Anda di halaman 1dari 32

Kartini sang Pembela Wanita

Dikisahkan disuatu desa dekat pegunungan


Barisan Sudirman,terdapat sebuah keluarga yang berasal
dari suatu ras terkenal di Jawa Timur yakni Ras Madura.
Keluarga bapak ahmad atau yang biasa dipanggil
keluarganya orang madura oleh sekitar tetangga dekat
rumahnya ini memiliki 3 orang anak. Anak pertama dari
pasangan suami istri bapak ahmad dan ibu siti ini
bernama Aldi Saputra. Aldi ini bersekolah di SMPN
Waringin. Aldi duduk di bangku kelas 1 menengah
pertama.

Aku biasanya memanggil dengan sebutan Kak


Aldi. Kak aldi ini mempunyai hobi bermain sepak
bola,selain itu juga ia mempunya hobi bernyanyi. Kak
aldi ini merupakan kakak pertama yang sangat perhatian
dan peduli terhadap semua adik-adiknya.
Kemudian,anak kedua dari pak ahmad yaitu aku. Aku
bernama Putri Naura. Semua orang terbiasa memanggil
ku dengan sebutan “putri”. Aku memiliki hobi yakni
suka membaca dan menulis. Hobiku ini sangat aku
senangi karena dari saat aku kecil aku selalu diajari
untuk membaca dan menulis oleh ayah dan ibuku. Aku
masih berusia enam tahun. Aku juga mempunyai satu
adik laki-laki yang sangat menggemaskan. Ia bernama
Andik Firmansyah. Umur adik ku hingga saat ini masih
mencapai 4 tahun. Dan di usia segini,ini merupakan fase
dimana adik ku mulai memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi terhadap segala barang-barang yang ia lihat
disekitar rumahku. Aku juga memiliki seorang ayah
yang sangat baik sekali terhadap aku dan keluargaku.
Ayah ku ini bernama ayah Ahmad. Dan ibuku bernama
ibu siti. Seseorang perempuan yang amat sederhana
dengan ketulusan hatinya dalam merawat dan
membesarkan aku dan kedua saudaraku.

Satu tahun pun telah berlalu. Saat ini aku berusia


7 tahun. Aku sangat senang sekali dengan usia ku yang
telah menginjak usia tujuh tahun karena aku akan
menempuh pendidikan dibangku sekola dasar. Disuatu
pagi yang cerah dengan banyak burung-burung yang
berterbangan, pada saat itu pula ayah ku dan ibuku
bergegas pergi menuju ke Sekolah Dasar Negri Waringin
untuk mendaftarkan aku sekolah. Mendengar hal itu, aku
seketika sangat bahagia sekali.

Dalam hati kecilku pun berkata “ terima kasih ya


Allah, ahirnya aku bisa bersekolah di usia ku tujuh tahun
ini. Aku akan bersekolah sama dengan anak-anak yang
lainya. Aku sangat sangat bersyukur sekali .”

Akhirnya ibuku menyuruh ku untuk menjaga


andik karena ibuku akan pergi meninggalkan rumah
untuk pergi bersama ayah ku. Lima menit kemudian
ibuku berpamitan akan segera meninggalkan rumah
untuk mendaftarkan aku sekolah. Kemudian setelah
ibuku telah berangkat, aku langsung memandikan andik.
Andik terlihat senang sekali karena sebentar lagi akan
aku ajak bermain bola di depan halaman ruamhku.
Sementara itu kakak ku sedang buru-buru untuk pergi
kerumah mas ricky.
Kakakku pun berteriak sambil memanggilku “
Putrii, kakak akan pegi kerumah ricky. Kamu harus
menjaga andik. Kakak kerumah ricky untuk
mengerjakan tugas kelompok kakak yang diberikan
kepada bu guru tadi pagi.

Aku pun menjawab “ iya kak..., aku akan


menjaga Andik dengan hati-hati. Kakak hati-hati dijalan
ya.”

Kakak ku pun menjawab lagi “ oh iya, nanti


tolong sampaikan kepada ayah sama ibu yaa. Kakak
sedang mengerjakan tugas di rumah ricky.

