak dari balik
pepohon itu dan menghilang di pohon beringin.
Beberapa teman lantas tertawa dan menganggap
ucapan Rina hanya lelucon untuk menakut-

2 | MISTERI POHON BERINGIN


nakuti. Teman yang lain juga mengatakan itu
hanya senter orang yang mau pergi mincing.
Situasi pun kembali aman terkendali
sebab tidak satu pun orang yang ambil pusing
dengan hal itu termasuk Rina sendiri. Tapi, aku
yang ingat betuul cerita nenek merasa ada yang
tidak beres di sana. Untuk sesaat aku merasa
tenang karena aku merasa tidak akan melihat
makhluk aneh sebab penglihatan itu sudah
ditutup. Memang waktu kecil aku bisa melihat
makhluk tak kasat mata kata nenek dan kedua
orang tua ku. Dulu , saat masih kecil dan belum
begitu paham dengan hantu aku sering
berkomunikasi dengan makhluk tak kasat mata
yang sering muncul di rumah ku. Saat pertama
kali melihat mereka, aku bahkan sering
mengajak melihat mereka berbicara dan sesekali
aku bermain dengan mereka. Sosok mereka
sangat beragam mulai dari anak kecil seumuran

3 | MISTERI POHON BERINGIN


ku hingga sosok kakek tua yang selalu tersenyum
tiapkali muncul di rumah ku. Karena mereka
bderpenampilan seperti manusia pada umumnya,
aku tidak merasa takut sama sekali dan tidak
sadar bahwa mereka bukan manusia. Hal it
uterus berlangsung sampai aku berusia lima
tahun.
Suatu hari, aku hanya berdua dengan ibu
ku di rumah. Hari sudah semakin gealap tapi
ayah belum pulang juga. Ibu segera menutup
seluruh jendela rumah, sementara aku asyik
mengobrol dengan seorang kakek yang sudah
sejak sore nongol di teras rumah. Ibu ku yang
sadar akan suara ku segera menghampiri ku ke
teras dan bertanya dengan siapa aku berbicara.
Dengan santai aku menunjuk kea rah kakek
tersebut dan mengatakan ke ibu bahwa aku
sedang mengobrol dengan kakek. Ibu melongo
melihat ke sudut teras yang aku tunju dan

4 | MISTERI POHON BERINGIN


tatapannya berubah menjadi aneh. Hal serupa
juga aku rasakan karena tiba-tiba saja sosok
kakek yang sedari tadi kuajak biacara sudah
tidak ada di sana. Sontak saja ibu langsung
menarik tangan ku menuntun ku masuk ke rumah
dan segera menutup pintu.
Ibu tidak membahas tentang sosok kakek
yang kubicarakan tapi saat ayah pulang, tanpa
sepengetahuan ku ibu menceritakan hal itu
kepada ayah. Keesokan harinya ayah
mengingatkan ku untuk tidak bermain dengan
kakek itu lagi atau siapa pun yang datang ke
rumah tanpa sepengetahuan ibu. Aku yang saat
itu bingun langsung mengiyakan perintah ayah
dan tidak menanyakan alasannya. Tapi kemudian
ayah bilang bahwa kakek yang aku lihat tidak
bisa dilihat oleh orang lain dan dia bukan
manusia. Sontak saja penjelasan ayah membuat
bulu kuduk ku merinding. Meski begitu, aku

5 | MISTERI POHON BERINGIN


tidak begitu saja percaya dengan ucapan ayah ku.
Aku yang yakin benar bahwa kakek itu adalah
manusia akhirnya membantah ucapan ayah dan
menceritakan mengenai beberapa anak kecil
yang sering datang bersama kakek itu.
mendengar cerita itu, wajah ibu terlihat suram.
Ibu memang termasuk orang yang penakut
terhadap hal-hal seperti itu. berbeda dengan ayah
yang tetap tenang menjelaskan pada ku bahwa
mereka juga bukan manusia.
Sadar bahwa aku tidak puas dengan
penjelasannya ayah lantas memegang pundakku
dan meminta ku untuk memanggil ayah jika
kakek dan anak-anak itu datang agar ayah bisa
berkenalan dengan mereka. Aku lantas
tersenyum dan bertekad membuktikan kepada
ayah bahwa mereka itu manusia. Sepanjang hari
itu aku terus berusaha mencari dan menunggu
kehadiran kakek atau teman-teman ku, tapi sejak

