Anda di halaman 1dari 122

DAFTAR ISI

Daftar Isi.....................................................1
Again, It’s An Elegi..........................................2
Arsfil..........................................................7
Biang Lala...................................................14
Bolehkah Aku Membenci Ayah?............................18
Cinta Berawal Dari Sahabat...............................22
Garis Takdir................................................30
How Far I’ll Go.............................................34
Is not a love story.........................................42
Keadaan Jarak Dan Waktu................................50
Lentera.....................................................55
Lorong Waktu..............................................60
November On..............................................65
Perbedaan Yang Memisahkan..............................71
Kisahku Dan Sedikit Tentangnya..........................74
Sebuah Kasih Dari Beliau..................................79
Sepotong Perasaan Untuknya..............................84
Tegar di Tepian Badai.....................................89
Tinta dan Cinta............................................94
TITIK! Bukan Koma.......................................99
Why ?.....................................................104
1001 Makna..........................................109
3 Jam untuk Seumur Hidup.........................113

1
Again, It’s anelegi
“Aku takut dengan keadaan sekarang, kejadian itu kembali
berputar dikepalaku bagaikan mimpi buruk yang terulang
kembali disetiap pejaman mataku. Akankah seperti itu lagi ?”

Awal pertemuan kita mungkin unik. Dimana aku untuk


pertama kalinya menatap matamu, ada yang berbeda. Matamu yang
indah, aku suka menatapnya seperti ada kehangatan disana.
Jantungku berdegup sangat kencang ketika berada didekatmu.
Apakah aku mencintaimu?.

Walaupun benar aku mencintaimu, tapi apakah aku dapat


meraihmu? Kamu bagaikan bulan yang terang sedangkan aku hanya
seekor kunang-kunang yang tak akan menandingi terangmu. Kumulai
ragu dan ragu. Pikiran ini tak lagi lari kepadamu, mata ini tak lagi
tertuju kepadamu, dan hati ini tak lagi untukmu.

Aku berusaha untuk melawan rasa ini, menghempasnya jauh


bahkan aku meninggalkannya dalam sebuah ketidakpastian. Walau
aku tahu aku akan menyayat perasaanku sendiri. Meski kutau cinta
adalah sebuah anugrah, dan aku malah melakukan hal yang paling
menyakitkan dalam hidupku, merelakan apa yang seharusnya tidak
pergi namun terpaksa harus pergi.

Disaat aku mulai melupakan rasa ini, kau semakin dekat


denganku. Kita selalu bertemu bersama gelap dan malamnya dunia ini
dengan sebuah alasan tuk menggapai cerahnya sinar matahari.
Seribu kata maaf aku lontarkan untuk menanyakan apa tujuanmu
datang. Maafkan kelancanganku menanyakan kehadiranmu, karena
aku takut untuk jatuh lagi dalam pesonamu. Hingga dimana kamu
mengatakan sesuatu kalimat yang kutunggu namun kutak ingin
mendengarkannya. Saat kamu mengatakan kalimat itu, mata ini tak
hentinya mengeluarkan cairan bening yang sangat deras, entah

2
kapan cairan bening ini akan berhenti menghujani pipi yang telah
basah akan sebabnya.

“Huh… apa ini akhirnya ?”pikirku. Aku takut untuk jatuh


kelubang yang sama. Aku takut dimana rasa ini akan membuat jarak
diantara kita, dan mungkin akan menimbulkan rasa kebencian.
Dilema, satu kata yang mewakili diriku. Dimana hati, perasaan, dan
logika berpisah. Hingga kamu meyakinkan hati yang rapuh ini. Hingga
dimana perasaan ini membiarkanmu membuka celah-celah yang
tersisa. Hingga dimana logika ini selalu tertuju kepadamu.

“Daisuki Desu” kalimat yang pernah kamu lontarkan


kepadaku. Sampai kalimat itu bagaikan melodi yang berputar-putar
dikepalaku. Tapi saat itu, aku tak ingin percaya akan sebuah
perkataan semata. Karena kutau sifat dasarnya manusia yaitu
berubah.

Seiring berjalannya waktu, kamu mulai merubah pendapatku,


menyakinkanku akan cintamu, dan membuatku yakin bahwa kamu
berbeda dengan yang lain. Entah bagaimana caranya kamu
membuatku menjadi istimewa dengan caramu. Seakan hati ini mulai
yakin padamu, logika ini mulai berkata lagi “akankah semua itu
bertahan lama? Akankah aku dan dirimu bertahan oleh badai yang
akan datang?”. Tapi yang harus kuingat semua jawabannya berada
pada waktu

Tapi disaat hati ini mulai yakin padamu, pada cintamu, kamu
membuatnya mulai goyah. Membuat logikaku, hatiku kembali untuk
meragukan akan dirimu. Apakah kamu tau apa yang membuatku ragu
kepadamu? Inilah jawabanku atas semua pertanyaanmu.

Bagaikan bulan kepada matahari dan ia hanya berlalu.


Tersisa matahari dengan keceriannya tapi dibalik itu ada sebuah api
membara didalam hangatnya. Pikirkan bagaimana sebuah api
membara didalam kehangatan. Bukankah harus sebaliknya.

3
Kini yang kurasakan berada diantara kelabu. Kubertanya
kepadamu “ hitam atau putih” tapi apa jawabanmu “HITAM”. Mesti
kutakpasti mengetahui maksud dari sudut pandangmu, tapi yang
kuingin dari kisah cinta kita bukan hanya hitam, melainkan berjuta
warna warni yang kita ciptakan sehingga mengalahkan keindahan
sebuah pelangi.

Disaat kamu bertanya kepadaku tentang sesuatu yang malah


membuatku jatuh lebih dalam di jurang tanpa setitik cahaya. “I've
hurt you but you still think I'm very important to you. I always ask
myself, do I deserve it?” tanyamu kepadaku. Kamu tau seakan-akan
kamu meragukan dirimu kepadaku. Seakan aku tak akan bisa
memilikimu.

“I don’t know about future. Dan saya tidak bisa memastikan


bagaimana jalan hidupku” ucapmu lagi mempertegas segala
keraguanku. Apakah didunia ini tak ada namanya berusaha?Apakah
kita tak bisa mengubah nasib kita ? Bukankah kamu tau bahwa yang
dapat mengubah nasib seseorang yaitu dirinya sendiri, tapi mengapa
kamu menanyakannya lagi.

Kamu berubah, dulu kamu datang bagaikan mentari


menyambut senja dengan sejuta keceriaan, bagaikan matahari
menebar kehangatan yang membuat suasana menjadi hangat. Tapi
kini kamu bagaikan ranting yang siap menumbuhkan daun yang baru.
Seakan-akan kamu hanya menjadi sandaranku untuk terlihat lebih
baik. Tapi kamu melepaskanku entah aku akan jatuh di rumput yang
tajam atau jurang yang sangat dalam. Entah dirimu yang terlalu
serakah akan diriku atau aku yang terlalu tulus mencintaimu.

Kamu adalah rindu yang terselip dalam doa, hanyut dalam


helaan napas, dan rintik hujan yang mengaliri menuju samudra.
Terlepas dari semua itu, aku tetap mencintaimu sepenuh hati dan

4
jiwaku. Terima kasih banyak untuk segalanya dimana aku dapat
merasakan manisnya sebuah kebohongan, pedihnya sebuah kepastian
dan indahnya sebuah kasih cintamu yang engkau berikan.

Jika ini akhir dari cerita matahari dan bulan,yang dimana


kau tak menjadi apapun untukku, itu bukan salahmu. Itu hanya
kekeliruanku yang salah menaruh harap padamu. Jika boleh kupinta
kepada sang penciptaku, jika suatu saat nanti kita bertemu dengan
sebuah kesuksesan, kuingin kita saling memiliki tanpa ada kekeliruan
dalam harapan palsu ini.

Seandainya kamu mendengar suara hati ini melalui sepihan


perasaan yang tertulis di cerita ini. Kuingin kamu tetap menjadi
matahariku, yang selalu menyinariku dengan keceriaan sinarmu.
Kuingin kamu mengerti tanpa sepatah-kata yang keluar dari mulut
ini. Dan maaf atas apa yang aku lakukan kepadamu sehingga kamu
seperti ini kepadaku. Tapi yang harus kamu ingat, aku tak menyesal
telah mengenalmu dengan perasaan yang berbeda ini.

5
TENTANG PENULIS

Nama : Fahriani Dwi Putri

(Avlicya)

Lahir : 02 july 2002

Alamat : Minasate’ne

Sosmed :

a. IG : fahrianii_
b. Email : fahrianidwiputri@gmail.com

“Yakinlah ada sesuatu yang menantimu selepas banyak


kesabaran (yang kau jalani) yang akan membuatmu terpanah hingga
kau lupa betapa pedihnya rasa sakit”

-Ali Bin Abi Thalib-

6
ARSFIL

-terima kasih untuk dirimu yang selalu ada untukku, dan


tetaplah disisiku-

Insiden saat itu masih teringat di kepalaku, saat itu aku tak
bisa lagi berkata, pikiranku berkecamuk karenamu. Maaf, aku tak
akan lagi melukaimu. Aku tak bermaksud menyebabkan hal itu. Tapi
mengapa semuanya hanya menyalahkanku, apakah aku hanya orang
asing. Aku juga terluka karena hal itu, mengapa cuma kamu yang di
khawatirkan. Aku sudah minta maaf, tapi mengapa harus aku yang
pergi.

“Ibu, pute mau sepeda”, kalimat manja yang keluar dari


mulutku sambil menarik lengan bajunya.
“Nanti, ibu beliin, ibu kan belum gajian”, kata tegasnya
untuk membuat sang anak diam.
“Ibu janji ya”.

13 januari 2018
Pagi yang cerah untuk berjalan-jalan, aku membuka pintu
rumahku sambil mengenakan baju tidur.
“Udara pagi yang segar”, kataku sambil melihat
pemandangan depan rumahku.
Aku adalah anak ketiga dari lima bersaudara. Kakak
pertamaku bernama Ahmad Andriyanto Amzak, biasa dipanggil
Andri, dia itu sopan, ramah, namun kalau di marah dia tak akan
segan untuk memukulmu sampai kau jerah (kode kuning). Kakak
keduaku namanya Muh. Fajar Mawadi Amzak, biasa dipanggil Fajar
atau Japang, dia itu tegas dan berjiwa pemimpin. Aku dan dia
seperti tikus dan kucing (kode merah). Tapi dia adalah kakak yang

7
selalu membantuku karena kakakku yang pertama harus kuliah di
Jawa. Adik pertamaku bernama Sri Reskiani Afdalia Amzak, biasa
dipanggil Lia, aku sangat menyayanginya, dia adalah segalanya
bagiku. Adik keduaku bernama Nur Amalia Ramadhani Amzak, biasa
dipanggil Cinta, dia itu anak manja dan cengeng.

Namaku Tri Ahwati Utami Amzak biasa dipanggil Tri, Pute,


Putri, dan Puppupputeeeee……(nada suara ayam). Aku lahir tanggal
09 juni 2002, sekarang aku hampir menginjak 17 tahun. Aku anti
pacaran, aku belum pernah jatuh cinta. Aku adalah seorang K-
Popers. Aku sangat suka dengan GOT 7, Ikon, Winner, Twice, Red
Velvet, Bigbang, Stray Kids, G-Idle, SUJU, SNSD dan masih
banyak lagi. Aku sangat suka nonton Running Man dan Law of The
Jungle. Aku tidak bisa lagi menghitung berapa banyak drama dan
film korea yang aku nonton. Tapi aku hanya suka dengan Choi
Youngjae, personil GOT 7 (ig: @333_CYJ_333). Aku pernah
mengalami sebuah insiden yang tidak pernah ingin aku ingat karena
melukai adik kesayanganku, semua itu dimulai dari suatu hari.

-“Ya, ALLAH aku rindu padamu, aku ingin pergi menjauh dari dunia ini. Aku tak lagi
memiliki keyakinan akan dirinya. Aku tak lagi hidup dengan kepercayaan, kumohon Ya,
ALLAH buatlah dia ke jalan yang benar”-(for U, M…)
14 januari 2018
“Ibu, kapan pute dibeliin sepeda?”, kataku dengan muka
jutek.
“Nanti, karena sekarang kakakmu mau dibeliin Hp”, katanya
sambil memotong bawang.
“Kan aku duluan yang minta di beliin sesuatu, bukan kakak”,
kataku sambil berjalan keluar dari dapur dengan muka yang sangat
marah.
“Kenapa, sih. Kakak terus, kalau bukan kakak pasti cinta,
malas memang kalau sama golongan darah”, kataku di dalam pikiran
sambil mengambil tas untuk ke sekolah.

8
Aku berjalan kaki untuk bisa kesekolah, terkadang aku
berjalan sama adikku, kalau dia tidak terlambat bangun tapi kalau
tidak, aku pergi sendiri. Sekolahnya sama denganku. Sedangkan
adikku yang terakhir sekolah di Paud Az-zaenab dimana merupakan
Paud terdekat yang ada di rumah. Dan kakakku yang pertama
melanjutkan kuliahnya dijawa, tepatnya di Institut Teknologi
Surabaya dan juga kakakku yang kedua sekarang bersekolah di SPN
Batua (pendidikan polisi), yah dia itu sangat beruntung, baru umur
18 tahun sudah punya gaji, lucky one.

Ibu dan Ayah adalah seorang PNS, ibuku bekerja sebagai


guru matematika di SMP 1 Pangkajene dan SMP 1 Labakkang dan
Ayahku bekerja sebagai kepala sekolah di SMP 3 Pangkajene.
Alhamdullilah keluargaku sangat berkecukupan. Kami bersyukur di
pertemukan dalam bentuk manusia sebagai keluarga, kami bersyukur
kepada ALLAH, bahwa kami bisa menghabiskan waktu bersama.
Walaupun selalu ada pertengkaran, selalu ada salah paham, namun
dengan rahmatnya kami bisa menjadi satu keluarga utuh.