Aku pun menjawab “ iya kak, nanti akan aku


sampaikan.”

Akhirnya andik pun sedang menungguku didepan


halaman rumah. Aku pun langsung menghampirinya
dengan membawa sebuah bola kecil untuknya. Disaat
aku telah menghampirinya, bola kecil itu pun langsung
diambilnya secara cepat.
Dan andik pun berkata “ kak ayo kita bermain
bola disini saja. Aku yang bertugas menendang bola dari
sini dan kakak bagian yang menangkap bola untk
melemparkan nya lagi kepadaku .

“ Iya dek, kakak akan menangkap bolanya nanti.”


Jawabku dengan hati gembira.

Lama sudah aku bermain bola dengan andik.


Kemudian kita istirahat sebentar untuk mengistirahatkan
lelah setelah bermain bola tadi. Setelah beristirahat aku
langsung menuju ke dapur dan membiarkan andik di
depan rumah untuk mengambilkan sarapan. Setelah
selesai mengambil sarapan dari dapur, aku langsung
menemui andik untuk memberikan sarapan yang telah
dibuatkan ibu. Andik pun memakan sarapan ini dengan
sangat lahap sekali. Sepuluh menit pun berlalu, dan
sarapan nya itu sudah habis semua tanpa terkecuali. Aku
sangat senang sekali melihat adik ku yang melahap
makanan dengan lahap sekali.
“ Sudah kenyang dek perut kecil mu itu ? “
tanyaku dengan sedikit tertawa bahagia melihat nya.

“ Yaa, aku sudah kenyang kak. Terima kasih ya


kak.” Jawab andik dengan tersenyum.

Setelah semuanya telah selesai, terdapat


seseorang anak kecil sedang berada di depan rumahku.
Kemudian aku berjalan kedepan rumah untuk melihat
siapa yang telah datang ke rumah ku. Dan ternyata ia
adalah Nico. Nico merupakan teman adik ku. Biasanya,
nico kalau kerumah ku pasti ia akan mencari andik untuk
mengajak bermain di depan rumah nya. Rumah nico
sangatlah dekat dengan rumah ku, hanya tinggal
beberapa rumah saja di sebelah kiri jalan dan itu tepat
rumah nico.

“ Kak, bolehkah aku mengajak nico bermain di


rumah ku. Karena aku mempunyai mainan baru. “ucap
nico kepadaku.
“ Iya, kalian boleh main asalkan jangan lama-
lama dan jangan main ke tempat-tempat lain ya.”
Ucapku untuk nico.

“ Iya kak, aku akan main dirumah ku saja.” Ucap


Nico.

“ Andikk....kesinilah. Nico akan mengajak mu


bermain kerumah nya.” Ucap ku kepada andik dengan
sedikit keras.

“ Iya kak, aku pamit yaa. Aku akan bermain


kerumah nico.” Ujar Andik.

” iya hati-hati dek” Ucapku pada andik

Setelah semuanya pergi terhadap keperluannya.


Tinggal aku seendiri. Sendiri di sebuah rumah yang
sangat sederhana. Ketika aku sendirian dirumah, aku
selalu mengisi kegiatan ku dengan membaca buku-buku
yang terdapat diruamh ku. Buku apapun itu aku baca,
meskipun aku belum memahaminya karena yang ku
ambil adalah buku kakak ku. Tetapi, terkadang aku juga
membaca buku yang telah di belikan oleh ayah ku
seperti buku cerita, novel, dan buku majalah bobo.
Buku-buku tersebut sering kubaca karena aku sangat
suka membaca buku. Ketika aku mulai bosan membaca
buku, aku langsung menggambil buku gambar ku untuk
menggambar sebuah sesuatu yanga ada dipikiranku atau
sesuatu yang sedang ingin aku gambar. Disisi lain juga,
aku tidak terlalu pandai dalam menggambar. Tetapi aku
sangat menyukai gambaran ku walau hasilnya sangat
sederhana.