6 | MISTERI POHON BERINGIN


siang hingga hamper malam, tidak satu pun dari
mereka yang nongol. Sebelum maghrib ibu
segera menarikku masuk ke rumah dan
menelapon ayah agar cepat pulang. Saat ibu
pergi ke dapur untuk menyiapkan makan malam,
ibu membiarkan ku duduk di ruang keluarga
sambil menonton TV. Sebelum pergi, ibu sudah
menawari ku untuk ikut tapi aku ingin menonton.
Sebenarnya aku cukup marah karena tidak ada
satu pun dari mereka yang datang. Jadi, daripada
aku semakin marah aku memutuskan untuk
menonton saja. Tapi tidak lama setelah ibu pergi
ke dapur, aku mendengar suara pintu diketuk.
Aku segera memanggil ibu dan memberitahunya
bahwa ayah sudah pulang. Tapi karena ibu
sedang sibuk di dapur, ibu meminta ku untuk
membuka pintu. kebetulan pintu hanya dikunci
bagian bawah sehingga aku masih bisa
menjangkaunya. Dengan tidak bersemangat aku

7 | MISTERI POHON BERINGIN


membuka pintu dan mendapati kakek yang biasa
mengobrol dengan ku menghadap ke depan
membelakangi pintu. Hal itu membuat ku
menjadi bersemangat dan dengan segera aku
memanggil kakek itu dan memintanya untuk
masuk. Aku menunggu kakek tersebut sampai ia
membalikkan tubuhnya dan begitu aku melihat
wajahnya, sontak saja aku berteriak histeris
memanggil ibu. Karena teriakkan itu, ibu segera
ke depan rumah dan langsung memeluk ku untuk
menenangkan ku.
Baru saja ibu menuntun ku untuk masuk,
ayah terlihat berlari menghampiri kami. Tanpa
banyak bertanya ayah meminta ibu untuk
mengambilkan air hangat dan memberikannya
pada ku. Seolah tahu apa yang terjadi ayah hanya
berusaha menenangkan ku dan membuat aku
nyaman. Setelah situasi membaik, barulah ayah
menanyakan mengapa aku menangis. Aku pun

8 | MISTERI POHON BERINGIN


menjelaskan kepada ayah apa yang aku lihat dan
bahwa ayah benar mengenai kakek itu. Hal itu
membuat ibu panic dan wajahnya terlihat sangat
cemas. Sejak kejadian itu, ayah memutuskan
untuk menutup penglihatan ku tersebut.
Tujuh tahun kemudian, disinilah aku
berada. Di sebuah desa kecil yang merupakan
tanah kelahiran ayah. Kami pindah ke sebuah
rumah tidak jauh dari rumah orang tua ayah.
Setiap sore aku bersama teman-teman ku sholat
ke masjid dan mengaji bersama-sama. Pernah
suatu hari, aku duduk di depan rumah bersama
nenek sambil mengobrol. Entah kenapa tiba-tiba
nenek bercerita mengenai pohon beringin angker
yang berada di belakang masjid. Nenek juga
bercerita mengapa pohon itu menjadi angker.
Menurut cerita nenek, jauh sebelum
nenek lahir di desa tempat kami tinggal masih
sangat sepi dan seram.Rumahnya pun masih

