Anda di halaman 1dari 92

KENANGAN JOGJA

Pada tanggal 12 mei 2016 pukul 19.00, saya dan teman-


teman pergi ke jogja untuk menyegarkan pikiran setelah
melaksanakan Ujian Nasional. Sebelum berangkat rekreasi saya
mempersiapkan barang-barang yang akan saya bawa nanti,
sesudah menyiapkan barang lalu memasukannya ke dalam tas,
saya langsung mandi dan sarapan, sesudah itu saya sholat
maghrib, sesudah sholat maghrib sambil menunggu pukul 19.00
saya mengecek barang-barang yang akan saya bawa, tidak lama
kemudian saya mendengar adzan isya’ saya segera mengambil air
wudhu dan segera melaksanakan sholat isya’, sesudah sholat isya’
saya langsung berganti baju dan meminta tolong ibu saya untuk
mengantarkan ke sekolah.
Saya dan teman –teman saya berkumpul di sekolah untuk
menunggu bus datang, dan setelah bus itu datang saya dan teman
– teman memasuki bus dengan gembira dan senang,waktu di bus
saya dan teman – teman saya bernyanyi dan bercanda tawa
dengan guru-guru saya. Tidak terasa sudah larut malam saya dan
teman-teman tertidur di dalam bus.
Bus sudah terhenti, Saya dan teman-teman turun dari
bus dan segera menuju musholla untuk melaksanakan sholat
subuh berjamaah, Setelah sholat saya dan teman – teman menuju
ke sebuah rumah makan untuk sarapan pagi bersama-sama,
Setelah sarapan pagi saya dan teman-teman menuju ke pantai
Parangtritis, Sesampai di pantai saya disambut dengan
pemandangan sunset yang sangat indah ,saya langsung
mengabadikan momen tersebut dengan berfoto dengan teman
saya “Be ayo foto-foto mumpung anok sunset” teman-teman saya
menjawab “ayooloo…”(dengan semangatnya teman-teman saya
menjawab)
Disela-sela waktu berfoto kami di datangi oleh seseorang
penjual kaca mata,dan penjual itu menawarkan dagangan nya
kepada kami “mbak apa ada yang minat membeli dagangan saya?
” lalu temanku menjawab “ maaf pak, saya sudah sudah membawa
kaca mata dari rumah” dan penjual itu menjawab “ya sudah mbak
makasih”dan penjual itu pun pergi dan kami melanjutkan berfoto
dan membuat video.
Dan ketika saya melihat teman saya bermain ATV saya
langsung mengajak teman-teman saya menyewa kendaraan ATV
tersebut untuk mengelilingi dan menikmati suasana di pantai
Parangtriris, Sesudah bermain-main saya dan teman-teman
segera mandi membersihkan badan sesudah mandi saya dan
teman-teman menuju ke bus untuk melanjutkan perjalanan ke
candi Borobudur. Sesampai di candi Borobudur saya menjumpai
seorang turis, Kemudian saya dan teman-teman lansung
menghampiri turis tersebut lalu saya mencoba berbicara dengan
turis tersebut “hii mister,if I may ask for a picture?” lalu turis itu
menjawab “yes I will” lalu saya dan teman-teman berfoto dengan
turis tersebut.Sesudah berfoto dengan turis saya dan teman-
teman melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki untuk
menuju ke puncak candi Borobudur,sesudah itu saya dan teman-
teman mencari makanan disekitar candi Borobudur tersebut,
sesudah makan-makan saya dan teman-teman kambali ke bus
untuk melanjutkan perjalanan ke Malioboro.
Sesampai di Malioboro saya dan teman-teman berjalan
kaki dari parkiran bus ke tempat Malioboro itu , Sesudah di pasar
Malioboro saya menuju orang yang menjual baju untuk
membelikan pesanan ibu saya , lalu saya memilih –memilih baju
untuk ibu saya dan saya bertanya ke penjual tersebut “Pak harga
baju ini berapa ? bisa saya tawar? ” dan penjual tersebut
menjawab “ Rp. 50.000 mbak maaf harga pas “, “ yasudah pak
saya pilih yang ini baju nya “, Sesudah membeli baju oleh – oleh
ibu saya , Saya mencari oleh-oleh untuk saya dan adik saya ,
sesudah itu saya mencari teman – teman saya , dan mengajaknya
untuk membeli minuman di Cricle K.
Sesudah membeli minuman saya dan teman- teman
melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki untuk menuju parkiran
bus , dan di sela –sela menuju parkiran bus kita bertemu orang
yang menyamar menjadi hantu , Lalu teman saya mengajak foto
dengan orang tersebut , “ guys ayo kita foto sama orang itu “ lalu
teman – teman saya menjawab “ayoo… “ kemudian kita berfoto
dengan orang tersebut , sesudah berfoto kita menyumbang uang
untuk orang tersebut , Sesudah berfoto kami kembali ke bus untuk
melanjutkan perjalanan pulang .
Di dalam bus saya dan teman-teman saya tertidur, di
tengah-tengah perjalanan saya terdengar suara “bruakk..” dan
badan saya terombang ambing, Kemudian saya terbangun dari
tidur dan saya merasa kaget lalu bertanya kepada teman saya
“Risaa ada kejadian apa?” kemudian Risa menjawab “bus yang kita
naiki menabrak sepeda motor” lalu supir bus memakirkan bus
tersebut dipinggir jalan,kemudian supir tersebut turun dari bus
untuk menyelesaikan masalah tersebutdan meminta maaf kepada
korban dan keluarga korban , Sesudah itu supir bus kembali ke
bus untuk melanjutkan perjalanan pulang.
Bus parkir di depan musholla kemudian kami semua
langsung turun dari bus dan segera melaksanakan sholat subuh,
Setelah sholat subuh kami semua kembali ke bus untuk menuju ke
subuah rumah makan untuk makan pagi bersama, Setelah makan
bersama saya dan sahabat saya membeli oleh-oleh cemilan di
sebelah rumah makan tersebut setelah itu, kami langsung
menaiki bus untuk melanjutkan perjalan,di dalam bus kami semua
tertidur, karena kecapek’an , Kemudian saya terbangun tidak
terasa bus sudah mendekati tempat yang akan dituju. Kemudian
bus terhenti ,Saya langsung berkemas – kemas san langsung
meninggalkan bus tersebut, Sesudah itu saya langsung menelpon
ayah saya untuk menjemput saya diparkiran bus tersebut”yah
jemput saya, Saya sudah sampai”ayah saya menjawab”ok nak
tunggu sebentar”. Sesampai di rumah saya langsung menaruh tas
kemudian membersihkan diri lalu sarapan, Setelah sarapan saya
langsung tidur karena kecapekan .

Salma Alfirda
Al-Fitra

"Ma... Fitra berangkat sekolah dulu, Papa udah nunggu diluar"


Seru Fitra dari ruang makan.
"Iya fit, makan siangmu sudah kau bawa?" Sahut mamanya dari
dapur.
"Udah ma. Ya udah Fitra berangkat dulu. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam, hati-hati di jalan, kalau sudah waktunya pulang
langsung pulang nggak usah mampir-mampir."
"Iya ma." Sahut Fitra sambil berlari menuju halaman.
Aku segera berlari menemui papa yang sudah menunggu
di mobil sejak 15 menit yang lalu. Berkat rengekanku waktu
sarapan dimeja makan tadi pagi, akhirnya papa mau mengantar
jemput ku hari ini ke sekolah. Bukannya manja, aku hanya ingin
menikmati kebersamaan bersama papa saat beliau sedang ada di
rumah. Papaku seorang pengusaha sukses yang jarang
menghabiskan waktunya untuk berkumpul bersama istri dan
anak-anaknya. Bahkan diakhir pekan, papa lebih sering sibuk
dengan bisnis luar kotanya dibanding duduk santai di taman
belakang rumah dan menghabiskan waktu untuk membaca koran
dan di temani dengan secangkir kopi hitam.
Namaku Aldina Fitra biasa dipanggil Fitra. Kini aku
berada pada masa-masa dimana aku mulai mencari jati diriku
sebenarnya. Aku tengah menduduki bangku SMA disalah satu SMA
Islam favorit dikotaku. Aku anak bungsu dari dua bersaudara.
Kakakku kini tengah menjadi seorang mahasiswi jurusan
psikologi di Universitas Indonesia. Amaliyah Rizkiyah. Ya itulah
nama kakakku. Usianya hanya berjarak 4 tahun diatasku. Namun
sifatnya begitu dewasa bahkan kedewasaannya melebihi teman-
teman seusianya. Aku dan mbak Rizky lahir dan dewasa dalam
keluarga yang bisa dibilang menengah ke atas. Seperti yang sudah
ku ceritakan sebelumnya, papaku seorang pengusaha jual beli
ekspor impor yang cukup sukses. Sekalipun jarang berada di
rumah, perhatian papa tidak pernah habis kepada keluarganya.
Papa selalu menyempatkan diri untuk menelponku dan mbak
Rizky walau hanya sekedar menanyakan sudah makan malam
atau belum. Sedangkan mamaku, beliau adalah istri yang baik dan
mama yang baik untuk aku dan mbak Rizky. Mamaku hanya
sebagai ibu rumah tangga. Papa tidak pernah mengizinkan mama
untuk bekerja. Karena menurut papa, papa yang harus mencukupi
segala kebutuhan keluarganya. Padahal sebelum menikah
mamaku adalah seorang dosen ilmu ekonomi di salah satu
universitas swasta di Surabaya. Namun mama harus
mengorbankan pekerjaannya demi cintanya kepada papa.
"Pa, papa kapan libur lagi?" Tanyaku kepada papa ketika berada
dalam perjalanan menuju sekolah.
"Memangnya kenapa sayang?" jawab papa sambil mengemudikan
mobilnya.
"Ayo dong pa jalan-jalan kemana gitu, sekeluarga. ."
"Iya sayang, kapan-kapan deh kalau papa lagi longgar kerjanya.
Janji bakal papa ajak jalan-jalan ke Jepang."
"Ya papa suka janji-janji doang nggak pernah terbukti. Males deh."
Aku menggerutu.
"Iya kali ini papa nggak bakal bohong."
"Yaudah deh pa. Fitra turun dulu udah nyampe. Nanti siang jangan
lupa jemput Fitra ya pa. Sekalian Fitra pengen pergi ke Gramedia
buat beli novel." Ucapku sambil mencium punggung tangan papa.
"Siap sayang, yang pinter sekolahnya. Nggak usah mikirin hal yang
nggak penting." kali ini papa mengelus kepalaku.
"Oke pa. Assalamualaikum."
Aku segera keluar dari mobil dan berlari menuju gedung
sekolahku. Sesampainya di kelas aku segera menuju bangku ku
dan duduk disana. Pagi ini seperti biasa, keadaan kelas ku sepi.
Yang ada hanya aku dan Fiki ketua kelasku. Memang saat ini jam
dinding masih menunjukkan pukul 06:05. Sedangkan
pembelajaran dimulai pukul 06:30. Selang waktu 10 menit,
teman-temanku sudah mulai memasuki ruang kelas. Tak
terkecuali Nada sahabatku. Kali ini wajahnya terlihat begitu
sumringah. Entah apa yang membuat matanya begitu berbinar.
Karena rasa penasaran, akhirnya aku pun menegurnya.
"Waduh. Kenapa kamu nad? Semangat banget hari ini. Ada apa?
Habis dapet arisan ya?" godaku.
"Ahh. Apaan sih fit. Bukan dapet arisan kali. Kamu ada-ada aja."
Jawabnya sambil menyenggol bahuku.
"Terus apa dong? Penasaran nih!" tanyaku sedikit mendesaknya.
"Emmm.. Kamu tau kak Adin yang pernah aku ceritain ke
kamu itu kan? Tiba-tiba aja dia kemarin malem ngirim pesan ke
aku intinya selama ini dia ada rasa sama aku. Nahh berarti nggak
sia-sia dong selama ini aku suka sama dia." jawabnya dengan
wajah bersemu merah.
"Wihhhh. Nggak bertepuk sebelah tangan dong. Ya udah sana
terima aja."
"Ah, enggak dulu deh fit. Aku masih pengen fokus sekolah dulu,
aku nggak mau juga gara-gara aku pacaran nantinya pas putus aku
sama kak Adin malah musuhan."
"Yaudah Nad, teserah kamu aja. Yang penting keputusanmu itu
jadi yang terbaik buat kalian."
"Iya fit."
15 menit kemudian bel tanda masuk berbunyi. Aku
segera mempersiapkan pelajaran pertama ku. Mata pelajaran
PPKN menjadi pembuka pelajaran hari ini. Dengan antusias aku
mendengar semua penjelasan materi tentang lembaga negara
yang disampaikan oleh Pak Agus. Tiba-tiba ada seruan dari ruang
informasi bahwa hari ini siswa akan dipulangkan lebih awal
karena dewan guru akan menghadiri rapat dinas pukul 10 nanti.
Tentu semua siswa bersorak senang. Tak terkecuali aku dan Nada.
Meskipun masih kurang 2 jam lagi, teman-teman sudah riuh
merencanakan hang out sepulang sekolah nanti. Aku hanya
bersikap acuh karena aku sudah memiliki rencana untuk pergi ke
Gramedia bersama papa. Aku segera mengeluarkan ponselku, aku
mencari kontak papa dan langsung menelponnya. Satu kali
panggilan tak ada jawaban, ku coba sekali lagi tetap tidak ada
jawaban, dan ku coba untuk ketiga kalinya tidak ada jawaban.
Dengan perasaan kesal aku menghentikan taksi yang melintas
didepanku dan segera masuk ke dalamnya. Sesampainya di rumah
aku segera membuka pintu gerbang rumahku. Aneh. Sepertinya
rumahku dalam keadaan kosong. Tidak biasanya orang-orang
rumah pergi di siang hari. Tapi, aku tidak peduli karena saat ini
aku masih dalam keadaan kesal.
Aku segera masuk ke rumah, mencuci kaki dan mengganti
pakaian lalu segera merebahkan tubuhku diatas kasur. Aku
memejamkan mataku berharap akan terlelap sebentar lagi.
Namun, nyatanya sudah 10 menit aku memejamkan mata aku
belum terlelap juga. Akhirnya aku memutuskan untuk meraih
ponselku diatas nakas dan segera menulis pesan untuk Nada.
Entahlah. Rasanya hari ini begitu membosankan. Aku memilih
untuk membenamkan wajahku ke dalam bantal. Dan segera
berfantasi dengan dunia mimpiku. Aku tidak tahu berapa lama
aku terlelap. Hingga saat aku bangun matahari sudah
bersembunyi. Aku pun lekas bangun dan keluar dari kamar.
Aneh... Rumah masih kosong. Tidak biasanya mama dan papa
meninggalkanku tanpa kabar seperti ini. Perasaan khawatir
bergelayut dibenakku. Tapi aku tetap berusaha untuk berfikir
positif. Dan berdoa semoga tidak terjadi apa-apa. Aku memilih
menghibur diri di taman belakang rumah dengan bermain ayunan
sambil melihat ikan yang berenang kesana kemari. Tiba-tiba aku
terkejut dan melonjak senang saat mendengar deretan gerbang
depan. Aku segera berlari kedepan. Berharap papa dan mama
pulang. Tapi, bukan wajah papa mama yang kulihat, melainkan
wajah mbak Rizky dengan mata sembap seperti baru menangis.
Aku berhambur menghampiri mbak Rizky dan menanyakan apa
yang terjadi. Bukannya menjawab mbak Rizky malah memelukku
sambil menangis pilu.
Di dalam rumah mbak Rizky mengajakku duduk. Dan
menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Alangkah terkejutnya
ketika mbak Rizky menuturkan papa dan mama pergi setelah
bertengkar hebat. Entah apa penyebabnya. Aku menangis, ingin
marah tapi tidak tau siapa yang harus kusalahkan. Semenjak
kejadian itu, papa dan mama tidak pernah kembali. Aku dan mbak
Rizky harus benar-benar mandiri. Bahkan, mbak Rizky sampai
berhenti kuliah dan memilih bekerja demi menyekolahkanku. Aku
pun beljar bersungguh-sungguh demi menghargai kerja keras
mbak Rizky. Usaha kami berdua pun tidak sia-sia. 2 tahun
kemudian, aku berhasil menembus perguruan tinggi negeri di
jurusan kedokteran. Mbak Rizky sangat bangga terhadapku. Aku
pun sangat berterima kasih kepadanya karena berkat usaha dan
kerja kerasnya aku menjadi termotivasi untuk terus belajar. Dan
aku tak pernah menjadikan masalah keluargaku sebagai pembatas
untukku bercita-cita.
Aisya Putri
Jangan Takut Untuk Sendiri

SMK 1 Angkasa adalah sekolah favorit yang ada di Jawa


Tengah dan banyak juga para pelajar yang ingin sekolah di SMK
tersebut, ada salah satu siswa yang bernama Vera yaitu siswa
cewek yang cantik,baik,sopan dan humoris, dia kelas 10. Dia
memiliki banyak teman dan juga memiliki banyak penggemar
padahal Vera masih siswa baru tetapi sudah banyak orang yang
mengaguminya, Vera cuek dengan keadaan itu, dia hanya ingin
fokus dengan sekolahnya.
Sudah beberapa hari kemudian ada salah satu cowok
yang diam-diam menyukai Vera, cowok tersebut bernama Adera,
ia satu kelas dengan Vera namun cowok tersebut tidak ingin
mengungkapkan hatinya dia selalu curhat dengan sahabat Vera
dan selalu ingin tau kesukaan dari Vera, tidak lama kemudian
Vera pun mengetahui, bahwa Adera suka dengannya, Vera tau dari
komunikasi telepon genggam sahabatnya, ia pura-pura tidak tau
dengan berita tersebut.
Setelah beberapa minggu Adera pun memberanikan diri
untuk mengungkapkan isi hatinya kepada Vera, sebenarnya Vera
pun juga sudah lama suka dengan Adera, mereka pun sama saling
suka tetapi tidak ada salah satu dari mereka yang mengungkapkan
nya, sepulang sekolah Adera menemui Vera yang ada di taman,
pada saat itulah mereka mengobrol dengan percakapan yang
cukup panjang.
Akhirnya Adera mengungkapkan isi hatinya kepada Vera
dengan wajah yang gugup dan badan yang gemetar “Ver aku mau
bilang sesuatu sama kamu”,”iya bilang saja” ujar Vera,
“sebenarnya aku sudah lama memendam rasa ini dan sudah lama
aku memandangmu dengan jauh, namun aku tak berani
mengungkapkannya, dan saat inilah kuberanikan untuk
mengatakan apa adanya yang ada dalam hatiku, aku sayang kamu
Ver”, “haaaa?? Hehe aku sebenarnya udah tau kok dari sahabatku,
sebenarnya aku juga suka kok sama kamu tapi aku malu untuk
mengungkapkannya, masa iya cwek dulu yang mulai hehe” ujar
Vera. Setelah mereka mengungkapkan satu sama lain akhirnya
Vera dan Adera pun jadian dan menjadi seorang kekasih yang
serasi.
Sudah menginjak hampir 2 bulan Vera dan Adera tidak
seperti awal kenal mereka tidak saling menyapa dan dikelas pun
dia jarang bercandaaan, perubahan sikap mereka karena adanya
orang ketiga yaitu teman Vera yang berbeda kelas dia mulai suka
dengan Adera, Adera sangat tidak menginginkan hal-hal yang
aneh dalam hubungannya, Vera pun tidak enak dengan
sahabatnya, itu semua adalah salah Adera yang selalu care kepada
semua cewek, jadi teman sekelasnya merasa bahwa Vera itu tidak
begitu spesial bagi Adera, karena Adera tidak bisa membedakan
mana yang kekasihnya dan mana yang temennya, Vera pun
akhirnya bercerita kepada cewek yang selalu menemaninya
kemanapun dia pergi , setelah mempertimbangkan semuanya,
Vera pun memutuskan untuk mengalah dan siap untuk
melupakan Adera, Vera juga tidak ingin antara dia dengan teman
yang beda kelas itu menjadi musuh.
Setelah Vera menyimpulkan masalah tersebut ia
membicarakannya dengan Adera melalui 4 mata, namun Adera
tidak serius menanggapinya dan menyepelekan pembicaraan Vera
terhadap Adera, setelah itu Vera marah dan meninggalkan Adera
untuk pulang. Dari kejadian tersebut sikap Adera terhadap Vera
berubah, Vera berfirasat tidak enak kepda Adera,
Dia berfirasat kalau Adera juga menyimpan perasaan
untuk sahabatnya, dan Adera pun tidak mengabari Vera selama 2
hari, kalau bertemu di sekolah juga cuek seperti orang yang tidak
kenal. Lalu Vera mengambil keputusan untuk mengakhiri
hubungan ini karena Vera selalu merenungkan masalah ini setiap
ia dirumah, tanggapan Adera hanyalah santai dan tidak berbicara
sedikitpun dengan langsung meninggalkan Vera, lalu Vera berlari
untuk pergi ke sahabat-sahabat lainnya ia menangis dan menyesal
telah mengenal apa itu cinta?, Vera sangat menyesal karena sudah
mengganggap bahwa Adera itu baik tapi Cuma di luar saja dia baik
di dalamnya dia suka bermain drama.
Dari kejadian tersebut para sahabat Vera menasehatinya,
“kamu jangan menangisi buat orang yang tidak pernah menangisi
kita, biarkan dia bahagia meskipun itu bahagianya bukan sama
kamu, aku yakin kamu akan mendapatkan cowok yang lebih baik
dari Adera”, lalu Vera pun bangkit dan ingin berteman saja dengan
Adera agar ia tidak terlalu tersakiti untuk sekian kalinya.
Keesokan harinya Vera datang ke sekolah dengan wajah yang
ceria dia tetap tersenyum seakan-akan tidak ada masalah
dihidupnya, sahabat-sahabat Vera pun ikut senang melihat Vera
yang ceria dan selalu tersenyum, di saat Vera berkumpul di
kantin, teman Vera yang suka dengan Adera menghampiri dengan
meminta maaf karena sudah membuat Vera kecewa namun Vera
sudah memaafkan dari kesalahan yang sudah dilakukan oleh
temannya sendiri. Sesudah dari kejadian itu Adera menghampiri
Vera untuk meminta maaf dan merasa kalau Adera menyesal dan
sudah membuat Vera kecewa. Dari itu Vera pun ingin lebih fokus
sekolah dan tidak ingin mengganggu fokus belajarnya.
Vera pun bisa memetik hikmah dadi kejadian tersebut,
bahwa bahagia itu tidak harus sama kekasih bahagia itu lebih baik
dengan sahabat, jadi kita tidak perlu takut untuk sendiri karena
masih ada orang yang selalu siap untuk memeluk kita di saat kita
bersedih maupaun menangis, orang itu adalah sahabat-sahabat
sejati yang memiliki hati yang apa adanya dan tidak membuat
sahabatnya sendiri untuk kecewa. Orang yang baik di luar belum
tau baik juga di dalamnya, jadi kenali dulu sifatnya baru orangnya.