Masa SMPku,
Aku melanjutkan jenjang pendidikanku di SMP 1 Pangkajene.
Saat itu SMP 1 Pangkajene atau SPASA sangat terkenal di Pangkep.
Alhamdulillah aku selalu berada di Kelas A tanpa adanya peringkat
yang turun namun saat sebelum masuk SMP, aku harus megikuti tes,
aku sangat mengingat kenangan saat itu.
Hari itu hari Minggu, aku harus menggunakan seragam SDku
untuk mengikuti tes tersebut. Aku datang diantar oleh Ibuku, aku
melihat gerbang sekolah itu yang berwarna keemasan.
“kamu pasti bisa pergi sendiri”, kata ibuku kepadaku sambil
memberiku uang saku.
“Iya”, dengan polosnya akau pergi sambil memegang uang
sakuku, lalu aku melihat banyak sekali siswa dan siswi yang

9
mendaftar dari berbagai SD. Aku takut dan cemas jika aku tidak
lulus.
“Pute, sini”, aku mendengar namaku disebut, akupun berbalik
dan melihat seorang anak yang seumuran denganku menggunakan
seragam yang sama denganku, Susi, dia teman kelasku. Aku tidak
terlalu akrab dengan teman kelas, namun aku masih kenal mereka.
Ternyata ada banyak murid dari SDku yang mendaftar di SMP ini
jadi aku semakin bahagia dan senang, karena aku tidak perlu
beradaptasi lagi. Kau tahu aku sangat benci yang namanya berada di
suatu tempat yang tidak kukenal, karena itu sangat tidak nyaman.
“kamu juga mendaftar disini”,kataku kepada salah satu
temanku
“iya, ibuku bilang disini bagus”, katanya lembut sambil
berbalik melihat semua murid SD lain masuk ke ruangan tes.
“Ayo, tes udah mau di mulai”, akupun berfikir dan melihat
sekitar. Aku tidak melihatnya, ternyata dia mendaftar di sekolah
yang lain.
“Aku pasti akan jarang ketemu dengannya”, kataku di dalam
hati.
Pengawasan saat itu sangat ketat, sekitar 7 pengawas yang
ada di ruanganku. Akupun dihadapkan dengan suatu kertas yang
akan menentukan sekolahku. Tespun selesai.
“pute, kamu jawab berapa?”,
“aku jawab sebagian, kok, kalau kamu pasti jawab banyak,
ya”, kataku sambil menepuk pundak sahabatku itu.
“Cuma sedikit, kok, tapi…” belum sempat ia menyelesaikan
pembicaraannya, teryata semua orang heboh karena hasil tes akan
diumumkan besok sore.

“Aku pulang”, kataku sambil membuka sepatuku,


“Bagaimana tesnya?”, kata kakakku sambil mengetuk
kepalaku.

10
“Aduhh, sakit tau, aku mau tidur jangan di ganggu,” akupun
berjalan menuju kamarku, lalu membuka semua seragam yang
kukenakan dan merebahkan tubuhku, akupun tertidur.
“Ya, ALLAH kumohon berikan aku rahmatmu untuk bisa
melewati semua cobaan ini”.

Esok harinya,
“Pute, kamu lulus kelas H” kata adikku sambil menertawaiku,
“Apa?, kelas H, pasti kamu bercanda”, kataku yang tidak
percaya dengan kata adik kecilku itu.
“Kamu lulus, kelas A dengan peringkat tes tirtinggi”, kata
ibuku sambil memperlihatkanku foto hasil tesnya.
Aku sangat senang, aku lulus, aku bisa.

Itu adalah masa permulaan SMPku, masa SMPku aku lalui


sambil merindukan seseorang, aku hanya bisa melihatnya saat pergi
lomba. Aku bukan mau sombong, aku selalu ada di kelas A dengan
peringkat yang selalu naik.

Masa SMAku,
Aku lolos masuk SMA negeri 11 Pangkep (SMAEL). Aku pikir
akan melanjutkan masa SMAku di SMAEL dengan tenang, namun
sayangnya aku harus pindah SMA karena masalahku dengan salah
satu guru. Aku juga sakit, aku juga ingin tetap disana, namun ibuku
bilang aku harus pindah, harga diri ibuku terluka karena guru itu
padahal aku adalaah orang dengan nilai IQ tertinggi di angkatanku
dan merupakan calon peringkat satu umum.
Aku pindah ke SMA negeri 13 Pangkep (STIBELS). Disana
aku masuk ke kelas Al-Khawarizmi. Teman-temanku sangat ramah
dan baik, namun aku jujur masih sangat susah beradaptasi dengan
lingkungan yang baru karena lingkungan sekolah baruku yang
berasrama. Sekarang aku sudah kelas 2 SMA, aku naik ke kelas Al-

11
Battani. Teman kelasku masih sama, namun ada yang pindah karena
masalahnya masing-masing.
Dan sekarang juga aku sudah kehilangan salah satu teman
kamarku Fitriani Nur Mutmainnnah, atau yang dikenal Fitto. Dia itu
sangat lucu, baik dan punya suara yang bagus, dia pindah ke
sekolahku yang dulu. Aku masih sakit karena di tinggalkan dia.
MARS adalah nama saat kami berdelapan menari saat STIBELS Got
Talent. Mars itu adalah keluarga, saudara, dan sahabatku. Nur
Tasya adalah anggota Mars, dia itu sangat pemberani, baik, yah
kalau dilihat pasti kayak ke cowokkan dikit namun ternyata suka
nonton kartun dan warna pink, dia tidur seranjang dengaku namun di
bawah dan aku di atas (nofiktor). Nur Azizah Azzahra, dikenal nama
ica, anaknya sopan, jago IT dan pekaan. Ridha Mardiani Azis,
anaknya baik, lucu dan punya keperibadiaan yang sedikit kekanak-
kanakan. Mahdaniar, adalah pacarnya *****, dia itu sedikit lucu dan
cantik. Nurfadillah, biasa di panggil Delong, dia imut dengan
badannya yang pendek. Aliyah Khaerunnisa adalah anggota Mars
yang paling soleha dan baik serta sabar.
Aku sudah sangat baik, aku sudah belajar hidup mandiri.
Walaupun aku sudah berubah, namun perasaan ini masih belum
berubah. Aku tetap menunggu dia yang menjadi cinta pertamaku.
Aku sakit jika melihatnya bersama dengan teman ceweknya. Dan aku
dengar sebuah rumor bahwa dia berpacaran dengan teman kelasnya,
aku harap walaupun cinta ku tak tersampaikan namun, aku tetap
ingin berteman denganmu (for U, cinta pertamaku).

-“Ya, ALLAH jangan kau pernah memisahkanku dengan keluargaku, sahabatku


dan dengan-Mu. Aku hidup karena berkat-Mu, kuharap aku selalu bahagia dunia dan akhirat,
kabulkan setiap doa dan permintaanku, jadikanlah aku manusia yang berguna. Dan janganlah
lisan, perasaanku, tubuhku, dan pikiranku dari segala yang membuatku jatuh kedalam jurang
yang gelap dan buat lah aku menjaga nama keluargaku dengan baik. Lindungilah semua orang
yang menyayangiku, yang menjagaku, yang mencintaiku dan menjadi tameng bagiku. Bantukah
aku dalam menyelesaikan setiap masalahku.”-

12
TENTANG PENULIS
Halo, perkenalkan namaku
Tri Ahwati Utami Amzak, biasa
dipanggil Tri atau Pute. Hobiku
membaca dan menonton film. Suka
film yang bergendre horror,
mistery, dan petualangan. Semua
biodataku sudah kutulis dalam
cerpen ini jadi tidak usah aku
jelasin lagi, sisa info menarik
mengenaiku. Aku suka warna merah,
dan suka makanan yang pedas.
Tinggi 164 cm, berat gak tahu. Impianku sekarang lulus di
UGM dan bisa lulus masuk STAN, amiin. Suka sama kucing,
punya kucing warna hitam namanya blackey. Cowok idamanku
adalah orang yang jago masak dan pekerja keras serta suka
sama kucing dan tidak terlalu posesif. semoga ketemu :v.
Judul cerpen ini adalah ARSFIL kepanjangan dari
ALLAH, Parents(orangtua), Siblings(saudara), Friend(teman),
dan Love(cinta) yang menceritakan sebagian mengenai kisah
hidupku . Semoga tidak membosankan:v.
Motto : “Hidup tak semudah membalikkan telapak tangan jadi
berjuanglah untuk
memenangkan segalanya”.
Nama pena : ARStri

13
BIANG LALA

P ernakah kalian melihat biang lala yang begitu indah?........


biang lala yang akan mengantarmu ke surga kelak.

Tapi biang lala itu akan pergi seakan tenggelam yang di


tutupi awan hitam........

Senyuman malaikat tak bersayap yang bagaikan biang lala


yang begitu indah akan tetapi semuanya akan lenyap dengan
kesalahan yang kita anggap hanyalah kesalahan yang sangat kecil.
Seorang ibu yang berjuang demi untuk anaknya yang akan lahir ke
dunia, perjuangan tersebut seakan kaki kanan seorang ibu berada
di dunia dan kaki kirinya telah ada di tempat peristirahatan
terakhir, dia rela menopang tubuhnya selama 9 bulan demi untuk
merawat anaknya yang berada dalam kandungan hingga kita lahir ke
dunia ini dan di situlah pelangi yang sangat indah besinar sangat
indah. Sejak detik itu saat itulah ibu mengurus kita dengan baik
dan memberikan pendidikan yang sangat bermanfaat bagi
kehidupan kita dalam menghadapi semua rintangan yang ada di dunia
ini.

Saat ku beranjak ke masa remaja, ku Seringkali aku


menolak dan membentak dengan kata-kata “AHH” kata itu ku
anggap hanyalah kata-kata yang sangat sepeleh yang mungkin tak di
hiraukan oleh ibu ku akan tetapi kata-kata itulah yang membuat air
mata malaikatku menetes, ibuku hanya bisa berkata “inilah rezeki
yang telah di berikan tuhan untuk diriku” kata-kata itu sempat
membuatku tersentuh akan tetapi diriku seolah tidak menghiraukan
itu semua. Setiap pagi ibuku bangun lebih awal dari diriku, saat itu

14
bajuku dan baju adik-adikku telah tersusun rapi pada saat itu aku
mengenakan baju seragam putih biru. Akan tetapi aku seakan tidak
menyadari bahwa itu adalah pengorbanan dan kasih sayang seorang
ibu kepada anaknya. Ia rela mengawali harinya lebih awal demi
mengurus keluarganya walau ia merasa lelah dan merasa sakit ia
terus bekerja demi melihat senyum di dalam keluarganya setiap
hari ibuku selalu berkata “tasya belajarlah nak’ karena kelak kau
adalah anakku yang bisa membanggakan ku” setiap kata-kata ibuku
yang berkaitan dengan diriku tak pernah membuatku sadar akan
segala kesalahan ku.

Begitulah bila anak yang tidak pernah bersyukur setiap hari


aku hanya bisa mengeluh tentang uang jajan dan tentang semua hal-
hal yang di perintahkan seorang ibu yang tidak pernah tau bahwa
surga terletak di telapak kaki ibu dan tidak pernah tahu bagaimana
seorang ayah dan ibu mengorbankan tenaganya demi kubutuhan dan
kebahagiaan anak-anaknya.

Setiap pulang sekolah aku selalu melihat kedua orang tua ku


bekerja di toko dengan bercucuran keringat membasahi bajunya
seakan telah di guyur hujan, keringatnya telah mengalir di matanya,
hatiku sempat tersentuh dengan semua itu, kini aku hanya bisa
merenung dan menyesali tentang semua yang terjadi akan tetapi
penyesalan itu mungkin sudah sangat terlambat.

Sekarang aku sudah bertekad untuk berubah menjadi lebih


baik lagi, aku mencoba untuk meminta maaf pada ibuku dengan nada
yang rendah dan kata-kata yang halus akupun meminta maaf. Ibu ku
menjawab “tidak apa-apa nak, ibu akan selalu memaafkan mu, karena

15
keberhasilanmu kelak di tentukan oleh ridha seorang ibu”
mendengar hal itu aku hanya bisa menangis dan memeluk ibuku.

Kini aku sudah beranjak ke SMA dan pada saat itu orang tua
ku mendaftarkan ku ke sekolah yang berasrama untuk menghindari
pergaulan bebas, 1 minggu sebelum masuk asrama aku berusaha
untuk membuat ibuku bahagia dan bahagia sebelum aku masuk
asrama. Hari telah tiba untuk aku masuk asrama hal itu sangat
berat ku lalui karena aku harus bepisah dengan ibu dan keluargaku
yang setiap hari ku lihat, setelah berjalan satu minggu setiap
harinya aku melaluinya dengan sangat berat.

Kini ku jauh dengan ibuku untuk menuntut ilmu dan menaruh


harapan dan kepercayaan yang besar kepadaku, sekarang aku
sangat merindukan senyuman dan semua tentang dirimu ibu, Kata-
katamu akan ku jadikan motivasi, air mata kesedihan dan
kekecewaan yang pernah pernah menetes karenaku akan ku usap dan
ku ubah dengan tangisan haru dengan kesuksesaan ku kelak agar
biang lala yang ku rindukan dapat bersinar lagi.

16
TENTANG PENULIS

Assalamu alaikum W.R W.B

NURTASYA

(BAGYA)

TTL : Limbangan, 04 july2002

Alamat : Limbangan

Cita-cita :Polwan, Masuk surga:v

Riwayat pendidikan :

- TK DDI LAIKANG
- SDN 34 SAPANJANG
- SMPN 1 LABAKKANG
- SMAN 13 PANGKEP

nrtsyaa nurtasya

17
Bolehkah Aku MembenciAyah?
Orangtua adalah tumpuan bagi setiap anak. Memiliki
orangtua yang lengkap adalah keinginan setiap anak di muka
bumi ini, tak terkecuali denganku. Namun takdir berkata
lain bagiku, aku harus jalani hari-hariku tanpa peranan
seorang Ayah.
Memang terbayang sangatlah berat, namun kini telah
kulalui semua hingga aku tumbuh menjadi seorang remaja yang kuat
dan tegar dalam menghadapi persoalan hidup. Tanpa kehadiran
sosok Ayah yang mendampingiku tentu saja ada sosok lain yaitu Ibu.
Ibu bagiku adalah sosok luar biasa yang memiliki peran ganda oleh
keadaan, ia menjadi sosok perkasa yang mencari nafkah untuk
membiayai kehidupan anak-anaknya.

Aku tak pernah kekurangan kasih sayang karena ibu telah


memberikan kasih sayang yang lebih kepadaku, namun tak bisa
dipungkiri kehadiran sosok Ayah yang sangat kubutuhkan.
Ketidakhadiran Ayahku ini membuatku bertanya terus menerus.

“Ma, semua teman-temanku setiap hari diantar jemput oleh ayahnya


sekolah. Ayahku mana?” Tanyaku dengan lugu

“Ayah pergi dulu nak” jawab Ibu sambil meneteskan air mata

“Tapi perginya kenapa lama ma?”

“Karena dia sedang sibuk. Sudah! Jangan tanya tentang ayah lagi”
Kata Ibu dengan tegas

“Iya ma, jangan nangis” jawabku dengan rasa takut

18
Setelah itu, aku tak pernah lagi menanyakan tentang Ayah
pada Ibu. Tapi aku masih penasaran, makanya aku bertanya pada
pamanku. Dan sejak saat itulah aku tahu semua tentang ayah dan
aku sangat kecewa padanya.

Saat aku kelas 5 SD, nenekku meninggal dunia dan disitulah


untuk yang pertama kalinya aku bertemu dengan sosok yang
disebut ayah tersebut. Namun, tidak tahu kenapa aku tidak
memiliki rasa apapun kepadanya. Entah itu benciataupun rindu.
Malah, hanya ada rasa kecewaku padanya yang telah menelantarkan
kami dan hidup bersama kaluarga barunya.

