Anda di halaman 1dari 3

Belive All Will Be Fine

Kisah panjang dan perjalanan yang rumit ya itulah cinta, semua orang pasti pernah merasakannya
seperti halnya yang sedang aku rasakan sekarang. Aku mulai mengerti bahwa segala sesuatu tidak
ada yang berjalan dengan sempurna, dan sekarang aku akan belajar bagaimana caranya agar bisa
menerima keadaan seseorang dengan tulus dan setia, sekarang hanya itu yang ada dalam pikiranku.
Ketika aku harus memperjuangkan sesuatu yang berharga, bagiku dengan keadaan terpisah oleh
ruang dan waktu, tapi keyakinan ini taakan pernah hilang.

Pagi sudah datang, kicauan burung-burung sayup ku dengar, saat ku buka mata perlahan, cahaya
sang mentari rupanya sudah masuk melalui celah-celah jendela, tapi sayangnya mataku enggan
untuk terbuka, dalam kata lain, aku masih mengantuk berat. Ku lirik Arloji sudah menunjukkan pukul
07.30, tapi aku mengabaikannya,

Welcome dreams” gumamku dalam hati. Hatiku kecewa bukan main, saat kudengar suara yang
sangat familiar di telingaku “Lala.. Lala..” ucap ibu seraya mengelus kepalaku dengan lembut, dengan
sabar ibu terus membangunkanku, hingga ibu hilang kesabarannya “Starla Calista...” teriak ibu.
Sontak aku mendengar teriakannya tadi, hingga aku kangsung bergegas mengambil handuk yang ada
di balkon.

Saat sedang bercermin aku terkagum-kagum melihat diriku sendiri “Wah aku cantik ya (geer)” ucap
diriku dalam hati sambil tersenyum. Tingtong Lala....” panggil teman-teman ku “ Lala temen kamu
udah dateng tuh” ucap ibu. Aku pun beranjak pergi bersama temanku untuk menuju mall yang ada di
Bandung, kami sangat terhibur sekali, di mulai dari menonton bioskop, makan di starbucks, mencoba
dan membeli beberapa baju dan lain-lain. Hingga tanpaku sadari waktu menjukan pukul 20.00 WIB.
Tiba-tiba kakak ku datang untuk menjemput “ Guys.. Lala pulang duluan ya, kaka udah jemput”
ucapku kepada mereka.” Oke La hati-hati ya” ucap mereka sambill melambaikan tangan.

Ketika aku melihat ke atas langit, ternyata langit sudah mulai gelap menandakan hujan akan segera
turun. Seiring berjalannya waktu, datanglah seorang pria memakai jaket jeans berwarna sedikit ke
coklat-coklatan dan bergaya rambut berjambul. Kakak ku mengenalkan pria itu “Lala, ini adik kelas
kakak namanya Abrigan Albara panggil aja dia Bara” ucap kakak sambil memegang pundak ku. Lalu ka
Bara menatapku dengan senyuman manis nya itu, membuatku merasakan hal yang berbeda. Tanpa
berbasi-basi Ka Bara menanyakan nama ku sambil tersenyum. Lalu dia mengajak aku dan kakak untuk
pulang bersama nya naik mobil.

Minggu pagi. Aku mulai beraktivitas di rumah, dari mulai bersih-bersih, membereskan tempat tidur,
hingga mencari pakaianku yang kotor. “Tingtong.. Tingtong..” suara bel berbunyi. Aku langsung
menghampirinya dan membukakan pintu “Hallo Lala Selamat Pagi” ucapnya kepadaku. Aku terkejut
sekali melihat ka Bara datang dengan membawa coklat yang banyak sekali di kantong putih yang di
tentengnya sembari membawa bunga, aku langsung menjawabnya dengan sedikit gugup “Ka..Ka
Bara.. emm selamat pagi kembali, ohiya cari siapa ka? Cari kaka Lala ya?” Jawabku sambil tersenyum
“Hmmm bukan Lala, aku mau ketemu kamu” ucap nya sambil tersenyum lebar.”Hahaha,

Mau apa ka cari Lala?” Aku tertawa mendengar perkataan Ka Bara yang seperti itu. “Aku mau kasih
bunga sama coklat buat Lala, makan ya coklat nya jangan di buang, kalo di buang kan sayang hehe”
jawabnya sambil seraya menatapku. “Aaaaa buat Lala? Makasih banyak ya Ka, eh sini masuk dulu ke
rumah” aku merasa senang sekali Ka Bara datang ke rumah. “Iya sama-sama cantik, haduh maaf ya
kayanya gabisa deh, lain kali aja ya lagian aku lagi buru- buru mau ada meeting di kantor” jawabnya
kepadaku “yah.. yaudah deh Hati-hati di jalan, kalo udah sampe, kabarin ya” amanat dariku. “Iya
cantik Terima kasih, pasti aku kabarin ko” ucapnya sambil menaiki mobil hitam nya lalu dia
melambaikan tangannya seraya berkata “see you cantik” ucapnya kepadaku