Azizatus Sa’diyah
KELUARGAKU

Vita dan Vito sedang asyik bermain bersama di pinggir


pantai. Mereka bersaudara, Vito adalah kakak Vita. Mereka ke
pantai dengan ayah dan ibunya. Vito dan Vita senang bisa berlibur
bersama keluarga. Mereka bermain air, membuat istana pasir,
berenang di tepi pantai, dan lain-lain. Disana bermain dengan
sangat gembira. Ayah dan ibu juga ikut bermain bersama Vita dan
Vito. Mereka keluarga yang rukun dan harmonis. Setelah selesai
bermain-main, Vita dan Vito mandi dan ganti baju. Sedangkan
ayah dan ibu sedang membuat sosis dan jagung bakar untuk
makan bersama-sama. Semua sudah berkumpul, mereka makan
bersama-sama dengan menikmati pemandangan pantai yang
indah dan udaranya yang sejuk. Mereka semua bahagia, penuh
canda tawa di keluarga itu.
“ Ayah ibu kapan-kapan kita kesini lagi ya…?” Tanya Vito dengan
penuh keceriaan.
“ Iya, semoga kita bisa selalu bersama seperti ini” jawab ibu
dengan tersenyum.
“ Amin……” jawab Vito dan Vita secara serentak.
Keesokan harinya mereka pulang ke rumah. Diperjalanan
mereka bernyanyi bersama, bersenang-senang. Mereka sangat
bahagia dengan liburan itu. Kemudian sampai di rumah. Beberapa
hari kemudian, kekompakkan keluarga itu mulai memudar. Ayah
yang sibuk dengan urusannya. Sehingga mereka jarang untuk
berkumpul bersama. Ayah sering pulang telat dan sifatnya pun
juga berubah. Ayah jarang ikut makan malam bersama, sifatnya
yang sekarang berbeda dengan yang dulu. Itu semua membuat
Vito dan ibu kecewa.
Pagi hari ibu pergi ke pasar untuk membeli sayuran. Saat
dijalan ibu melihat ayah dengan wanita lain, mereka sangat mesra.
Ibu tidak tahan melihat hal itu, ibu pulang dengan menangis. Ia
tidak menyangka bahwa suaminya telah berkhianat. Saat di
rumah ibu terus menangis. Vito mengetahuinya.
“ Kenapa ibu menangis?” Tanya Vito
“ Tidak apa-apa nak….” Jawab ibu, berbohong
Kemudian Vito menghapus air mata ibunya. Ibu menunggu ayah
pulang. Ia menunggu sampai larut malam. Ayah pulang dan ibu
diam saja sambil memasang wajah marah.
“ Kamu kenapa?” Tanya ayah
“ Darimana kamu?kok baru pulang” Tanya ibu balik
“ Habis meeting dengan seseorang” jawab ayah
“ Dengan seseorang atau dengan wanita lain?”Tanya ibu dengan
wajah sinis.
“ Maksud kamu apa?” Tanya ayah agak kesal.
“ Aku tahu kamu selingkuh dengan wanita lain kan……kamu
mengkhianati aku” jawab ibu sambil menangis.
“ Kamu ini ngomong apa sih..?”
“ Kamu gak usah bohong lagi, aku tahu sendiri, puas…..!
Keluarga bercerai berai, ibu dan ayah bertengkar hebat. Hampir
setiap hari mereka bertengkar. Vito sebagai anak yang tertua
tidak tahan melihat pertengkaran orang tuanya. Vito tidak tahan
lagi melihat pertengkaran mereka.
“ Sudah diam, kalian ini kenapa sih…?” kata Vito dengan
kemarahan.
“ Setiap hari kalian bertengkar aku capek melihat kalian”
Vito menangis dan masuk ke kamarnya sambil membanting pintu.
“ Ini semua gara-gara kamu” kata ibu kepada ayah.
Ibu menghampiri Vito dan menenangkannya. Ibu menjelaskan
dan menceritakan dari awal sampai akhir kepada Vito. Vito
mengusap air mata ibunya dan mencoba untuk menghibur Vito
dan mencoba bicara dengan ayahnya. Ia membujuk ayahnya agar
tidak melakukan hal itu lagi dan meminta maaf kepada ibu.
“ Apakah ayah senang dengan ini? Apakah ayah lebih memilih
wanita itu daripada ibu? Apakah ayah tidak saying lagi padaku?”
Tanya Vito sambil menangis.
“ Ayah adalah orang yang paling aku sayang, yang paling aku
banggakan, dan aku cintai. Apakah kau benar-benar lebih memilih
dia daripada ibu? Apakah ayah tidak mau berkumpul bersama
keluarga dengan penuh kebahagiaan”kata Vito panjang lebar.
Ayah terdiam, ia termenung dan memikirkan kata-kata
anaknya, ia meneteskan air mata. Ayah menyesali perbuatannya
dan ayah meminta maaf kepada ibu. Ayah berjanji tidak akan
mengulanginya lagi dan ibu memaafkan ayah. Akhirnya ayah dan
ibu bersatu kembali dan menjadi keluarga yang penuh dengan
kebahagiaan bersama putra –putri nya.
Keluarga adalah segalanya bagi kita……………….

Hesti Maulidyatus S.
Siapa Yang Salah?

Mawar perempuan cukup pendiam dan juga tertutup


yang masih duduk dikelas 7 SMP. Benar dia baru saja kenaikan
kelas. Tentu saja dia masih sendiri, karena masih belum kenal
akrab dengan sekitarnya. Dia sangat pendiam bahkan sangat
sekali pendiam, bagaimana tidak? Teman yang lain asyik
memperkenalkan diri kepada yang lain , sedangkan dia? Yaps. .
Dia hanya tersenyum dan mendengarkan mereka bicara saja, dia
akan bicara jika dia ditanya. Cukup aneh bukan? Mungkin mawar
masih belum terbisa dan juga belum bersosialisasi dengan teman
sekitarnya. Satu hari yang cukup melelahkan untuk mawar ,
seharian dia sekolah ia hanya berkenalan dengan beberapa orang
saja. Apa kalian tau berapa orang? Hanya 4 orang saja. Entah apa
saja yang dia lakukan di sekolah sampai sampai ia hanya
berkenalan 4 orang saja?. Mungkin dia berfikir, akan ada hari esok
untuk bertemu dan berkenalan lagi.
Hari memang cukup cepat bagi Mawar untuk kembali
bersekolah,Ya kembali untuk bersosialisasi, bertemu, menyapa,
bertatap muka dengan sekitarnya lagi. Kali ini dia agak berbeda
dengan biasanya, entah apa yang bisa membuat dia berbeda. Hari
ini di kelas, Mawar ada pemilihan pengurus kelas. Yap betul, dia
pasti akan diam saja bahkan dia tidak akan tertarik dengan semua
itu. Salah satu anggota osis dan juga beberapa temannya yang
memilih Mawar sebagai Bendahara. Namun, apa yang terjadi?
Benarkan Mawar menolaknya. Oh ya, Mawar pernah berfikir di
hatinya “Aku hanya orang biasa bahkan sangat biasa, Aku tidak
suka jika semua orang memandangiku, rasanya risih sekali. Aku
tidak pandai berbicara, bahkan aku juga tidak pandai bergaul.
Mungkin hanya sedikit orang yang mengenalku mungkin juga
orang itu akan lupa nama ataupun wajahku. Hidupku seperti ini
saja, apa adanya.” Jadi itulah alasan mawar menolak. Bisa
dibanyangkan? Kurasa tidak akan terjadi. .
Bulan ke bulan, hari ke hari, waktu ke watu yang sangat
cepat, Mawar sudah bersosialisasi dengan sekitar. Dia sudah
mempunyai banyak teman yaa bisa di bilang dia memiliki 1 teman
yang nyaman untuk mengobrol-bercanda. Putri, dia namanya.
Perempuan yang cukup lembut, baik, dan juga cantik. Sayangnya
Mawar dan juga Putri tidak sebangku tempat duduk. Awalnya
Mawar dan Putri tidak dekat, sampai ada pembentukan regu
pramuka dan disitulah mereka saling dekat. Kedekatan itu
membuat mereka saling bercerita tentang rahasia satu sama lain,
seperti layaknya Sahabat. Pasti kalian mempunyai Sahabat bukan?
Ya sahabat memang sangat penting bagi seseorang, apalagi saat
kita sedang membutuhkan tempat bercerita. Mereka sepanjang
waktu selalu saja kompak, ya kompak dalam berbagai hal,
contohnya saat istirahat mereka selalu ke kantin bersama,
membawa bekal dan sebagainya. Saat raut wajah Mawar agak
cemberut, Putri selalu saja care terhadapnya dan kebalikannya
juga. Memang mirip seperti layaknya Sahabat bukan? Hanya saja,
mereka berdua tidak mengerti jika mereka sudah menjadi
Sahabat. Oh ya tak hanya Mawar dan Putri saja yang dekat,
bahkan kedua orang tua mereka pun ikut saling mengenal. Waktu
cepat sekali berlalu, kini sekarang akhirnya mereka menjadi
Sahabat. Ya sahabat sejati.Sahabat yang selalu ada di manapun
kita berada,susah maupun senang.
Namun, ada saja yang merusak hubungan persahabatan
mereka Berdua. Memang sih sebelum Mawar dan Putri menjadi
sahabat, ada 1 orang ya bisa di bilang teman tapi ya begitulah.
Pasti kalian tau maksud ini kan? Yap betul, perusak sahabat.
Zahrah .Entah kenapa dia ada di daftar kehidupan Mawar. Bisakah
dia pergi dari kehidupan Mawar? Jika saja Mawar hidup di zaman
Harry Potter, pasti sudah ia hilangkan Zahrah. Sayangnya hidup
ini benar benar biasa. Harapan Mawar, mungkin Zahrah sebagai
angin saja yang hanya numpang lewat. Tapi nyatanya TIDAK.
Zahrah memang sudah merebut Putri dari Mawar. Saat Zahrah
ada di daftar kehidupan Mawar dan Putri, Putri jarang sekali
bercerita kepada Mawar.Yang ada, Putri hanya bercerita kepada
Zahrah. Mawar hanya diam saja, bukan berarti Mawar tidak sedih.
Mawar benar-benar sedih. Disinilah Mawar sedikit mempunyai
rasa tidak suka kepada Zahrah. Dan juga Mawar menganggap
semoga masalah ini hanya sebentar.
Lama sekali waktu berlalu.Tapi,masalah itu masih tetap
saja ada. Mawar sudah berusaha menghilangkan rasa tidak
sukanya kepada Zahrah dan syukur rasa itu sudah tidak ada di
dalam diri Mawar. Suatu hari di sekolah ada kegiatan Study Tour
di Malang, tetapi tugas itu di kerjakan dengan berkelompok.
Minimal 11 siswa dalam satu kelompok. Kalian pasti sudah
mengira bukan?Ya Mawar dan Putri satu kelompok dengan
Zahrah. Mawar hanya menghela nafas, semoga tidak akan lagi
terjadi masalah. Ada satu yang menjadi masalah sekarang. Kalian
tau apa? Hanya masalah tempat duduk di bis. Ya,Putri memilih
duduk dengan Zahrah dibandingkan dengan Mawar. Biasanya
Mawar selalu dengan Putri, tetapi sekarang Zahrah ada, semuanya
hanya menjadi kacau. Mungkin kalian berfikir,ini hanya masalah
sepele bukan?Itu mungkin kalian. Kalian berbeda dengan Mawar.
Intinya semua itu menyakitkan dirinya.
Hari Study tour, Mawar hanya berharap semoga saja
nanti dia akan baik-baik saja dalam artian sehat apapun. Kalian
pasti taukan arti”Sehat apapun”? Tak sama yang dibayangkan
Mawar, ia di dalam bis duduk sendirian tanpa ada yang menemani
di samping kirinya,karena jumlah di kelas 35 siswa.Di tambah lagi
sebelah kanan Mawar, 2 sosok orang yang ia kenal. Benar mereka
adalah Putri dan Zahrah. Mawar makin sakit sesakit sakitnya.
Mawar hanya bisa melihat keseruan mereka dari samping, yang
tidak mengajak mawar mengikuti keseruan mereka. Sepertinya
Mawar di mata mereka hanya bangku kosong yang tak terpakai.
Mawar hanya diam,d ia melihat di sebelah kiri jendela dan dia
bersandar di depan kaca jendela dengan tatapan kosong. Entah
apa yang dia fikirkan sampai-sampai Mawar meneteskan air
matanya yang beharga. Kejadian itu mungkin hanya Mawar dan
juga Tuhan saja yang tau.
Bayangkan jika kalian menjadi mawar. Sakit bukan? ah
tidak, kalian tidak akan bisa menyamakan bayangan itu. Sampai di
salah satu tempat study tour, bisa di bilang wahana permainan.
Disana Mawar merasakan kesedihan selama ia berjalan. Mengapa?
karena ia sama sekali tidak pernah di anggap dan juga tidak
pernah dipanggil untuk keperluan kelompok. Sangat sangat
menyedihkan bukan kehidupan Mawar? untungnya Mawar bisa
tahan, rasanya dia ingin berteriak sekencang-kencangnya sampai
rasa lemas dia dapat. Mawar hanya mengikuti dari belakang
mereka saja. Seperti bodyguard bukan? miris sekali. Di depan
Mawar hanya ada 3 orang. Ayu,Putri,dan Zahrah. Mereka bertiga
berdiskusi untuk mencoba permainan tanpa mengajak Mawar.
Setelahnya itu mereka bertiga langsung saja
meninggalkan mawar tanpa megajaknya untuk bergabung. Benar
benar tidak bisa disampaikan dengan kata-kata. Selesainya Study
tour. Mawar benar benar sakit. Dia tidak tau ingin
menceritakannya kepada siapa. Orang tua? bukan, Adek? sangat
tidak tepat, Tuhan? mungkin Mawar hanya bisa bercerita, tapi
Mawar juga ingin mendapatkan saran. Saat itu yang bisa Mawar
lakukan, hanya dengan cara meluapkan emosinya ke dalam
sosmed Facebooknya. Beberapa kali Mawar meluapkan emosinya,
sampai-sampai Zahrah pun juga menyindir Mawar melalui
sosmed Facebook itu Entah kenapa Putri mengechat Mawar,
mungkin karena Putri melihat luapan emosi Mawar di akunnya.
Melihat itu, Mawar bisa di bilang sedikit takut dan ya sedikit
marah, campur aduklah.
Putri : “Kamu kenapa?kok bisa jadi kayak gini?Aku sedih tau,
kamu bayangin aku cerita semuanya ke mama ku.”
Mawar : “Kamu yang kenapa? mungkin kamu anggap masalah ini
masalah sepele. Tapi aku anggap ini bener bener masalah.”
Putri : “Aku enggak pernah bilang kalau masalah ini masalah
sepele. Bisa nggak kalau kita enggak usah berantem?”
Mawar : “Yang mulai masalah ini duluan kamu bukan aku!”
Putri : “Terserah kamu!”
Tapi entah kenapa Mawar sedikit capek dengan masalah
ini, rasanya ingin sekali masalah ini cepat selesai. Mungkin dia
berfikir jika dia meminta maaf kepada Putri masalah ini akan
berakhir.
Mawar : “ Aku minta maaf. Aku sudah jadi anak kecil kali ini. Tapi
bisakah lain kali jangan lakukan itu?”
Putri : “Aku juga minta maaf udah egois. Aku enggak akan
ngulangi lagi. Jadi kita temanan lagi ?”
Mawar : “Tentu saja.”
Syukur masalah ini selesai dengan apa yang di bayangkan
Mawar. Tapi bukan berati dia akan menghilangkan memori
kejadian lalu. Mawar memiliki 1 sifat jelek. Betul dia tidak akan
pernah menyukai orang yang telah membuat dia seperti ini.
Khususnya untuk Zahrah. Mungkin, Mawar akan menghilangkan
sifat kejadian itu dengan selambat-lambatnya.
Setelah masalah itu selesai, kehidupan Mawar tidak lagi
sedih, yang ada hanya tertawa. Mawar dan Putri sekarang benar
benar telah belajar dari pengalaman yang ada. Dan pada akhirnya
mereka menjadi Sahabat selamanya.

Celia Ardianti W.
KISAH KELUARGAKU

Kumis tebal, kain sarung. Tegar dan penuh semangat.


Grapyak dan semedulur. Jadi sopir truck dan tiap hari berteman
dengan jalan, panas, dan hujan. Kalau sedang bekerja bisa lupa
waktu. Membersihkan halaman di sekeliling rumah,
membersihkan kamar mandi, dan lain-lain. Tidak pernah
bermalas-malasan. Paling-paling kalau masuk angin dan batuk-
batuk. Minta dibuatkan wedang jahe. Itulah bapakku.
"Anakku diterima kuliah! Anakku jadi mahasiswa!" itu
yang diteriakkan bapak ketika kakakku diterima di sebuah
perguruan tinggi. Sambil menjinjing koran pengumuman, beliau
mengabarkan ke saudara-saudaranya. Beliau sangat bangga
karena kakakku yang no. 2 menjadi anak satu-satunya yang
kuliah. "Kamu harus jadi sarjana, Wi!" kata beliau mantap. Tapi
aku tahu dalam hatinya bingung membiayai kuliahku kelak. Gaji
sopir truck sangat minim waktu itu.
Tahun 2012 musimnya demo mahasiswa. Bapak
memberikan wejangan. Beliau mencari kakakku di kampus. Tahun
2015, kakakku wisuda. Bapak dan aku sendiri yang mendampingi
kakakku tanpa kehadiran ibu. Bapak memakai baju batik dan aku
memakai kebaya yang dibelikan sama kakakku.
" Dewi kalau berangkat kerja jangan lupa pakai jaket, biar
baju kerjanya tidak kotor," kata bapakku kepada kakakku. Pada
waktu itu kakakku sudah bekerja di kantor alat kesehatan di
surabaya sejak masih kuliah. Beliau sangat bangga sekali sama
kakakku karena bisa membanggakan bapak dan alamarhumah
ibuku. Ketika bapakku sepi tidak ada orderan maka semua biaya
hidup keluarga kami ditanggung sama kakakku. Dari kebutuhan
sehari-hari sampai dengan sekolahku semua yang membiayai
adalah kakakku sampai sekarang.
Bapak sempat gelisah melihat kakakku yang belum punya
calon suami. Kalau ada teman laki-laki yang main ke rumah, beliau
selalu bertanya sama aku. Apa itu tadi adalah pacarnya kakak
kamu. Terima kasih bapak, aku tahu bapak ingin melihatku
mempunyai pendamping hidup kata kakakku. Di sisa hidupku
bapak cuma ingin melihat anak-anakku terhindar dari hidup
sengsara. Bapak tidak berharap apa-apa dari kalian. Cukup
bagiku bisa makan dengan tempe goreng dan sambal terasi. Teh
pahit cukup membuatku bungah.
Itu yang mungkin ada dalam fikiran bapakku saat ini.
Bagiku bapak adalah segalanya. Tempat berbagi cerita. Beliau
begitu sabar dan tegar menghadapi kerasnya hidup. Beliau
mampu melewati likuan hidup dengan baik. Manis, asam, pahit
kehidupan sudah dirasakannya. Tunggu aku dan kakakku di
rumah ya pak? Nanti kita ngobrol apa saja yang bapak suka. Aku
akan menjadi pendengar yang baik.
Aku bergegas ingin segera menuju ke suatu tempat. Aku
berpakaian seadanya: kaos oblong, celana pendek hitam, dan
memakai sandal jepit. Hari sudah sore. Setengah jam lagi adzan
Maghrib. Ku percepat langkahku, berharap segera sampai di
tempat yang kutuju: menemui bapakku. Ada banyak hal yang
menyebabkan aku rindu ingin menemui bapak. Dari aku kecil
sampai dewasa, beliau sangat perhatian padaku. Wajahnya
kelihatan galak, tapi sebenarnya baik hati. Belum pernah
sekalipun aku dipukulnya. Beliau selalu memberiku semangat
pantang mundur dalam hidup.
" Aku ingin melihatmu jadi orang sukses, menikah, dan punya
anak. Semoga aku diberi umur panjang agar bisa menimang
anakmu," kata beliau suatu ketika. Beliau tidak pernah mengeluh
dalam hidup. Senyumnya selalu menyiratkan harapan dan
semangat yang tinggi. Beliau mampu menyekolahkan anak-
anaknya, sampai kakakku sarjana dan aku duduk di bangku SMK
Farmasi. Kadang ada sedikit konflik diantara kami.
Kami anggap itu sebagai bumbu kehidupan. Aku dan
bapak kadang berbeda cara pandang saja, karena jarak usiaku dan
bapak cukup jauh. Ajaran bapak tentang semangat dan kerja keras
telah membawaku dalam keadaan sekarang yang bertanggung
jawab terhadap semua hal. Aku ingin sekali membuat bangga
bapakku sama hal nya dengan kakakku yang sudah membuat
bangga bapakku. Aku ingin sekali melanjutkan sekolah ke
perguruan tinggi di dunia kesehatan dengan segala keterbatasan
dalam fisikku itu tidak akan membuat aku menjadi anak yang
lemah dan pantang menyerah. Bapak selalu bilang sama anak-
anaknya kalau selama kita berusaha dan berdoa dengan sungguh-
sungguh Allah pasti akan mengabulkannya. Karena bapak selalu
bilang bahwa Allah tidak akan mengabulkan apa yang kita
inginkan tapi apa yang kita harapkan. Untuk Bapak dan Kakakku
yang selalu menemaniku dalam susah dan senang tunggu aku
dengan keberhasilanku.