Rasa sakitku kepada ayah makin menjadi di saat Ibuku


harus bekerja di kantor KPU yang cukup sibuk, hanya untuk
menghidupi kami anak-anaknya. Di sini aku mulai mengerti
perjuangan seorang Ibu sangat luar biasa. Kesibukan Ibu
mengharuskan kami tinggal bersama tante dan paman. Mereka
sangat menyayangi kami karena semenjak perceraian Ayah dan Ibu
mereka turut serta merawatku dan kakak-kakakku.

Perjuangan Ibuku sangatlah besar untuk menyekolahkan


anak-anaknya agar sukses nanti. Lagi dan lagi hal ini membuat ku
semakin kecewa pada ayah di balik perjuangan Ibu yang begitu
besar, Kemana sosok Ayah tersebut??. Inilah yang membuatku
semangat dan kemauanku belajar tekun agar aku bisa mencapai cita-
citaku dan casukses membahagiakan Ibuku. Keadaan ini memotivasi
diriku agar aku belajar segiat mungkin untuk membuat
perjuangannya selama ini tidak sia-sia.

Kini aku remaja yang seharusnya aku berpikir dewasa dan


tetesan keringat Ibuku sudah mulai terjawab sedikit demi sedikit.
Berkat perjuangannya yang selalu menjadi motivasi bagiku dan
kakak - kakakku yang dimana kakakku meraih beasiswa untuk duduk
di bangku salah satu perguruan tinggi di Makassar yaitu UNHAS

19
(Universitas Hasanuddin). Dan aku telah meraih peringkat di
sekolahku sendiri. Ini semua menjadi kebanggaan kami sebagai anak
didikan Ibu tanpa didampingi oleh Ayah yang kami persembahkan
sebagai ucapan terimakasih kami kepada Ibu yang telah
membesarkan dan telah berusaha memberikan yang tebaik bagi
kami.

Dan aku berjanji kelak jika aku telah selesai dari


pendidikanku, aku akan bekerja dan membahagiakan Ibuku yang
telah berjuang untuk ku.

Masalah Ayahku kini meninggalkan pertanyaan besar di


benakku “Bolehkah aku membenci Ayah??”. Namun semua itu
hanyalah penggalan masa lalu yang harus kusimpan baik-baik.

20
TENTANG PENULIS

Nama : Raya Kayla


Nama Pena : Adraazz
Ttl : Pangkajene, 4 April 2003
Alamat : Jl. Keadilan (Mattoangin)
Sosmed : @kylarayaa_/@adraazz_
Hobi : Menyanyi
Cita-cita : Dosen Fisika

“Bagi kalian yang masih memiliki orangtua yang lengkap,


syukurilah apa yang ditakdirkan.. Karena perjuangan kedua
orangtua itu hanyalah semata-mata demi kesuksesan anaknya
sendiri!”

21
“Cinta Berawal Dari Sahabat”

N
amaku Muhammad Farid Wajdi Nur biasa di panggil
(fannur,onga,rencong) dan aku duduk di kelas X MIA
AL-KHAWARIZMI,XI MIA AL-BATTANI dan aku
adalah seseorang yang sangat bodoh dan tak pernah
mengenal apa itu cinta dan di mana kita akan bertemu
oleh cinta tersebut. Akan tetapi sekarang saatnya
saya akan menceritakan apa itu cinta dan apa yang saya rasakan
ketika bertemu dengan cinta. Walaupun kali ini saya dan pasangan
saya sebut saja PANDA dia adalah seorang wanita yang selama ini
yang aku cari karena hanya dia yang dapat mengajarkanku apa arti
sebuah cinta. Dan PANDA adalah satu wanita yang pertama aku
jadikan kekasih yang sangat di penuhi pengalaman karena hanya
PANDA-lah salah satu dari sahabatku yang sampai kini menjadi
seorang nomor satu dalam pemuja hatiku ataupun pintu
permaisuriku di dalam hatiku. Awal dari aku mengenalnya di mulai
dari seorang temanku sebut saja BOLONG dia adalah seorang laki
laki yang selalu menyebut PANDA, BOLONG selalu ke kelas panda
untuk selalu mencari perhatian kepada PANDA akan tetapi PANDA
selalu cuek kepadanya dan di situpun aku selalu mencari tahu siapa
seorang wanita yang bernama PANDA itu tetapi pada saat saya
kelas X MIA AL-KHAWARIZMI saya pada saat itu memiliki
amanah dari wali kelas saya dan bersama teman saya untuk
memperbaiki kelas saya ataupun merenovasi ulang kelas saya yang
dulunya tak enak di pandang dan pada saat itu pula saya bergegas ke
tetangga kelas saya yaitu kelas X MIA AL-KINDI dan pada saat
saya ingin memasuki kelas itu saya melihat sih PANDA dan bersama
teman temannya yang sedang membersihkan dan ketika itupula saya
langsung berkata kepada PANDA “ada vlamorta”kata saya, dan pada
saat itu PANDA langsung menjawab “ndak ada vlamorku”dengan
muka yang begitu manis dan dengan senyumannya yang begitu cerah

22
ke depan muka saya dan aku pun bertanya kembali kepadanya “ada
vlamorta “dan aku sambil bertanya kepada PANDA dengan muka
yang senyum karena pada saat itu sebenarnya sudah ku tau bahwa
vlamor tersebut berada di atas lemari kelasnya akan tetapi aku
tetap bertanya ke PANDA dengan muka yang begitu konyol dan
tertawa sendiri dan pada saat itupun aku berkata kembali ke
PANDA dengan kata” janganmi pale, apa itu pale yang di atas lemari
“ dan pada saat itu sih PANDA merasa malu kepada saya karena dia
tak melihat vlamor tersebut yang berada di atas lemari dan
seketika aku berkata kepadanya “ku vlamorki mukana iniee” ucap
aku dan diapun tertawa sambil terbahak bahak mendengar kata
kataku itu dan tak hanya itu pula aku bukan hanya berkata dengan
mengeluarkan kata kata tersebut, tetapi kata kata itu aku simpan
buatnya karena kata kata itulah yang selalu ku ingat pada saat itu.

Dan setelah itu saya pun kembali ke kelas saya dengan


muka yang bahagia karena aku telah mengenal siapa itu PANDA,tak
sampai di situ pula saya berkeyakinan bahwa suatu saat aku akan
menjadi pendamping hidupnya dan akan menjadi seorang nomor satu
dalam hatinya.

Kemudian beberapa hari setelah itu aku mendapatkan kabar


pula bahwa pada saat itu ada acara yang ingin di laksanakan pada
saat itu dan acara tersebut adalah 1 MUHARRAM,nah pada saat itu
aku kaget karena saya mengetahui bahwa saya dan PANDA ternyata
berteman kelompok dalam acara (outbond) tersebut, aku tak pernah
mengira dan berkeyakinan bahwa doaku bisa terjadi akan tetapi aku
sangat bersyukur kepada ALLAH SWT karena hanya dialah yang
bisa selalu mengerti denganku.

Tak sampai di situ pula pada saat acara tersebut


berlangsung saya di minta untuk menjadi pemimpin yel-yel dan
akupun siap, tanpa memiliki rasa malu tapi memiliki rasa berani
sayapun melakukan yang apa saya bisa lakukan .

23
Setelah beberapa hari acara 1 MUHARRAM aku
mendapatkan kabar dari teman kamar dari PANDA, sebut saja
TARZAN. TARZAN berkata pada aku “fannur fanski temanku sama
kau”seketika mendengar hal itu akupun langsung melontarkan muka
yang begitu heran sekali kepada TARZAN sambil berkata “siapa
fans sama saya “ ucap aku dan teman kamar dari PANDA kembali
mengatakan “bahh ada fans sama kau “ucap teman kamar PANDA
dan akupun kembali heran kepada orang yang di sebut oleh teman
kamar PANDA.

Setelah beberapa hari setelah itu aku selalu mencari orang


yang selama ini fans sama saya dan siapakah dia sebenarnya, namun
setelah beberapa hari pula aku selalu berjuang mencari siapa orang
yang selama ini fans sama saya dan pada akhirnya saya menemukan
orang tersebut ternyata orang yang fans saya selama ini adalah
orang yang pernah ku impikan dalam hidupku dan pernah berfikir
bahwa suatu saat aku akan memilikinya, tetapi tak secepat itu aku
melakukannya dan akupun kaget ternyata yang fans sama aku adalah
orang yang pernah ku dapatkan ataupun aku kenal pada saat awal
awal aku bersekolah di sini dan dia adalah PANDA yang ternyata dia
juga fans sama saya .

Dan ketika itu pula akupun bersyukur kembali karena


ALLAH SWT mengabulkan doa doaku kali ini aku saling suka
menyukai antara PANDA denganku.

Dan tak sampai di situ pula akupun berfikir kembali atupun


berkeyakinan dan sangat berharap kepada PANDA bahwa suatu
saat aku akan menjadikannya kekasih idamanku yang selama ini aku
cari di dunia ini dan setelah beberapa bulan setelah ku mengenalnya
akupun selalu ingin PDKT bersamanya ataupun salin bertukar cerita
tapi aku selalu malu dengan hal itu.

24
Setelah beberapa bulan setelah itu akupun selalu ingin
mengetahuinya dan tepatnya pada saat tanggal 25 desember 2018
dia ku jadikan menjadi sahabat yang takkan pernah ku lupa ataupun
ku tinggalkan, karena kebahagianku berada pada diri kebahagiannya
yang selama ini aku cari dan hanya dialah wanita yang selalu ku
impikan.

Dan ternyata aku tak pernah menyangka kali ini aku tak
main main dengan perasaanku karena pada saat itu aku langsung
memiliki rasa cinta yang sangat besar kepadanya kali ini cinta ini
lebih besar dari pada sebelumnya sampai sampai cinta ini tak
berbentuk sahabat lagi yang dulunya hanya setengah akan tetapi
kali ini cinta yang ku miliki untuknya telah sempurna sehingga ku
berfikir bahwa kali ini adalah waktu yang tepat untuk ku milikinya
dengan menjadikannya seorang kekasih ataupun seorang wanita yang
selalu mengajarkanku apa arti SETIA,MENGAJARKAN CINTA,APA
ITU DEWASA dan di PANDA lah yang selalu memberikanku
semangat yang begitu luar biasa.

Dan setelah beberapa bulan aku pun menjalankan cinta


asmaraku bersamanya tepatnya tanggal 01-01-2018 aku
menjadikannya seorang pemujah hatiku yang begitu tak ku sadari
dan ku jadikan sosok wanita yang ku jaga selamanya karena dialah
selama ini yang menjadikanku sebagai laki laki yang setia padanya .

Akan tetapi selama kami berpacaran kami selalu berfikir


bahwa kami menjalin cinta untuk bersifat positif karena aku telah
banyak mendapatkan banyak pengalaman bahwa pacaran itu bukan
hanya saling mencintai tetapi membuat kita termotivasi, maksud
kami termotivasi yaitu pada saat kita berlomba lomba dalam
kebaikan,sehingga hubungan kami tetap terjaga dan saling mencintai.

Tak sampai di situ aku pun mulai berfikir dan berani untuk
ingin ke rumah PANDA tetapi sebelum itu ternyata aku ingin juga di

25
kenal oleh mama PANDA dan akupun berani dengan muka yang
begitu takut di penuhi dengan hati yang berbunga bunga dan akupun
bergegas ke rumah PANDA sesampaiku ke rumah PANDA aku pun di
sambut oleh mama PANDA dengan muka yang begitu senyum dan
ketika itu aku berkata “Assalamualaikum wr wb “ sambil ku cium
tangan mama PANDA dan mama PANDA pun menjawab “waalaikum
salam nak” dan pada saat itu yang berada di dalam ruang tamu
adalah hanya aku, mama PANDA dan PANDA setelah itu, aku
berbincang bincang kepada mama PANDA karena sambil bertukar
cerita dan tak sengaja ternyata mama PANDA kenal sekali
terhadap tante saya dan setelah aku sudah lama berbincang bincang
bersama mama PANDA akupun pulang ke rumah dengan hati yang
begitu bahagia dan sangat bangga dengan sikapku yang berani
terhadap mama PANDA.

Dan pada saat aku juga sampai di rumah akupun langsung


chat PANDA dan berkata” “assalamualaikum PANDA” ucap aku
kemudian PANDA menjawab “waalaikumsalam onga”dan akupun
bertanya kembali ke PANDA “ apa na tanyakanki mamata setelah
pulangka PANDA”dan PANDA pun menjawab kembali “ iyye ada na
tanyakanka , tapi rahasia sekali jangan mki tauki kita”dan akupun
menjawab “ iyye pale kan dari kitaji PANDA’’.

Setelah itu ataupun dari beberapa hari kemudian akupun


mengechatnya kembali dan berkata kepadanya, “PANDA berapaki
bersaudara “ dan PANDA pun menjawab saya bersaudara 5 orangka”
dan diapun menjawab memberikan pertanyaan kembali dengan
pertanyaan yang sama kepada saya,dan akupun membujuknya untuk
menyebutkan semua saudara kandungnya, dan PANDA pun menjawab
dan menyebutkan satu persatu dari kakaknya itu” kak pertama itu
kak nugrah kakak yang kedua yaitu kak asridah dan kakak yang
ketiga yaitu kak fitrah dan aku mempunyai satu adik yang bernama
wawan “ucap kata PANDA dan setelah itu aku kembali bertanya
kepada PANDA “bahwa siapakah kakakta yang paling baik“ ucap kata

26
saya dan PANDA pun menjawabnya kembali “ kakak yang paling baik
di saudaraku itu adalah kakak yang ketiga yaitu kak fitrah yang
selalu menemaniku dan kakak yang paling ku rindukan “ucap kata
PANDA.

Setelah ku mengetahui semua nama keluarganya ataupun


saudara kandungnya akupun berfikir ingin chat bersama kakaknya
akan tetapi kakak kandung dari dia yang paling pertama yang ku
chat adalah kak fitrah dan kakaknya ini pertama kali ku chat diapun
menjawabnya dengan ekspresi yang kaget karena kak fitrah pada
saat itu kaget karena aku sangat berani mengechatnya dan setelah
itu akupun tetap beranikan diri untuk meneruskannya untuk selalu
ingin bertukar cerita maupun salin memberikan kabar kepada
kakaknya untuk PANDA.

Setelah ku ketahui siapa itu kak fitrah akupun berusaha dan


selalu dekat dengan kakaknya ini karena aku bangga dengan diriku
dengan jiwa yang berani itu dan beberapa hari setelah itu ataupun
dari beberapa bulan itu aku telah mengarungi beberapa banyak
debu yang kotor maupun yang bersih atau bagaikan hampaan angin
yang begitu bahaya bagiku akan tetapi kami bersama sama selalu
ingin menjaga hubungan kami karena kami bepegang teguh dalam
sikap positif bukan sifat negatif dan semoga kami selalu
mendapatkan banyak ajaran yang bermanfaat dalam belajar kami
karena kami berdua mencari jalan tujuan yang bersama sama demi
menggapai cita-cita bersama.