Sekian lama aku sedang menunggu kepulangan


ibu dari sekolahan, hatiku terasa bergetuk kencang.
Tanpa kusadari ibuku telah sampai didepan rumah. Aku
menyambutnya dengn hati riang.

“ Ibu, bagaimana? Apakah aku jadi bisa


bersekolah dasar? ” Ucapku pada ibu.

Ibuku pun menjawab “ iya nak, kamu bisa


bersekolah. Besok adalah hari pertama kamu masuk
sekolah yaa.”
Dengan perasaan terkejut aku menjawab “
Benarkah bu? Aku sangat gembira bu...”

“Iya nak....” Jawab ibuku

Ayah pun berkata padaku “ Besok ayah akan


mengantarmu kesekolah. Jadi,bangun lebih awal yaa.”

“ Iya, siap ayah.” Jawabku kepada ayah dengan


tersenyum.

Dipagi hari yang cerah, tepat hari senin. Hari


dimana hari pertama aku masuk sekolah. Ibuku langsung
membangunkan aku dan dan kakak ku. Kemudian aku
bergegas bangun dari tempat tidurku untuk mandi.
Sebelum itu, aku terlebih dahulu merapikan tempat
tidurku dan menyiapkan peralatan sekolah yang aku
butuhkan. Dua puluh menit pun telah berlalu, aku sudah
siap untuk berangkat kesekolah. Tetapi aku akan
memakai sepatu terlebih dahulu. Setelah semuanya telah
siap, ibuku memberikan sepiring sarapan terlebihan
dahulu.
“ Putrii....ini sarapan mu.makanlah terlebih
dahulu.” Ucap ibuku sambil tergesa.

Aku pun mejawabnya “ Iya bu...ini segera ku


makan. Aku tidak ingin terlambat kesekolah untuk hari
pertamaku.”

“ Yasudah hati-hati dijalan ya nanti.


Ayahhh....Ayahh.......segera antar putri kesekolahan
nya.” Ucap ibuku pada aku dan ayah.

Aku pun memanggil ayah “ Ayahhhh.... ayoo kita


berangkat kesekolah putri. Putri sudah siap ayah. Ayooo
ayah, aku tunggu di depan rumah ya.”

“ Iyaaa nak, ayah akan menggambil kunci sepeda


motor terlebih dahulu ya. Tunggu ayah didepan rumah
saja.”

Aku pun menjawab nya “ Iya ayahhh......”

Setelah ayah mengambil kunci sepeda motor, aku


dan ayah langsung bergegas menuju kesekolah ku yakni
Sekolah Dasar Negeri Waringin. Sepanjang jalan, aku
sering menemui anak-anak sepertiku yang akan menuju
kesekolahannya masing-masing. Burung-burung pun
ikut menghiasi langit di dalam keadaan macet ini. Tak
lama kemudian, ternyata aku dan ayah telah sampai di
depan halaman Sekolah Dasar Negri Waringin. Pada saat
itu, banyak sekali ku temui teman-teman baru yang akan
menjadi teman ku juga di sekolah ini.

Suasana disekitar sekolahku sangat-sangat ramai


dengan para anak-anak yang berlarian kesana kemari.
Setelah melihat itu ayah ku langsung mengajak ku untuk
mencari kelas ku. Sekian lama mencari-cari, ayahku
menemukan kelas ku. Kelasku ternyata berada tepat
disebelah kanan koperasi sekolah. Perasaan ku sangat
senang sekali waktu itu. Ayah ku bergegas untuk
menyuruhku masuk kedalam kelas ku tadi agar aku bisa
memilih tempat duduk yang aku inginkan. Dengan hati
yakin aku perlahan-lahan memasuki ruang kelas ku
dengan suasana burung-burung yang berterbangan
dengan gembira.
Sebelum aku memasuki kelas, ayah berpesan
padaku “ Putri....kamu disini jaga dirimu yaa, karna
disini banyak teman-teman baru mu yang belum pernah
engkau temui. “

“ Iya ayah, Putri akan menjaga diri putri sendiri.


Terima kasih ayah telah mengantarkan putri juga “
Jawabku pada ayah dengan tersenyum.