Candra Nur A.
SUARA TERIAKAN

Cahaya pagi yang masuk melalui jendela utama kamar


Eny, membuatnya terbangun dari tempat tidur kesayangannya.
Dia melangkahkan kakinya menuju tempat untuk membersihkan
badannya.
Setelah beberapa menit, dia pun selelsai dan keluar dari
kamar mandi. Dia langsung membuka lemari dan mengambil baju
dan celana. Dia berdiri di depan kaca yang menempel di depan
lemari. Setelah dia berganti, Dia kaget kalau hari ini adalah hari
pertama dia masuk ke sekolah di semester dua. "O, iya. Sekarang
kan aku sekolah, kenapa aku pakai baju bebas ya" Tanya dirinya di
depan kaca. Akhirnya dia berganti memakai baju seragam
sekolah. Setelah semua sudah siap, dia pun keluar dari kamarnya.
Saat dia membuka pintu kamarnya, dia tidak sengaja
melihat jam dinding yang terpajang lurus dengan pintu kamarnya
yang menunjukkan pukul 06.33 WIB. Sedangkan, waktu yang
dibutuhkan untuk sampai sekokahnya itu cukup lama. Dia
langsung bergegas-gegas untuk pergi ke sekolah, sehingga dia
lupa kalau dia belum sarapan pagi. Sepeda motor adalah alat
tranportasi yang selalu dia gunakan untuk pergi dan pulang
sekolah.
Jalan raya yang penuh dengan mobil dan motor setiap
hari dia lewati. Karena dia terlalu tergesa-gesa, hampir saja dia
diperjalanan menabrak seekor kucing. Tetapi, seketika itu dia
langsung menarik rem sepedanya. Setelah kejadian itu dia
waspada dan menaiki sepeda dengan hati-hati.
Setelah beberapa menit perjalanan yang ditempuh
olehnya untuk sampai ke sekolah. Dia pun sampai dan langsung
memarkirkan sepedanya ke tempat parkir. Ketika dia melepaskan
helm, Ada seorang cewek yang bersuara lembut memanggil
namanya "Eny." Suara seorang cewek dari belakangnya. Detik itu
pun dia langsung membalikkan wajahnya kebelakang. Eny kaget,
dan ternyata seorang cewek tersebut adalah teman sebangkunya
yang bernama Indah. Mereka pun masuk dan melangkahkan
kakinya ke kelas untuk meletakkan tasnya.
Beberapa menit kemudian, bel masuk berbunyi. Semua
siswa-siswi berjalan menuju lapangan untuk mengikuti upacara.
Saat upacara Akan dimulai, Ada pengumuman dari petugas PMR
kalau pada upacara ini yang menjadi petugas adalah Eny, Indah,
Diana, Ima, dan Fitriyah. Mereka langsung bersiap-siap di
belakang untuk menjadi petugas kesehatan. Setelah selesai
upacara dia langsung masuk ke kelas.
Ketika dia akan masuk ke kelas, tiba-tiba pintu kelasnya
terbuka sendiri. Ternyata seorang temen cowoknya yang bernama
Danil itu lach yang membuka pintu kelasnya. Danil tersenyum dan
menyapanya. "En" sapa Danil kepada Eny. Eny pun menjawab "iya
nil". Tidak biasanya Danil seperti ini kepadanya.
Dulu waktu akhir-akhir semester pertama, dia pernah
cerita kepada teman sebangkunya itu tentang bagaimana
perasaannya kepada Danil. Karena, selama dia chat-chatan sama
Danil. Danil tidak pernah cuek kepadanya, melainkan Danil selalu
perhatian kepadanya. Dan ketika dia akan lomba Danil
memberinya semangat. Danil juga tidak pernah lupa
mengingatkan dia untuk sholat 5 waktu. Di lain sisi, ada salah satu
temennya Yang lebih dulu menyukai Danil. Dia menjaga perasaan
temennya dan Dia juga menjaga perasaannya agar teman-
temannya tidak mengetahuinya.
Danil juga pernah bercerita kepada teman sebangkunya
itu tentang perasaannya kepada Eny. Tapi mereka berdua hanya
sama-sama memendam perasaannya masing-masing. Karena,
Danil Akan fokus ke sekolahnya dulu. Dia pun langsung masuk dan
duduk di atas bangkunya. Suasana kelasnya yang ramai, sudah
biasa baginya. Karena, hari ini adalah hari pertama masuk sekolah
di semester dua. Setelah beberapa hari mereka sibuk dengan
kegiatan mereka masing-masing. Pelajaran efektif pun belum
berjalan seperti biasanya. Tidak lama kemudian bel pulang
sekolah pun berbunyi, dia berkemas-kemas untuk pulang.
Dia langsung menuju parkiran untuk mengambil sepeda
motornya yang terparkir disana dan dia langsung pulang. Setelah
beberapa lama Danil menunggu Eny untuk pulang. Danil langsung
memanggil teman sebangkunya Eny itu. "Ndah" panggil Danil
kepada teman sebangkunya Eny itu. Teman sebangkunya Eny
langsung menjawab "Apa Nil". Danil pun manjawab " Aku boleh
minta tolong gak ?". "Boleh" jawab teman sebangkunya Eny. "
Besok kan ulang tahunnya Eny. Kamu bisa gak besok kamu
kasihkan kadoku ke Eny" jawab Danil. Teman sebangkunya Eny
pun menjawab " Emmb iyha. Besok kan ulang tahunnya Eny.
Kenapa kok kamu gak ngasihin sendiri saja ?". Danil pun
menjawab " aku malu kepada Eny ". Teman sebangkunya Eny
menjawab " Bagaimana kalau besok pulang sekolah kamu ke
depan kelas aja ngasihin kadonya ?". " Emmb " jawab Danil. "Jadi
besok pulang sekokah Eny aku ajak kedepan " jawab teman
sebangkunya Eny. Danil pun menjawab " Emmb, iyha. Ya udah
makasih ya ndah ?". " Iya sama-sama Nil " jawab teman
sebangkunya Eny. "Ya udah aku pulang dulu ya ? " jawab Danil.
Teman sebangkunya Eny pun menjawab " iya ". Mereka berdua
pun pulang langsung pulang ke rumahnya masing-masing.
Keesokan harinya, waktu bel pulang berbunyi. Eny siap-
siap untuk pulang. Ketika Eny jalan menuju parkiran sekolah, dan
sesampainya di depan pintu kelasnya. Ada suara seseorang yang
memanggil namanya. Dia pun langsung membalikkan badan dan
wajahnya. "En" panggil Danil. Dia pun menjawab "Apa nil?". Danil
pun menyodorkan sebuah kado yang berbentuk persegi dan
memberi selamat kepadanya "Sanah Khilwa (selamat ulang tahun)
ya En ?". Dia pun menjawab kembali "makasih ya nil". "Iya sama-
sama" jawab Danil kepadanya.
Kado tersebut Danil kasihkan kepada Eny sebagai tanda
kalau Danil menyukai Eny. Mereka saling menjaga perasaan
mereka masing-masing. Karena mereka akan fokus pada
sekokahnya dulu. Dan sampai saat ini Eny dan Danil tetap saling
menjaga perasaannya masing-masing.
Dwi Indah S.
Dunia maya VS Dunia pesantren

Asap tembakau kini mulai memenuhi ruangan gudang di


rumahku. Siapa lagi itu kalau bukan aku yang sedang merokok.
Keluargaku yang begitu utuh namun mengapa aku menjadi
badboy? itulah yang menjadi pertanyaan di benakku. Yah aku
kevin samuel aditama pranatha siswa SMP taruna bangsa yang
selalu membuat kegaduhan di sekolah, bahkan hukuman yang
diberikan oleh BK itu sebagai jajanan keseharianku.
Mama dan papaku setiap hari selalu ceramah agama
tetapi ceramahnya masuk telinga kanan keluar telinga kiri seperti
angin yang berhembus kalau tak begitu aku langsung menuju
kamar tanpa mendengarkan ceramah agamanya. Papaku berjanji
akan menitipkanku di pondok dan responku sangatlah biasa tanpa
rasa kaget. Aku sangatlah menghargai keputusan beliau karena
itulah konsekuen yang harus aku jalani demi memperbaiki
kehidupanku untuk masa depan yang jauh lebih cerah. Pondok
pesantren sedang menungguku. Begitu lulus SMP dengan segera
keluargaku mengantarkanku ke tempat yang sering disebut
dengan penjara suci ataupun ma'had. Kejadian itu Bak orang tua
yang sedang mengusir paksa anak tirinya. Ku langkahkan kakiku
menuju gerbang ma'had yang barusan dididirikan hampir dua
tahun yang lalu. Yang sedang berkecambuk di pikiranku adalah
bagaimana aku akan sanggup di ponpes sedangkan diriku
menyukai kebebasan? Dengan langkah yang lunglai akupun tetap
berjalan.
Dalam pikiranku hanyalah aku tak akan bisa tinggal di
sini karena aku tak suka dikekang. Seorang ustadz memberiku
informasi tentang semua yang menyangkut ma'had. Aku mecoba
tersenyum, katanya senyuman bisa membuat segalanya menjadi
baik baik saja. Aku diantar ke asrama untuk menempatkan barang
bawaanku. Orang tuaku menitipkanku kepada pihak ma'had dan
selangkah demi selangkah mulai meninggalkanku aku tak akan
sanggup disini. Dalam hatiku berteriak keras seperti itu
santriwati diperbolehkan pulang. Semua teman temanku sudah
pulang sedangkan aku dan nadhif masih bertugas menjadi
keamanan pondok yang diperbolehkan pulang ketika takbiran.
Aku yang tak patuh dan taat dengan peraturan yang ada itulah
yang menjerumuskanku menjadi petugas keaamanan. Aku sangat
ingat benar kejadian itu, "biar kamu bisa disiplin kamu harus
menjadi petugas! nanti saya akan berdiskusi dengan kyai. Saya
mengambil keputusan ini karena saya tahu betul tentang aktivitas
keseharianmu disini" tutur ustadz arifin dengan seulas senyuman
yang mengembang. "Silahkan saja ustadz kalau itu bisa membuat
saya lebih baik" jawabku asal asalan karena aku pada saat itu
benar benar mengantuk. Kejadian itu yang menjadikanku sedikit
lebih disiplin. Karena aku tak mau menampung hukuman yang
sama sekali bukan pelanggaran yang kuperbuat. Saat hari dimana
takbiran dikumandangkan, aku dijemput keluargaku, aku
bersorak horree aku berpikir bahwa aku bisa bebas dalam dua
minggu kedepan. Oh ternyata dugaanku salah, mama dan papaku
dengan muka lecek mendekat ke arahku sampai-sampai aku tak
berani menatapnya. Kali ini adikku yang menyelamatkanku dari
wajah serem itu, dia sangat antusias menyambutku dan dia
memberiku pelukan hangatnya.
Selama perjalanan tak ada suara, hanya ada suara deru
mobil dan klakson yang bersautan karena kemacetan yang
sekarang ini terjadi. Jalanan seperti inilah yang membuat kepala
pusing, antrean semakin panjang itu semua disebabkan ada
kegiatan takbir berkumandang yang diselenggarakan se
kabupaten. Setelah 1 jam akhirnya terbebas juga dari kemacetan
tersebut. Mamaku tiba tiba membuka suara, omongan yang
barusan diucapkan berupa sindiran pedas untukku. Beliau
menyambungnya dengan cerita anak sholeh yang ia dapat dari
kumpulan pengajian ibu ibu. Dua hari setelah idhul fitri aku mulai
berminat membuka hp yang sudah beberapa bulan yang gak
kesentuh. Aku men-acc teman ponpes yang menginviteku. Bbmku
ramai tiba tiba kulihat ada banyak BC an dan chat dari teman
pondok bahkan sobat SMP. Nadhif menawariku mempromotkan
pinku dan nanti gantian, aku mengiyakan saja siapa tahu dapat
kenalan baru. Tak lama kemudian banyak yang menginvite bbm-
ku. Deretan nama cewek tertera di daftar undangan bbmku. Aku
memilah milah untuk ku acc. Semua new contact ku intro dan ku
sepik sana sini. Aku chat dengan zania yang merupakan pdkt
annya nadhif. Tiba tiba aku melihat notif tertera invitation from
Dwintya, aku segera meng acc dan mengintro cewek itu. Dwintya
beda dengan new contactku dia sangat cuek, jutek, galak dll deh
pokoknya. Aku semakin bersemangat untuk mengetahui tentang
dia lebih dalam. Memberikan perhatian yah, itu ide yang
cemerlang untuk mendekti cewek agar luluh. Namun cara itu
gagal, aku mencari cara yang lainnya yang lebih jitu. Tak ada
sedikitpun ide yang terbesit di pikiranku. Aku memilih untuk
bersabar saja dan terus mengechat dia.
Dan betul saja sekarang aku mulai dekat dengan dia. Dia
sepertinya memiliki kekasih yang tak terlalu peduli padanya. Pm
nya yang dibuat selalu tentang kekasihnya dan itupun berisi
kesedian yang ia rasakan. Aku berusaha jadi teman sekaligus
pendengar yang baik. Aku rela menemaninya sampai ia tertidur,
terkadang aku bingung mengapa aku rela melakukan seperti itu
demi Dwintya? Apakah aku menyukainya? Aku tak percaya karena
waktupun masih terlalu singkat untuk menyukainya. Aku mulai
gelisah, tinggal 3 hari lagi aku akan kembali ke ma'had. Aku
memikirkan itu semua hingga aku jatuh sakit. Mamaku sangat
menyayangiku sehingga sakit panas beliau sangat cemas dan
membawaku ke rumah sakit untuk periksa. Waktu itu bateraiku
tinggal 3% , mengambil nomor antrianpun dapat nomor yang jauh
dan memakan waktu yang lama. Bagaimana bisa aku chat dengan
Dwintya kalau batraiku sekarangtinggal 3%? . Aku bergeming
memikirkan hal itu hingga tak terasa sekarang giliran nomor
urutku yang dipanggil. Setelah itu, aku mengajak langsung pulang
dengan alasan aku ingin segera tidur padahal aku ingin mengecas
hp agar bisa chat dengan dwintya.
Sesampai di rumah aku menuju kamar cepat cepat
mengecas hp dan menyalakan laptop untuk menginbox dwinta
lewat facebook yang tadi sempat ku add facebooknya sebelum
hpku mati. Aku menginbox dengan basa basi kenalan terlebih
dahulu untuk menggodanya. Pembahasanku mulai melebar
sampai dengan kriteria cowok yang ia suka. Dan dengan pd nya
aku, aku bilang ke dia kalau ia kangen tinggal chat saja. Aku juga
curhat ke dia kalau aku tak bisa menemaninya chat lagi karena
kurang 3 hari lagi aku harus kembali ke ma'had. Aku membaca
balasannya yang super cuek dari mulai chat mendadak gelisah.
Cowok apa aku ini membaca balasan seperti ini aja udah baper
dan sakit hati. Aku menguatkan diriku dengan cara seperti itu.
Aku memutuskan mengakhiri chat kali ini karena aku tak sanggup
membaca jawaban yang super jutek seperti itu. Tanpa berpamit
aku meng off kan facebook.
Setelah 3 jam mengecas kuputuskan untuk mencabut
charger dari saluran listrik. Aku membuka bbm ternyata ada chat
dari Dwintya yang isinya seperti ini
Dwintya s.p. : maaf yah facebookku error ga bisa terus dari tadi
Dwintya s.p. : hee jangn marah salahin nih hp macet terus dari
tadi
Sekitar jam 23:10 aku baru membalasnya sedangkan dia
mengechat dua jam yang lalu.
Kevin s. Aditama p. : hahaha santai aja Dwint aku juga telat nih
balesnya tadi ketiduran habis minum obat siih
Kevin s. Aditama p. : bales dong yang di fb penting lo
Tanpa menunggu waktu Dwintya sangat cepat membaca
chatku. Sebelumnya tadi ku kira dia sudah tidur. Aku meminta
dwintya menemaniku chattingan karena aku ingin memuaskan
diri sebelum kembali ke ma'had. Pukul 01:00 aku ketiduran
padahal aku meminta dwintya menemani eh malah aku
meninggalkan dia. Eh, kevin nanti balik ke ma'had lo jangan
kangen kevin yah... Eh gak apa juga kok kalau kangen sama kevin,
kayaknya sih kevin malah lebih senang kalau kamu kangen dia
hahahaha... Iya gak sih vin? Haelah ngaku aja vin jangan malu
malu ntar Dwintmu di embat orang lohh. Ya Allah kevin harus apa
sekarang? ah mending kevin muas muasin chat sama Dwintya aja
deh kan kasihan kevinnya cuma bisa on facebook satu minggu dua
kali saja. Hari sabtu pukul 21:00 dan kalau hari minggu pagi
sekitar jam 8 an siangnya jam 12:15.
Sabar yah vin kayaknya Dwintya rela waiting dirimu kok. .
Sore hari sebelum aku balik, Dwintya bertanya padaku tentang
keberangkatanku balik ke ma'had, aku menjawab secara jujur
namun agak tak begitu rela sih sebenarnya. Aku senang melihat
balasan dari dia, sepertinya dia juga ada unsur gak rela deh? apa
aku aja ya yang terlalu baper dan ke gr an? Udahlah aku tak tau
mending sekarang muas muasin chat sama dia kan ini hari
terakhir. Namun apalah daya akibat dari signal yang lemah yang
menjadikan bbm dengan simbol centang. Aku mencoba mengode
dia lewat PM namun dia tak menanggapinya. Memang yah
ekspetasi tak sesuai dengan realita, harapan pupus seketika, tau
gak sih rasanya? sakitnya tuh disini disini disini. Tepat pukul
20.30 aku berangkat ke ma'had sambil chattingan dengan dia yah
siapa lagi kalau bukan DWINTYA SHAFIRA PRAMESTIANINGTYAS
. Sampai di depan gerbang aku pamit padanya untuk off karena
sudah sampai di ma'had , sedih sih rasanya gak bisa chattingan
sama dia lagi. Hmm kata siapa gak bisa kan ada facebook,tapi
kalau dia balasnya cuek kan aku minder dan malu. Dan kalau aku
tak nginbox dia duluan mana mungkin dia nginbox aku fuluan?
cewek pasti dia mikir kalau cewek itu dikodratkan untuk
menunggu. Aku bersyukur setelah memasuki area ma'had
ternyata wali murid diundang untuk rapat dadakan. Pikirku,
lumayan ada waktu minimal satu jam lah bisa chattingan sama
dia. Tanpa basa basi jari jari tanganku mulai bergoyang goyang
mengetikkan pesan. Dia sangat cepat membalasnya,ku melihat
dan membaca rentetan kata balasan dari dia yang membuatku
tersenyum. Yah kurang 5 menit lagi rapat berakhir, kuputuskan
untuk berpamit dan mengakhiri chat kali ini. Tak lupa juga aku
mengingatkan dia jika kangen aku tunggu di fb pukul 21.00 wib.
Aku mengernyitkan dahiku, mataku tak lepas dari layar hpku,
pikiranku bergulat untuk memikirkan balasan apa untuk pesan
tersebut. Tanpa ku membalas dia mengirimiku pesan lagi dengan
ucapan bye. Yah sudah aku tinggal ngucapun bye juga.
Kulihat updates ternyata dia membuat pm yang bertulis
bye Dwint ~ off penjara suci. Aku dengan segera mengetikan
jemariku untuk membuat PM yang bertulis bye. Dia
mengomentari pm " ciee akhirnya PMku di balas juga 😂 oke
thanks ya, see you on facebook at 9 pm okey?" "Hmm okey see
you" jawabku singkat. Entah sejak kenal dengan dia aku tak lagi
ngegalau yang gak jelas karena pacarku yang sudah lost contact
dari sebelum aku kenal dia. Setelah 2 hari dia kembali ke ma'had,
yang terlintas di benakku hanyalah keputusan terkhir yaitu, putus
dengan pacarku yang sudah lama lost contact tersebut. Aku
memutuskan hubunganku dengan baik baik tapi pacarkulah yang
tak bisa baik baik dan alhamdulillah dia kelihatannya setuju
karena kulihat pmnya dia yang tertulis i'm fine itu lebih baik, yah
kurasa itu jawaban dari keputusanku meskipun ada rasa sakit hati
sedikit sih yabg kurasakan saat ini. Malam harinya kevin
menginboxku dengan pesan yang berisi sapaan dan beberapa
pertanyaan yang membuatku tersenyum mengembang. Aku
merasa nyaman saat chat bersamanya, menurutku di dunia maya
itu mengasikkan. Aku menyukainya aku mendekatinya hanya
lewat dunia maya. Aku tertarik dengannya tanpa melihat
bagaimana wajahnya apakah dia cantik ataupun tidak. Aku tak
mempedulikan itu semua. Hubunganku sampai saat ini
berjalansesuai yang ku harapkan. Sudah hampir dua bulan aku
dekat dengannya, aku mulai berani mengode lebih tajam dan pada
akhirnya sampai aku pacaran. Hari demi hari berlalu, masalah
dalam hubunganku satu demi satu mulai bermunculan. Semua
masalah dapat teratasi dengan baik meskipun sempat keruh.
Namun masalah pada saat umur hubunganku akan 1 bulan aku
mendapat masalah di ma'had karena aku ketahuan pacaran.
Ustadzku meminta aku untuk memutuskan Dwintya karena mulai
hari itu diterapkan peraturan tak boleh berpacaran, bagi santri
yang tidak mematuhi peraturan itu akan dikenakan sanksi pada
saat ada razia. Aku tak mematuhi peraturan tersebut, aku
menerima hukuman yang berat bagiku pada waktu beberapa
razia, hingga kali ini aku tak sanggup lagi menjalankan hukuman
yang diberikan pihak pesantren. Aku memantapkan hati, aku
menemukan solusi meskipun harus patah hati yah , aku aku harus
memutuskan hubunganku dengan Dwintya.
Aku membuka akun fb ku dan kutemui notif dari Dwintya, dia
bertanya padaku tentang seputar hukum pacaran. Dia bertanya
itu karena dia habis membaca buku yang berjudul "udah putusin
aja" dan akupun menjawabnya. Setelah menjawab aku mulai
berbicara serius yaitu mengakhiri pacaran yang tak harus
dilakukan karena dalam agama tak ada yang namanya pacaran.
Sekarang dan nanti aku dan Dwintya masih menjalin silaturrahmi
dengan baik tanpa berpacaran.

Siti Purwitasari
Kado Terindah

Dua belas bulan bukanlah waktu yang pendek. Terutama


bagi Ia yang kerinduannya mencacah jiwa, itu juga merupakan
waktu yang panjang, yang memberi kesempatan untuk terjadinya
berbagai macam perubahan.
Ketika matahari telah muncul dari balik bukit, Dinda telah
bangun sebelum adzan shubuh. Setelah itu Dinda mempersiapkan
diri untuk segera berangkat ke sekolah karena jarak dari rumah
Dinda ke sekolah cukup jauh. Tepat pukul 05.15 ia berangkat, Ia
sampai di sekolah pada pukul 06.25. Sesampai di sekolah Ia
bertemu dengan kekasihnya. Dan Dinda pun menyapa sang
kekasih dengan senyum manisnya. Roby pun merencanakan
sesuatu untuk membuat Dinda kesal kepada nya karena Ia ingin
memberikan kejutan untuk Dinda.
“Hai Roby.” (sapa Dinda dengan tersenyum)
“Iya, ada apa?” (jawab Roby dengan senyuman)
“Aku semalam mimpi kamu loh...”
“O....ya, kamu mimpi apa?” (tanya Roby dengan penasaran)
“Aku mimpi kalau kita di jodohin terus kita nikah sama kamu aku
senang banget” (jawab Dinda dengan perasaan bahagia)
“Iya, aku juga ikut senang.” (jawab Roby dengan sikap cuek)
“Kamu pasti senang kalau nikah sama aku ya?” (Ia merasa kalau
Roby juga senang jika mereka menikah)
“Bukan, aku senang kalau itu hanya mimpi saja .”(jawab Roby
dengan candaan)
Dinda pun kesal dengan candaan Roby, Ia langsung pergi
ke kelas meninggalkan Roby. Rencana Roby pun berhasil untuk
membuat Dinda kesal hari itu. Setelah itu Ia pergi ke kelas karena
bel masuk sudah berbunyi. Beberapa jam kemudian, bel istirahat
berbunyi segera mereka keluar kelas untuk pergi ke kantin
sekolah. Begitu juga dengan Dinda yang baru keluar kelas, Roby
yang dari tadi menunggu Dinda di depan kelas nya langsung
menghampiri Dinda. “Dinda, ayo kita pergi ke kantin bersama.”
(ajak Roby), karena Dinda masih kesal dengan Roby Ia, pun
langsung pergi meninggalkan Roby. Akhirnya, mereka saling diam
sampai pulang sekolah.
Keesokan hari nya, Roby menelpon Dinda untuk
mengajaknya pergi menanjak gunung karena hari ini libur
sekolah. Hari ini juga hari ulang tahun Dinda, jadi Roby ingin
memberikan Dinda sebuah kejutan. Dinda setuju dengan ajakan
Roby Ia lalu bersiap-siap untuk pergi bersama Roby. Sebelum
menjemput Dinda, Roby dan teman-temannya berkumpul untuk
merencanakan kejutan. Setelah selesai merencanakan sesuatu
teman-teman Roby pergi terlebih dahulu untuk mempersiapkan
kejutannya. Roby pun berangkat menjemput Dinda, sesampainya
di rumah Dinda ternyata, Dinda sudah menunggu Roby di teras
depan rumah. Dinda terlihat cantik dengan mengenakan gaun
berwarna putih.
Tanpa basa-basi mereka langsung berangkat,
sesampainya di tempat penanjakan Roby menutup mata Dinda
dengan kedua tangan nya. Dan menuntun Dinda ke suatu tempat,
setelah berjalan beberapa menit mereka pun berhenti. Roby
membuka kedua tangan nya, Dinda melihat sekeliling nya Ia
langsung tercengang. Dinda menangis terharu karena
mendapatkan sebuah kejutan yang meriah dengan pemandangan
yang sangat cantik. “Selamat ulang tahun Dinda yang ke-17
semoga kamu menjadi anak yang berbakti kepada orang tua,
menjadi anak yang sholeha, tambah pintar, tambah cantik, Dan
aku minta maaf soal candaan aku yang berlebihan kemarin.”(ujar
Roby) “Makasih kamu udah kasih aku kejutan yang sangat
istimewa ini sungguh aku sangat senang dengan semua ini, aku
udah maafin kamu. Aku ingin kita bisa bersama melewati semua
ini.”(jawab Dinda). Setelah beberapa lama kemudian acara
tersebut dimulai dengan sangat meriah.
Setelah Dinda meniup lilin dan memotong kue, Roby
mengajak Dinda ke suatu tempat di pinggir jurang. Disana Roby
sudah mempersiapkan dinner untuk mereka berdua yang sangat
romantis.” Dinda aku punya hadiah untuk kamu, tapi sebelum aku
kasih kamu harus tutup mata kamu.”( pinta Roby) “ oke, aku bakal
tutup mata aku.” ( jawab Dinda). Roby mengambil sebuah kotak
dari sakunya lalu Ia menyuruh Dinda untuk membuka mata. Dinda
terkejut , dan merasa sangat senang lalu Roby memasang kalung
di leher Dinda. Saat Roby memasang kalung di leher Dinda, Ia
terpeleset hingga jatuh ke dalam jurang karena Ia tidak sadar
bahwa Ia sedang berada tepat di mulut jurang . Serentak Dinda
terkejut melihat kejadian tersebut, Ia langsung memanggil teman -
temannya dan meminta bantuan. Apa daya Roby tidak bisa di
selamatkan, Dinda hanya bisa menangis tersedu di sebelah
jenazah Roby. Ia hanya bisa mengenang hari-hari bersama Roby
serta kalung yang dihadiahkan Roby sebagai kado terindah
untuknya.