Mungkin hanya itu sajalah yang saya dapat sampaikankarena


cerita ini sebenarnya masih panjang akan tetapi sebagian dari itu
adalah rahasia kami berdua dan saya berpesan bagi orang yang
membacanya agar mengambil hal yang positifnya dan buanglah hal
negatifnya akan tetapi jika ada kata yang kurang enak di dengar
saya minta maaf sebesar besarnya karena cerita ini adalah ceritaku
bersama sang kekasihku yang ku jalani saat ini

27
“Berhenti berusaha tuk jadi yg sempurna.
Temukan dia yg tahu semua kelemahanmu tapi
tetap ingin menjadi bagian hidupmu”

For my blvd<

28
Tentang penulis

Nama : Muh Farid Wajdi Nur

Nama Pena : PANDA

TTL : Makassar, 07 Juni 2002

Cita-cita : Membahagiakan kedua orang tua dan


insyaallah AKPOL

Hobi : Atletik dan Bola basket

Alamat : Jln. Sultan Hasanuddin Perbatasan kota


Maros – Pangkep

Motto:”SIAP DI PIMPIN DAN SIAP MEMIMPIN”

Pesan :”jadikan kesalahanmu sebagai pengalaman karena


kesalahan adalah kebenaran yang tertunda”

29
GARIS TAKDIR
“setiop orang mempunyai takdir masing-masing. Mungkin
ini takdirku dan dirimu. Apakah kita dapat melewatinya
bersama?”

Dulu aku mempunyai sepasang sayap yang melengkapi


diriku, tapi ia melepaskannya dengan paksa hingga aku tak bisa
terbang lagi. Hingga suatu saat sayap baruku datang, mungkin
sayap ini yang indah dan aku akan menjaganya untuk tetap
berada ditubuh ini. Aku akan menjaga dengan jiwa dan hati
rapuh ini. Semoga kelak dirimu dan aku dapat kuat kembali,
semoga.

SMAN 2 LABAKKANG atau yang sekarang dikenal sebagai


SMAN 13 PANGKEP sekolah tersebut adalah sekolah yang tepencil
dari pusat kota dan memiliki siswa dari berbagai daerah salah
satunya berasal dari Makassar. Dia datang dengan kebiasaan
manjanya, setiap kemauannya harus terpenuhi, dan kebebasan dalam
dirinya. Awal bertemu dengannya dia dikenal sebagai anak yang cuek,
sombong dan sinis, dia bernama Viola Yusra .

Singkat cerita, awal bersekolah kami semua


memperkenalkan diri, ketika Vio memperkenalkan diri semua siswa
terpesona dengan parasnya cantik dan anggun karena menggunakan
kacamata.

Bulan demi bulan telah kami lewatkan bersama kami telah


mengenal jauh tentang diri masing – masing, semua yang
tersembunyi dalam diri mulai kami keluarkan satu persatu. Kami
mulai saling membuka diri, mulai dekat, berteman dan mengenal satu
sama lain

30
Gadis sombong itu ternyata adalah gadis yang ramah. Orang
orang hanya perlu mengtahui dirinya atau apa yang dirasakannya

Bulan terus berganti Agustus, September, Oktober, dan


kami semakin dekat. Gadis anggun itu ternyata adalah gadis yang
cerewet, kesan pertama ketika aku melihatnya hilang dalam
sekejap. Dia tak seanggun yang kupikirkan bahkan tidak sama sekali,
tapi dia juga tidak sesombong apa yang terlihat di mukanya, dia
adalah orang yang perhatian.

Suatu hari Sampai dimana dia membuat masalah dengan


seorang guru biologi sebab Vio lupa untuk menyiapkan bahan bahan
prakteknya guru tersebut sangat marah dan nyolot sehingga vio pun
melawan dengan suara lantangnya

Masalah masalah pun terus mengalir bagai air yang mengalir,


tiba di saat vio ini mempunyai masalah dengan seorang guru yang di
sebabkan karena dunia percintaan yang begitu rumit dan penuh
tanda tanya besar. Awal mulanya guru ini sangat dekat dengan vio
dan pasangannya namun entah mengapa dia mulai berubah tidak
memberikan ruang cinta lagi untuk vio dan pasangannya, entah
mengapa? guru ini tegas tapi ia terkadang memberi jalan yang salah
pada siswanya, anehnya…. Ia memang perhatian namun hanya pada
sepihak saja mungkin ini yang dinamakan pilih kasih tingkat dewa

Hari demi hari pun ia lalui dia begitu tegar ia tetap berdiri
dengan tegaknya tidak ada orang yang bisa setegar dia dengan
hebatnya dia tersenyum walau dunianya penuh dengan masalah yang
datang menghampirinya tanpa henti – hentinya, tapi walaupun ia di
tengah keramaian ia merasa seorang diri.

Dari luar vio kelihatan begitu keras, namun sungguh di dalam


dirinya ada sosok yang lembut, sosok yang lembut pada temannya.
Walau begitu laut yang tenang suatu hari nanti juga pasti akan
terkena badai juga, kan ? badai itu lebih besar lagi, masalah dengan

31
teman sekamarnya. Mungkin setiap orang yang mengetahuinya akan
mengartikannya seperti itu. Karena keegoisan mereka masing
masing, mereka berdebat tentang bagaimana perbedaan sifat yang
mereka miliki, akhirnya hubungan mereka hancur, perahu yang
mereka layarkan di laut berbadai itu kini telah tenggelam.

Masalah datang dan pergi satu persatu. Dia kini bagaikan


tiang bendera yang tetap berdiri koko di tengah terik matahari ia
tidak merasakan lagi rasa sakit karena ia telah terbiasa dengan
rasa sakit ,dia sudah lelah dan letih terhadap masalahnya, namun
masalah tak dapat lagi berkompromi dengan hidup Vio, berusaha
menghindar dari masalah namun itu tidak mudah walau ia telah
berubah namun pada akhirnya tetap vio terlihat jelek di mata orang
banyak dan kelak biar waktu yang akan menjawab semuanya. Karena
inilah yang telah tertulis dalam garis takdir di tangannya.

32
TENTANG PENULIS

Nama : Nur Hikmah Ramadhani (Nur)

Nama Pena : Idiot

Ttl : Sidrap, 4 Desember 2001

Alamat : Jl. Poros Makassar Pare km 82 (Mandalle)

Umur : 17 tahun

Riwayat Pendidikan :

 Tk Politani
 SDN 20 Mandalle
 SMPN 1 Mandalle

“Semoga cerpen yang saya buat ini dapat disukai oleh para
pembaca. Mungkin cerpen ini belum sempurna karena ini
adalah cerpen pertama yang saya tulis sendiri.”

nurhikmahrrr_

33
How Far I’ll Go
(seberapa jauh ku melangkah)

“Karenanya aku berjalan dengan penyesalan dan tanda


tanya tetapi dipenuhi dengan kebahagiaan”

Penyesalan itu dimulai dari beberapa bulan disekolah baruku


ini. Tapi aku sendiri tak tau apakah penyesalan ini akan diakhiri
dengan kebahagiaan dimasa depan nanti atau penyesalan yang masih
berlanjut. Walau itu membuatku menangis dalam diamku tapi itu
pula membuat bahagia orang yang aku sangat sayangi.

Ini adalah kisah yang menceritakan seorang gadis bernama


Andhira putri cantika dan sekolahnya saat ini, aku biasa dipanggil
Dhira. ini adalah lanjutan cerita yang sempat aku tulis dalam secarik
kertas 2 tahun yang lalu, ini bermula di saat aku ingin melanjutkan
pendidikanku disebuah sekolah yang memisahkanku dengan
orangorang yang aku sangat sayangi. Tetapi ternyata keputusanku
itu membawa penyesalan yang belum berakhir hingga saat ini.

Beberapa bulan sebelumnya.....

Pagi ini, suara sentakan kaki terdengar menuju kamarku.

“Dhira … Dhira … ayo bangun, waktunya sholat subuh! Kata


Mama membangunkanku sambil mengedor–gedor pintu.

Aku hanya mengeliat dan menelungkupkan kepalaku ke


bantal. Tapi aku tidak bisa tidur lagi. Aku melihat jam dindingku
yang tergantung cantik disana.

34
“ah… baru jam lima pagi,“ kataku santai dan memalingkan
pandangan.

Aku langsung ke kamar mandi untuk berwudhu. Setelah


sarapan, terdengar mobil berhenti didepan rumahku.

“assalamualaikum… Dhira…” sebuah suara dari depan pintu


rumahku sambil mengetok-getok.

“walaikum salam…, eh, Fanny” kata mama saat membuka


pintu sambil tersenyum manis.

Ketika aku mendengar Mama menyebut Fanny, aku langsung


keluar dengan tali sepatuku yang belum diikat. Dia adalah sahabatku
dari kecil dan juga teman sekelasku saat ini. Dia memang non muslim
tapi itu bukan berarti kita tidak bisa bersahabat.

“Eh, Dhira, aku kesini mau menjembutmu” kata Fanny yang


tersenyum dari tadi.

“oh, tunggu sebentar ya, aku ambil tas dulu,” ujarku

Aku mengambil tasku di atas kursi meja makan.

“Ma, Dhira berangkat, ya…,” pamitku dengan mencium


tangan Mama.

“ Hati-hati!” ujar Mama

Sesampainya aku di kelas semua temanku heboh


membincangkan mengenai SMA yang mereka akan pilih. Rencananya
aku dan Fanny akan lanjut di sebuah sekolah yang berasrama,
karena aku berfikir aku akan lebih mandiri jika aku jauh dari orang
tuaku.

35
“Dhirr kamu jadikan lanjut di SMA 13 Yogyakarta ??” tanya
Fanny dengan wajah yang penuh dengan tanda tanya.

“ yahh, itu sudah pasti.” Jawabku sambil tersenyum manis.

“Kamu ?” tanyaku

“aku tidak tau, soalnya orang tuaku tidak mengizinkanku”


jawab Fanny

Asik bercerita, ternyata Bu guru sudah ada di depan kami


semua dengan beberapa membawa buku dan proyektor yang akan
digunakan saat belajar.

Bel tanda bubar sekolah berdentang, aku terburu-buru


pulang ke rumah. Sepanjang perjalanan, aku mulai memikirkan
keputusanku, apakah aku bisa ? apa ini akan semudah yang
kubayangkan ? aku mulai takut dengan jalan yang kupilih ini. apalagi
aku akan sendiri, tanpa Fanny yang selalu menemaniku.

Malam harinya aku berbaring di kasur dengan menatap


langit-langit kamarku yang dipenuhi bintang-bintang buatan yang
berkelap-kelip, bulan, pesawat, planet-planet bahkan ada bidadari
dan… oh, sudahlah… tak penting. Kemudian aku teringat kembali
perkataan Fanny tapi aku tidak menghiraukan hal itu aku tetap pada
pendirianku, aku tetap ingin lanjut disitu karena aku fikir bahwa
sekolah itu akan mengubahku, akan membuatku lebih mandiri dan
mungkin aku akan merasa lebih nyaman karena tidak lagi mendengar
celoteh orangtuaku yang hampir setiap hari memarahiku walau itu
masalah sepele. Aku yakin aku akan berhasil dengan sekolah disitu,
aku akan lebih fokus belajar dengan teman temanku tanpa adanya
pekerjaan rumah yang sangat menggangu.

36
Beberapa bulan kemudian.....

Hari yang sangat di tunggu tunggu, akhirnya aku sekolah


disana walaupun sendiri, tanpa sahabatku. Tetapi itu tidak
membuatku putus semangat karena aku tau ini adalah keinginan aku
sendiri.

“assalamualaikum...” salamku saat melangkahkan kaki


pertamaku saat memasuki asrama sekolahku dengan wajah yang
sangat berseri seri.

Aku melihat seluruh sudut-sudut asrama itu dengan hati


yang sangat senang. Aku mulai beradaptasi dengan lingkungan
sekolah baruku, satu per satu aku mulai mengenal nama teman
sekamarku hingga semua teman seangkatanku.

Dari hari ke hari, minggu ke minggu aku mulai akrab, aku


mulai bergaul dengan semua orang. Dan hal itu yang membuatku
berubah aku yang dulu agak pendiam menjadi lebih cerewet, yang
awalnya jarang bicara dengan lawan jenis tapi sekarang semuanya
berbanding terbalik. Hingga Riany juga sangat kaget dengan
perubahan yang terjadi pada diriku. Dan hampir setiap malam itu
menghantui fikiranku, aku tak ingin diriku yang sekarang ini, aku
ingin kembali ke sikapku yang dulu. Aku selalu berfikir aku ingin
berubah, aku akan berubah, aku harus berubah seperti yang dulu
lagi. Tetapikenyataannya tidak sesuai dengan keinginanku, aku malah
lebih malas dan lebih merepotkan orang tuaku. Semua nilaiku mulai
menurun, semua angka yang biasanya tinggi yang menghiasi namaku
dalam daftar nilai guru itu tidak ada lagi.

Sudah beberapa bulan ku sekolah disini tapi belum ada


perubahan yang terjadi dalam diriku. Niatku bersekolah disini
karena aku ingin mandiri, aku ingin fokus belajar tapi itu semua
tidak sesuai yang kuinginkan sedang temanku semuanya sudah
berhasil bahkan sudah ada yang mewakili sekolah lomba diluar kota.

37
Tapi aku, dikelas saja nilai ulangan masih rendah apalagi ingin
seperti itu mungkin itu belum bisa terjadi.

“Dhir kenapa nilaimu akhir-akhir ini sangat rendah, kamukan


tidak begini waktu diSMP dulu ?” tanya Riany yang sangat khawatir

Aku hanya terdiam mendengar semua itu, aku tak bisa


berkata apapun karena aku juga merasa seperti itu.

“Kamu harus berubah, kamu tidak boleh seperti ini, itu


semua terjadi karena pergaulanmu Dhira. Kamu bergaul dengan
orang-orang yang berbeda tidak sama waktu kita SMP dulu. Ini
belum berakhir Dhir kamu harus berubah.” ujarnya lagi

“Iya aku juga menyadari hal itu, aku sangat menyesali semua
perubahan yang terjadi padaku, aku tak menginginkan ini tapi mau
diapa ini sudah terlanjur. Jawabku.

Kata-katanya tadi masih terus dan terus ku fikirkan, aku


seperti ini karena pergaulanku. Kuakui diriku ini sangat mudah
terpengaruh dengan lingkungan. Tapi semua temanku itu sangat baik
padaku aku sangat menyayangi mereka, karenanya aku bisa tertawa
lepas, aku bisa nyaman dan betah disini. Karena mereka hatiku
sangat senang walaupun pikiran tentang perubahan diriku selalu
menghantui pikiranku tapi melihatnya semua aku melupakan hal itu.
“eh... aku lupa, Riany adalah teman SMPku juga teman sekelasku
disana tapi kami tidak begitu akrab”.