“ Iya nak, itu sudah menjadi tugas ayah “ Jawab


ayah sambil bergeagas pergi dari sekolahku untuk
menuju ke kantor ayah bekerja.

Setelah aku berbincang-bincang dengan ayahku,


aku bergegas memasuki kelasku uuntuk memilih tempat
duduk yang sesuai dengan keinginan ku. Pada saat
pertama kali langahku memasuki kelas ku, perasaan ku
sangat senang sekali. Seketika perasaan ku langsung
berdebar tidak karuan. Dan seketika itu, mata ku
langsung tertuju pada suatu bangku tepat di deretan
tengah bangku nomer dua. Aku pun langsung menuju
bangku tersebut dan segera menempati bangku tersebut.
Setelah aku menduduki tempat tersebut aku disapa dan
diajak berkenalan oleh teman belakang bangku ku.
Ternyata ia mengajak ku untuk berkenalan. Terdapat dua
orang dibelakang ku pada waktu itu. Dan ia adalah Nia
dan Novi

Nia dan Novi pun berkata “ haloo.....siapa nama


mu? Bolehkah kita berkenalan.

Aku pun menjawab dengan tersenyum “ Tentu


saja, nama ku Putri teman-teman. Salam kenal ya.”

Nia dan novi pun bergegas untuk menyulurkan


tangan nya untuk bersalaman dengan ku. Dan aku pun
juga membalas uluran tangan mereka sebagai tanda
pertemanan kita. Setelah kita berbincang-bincang
anatara satu sama lain, datanglah seorang siswi
permpuan berambut panjang lalu dengan perlahan ia
menghampiriku. Seketika itu, aku dan kedua teman ku
langsung melihat nya dengan mata yang begitu fokus.
Kemudian siswi berambut panjang itu benar-
benar menghampiriku dan ia berkata padaku “ Bolehkah
aku duduk disebelah bangkumu ini?”

“ Tentu saja, engkau boleh duduk disebelah


bangku ku ini dan aku segera mmpersilahkan tempat
duduk untuk nya.” Ucapku padanya.

“ Terima kasih ya, oh iya nama kamu siapa ?”


Ucapnya.

Aku pun menjawab dengan senang hati “ Nama


ku adalah Putri, salam kenal ya...”

“ Oh iya aku tadi lupa menyebutkan namaku,


namaku adalah Dita.” Ucap dita pada ku.

Setelah Aku dan Dita berkenalan antara satu


sama lain. Aku mengajaknya untuk berbincang-bincang
denganku dan juga kedua teman baruku tadi. Tak lama
kemudian datanglah seorang ibu guru yang masuk
kedalam kelas ku. Ternyata ia adalah guru yang akan
menemaniku dan teman-teman untuk 1(satu) tahun
kemudian. Aku dan teman-teman ku sangat senang
sekali karna kita mempunyai guru.

Perempuan berhijab itu lalu berdiri di tengah-


tengah kami dengan senyum manisnya. Perempuan itu
adalah guru untuk kami. Tak lama kemudian, seorang
perempuan itu memperkenalkan dirinya didepan kami
semua. Bu Danis, itulah sebutan nama untuk kami
panggil katanya.

“ Halo anak-anak.....selamat pagi semuaaa “ Ujar


Bu Danis dengan menatap semua muridnya tanpa
terkecuali.

Semua teman-taman ku langsung menjawabnya “


Selamat pagi juga bu....”

“ Jadi anak-anak, ibu disini untuk menjadi guru


kalian untuk satu tahun kedepan. Ibu harap anak-anak
bisa berbaur dengan ibu dan bisa mengikuti pelajaran
dengan baik dan ikhlas ” Ucap Bu Danis untuk kami
semua.
Setelah bu danis menyampaikan harapan nya
untuk kami semua, bu danis lanjut untuk memberikan
kami jadwal pelajaran, agar besok sudah bisa dimulai
pelajaran. Bu danis kemudian bergegas menuliskan
jadwal pelajaran dari hari senin hingga hari sabtu
dipapan tulis. Semua murid-murid di haruskan mencatat
jadwal pelajaran yang dituliskan oleh bu danis.