Amanda Putri
Liburan ke Makassar

Pada liburan semester kedua, saya berencana pergi ke


rumah bibi yang berada di Makassar bersama Rizal (kawanku).
Sebelum berangkat menuju ke sana, kami membeli banyak
perlengkapan seperti snack, sabun, shampoo, hingga pembelian
tiket kapal.
Besoknya, setelah semua disiapkan kami berpamitan
kepada orang – orang di rumah dan langsung menaiki taksi untuk
menuju ke pelabuhan Tanjung Perak selama 30 menit.
Sesampai di sana, kami harus menunggu beberapa jam
hingga waktu mulai gelap karena kapalnya masih belum datang.
Untuk menghilangkan rasa bosan, kami berjalan – jalan ke seluruh
area pelabuhan tersebut dengan bercandaan meskipun hujan
sudah mulai turun.
Akan tetapi, pada saat kapal kami telah tiba, kami tidak
mendengarkan pengumuman yang diucapkan oleh petugas.
Untungnya, kami diberitahu oleh securiti jika kapal kami telah
tiba, dengan tergesa – gesa kami berlari secepat mungkin untuk
menuju ke kapal tersebut.
Saat sampai di jembatan penyeberangan antara kapal
dengan pelabuhan, kaki saya tersandung dengan berem karena
pencahayaannya kurang dan karena itu juga dompet saya
terlempar ke laut lalu menghilang.
Setelah kami mendapat kasur di kapal, saya merasa
menyesal karena kecerobohan saya tertidur pulas. Esoknya, kami
bangun agak siang dan langsung pergi ke kamar mandi secara
bergantian.
Di kapal, bagi saya hiburan yang paling menyenangkan
ialah berjalan – jalan karena saat itu masih belum punya HP. Saya
juga sempat menelepon orang tua dengan meminjam HP milik
Rizal hingga baterainya habis. Esoknya lagi, akhirnya kapal kami
telah tiba ke pelabuhan Soekarno - Hatta Makassar.
Sesampai di sana, hal pertama yang saya rasakan
bukanlah kebahagiaan, melainkan kelaparan. Dengan
mempertimbangkan ekonomi, akhirnya kami mencari warung
makan yang murah daripada membeli makanan pada restoran di
pelabuhan tersebut.
Tetapi, saat kami menemukan Warteg yang cocok, saya
tidak sengaja menginjak ekor anjing yang berada di bawah meja
makan dan secara tiba – tiba, ia mengejar dan menggonggong
yang membuatku berlari beberapa puluh meter hingga ada orang
yang membantu mengusirnya, Rizal pun tertawa lama tanpa
berbuat sama sekali sampai ia kecapekan (mungkin karena Rizal
ingin balas dendam yang tadi).
Kemudian kami mulai melanjutkan perjalanan
menumpang kendaraan mulai dari truk, motor viar, hingga mobil
pickup yang bermuatan kambing. Kami akhirnya tiba di rumah
bibi Halifa pada pukul 4 petang, di sana kami disambut dengan
cukup meriah meskipun bau kami ysng kurang menyenangkan.
Malam harinya mereka mengajak kami mengobrol dan melihat TV
bersama.
Pagi harinya, kami berencana untuk pergi berjalan – jalan
mulai dari mengunjungi beberapa tetangga, ke Jl Somba Opu
Makassar, hingga menuju pantai Losari. Saat sampai di pantai
Losari, kami berjalan – jalan sebentar dan saya dipanggil oleh
orang yang tak dikenal.
Selama beberapa menit berbicara, tak disangka ternyata
bapak tersebut menemukan dompet milik saya yang terlempar
kemarin. Bapak tersebut berkata jika ia menemukan dompet
tersebut saat sedang mencari ikan di laut. Mulai waktu itu juga,
saya sangat senang sekali dan lega karena dapat menemukan
dompet kembali tanpa membelinya lagi.

Surya Ramadhan
Menggapai Mimpi Setinggi Langit

Lapangan yang hijau dengan dua gawang yang saling


berhadapan dan berlantai rumput yang hujau, disitulah aku
menghabiskan waktu luangku. Sepak bola adalah hobiku, hampir
setiap hari aku bermain bola dengan teman-teman ku. Di samping
itu aku juga aktif mengikuti extra sepak bola di sekolah. Guru
olahraga sebagai pelatihya, hanya beliau yang mengajari teknik
dasar bermain bola, guruku juga mengawasi dan memperhatikan
perkembangan muridnya. Setiap satu teknik yang diberikannya, di
luar sekolah aku mencoba melakukan sendiri hingga aku bener-
bener menguasai teknik itu.
Pelatih pernah berkata bahwa aku mempunyai skill dan
kecepatan yang bangus dari yang lainnya. Dengan itu semua
pelatih memintaku untuk menjadi atlet atletik. Aku mulai
menekuninya sejak aku berumur 14 tahun kelas 3 smp, sejak saat
itu pula aku mulai giat latihan. Hasil dari latihan yang rajin, tidak
putus asa, dan terus semangat beberapa kejuaraan bisa kuraih
seperti; juara lari maraton, lompat jauh, karate, taekwondo,
renang dan lain sebagainya. Aku senang sekali, hanya dengan skill
dan kecepatan yang bagus satu persatu kejuaraan atletik bisa ku
raih dari kelas 3 smp hingga aku lulus sma.
Suatu hari, temanku mengajakku melihat pertandingan
bulu tangkis di gedung MM dekat rumahku. “nanti ada
pertandiangan bulutangkis, ayo liat?” ajak temanku, “ ayo kalau
begitu berangkat sekarang saja” jawabku. Sampai di gedung MM
aku duduk paling depan dengan tujuan ingin mengamati cara
bermain bulutangkis. Dan saat pertandingan mulai, aku bener -
bener mengamati bagaimana cara memegang raket dan memukul
raket. Aku juga sangat menikmati pertandingan itu.
Seminggu kemudian aku masih berpikir tentang
pertandingan itu. Aku selalu berpikir ingin mencoba menekuni
dunia bulutangkis tapi, ada saja halangannya raket dan
shuttlechok adalah hambatan yang paling sulit. Karena harganya
yang sangat mahal, untuk membelinya aku tidak sanggup.
Pengahasilan ayah sebagai buruh tani dan ibu sebagai
buruh cuci hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Aku tidak
tau harus bagaimana lagi.
Baru sebulan yang lalu aku melihat pertandingan
bulutangkis, aku ketagihan ingin melihatnya lagi. Untung saja ada
temanku yang memberitahu bahwa ada pertandingan bulutangkis
di desa sebelah, dan temanku mengajakku melihat pertandingan
itu. Setelah sampai di sana, lagi-lagi aku duduk di barisan paling
depan. Saat pertandingan mulai, temanku melihat keseriusanku
melihat pertandingan itu. “apakah kamu mulai suka permainan
bulutangkis?” tanya temanku, “iya aku mulai penyukai olahraga
ini, tapi aku tidak punya raket dan shuttlechok”. Saat
pertandingan selesai kita langsung pulang, kebetulan juga hari
sudah mulai gelap.
Sebelum pulang, temanku mengajakku ke rumahnya, ia
memberiku sebuah raket dan shuttlechok. Aku terkejut dan
bertanya-tanya, “aku melihat bagaimana kamu mengamati
pertandingan itu, dan aku juga tau kalau kamu ingin sekali
menekuni olahraga bulutangkis. Aku hanya bisa memberi ini
untukmu, meskupin tidak baru, tapi aku yakin ini bisa
membantumu” kata temanku. “terima kasih kamu sudah
membantuku, aku berjanji besok aku akan mulai latihan
bulutangkis” jawabku. Keesokan harinya sesuai dengan janjiku,
aku mulai berlatih teknik-teknik dasar bulutangkis sesuai dengan
apa yang aku lihat kemaren.
Aku latihan setiap hari dan setiap waktu, latihan
bulutangkis tidak harus dengan coach atau pelatih, melainkan
sama teman pun bisa. Aku latihan bulutangkis hanya dengan
temanku yang memberiku raket dan shuttlechok kemaren. Ia
mengajari bagaimana cara memegang raket, srevice, smash, lop
dan lain-lain. Aku percaya bahwa dia bisa mengajariku karena dia
mengikuti latihan bulutangkis di kertosono dan masuk club surya
jaya. Karena aku terlalu mementingkan latihan daripada belajar,
semua nilai mata perlajaran dibawah rata-rata.
Aku tidak pernah belajar sama sekali, dan pada saat ujian
aku tidak bisa mengerjakannya. Tapi, aku tidak punya niatan
untuk menyontek hasil kerjaan temaku, aku mengumpulkan
lembar jawaban tanpa aku isi sama sekali, aku tidak peduli berapa
nilai ujianku. Yang selalu aku pikirkan adalah latihan bulutangkis,
aku memang tidak pintar dalam dunia pendidikan tapi aku pintar
dakam dunia olahraga. Berawal dari melihat pertandingan,
kemudian menjadi hobi baru, terus latihan, yakin pasti bisa, apa
yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan giat pasti akan
terwujud suatu hasil yang memuaskan. Aku berhasil
memenangkan pertandingan bulutangkis tunggal putra tingkat
nasional, aku merasa sangat senang sekaligus haru, dengan
keinginan hati dan bantuan temanku aku bisa meraih kejuaraan
bulutangkis ini.

Intan Sugiarti
SEBUAH JANJI YANG TERLUPAKAN

Aku adalah seorang mahasiswi yang bersekolah di


Universitas OXFORD, USA. Aku mengambil jurusan ekonomi
karena, aku ingin memajukan per ekonomian Indonesia. Aku
tinggal di USA bersama ibuku, ayah ku seorang arsitektur terkenal
di Indonesia. Ayah tinggal di Indonesia bersama adikku, kami
berpisah karena ayah tidak bisa meninggalkan pekerjaannya
untuk tinggal di USA bersama aku dan ibu.
Suatu pagi terbangun dari tidurku aku melihat jam
dinding kamar ku, waktu menunjukkan pukul 07.00. Aku
terlambat kuliah segera aku menuju kamar mandi dan
mempersiapkan diri. Dari lantai bawah terdengar ibu memanggil
ku untuk sarapan pagi ini. Setelah selesai, aku langsung menuju
lantai bawah ke meja makan. Ibu memberikan aku bekal karena
aku tidak sempat untuk makan pagi ini. Aku langsung mengambil
kotak makan ku dan bergegas pergi karena aku sudah sangat
terlambat. Aku berpamitan kepada ibu dan langsung masuk ke
mobil.
Setelah beberapa menit perjalanan akhirnya, aku sampai
dan langsung memarkir mobil. Aku bergegas memasuki kelas dan
tanpa sengaja aku menabrak seseorang yang tidak aku ketahui.
Aku terjatuh lalu Ia mengulurkan tangan nya untuk menolong ku.
Setelah aku melihat wajah nya seperti nya dia seorang mahasiswa
baru di kampus ini. Ia bertanya pada ku apa ada yang luka, aku
langsung meminta maaf padanya dan segera bergegas ke kelas.
Sesampai nya di kelas pelajaran sudah di mulai dan hari ini aku
terlambat kuliah. Aku mengetuk pintu kelas dan meminta maaf
kepada dosen yang mengajar di kelasku, untungnya dosen
tersebut mau memaafkan aku. Segera aku duduk ke bangku ku,
dan membuka buku untuk memulai pelajaran hari ini.
Tidak lama kemudian, dosen tersebut memberitahu jika
ada seorang mahasiswa baru pindahan dari Canada. Dosen
tersebut memanggil mahasiswa baru tersebut, dan meminta
kepada mahasiswa itu untuk memperkenalkan dirinya di depan
kelas. Dan ternyata mahasiswa itu adalah orang yang aku tabrak
tadi pagi, aku hanya bisa tercengang dan tiba-tiba mahasiswa itu
duduk di sebelah ku. Aku tidak menyangka orang yang aku tabrak
tadi pagi itu sekelas dan sebangku dengan ku.
Ia langsung memperkenalkan diri nya dan bertanya nama
ku. “Hai, namaku Cristopher aku pindahan dari Canada. Siapa
nama?” ( tanya mahasiswa baru itu), Ia menjawab sambil
mengulurkan tangan nya “ O... perkenalkan nama ku
Cassandra.”(jawab ku) “Bisakah kamu membantu saya untuk
mengelilingi sekolah ini dan menjelaskan apa saja yang ada di
kampus ini?”(tanya cristopher) “Oh..baiklah nanti setelah bel
istirahat aku akan mengajakmu untuk berkeliling kampus
ini.”(jawab nya). Bel istirahat telah berbunyi, Cassandra mengajak
cristopher untuk berkeliling kampus. Cassandra menunjukkan
dan mejelaskan kepada Cristopher beberapa tempat di kampus
ini, salah satu tempat yang paling di sukai mahasiswa / mahasiswi
di kampus ini.
Tempat itu sangat indah dan memiliki banyak kenangan
indah, saat aku dan dia sampai di tempat itu. Dia tercengang
dengan pemandangan di sini, aku menceritakan semua kenangan
yang ada di tempat itu. Dia begitu terharu mendengarnya sampai-
sampai dia meneteskan air mata. Setelah selesai mengelilingi
kampus kami kembali ke kelas karena, bel masuk telah berbunyi.
Beberapa jam kemudian bel sudah berbunyi tanda
pulang, aku bergegas mengemas barangku dan pulang. Saat, aku
mengemas barang, Cristopher menghampiriku dan mengajak aku
pulang bersama, aku mengiyakan dan kita pulang bersama.
Sesampai di rumah aku langsung turun dan berterima kasih
kepada Cristopher karena sudah mengantarku pulang. Dia ingin
mengajak ku keluar malam ini dan bertanya pada ku “Cassandra
nanti malam kamu ada acara nggak?”(tanya nya) “Aku nanti
malam tidak acara “(jawab Cassandra), “Kalau nggak ada acara
boleh kan nanti malam kita keluar?”(tanyanya sambil tersenyum)
“Bagaimana ya, kita mau kemana nanti malam?”(tanya
nya)”Ayolah aku ingin megajak mu pergi untuk makan malam di
sebuah tempat favoritku dan keluargaku. Kamu mau kan ini
sebagai tanda terima kasih ku atas bantuan kamu tadi.”(jawab nya
dengan memohon kepada Casssandra untuk mau pergi
dengannya) “Baiklah, nanti malam kita pergi”(jawab nya) “Oke
aku akan menjemput mu jam 20.00 nanti” “Baiklah, aku masuk
dulu ya. Hati-hati di jalan. Dah.......”(seru Cassandra) “Iya, sampai
ketemu nanti.”
Jam 20.00 Cristopher menjemput Cassandra dia
memanggilnya “Permisi, Cassandra aku Cristopher ayo kita
berangkat sekarang.”(panggil nya dengan suara yang gagah) “Iya,
sebentar aku segera keluar.” Tidak berapa lama kemudian,
Cassandra keluar dengan memakai dress berwarna merah maron
dengan memakai wedges, serta rambut di kucir. Cristopher yang
melihat Cassandra langsung terkagum dengan penampilannya itu.
Tanpa basa-basi mereka langsung berangkat, sesampainya di
tempat favorit Cristopher dan keluarga nya itu.
Ternyata Cristoper telah mempersiapkan kejutan untuk
Cassandra, Cassandra terkejut dengan kejutan tersebut. Setelah
selesai makan malam Cassandra mengajak Cristopher untuk
pulang ke rumah. Sesampai nya di rumah Cassandra, mereka
berbincang-bincang membahas kuliah mereka. Setelah mereka
puas berbincang-bincang Cristopher pamit untuk pulang.
Keesokan harinya, Cristoper menjemput Cassandra Ia menunggu
di depan teras rumahnya. Setelah beberapa saat menunggu
akhirnya Cassandra keluar dan mereka pun berangkat kuliah
bersama. Sesampai nya di kampus mereka langsung ke kelas
karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi.
Hari demi hari mereka lewati bersama dengan canda,
tawa, susah senang mereka lewati bersama sampai pada akhirnya
Salah satu dari mereka memiliki perasaan yang lebih dari teman.
Pada suatu ketika Cristopher menembak Cassandra dan mereka
jadian, dan pada suatu hari Cassandra kesal dengan Cristopher
karena dia telah mengecewakan Cassandra. Cristopher berjanji
kepada Cassandra untuk tidak mempermainkan dirinya dan
sungguh mencintai dirinya lebih dari apapun di dunia ini, tapi
pada akhirnya dia meninggalkan Cassandra di saat dia sakit dan di
vonis memiliki penyakit Kanker Otak.
Sampai pada akhirnya Cassandra tidak kuat lagi menahan
penyakit nya itu, dia menghembuskan nafas terakhirnya di saat Ia
menulis surat untuk Cristopher. Di saat itu Cristopher mendapat
kabar bahwa Cassandra sudah tiada, Ia terkejut mendengar kabar
tersebut dan langsung menuju ke pemakaman Cassandra,
sesampainya di sana Ia hanya bisa menangis tersedu melihat
kekasihnya sudah tiada. Pembantunya memberi Ia surat yang di
tulis langsung dari Cassandra sebelum Ia menghembuskan nafas
terakhir, Ia langsung membaca isi surat tersebut dan Ia menyesali
perbuatannya tersebut. Ia berjanji pada diri nya untuk mengenang
semua cerita yang pernah Ia lewati bersama Cassandra.

HAPPY ENDING...............

Dea Ayu Wardhani


PROMISE (I’LL BE)