9 | MISTERI POHON BERINGIN


jarang-jarang dan belum ada listrik. Begitu
malam tiba , desa menjadi sangat sepi seperti
kuburan.Suatu hari, seorang gadis terpaksa harus
keluar malam-malam untuk memanggil ayahnya
yang sedang berada di rumah temannya karena
tiba-tiba saja ibunya sakit. Gadis itu hanya
membawa obor saja dan berjalan cepat-cepat
karena takut.
Karena panik gadis itu berusaha
untuk jalan sangat cepat melewati jalan yang
sangat gelap. Tapi sudah berjalan cukup lama
,gadis itu belum juga sampai ketempat tujuan.
Sang ibu yang khawatir karena gadis itu belum
juga sampai kerumah dan segera meminta
bantuan kepada tetangga terdekat. Sang ibu yang
panik karena suaminya pulang tanpa anak
gadisnya. Sambil menahan sakit sang ibu
memaksa untuk ikut mencari anak gadisnya.
Malam itu bersama suami dan tetangganya

10 | MISTERI POHON BERINGIN


mereka terus mencari sang anak namun belum
juga ketemu. Beberapa orang melihat obor yang
bergarak di balik pepohonan tapi saat di dekati
obor itu menghilang. Sang ibu juga sempat
mendengar suara dari gadis itu memanggil
mereka tapi saat di dekati suaranya menjauh dan
menghilang.
Keesokan harinya, gadis itu di temukan
di bawah pohon beringin dengan wajah pucat.
Tatapannya kosong dan tidak mau berbicara.
Sesekali ia menunjuk pohon beringin dan
mengatakan sesuatu yang tidak jelas.
“ Pohon beringinnya yang di belakng masjid itu
ya nek?”, potong ku penasaran.
Nenek mengangguk sambil tersenyum dan
segera melanjutkan ceritanya. Nenek
mengatakan bahwa gadis itu sempat sakit keras.
Beberapa minggu sebelum akhirnya meninggal.
Sebelum meninggal gadis itu sempat hilang lagi

11 | MISTERI POHON BERINGIN


dan ditemukan sudah tidak bernyawa keesokan
harinya di bawah pohon beringin. Cerita itu
sontak membuat bulu kuduk ku merinding. Aku
pun merapatkan posisi duduk ku ke nenek
sembari memegang tangannya.
“Terus apa yang membuat dia sakit nek? terus
apa hubungannya dengan pohon itu?” Tanya ku
kemudian.
Nenek menghela nafas untuk beberapa saat dan
kembali bercerita.
“Kata orang tua dulu, ada makhluk ghaib yang
marah pada gadis itu menginjak dan menyakiti
temannya. Kemungkinan, gadis itu nggak
sengaja mengenai makhluk ghaib saat berjalan
terburu-buru.”
“Makhluk itu penunggu beringin?” tanyaku.
“Bukan, katanya sih makhluk ghaib itu penunggu
hutan sekitar situ”. Jawab nenek.

12 | MISTERI POHON BERINGIN


“Lah terus pohon beringin itu apa
hubungannya?” sanggah ku.
“Pohon beringin itu lah pintu masuk
perkampungan ghaib itu. Nah sejak gadis itu
meninggal, warga sering melihat obor yang
bergerak di sekitar pohon beringin itu dan
mulailah ada istilah hantu obor. Katanya sih,
gadis itu jadi penunggu pohon beringin.”
“Oh ya nek, emang pohonnya gak mati-mati ya?
kan nenek aja umurnya udah tua.”
Nenek tersenyum dan kembali bercerita.
Menurut cerita nenek, pohon beringin di
belakang masjid itu bukan satu-satunya pohon
beringin di sana. Sebelumnya di sana ada
beberapa pohon beringin dan saat nenek masih
kecil tidak ada yang berani ke sana. Nenek juga
menjelaskan bahwa beberapa pohon beringin
ditebang untuk pembukaan lahan. Dulu sempat
tidak ada lagi pohon beringin di sana namun