Aku dan dita pun langsung mencatat jadwal


tersebut. Lima menit kemudian, suasana kelas terasa
begitu bising dengan ramainya suara celotehan dari
teman-teman ku yang duduk dibangku belakang.
Mereka adalah Chelo, Dava, Irawan dan Ivan. Mereka
ber-empat sangat ramai sekali dengan mebicarakan hal-
hal yang menurut mereka lucu hingga suasana kelas
menjadi sangat ramai. Pada saat bu danis menulis
dipapan dengan suasana ramai ini, bu Danis pun dengan
langsung mengarahkan pandangannya kepada empat
anak yang duduk di belakang itu. Bu Danis pun langsung
menyuruh mereka untuk mencatat jadwal dan tidak
banyak bicara yang dapat membuat suasana kelas
menjadi sangat ramai sekali.

Sudah diperingatkan, tetap saja mereka ber-


empat itu tidak bisa diam. Akhirnya bu Danis pun
menghukum mereka untuk berdiri di depan kelas sampai
semua teman ku yang menulis jadwal peajaran selesai.

“ Ayo..... cepat, kalian ber-empat maju ke depan


dan berdiri di sini “ Ucap Bu Danis pada mereka.

Setelah mendengar perkataan Bu Danis, mereka


ber-empat lalu saling menyalahkan atas kejadian itu.aku
dan semua teman ku seketika langsung melihat mereka
ber-empat.

“ Ini gara-gara kamu semua, sampai-sampai di


suruh berdiri di depan kelas kan sama Bu Danis “ Ucap
irawan pada Ivan, Chelo, dan Dava.

Chelo dan Ivan pun menjawab “ kenapa kamu


jadi menyalahkan kami, kan kamu juga ikut membuat
kelas menjadi ramai kan “.
Dava pun ikut menyauti perkataan Ivan dan
Chelo “ Iya wan, kan kamu juga ikut ramai. Kenapa
kamu salahin kami aja, padahal kamu juga ramai ”.

“ Ya tapi ini gara-gara kalian semuaaaa......”


Ucap irawan pada teman-teman nya.

“ Sudah-sudah kalian ber-empat jangan saling


menyalahkan. Kalian semua salah. Ayu cepat maju
kedepan dan berdiri disini “ Ucap Bu Danis kepada
mereka.

Akhirnya mereka ber-empat pun maju kedepan


dengan diiringi suara teriakan cemoohan dari teman-
teman yang lain. Disitu, Ivan disuruh maju terlebih
dahulu kemuadian diikuti ketiga teman nya yang lain.
Setelah sampai di depan, mereka ber-empat langsung di
suruh bu Danis untuk berdiri di tepat sebelah papan tulis.
Banyak teman-teman yang melihat.i mereka dan
menertawakan mereka ber-empat.
Bu danis pun selesai menulis jadwal kemudian
duduk sebentar sambil menunggu anak-anak menulis
jadwal sampai selesai.

“ Ahirnya aku selesai juga menulis ini ” Ucapku


dalam hati.

“ Dit,dita.... aku sudah selasai menulis ini. Kamu


sudah selesai kah? “ Ucapku pada dita dengan hati
senang.

“ Sebentar lagi put, ini hanya kurang sedikit saja


“ Jawab Dita pada Putri.

Sementara dita menulis, aku menoleh kebelakang


dan melihat pekerjaan Nia dan Novi. Ternyata mereka
berdua telah selesai menulis. Akhirnya Aku, Nia, dan
Novi pun bercanda gurau sambil menunggu dita. Tak
lama kami bergurau-gurau, ternyata dita sudah selesai
menulis. Ya sudah kami ahirnya bercanda-canda karna
tugas kami sudah selesai. Teman-teman yang lain juga
ternyata sudah pada selesai dan mereka ber-empat juga
masih tetap berdiri di sebelah papan tulis.
“ Apakah semuanya sudah menulis anak-anak ? “
Ucap bu Danis pada anak-anak.

“ Sudah selesai buu..... “ Jawab semua murid-


murid.