Bel istirahat akan segera berakhir sebentar lagi. Park So


Jung harus segera membawa buku tugas teman-temannya ke
ruang guru sebelum bel berbunyi. Ketua kelas yang absen
membuatnya sibuk seperti ini. “Brakk..” Semua buku yang dibawa
So Jung jatuh berserakan. Orang yang menabrak entah lari
kemana. Jangankan menolongnya, meminta maaf pun tidak.
“Sial! Apa dia melihat dengan mata kakinya saat sedang
berlari? Sungguh menjengkelkan!” rutuk So Jung. Dengan wajah
kesal ia mulai merapikan semua buku yang terjatuh. Saat sedang
merapikan buku, So Jung mendengar suara langkah kaki yang
datang menghampirinya. “Ah, apa bukumu terjatuh?” Tanya
seorang lelaki dengan senyum sinis. So Jung mendongakkan
kepalanya , mencoba melihat orang yang berani mencemohnya.
Ternyata dia lagi, Lelaki berpostur tinggi dengan wajah sok
tampan. So Jung sangat kesal dengan orang ini, hampir setiap hari
orang ini selalu mengganggunya. Tanpa memperdulikan orang itu
So Jung meneruskan aktifitasnya. Lelaki jangkung itu sepintas
mengernyitkan alisnya, ia heran karena gadis di depannya tidak
menanggapi. Biasanya So Jung akan terpancing dengan
omongannya dan perang mulut pun akan terjadi.
“Teeeett…” Bel berbunyi menandakan jam istirahat telah berakhir.
“Sebenarnya aku ingin membantu teman perempuanku
yang jelek ini, tapi jam istirahat telah usai. Jadi maafkan temanmu
yang paling tampan ini ya..” ucap lelaki tersebut sambil menekan
kata ‘jelek’ pada So Jung. Lelaki tersebut masih menunggu reaksi
gadis yang ada di depannya. Tapi gadis itu tak kunjung
membalasnya. “Kau berubah, Park So Jung.” gumam lelaki
tersebut lalu segera bergegas masuk ke kelasnya. Saat lelaki itu
membalikkan badannya, So Jung dengan sigap berdiri dan
mengayunkan kakinya dengan keras kearah kaki lelaki itu.
“Aduh!” pekik lelaki tersebut sambil mengerang kesakitan.
“Sakit ya? Tak sia-sia aku mengikuti ekstrakurikuler bela
diri.” ejek So Jung sambil berlari membawa buku-buku yang tadi
sempat berserakan. Senyum kemenangan pun menghiasi di wajah
gadis ber-marga Park tersebut. Park So Jung menoleh untuk
melihat siapa yang memanggilnya. Ternyata dari kejauhan Kim
Sung Hee sahabatnya sedang berlari kearahnya. Park So Jung
kembali berjalan tanpa menghiraukan Sung Hee. Sung Hee
menjitak kepala So Jung dari belakang.
“Hei, telingamu masih berfungsikan? tega sekali kau
menghiraukanku.” ucap Sung Hee dengan mengerucutkan
bibirnya.
“Maaf Sung Hee. aku sedang bad mood, aku ingin cepat pulang.”
“Bad mood? Kau tahu? Teman sekelas Kai heboh karena kamu
tendang kaki Kai sampai dia minta ijin pulang.” jelas Sung Hee
panjang lebar.
“Hah? Yang benar saja. Aku hanya menggunakan teknik sapuan
padanya, kurasa dia terlalu berlebihan.” So Jung tercengang.
“Oh, jadi kau belajar bela diri untuk hal seperti itu? Aku baru
mengerti sekarang.”
“Hei! Dia menjahiliku tadi, apa salah aku membalasnya?” So Jung
membela diri.
Sejenak Sung Hee terdiam, lalu perlahan bibirnya tersenyum tipis.
“Kenapa kalian berdua selalu bertengkar? Apa karena hal itu? Hei!
Lupakan hal itu. Aku juga sudah menyadari bahwa Kai memang
tak menyukaiku. ” ujar Sung Hee tanpa bermaksud mengingatkan
kejadian yang lalu.
“ah, terserah!” ujar So Jung sambil mengacak rambutnya frustasi.
Bel berbunyi pertanda jam pelajaran telah usai. Park So
Jung membereskan buku-bukunya dan segera bergegas untuk
pulang. Sedangkan Sung Hee masih berkutat pada buku catatanya.
“Aku pulang duluan ya!” ucap So Jung , Sung Hee hanya
mengerucutkan bibirnya lalu kembali sibuk dengan catatanya.
Park So Jung berjalan di koridor sekolah menuju tempat
parkir. Tiba-tiba So Jung teringat pada kotak bekal yang ia
tinggalkan di kolong meja. Ia memutuskan kembali ke kelas. Saat
membuka pintu kelas, Ia melihat Kai sedang berbincang dengan
Sung Hee. Mereka terlihat membicarakan sesuatu dengan serius.
Melihat hal itu, Ia mengurungkan niatnya untuk masuk ke
kelas dan kembali ke tempat parkir. Di sepanjang perjalanan So
Jung terus melamun memikirkan Kai dan Sung Hee. Entah kenapa,
melihat mereka bersama membuat So Jung merasa tak nyaman.
Seperti ada yang hilang, seperti ada yang pergi dari dirinya.
“Plakk..” Sebuah tamparan keras berhasil mendarat di pipi Park So
Jung. Ya, So Jung saat ini sedang berada di toilet siswi dengan Kim
Ye Rim beserta teman-temannya. Pelajaran telah usai , tak banyak
siswa yang masih berada di sekolah.
“hei! Kenapa kau menamparku?!” bentak So Jung pada Kim Ye
Rim.
“Kau ingin ku tampar lagi?” balas Ye Rim sambil menjambak
rambut So Jung. Tak lama kemudian Ye Rim mendorong So Jung
hingga jatuh terduduk. Dengan sigap teman-teman Ye Rim
menyiram So Jung dengan tepung. So Jung terkejut melihat
perlakuan mereka.
“Kau teman sekelas Kai kan? Apa aku punya masalah denganmu?”
Tanya So Jung dengan nada tinggi. Dengan sekuat tenaga ia
mencoba berdiri di hadapan Ye Rim. Selang beberapa detik, Ye
Rim kembali mengguyur So Jung dengan air.
“Menjauhlah dari Kim Kai , Dulu kau pernah menolaknya tapi
kenapa sekarang kau dekat dengannya!?”
“Oh jadi itu alasannya? Kau salah Kim Ye Rim, aku tak pernah
mendekatinya. Dia yang sering mendekatiku dan menggodaku,
apa kalian marah karena hal itu?” ucap So Jung dengan sinis.
“Tapi kau menyukainya kan?” ujar Ye Rim tak ingin kalah.
Mendengar hal itu, So Jung kehilangan kesabarannnya. Dengan
sekuat tenaga So Jung membanting tubuh Ye Rim. Teman-teman
Ye Rim yang melihat hal itu langsung menolong Ye Rim. Setelah
menggunakan seluruh kekuatannya So Jung duduk terkulai lemas.
Tak lama kemudian terdengar derap kaki seseorang dari luar.
“hei kalian! Empat lawan satu apakah seimbang?” bentak seorang
lelaki dengan tegas. Ye Rim dan teman-temannya terkejut, lalu
mereka semua bergegas pergi.
“Kau baik-baik saja?” Tanya Kai pada So Jung.
“Apa kau tak bisa melihat dengan baik?”
Kai dan So Jung berada di ruang kesehatan. So Jung
membaringkan diri di tempat tidur. Kai memegang sapu tangan
dan membersihkan wajah So Jung yang penuh dengan tepung. So
Jung terkulai lemas di atas tempat tidur. Dalam keadaan kurang
sehat, ia menggunakan seluruh tenaganya untuk membanting
tubuh Ye Rim.
“Kim Ye Rim, apa dia kekasihmu?” Tanya So Jung memecah
keheningan.
“Bukan, dia hanya teman sekelasku.” Jawab Kai singkat.
“lalu kenapa dia marah padaku?”
“mungkin karena dia iri padamu. Dia tak bisa menarik
perhatianku, berbeda denganmu.” ucap Kai sambil tersenyum. So
Jung terdiam. Entah kenapa perasaannya merasa senang, saat Kai
berkata seperti itu padanya.
“Kau pulang dengan siapa? ” Tanya Kai.
“kenapa bertanya? Kau ingin mengantarku pulang?” ucap So Jung
dengan sinis.
“Kau kira aku lupa alamat rumahmu? Aku masih ingat, aku ingat
semuanya tentang dirimu. Perasaanku terhadapmu masih sama
seperti dulu, perasaanku belum berubah sedikitpun. Kau fikir
kenapa aku terus menjahilimu? Itu karena aku ingin terus dekat
denganmu, aku tak ingin kita bersikap canggung saat bertemu
semenjak hari itu.” Kai meluapkan semua isi hatinya.
“Sekali lagi, Aku mencintaimu.. maukah kau jadi kekasihku?
Apapun jawabanmu aku akan terima.” Lanjut Kai. Terjadi
keheningan diantara mereka berdua.
“Eh, sepertinya ibu sudah menungguku di rumah. Kurasa aku
harus pulang sekarang juga. Aku pergi.”
“Aku pindah dari sini mulai besok.” Kai berbicara tepat saat So
Jung berdiri di ambang pintu. So Jung terdiam, ia mencoba
mencerna kata-kata yang Kai ucapkan. Tak lama kemudian So
Jung melangkahkan kakinya pergi meninggalkan ruang kesehatan,
meninggalkan Kai yang diam membisu.
Pagi ini Park So Jung pergi ke sekolah dengan perasaan
campur aduk, ia masih memikirkan perkataan Kai kemarin. So
Jung berjalan gontai menuju kelasnya, dilihatnya ruang kelas.
Hanya ada beberapa murid yang baru datang, Sung Hee pun
belum datang. Semalam So Jung tak bisa tidur, Entah kenapa
bayangan Kai selalu terbesit di benaknya. Apa benar Kai pindah
sekolah? Kenapa harus pindah? So Jung terus bertanya-tanya
dalam pikirannya.
“Arghh… Kenapa aku jadi memikirkannya?”
“Memikirkan siapa? Kai?” tanya Sung Hee tiba-tiba.
“Ambillah, itu hadiah dari pangeranmu Kim Kai. Kemarin ia
menitipkannya padaku.” Ucap Sung Hee sambil menyodorkan
sebuah kotak berwarna biru dengan ukuran sedang. Karena
penasaran , dengan cepat So Jung membuka kotak tersebut.
Didalamnya terdapat bingkai foto bermotif cangkang kerang,
berisi foto Kai dan So Jung saat mengikuti masa orientasi siswa.
Dalam bingkai foto itu terselip sebuah kertas, tanpa basa-basi So
Jung langsung membaca isi kertas tersebut.
Ingat saat pertama kali kita bertemu? Waktu itu kau
menangis karena dihukum oleh senior. Dalam hati ingin rasanya
aku tertawa saat itu. Kau begitu lucu saat menangis, wajahmu
terlihat sangat jelek. Hehe, jangan marah aku hanya bercanda.
Kamu pernah bilang kamu ingin pergi ke pantai bersamaku kan?
Maaf , aku tak bisa mengabulkannya sekarang. Sebagai gantinya
aku memberimu bingkai itu, aku berharap kau suka. Tunggu aku,
suatu hari nanti aku akan menjemputmu dan mengajakmu
bermain di pantai sepuasnya. Saat waktu itu tiba, tak ada alasan
untuk kau menolak perasaanku. Kau harus menerimanya.
Berjanjilah Park So Jung! “Kenapa kau menolaknya? Apa kau tidak
ingin menyakiti perasaanku? Aku tahu kau menyukainya juga.
Mulai sekarang jangan perdulikan perasaanku dan berbahagialah
bersama Kai. sekarang aku hanya akan menganggap Kai sebatas
teman masa kecilku, tak lebih.” Ujar Sung Hee.
“Jujur saja, waktu aku tahu bahwa kalian saling menyukai, aku
ingin berteriak pada semua orang. Kenapa tuhan bersikap tak adil
padaku? Kenapa tuhan menempatkanku pada posisi seperti ini?
Tapi seiring berjalannya waktu, akhirnya aku sadar bahwa tidak
semua yang kita inginkan adalah hal yang terbaik untuk kita.”
Lanjut Sung Hee.
“Dan kau harus berjanji padaku, kau harus jujur tentang
perasaanmu terhadap Kai. janji?” ucap Sung Hee sambil
menautkan jari kelingkingnya pada jari So Jung.
Ingin rasanya So Jung menolak, Dia sendiri tahu sampai saat ini
Sung Hee belum sepenuhnya melupakan Kai. Tetapi So Jung juga
tak ingin mengecewakan Sung Hee.
“Janji..” gumam So Jung lirih.
“Terima kasih Kim Sung Hee.” Ucap So Jung sambil memeluk Sung
Hee.

Siti Yulianti
Sahabat Jadi Cinta

Cinta berawal dari sebuah persahabatan, mungkin kalian


gak percaya dengan kisah persahabatan yang berubah jadi kisah
cinta. Seperti kisah Ali dan Prilly yang bersahabat dari kecil dan
dari kedekatan mereka hingga membuat rasa cinta itu muncul di
antara mereka. Cinta tumbuh dari rasa kedekatan kemudian
berubah jadi rasa nyaman dan tak mau kehilangan satu sama lain.
Prilly: "Alliiiiii.....", teriak prilly dari kejauhan.
Ali: "Apaan sih prill teriak2 nie sekolah ya bukan hutan", omel ali
saat prilly sudah berjalan di samping nya.
Prilly: "hehe maaf, lagian lu dari tadi gue panggilin gak berhenti
berhenti".
Ali: " tp kan gak usah teriak juga prill, bisa bisa kuping gue pecah
gara gara tiap hari ngedengerin teriakan lu".
Prilly: "yaelah li maaf dong, gitu aja ngambek, ali mah gak
seru",ucap prilly dengan memasang pupy eyes nya.
Ali: " iya iya gue maafin, btw knp lu nyamperin gue?",tanya ali.
Prilly: "hehe lu pulang ama siapa li?", tanya prilly.
Ali: " hadehh lu pasti mau nebeng gue kan, bilang aja langsung
prill gak usah basa basi, pasti lu gak di jemput kan sama supir
lu",ucap ali.
Prilly: "hehe ali mah emang sahabat sejati gue, peka banget sih
kalau sahabat nya gak ada yang jemput", ujar prilly dengan manja.
Ali: "ya udah ayo ke parkiran",ali langsung mengandeng tangan
prilly menuju ke parkiran sekolah.
Mereka pun berjalan ke perkiran sekolah.
Ali: "prill cepetan naik", ucap ali saat sudah berada di atas motor.
Prilly: "yaelah sebentar li".
Ali: "pegangan prill", ucap ali saat prilly sudah di atas motor nya.
Prilly: "aa..paan sih li, enggak ah", ucap prilly dengan gugup.
Ali: " kenapa lu jadi gugup gitu? Apa jangan2 lu baper ya ke gue?",
goda ali.
Prilly: "ihh siapa juga yang baper ke elu",
Ali: "udah deh prill ngaku aja, cepet gih pegangan ntar lu kebawa
angin lagi, badan lu kan kecil", ucap ali dengan nada mengoda.
Prilly: "iya iya udah jalan gih keburu sore entar", dengan terpaksa
prilly memeluk ali dari belakang.
Di perjalanan mereka sama2 tak ada yang bersuara, mereka
menikmati rasa nyaman saat ini.
"haduh kenapa gue deg deg.an ya saat meluk ali kayak gini? Apa
gue mulai suka ya sama ali? Ahh apa sihh lu prill gak mungkin lah
gue suka sama ali dia kan sahabat gue dari kecil".
Ali: " ehh prill kenapa lu geleng2 kepala gitu", ihh ali mah ngagetin
gue ajj.
Prilly: "Hehe gak li",ucap ku pada ali.
Ali: "wah lu lagi ngelamunin gue ya",ali mah tau aja kalau gue
mikirin dia.
Prilly: "apaan sih udah fokus di jalan aja jangan lihat spion terus",
ujar ku saat ali melihat ku dari spion motornya.
Mereka pun telah sampai di depan rumah prilly.
Prilly: "li gak mampir dulu ke rumah", ucap prilly saat sudah turun
dari motor.
Ali: " hemm gak usah deh prill udah sore soalnya, titip salam aja
buat om sama tante ya".ucap ali menolak dengan halus.
Prilly: "ya udah deh nanti gue sampein ke mama ama papa".
Ali: "ya udah masuk gih tidur, jangan lupa mimpiin gue ya",goda
ali dengan menaik turunkan alis nya.
Prilly: " ihh apaan sih li, udah sana pulang huss",usir prilly dengan
muka memerah.
Ali: "ciee blusing, ya udah gue pulang dulu ya prill", pamit ali
Ali pun pergi dari hadapan prilly. Dan prilly segera masuk ke
dalam rumah nya. Prilly:
"asalammualaikum mama prilly pulang",teriak prilly dari ambang
pintu.
Ully: "waalaikumsalam, haduh prill gak usah teriak2 juga prill,
kuping mamah panas nie denger kamu teriak", ucap mama ully
dengan nada jengkel karena anaknya.
Prilly: " hehe maaf ma, lagian gak enak ma kalau gak teriak emm
mungkin bawa.an dari orok kali ma",ucap prilly bercanda.
Ully: "ya udah sana mandi terus bantuin mama masak buat makan
malam".
Prilly: " hehe iya ma, prilly ke kamar dulu ya. Muachh", prilly
mencium pipi mamanya kemudian berlar ke kamar yg berada di
lantai dua.
Prilly sudah berada di kamarnya langsung memasuki kamar
mandi untuk membersihkan diri. Sekitar 30 menit prilly sudah
keluar dari kamar mandi dan bersiap untuk membantu mama nya
membuat kan makan malam.
"apa gue tanya ke mama ya tentang gimana rasa nya jatuh cinta?
Tapi kalau entar di godain mama gimana kan bisa gawat, udah lah
gue coba aja tanya ke mama".
Prilly: "mama prilly boleh tanya gak?", tanya ku ragu2 saat sedang
memotong wortel.
Ully: "emang mau tanya apa sih sayang?", tanya mama ke gue
Haduh kog jantung gue deg deg.an ya.
Prilly: " hemm gimana sih ma rasa nya jatuh cinta itu", tanya ku
dengan gugup.
Ully: "ciee emang prilly lagi jatuh cinta ya. Ciee jatuh cinta ama
siapa nie", goda mama sambil mencolek pipi gue.
Prilly: " ihh mama jangan gitu dong, kan illy cuma tanya gimana
rasa nya", ucap ku dengan nada merengek.
Ully: "haha rasa nya itu klau kita deket orang yang kita cinta rasa
nya itu nyaman banget dan jantung kita itu bertetak lebih cepat",
ujar mama.
Prilly: " oh gitu ya ma. Ya udah ma illy mau siapin makanan dj
meja makan ya ma". Ucapku sambil memasukkan sayur sop ke
dalam mangkuk.
Ully: "iya sayang, sekalian panggil adek kamu suruh
makan".perintah mama untuk memanggil adik ku yang berada di
kamar nya.
Tak butuh waktu lama makanan tersebut sudah habis tak
tersisa. Kami pun berkumpul di ruang keluarga sambil melihat
televisi. Kami semua saling bergurau, tapi tidak dengan raja. Dia
sibuk dengan pr yang sedari tadi belum selesai di kerjakan.
Raja: "kak bantuin gue dong ngerjain pr matematika ini, pusing
nie gue", keluh raja sambil memijit kepalanya.
Prilly: "yaelah ja sini gue bantui, yang mana nie".
Raja: " yang ini, ini, ini, ini, ini, ini, ini".
Prilly: "sekalian aja ja semua nya", ucapku dengan nada ketus.
Raja: "yang bener kak, semua juga boleh kog kak, soalnya raja
udah pusing nie dari tadi gak nemu nemu jawaban nya", ucap raja
dengan wajah berbinar.
Prilly: "hiii elu mah. Ke enakan elu dong, yang ada pr siapa yang
ngerjain siapa", ucap ku dengan sedikit berteriak.
Rizal: "prilly gak usah teriak juga sayang, udah kamu bantuin adek
mu ngerjain pr gih itung itung nambah pahala", ucap papa
seenaknya.
Prilly: "ihh kog papa belain raja sih, seharusnya itu papa belain illy
dong", ucap ku merengek seperti anak kecil.
Raja: "haha udah deh kak sekali kali bantuin gue, cepetan kerjain
pr gue",ucap raja hingga membuat gue melotot ke dia. Akhirnya
gue pasrah dan mengerjakan pr adik gue yang satu ini.
Setelah prilly mengerjakan pr adik nya prilly kembali ke
kamar untuk beristirahat. Tetapi prilly tak bisa tidur meskipun
jam sudah menunjukkan pukul 10 malam.
Prilly: "Kog gue jadi kepikiran ali ya? Apa bener gue suka sama ali?
Soalnya klau deket dia itu jantung gue berdetak lebih cepet dari
biasanya", ucap prilly lirih sambil memandang langit langit kamar.
Prilly: "tau ah pusing mending gue tidur", ucap prilly kemudian
dia tertidur.
Pagi pun telah tiba prilly sudah siap pergi ke sekolah. Dia
memandang penampilan nya di depan kaca.
Prilly: "gue udah cantik dan sekarang waktunya berangkat
sekolah". Ucap prilly saat melihat pantulan wajahnya di depan
cermin.
Di meja makan sudah terdapat papa, mama dan adik prilly yg
sudah sarapan terlebih dahulu.
Prilly: "pagi mama, papa". Ucap prilly kemudian mencium pipi
kedua orang tuanya.
Ully, rizal: " pagi juga sayang".
Raja: "idih mama sama papa aja nie yang di sapa gue
kagak?",Tegur raja.
Prilly: " hehe maaf ja lagian lu gak kelihatan, pagi ja!", ucap prilly
dengan bergurau dan dia mencium pipi adiknya.
Selesai sarapan prilly pun berangkat sekolah dengan di
antar supir pribadinya. Sampai di sekolah prilly langsung masuk
ke kelas dan saat di keas prilly bertemu dengan ali.
Ali: "PRILLY", teriak ali dari belakang yang membuat jantung
prilly berdebar.
Prilly: " huuu apaan sih li lu mah ngagetin gue aja, untung jantung
gue gak copot", omel prilly pada ali.
Ali: "hehe maaf prill, prill gue mau curhat nie ke elu", ucap ali
serius.
Prilly: "ya elah curhat apaan sih emang kog kayaknya serius
banget".
Ali: "hemm gini prill lu kenal kan ama cewek anak 12 IPA yang
nama nya ghina".
Prilly: " ya gue kenal ama tu anak, emang kenapa?".
Ali: "hemm gue mau nembak dia prill tapi gue butuh bantuan lu?"
Dan di saat ali bilang itu hati prilly seperti di tusuk oleh ribuan
jarum.
Prilly: "hemm ma..af li gu..e.. Gak bi..sa bantu", ucap kenapa
dengan menahan tangis. Prilly pun berlari ke ke toilet.
Gue pun segera berlari ke toilet, gue gak tau perasaan apa
yang ada di dalam hati gue. Yang gue tau saat ali bilang gitu hati
gue terasa sakit banget. Air mata gue menetes tanpa gue suruh.
Hati gue hancur. Kenapa gue bisa suka sama sahabat gue sendiri?
Kenapa ali gak peka sama perasaan gue? Bahkan gue selalu
perhatian sama dia. Gue pun keluar kamar mandi dengan mata
sembab. Dan saat gue masuk ke kelas. sahabat gue tanya ke gue.
Gritte: "prill lu habis nangis ya? Siap yang bikin lu nagis biar gue
beri pelajaran tu anak"
Prilly: "hemm gak kog te gue baik-baik aja".
Gritte: "sekarang gue tanya ke lu,gue sahabatan sama elu udah
berapa lama?".
Prilly: " emm berapa tahun ya? Emm pokoknya lama deh te, dari
bayi bahkan kita udah sahabatan".
Gritte: "lha itu lu tau, jadi lu gak bakal bisa bohong sama gue.
Kenapa sih prill kalau ada masalah cerita dong siapa tau gue bisa
bantu".
Prilly: "hemm tapi lu jangan bilang siapa-siapa ya".
Gritte: "hemm iya deh janji".
Prilly: " gini te gue suka sama ali, gue gak tau sejak kapan
perasaan cinta ini muncul, tapi sekarang ali mau nembak cewek
anak 12 IPA yang namanya ghina,, lu tau kan te?".
Gritte: "hemm iya gue tau, terus sekarang lu mau gimana? Mau
perjuangin ali atau melepas ali?".
Prilly :"gue sih mau ngelepas ali te dan gue mau ngejauhin ali
sementara waktu ini karana kalau gue lihat ali gue selalu sakit
hati".
Gritte:" hemm ya udah lah prill gue sih nurut lu aja. apa yang
terbaik buat lu akan gue dukung kog".
Prilly :" makasih te, lu emang sahabat gue yang paling baik". Ucap
prilly kemudian memeluk gritte.
Di tempat lain ali sedang menyatakan cinta nya kepada ghina di
tengah tengah lapangan dan di tonton seluruh siswa.
Ali: "ghin lu mau gak jadi pacar gue, gue tau lu sama gue barusan
sekitar 1 bulan yang lalu tapi gue cinta sama lu ghin, lu mau gak
terima gue?"
Ghina: "gue juga cinta ama lu li, jadi gue terima tawaran lu".
Kemudian mereka berpelukan di tenggah lapangan.
Tanpa mereka sadari ada seseorang yang sedang mendengar
percakapan mereka. Ya dia adalah prilly sahabat ali yang
mencintai sahabat nya sendiri. Prilly pun menangis ketika melihat
kejadian tadi. Pelajaran pun di mulai. Dan tak terasa pun sudah
sore, sehingga pelajaran sekolah pun berakhir. Ali menghampiri
prilly untuk mengajak pulang.
Ali: "prill pulang bareng gue yuk"
Prily: "maaf li gue udah di jemput, gue pulang dulu ya". Ucap prilly
kemudian meninggalkan ali.
Setelah 3 minggu tidak slaing menyapa.Ali pun binggung tentang
perubahan sikap prilly yang berubah sejak beberapa hari ini. Dia
pun mencari tau tentang perubahan sikap prilly kepada sahabat
prilly yang bernama gritte. Ali pun menghampiri meja gritte
kemudian bertanya.
Ali : " te gue mau tanya tentang prilly boleh gak"
Gritte :"kenapa lu tanya tanya tentang prilly"
Ali :" lu kenapa sih jadi sewot sama gue".
Gritte: " lu tanya kenapa gue sewot ke elu. Jawabannya ialah karna
lu udah buat sakit hati sahabat gue". Bentak grite di depan muka
ali.
Ali :" maksud lu apaan sih? Gue gak ngerti ama ucapan lu".
Gritte :" asal lu tau ya li, sahabat lu yang nama nya prilly itu cinta
ke elu dan elu gak peka ama sikap dia. Dia itu sakit hati gara gara
elu nembak nenek lampir ghina itu. Dia nangis waktu lihat lu
nembak ghina di lapangan". Ucap gritte dengan nada tinggi.
Ali :" terus gue harus gimana te gue bingung". Pekik nya pada
gritte
Gritte :" gue bilangin ke elu ya kalau ghina itu bukan cewek baik
baik".
Ali :" maksud lu apa bilang ghina itu bukan cewek baik".
Gritte : "hemm lu akan tau sendiri kalau ghina itu bukan cewek
yang setia. Gue pulang dulu". Ucap gritte kemudian meninggalkan
ali sendirian di kelas
Maksud gritte apaan ya? Ahh gue bingung mending gue pulang.
Sesampai di rumah kakak gue nyamperin gue.
Kaia :"li anterin gue yuk ke mall". Ucap nya.
Ali :" ah males kak, gue capek"
Kaia :"ayo dong li bentar aja, anterin gue ke mall soalnya gue mau
beli jam cowok entar lu yang pilihin".
Ali :"ihh kakak gak tau gue capek apa. Ya udah deh gue anterin
tapi janji ya kalau udah dapet jam nya langsung pulang"
Kaia :" iya deh janji udah sana ganti baju"
Gue pun pergi ke kamar untuk menganti baju seragam
gue dengan kaos. Setelah selesai gue langsung turun ke bawah dan
akhirnya gue pergi ke mall naik mobil. Tak butuh waktu lama gue
sama kaia sampai di mall.
Ali :" kak ke toko itu yuk, soalnya gue kalau beli jam ya di situ".
Kaia :"ohh ya udah ayo kita ke sana".
Setelah beberapa menit gue sama kaia milih milih
akhirnya pilihan kaia jatuh ke jam tangan warna hitam bermerek
adidas. Selesai beli jam gue ngajak kaia buat makan di cafe yang di
berada mall ini. Gue pun milih duduk di meja pojok kanan dan
kaia memesan makan. Mata gue gak sengaja ngelihat seorang
cewek yang mirip banget sama ghina sedang makan bersama
seorang cowok.
"Beneran deh itu ghina, tapi dia sama siapa ya masa sama saudara
nya? Tapi kalau cowok itu saudara nya kenapa mereka romantis
banget?". Pikirku dalam hati.
Kaia :" woy li ngapain lu lihatin tu cewek? Emang lu kenal ama
dia?". Ucap kaia saat sudah kembali memesan makanan.
Ali :"cewek itu pacar gue kak, gue barusan pacaran sama dia
sekitar 3 minggu ini".
Kaia :"terus ngapain lihatin dia kayak gitu".
Ali :"masalahnya itu cowok siapa nya ghina kak? Kan gak mungkin
kalau cowok itu saudara nya soalnya mesra banget dari tadi.
Kakak mau gak bantuin gue tanyain ke mereka kalau mereka itu
punya hubungan apa".
Kaia :"ohh oke oke gue akan tanyain mereka".
Kaia nyamperin mereka berdua dan gue pindah ke meja
yang agak dekat sama mereka biar gue bisa dengar apa yang
mereka omongin.
Kaia :" mas, mbak maaf boleh gabung gak soal nya meja pada
penuh semua".
Ghina :"ohh boleh kog mbak duduk aja gak papa kog".
Kaia :"makasih mbak, oh iya saya boleh kenal nama mbak gak?
Nama saya kayla bisa di pangil kaia". Ucap kaia sambil menjabat
tangan ghina.
Ghina :"ohh nama saya ghina dan ini pacar saya nama nya arbani".
Ucap ghina sambil memperkenalkan pacarnya.
Kaia :"owh jadi ini pacar kamu ghin. Sudah berapa lama kalian
pacaran?".
Arbani :"kita sih udah 1 bulan pacaran".
Kaia :" owh masih 1 bulan ya, aku kira udah beberapa bulan
soalnya kalian romantis banget".
Ghina :" hehe iya kita selalu romantis dan gak ada yang kita
tutupin satu sama lain".
Mereka bertiga berbicara dengan akrab. Tanpa ghina
sadari ali telah mendengar semua pengakuan ghina kalau cowok
yang di samping nya itu adalah pacarnya. Kesabaran ali telah
habis dan ali pun menghampiri meja ghina dengan marah.
Ali :"ohh jadi lu udah bohongin gue. Jadi gue selingkuhan lu. Mau
lu apa sih ghin gue beneran sayang sama lu tapi lu udah
ngehianatin cinta gue". Ucap ali dengan nada membentak hingga
jadi pusat perhatian.
Ghina :" li maaf li, gue gak maksud nyelungkuhin lu. Gue sayang
sama lu tapi gue juga gak bisa ngelepas bani". Ucap ghina dengan
menahan tangis.
Ali :" gue gak mau denger alasan lu ya ghin. Mulai sekarang gue
gak mau lihat muka lu lagi. Gue mau putus". Ucap ali menarik kaia
dan kemudian meninggalkan cafe tersebut.
Ali terus meninggalkan cafe tersebut tanpa
memperdulikan ghina yang terus memangil nama nya.Ali dan kaia
kembali ke rumah, sesampai di rumah ali langsung masuk ke
kamar dan mengunci pintu kamar nya.
"Ternyata gritte bener kalau ghina itu bukan tipe cewek yang
setia. Gue nyesel banget udah pacaran sama ghina dan ngorbanin
persahabatan gue sama prilly". Gumam ali dalam hati.
"Besok gue akan nemuin prilly dan minta maaf sama dia". Ucap ali
dengan nada penyesalan..
Paginya ali buru buru pergi ke sekolah karna ingin
menemui prilly. Ia sudah sampai di kelas dan di lihatnya prilly
sedang duduk bersama gritte di bangkunya. Kemudian ali menarik
gritte untuk ikut dengan nya. Ali membawa gritte ke taman
belakang sekolah untuk membicarakan suatu hal.
Gritte :" li lu apaan sih dateng dateng main narik narik tangan gue
aja".
Ali :" shutt lu bisa diem gak sih, gue mau ngomong sesuatu sama
lu".
Gritte :" emang mau ngomong apaan sih sampai bawa gue ke
taman ini".
Ali :" gue mau minta tolong sama elu, gue mau nembak prilly tapi
gue mau lu nyiapain semua kejutan di taman ini".
Gritte :" whattt lu mau nembak prilly? Terus ghina lu apain ali?".
Ali :" gue udah putus sama ghina kemarin saat gue lihat dia berdua
sama selingkuhan nya di cafe mall".
Gritte :" terus lu mau nembak prilly setelah lu putus dari ghina
gitu? Gue gak akan ijinin lu nembak prilly karna gue takut prilly lu
buat pelarian aja".
Ali :" iya gue minta maaf karna gue udah nyakitin hatinya prilly
dan sekarang gue nyadar kalau gue juga punya rasa ke prilly. Gue
sayang ama dia, gue janji gue gak akan bikin dia sedih lagi"
Gritte :" oke gue pegang janji lu, kalau lu bikin prilly sakit hati lagi
gue gak akan ijinin lu ketemu sama prilly lagi meskipun kalian
sahabatan".
Setelah berbicara panjang lebar akhirnya gritte
membantu menyiapkan rencana ali untuk menembak prilly. Dan
rencana nya sudah siap. Di sisi lain prilly sedang membaca novel
di kelas nya kemudian ada seorang murid yang memberikan
bunga mawar merah kepada dia.
Murid :" prill nie bunga buat lu". Ucap murid tersebut.
Prilly :" dari siapa?". Tanya prilly dengan bingung.
Murid :" dari seorang cowok yang lu cintai". Ucap murid itu
kemudian pergi meninggalkan prilly.
Tak lama kemudian prilly menerima bunga lagi dari
seorang murid dan murid itu di tanya oleh prilly tetapi jawabanya
sama seperti murid yang memberikan bunga pertama. Bunga itu
terus berdatangan dan yang membawakan bunga itu selalu
berbeda orang dan jika di tanya jawaban nya selalu sama. Hingga
kini sudah ada 15 bunga mawar yang terletak di mejanya dan
bunga terakhir terdapat sebuah kertas kecil yang isinya
"datanglah ke taman belakang sekolah sekarang juga".
Prilly pun berlari ke taman belakang sekolah setelah
membaca isi kertas tersebut. Sesampai di sana prilly melihat
banyak murid yang sedang mengelilingi taman tersebut. Dengan
berjalan cepat prilly menghampiri murid murid tersebut untuk
mencarin tau apa yang sedang mereka lihat. Mata prilly membulat
melihat taburan kelopak bunga mawar yang membentuk hati di
taman tersebut dan di lihatnya ali yang sedang tersenyum kepada
nya.
Ali menarik prilly ke tengah tengah.
Ali :" prill gue minta maaf karna gue udah bikin lu sakit hati, gue
minta maaf karna udah bikin lu nangis". Ucap ali kepada prilly
sambil memegang kedua telapak tangan prilly.
Ali :" lu pasti bingung kan saat lu nerima bunga mawar tersebut?
Dan lu pasti nanya bunga itu dari siapa?". Tanya ali yang hanya di
jawab anggukan oleh prilly.
Ali :" itu semua dari gue prill. Gue tau gue bukan cowok yang
romantis tapi gue akan mencoba ngelakuin hal romantis buat elu
prill. Dan disini, di depan semua siswa gue mau nyatain perasaan
gue ke elu prill. Gue sayang sama elu, gue cinta sama elu prill, lu
mau gak jadi teman hidup gue atau bahasa alay nya pacar gue?".
Tanya ali pada prilly.
Prilly :" gu..e ju..ga sayang sama lu li hikkss.. tapi gue gak bisa
nerima lu karna lu hikkss.. udah jadi milik ghina". Ucap prilly
dengan menangis.
Ali mengusap air mata prilly yang membasahi pipinya.
Ali :" enggak prill gue udah putus sama ghina karna dia selingkuh
prill dan gue nyadar kalau gue juga cinta sama elu. Mungkin ini
terlalu cepat gue ngungkapin rasa gue ke elu sejak gue putus sama
ghina, dan lu pasti berfikir kalau lu akan jadi pelampiasan gue.
Gue beneran sayang sama elu prill, gue janji gue akan bahagiain lu
dan gue gak akan bikin lu nangis lagi, gue janji prill". Ucap ali
memohon.
Prilly :" maaf li mungkin sekarang gue gak bisa......... ". Ucap prilly
di potong oleh ali, hingga membuat semua siswa menatap kecewa.
Ali :" gue tau prill mungkin lu belum percaya sama gue, tapi gue
akan buktiin kalau gue beneran sayang sama lu". Ucap ali dengan
nada lesu dan muka di tundukkan.
Prilly mengangkat wajah ali dengan jari telunjuknya kemudian
berkata
Prilly :" ihhh ali gue belum selesai bicara juga udah lu potong aja,
maksud gue itu gue gak bisa nolak lu li". Ucap prilly kemudian di
iringi tawa.
Ali :" berarti lu nerima gue dong prill?". Tanya ali dan di angguki
oleh prilly.
Mereka pun berpelukan dan semua siswa teriak histeris
setelah melihat drama percintaan ali dan prilly. Sejak itu
hubungan ali dan prilly semakin hari semakin membaik hingga
beberapa tahun mereka sudah menikah dan memiliki 2
perempuan anak kembar yang pertama bernama anatasya naura
syarief dan yang kedua bernama anatasya maura syarief.
Persahabatan yang berakhir pada cinta. Itulah kisah ali
dan prilly yang bersahabat sejak kecil dan akhirnya mereka
berpacaran. Meskipun persahabatan mereka pernah di guncang
oleh masalah tetapi jika keduanya sudah merasakan sayang satu
sama lain maka mereka akan bersatu kembali. Cinta sejati itu pasti
akan kembali ke rumah nya, meskipun dia pernah singgah di hati
yang lain.