“Tolong aku ya Allah, izinkan aku menjadi orang yang lebih


baik lagi, agar orang tuaku dapat tersenyum untuk keberhasilanku
dan membanggakanku pada dunia.” Doayang selalu ku curahkan pada
Tuhan dalam setiap sujud terakhir dalam sholatku.

Dalam setiap langkahku disekolah ini ada harapan untuk


masa depanku, ada malaikat yang selalu menemaniku agar hari ini

38
adalah hari yang diharapkan untuk masa depanku nanti. Ku selalu
bertanya apakah perubahanku yang sekarang ini dapat membawa
kebahagian untukku nanti, apakah aku bisa menikmati hasil
belajarku yang sekarang ini. Aku tak tahu, aku bingung, aku dipenuhi
tanda tanya tentang diriku dimasa depan. Semua kejanggalan yang
terjadi di dalam hatiku ku pendam sendiri aku tak pernah bercerita
ke orang lain, sampai sekarang belum ada teman yang mampu
mendengarkan kisahku ini walau itu sahabatku sendiri.

Disekolah ini juga aku merasakan hal yang sangat berbeda


dari biasanya. Hal yang tak pernah kurasakan sebelumnya, mungkin
hanya seperti perasaan kagum dari seorang wanita untuk pria, atau
mungkin juga lebih dari itu. Aku tak tau apa yang kurasakan saat
melihatnya, aku tak tau kapan itu dimulai, mungkin malam itu, malam
besar untuk”nya”, saat dia telah berhasil menjadi bintang, saat
semua mata tertuju padanya, termasuk kedua mataku.

“Apa yang terjadi padaku, kenapa aku merasa berbeda


ketika melihatnya” kataku dalam hati dan tetap memandangnya dari
kejauhan.

Ternyata hatiku ini telah memilihnya, Tetapi takdir malah


memisahkan kita dia disana dan aku tetap disini karena suatu
masalah yang menimpanya. Aku sudah mempertahankan agar takdir
itu berkata lain tetapi takdir harus memisahkan kita. Itu
membuatku sedih, aku hanya bisa mengenang semua kejadian yang
telah berlalu itu.

Akhirnya aku hanya bisa berusaha untuk tetap berjalan,


dalam lorong yang telah kupilih, walau satu persatu orang mulai
melepas genggamannya dariku. Aku tidak akan mengakhirinya,
karena aku belum melihat ujung dari jalanku, aku akan berusaha
untuk melihatnya, bagaimana jalan yang kupilih akan mengantarku ke
akhir yang kuinginkan.

39
Akankah itu menjadi nyata ? Di jalan yang kupilih, akankah
kutemukan lorong kecil menuju tujuanku ? Bisakah aku tetap
bahagia dalam setiapjalan berliku yang menantiku ? atau dapatkah
kurasakan lagi perasaan itu, perasaan yang kurasakan padanya atas
keinginan hatiku ? aku punya banyak dan banyak lagi pertanyaan
atas jalan ini, yang tak seorangpun tak akan ada yang bisa
menjawabnya. Walau begitu, bagaimanapun akhirnya atau apapun
yang akan terjadi percuma jika kusesali, karena kuyakin jalan ini
adalah jalan terbaik dari-NYA untukku.

-TAMAT-

40
TENTANG PENULIS

Namanya Sathira Rahmi Khairunnisa (Hideko


Misaki), akrab disapa Thira. Dia lahir pada
tanggal 27 Februari 2003. Suka membaca
komik dan menonton film. Selain itu, Dia juga
sangat sangat suka dengan seorang motivator
yang bernama Merry Riana. Sejak kecil hingga
sekarang dia ingin menjadi seorang dokter
bedah anak dan itu juga adalah impian orang
tuanya untuk Thira sendiri. Tapi dia juga ingin
sekali menjadi seorang pilot karena
menurutnya pilot wanita itu masih sangat
sedikit apalagi di Indonesia. Ini adalah cerpen lanjutan dari kisah
Dhira yang dia tulis dalam cerpen yang dia buat saat SMP dulu.
Mungkin cerpen ini tidak semenarik cerpen pertamanya tapi dia
berharap kalian yang membacanya dapat menyukai cerpennya ini.

41
“Is not a love story”
(ini bukan kisah cinta)

“Aku melihatnya saat hujan datang, merindukannya setiap


hari, dan menginginkannya untuk kembali. Hatiku kin terlalu rapuh
untuk hancur, namun masih sangat kuat untuk bisa dihancurkan. Aku
akan menunggu saat dimana aku bisa tertawa saat menceritakan
kenangan tentang kita dan menunggu saat dimana aku berani untuk
menerima segalanya”.
“sudah dapat jawabannya ?” Pertanyaan itu masih terukir
dengan jelas dalam ingatanku walau sudah tiga tahun dia
mengatakannya, ditemani ribuan watt nyala lampu yang menghiasi
pinggiran jalan setapak kecil itu. Bulan hanya diam menyaksikan
kami, bintangpun juga sama, kunang kunang itu hanya berbaris
indah seakan menunggu sesuatu.

Diam, hanya itu yang bisa kulakukan, aura dingin dan


gravitasi di sini yang terasa 100 kali lebih besar sanggup membuat
bibirku keluh.Tak ada rangkaian kata kata yang benar dalam
pikiranku.Aku ingin lari.Segera.Detik ini juga.Harus ada yang bisa
menyelamatkanku. “bulan, tolong aku !!!” Hanya itu yang terlintas
dalam hatiku. Lama kami berdiam diri menatap hampa langit penuh
bintang di depan tenda warna merah itu, sampai helaan nafas berat
terdengar darinya “bulannya indah kan ? Tapi walaupun sangat indah
walau aku sudah berusaha meraihnya, aku tetap tak bisa”. Aku tak
pernah mengerti apa maksud perkataannya malam itu, namun untuk
sesaat kata kata ambigu itu terdengar begitu menyakitkan. 10
tahun kami bersama, berbagi makanan dan minuman, berbagi cerita,
tangis dan tawa, berbagi coklat yang setiap minggunya kudapat dari
ibunya, berbagi biscuit yang kami beli sepulang sekolah, tak ada
masalah dengan sepuluh tahun itu, hanya pertengkaran kecil tentang
bagaimana dia menghabiskan bekalku, atau bagaimana dia merebut

42
kembang gula berwarna pink itu dari tanganku. “aku suka apa yang
kau suka, kalaupun itu hal yang kubenci aku akan berusaha
menyukainya”. Katanya sambil menghabiskan seluruh kembang gula
itu.

Dia bukan dilan yang diidolakan banyak gadis karena kata-


kata manisnya, hanya saja dia mampu membuatku tenang dengan
kata katanya, dia juga bukan pangeran berkuda putih yang selalu
ada di dalam mimpiku, dia hanya manusia biasa yang mampu
membahagiakanku dengan caranya yang sederhana. Dialah sang
pelukis bayang dengan cahayanya, pengeja keagungan alam dalam
semestaku serta sang penandai yang menjanjikan dongeng indah
untukku.

Kebetulan kami bertemu di persimpangan jalan kecil


sepulang sekolah, kebetulan dia menjadi teman pertamaku dan
kebetulan aku menyukai segala hal tentangnya. Ku suka saat dia
tersenyum kepadaku, rasanya semuanya menjadi hangat, kusuka
tatapan matanya yang melembut ketika menatapku, kusuka saat dia
berjalan di depanku saat dia berbalik dan memastikan aku masih
mengikutinya, kusuka suara dan tulisan tangannya, kusuka
melihatnya saat dia tertidur, dia terlihat damai, bahkan aku sangat
suka bunga yang dia tanam di persimpangan itu, walau dia tak
pernah memberi tahuku namanya. Aku juga suka saat kami
membicarakan masa depan bersama sambil tertawa. “kita akan
bersama selamanya, tumbuh, bersekolah, bekerja, menikah dan
punya anak bersama, dan nanti kau harus punya anak laki laki supaya
tak ada yang bisa mengalahkan senyummu, dan aku akan punya anak
perempuan yang mirip denganmu dan saat mereka sudah dewasa
nanti mereka juga akan bersahabat seperti persahabatan kita”.
Katanya dengan mulut yang penuh dengan biscuit.Aku selalu
mengingat tentang hal itu.

43
Hubungan yang kami jalin, takkan kubiarkan apapun
merusaknya, termasuk apa yang diinginkan hatiku. 10 tahun aku
menjaga agar tatanan dunia yang kubuat ini tidak rusak, dan selama
itu pula aku mengabaikan permohonan hatiku. Sampai di depan tenda
itu bersama cahaya yang merambat menuju sela sela dedaunan dan
menghapus perihnya embun kusadari bahwa konstelasi dalam
semestaku tak lagi sistematis. Sebenarnya ini telah bermula saat
aku mulai mengabaikan bahwa aku telah membiarkannya menjadi
symphony dalam setiap melodi hening yang ku senandungkan,
kubiarkan dia menjadi embun kala sang purnama menjeput fajar dan
telah kubiarkan dia menjadi kegelapan dalam setiap terangku,
“karena cinta itu buta” kata orang.

Sebelumnya semuanya mudah saat kami masih terikat janji


bahwa “kita akan bersama selamanya, kau dan aku. Sebagai seorang
sahabat”.Namun saat kau memutuskan untuk mengubahnya, ini tak
lagi semudah dulu. “maaf, aku tau kau lebih suka mendengar terimah
kasih dari pada maaf tapi kali ini aku tak bisa berterimah kasih atas
perasaan yang kurasakan padamu, hanya kata maaf yang bisa
kukatakan karna keegoisanku, maaf telah menginginkanmu layaknya
seorang wanita dan pria bukan sahabat, maaf karna aku telah
mencoba merusak apa yang telah kita bangun, dan maaf karna tak
bisa menghentikan apa yang di inginkan hatiku. Tapi maaf lagi karna
aku juga menginginkannya sama seperti yang di inginkan hatiku. Aku
ingin coba untuk bangun dimensi baru selain dimensi persahabatan
ini dan aku ingin memintamu untuk membantuku” rasanya
menyakitkan saat dia mengatakan itu padaku, seperti benteng yang
kubuat bertahun tahun lamanya akhirnya rusak dengan sebuah
pernyataan, yang hatiku saja tidak ingin untuk mengerti.

“terimah kasih, tapi berhentilah, berhentilah sebelum kau


mencobanya. Karna itu akan menyakitkan”. Hanya itu yang bisa
kukatakan rasanya begitu sesak, aku tak ingin mengubah tatanan
yang telah kubuat , tak satupun, walaupun itu untuk atau karnanya.

44
Ini menyakitkan dan semakin menyakitkan ketika kemudian
dia tersenyum, senyum secerah mentari “ tak apa ini salahku,
salahku yang terlalu egois dan serakah, aku hanya menginginkan
bulan itu, tapi aku lupa bahwa bulan adalah milik langit dan aku
hanyalah satu bintang kecil dari milyaran bintang di atas sana,
namun walau begitu, walau kau menolakku seribu kali pun aku tak
akan membencimu karna aku tak punya satupun alasan untuk
melakukannya. Dan suatu hari izinkan aku untuk bertanya lagi, akan
kupastikan jawabanmu akan berbeda”.Bagaimana orang orang
mengartikan kata katanya atau bagaimana orang menilaiku, aku tak
peduli. Yang kutau adalah sebagian besar diriku merasa bahagia
mendengarnya, karna setidaknya aku tau dia tak akan
meninggalkanku.

Aku tau aku egois saat aku tetap menginginkannya, walau


aku telah menolaknya. Namun, aku punya banyak alasan untuk tidak
mengatakan iya untuknya, aku terlalu takut untuk merusak apa yang
kami bangun, dia salah menganggap dirinya hanya bintang kecil yang
hanya bisa mengharapkan bulan, bulan tak akan indah tanpa adanya
bintang. Dan lagi pula dia bukan bulan dia adalah matahariku yang
membuat mataku silau akan cahayanya, dialah yang membantu
bulannya untuk bersinar dimalam hari dialah matahari dan aku
hanyalah bulan yang terus bergantung padanya, takkan pernah bisa
mengalahkan cahayanya dan selalu merindukan waktu bersamanya
walau dalam gerhana.

Tak ada yang berubah dari hubungan kami setelah itu,


semuanya berjalan seperti biasa, kami masih sering makan biscuit
itu depan warung sepulang sekolah atau makan coklat yang di
berikan ibunya, dia juga masih rutin memberiku diary setiap
bulannya, kalau kutanya kenapa “supaya kau bisa menulis tentangku
di sana, dan setiap bulan aku yakin semua halamannya akan penuh
dengan bagaimana kau bercerita tentang atau bagaimana kau
mengagumi diriku”. Hanya itu katanya dan itu menjadikan diriku

45
terbiasa dengan itu dan benar diary itu setiap bulan akan penuh
dengan coretan tentangnya.

Matahariku terus bersinar setiap harinya menjaga


semestaku agar tetap hangat dan menjaga bulan agar tetap
bersinar. Tak peduli sekeras apa aku menolak matahari itu, aku
tetap tak bisa untuk melepasnya, tapi seberapapun aku berusaha
untuk memeluknya itu akan membuatku terbakar akan cahayanya.
Aku tak pernah tau kalau gerhana benar benar akan datang, hari itu
angin sampaikan nada pilu pada bulan, katanya mataharinya tidak
dapat lagi bersinar hari ini, besok, atau nanti. Matahariku telah
pergi untuk selamanya.Dia meninggalkanku, semestaku benar benar
telah hancur, jagatku seakan berhenti untuk bekerja. “dia telah
pergi, kita tidak akan bisa menemuinya lagi, pemakamannya jam 3,
ibu akan menjemputmu saat kau pulang sekolah nanti, kita akan
kesana bersama sama”. Kata ibuku sambil memelukku.

Hari itu aku tak menangis, tak ada air mata, tidak
setetespun, untuk apa ?Saat air mata saja tak mampu menghapus
perih kehilangannya.Semuanya terlalu berat untuk terbayangkan
oleh nalarku. “tidak !! Aku tidak akan pergi. Itu pasti bukan dia, atau
ibu mungkin saja salah informasi, hari ini dia akan mengirimiku diary
lagi, ini sudah tepat sebulan setelah dia mengirimiku diary terakhir,
diary itu juga sudah penuh, aku akan menunggunya sepulang sekolah,
ibu pergi saja. Hari ini aku berjanji menemaninya membeli sepatu,
lalu kami akan kerumahnya karna bunda sudah membuat es krim
untukku. Jadi tidak usah menungguku ibu pergi saja, aku akan
menunggunya di rumah, sekarang aku akan berangkat
sekolah”.Hanya itu yang berani kubayangkan, walau hari itu awan
mendung terus menutupi matahari.