Kini hari-hari ku mulai berwarna lagi, rasanya Ka Bara seperti pelangi baru yang datang dalam
kehidupanku dengan waktu yang tepat. Akhirnya aku menemukan seorang pria yang bisa
membuatku tertawa lepas dengan 1001 caranya. Kemana pun Ka Bara pergi, dia tidak pernah lupa
untuk mengabari. Waktu menunjukan pukul 21.00 WIB, saat itu, semua perasaanya ia ungkapkan
padaku. Hati ini benar-benar tidak percaya dengan apa yang di ucapkannya, tapi di sisi lain aku masih
takut untuk mencintainya, karena dulu aku pernah merasakan sakitnya di kecewakan.

Jarum jam terus berputar, Ka Bara masih saja berjuang untuk mendapatkan jawaban dari ku. Kini aku
menyadari bahwasanya hatiku sudah jatuh cinta sedalam-dalam nya untuk Ka Bara, tapi untuk kali ini
dan seterusnya aku mempunyai prinsip bahwa aku tidak akan pernah mempunyai hububgan lebih
dengan siapapun, akhirnya kami sepakat untuk saling menjaga hati. “Ibu.. ibu..” aku memanggio ibu
yang sedang berada di kamar, ibu langsung keluar dan berkata “ada apa sayang?” Jawab ibu dengan
suara khasnya “ibu Lala boleh cerita?” Ucapku kepada ibu “ iya boleh, emang Lala mau cerita apa?”
Jawab ibu sambil tersenyum “ ibu, sekarang Lala lagi deket smaa cowo, orang nya baik banget, tapi
Lala sama dia temenan aja ko” ucapku sambil tersenyum-senyum sendiri “cie.. jadi gitu ya? Lala
boleh deket sama dia tapi harus tau batasan ya, eh emang namanya siapa La?” Jawab ibu dengan
ketawa kecilnya” siap ibu cantik, namanya Abrigan Al Bara bu” ucapku “namanya bagus ya pasti
orang nya ganteng ya la? Hehe” jawab ibu sambil ketawa “ iya dong buu” ucapku kepada ibu

Tanpa aku tau, ternyata hampir setiap hari Ka Bara datang ke rumah dengan membawa makanan
untuk ibu, dan yang paling mengejutkan ternyata dia sudah dekat dengan ibuku. Tiba-tiba saja hatiku
berkata Huft besok aku harus pergi ke Semarang deh, tuk lanjutin kuliah dan nanti tinggal di rumah
tante Bello, haduh jadi LDR an sama Ka Bara dong” gumamku dalam hati sembaru melihat cermin
yang menggantung pada dinding. “Lola.. Lala..” ada suara bisikan yang memanggilku dari luar Kaca
kamar, bulu kuduk ku merinding, aku takut untuk membuka kunci, tapi aku memilih untuk
memberanikan diri membuka nya, hati ku berkata “semoga saja yang di luar bukan setan gumamku
dalam hati trek.. pintu jendela kamar terbuka, aku sangat terkejut, ternyata yong memanggilku Ka
Bara bukan setan, aku terkekeh melihatnya. “Eh Lala belum todur ya? Dikira udah ada di alam mimpi
hehe” ucapnya sambil tersenyum memengang sesuatu di belakang punggungnya tadi sih udah mau
tidur, tapi gajadi soalnya Ka Bara dateng kesini hehe” jawabku sambil tertawa kecil. “Yah maaf jadi
ganggu Lala, aku cuman mau kasih ini buat kamu” ucapnya seraya memberikan bucket dan coklat
kesukaanku “hihi semuanya buat Lala? Makasih ya Ka Bara ga ganggu Lala ko ucapku

Makasih ya Ka Bara ga ganggu Lala ko” ucapku kepada nya. Aku benar-benar merasa senang, air
mataku mulai menetes melihat sikapnya yanh berbeda dari semua pria yang pernah dekat denganku.
Lalu Ka Bara berkata “Hei cantik, besok kamu pulang ke Semarang ya? Aku mau kasih pesan nih buat
kamu boleh?” ucapnya kepadaku “dengan senang hati ka” ucapku mencoba tersenyum manis “Lala
cantik, baik-baik disana semangat sama apa yang lagi di perjuangkan, jangan lupa selipin nama aku di
dalam doa kamu, pada intinya aku padamu cantik, I love you. Inget ya aku disini gaakan kemana-
mana’ All’ be right here waitung for you, udah jangan nangis lagi” ucapnya sambil mengelus kepalaku
“aaa Lala sedih..” ucapku sambil menangis “udah ya jangan nangis lagi cantik, ohiya udah kemaleman
nih aku pulang dulu ya” ucapnya sambil berpamitan sambil mengusap kepalaku “iya ka, Hati-hati ya..”
jawabku kepadanya.

Anda mungkin juga menyukai