Indah Ni’matul
Starlight After Dusk in the Sky

Fajar telah menampakan dirinya sesaat seorang anak


terbangun dari tempat tidurnya. Kania nama anak itu, kania lahir
di jakarta, 12 februari 1999, terlahir sebagai anak orang kaya yang
memiliki segalanya. Walau ia anak dari keluarga kaya ia tidak
pernah sombong dan sikap itulah yang membuat semua teman
temannya menyukainya. Di sekolah Kania memiliki sahabat
bernama Rena, Kania telah menanggap Rena seperti keluarganya
sendiri.
Kania dan Rena mempunyai mimpi yang sama yaitu
menjadi seorang penari yang profesional, namun Kania harus
mengurungkan niatnya tersebut karena ketidak setujuan orang
tuanya. Orang tua kania tidak menyetujui Kania menjadi seorang
penari karena menurutnya menjadi seorang penari adalah hal
yang sia sia. Setiap hari Kania harus mengikuti jadwal yang telah
dibuat oleh orangtuanya, sehingga Kania tidak memiliki waktu
untuk bermain bersama teman-temannya. Banyak orang yang
bertanya kepada Kania "apakah kamu tidak bosan tetap di rumah
terus" Kania hanya menjawab "tidak" lalu terdiam. Pernah Kania
memprotes kedua orang tuanya, namun protes tersebut membuat
orang tuanya sakit, Kania merasa bersalah atas kejadian itu,
akhirnya Kania takut untuk melanggar jadwal yang dibuat oleh
orang tuanya tersebut. Suatu hari ketika pulang sekolah Rena
pergi ke rumah Kania untuk mengerjakan tugas bersama.
"Kania..." ucapan Rena saat sampai didepan rumah Kania,
"Iyyaa, sebentar" jawab Kania
"Hai Kania" Rena menyapa Kania dengan nada senang
"Hai Rena,, silahkan masuk" Jawab Kania
"Trimakasiih Kan" Jawab Rena
Kania sangat senang Rena berkunjung ke rumahnya
walaupun hanya sekedar belajar bersama. Tidak ada teman Kania
yang pernah berkunjung kerumahnya selain Rena. Kania sangat
tertutup apabila menyangkut tentang keluarganya.
"Kaniaa" umma Kania memanggil.
"Baik umma" Kania menyautnya.
"Siapa yang datang??" tanya umma kepada Kania sambil
mendatangi Kania dan Rena di ruang tamu.
"Rena umma" jawab Kania.
"Salam umma" Rena
"Salam Rena" jawab umma dengan halus.
Keluarga Kania telah mengenal baik Rena termasuk
umma Kania, tak salah Kania menganggap Rena telah seperti
saudaranya sendiri.
"Silahkan lanjutkan belajar kalian" kata umma sambil berjalan
meninggalkan Kania dan Rena di ruang tamu
"Baik umma" jawab Kania dan Rena
Mereka berdua melanjutkan belajar dengan tenang. Jam
telah menunjukan pukul 14.00 WIB saatnya Kania pergi les
bahasa. Malam telah tiba tepat pukul 20.00 WIB Kania pulang dari
tempat les. Kania menyusuri jalan dengan berjalan kaki sambil
melamun.
"GUBRAK!!!" Kania menabrak seseorang
"Aw, ati ati dooong!!" perkataan kania dengan nada kesal.
Namun Tio hanya diam tak mengucapkan kata satupun
"Tio...." Dengan nada kaget
"Hmm" jawab Tio dengan nada datar
"Kmu ngapain di sini"
"Kamu yang ngapain disini, malem malem sendirian di pinggir
jalan"
"Ehm,, aku..." terpotong oleh perkataan Tio
"Pulang les kan??" sambil menebak
"Kamu tau darimana? Apakah kau mengikutiku??" jawab Kania
dengan penasaran.
"Aku mengikutimu.... Tidak!!" jawab Tio.
"Ooh, lalu kau sendiri kenapa ada disini" jawab Kania sambil
menanya balik.
"Aku.... Mencari udara segar, memang kenapa??"
"Tidak, tidak apa apa, baru pertama kali aku liat kamu keluar"
jawab Kania
"Eeehhm, lalu kau mau pulang sekarang??" tanya Tio.
"Iiyyaa...." jawab Kania sambil menganggukkan kepalanya.
"Ayo aku antar" sambil menarik tangan Kania
Sejak saat itu mereka menjadi dekat sampai Rena pun
bingung kenapa mereka bisa dekat, karena sebelumnya Kania dan
Tio bila bertemu selalu acuh tak acuh. Banyak anak yang tidak
suka mereka berdua dekat,,, iyyaa mereka yang tidak suka adalah
para FANS dari Tio disekolah.
"Aaw"
JANGAN MENDEKATI TIO, MENJAULAH JIKA TIDAK INGIN
MENYESAL.....
"Surat kaleng......"
Yaap.... Kania sekarang telah banyak menerima surat
kaleng bermacam kata teror yang dia dapatkan. Namun sikap
kania hanya cuek tak menanggapi satu pun surat kaleng tersebut.
Suatu ketika di sekolah Kania mendapat kelas tambahan dan
hingga larut, saat pulang Kania melihat Tio di ruang tari sedang
menari tarian modern yang tak asing bagi Kania, Tio menari
dengan sangat lihai Kania di buat tercengang olehnya.
"Prok, prok, prok" Kania menepuk tangan sambil menghampiri
Tio
"WOW keren.... Sejak kapan kau menari" Tanya Kania sambil
terkagum kepada Tio
" sebenarnya sudah lama namun aku tidak terlalu suka menari di
depan banyak orang" jawab Tio
"Kenapa???" tanya Kania
"Yaa aku merasa tak enak, bukankah kau juga menyukai tari??"
jawab Tio
"Iyyaa namun orang tuaku tak menyukainya" jawab Kania dengan
murung
"Eehmm" jawab Tio
Tio merasa heran karena ada orang tua yang tak suka
dengan keinginan anaknya sendiri. Tio berfikir untuk mengajak
Kania mengikuti tes tari yang diadakan di kota mereka tinggal.
Kania senang mendengar berita akan ada tes tari tersebut, namun
di sisi lain Kania juga sedih karena tidah dapat mengikuti tes tari
tersebut. Tio yang mengetahui hal tersebut mencoba untuk
mengajak Kania untuk mengikuti tes tari tersebut.
"Hei ayolaah ikut laah" ajak Tio agar Kania mau mengikutinya
"Tidak aku tidak mau" jawabnya sambil cuek
"Aku tau kau sebenarnya mau ikut, tpi kau tidak mendapat
persetujuan dari orang tuamu. Kau harus kembangkan mimpimu
itu suatu saat orang tuamu akan mengerti sendiri apa yang terbaik
untuk anaknya, mimpimu adalah yang terbaik untukmu sendiri"
perkataan Tio kepada Kania
Kania hanya terdiam saat Tio mengatakan hal tersebut
tidak menanggapi apapun lalu meninggalkan tio di kelas sendiri.
Kania tak dapat berhenti memikirkan perkataan tersebut sesaat ia
berfikir untuk mengikuti tes tersebut secara diam-diam. Pagi telah
datang Kania terburu-buru pergi ke sekolah untuk secepatnya
menemui Tio untuk mengatakan sesuatu. Sesampainya di sekolah
Kania terus mencari Tio namun ia tak menemukannya, ia heran
kemana Tio pergi karena tidak satupun orang tau keberadaan Tio
saat itu. Kania kebingungan mencari Tio sampai akhirnya ia
menyadari bahwa tempat yang dikunjungi Tio adalah ruang tari di
sekolah mereka yang berada tak jauh dari kelas mereka berdua.
Dugaan Kania tepat, Tio memang berada di ruang tari dan ia pun
menghampirinya.
"Kau benar kalau aku harus mewujudkan mimpiku walau ada
orang yang tak ingin mimpi itu terwujud, aku berterimakasih
kepadamu" ungkapan Kania kepada Tio sambil ia menyamperi
Tio.
"Apa kau yakin??" jawab Tio.
"Iyyaa aku yakin" jawab Kania dengan penuh harapan.
" Baiklah mari kita latihan" ajak Tio.
"Okee...." jawab Kania dengan semangat
Sejak saat itu mereka berdua selalu berlatih bersama saat
pulang sekolah atau waktu luang. Seteleh pulang sekolah mereka
biasa menyempatkan untuk latihan. Hari terus berjalan hingga
semakin dekat dengan tanggal tes tari tersebut. Kania berniat
untuk latihan menari saat itu, namun karna itu hari libur ia tidak
diperbolehkan untuk keluar rumah
"Hem bagaimana aku kluar rumah" kata Kania dalam hati
Kania yang saat itu sedang kebingungan akhirnya ia
menemukan ide dengan meminta bantuan Rena agar ia bisa
keluar rumah. Kania sesegera menelfon Rena dan menyuruhnya
pergi kerumahnya.
"Ting...tong" bunyi bel rumah Kania.
"Renaa??" ucapan umma sambil membuka pintu dan kaget akan
kedatangan Rena.
"Pagii ummaa" sapa Rena kepada umma sambil menundukan
kepalanya.
"Pagii Rena, ada apa kau kesini" sambil heran dengan kedatangan
Rena, karena telah lama ia tak berkunjung.
"Eeh aku yang menyuruhnya kemari ummaa" selat Kania.
"Ehm.... Baiklah" jawab umma.
"Ayo masuk" ajak Kania.
Kania mengajak Rena menuju kamarnya agar ia bisa
berbicara tanpa ada yang mengetahui terutama ummanya. Saat di
kamar Kania langsung meminta tolong kepada Rena untuk
membantunya agar dapat keluar rumah untuk berlatih tari. Rena
yang tahu kalau sahabatnya akan mengikuti tes tari tersebut
sangat mendukungnya, namun ia tak yakin kalau rencana mereka
akan berhasil.
"Ummaa" panggil Kania.
"Ada apa Kania??".
"Apakah aku boleh pergi belajar kelompok dengan Rena??" tanya
Kania.
"Iyyaa umma bolehkaaan" bujuk Rena.
"Baiklah jangan pulanh larut" jawab umma.
"Baik umma" jawab Kania dengan senang.
Mereka berdua pun akhirnya bersiap - bersiap bukan
untuk belajar kelompok melainkan pergi untuk latihan menari di
sanggar milik paman Tio. Kania selesai bersiap dan ia tak sengaja
ia meninggalkan handponenya di kamar. Akibat kelalaiannya ia
tak bisa menghubungi Tio saat itu juga. Saat di perjalanan Tio
menghubungi Kania namun tak ada jawaban dan akhirnya ia pun
pergi ke sanggar.
Umma yang biasa terlihat tegas apabila di depan orang
tetapi ia juga memiliki sifat keibuan. Umma melihat seisi kamar
anaknya yang berantakan lalu ia pun merapikan kamar tersebut.
Umma membersihkan kamar Kania dengan sangat bersih, lalu ia
tak sengaja menemukan handpone Kania yang tertinggal di bawah
bantal dan membuka seisi HP Kania. Tak sengaja ia membuka teks
pesan berasal dari Tio
" ayo latihan, ku tunggu kau di sanggar dekat taman"
Umma spontan kaget dan marah ia pun mengadukan
perbuatan Kania kepada ayahanda Kania kalau anaknya sedang
melanggar perintah mereka. Di lain tempat Kania dan Tio juga
Rena telah memulai latihan mereka, tak berapa lama orang tua
Kania datang dan menarik tangan Kania menjauhi Rena dan Tio.
"Kania apa yang kmu lakukan" kata umma dengan sangat marah.
"Aa.. Aa.. Aku." jawab Kania dengan terpatah-patah.
"Rena.... Aku kecewa kepada mu!!!" kata umma kepada Rena dan
Rena hanya tertunduk di depan umma.
"Ayo pulang" ajak ayahanda sambil menarik tangan Kania.
Sesampai di rumah Kania dimarahi oleh kedua orang
tuanya. Terlihat dari raut wajah kedua orang tuanya yang kecewa
dengan apa yang telah diperbuat oleh anaknya. Sedangkan Kania
hanya bisa menangis di dalam kamarnya. Kania sedih karena di
saat mendekati tes tersebut ia tidak dapat mengikuti tes tari
padahal itu adalah saat yang di tunggu tunggu oleh Kania, ia ingin
menunjukan kepada orang tuanya kalau menari itu bukan seperti
orang tuanya pikirkan, kalau menari itu tidak buruk bagi dirinya.
Kania akhirnya memutuskan untuk tidak menghentikan niatnya
walau telah dilarang oleh orang tuanya, ia tetap mengikuti tes
tersebut.
Hari telah berganti tanggal yang ditunggu-tunggu oleh
Kania telah datang saatnya ia untuk membuktikan bahwa menari
itu tidak buruk. Kania berangkat ketempat tes tari dengan menaiki
sepedanya, sesampainya disana ia telah ditunggu oleh Rena dan
Tio di depan gedung town squere.
"Ayo masuk" ajak Rena kepada Kania.
"Ayo" jawab Kania.
Kania menunggu di ruang tunggu peserta sedangkan Tio
dan Rena menunggu di depan aula gedung, tak beberapa lama
akhirnya Kania keluar dengan rasa senang karena ia dapat masuk
ke semi final tanpa mengikuti babak penyisihan berikutnya. Tio
dan Rena yang tau akan hal tersebut sangat senang dengan hasil
yang dicapai oleh Kania. Kania terus berlatih disekolah dengan
giat, ia berjuang terus untuk mimpinya. Semi final satu bulan lagi,
ia tak menyianyiakan kesempatan tersebut, ia yakin kalau setelah
ini orang tuanya akan menyetujui mimpinya. Kania tak pantang
semangat, ia yakin kalau ia bisa.
Satu bulan telah berlalu saatnya untuk semi final, acara
semi final akan ditayangkan di televisi yang dimulai dari pukul
12.30. Kania meminta izin kepada orang tuanya untuk pergi
keluar rumah dan di izinkan namun sebelum ia pergi ia memesan
kepada orang tuanya untuk melihat TV di jam 12.30 Kania
membuat alasan kalau ia akan memainkan sesuatu dan
ditayangkan di televisi. Tepat pukul 12.30, orang tua Kania telah
di depan televisi mereka, di tempat lain Kania sangat gugup
dengan penampilannya nanti. Saat yang di tunggu-tunggu telah
tiba.
"Mari kita panggil Kania, beri tepuk tangan yang meriah" teriak
presenter diatas panggung.
Penampilan Kania telah ditampilkan, spontan orang tua
Kania kaget dengan apa yang mereka lihat saat itu. Dengan lihai
Kania menari di atas panggung. Akhir acara saatnya pengumuman
pemenang peserta, Kania mendapat juara pertama dalam tes tari
tersebut Kania sangat senang begitu juga dengan orang lain yang
melihat di studio.
"Selamat Kania, apakah ada yang ingin kamu sampaikan??" ucap
presenter.
"Trima kasih,,, sebelumnya aku berterima kasih kepada semua
yang telah mendukungku. Lalu umma ayahanda maaf Kania telah
melanggar perintah kalian maaf telah tidak patuh, tapi ini yang
Kania mau ini yang Kania inginkan. Kania senang menari inilah
mimpi Kania aku harap kalian mengerti" ucapan Kania dengan
menangis. Orang-orang yang ada di studio pun menangis
mendengar pesan Kania.
Malam telah tiba jam telah menunjukan pukul 18.30.
Kania telah tiba di depan rumahnya, ia merasa takut untuk masuk
ke rumah. Saat di depan pintu dan ia membuka pintu ia kaget dan
langsung menundukkan kepalanya karena di depannya ada orang
tuanya Kania takut kalau oramg tuanya akan memarahinya.
Namun apa yang terjadi kedua orang tuanya malah memeluk
Kania dan meminta maaf kepadanya karena telah melarangnya
untuk mengejar mimpinya mereka sadar kalau mimpi Kania itu
penting untuk Kania. Akhirnya sejak saat itu Kania diperbolehkan
untuk menari dan mengejar apa yang ia mau. Mimpi bagaikan
bintang di atas langit. Kita tidak akan bisa mengambil bintang.
Tapi kalau kita berusaha kita pasti bisa. Percaya tidak ada yang
tak mungkin kalau kita mau berusaha.