Bel istirahat pun seketika berbunyi hingga


mengagetkan para murid-murid. Murid-murid pun
senang sekali. Bu danis juga mengijinkan anak-anak
untuk beristirahat terlebih dahulu termasuk empat anak
yang tadi berdiri disebelah papan tulis tadi. Suasana
kelas seketika menjadi ramai dengan berlomba-
lombanya anak-anak keluar kelas menuju kantin untuk
membeli sebuah makanan yang mereka inginkan. Ada
juga beberapa teman ku yang masih dikelas untuk
memakan bekal yang mereka bawa dari rumah.

Setengah jam pun berlalu, bel sekolah kembali


berbunyi yang menandakan jam istirahat telah berakhir.
Murid-murid sekolah dasar negeri waringin pun
bergegas memasuki kelasnya masing-masing. Aku, Dita,
dan Nia bergegas menuju kelas 1a.
Kelas 1a adalah kelas ku dan teman-teman yang
lain. Sesampainya aku dikelas, aku langsung duduk
dibangku ku sendiri. Ternyata suasana kelas sudah mulai
ramai dengan kembalinya teman-teman yang telah
beristirahat tadi. Satu persatu bangku yang kosong
dikelas telah terisi semua. Tak lama juga, Bu Danis
perlahan menuju kelas kami.

Bu danis pun telah memasuki kelas 1a. Bu danis


lalu menyampaikan kepada anak-anak agar jangan
sampai lupa untuk besok membawa jadwal pelajaran
sesuai hari selasa. Bu danis juga menyuruh untuk Chelo,
Ivan, Dava dan Irawan menulis jadwal pelajaran terlebih
dahulu agar besok dapat mengikuti pelajaran dengan
baik. Sementara mereka ber-empat menulis jadwal
terlebih dahulu, bu danis lalu menanyai salah satu dari
kami.

“ Dita, jadi besok apa pelajaran yang harus kamu


bawa? “ Tanya bu danis pada dita.
“ Yang harus saya bawa besok adalah bahasa
indonesia, matematika dan pendidikan agama islam bu ”
Jawab dita dengan sedikit terkejut

Sudah paham ya berati anak-anak, jadi jadwalnya


besok adalah bahasa indonesia, matematika dan
pendidikan agama islam. Bel pulang sekolah pun
berbunyi. Murid-murid pun begitu gembira. Anak-anak,
karna bel pulang sekolah telah berbunyi mari kita berdoa
terlebih dahulu sebelum pulang. Setelah selesai berdoa
semua murid-murid bergegas salim kepada bu danis
sebelum pulang. Anak-anak menjadi berebut untuk bisa
salim dulu agar bisa pulang terlebih dahulu. Setelelah
selesai semua salim, aku langsung salim dengan
mencium tangan bu danis dan mengucapkan salam
padanya. Kemudian aku bergegas keluar dari kelas
karena ayah telah menjemputku di depan sekolah.

Aku langsung menghampiri ayah dengan


mencium tangan ayah juga. Kemudian kami langsung
bergegas pulang. Di sepanjang jalan aku menikmati
pemandangan gunungdengan burung-burung yang
berterbangan. Di sepanjang jalan juga ayah menemui
pedagang buah semangka. Kemudian ayah membeli
sebuah semangka untuk dibawa pulang karena itu adalah
buah kesukaan andik. Setelah kita lama di perjalanan,
akhirnya kita telah sampai didepan rumahku. Aku dan
ayah pun langsung disambut oleh ibu dan andik.

Suasana rumah terasa begitu berubah dari yang


hening menjadi suasana penuh riang gembira. Ibu dan
andi langsung keluar untuk menghampiri aku dan ayah
dari depan rumah. Tak lama kemudian kak Aldi pulang
dari sekolahnya. Jadi pada waktu itu semuanya
berkumpul dengan lengkap didepan halaman rumah ku.
Ayah ku menyuruh untuk semua masuk kedalam rumah
untuk menikmati makan siang.

“ Bu....ambilah buah semangka itu di dekat


sepeda motor ya bu, karna ayah tadi membeli sebuah
semangka karena teringat oleh andik .” Ucap ayah pada
ibuku
Ibuku pun menjawab “ Iya ayah, setelah ini ibu
akan ambil buah semangkanya.”