Aku terus menunggunya, dia tidak pernah datang, tidak ada


lagi diary yang rutin dia kirimkan. Sebulan berlalu, dia benar benar

46
tak pernah lagi datang, tapi nalarku masih saja menyangkal akan
kepergiannya.

31 juli 2015, 2 bulan setelah kepergiannya adalah hari ulang


tahunku, tak ada perayaan, tak ada hadiah darinya.Sampai hari itu
aku masih belum berani mengunjungi makamnya, atau menangisi
kepergiannya.Saat sang fajar mulai datanng, di depan rumahku
kulihat dia berdiri dan tersenyum membawa sekantong biscuit yang
sering kami makan dan sebuah buku diary berwarna hitam dengan
sampul bergambar seorang laki laki yang duduk di bawah lampu jalan.

“kau masih sama, keluarkan apa yang membuatmu tersiksa,


jangan menyimpannya sendri karna itu akan bertambah sakit, kau
bahkan tidak menangisi kepergianku atau mengujungi rumahku untuk
melihatku untuk terakhir kalinya, bahkan kau tidak pernah
mengunjungi makamku sekali saja. Apakah kau begitu
membenciku ?”Katanya saat menghampiriku.Dia berdiri di depanku
dia benar benar datang. “ya !!! Aku membencimu, sampai ketitik
dimana aku tidak bisa berhenti memikirkanmu, kenapa kau pergi,
kau bahkan tidak menepati janjimu, kau tau ini menyakitkan ? Kau
tau aku sudah lelah dengan ini ?Aku benar benar tidak baik baik
saja, aku merindukanmu” semuanya keluar begitu saja, air mata ini
akhirnya keluar, bahkan sulit untuk kuhentikan. Dia hanya tertawa
katanya “akhirnya kau menangis, keluarkan saja semuanya supaya
saat kau terbangun kau merasa lega, aku juga ingin memberimu
diary terakhir yang bisa kuberikan untukmu, juga menagih jawaban
tentang pertanyaanku atas perasaanmu, bagaimana sudah dapat
jawabannya ?”. Lama, aku terdiam, kutemukan jawabannya
sebenarnya sejak dulu bahkan lama sebelum kepergiannya, aku
hanya takut untuk untuk mengatakannya, aku sadar itu. “ya, aku
merasakan yang sama, rasa yang membuat hatiku hangat, karna itu
kembalilah, jangan pergi, temani saja aku, karna aku ingin maaf
darimu dan semuanya lagi”. Dia kembali tertawa “akhirnya kau
mengikuti apa yang di inginkan hatimu, tapi maaf, ini sudah tidak

47
bisa lagi, dan terimah kasih membuatku merasakan perasaan indah
ini dan telah merasakannya juga kepadaku, hanya itu yang ingin
kudengar, hiduplah dengan bahagia”.Katanya.

Aku terisak, terisak dalam tidurku, kali pertama aku


menangisinya, bahkan setelah kepergiannya.Aku terbangun ini
hanyalah mimpi, semuanya kecuali “dia” dan “kepergiannya”.Aku
benar benar menangis, semuanya seakan tumpah begitu saja. Fakta
bahwa dia telah pergi untuk selamanya, serta hatiku yang
mengetahuinya namun lebih memilih untuk tak peduli, membuat rasa
sakitnya berkali kali lipat. Bahkan airmatapun tak sanggup untuk
menghapuskan jejak perihnya. Kepergiannya atau bagaimana dia
pergi aku tak ingin mengetahuinya, bahkan sampai saat ini. “maafkan
aku”.

48
Tentang Penulis

Nurul fajri, gadis kelahiran 31


juli 2002, hanya seorang manusia
beruntung yang menang melawan
ribuan sperma lainnya untuk
mendapatkan ovum dan kehidupannya.
Yah, begitulah hidup yang berkuasa
adalah yang kuat. Saya suka banyak
hal, kecuali gelap, sesuatu yang manis
dan kebisingan. Saya suka menonton
kartun jepang (anime), membaca buku
apapun itu, saya bisa menghabiskan
waktu berjam jam untuk menonton
anime atau membaca komik. saya juga
suka makan bikuit bermerek biskuat
dan makan jelly. Saya selalu ingin menjadi seorang arsitek.

Sekarang saya mengerti bahwa saya bisa selalu mimilih jalan


yang kuinginkan, bahwa aku tak bisa memilih konsekuensinya.
Keputusan yang saya ambil serta penyesalan yang begitu dalam.
Bahkan sampai sekarang aku belum menemukan tempat
menyimpannya untuk membuat segala kenangan yang kami miliki
menjadi indah, serta berdamai dengan masalaluku bersamanya. Tapi
waktu adalah obat paling mujarab kan ? Karna itulah jalani saja
walau ini tak mudah.

Satu lagi itu bukan kisah “cinta” hanya cerita pendek


tentang sepenggal kisah tentang persahabatan.

49
Keadaan Jarak dan Waktu
“ hati yang sudah tak terbentuk , baru saja kupungut dan kurakit dan dengan
menempel beberapa potong kecil dari hati yang sudah pecah itu, kali ini kembali
pecah. Bahkan aku tak tahu kalau pecahan itu kini lebih parah dan aku tak bisa
lagi memperbaikinya“

Saat lahir sebuah keajaiban dari sang ilahi . kulihat sebuah senyum
terpancar dari wajah semua orang tapi entah mengapa aku merasa
ambigu dengan perasaan ku sendiri aku senang tapi juga sedih .

Saat tangan mungil itu menyentuh kehidupanku atau sebelum itu


terjadi pun aku sudah merasa bahwa hidupku tak akan sama seperti
dulu lagi . Saat ocehan-ocehan betapa tidak bergunanya diriku
keluar dari mulut yang kuanggap sangat berarti bagi duniaku
disitulah kumulai mengerti bahwa dia akan merubah segalanya .

Tangis itu bagai menjadi benalu dalam hidupku dan senyum lugunya
membuatku cemburu akan hidupnya. Dan aku mulai takut dia akan
merebut belaian hangat yang selau membuatku nyaman.

Dan yah…. Saat itu aku seakan benar benar merasakannya,


merasakan dia telah merebut belaian hangat yang telah menemaniku
selama bertahun tahun dalam sekejap mata.

Entah apa yang telah ia lakukan, semua orang yang kusayang yang
dulu melihatku kini berbalik melihatnya dan pernah kau berfikir
duniamu yang berusaha kau buat sistematris selama bertahun tahun
hancur seketika hanya karna sebuah kerikil kecil berharga dari
orang yang sangat kau sayangi.

Hari demi hari duniaku pun seakan semakin hancur dan semakin
rusak.

50
Jika orang lain lain melihatku maka mungkin anggapan mereka
adalah akulah orang yang paling bahagia karena selalu tersenyum,
tertawa riang, tak pernah terlihat lemah di depan orang lain namun
kau tahu kau tidak bisa menilai orang dengan tampilan covernya,
bisa jadi seorang yang kau anggap paling bahagia adalah orang yang
paling banyak menyimpan luka dan mungkin saat kau melihat
seseorang tertawa, itu hanyalah sebuah siasat dan hanya sebuah
topeng agar kau tak mengetahui betapa dalam luka yang ia rasakan
agar setiap orang yang melihatnya tak mengetahui betapa sedih,
hancur dan terpuruk dirinya.

Muram, sepi, gelap dan hampa hanya itulah yang dapat menemani
malam malamku saat kembali dari aktifitas yang membuatku bisa
sedikit melupakan kemalangan dan mungkin seterusnya, Juga
dendam, banci, dan amarah menyelimuti hati hingga melihat sehelai
rambutnya tidak.

Hingga pada suatu ketika aku merasa ada sesuatu yang menjanggal
dalam hatiku entah setan jenis apa yang telah merasukiku aku
merasa jika selama ini semenjak kehadirannya semua yang
kuperbuat salah padanya.

Ia tak tahu menahu tentang apapun mengenai diriku yang ia ketahui


hanya dia disini dan berada ditengah tengah orang yang kusayangi
yang sangat menginginkan kehadirannya selama bertahun tahun
karna sebelum kehadirannya ada seseorang yang sama sepertinya
yang sedang bertempur agar dapat hadir ditengah tengah kami
namun sayangnya ia gagal dalam pertempuran ituhingga
menghancurkan harapan kami dan membuat kami terpuruk namun
sebuah harapan kecil diberikan oleh malaikat kami, ia memberi kami
harapan dan itu adalah dirinya. Dirinya yang selalu kuanggap
bencana bagi kebahagiaan duniaku, yang kuanggap perebut zona
nyamanku.

51
Iya… dia adalah kebahagiaanku, kebahagiaan orang yang kusayangi
dan kebahagiaan dunia kami.

Namun seperti kata pepatah penyesalan pasti datangnya belakangan


dan itulah yang terjadi padaku saat ini, saat aku mulai menyesali
tingkahku padanya aku harus pergi melanjutkan tugasku untuk masa
depan serta cita citaku. Meninggalkan dirinya, orang orang yang
kusayang, tempatku merangkak hingga saat ini dan segalanya.

Aku tak mahir berkata kata tapi setidaknya aku tahu cara
mendoakan yang kusayangi termaksud dia walaupun dari kejauhan .

Hari dan bulan pun berlalu sebuah rasa mulai tumbuh, rasa yang
biasa orang katakana rindu. Benar aku merindukan dirinya
memikirkan apa yang terjadi padanya sekarang apakah dia mash
dalam tumbuh kembangnya atau ada subuah kendala yang ia rasakan
hingga menghambat tumbuh kembangnya.

Hingga suatu ketika aku mendengar kabar angin bahwa salah satu
malaikat yang menjagaku saat masih berada dalam tempat yang
gelap hingga dapat merangkak dan berlari … malaikat itu adalah
ibuku . Ia terkena cobaan dari sang ilahi dan itu cukup membuatku
sangat terguncang hingga walau mengingat rasanya ada ribuan jarum
yang menikam jantungku dan duniaku seakan berhenti berputar saat
itu juga. Juga dirinya yang harus berpisah sementara waktu dari ibu
kami agar ia bisa dengan semaksimal mungkin keluar dari lubang
cobaan itu.

Satu hal lainnya yang membuatku sangat takut yaitu saat saat
dirinya memanggil orang lain dengan sebutan KAKAK DAN IBU yang
seharusnya ditujukan untukku dan ibuku, dan dirinya yang tak
mengenalku dan ibu kami karena berpisah disaat masa masa
pertumbuhannya yang seharusnya di dampingi kami keluarganya,

52
Kau tahu hal yang paling sulit kau lakukan ? menurutku itu adalah
saat kau dihadapkan dengan berbagai pilihan yang seharusnya tak
jadi pilihan saat kau harus pergi dan bersamaan dengan orang yang
kau sayangi membutuhkanmu untuk berada di dekatnya walau dia
mengatakan ‘’ aku baik baik saja’’ yang kau sendiri tahu dibalik kata
itu ada sejuta pilu yang ia sembunyikan .

Keadaan,Jarak dan waktu yang terus menuntut membuat satu


pilihan itu menjadi sebuah paksaan yang wajib dilakukan hingga
walaupun kau berteriak di penghujung dunia pilihan itu akan tetap
menuntut haknya yang takbisa kau ubah dan pilihan itu tlah
membuatku tahu arti hidup dan keluarga yang yang sebenarnya.

Dan perlu kalian ketahui yang aku maksud “dirinya” adalah


“ADIKKU” .

53
Tentang Penulis

Nama : Putri Nur Resqi Aliani (Purski)

TTL : Mandalle 27 april 2003

Alamat : Mandalle

Riwayat pendidikan :

 TK Mandalle
 SD 20 Mandalle
 SMPN 1 Mandalle
 SMAN 13 Pangkep

Cita-cita : Dosen

Motivasi : Sebuah AWALan passti akan berAKHIR

Kisah ini diambil dari kisah nyataku sendiri dengan mengenang


masa masa dimana menahan sakit pilu dan bagaimana bertahan
dari itu (saat adikku lahir dan saat aku merasa cemburu karena
semua perhatian tertuju padanya dan melupankanku)

54
LENTERA
“Entahlah, seharusnya kehidupan ini kita serahkan pada takdir.
Takdir tak selalu sama dengan apa yang kita inginkan. Terkadang
jauh dari keinginan dan membuat kita jatuh ke dalam lubang
penderitaan.”

Gelap dan mencekam

Sebuah perjalanan yang berujung pada sesuatu yang tak terduga.

Pada suatu ketika pada saat saya, ibu dan bapak saya pergi menuju
kerumah salah kerabat ibuku ada kejadian tak terduga.

“assalamualaikum.... tante...om... adaki dirumah”

“iye nak masukki”

kami pun masuk ke dalam rumah mereka, sambil berbincang bincang


tentang masalah hewan kurban yang akan di beli oleh bapakku, kami
juga disuguhkan dengan beberapa kudapan lezat dan teh hangat
untuk menemani malam kami. ditengah tengah perbincangan, saya
merasa sangat mengantuk jadi saya memberitahukan orantua saya
agar cepat pulang karen asaya sudah sangat mengantuk.

“begini mi pale dulu, mau meka pulang pak karna malam mi sama
mengantuk mi juga anak anak kulihat”

“kenapa na cepat sekaliki pulang baruki kurasa duduk duduk belumpi


panas tempat duduk ta “

“hehehe iye pak mau mi di apa”

“anu, begini pale bermalam maki di rumah dulu karna tengah malam
sekalimi juga, nanti kenapa napa ki di jalanan “

55
“iye pale bermalam maki di sini dulu subuh subuh sekaili pi baru ki
pergi lihatki hewannya di rumah sepupunya adit”

Akhirnya saya ibu dan bapak saya bermalam di rumah mereka dan
tante saya menyuruh saya” adit pergi ki dulu ambil bantal di atas
peti” saat mendengar kata peti saya merasa ada sesuatu yang
menjanggal yang entah apa itu. Saya pun menuruti permintaannya
dan naik ke atas rumah untuk mengambil bantal di atas peti.

Saat berada di atas rumah saya pun berjalan untuk mengambil


bantal tersebut ,tetapi saya sangat penasaran dengan isi yang ada
dalam peti itu karna bentuknya yang menurutku sangat unik dan
kuno dengan rasa penasaran saya pun membuka peti itu yang
kebetulan tak di kunci. Dan alangkah terkejutnya saya karna isi dari
peti itu adalah sebuah makhluk yang sangat menyeramkan, matanya
yang merah menyala yang seperti sedang melihatku dan bentuknya
kerdil serta warnanya yang pucat pasih. Karna sangat ketakutan
saya pun berlari keluar dari ruangan itu dan kembali keorang tua
saya.

Sebenarnya saya ingi memberitahu mereka tapi nanti kerabat orang


tua saya marah karna membuka sesuatu yang bersifat privasi
baginya jadi saya tak mengatakan apapun kepada mereka.

Karna masih penasaran tentang sosok tadi yang di temukan dalam


peti jadi saya mencarinya di internet dengan menyebutkan ciri ciri
dari makhluk tadi yang ternyata adalah sebuah TUYUL. Sosok
makhluk yang sering diberitakan mengambil uang orang atau
mencuri.