13 | MISTERI POHON BERINGIN


tidak lama setelah mandor proyek itu tewas,
beberapa batang pohon beringin kembali muncul
dan salah satunya tumbuh subur hingga
sekarang.
“Itu makanya kita nggak boleh sembarangan kalo
lewat di tempat yang sacral seperti itu. Karena
mereka akan marah kalo terganggu.”
“Tapi sekarang udah nggak angker kan nek? kan
udah ada masjid.”
“Selama ini aman-aman aja sih, nenek juga
nggak pernah ketemu yang aneh-aneh. tapi buat
jaga-jaga jangan main ke dekat pohon itu.” pesan
nenek.
Sejak cerita nenek mengenai pohon itu
aku malah jadi penasaran dengan pohon itu.
Biasanya acuh, sekarang aku malah sering
banget memperhatikan pohon itu dari kejauhan.
Meski begitu aku selalu ingat pesan nenek agar
tidak bermain di dekat pohon itu. Nah, malam itu

14 | MISTERI POHON BERINGIN


selepas ngaji entah kenapa kami bermain di
halaman belakang masjid dan tidak sadar kami
semakin dekat dengan pohon itu karena gelap,
pohon itu tidak begitu kelihatan tapi jika di lihat
dengan seksama maka akan terlihat pohon
beringin yang besar dan rimbun.
“Eh kita jangan main di dekat sini, di situ kan
ada pohon beringin. Kita ke depan aja yuk” ajak
ku.
“Emang kenapa kalo ada pohon beringin? kan
masih jauh pohonnya.” Ucap salah satu teman
ku.
Ucapannya itu pun mendapatkan dukungan dari
teman-teman yang lain. Karena hanya aku
sendirian, aku akhirnya mengalah dan tetap
bermain bersama mereka. Aku sengaja
menghadap ke masjid membelakangi pohon itu
biar tidak terus memperhatikannya.

15 | MISTERI POHON BERINGIN


Walaupun suasana telah menjadi tenang
karena kami mengabaikan peristiwa ketika Rina
melihat obor yang terbang dan menghilang di
pohon beringin itu, tapi rasa penasaran yang
besar dalam diri ku akhirnya membuat ku nekat
mengecek pohon itu sekali lagi. Dengan gerakan
ragu aku memutar badan dan mengarahkan
pandangan ku tepat ke arah pohon itu. Untuk
sejenak aku merasa tenang karena tidak melihat
obor yang diceritakan Rina tadi. Namun, saat
pandangan ku menangkap hal aneh yang berada
di tengah pohon, jantung ku mulai berdegup
kencang dan kecemasan mulai merasuki ku.
Mata ku terus melihat pada hal aneh yang
sebenarnya tidak asing itu. Diantara rasa takut
yang mulai muncul, aku terus mengamati hal itu
sampai akhirnya bentuknya semakin jelas. Saat
aku yakin betul bahwa itu adalah sosok wanita

16 | MISTERI POHON BERINGIN


mengenakan pakaian putih, aku segera berteriak
dan berlari ke arah masjid.
Teriakkan ku membuat teman-teman ku
terkejut dan histeris. Mereka ikut berlari di
belakang ku meski tidak tau apa yang membuat
ku lari ketakutan. Beberapa orang tua keluar dari
dalam masid untuk melihat apa yang terjadi. Aku
berhasil mencapai pintu masjid bagian belakang
tapi akhirnya aku terjatuh lemas di tangga.
Beberapa orang tua membawa ku ke dalam
masjid dan mencoba member pertolongan.
Beberapa teman segera mengerumuni ku yang
terlihat pucat. Setelah tenang, beberrapa orang
tua menanyaiku. Aku yang masih takut memilih
diam dan tidak berbicara apa-apa. Aku hanya
minta diantar pulang dan salah satu tetangga ku
segera mengantar ku pulang.
TERIMAKASIH

17 | MISTERI POHON BERINGIN


BIODATA PENULIS

Nama : Orlanda Icha Fransiska


TTL : Rimbo Bujang, 18 Desember 2004
Alamat : JL. Teuku Umar unit 2 Rimbo Bujang
Kelas : IX C
Sekolah : SMP Negeri 3 Kab. Tebo
Hobi : Membaca Novel , Ngehalu.

18 | MISTERI POHON BERINGIN

Anda mungkin juga menyukai