Semua telah masuk kedalam rumah. Aku, ayah,


dan kak aldi beregas untuk mengganti pakaian kami dan
membersihkan badan kami. Sementara itu, ibu dan andik
pegi ke dapur untuk mempersiapkan makansiang dan
memotong buah semangka yang tadi di bawa oleh ayah.

“ Masakan telah siap, ayo semuanya kumpul di


ruang makan ” Ucap ibu sambil memanggil semua
anggota rumah.

Aku pun menjawab ucapan ibu dengan tergesa “


sebentar ibu, putri sedang ganti baju terlebih dahulu
karna seragam putri ini besok masih di pakai “

Sementara aku masih mengganti pakaian. Kak


aldi, ayah, dan andik menuju ruang maan untuk
menimati makanan siang yang telah dimasak oleh ibuku.
Ibuku lalu mempersiapkan semuanya seperti
menyiapkan piring, nasi, sendok, dan minum nya. Tak
lama kemudian, aku menghampiri semuanya yang ad di
ruang makan waktu itu. Semua telah berkumpul dan
ibuku menyuruh untuk langsung mengambil apa yg di
suka untuk dimakan.

“ Ayo semuanya makan lah. Hari ini ibu masak


sayur bening dengan telor dadar dan ayam goreng
yaaaa.....” Ucap ibu sambil tersenyum.

Andik pun langsung mengambil piring dan


berkata “ Waw.... aku mau ayam goreng ya bu “

“ Iya andik, ambilah yang engkau mau. Makan


semuanyaa jugaaa “ Ucap ibu dengan sedikit tertawa.

Akhirnya semua sedang memakan masakan ibu.


Aku yang makan dengan sayur bening dan telor dadar ,
kak aldi yang makan dengan sayur bening dan ayam
goreng dan ayah yang makan dengan sayur bening
beserta telor dadar dan ayam goreng. Semua begitu
terlihat sangat lapar. Ibu yang hanya terdiam melihat
kami semua yang makan dengan lahap. Ibu juga sangat
senang karena dapat melihat semua anggota
keluargamya dapat makan hari itu.
Setelah selesai semua makan. Ibu akhirnya
makan nasi dengan sayur bening dan lauk seadanya.
Sementara ibu yang sedang makan, aku langsung
memberesskan semua piring dan gelas yang telah
dipakai oleh ayah, andik dan kak aldi tadi. Kemudian
aku lanjut dengan mencuci atau membersihkan semua
piring dan gelas yang kotor tadi agar ibu tidak kelelahan
nanti. Setelah aku mencuci semuanya aku melihat ruang
makan lagi, apakah masih ada yang tertinggal. Eh,
ternyata semua sudah bersih. Jadilah tugas ku selesai
untuk membantu ibuku.

Di depan halaman rumah, tampak kak aldi dan


andik yang tengah bemain bersama. Ternyata kak aldi
sedang mengajak andik untuk bermain bola. Sementara
mereka berdua bermain bola, aku hanya melihat mereka
dari kejauhan sambil membaca buku majalah bobo yang
aku punya. Aku membaca buku itu dengan santai yang
diikuti pemandangan yang sangat indah. Setelah selesai
membaca buku majalah bobo yang aku punya, aku
kembali masuk kedalam kamar untuk mengambil buku
apapun yang belum pernah kubaca atau buku-buku
simpanan ayah untuk mengisi waktu luangku. Setelah
cari mencari suatu buku, akhirnya aku menemukan suatu
buku yang membuatku tertarik pada nya. Buku itu
merupakan suatu novel karya Tere Liye. Buku itu
memiliki judul yaitu Daun Yang Jatuh Tidak Pernah
Membenci Angin. Dengan cekatan aku langsung
mengambil buku itu dan langsung meninggalkan kamar
ayah untuk menuju halaman rumah. Sesampainya aku di
depan halaman rumah, aku langsung duduk di depan
dengan pemandangan sebuah permaiann bola. Dengan
sanagat senang aku langsung membaca buku itu halaman
demi halaman. Sang mentari mulai meninggalkan tempat
nya. Hal ini menunjukan langit telah sore. Aku langsung
meninggalkan halaman rumah dan langsung membantu
ibu untuk merapikan rumah dan membersihkan diri. Saat
semua orang dirumah telah selesai mandi, aku bergegas
langsung mandi. Tak lama kemudian suara adzan
maghrib telah terdengar. Semua keluarga ku telah
menunggu ku untuk menjalankan sholat maghrib terlebih
dahulu.
Ayah ku pun memanggilku dengan suara sedikit
keras “ Putri.... ayo kita sholat berjamaah dulu “.

