Anda di halaman 1dari 4

Hati Yang Lembut

Cerpen tema Ayah Oleh Irma

Berbeda dengan ibu, ayah memiliki cara sendiri untuk menunjukkan rasa cintanya kepada anak-
anak dan keluarga. Ayah tak kan pernah sesering ibu mengatakan aku sayang kamu atau
kalian.

Ayah akan lebih sering melarang kamu untuk melakukan ini dan itu, atau dengan kata-kata yang
lebih kasar, pakai baju kok seperti itu, mau jadi apa kamu, begitulah. Ayah lebih banyak marah
ketika anak gadisnya keluar rumah sendiri, ketimbang mengatakannya dengan lembut.

Puja, mau kemana kamu!!, jelas ayah melarang aku pergi sendiri, meski itu hanya ke toko
untuk membeli beberapa kebutuhan.

Ya, kamu bukan satu-satunya anak yang sering jengkel, marah dan kecewa kepada seorang ayah.
Aku juga sama seperti kalian, selalu saja didikte untuk ini dan itu.

Aku sudah besar Yah, bisa jaga diri!, tentu saja aku protes dengan perlakuan ayah padaku.
Jelas aku marah karena selalu dilarang dan diperlakukan seperti tahanan. Tapi tahukah kamu apa
pendapat ibu tentang semua itu.
Kamu beruntung Nak memiliki ayah seperti itu, itu berarti dia sangat sayang padamu, ucap ibu
membela ayah. Tapi Bu, aku kan sudah besar, bukan anak kecil lagi, aku tidak setuju dengan
perkataan ibu.

Puja sayang, justru karena kamu sudah besar maka ayah seperti itu, begitulah seorang ayah,
meski kamu bilang dia kasar dan menjengkelkan namun sebenarnya hati ayah sayang sama
kamu, hati ayah lembut nak, bela ibu.

Apa kamu bisa menangkap apa yang dikatakan ibuku? Tidak, sama dengan aku yang tidak setuju
dengan ibu. Ayah egois, ayah tidak sayang aku, ayah sama sekali tidak mengerti apa keinginan
anaknya, jelas aku kesal.

Sebagai seorang remaja, aku memang tidak seperti anak lain. Di usia ku yang hampir 17 tahun
ini aku selalu menjadi anak ayah dan ibu, diantar kemana pun, dan tidak boleh ikut atau memiliki
acara sendiri. Tapi, benarkah ayah sayang denganku?

Lalu menurut kamu bagaimana seharusnya ayah menyayangi anaknya?, tanya ibu padaku
ketika aku terus saja mengeluh tentang ayah.
Ayah kan bisa seperti ibu, lembut, pengertian!, teriakku jengkel
Lalu bagaimana ibu dan kamu bisa hidup jika ayah seperti itu Nak?, jawab ibu membuatku
bingung.

Ya, ayah memang tidak sama dengan ibu dan tidak akan pernah sama. Ayah memiliki caranya
sendiri untuk menyayangi anak-anaknya, kenapa ayah tidak memperlakukan ibu seperti ayah
memperlakukan aku?.

Bagaimana pun buruknya perlakuan ayah terhadap anaknya, sungguh itu bukanlah hal yang
menjadi tujuan ayah. Dengan nada yang keras itu, ayah menunjukkan bahwa hati ayah
sebenarnya lembut.

Dengan membentak, marah dan melarang anak-anaknya, ayah menunjukkan bagaimana besarnya
cinta ayah kepada anaknya. Jika kamu ingin tahu bagaimana hati ayah yang sesungguhnya, kamu
bisa mengingat bagaimana ketika ayah memperlakukan ketika kamu masih kecil.

Seandainya kamu tahu, ayah akan terbangun di malam gelap menggantikan ibu untuk menjaga
bayi kecilnya, melindunginya meski hanya dari gigitan nyamuk. Kalau ayah saja tidak ingin
seekor nyamuk menggigit kamu lalu bagaimana mungkin ayah ingin ada orang lain yang
menyakitimu?
Itu mungkin benar, bukan hanya mungkin tetapi itu memang benar, ayah memiliki beban yang
lebih berat dari pada ibu dalam menjaga anak-anaknya. Kalau ibu letih ketika mengurus aku,
sesekali ibu bisa bersandar di bahu ayah, tetapi ketika ayah letih menjaga ibu dan kamu lalu
kepada siapa ayah bersandar kecuali pada dirinya sendiri?

Nak, Puja, jangan protes jika ayah selalu melarangmu, ketahuilah bagaimana takut ayah
kehilangan kamu Nak, ucap ibu suatu malam. Bahkan pernah suatu kali aku melihat ayah
menghampiri ibu di ruang tengah sembari membawa foto ku semasa kecil. Saat itulah terlihat
bagaimana sebenarnya hati ayahku, dan ayahmu juga tentunya.

Begitulah ayah, mencintai dan menyayangimu dan tidak peduli kamu tahu atau tidak, tidak
peduli kamu suka atau tidak. Ayah akan jadi orang pertama yang berdiri di depanmu menantang
maut untuk anaknya. Karena ayah hidup hanya untuk kamu.

--- Tamat ---


Puisi Pershabatan Tentang Ego

Selalu ada waktu untuk kita


Selalu ada cara untuk kita
Selalu ada harapan untuk kita

Namun
Adakah waktu untuk teman kita?
Adakah cara agar bisa kembali bersama mereka?
Adakah keinginan kita sejalan dengan pemikiran mereka?

Pasti ada segala saat kita bersama


Pasti ada cerita di dalam canda tawa
Pasti ada sejarah dalam suka dan duka

Tak perlu mengabaikan yang ada di hadapan kita


Tak usah meremehkan yang tak kita punya
Tak perlu iri tentang yang mereka raih

Kita hanya perlu mencipta hal berbeda dari mereka


Kita hanya perlu mengubah dunia dengan persahabatan kita
Untukmu aku ada dan selalu disini
Meski waktu tak lagi bersama dan memihak kita
Meski cerita telah berbeda arah dan tujuan
Tapi kita tetap satu selamanya
Karena kita sahabat selamanya.

oleh Uswatun Hasanah, Surakarta


PANTUN NASIHAT

Rusa lari ke padang datar,


harimau datang tuk mengejar.
Jika ingin tambah pintar,
tentu kita harus belajar.

Air jeruk dalam gelas,


makan roti dengan keju.
Niatlah belajar dengan ikhlas,
hanya Allah yang dituju.

Anda mungkin juga menyukai