Riska Brigitta
Berlibur ke Pacitan

Setelah masa jabatan dan akhir kegiatan karang taruna


desa jamboan, Saya dan anggota karang taruna lainnya ingin
mengadakan wisata bersama, Keinginan itu disetujui oleh semua
anggota karang taruna, akhirnya semua anggota karang taruna
pun berdiskusi untuk menentukan dimana kita akan mengadakan
wisata tersebut.
Setelah berdiskusi rapat tersebut semua anggota menyetujui
bahwa wisata untuk kali ini memilih berwisata di pantai klayar,
tepatnya di PACITAN, JAWA TIMUR. Setelah sepakat untuk
berwisata di pantai klayar semua anggota berdiskusi kembali
untuk mendiskusikan kapan akan dilaksanakan wisata tersebut.
Karena anggota karang taruna banyak yang bekerja sehingga
semua anggota berdebat untuk mempermasalahkan kapan wisata
itu akan dilaksanakan dan berapa harga wisata disana..??.
Karena banyaknya anggota yang berdebat akhirnya ketua
karang taruna mengadakan musyawarah dengan seluruh
anggota.Setelah selesai akhirnya wisata tersebut dilaksanakan
pada tanggal 31 oktober - 1 november 2015 .
Ketua karang taruna pun mengumumkan kepada warga
sekitar tentang rencana wisata tersebut, Tak disangka banyak
warga lainnya yang ingin mengikuti wisata tahun ini dengan
hanya membayar Rp. 180.000 untuk transportasi, masuk tempat
wisata, dan makan.
Setelah menunggu sekitar 1 bulan akhirnya yang dinanti
nantikan datang juga, Tepat tanggal 31 oktober semua anggota
karang taruna dan warga berangkat menuju pacitan dengan
menggunakan transportasi bis.
Kami semua menuju pacitan pada malam hari karena
semua ingin melihat matahari terbit dipantai klayar, Selama lebih
dari 12 jam kita berada dalam bis menuju pacitan akhirnya pada
pukul 5 pagi kita tiba dipacitan.
Karena medan yang cukup sulit untuk dilalui oleh
kendaraan besar seperti bis, akhirnya semua turun dan berganti
kendaraan yang sudah disediakan disana, dengan cukup
membayar Rp.25.000 untuk pulang pergi akhirnya semua anggota
berangkat menuju tempat wisata.
Walaupun keadaan disana masih gelap keindahan alam
dan jalan sekitar wisata yang indah membuat saya dan anggota
lainnya tidak sabar untuk segera sampai pada tempat tujuan.
Setelah setengah jam perjalanan akhirnya saya beserta anggota
dan warga lainnya sampai dipantai klayar.
Semua anggota dan warga menikmati indahnya matahari
terbit dipantai klayar sungguh keindahan alam dan keajaiban
dunia. Saya menikmati pemandangan alam disana dengan indah
santai dan tidak lupa untuk berselfi ria dengan anggota karang
taruna lainnya. Setelah hampir 3 jam saya dan anggota lainnya
menikmati pemandangan akhirnya saya dan anggota lainnya
kembali menuju tempat parkir bis. Ditengah perjalan ternyata
transportasi yang saya naiki mogok.
Ilham:"bagaimana teman, apa yang harus kita lakukan"
Rafli:"tidak ada cara lagi selain kita mendorong hingga sampai
pada tempat parkir bis"
Setelah itu akhirnya semua pun setuju untuk mendorong
dengan kerja sama yang baik akhirnya saya dan anggota lainnya
sampai di tempat parkir bis. Setelah capek mendorong akhirnya
saya dan anggota lainnya menikmati sarapan pagi disana yahh...
Walaupun sederhana tapi jika makannya bersama sama itu
menjadi lebih nikmat.
Setelah selesai sarapan akhirnya kita kembali pulang menuju
Sidoarjo, di tengah tengah perjalanan saya dan anggota lainnya
tidak lupa untuk membeli oleh oleh untuk sanak saudara yang ada
di rumah.
Semua pun berbelanja menghabiskan sisa uang saku yang
dibawanya, setelah berbelanja akhirnya saya dan anggota lainnya
kembali melanjutkan perjalanan menuju sidoarjo .
Setelah lebih dari 12 jam akhirnya saya dan anggota
lainnya sampai di sidoarjo dengan selamat tanpa ada halangan.
Walaupun saya dan anggota lainnya sangat melelahkan tetapi
kebersamaan yang indah menjadi kenangan yang tak
terlupakan......

Suci Avrellya P.
Perasaan Yang Terpendam

Ada seorang perempuan yang bernama Ayu Lestari, ia


sekolah di SMK PLUS NAHDATUL ULAMA` SIDOARJO, ia terkenal
sangat lugu, baik, dan cantik. Ayu adalah perempuan yang banyak
disukai oleh laki-laki di sekolahnya karena ia cantik tetapi ia
hanya menyukai laki-laki yang bernama Rian, ia adalah kakak
kelasnya. Rian juga menyukai ayu karena ia cantik dan baik, tetapi
Ayu dan Rian sama-sama takut untuk mengungkapkan
perasaanya karena takut untuk ditolak.
Pada saat Ayu pergi untuk menemui Bu Dona ia bertemu
dengan Rian dan Rian pun menyapa Ayu “Hai, Ayu.” Ayu pun juga
menjawab sapaan dari Rian “Hai, juga kak.”Rian bertanya kepada
Ayu “kamu mau kemana Ayu ?.”Ayu menjawab dengan perasaan
yang sedikit malu karena orang yang ia sukai bertanya kepadanya
“Aku akan menemui Bu Dona untuk menanyakan tugas yang di
beri Bu Dona.” Rian bertanya lagi kepada Ayu “memangnya tugas
apa Ayu ?.” Ayu menjawab “tugas membuat kerangka cerita” Rian
menjawab “Oooo, ya sudah aku mau masuk ke kelas dulu.” Dan
Rian pun pergi ke kelas karena bel masuk sudah berbunyi.
Ayu pun pergi untuk menemui Bu Dona, setelah ayu
menemui Bu Dona ia langsung pergi ke kelas untuk menemui
temanya untuk menceritakan apa yang terjadi tadi. Setelah bel
pulang, Ayu tidak ada yang menjemputnya pulang karena orang
tuanya sedang sibuk kerja dan akhirnya Ayu pulang dengan naik
angkot.
Pada saat Ayu menunggu angkot Rian pun datang
menghampiri Ayu “Sedang menunggu apa Ayu ?.”ayu menjawab
“Sedang menunggu angkot kak” Rian pun menjawab “kamu mau
gak pulang sama aku kan satu arah rumah kamu dengan aku ?.”
Ayu merasa malu menjawabnya karena baru kali ini ia bakalan di
antar sama orang yang ia sukai, tidak lama kemudian Ayu
menjawab “iya saya mau.” Dan akhirnya Ayu dan Rian pun pulang
bersama.
Sesampainya di rumah Ayu, Rian pun mencoba untuk
mengungkapkan “Ayu, aku ingin bicara sama kamu.” Dan Ayu
menjawab “Bicara apa kak, langsung aja sekarang.” Rian pun
mencoba untuk memberanikan dirinya untuk mengungkapkan
perasaan yang ia pendam selama ini “Ayu sebenarnya selama ini
aku suka sama kamu tapi aku takut untuk mengungkapkan
perasaanku yang selama ini aku pendam.
” Dengan wajah yang tersipu malu, Ayu pun juga
mengungkapkan perasaannya yang ia pendam juga “Iya kak,
sebenarnya selama ini aku juga suka sama kakak tetapi aku takut
kakak udah punya pacar, mangkanya aku menyimpan perasaan ini
diam-diam.” Rian terkejut karena Ayu juga menyukainya dan Rian
pun mempunyai keberanian lagi untuk menanyai apakah Ayu mau
jadi pacarnya dengan “Ayu kamu mau gak jadi pacarku.” Ayu
menjawab “Apakah kakak serius ?.” dengan penuh keberanian
Rian menjawab “Iya aku serius karena selama ini aku suka sama
kamu.”
Ayu terdiam karena ia bingung untuk menjawab apa
karena baru pertama kali ini ia di sukai oleh cowok yang ia sukai
dan setelah ia berpikir secara matang ia menjawab “Iya kak aku
mau jadi pacar kakak.” Dengan hati gembira Rian berterimakasih
kepada Ayu karena ia menerima cintanya dan akhirnya mereka
berdua berpacaran setelah mereka memendam perasaan mereka
selama ini.

Vania Herma D.
Ujian Kedewasaan dan Merantau untuk Kamu

Cerita ini dimulai ketika saya berumur 5 tahun, pada


waktu itu ayah saya meninggalkan saya untuk bekerja, entah tak
tahu tempatnya dimana, tapi yang jelas saya selalu bertanya
kepada ibu saya, yaitu,"bu ayah kerja dimana? dan kapan ayah
pulang? rocky sudah kangen nih." tetapi ibu selalu menjawab,"ini
urusan orang tua nak, kau tidak perlu tau di mana dan kapan
ayahmu pulang," saya selalu berdoa kepada tuhan agar ayah cepat
pulang dan bisa berkumpul seperti biasa. Kemudian saya
mengingat bahwa, sebelum ayah pergi dia memberi saya uang Rp.
50.000 untuk uang jajan.
Kemudian pada pagi hari, ketika saya berada di sekolah
saya melihat penjual balon yang membawa banyak sekali balon
terbang berwarna warni, setelah itu saya berpikir, jika saya dapat
membeli semua balon itu, saya pasti bisa terbang dan bisa
mencari ayah di mana pun ia berada. Kemudian saya membeli
semua balon itu dengan uang yang diberikan ayah saya.
Setelah semua balon saya pegang,tiba tiba saya langsung
terbang tinggi dan mulai menjauh dari sekolah karena balon yg
saya pegang terbawa oleh angin sehingga saya pun juga ikut
terbawa bersama balon itu. Saya terbang melewati gunung dan
lautan, hingga sampai di perkotaan saya berteriak,"ayah ayah
dimana engkau." hingga balon yang saya pegang mulai meletus
satu per satu karena terpapar sinar matahari. Kemudian semua
balon yang saya pegang telah meletus dan saya pun terjatuh di
suatu pohon di halaman rumah mewah. Dengan suara bising yang
saya buat karena saya terjatuh dari atas langit, tiba tiba seorang
laki laki keluar dari rumah itu dan membawa saya masuk ke
rumahnya.
Setelah saya terbangun, saya melihat ktp laki laki itu tepat
di samping tempat tidur saya dan alangkah kagetnya ketika saya
membaca ktp itu ternyata, laki laki itu adalah “my father”.
Kemudian ketika laki laki itu kembali saya langsung memeluknya
dan berkata,"ternyata ayah baik baik saja disini."
Kemudian ia menjawab,"maafkan ayah mu ini nak, yang
telah meninggalkanmu, hingga engkau bertekad untuk mencari
ayahmu ini." Dan pada akhirnya ayah pun pulang, kemudian ayah
pun juga mengajak ibu untuk tinggal di rumah ayah yang mewah.
Kami berangkat menuju rumah ayah dengan menggunakan mobil
mewah milik ayah. Di setiap perjalanan kami berbicara dan
bercanda bersama sama, hingga mobil kami mogok karena
kehabisan bensin, kemudian karena hari sudah malam kami pun
memutuskan untuk tidur terlebih dahulu di mobil.
Hingga pagi harinya, kami pun terbangun dan begitu
kaget karena tiba tiba kami berada di sebuah gubuk di tengah
hutan. Kami pun mencari akal untuk keluar dari hutan tersebut
tetapi beberapa kali pun kami pergi, selalu kembali lagi ke gubuk
tua tersebut. Kemudian setelah perjalanan yang tiada gunanya itu,
kami kembali ke gubuk dan begitu kagetnya kami karena di gubuk
tua yang terlihat angker itu, ternyata ada banyak makanan, karena
perut yang sudah keroncongan ayah dan ibuku langsung
memakan makanan itu, tapi saya tidak memakan makanan itu
karena."masa digubuk tua yang terlihat angker ini punya banyak
makanan, mewah lagi." setelah makan, tiba tiba ayah dan ibuku
sakit perut kemudian entah mereka tidur atau mati tapi yang jelas
saya pun langsung meninggalkan mereka berdua karena takut.
Saya tidak bisa menemukan jalan keluar dan kemudian saya sadar
bahwa roh agung telah menakdirkan saya untuk menjadi
penghuni hutan yakni." tarzaaaaaaaaaan!!!."wkwkwkwkwk:D
Eithhhhhh!!!!!!! tapi bukan hanya itu saja, setelah saya
menyadari bahwa saya sudah ditakdirkan oleh roh agung untuk
berada di hutan, saya mulai membangun rumah pohon yang akan
saya tempati. Di dalam perjalanan saya untuk membangun rumah
pohon, saya bertemu dengan salah satu penghuni hutan yaitu
kowe. Kowe itu hanya berada di depan saya dan memandang
muka saya, hingga saya berpikir bahwa sepertinya kowe itu ingin
menyampaikan pesan kepada saya. Hingga akhirnya kowe itu
berbicara dengan logat kera
yaitu,"huhuhuhuhuakhakhakhhakhahakhakgh".
Tapi saya tidak mengerti apa yg dia katakan. Setelah itu
saya mencoba membalasnya dengan logat kera yg sama
juga,"huakhhuakhhyakhhuhuhakhhuakh". setelah saya berkata
seperti itu tiba tiba kowe itu mencomongkan bibirnya ke arah
saya, saya berpikir,"apa bahasaku tadi menyuruh dia untuk
berciuman ya?".tanpa pikir panjang lagi saya langsung
meninggalkan kowe tersebut dan lari terbirit birit, tapi kowe itu
malah mengejar saya terus.
Hingga akhirnya setelah pengejaran tadi, saya pun
berhenti dan alangkah kagetnya bahwa saya telah sampai di suatu
pemukiman di dalam hutan tersebut. Saya pun langsung masuk ke
dalam pemukiman tersebut dan nampaknya pemukiman tersebut
tidak berpenghuni karena saya melihat bahwa rumah rumah di
daerah tersebut sudah banyak yang roboh, dan tiba tiba saya
melihat suatu bayangan hitam yang berlari di pemukiman
tersebut. Serentak saya langsung mengejar bayangan tersebut,
hingga saya kehilangan jejak bayangan tersebut.
Akhirnya saya berjalan mengikuti jalan setapak dan pada
ujung ujungnya saya kembali ke gubuk tua tersebut, ketika saya
masuk di gubuk tua itu tadi, alangkah kagetnya saya bahwa
ternyata kedua orang tua saya masih hidup tetapi yang saya
bingungkan disini, mengapa dihadapan mereka berdua terdapat
dua kowe yg telah mati?.kemudian saya bertanya,"ayah ibu siapa
yg membunuh kowe tersebut?". tiada jawaban dari mereka
berdua dan setelah saya menyentuh tubuh mereka, tiba tiba
tubuhnya menghitam seperti kowe dan kowe yang telah mati itu
menjadi kedua orang tua saya.
Saya meninggalkan gubuk itu dengan rasa takut dan
ketika saya keluar dari gubuk itu di depan sudah banyak kowe
yang berkumpul dan membawa senjata tajam, kemudian saya
mencoba berbicara kepada mereka dengan bahasa
kowe,"huhuakahhuhuakhhuakh?." setelah saya berbicara seperti
itu tiba tiba kowe tersebut memonyongkan mulutnya semua,
karena rasa kesal pada kowe kowe itu, tanpa banyak basa basi lagi
saya menghajar semua kowe kowe itu tapi mereka juga
melakukan perlawanan, hingga semua kowe kowe itu tewas
semuanya. Kemudian saya melihat tubuh tubuh kowe tersebut,
dan ternyata kowe tersebut adalah robot yg telah diprogram.