“ Iyaa ayah.... aku akan segera mengambil air


wudhu terlebih dahulu dan segera menuju ke mushola “
Ucapku pada ayah dengan sedikit terburu-buru

Setelah selesai aku mengambil air wudhu, aku


langsung menyusul ke musshola dan langsung
menunaikan sholat bersama. Semua menunaikan sholat
dengan khusuk tanpa terkecuali andik juga. Setelah
selesai sholat semua juga berdoa untuk memohon
keinginan nya agar tercapai.

Sholat maghrib telah selesai. Waktu isya juga


telah berlalu. Akhirnya aku memutuskan untuk
mempersiapkan buku-buku yang besok akan ku bawa
sesuai pelajaran. Pelajaran yang besok harus ku bawa
adalah ilmu pengetahuan sosial, bahasa indonesia, dan
matematika. Setelah aku mempersiapkan buku-buku
untuk besok aku langsung bergegas untuk belajar.
Malam itu, aku sangat tertarik untuk mencoba
belajar pelajaran matematika. Tetapi aku tidak bisa
dengan lancar menghitung akhirnya aku mencari kak
aldi. Aku akan meminta kak aldi untuk mengajariku
belajar menghitung.

“ Kak aldi......dimana kakak? “ Ucapku untuk


memanggil kak aldi dengan berteriak.

Kak aldi pun mendengar suaraku itu dan lantas


berkata “ Kak aldi ada di kamar....kemarilah “

“ Iyaa kakkk....... aku akan segera ke kamar


kakak “ Jawabku pada kak aldi.

Aku bergegas menuju ke kamar kak aldi dengan


terburu-buru dan membawa buku matematika ku.
Sesampainya didepan kamar kak aldi aku langsung
mengetuk pintunya dengan keras. Kak aldi pun langsung
membukakan pintunya dengan cepat. Setelah dibuka
pintuya oleh kak aldi. Aku segera duduk di depan kak
aldi dengan membawa peralatan belajarku.
Kak aldi pun lantas bertanya padaku “ ada apa
putri engkau menemui ku ? “

“ Ajari aku belajar menghitung kak. Ini pelajaran


matematika yang ingin aku pelajari “ jawabku pada kak
aldi.

“ Oke putri, kakak akan mengajari kamu “ Ucap


kak aldi padaku.

Satu jam pun telah berlalu. Kak aldi mengajariku


dengan perlahan-lahan sehingga aku menjadi paham cara
menghitung yang benar. Memang kak aldi itu kakak
yang terbaik di dunia.

Setelah aku belajar dengan kak aldi, aku pergi


meninggalkan kamar nya untuk menuju kamarku. Ini
sudah malam, sudah sekitar jam delapan malam. Aku
harus bergegas tidur agar besok tidak terlambat masuk
sekolah. Lampu – lampu kamar lalu aku matikan dan
kipas angin aku nyalakan. Malam ini aku tidur ditemani
sang rembulan bersama para sahabatnya yakni bintang-
bintang.
Sang mentari pun telah bangun dari tidurnya, hal
ini menandakan pagi telah dimulai. Aku pun berberes
dengan biasanya dan tak lupa membantu ibu juga.

Jam telah menunjukkan waktunya. Dia akan


mendekati jam 7. Hal ini menandakan aku harus segera
berangkat dengan ayah. Dengan santai aku dan ayah
menuju ke sekolah ku.

Anda mungkin juga menyukai