Malam itu benar benar sangat menyeramkan sampai sampai saya


tidak bisa tidur memikirkan hal itu dan saya tidak habis fikir
mengapa mereka memelihara makhluk seperti itu.

56
Esok harinya pun kami semua berangkat dari rumah itu. Karna
mungkin mereka menyadari ada yang salah pada diri saya akhirnya
mereka bertanya

“adit kenapa ki nak kayak orang takut, baru kayak orang tidak tidur
semalaman” kata tanteku. Karna tidak mungkin jika saya bilang kalau
melihat tuyul yang mereka pelihara akhirnya saya mengatakan
“ tidak apa apa ji tante sakit ji kurasa kepalaku sedikit”

Kami pun pergi kerumah sepupuku untuk melihat hewan kurban yang
mau di sembelih.

“ooo reza”

“iye masukki… oh kita, mau ki ambilki sapi kurbanta”

“iye karna besok kurbanmi orang besok”

“nanti pi kuuruskan ki ada mi itu nanti sampai di rumah”

Setelah itu kami pun tinggal beberapa saat karna bapakku masih
ada yang ingin dia urus. Suasananya saat itu sangat gelap karena
penerangan disana masih terbatas, dan lampu mobil hanya tertuju
pada satu titik, yaitu teras rumah Resa. Yang di tiangnya masih
tergantung ayunan bayi anaknya. Tiba-tiba ayunan bayi itu bergerak
sendiri, sayapun memastikan dengan langsung menggosok kedua
mata saya untuk membuktikan bahwa itu memang benar atau cuman
kegelisahanku yang melekat tentang kejadian semalam.

Saya tetap positif thinking kalau itu cuma angin yang berlalu hingga
saya tetap memperhatikan ayunan itu , lama kelamaan ayunan itu
masih bergerak sendiri jadi saya memberanikan diri untuk pergi
mendekat kesana.

Dan ternyata……

57
Ayunan itu bergerak sendiri dan isinya pun kosong. Spontan, saya
terkejut dan mengalihkan pandangan dari ayunan itu dan berlari
menuju mobil bapak saya, dimobil saya menunggu bapak saya dan
menenangkan diri saya

Saat orang tua saya datang saya pun menceritakan kejadian tentang
ayunantadi tetapi mereka tidak percaya

“pak, tadi itu ayunan kuliatki bergerak sendiri, nda tau kenapa bisa”
Ucapku,

“wah, bisanya itu. Mungkin khayalanmu ji itu” balas bapak

“tidak kodong pak. Bergerak sendiri tadi” ucapku.

“ndaji. Sudahmi,pulangmki” ucap bapak.

Akhirnya kami pulang,. Saat saya di perjalanan pulang, menuju


rumah. Jiwaku terasa dihantui oleh makhluk-makhluk gaib yang tak
ingin kulihat, mungkin saya ditegur karena banyak bertingkah dan
tidak mengingat kepada-Nya.

Hal itu adalah kali pertama saya melihat sosok makhluk gaib. Kita
harus percaya adanya makhluk gaib yang diciptakan oleh Tuhan dan
juga kita tak boleh banyak tingkah karna itu mungkin dapat
mengundang hal hal yang tidak diinginkan.

58
tentang PENULIS

Nama : Adhitya Pratama Asofa


Nama Pena : Dito
Alamat : Jl. Poros tonasa 2
TLL : Nganjuk, 12 Februari 2002
Hobi : Musik,Futsal,Renang
Cita-cita : Membahagiakan orang tua
Instagram : @adhityapratamaasofa
Riwayat Pendidikan :
 TK SEMEN TONASA 2
 SDS SEMEN TONASA 2
 SMPN 1 PANGKAJENE
 SMA 13 PANGKEP

Motto hidup
Rahasia kesuksesan itu melakukan hal biasa dengan cara tidak biasa.

59
LORONG WAKTU
“Titik hujan mengantarkan kenangan yang berujung duka bertemu dengan
kerinduan yang tak dapat diungkapkan dengan lisan. Dan akan kuhabisi sore
ku dengan menatap langit merah jambu yang bisa membuatku terlupa sejenak
akan duka yang datang bersama kenangan itu”.

A
pakah kalian pernah merasakan betapa pedihnya
ditinggalkan orang tersayang ? Mungkin menurutku
rasanya lebih sakit dari pada ditusuk sebuah pedang.
Kejadian ini terjadi padaku saat masih duduk di bangku
smp. Aku saat itu hanyalah seorang anak ingusan yang akan
beranjak ke remaja dengan angan angan ingin menjadi
dewasa dengan pemikiran yang masih keras kepala. Pembangkang
yang tak tau di untung mungkin panggilan itulah yang pantas untukku,
bagaimana tidak? Seorang yang telah melahirkan dan merawatku
dengan penuh keikhlasan telah kubuat dia meneteskan air mata yang
ternyata telah meninggalkanku untuk selamanya.Ini adalah sebuah
penyesalan yang tak akan pernah kuulangi lagi dalam hidupku.

Hari itu demamku tak kunjung mereda selama tiga hari aku tidak
sadarkan diri dan ibuku mulai merasa cemas kepadaku. Ya, ibuku
seorang relawan paruh waktu karena ialah yang menemaniku saatku
terbujur kaku diatas kasur. Sesekali mataku terbuka melihat
ketulusan hati seorang ibu yang menjagaku dari pagi ke pagi.
Namun,seperti tak tau terima kasih selepasku sakit ku
membentaknya layaknya seekor singa kelaparan hingga akhirnya air
yang ada di pelupuk matanya pun menetes mengalir ke pipinya yang
lembut.

Saat itu tak ada rasa penyesalan yang tersimpan di hatiku akupun
pergi meninggalkan rumah setelah ku membentaknya layaknya
pembantuku. Seakan ku sumbat kedua telingaku setelah ku kembali

60
ke rumah ku abaikan semua ucapannya. Dan seminggu kemudian
kulihat dia menuruni tangga dengan wajah yang tak ada ekspresinya
hanya datar dan pucat.

Hingga ku menemukan sepucuk surat yang ia sembunyikan di dalam


lemari pakaiannya.Ku terkejut ketika kudapati isi surat tersebut
menyatakan ibuku terkena penyakit gondok beracun yang bersarang
di tenggorokannya. Tapi memang dasar sikap ku yang acuh seakan
tak mempedulikan isi surat tersebut dan menganggap penyakit
tersebut hanyalah penyakit biasa.

Esok harinya sepulangku dari sekolah aku tidak melihat ibuku yang
biasanya sudah menyiapkanku makanan ketika ku lelah setelah
beraktifitas seharian di sekolahku. Akupun mulai marah karna tak
ada makanan yang di siapkan untukku. Lama kelamaan datang
tetanggaku yang memberi tahukanku bahwa ibuku di bawa ke rumah
sakit. Sambil emosi di dalam hati ku mengomel kukatakan “Manja
sekali baru penyakit begitu saja sudah dibawa ke rumah sakit”.

Akupun diajak ayahku untuk menjenguk ibuku pada malam hari. Di


tempat inilah jiwa kerasku mulai melunak ketika kulihat banyak
selang yang terpasang di tubuhnya,dan akupun mulai sadar betapa
besar pengorbanannya sejak dia melahirkanku. Hanya kata
penyesalan yang terbesit dalam benakku ingin ku menampar pipiku
dengan keras dan mengatakan “Mengapa tidak dari dulu aku
menyesali segala perbuatan yang ku lakukan”.

Lalu banyak sanak saudara yang ikut menjenguk ibuku terutama


nenekku ingin membawa ibuku kembali ke kampung halamannya untuk
dirujuk dan di rawat disana. Akhirnya keputusanpun sudah bulat
ibuku di rujuk ke Makassar dan akupun tidak ikut dengannya karna
harus bersekolah. Aku hanya mengantarnya sampai di bandara dan
disitulah momen emas bagi diriku. Sebelum berangkat dia menitip

61
sebuah pesan untukku ia berkata “Jaga dirimu baik baik nak jangan
pikirkan ibu nanti juga akan sembuh kok”.

Setelah dia berangkat ke Makassar entah kenapa aku yang dulunya


seorang yang keras kini aku meneteskan air mata dan ingin sekali ku
menyusulnya agar terus bisa di sampingnya merawat dirinya.
Keesokan harinya entah kenapa aku menjadi gampang sekali untuk
meneteskan air mataku bahkan hanya hal sepele pun aku menangis
seakan akan tersayat sayat hatiku.

Puncaknya ketika di siang bolong ku merajuk dan meminta kepada


ayahku untuk di belikan hp baru. Dan tangisanku kali ini beda seakan
akan air mataku ingin menguras semua cairan di dalam tubuhku dan
disitu tubuhku pun mulai melemas. Seakan itu sebagai pertanda di
malam harinya semua orang datang ke rumahku menangis dan
memelukku namun tak seorang pun memberitahuku apa peristiwa
yang telah terjadi hingga mereka semua menangis tersedu sedu

Malam itu juga ku langsung di belikan tiket untuk pergi ke Makassar.


Akupun semakin bingung ketika yang kemarin kemarin aku di larang
untuk pergi ke Makassar kini sekarang aku disuruh untuk pergi ke
Makassar melihat keadaan ibuku. Awalnya kukira aku ingin dibawa
ke rumah sakit untuk menjenguk ibuku akupun terus bertanya tanya
“mengapa kita tidak ke rumah sakit?”.

Omku yang mengendarai mobilpun hanya bisa diam dan kulihat di


kaca mobilnya air mata menetes di matanya. Dan semakin lama
pertanyaan dalam benakku semakin besar ketika ku di bawa ke
rumah nenekku. Dan disinilah semua pertanyaan dalam benakku
semuanya terjawab ketika bendera putih yang terhembus angin
terpasang di pagar rumah nenekku.

Sambil menangis aku di rangkul dengan tergopoh gopoh. Ku melirik


ke jendela tak kuasa tak dapat ku tahan tangisku ketika kulihat kain
kafan menutupi tubuh kaku ibuku. Seakan berat kulangkahkan

62
kakiku masuk melewati batas pintu di rumah itu. Ku cium keningnya
dengan mengingat semua perbuatan ku kepadanya yang tak tau
terima kasih. Dan mungkin inilah yang dikatakan karma bagiku.

Ketika di hari terahirnya aku tak ada di sampingnya


menyemangatinya agar lekas sembuh. Andai saja ada lorong waktu
yang dapat mengembalikanku ke masa lalu mungkin aku sudah pergi
meminta maaf kepadanya. Ya,tapi mau gimana lagi mungkin inilah
jalan takdir yang telah ditentukan kepadaku. Dan mungkin inilah
ujian terberat di dalam hidupku yang sulit untuk kulalui.

Tapi, percayalah bahwa tak ada satupun ujian yang di berikan Allah
‫ ﷻ‬melebihi kemampuan hambanya. Ada sedikit hikmah yang dapat ku
petik dari peristiwa yang terjadi padaku ini, yaitu jangan pernah
menyianyiakan waktumu walaupun hanya sedetik karna kelak kau
akan menyesali jika tak memanfaatkan waktumu sebaik mungkin.
Dan juga karena setiap penyesalan selalu datang di akhir kisah
bukan di awal kisah hidup masing masing orang.

63
TENTANG PENULIS

Nama : Muhammad Abdi Maulana


Nama Pena : Pemuda Hijrah
Lahir : Pare-Pare 24 Oktober 2002
Hobi : Dengar musik, main bola
Instagram : @abdi_maulana_
Riwayat Pendidikan :
 TK AL AZHAR BALIKPAPAN
 SDN 028 BALIKPAPAN SELATAN
 SMPN 7 BALIKPAPAN
 SMPN 1 SUPPA KAB. PINRANG
 SMAN 13 PANGKEP
Motto Hidup
”Indahnya hidup akan terusik jika kau menghiraukan setiap perkataan orang
lain,jalani saja hidup layaknya alur sungai yang terus mengalir”
Nb:
Cerpen ini kubuat untuk orang yang terspesial dalam hidupku Siapapun itu
yang membuatku bahagia

64
November ON
Tau ? kalau aku selalu mengingat tentang bagaimana
kutemukan sosok siluet asing yang selalu kukagumi dan
ingin kuraih walau kutau itu takkan mungkin dan itu
akan menyakitiku

Perkemahan yang kita hadiri bersama, masih ingatkah kau dengan


itu ?

Atau sesuatu tentang kenangan yang kita ukir bersama ? tentang


hari-hari dan setiap detik yang kita alami ? sungguh itu benar benar
menyenangkan.

Disana kau ingin mengakhiri hubunganmu dengan dia, dan kau


ingin menggantinya dengan salah satu teman dekatku. Namun diriku
ikut terlibat untuk membantumu Karna dalam hatiku terlintas,
bahwa mungkin dengan cara itu ku bisa lebih dekat lagi denganmu
walaupun mungkin hanya membuat diriku sedikit terganggu, tetapi
setidaknya bisa membuat dirimu sedikit bahagia. Kuingat sekali
bagaimana diriku pada saat itu, ingat dimana diriku seperti orang
yang bodoh, ingat dimana diriku seolah tertawa sebagaimana anak
kecil yang mendapatkan sebuah balon udara. Sulit rasanya tetapi
mau bagaimana lagi inilah salah satu cara yang dapat kulakukan.
Namun dibalik itu terdapat pula manfaatnya, sepulang dari tempat
tersebut setiap kali ku bertemu denganmu kupastikan betul bahwa
diriku memanggil namamu dan kaupun berbalik sambil mengangkat
kedua jarimu.

Waktupun berlalu, tahunpun berganti, kucingkupun sudah


beranak lagi, dan diriku juga sudah mulai menghiraukan perasaan itu.
Walaupun begitu kita menjadi semakin akrab saja layaknya dua
orang yang bersaudara, kau menjadi kakak laki laki bagiku dan ku

65
menjadi adik perempuan bagimu. Bagaimana tidak, kau selalu
menceritakan semua kejadian yang terjadi maupun yang baru kau
rencanakan. Baik itu dengan menceritakan kau masih ingin bersama
salah satu mantanmu yang sedikit jauh atau masalah lainnya dan
saat itu kau juga sudah sendiri. Dan nampaknya, diriku biasa saja.

Lama, kita tak lagi saling memberi kabar, sampai di sebuah


bumi perkemahan kita kembali bertemu. Pagi, siang, sore, malam aku
mulai terbiasa melihat wajahmu “lagi”. Malam terakhir, pentas seni
di bumi perkemahan itu, kita menghabiskan waktu bersama, kau
menarikku untuk melihat kakakku dalam pementasannya. Malam itu
aku ingat betul setiap ocehan atau lebih tepatnya ledekan yang
keluar dari mulutmu. Juga saat kau berjalan di depanku atau
bagaimana kita saling mengejek dan melempar sendal. Kita tertawa
seperti tak ada beban, terdiam, menarik nafas, dan saling bertukar
curhatan. Kau bertanya tentang orang yang saat ini mengisi hidupku.
Itu adalah “DIA”. Malam itu, malam terakhir di bumi perkemahan
adalah malam yang panjang dan indah.