Dan apa yg terjadi selanjutnya?. Ternyata semua kejadian


itu adalah rancangan acara ayah dan ibuku yang melatih saya agar
menjadi anak yg kuat. Kemudian saya bertanya kepada ayah
saya,"bayangan di pemukiman itu sebenarnya apa?."kemudian
ayah menjawab,"bayangan apa? di acara ini gak ada bayangan
adanya kowe".dan di sinilah saya mulai merinding.
Lanjut cerita, setelah acara rekaan yang dibuat ibu dan
ayah, saya harus menghadapi 1 tantangan lagi yaitu ujian
kedewasaan / merantau. Merantau ini adalah ujian kedewasaan
bagi anak laki laki di minangkabau, dengan cara pergi
meninggalkan tanah kelahirannya. Perjalanan merantau saya
dimulai dari perguruan silek harimau yg sudah saya pelajari
selama 3 thn. Awalnya ibu saya tidak mengizinkan saya untuk
bersilek, tetapi karena ada bujukan dari ayah saya, sehingga
beliau mengizinkan saya untuk bersilek.
Pada waktu pagi hari itu, ada main sarung. Main sarung
adalah tradisi silek harimau, siapa yg bisa memenangkan
pertarungan dalam sarung, berarti dia yang akan merantau dan
alhamdulillah saya dapat memenangkan pertarungan dalam
sarung tersebut, sehingga saya wajib merantau kata datuk saya.
Merantau ini saya hanya dibekali oleh ilmu bela diri saja. Sebelum
merantau di pulau jawa, yang saya lakukan adalah memanfaatkan
daun kelapa untuk sapu ijuk, batok kelapa untuk souvenir dan
kelapanya juga saya jual ke masyarakat sebagai dana untuk
melaut ke pulau jawa, dan alhamdulillah dana saya sudah cukup
untuk melaut ke pulau jawa. Waktu di kapal saya merasa sedih
harus meninggalkan ibu dan ayah saya yang berada di
Minangkabau, Sumatra Barat.
Kemudian saya telah sampai di pulau jawa, setelah
sampai. Di pulau jawa saya berjalan menelusuri jalan sambil
berpikir apa yang akan saya lakukan. Waktu itu pukul 22.00 wib,
saya mendengar ada seorang wanita yang berteriak minta tolong,
"tolong tolong". Serentak saya langsung menghampiri suara
tersebut dan alangkah kagetnya saya, ternyata benar dugaan saya,
kalau ada wanita yang digodain oleh laki laki hidung belang.
Tanpa basa basi lagi saya langsung berkata dari kejauhan kepada
dua laki laki itu,"wooy,lepasin wanita itu". Kemudian salah satu
dari laki berandalan itu menjawab,"elu siapa elu haa?, mau jadi
superman? apa mau kita ancurin?, sebaiknya lo pergi daripada
kita ancurin nih" saya menjawab, "eh anak geng motor
kampungan, ga ada kerjaan lain, gangguin perempuan, mendingan
kalian lepasin wanita itu dan tidak ada kekerasan" laki laki itu
menjawab,"ngotot elu ya, ayoo hajar dia guys".
Dan terjadilah perkelahian antara saya dan anak genk
motor tersebut, "ceprak jebrok slupp ahkkk ahkk". Itulah suara
perkelahian kami dan alhamdulillah karena izin dari Allah swt,
saya dapat mengalahkan mereka semua dengan ilmu silek
harimau. Kemudian saya menghampiri wanita itu dan
bertanya,"kamu nggak pa pa kan? apa ada yang luka?". Wanita
menjawab,"aku nggak pa pa kok kak,oh iya nama kakak siapa ya?
kalau boleh tau" saya menjawab,"namaku adalah rocky daffa,
kalau nama kamu siapa?."wanita menjawab, "namaku adalah
umika isnaputri" Kemudian kami kenalan dan bertukaran pin
juga. Setelah itu saya melanjutkan mengentikan perjalanan saya
dengan beristirahat di sebuah kos kossan.
Di kos kossan tersebut saya mendengar sedikit ada yang
bincang bincang mengenai apa yang telah saya lakukan, dan
ternyata di kos kossan tersebut adalah koss kossan para genk
motor tadi. Tanpa berpikir panjang saya langsung keluar dari kos
kossan tersebut secara perlahan perlahan seperti harimau.
Kemudian saya menghubungi umika untuk mengadakan
ketemuan. Di pagi harinya saya bertemu umika, dan menceritakan
kalau ternyata genk motor yang kemarin itu adalah komplotan
pedagang wanita. Terus umika berkata, "terus apa yang harus kita
lakukan kak? apa kita langsung hubungan polisi aja?" saya
menjawab,"sebaiknya jangan dulu, karena kalau kita ngehubungi
polisi mereka akan tau dan akan langsung pergi".umika
bertanya,"terus apa yg bisa kita lakukan kak?."saya menjawab,
"jadi aku berencana agar kita berdua aja yang menumpas
kejahatan mereka dulu, baru nanti lapor polisi, tapi sebelumnya
kamu harus belajar bela diri dulu di aku, apa kamu setuju?". "hmm
aku setuju kok kak, jadi kapan kita bisa berlatih?" kata
umika."besok pagi ya".jawabku. "ehmm iya kak" jawab umika.
Kemudian di pagi harinya, saya mengajarkan dia kuncian,
pukulan, guntingan, dan tendangan silek harimau. Kami berlatih
bersama juga bercanda bersama. Ketika latihan bersama umika,
saya merasa bahwa sepertinya saya mulai tertarik dengannya.
Tapi saya tidak mau memikirkan itu dulu, saya lebih fokus untuk
menangkap genk motor tersebut.
Hingga akhirnya waktu yang ditentukan telah tiba yakni
malam minggu pada saat genk motor itu pesta mabuk mabukan.
Kemudian saya datang ke kos kosan tersebut dan saya melempar
sebuah batu ke arah salah satu anggota genk motor tersebut
untuk memancing perhatiannya. Setelah itu saya langsung kabur
dengan menaiki motor milik umika, dan apa yang kutebak
ternyata benar, mereka mengejarku dengan menaiki motornya.
Kemudian saya membawa mereka masuk di sebuah pabrik tak
berpenghuni, disini lah saya dan umika mulai beraksi, saya
menghabisi mereka 1 persatu dengan cara mengendap endap
seperti harimau, umika pun juga sama. Hingga pada akhirnya
semua anggota geng motor tersebut tertangkap, tinggal ketuanya
aja.
Kemudian saya menampakkan diri dihadapan ketuannya,
dan berkata "jadi kau adalah ketua genk motor ini, kau udah siap
untuk babak belur kayak anggotamu" dia menjawab,"udah jangan
banyak omong ayoo maju" seketika itu pula saya maju dan
langsung berkelahi dengannya, ketua genk motor ini saya akui
hebat beladirinya, karena di fighting kami ini seimbang. Tetapi
alhamdulillah umika sudah menelfon polisi dan akhirnya semua
geng motor tersebut tertangkap termasuk ketuanya dan misi kali
ini sukses!!!!
Eithh!!!,tapi masih ada 1 misi lagi yakni misi untuk
mendapatkan hatinya, dan tujuan akhir dari merantau ini adalah
untuk kamu, yaitu umika.

Bima Dwi Putra F.


Doaku Untuk Kau Bahagia

Saat itu 2013, aku masih duduk di bangku kelas 9. Aku


merupakan seorang siswa yang tergolong nakal, usil, suka
berantem dan sering berbuat ulah namun juga tergolong siswa
yang cerdas meski jarang belajar dan memperhatikan guru-guru
yang menerangkan. Sejak aku masuk dibangku kelas 8, ada
seorang siswi adik kelasku yang baru masuk di SMPku. Pertama
aku melihatnya jantungku serasa berdebar. Ya, aku suka padanya
namun kata orang orang dewasa biasanya itu cuma cinta monyet.
Tapi aku rasa tidak, Sebab sampai detik ini aku juga masih
mencintainya.
Ujian Tengah Semester sudah terlaksana, sekarang
waktunya class meeting. Saat itulah aku sering berkeliling sekolah
bersama teman-teman cowokku dan mengusili adik-adik kelasku.
Tepat di depan kelas 8e aku berkumpul dan duduk bersama
teman-temanku untuk beristirahat berusil. Saat itu aku
melihatnya lagi, seorang perempuan yang belum sempat aku tahu
namanya. Saat itu juga aku beranikan untuk mengenalnya, Zani
namanya. Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, aku
berteman dengannya dengan menyembunyikan semua
perasaanku padanya. Perhatian, suara, canda dan tawanya selalu
menjadi bulan dan bintang yang menghias langit hitam di malam
hari setiap hariku. Nasihat-nasihatnya menuntunku untuk
menjadi pribadi yang lebih dewasa. Tapi entah kenapa aku
semakin nyaman, senang dan bahagia saat bersamanya. Aku
semakin terjerat dalam cinta yang semakin hari semakin
mengutuk hatiku untuk melukiskan nama dan dirinya di dalam
sana. Aku semakin bahagia berbagi hidup dengan Zani meskipun
aku tidak tahu seperti apa hatinya padaku. Aku terlena dalam
sebuah penjara kesakitanku sendiri. Aku bahagia tanpa
mengetahui akhirnya akan seperti apa.
2 Tahun Telah berlalu aku masih dalam sihirnya. Zani
selalu berbagi denganku. Keluh kesah dan bahagianya selalu ia
ceritakan padaku. Ia sering disakiti laki-laki yang pernah menjadi
kekasihnya. Ia pernah menangis padaku saat ada seorang yang
hendak merenggut kesuciannya, hatiku terbakar mendengarnya.
Ingin aku berada di sampingnya dan menjaga setiap langkahnya
hingga suci pernikahan nanti bersamaku. Tak kuasa aku menahan
berjuta perasaanku padanya.
“Zan, kamu pernah merasa ada perbedaan gak sejak kita kenal
dulu sama sekarang?”, kubuka sebuah obrolan kecil setelah ia
curhat padaku tentang kegalauannya.
“Perbedaan? Contohnya?” tanyanya balik.
“Ada sebuah rasa di sini zan. Aku mencintaimu, sangat
mencintaimu! Aku ingin melihat tawamu karenaku, bahagiamu
juga karena aku. Demi Allah aku mencintaimu dan ingin
membimbingmu ke jalan yang diridhoi-Nya. Aku ingin kamu
menghiasi hariku hingga nanti denyut nadiku telah terhenti. Aku
mencintaimu, Zan!” Aku merintihkan banyak kata yang tak
mampu kuucapkan. Bergejolak mencincang hatiku.
“Dim? Kok diem sih? Perbedaan apa?” Ia membangunkanku dari
sebuah imaji indahku saat terbayang aku mengatakan semuanya
padanya.
“Gak papa kok. Beda aja gitu, dulu kita kan masih SMP dan gak tau
apa pun tentang… emm…”
“Tentang apa?”, tanyanya lagi.
“Tentang SMA lah. Namanya juga anak smp kan gak tau apa pun
sama SMA. Hehehe… Cepet banget ya, sekarang kamu udah 17
tahun dan aku udah mau lulus, tapi makasih ya udah nemenin aku
dan jadi sahabat baikku. Aku sayang kamu, Zan. Kamu sahabatku
yang paling sering bikin aku khawatir. Jangan sering nangis dong,
cepet tua loh nanti!” Candaku sembari menutupi perasaanku yang
sebenarnya.
“Ihhh, kamu.. Aku nangis kan bukan salahku? Hmm, tapi iya deh..
Aku yang makasih tau… kamu udah mau jadi tempat sampah dari
penderitaanku ini, dim. Aku sayang banget sama kamu. Kamu
jangan berubah ya!” senyumnya.
“Aku senang jadi tempat sampah kesedihanmu, Zan. Buang semua
kesedihanmu bahagialah! Aku ingin kamu bahagia.”
Aku tersenyum padanya tanpa berkata apa pun
menyembunyikan semua kata yang ada di hatiku. Sudah lama kita
tidak bertemu, air mata selalu menghiasi malamku. Berpuluh lagu
kuciptakan untuk mengurangi bebanku. Tak henti gitar terus
terpetik jari yang menari merdu di setiap helai senarnya. Di ujung
penantianku mengumpulkan keberanianku untuk mengatakan
padanya, aku beranikan untuk bersuara tentang hatiku. Saat itu
aku hanya berbaring termenung bersamanya memandangi sunset
di bawah hamparan senja. Aku melihatnya tanpa ia sadari. Tiba-
tiba ia menoleh padaku. Aku melepaskan mataku dari matanya.
Aku tidak berani memandangnya saat itu.
“Kenapa aku harus jatuh cinta kalo gak bisa berkata-kata?” bisikku
sendiri dengan pelan. Tanpa aku sadari Zani mendengarnya.
“Kamu jatuh cinta, Dim? Cieee, sama siapa tuh? Ehem.. ehem..”
“Nggak kok, siapa bilang?”
“Kan kamu yang bilang sendiri barusan? Jujur aja deh sama aku.
Siapa orangnya, Dim? Pasti cantik ya?”
Kejar dong! Ungkapin, jangan takut gitu!” sambungnya.
“Apa aku benar harus jujur?”
“Wajib!”
“Sekarang, Zan?”
“Iya sekarang, bilang sama aku gak usah malu!” ia tersenyum.
“Orang bilang jatuh cinta waktu kecil itu cuma cinta monyet kan?
Tapi kenapa masih terbawa sampai sekarang ya?”
“Berarti itu cinta sejati.” jawabnya dengan nada memberi tahu
anak TK.
“Kalo gitu kalo misalnya wanita yang aku cintai kamu, apa kamu
cinta sejati aku? Hahaha..” seriusku dengan nada bercanda.
“Pastinya dong! Emangnya siapa sih?”
“Aku takut kehilangan kamu kalo aku bilang.”
“Gak usah takut, kamu segalanya buatku.” nada lembut yang
diiringi senyum serta kalimat yang menjebakku pada sebuah rasa
yang semakin dalam itu seperti api yang membakar amarahku.
Aku marah padanya.
“Udah lah, Zan. Kamu jangan bilang aku segalanya, itu menjeratku.
Membuatku masuk ke dalam rasa yang tersimpan di hatiku sejak
dulu. Tau gak kamu kalo aku cinta sama kamu?” ucapku dengan
nada sedikit tinggi.
“Apa?” Ia meneteskan air matanya.
“Aakuu Ciintaaaaa Kamu, Zan! Saaangat mencintaimu. Sejak dulu,
sejak aku melihatmu menjadi adik kelasku. Saat pertama aku
melihat candamu bersama teman-temanmu, Aku cinta kamu, Zan.
Hhehh..” terengah-engah aku mengucapkannya.
Ia hanya menangis, menangis keras sambil memelukku erat. Entah
apa dia terharu atau sedih karena seharusnya tidak ada cinta
dalam sebuah persahabatan. Sekian lama kita diam, ia berkata
dalam tangisannya di pelukanku.
“Seharusnya tidak begini, Dim. Ini salah.” isaknya.
Tak terasa air mataku mengucur deras. Aku lepaskan pelukanku,
namun ia enggan melepasnya. Zani terus memelukku erat, aku
hanya pasrah. Deru tangisan mengalahkan angin.
“Kamu tidak mencintaiku?” tanyaku.
“Entahlah, tapi sungguh aku tidak ingin kehilanganmu, Adim! Aku
sayang kamu. Kamu bisa membuatku tertawa, bahagia, sedih juga
khawatir. Kamu sahabatku!” tangisnya semakin keras, pelukannya
kian erat.
“Lalu bagaimana dengan mereka yang sering menyakitimu?
Kenapa kamu malah pernah mencintai mereka yang tidak peduli
padamu?”
“Aku tidak punya jawaban untuk itu, aku hanya suka. Seandainya
aku hanya menyayangimu, aku mohon kamu jangan pergi, Dim.
Please!” Tangisnya semakin menjadi-jadi.
Aku lepaskan pelukannya, kuangkat tangannya tepat di
hatiku. “Zan, jika memang seperti itu, persahabatan ini tidak akan
baik. Aku akan pergi. Jika ini diteruskan, aku akan sakit mungkin
mati, Zan. Aku akan mendoakanmu yang terbaik. Aku akan
mencoba merelakan dan melupakanmu entah bagaimana caranya.
Aku yang bersalah, seharusnya aku ungkapkan dulu saat cinta itu
hanya cinta monyet.
Maafkan aku telah salah mengartikan ini semua. Terima
kasih juga telah menjadikanku sahabat terbaikmu juga
memberikan sebuah tempat di hati dan ingatanmu. Jika kita esok
bertemu lagi, semoga kamu bahagia, Zan. Jika memang tidak
mungkin untukmu. Maaf, Zan!”
“Jangan pergi, Dim. Aku juga mencintaimu. Tapi aku tidak bisa
melebihi sahabat. Aku tidak mau kamu pergi ninggalin aku. Aku
tidak ingin kehilanganmu jika nanti kita akan putus. Please jangan
pergi, Dim.” isaknya sambil kembali memelukku. Aku lepaskan
pelukannya.
“Maaf, Zan. Aku akan pergi. Tidak mungkin jika seorang mencintai
sahabatnya dan diketahui oleh sahabatnya bahwa ia mencintainya
sedangkan mereka hanya bersahabat orang itu akan bertahan. Itu
tidak mungkin, Zan. Rasanya sangat sakit. Aku harus
melupakanmu, kamu harus menjauhiku! Aku harus pergi, hari
sudah gelap.” aku kecup keningnya dan melepaskan tangannya.
Aku hapus air mataku lalu mengantarnya pulang tanpa ada
sepatah kata pun.
Kini hari-hariku sunyi, tanpa ada tawa asli di hidupku
juga tanpa ada cinta selain Zani di hatiku. Hanya panjatan-
panjatan doa setiap usai shalatku yang meminta untuk
kebahagiaannya. Hingga kini rasa itu masih saja belum
menghilang. Entah kenapa, 4 tahun lebih sudah berlalu, aku masih
merindukannya dengan air mata.
“Ya Allah, berikanlah bahagia di hidupnya. Berikanlah pula
kesehatan padanya. Jika seandainya ia bersedih, berikanlah sedih
itu padaku dan tukarlah dengan kebahagiaan yang tertuju
padanya. Amiin.”
Setiap malam doaku tak pernah tidak menyebut
namanya. Zami. Aku ketahui saat ini ia sudah punya pacar
bernama Rif. Semoga ia tidak menyakiti Zani.

Ahmad Abdullah
THE BEST MOMENT

Pada tanggal 13 mei 2016 saya dan teman-teman saya ber


rekreasi untuk merefreshing setelah Ujian Nasional, saya dan
teman-teman saya menunggu siswa yang lain nya yang belum
datang. Sesudah berkumpul semua saya teman-teman dan guru
saya menaiki bus untuk melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta.
Saya dan teman-teman dan guru saya bernyanyi bersama dan
canda tawa bersama tidak terasa sudah larut malam kami semua
tertidur pulas di dalam bus.

Terdengar adzan subuh kami segera turun dari bus untuk


melaksanakan sholat subuh berjamaah, Sesudah sholat subuh
kami menaiki bus untuk melanjutkan perjalan ke rumah makan
untuk makan pagi, Sesudah sarapan pagi kami melanjutkan
perjalan ke gua pindul, di dalam bus saya mengajak teman
sebangku saya untuk berfoto “ Bil, ayo foto” teman ku menjawab “
ayoo..” sehabis foto-foto kami berkaroeke bersama-sama, tidak
terasa bus nya berhenti ternyata sudah sampai tujuan.

Kami semua bersiap-siap untuk turun menuju lokasi


sebelum memasuki gua Pindul kami semua berganti baju, setelah
kami berganti baju kami langsung mengambil pelampung besar,
Sebelum menyelam kami berfoto bersama sama untuk album
kenang-kenangan. Sesudah berfoto-foto kami semua memasuki
gua pindul kami semua menaiki pelampung dan bergandengan
tangan di dalam gua tersebut saya bergandengan tangan dengan
Yuswan dan Rina, di tengah-tengah gua saya melihat kelalawar
berterbangan.
Di saat mau keluar saya tenggelam lalu pembimbing
menolong saya dan menaikan saya ke pelampung kembali, Setelah
keluar dari gua pindul kami semua berenang di tengah-tengah
berenang dengan sahabat saya teman saya mengajak berfoto
berdua di dalam air, setelah berenang kami semua membersihkan
diri untuk melanjutkan perjalanan ke rumah makan untuk makan
siang bersama, setelah selesai makan siang kami semua
melanjutkan perjalan ke pantai Parangtritis.

Sesampai di Pantai Parang Tritis kami di sambut dengan


pemandangan sunset yang sangat indah saya langsung
mengabdikan moment itu berfoto-foto dengan sahabat saya “
Preng, ayo foto bareng mumpung pemandandangannya sangat
indah “ teman saya menjawab “ ayooo, kapan lagi kita bisa kayak
gini “ Sesudah berfoto-foto kami bermain air, tidak terasa hari
sudah mulai petang kami semua bersiap-siap kembali ke bus
untuk melanjutkan perjalanan ke penginapan, Setelah sampai di
penginapan kami semua turun dari bus dan mengambil barang-
barang kami dan masuk ke dalam penginapan kami membagi
kelompok sesuai dengan keinginan masing-masing setelah itu
kami langsung masuk ke kamar untuk menata barang bawaan
kami, setelah menata barang bawaan kami, kami langsung menuju
ke Malioboro untuk membeli oleh-oleh.
Di malioboro kami berpencar dari kelompok lain dan
kami berjanjian untuk bertemu di plaza mall, saya dan Nabilah
berjalan kaki ke salah satu objek di sana yaitu gembok cinta kami
berfoto-foto cukup lama, setelah berfoto-foto kami melanjutkan
perjalan untuk membeli oleh-oleh, kami membeli baju couple,
gantungan kunci, gelang couple, dan setelah membeli beberapa
oleh kami berniat untuk kembali ke plaza mall di tengah-tengah
perjalanan kami bertemu kelompok yang lain lalu kami berjalan
bersama sesampai di plaza mall kami menunggu kelompok yang
lain, sesidah berkumpul semua kami semua langsung menaiki bus
untuk melanjutkan perjalanan ke rumah makan untuk makan
malam.
Sesampai di rumah makan kita mengambil makan,
sehabis makan kita langsung melaksanakan sholat isya’
berjamaah, sehabis sholat kami langsung menaiki bus untuk
melanjutkan perjalan pulang, di tengah-tengah perjalan ban bus
kami bocor dan kami segera turun lalu supirnya membenarkan
setelah membenarkan kami semua langsung naik ke bus untuk
melanjutkan perjalan pulang, tidak terasa kami sudah sampai di
sekolah kami bersiap-siap untuk turun dan pulang ke rumah
masing masing.
Itu adalah pengalaman menyenangkan liburanku, aku
tidak akan melupakan pengalaman menyenangkan ini, aku akan
selalu mengingatnya sebagai kenangan terindahku bersama
teman-temanku. Karena ini adalah cerita terakhirku bersama
teman-teman sebab, kita akan berpisah untuk melanjutkan
pendidikan kita ke jenjang yang lebih tinggi. Thank you guy’s
you’re the best for me, I can’t forget you forever.

Diana
REKREASI

Pagi yang cerah, saya dan teman – teman merencanakan


sesuatu. Aku berminat untuk berlibur di Terawas. Kami
merencanakan untuk bermalam di villa, setelah merencakan kami
sepakat untuk pergi malam ini. Kami langsung bersiap – siap
untuk liburan di Terawas, selesai mengemas barang – barang
kami beristirahat sejenak karena kami akan menempuh
perjalanan jauh nanti.
Malam pun tiba, segala persiapan sudah selesai kami
berdoa bersama sebelum berangkat. Selesai berdoa kami langsung
berangkat, aku berlibur bersama Andini, Bayu, Bella, Airin, dan
Umbus. Kami menempuh perjalanan selama 2 jam, sampai sudah
di terawas kami langsung mencari tempat bermalam yaitu villa.
Jalannya semakin menanjak dan hawa dingin semakin terasa,
tetapi kami belum menemukan villa yang pas untuk bermalam.
Pukul 23.00 wib, akhirnya kami menemukan villa di
daerah pacet ( Villa Safina ), karena sudah larut malam kami
langsung check – in, selesai check – in villa kami langsung tidur.
Esoknya, kami bangun dan langsung merapikan barang – barang
kami, selesai merapikan barang kami berencana untuk mencari
sarapan.
Kami berjalan mencari sarapan, kemudian kami
menemukan sebuah rumah makan yang sederhana dan kami
langsung menuju ke sana untuk sarapan saya dan bayu memesan
bubur ayam dan teh hangat tetapi airin dan umbus memesan soup
ayam dan teh hangat tidak lama kemudian pesanan kita datang
lalu kami memakan dan menikmati makanan tersebut, makanan
habis kami langsung membayar kemudian langsung meninggalkan
rumah makan tersebut
Selesai sarapan kami berencana untuk ke pemandian air
panas, sesampainya di pemandian saya dan Airin langsung
menuju ke kamar mandi untuk ganti baju begitu pula juga Bayu
dan Umbus lalu kami berendam di sana kurang lebih 1,5 jam dan
langsung ke kamar mandi untuk ganti baju dan membersihkan
badan. Selesai membersihkan badan kami duduk bersantai di
kedai dekat pemandian air panas itu.
Waktu sudah hampir sore dan hampir hujan, kami
langsung menuju Villa di tengah – tengah perjalanan ada sesuatu
yang mengganjal hati. Sesampainya di Villa kami kesusahan untuk
masuk ke Villa karena, pintu Villa tidak bisa di buka. Umbus dan
Bella mecari pintu cadangan untuk jalan masuk selain pintu
utama, tetapi yang ada mereka tersesat sampai ke sebuah hutan
yang rindang.
Lalu saya dan bella menangis sedangkan bayu dan umbus
berusaha meminta bantuan agar bisa keluar dari hutan tersebut
tetapi tidak ada sinyal sama sekali di hp kami sehingga kami tidak
bisa meminta tolong ke orang terdekat kami, kami hampir putus
asa dan tiba-tiba ada seseorang datang, orang tersebut berkata
“apa yang kalian lakukan disini ?” lalu bayu menjawab “kami
tersesat pak, apakah anda bisa membantu kami untuk kembali di
villa “ dan orang itu menjawab “apakah villa itu villa safina?”
Bayu”iya pak, bapak tau bolehkah kami minta tolong untuk
antarkan ke sana?” orang tersebut akhirnya mengantarkan kami
ke villa tersebut, Bayu ”terimakasih banyak pak kalau tidak ada
bapak kami tidak bisa kembali” orang tersebut menjawab”iya nak
sama-sama”
Kami langsung menuju ke kamar masing-masing untuk
istrahat dan keesokan harinya kami membersihkan badan dan
berkemas-kemas untuk meninggalkan villa tersebut dan kembali
ke rumah masing-masing.

Diah Ratna

Anda mungkin juga menyukai