Anda di halaman 1dari 3

●SINOPSIS NOVEL PERTEMUAN

PERTEMUAN

Masri, laki-laki muda asli Minangkabau, berpendidikan cukup tinggi dan sangat
patuh terhadap kedua orang tuanya. Bahkan ia rela menikahi gadis pilihan orang tuanya
yang sama sekali tidak ia cintai dan memilih untuk mengikuti kemauan bapak dan ibunya
agar tidak melanjutkan pendidikannya di Betawi. Mulanya Masri belum ada niat sama
sekali untuk menikah diusianya itu. Namun apadaya tangan tak sampai, orangnya bulau
tekatnya untuk menikahinya.

Akhirnya Masri pun menikah dengan Khamisah, yaitu gadis pilihan orang tuanya
sekaligus anak dari tantenya. Khamisah ialah seorang anak gadis, remaja putri, rupanya
cantik bukan kepalang, usianya baru 17 tahun. Mukanya yang bujur daun budi, warna
kulitnya yang kuning langsat, perawakannya sederhana, rambutnya panjang dan hitam
laksana dawat serta lengannya yang memutus rangkai hati itu. Kasih satang ibu bapaknya
tidaklah berhingga berbatas, Karena Khamisah adalah anak sematawayang tantenya. Itulah
sebabnya Khamisah sangat dimanjakan ibu bapaknya. Apa saja yang dimintanya akan
selalu dikabulkan dan segala perbuatannya, yang banyak kali tidak baik, tidaklah pernah
dimarahi oramg tuanya. Masa kecil teranja-anja, sudah besar terbawa-bawa, lalu tua
berubah tidak, begitulah sampai ketika itu tingkat perangai gadis yang telah perawan dara
itu, janganlah berubah, hanya bertambah buruk yang ada. Parasnya yang cantik molek dan
manis itu, berlawan benar seperti siang dengan malam dengan sifat dan tabiatnya.

Satu tahun lamanya Masri menanggung derita hidup bersama seorang wanita yang
tak dicintainya. Pagi, siang, dan malam selalu saja ada perkara yang membuat ia berdebat
dengan Khamisah. Sampai suatu hari Khamisah pergi menemui dukun karena merasa Masri
telah menyukai gadis lain dan diberinyalah sebuah guna-guna berupa serbuk (entah terbuat
dari apa yang jelas tak baik dikonsumsi) yang harus ia taburi ke dalam makanan suaminya
tersebut dari dukun itu. Akhirnya setelah menemui dukun tersebut berbekal serbuk itu dia
pulang kerumah dan segera lekas membuatkan makanan untuk Masri agar dapat
ditaburkannya bubuk tersebut ke dalam makanan Masri. Setelah usai mengajar Masri
pulang kerumahnya dan alangkah terkejutnya Masri ketika melihat makanan telah tersedia
di meja makan. Sekiranya istrinya telah berubah. Setelah makan ia pun pergi menemui
istrinya dan memberikan sebuah kecupan terima kasih kepada istrinya. Khamisah pun
mengira Masri telah terjerat di dalam guna-gunanya. Tanpa disadari guna-guna tersebut
membuat kesehatan Masri makin hari makin menurun, sampai akhirnya Masri harus masuk
rumah sakit, tak lama setelah masuknya Masri ke rumah sakit tetangganya yang bernama
Ruhana tidak sengaja mendengar perkataan Khamisah “Oh, celakalah aku ini, sebab
menurun kata Syamsiar (tetangga Khamisah yang kurang budi pekertinya) yang durjana
itu!” kemudian dilaporkannya pendengarannya tersebut kepada Ruzaham, suaminya. “Diam
sajalah engkau, jangan kau katakan pula pendengaranmu itu kepada orang lain, apalagi
kepada Masri. Kalau ia tahu akan hal itu, tentu penyakitnya bertambah dalam. Hanya
bersama-samalah kita berdoa kepada Tuhan, semoga Masri terhindar dari bahaya maut dan
jadi pengajaranlah hendaknya bagimu, bagaimana jahatnya guna-guna,” kata Ruzaham
kepada istrinya. Sementara itu berfikirlah Masri dirumah sakit bahwa istrinya telah
mengguna-gunainya. Dia pun memutuskan untuk menceraikan Khamisah.

Tak lama setelah bercerai dengan Khamisah, Masri pun dipindah tugaskan untuk
mengajar di daerah Sibolga. Disana Masri mengalami kemelaratan karena permainan judi
tapi itu tidak berlangsung terlalu lama karena setelahnya ia kemudian dipindahkan tugas
lagi ke Kutaraja. Disanalah ia bertemu dengan wanita yang ia cintai dengan setulus hatinya,
Rasdiana namanya. Kulitnya putih – kuning, perawakannya sedang besarnya, tegaknya
tegap dan lurus serta perjalanannya gagah dan manis dipandang mata. Melihat keadaan
tubuhnya, tampaklah rasanya, bahwa ia seorang anak perempuan yang berani, tak ada
menaruh takut dan gentar akan menuju kebenaran. Tetapi wajahnya yang menaruh sesuatu
kekuatan yang keras dan dapat menarik dan mengharu birukan kalbu barang siapa yang
melihatnya, menunjukkan pengasih dan penyayang, kesetiaan , dan kelurusan hatinya.
Namun perjalanan cintanya tak semudah yang dipikirkan, beberapa kali hati Masri ditarik
ulur oleh Rasdiana. Sampai suatu saat Masri telah berputus asa untuk mendapatkan
Rasdiana dan ia mencoba bunuh diri dengan cara melompat ke lautan. Namun tanpa
disangka-sangka Rasdiana dating memeluk Masri dari belakang sebelum ia terjun ke dalam
laut. Akhirnya Rasdiana mengakui perasaannya kepada Masri dan mereka berjanji untuk
saling mencintai dan melengkapi ditempat itu. Mereka pun hidup bahagia bersama
selamanya.

THE END

Anda mungkin juga menyukai