Hari lain setelah malam itu berakhir aku mendapatkan


sapaan singkat darimu, dan beberapa hari setelahnya aku
mendapatkan rekaman suara dari temanmu katanya agar jangan
terlalu dekat denganmu karna kalau tak bersamanya maka kau akan
merebut tempat itu. Jantungku berdegup kencang, bibirku seakan
tertarik dengan sendirinya untuk tersenyum, tak bisa berhenti, ini
tak bisa kuhentikan. Tanpa menghiraukannya kita semakin dekat
tiap harinya. Sampai suatu hari aku memutuskan untuk
menghapusnya dalam hidupku, walau dia tak menginginkannya tapi
itulah yang dikatakan hatiku dan itulah yang akan kulakukan.

Tiba suatu hari dimana aku kehilangan seseorang yang cukup


berarti bagiku, dalam sebuah kecelakaan dia pergi dariku untuk
selamanya, kepergiannya membuatku cukup terpukul, sebuah pesan
singkat darimu untuk menghiburku sedikit mengurangi rasa sakitnya.

66
“apa kau akan menangis seperti itu jika aku yang berada di tempat
temanmu itu ?” kau tiba tiba bertanya seperti itu, kenapa bertanya
begitu aku tak bisa membayangkannya atau lebih kepada tak ingin
membayangkannya, aku begitu takut untuk kehilangannya.

Percakapan kita terus berlanjut, kau mulai bercerita


tentang orang yang kau suka. 5 November saat saat senja kembali
keperaduannya rasa penasaranku membuatku memberanikan diriku
untuk bertanya siapa orang yang selalu kau bicarakan. “itu kau
hahahaha…..” kau tau jawabaanmu ini hampir saja memberi harapan
di hatiku, lalu kau bilang ini Cuma bercanda dan aku akan
mengetahui siapa orang itu, nanti pada saat yang tepat.

Percakapan kita terus berlanjut, saran tentang dirinya


bagaimana jika kau mengungkapkan ? apa yang kau rasakan ? kau
terus meminta pendapat tentang itu, lalu setelah kuberikan
jawabanku. Kau kembali bertanya dan pertanyaanmu kali ini terasa
sangat aneh menurutku “apa dirimu bisa menemaniiku ?” apa yang
bisa kulakukan selain tertawa, saat kau melontarkan kata kata itu ?
setelah itu untuk yang kedua kalinya kau bilang bahwa itu hanya
bercanda. Tak apa lagi pula aku tau kau akan bercanda.

Namun untuk yang ketiga kalinya kau menanyakannya lagi,


aku pikir kau juga bercanda kali ini, tapi itu salah, kau bilang ini
serius. Apa yang harus kujawab “tunggu besok mungkin kau Cuma
bermimpi atau salah orang” hanya itu jawaban bodoh yang keluar
dariku. Besok dan besoknya lagi kau terus bertanya dan yang bisa
kulakukan hanyalah menunda dan menunda aku takut kalau ini
hanyalah mimpi dan saat kuterbangun kau sudah tak ada. Sampai
pada tanggal 8 november aku memberanikan diri untuk
menghadapinya dan semua yang akan terjadi selanjutnya. Dan hari
itu aku mengatakan “iya” pada segala penantianmu.

67
Hari senin, untuk pertamakalinya kita bertemu dengan
status yang berbeda. Kau datang menemuiku bersamaku, perasaan
canggung itu tiba tiba saja muncul. Namun hari itu tetaplah hari
yang indah untukku.

68
Tentang penulis

Nama : Inayah Azzaniyyah (NameIsRed)

Ttl : Pangkep,23 juli 2002

Hoby : Perhatiin orang pacaran(maklum jomblo)

Cita-cita : Hakim & sodara-sodaranya (membelah

kebenaran di dunia )

IG : inayahazzaniyyah23

Haiiiii….
Kenalin, gue naya biasa dipanggil nay orang terputih
diseluruh dunia. Gue tercipta pada saat kedua orang tua gue
lagi berdua aja di kamar sambil main gelap-gelapan. Gue
sering banget liatin dan perhatiin orang yang lagi pacaran
maklum karena saat ini gue jomblo jadi enak aja gitu liatin

69
tapi terkadang gue geli juga. Menurut gue pacaran itu aneh.
Kenapa? Karena kebanyakan teman gue tiba-tiba nangis dan
galau karena pacar mereka. Lah gue, nangis dan galau
karena uang bulanan habis sementara tanggal 01 masih
lama. Maaf ye gue sedikit curhat  . mungkin cukup dari
gue. Thank you buat kalian yang sudah baca...
Salam dari perempuan yang singellillah ini

70
PERBEDAAN YANG MEMISAHKAN
Mengeluh karena ldr? Memangnya sejauh apa jarak yang
memisahkan kalian jika dibandingkan denganku yang dipisahkan oleh
kepercayaan?

Tahun 2017 kelulusan anak SMP yang akan melanjutkan


pembelajarannya ke jenjang yang lebih tinggi yaitu SMU/SMK,
mereka bebas memilih atau ingin menumbuhkan benih-benih
keahlian yang mereka miliki. Saya sendiri memilih untuk memasuki
jenjang SMU agar lebih besar peluang memasuki tempat
perkuliahan dan memilih SMU agar tetap bersama seseorang yang
telah menemani saya semasa SMP. Orang tua saya ikut turun serta
mencarikan sekolah yang terbaik untuk saya walaupun saya dan
seseorang itu telah menentukan sekolah mana yang akan terpilih,
tapi tidak salah kan jika orang tua membantu mencarikan kita?
Mungkin disekolah pilihannya kita bisa sukses Bersama.

Orang tua saya telah mendapatkan sekolah yang menurutnya


benar – benar cocok untuk saya, awalnya saya hanya santai karna
yang terfikir oleh saya adalah sekolah – sekolah yang terbaik yang
ada di Makassar tetapi pada saat mendengar nama sekolah tersebut
saya sangat terkejut dan tidak menyangka akan di sekolah kan
sejauh itu. Awalnya saya menolak mentah – mentah sekolah di
tempat itu tetapi ketika melihat orang tua saya bercerita ke orang
– orang bahwa saya akan sekolah di tempat yang jauh mereka
sungguh bahagia.

Antara ya atau tidak, karena keinginan orang tua saya.


Keadaan yang menjawab semuanya, teman-teman dan dia yang akan
saya tingggalkan membuat sebuah perasaan yang tak menentu. Dan
orang itu dia, dia yang membuat dilema. Saat-saat dimana sebuah
akhir yang akan merubah jarak.

71
Kami menjalaninya, dengan sebuah kisah ldr. Hubungan itu
berjalan seiringnya waktu. Sebuah kisah dari awal sampai akhir
Bersama dia, keluh kesahku, duka dan tawa saat-saat itu kini telah
mulai redup layaknya tiupan angin yang meniupkan lilin. Kau ingat,
saat dimana weekend yang seharusnya kita menikmati weekend itu.
Tetapi adanya sebuah perbedaan yang membuat keadaan merubah,
dia yang setiap pekannya ke gereja untuk beribadah. Perbedaan itu
bukan akhir dari segalanya. Jalani dan terus jalani sampai kau
menemukan titik akhirnya. Jati diri dan cobaan yang kita hadapi
harusnya kita hantam dan saat itu kita akan meraih kedewasaan
masing-masing dari kita.

Disini, di sekolah yang tak hanya membuat perbedaan tapi


adanya sebuah perbedaan antara kita. Saat itu, dimana hari-hari
dengannya hingga waktu melupakan tentang bagaimana kita selalu
Bersama. Masa putih biru yang telah kau isi dengan sebuah hadiah
kebahagiaan yang terbit dari kisah kita. Jarak akan selalu
menghalangi kita, tapi masih ada celah untuk kita saat-saat itu.
Saat saya pulang, kita menikmati, merasakan, menghidupkan kisah
kita yang telah terhalang oleh jarak.

Sampai akhirnya kumenemukan titik akhir itu, Kita putus.


Karena dua alasan itu, yaah perbedaan dan jarak. Tetapi hal itu
bukan akhir, semenjak hubungan kita telah dinyatakan usai, kita tak
putus komunikasi, kita selalu berkomunikasi tetapi hanya sebuah
status yang membatasi kita. Indah memang, sampai titik akhir
sesungguhnya itu datang. Tak ada lagi kisah, tak ada lagi dia, takkan
ada lagi bahagia yang terbit dari kisah kita.

“Melepaskan mungkin saja menyakitkan namun menurut saya


menggenggam sesuatu yang menusuk secara perlahan jauh lebih
menyakitkan lagi. Hari ini saya siap merasakan sakit itu namun
diakhir penantian saya akan lebih bahagia”

72
TENTANG PENULIS

Nurul Yusra diyah, biasa dipanggil nuyus. Saya lahir di


labakkang tetapi besar di makassar. Hobi saya berenang karena
bagi saya renang bisa mengembalikan mood. Saya bercita-cita
menjadi pramugari yang cantik dan ramah. Cerpen ini saya buat
dengan sangat mendesak karena adanya kesalahan teknis oleh
penulis dan masalah-masalah yang didapatkan. Cerpen ini
menceritakan tentang seseorang yang pernah ada di kehidupan saya
dan telah digantikan oleh “seseorang” yang telah merubah hidupku
kembali seperti semula.

73
KISAHKU Dan SEDIKIT
TENTANGNYA
ebelumnya ‘’teman’’ hanyalah sekedar kata tak

S bermakna untukku, sebelum dia datang bukan hanya


menunjukkan tapi juga membuatku mengerti tentang
ribuan makna kata itu.

Sahabat bukan hanyalah kata, yang ditulis pada selembar


kertas tak bermakna, tapi persahabatan merupakan sebuah ikatan
suci, yang ditoreh diatas dua hati, ditulis bersama tinta kasih
sayang, dan suatu saat akan dihapus dengan tetesan darah dan
barangkali nyawa.

Sebelum saya dengan dia hanyalah sekedar teman biasa saja


tapi semakin lama saya semakin asik bergaul dengannya. Dia
mengubah kebiasaanku lamaku menjadi lebih baik ,dan sejak itulah
saya tau dialah pasangan yang dikirimkan tuhan untukku .

Dia nasrullah dia mulai menghias hari-hariku sejak 11 tahun


yang lalu ,saya pertama kali ketemu denganya saat dia
memperkenalkan dirinya didepan teman sekelasku ,’’dia yang
sepertinya orang unik ‘’pikirku .

Waktu berganti, hari berganti bulan, bulan berganti tahun,


banyak musim yang kami lalui bersama, musim hujan, kemarau,
durian sampai musim jomblo. kami mulai saling dekat kami mulai
bermain bersama,bercanda bersama ,makan bersama ,hingga belajar
bersama ,setiap harinya kami semakin dekat dan dekat lagi .
mancari kesenangan di antara dunia yang penuh dengan kesibukan.
Banyak jalan yang kami jalani (jangan tanya jalan apa karna aku
sendiri sudah lupa).

74
Satu persatu masalah kami lewati atau mugkin sebagian
besarnya kata “lewati” ini tidak begitu tepat lebih tepatnya “satu
persatu masalah kami buat”. Mungkin itu yang ada dipikiran orang
orang. Tapi begitulah cara kami bersenang senang. Tunggu dulu !
maksudku mengatakan membuat masalah bukanlah masalah seperti
ynag anak anak “nakal” di luar sana lakukan. Iya sih, ku akui kami
memang nakal , tapi tidak seperti artian nakal yang kalian pikirkan.
Yah…seperti itu menurutku, kalau kalian belum mengerti,
sudahlah….kita lanjutkan saja pada ceritaku.

Masih ada satu lagi, saat di tengah perjalanan menulis


kisahku ini aku baru ingat bahwa aku sebenarnya tak pandai
merangkai kata kata untuk hal semacam ini, dan untuk sekedar
informasi tambahan saja, ini adalah karya pertamaku (tepuk tangan
untuk itu..). dan kalau kalian bertanya mengapa temanya adalah
“sahabat” karna mungkin itulah satu satunya hal menarik yang ada
dalam hidupku, maafkan saja hidupku yang seperti ini.

Ah sudahlah basa basinya mungkin terlalu panjang, mari kita


kembali ke ceritaku, begitulah kami bertambah dekat dengan
masalah masalah itu, setidaknya kutau bahwa dia tidak akan
meninggalkanku dan akan membantuku saat mungkin aku merasa
atau dalam kesulitan. Aku tidak melebih lebihkannya dia memang
seperti itu.

Melalui sebuah club yang kami ikuti bersama kami mencari


pengalaman baru, melakukan banyak perjalanan, serta menjawab
semua pertanyaan yang selalu mengganggu kami. Banyak memang
yang masih belum terjawab, mungkin karna pertanyaan itu memang
aneh atau tidak ada seorangpun yang mengerti jawabannya. Seperti
kenapa buah jatuh kebawah ? atau Kenapa harus menghitung besar
gravitasi kelapa yang jatuh ketanah ? atau mungkin kenapa langit
harus berwarna biru ? kenapa tidak warna hijau saja ? Tapi tetap
saja ini menyenangkan.

75
Sampai hari kelulusan untuk SMP tiba, kami harus memilih
jalan masing masingkan ? yah aku memilih untuk mendaftar di
sekolah ini SMAN 13 PANGKEP, sebuah sekolah berasrama yang ada
di kotaku. Kalau kalian menebak bahwa jalan yang kami pilih
akhirnya berbeda, maka kalian benar. Dia melanjutkan sekolahnya di
tempat lain. Ini masalah, ini benar benar masalah, masalah, masalah
dan masalah. Oh…TIIIIDAAAAKKKKKK…… aku harus masuk asrama,
tidak..tidak…tidak..tidak. Bagaimana ini ? apa yang harus kulakukan ?.
“Pasrah sajalah “ katanya tak mengalihkan pandangannya dari layar
gadgetnya. PLAK… suara itu terdengar sampai kesudut sudut
ruangan, ya….aku memukul kepalanya dengan tanganku, kalau kalian
pikir dia marah kalian salah, dia hanya tertawa. Katanya “kita tidak
akan bisa seperti ini lagi, kita akan sibuk pada urusan masing masing
mulai saat ini, jadi ku biarkan kau hari ini”. Hari itu hari terakhirku
sebelum akhirnya mulai masuk ke asrama.

Kami (aku dan dia) mulai menjadi renggang. Tidak ada HP,
tidak ada jaringan, dan tidak ada kendaraan disini, hanya ada pohon,
rumput dan hewan hewan berkaki empat. Karna itulah kami mulai
jarang bertemu. Mungkin sekali sebulan atau mungkin lebih. Di sini
sangat, sangat, sangat melelahkan, setumpuk tugas perharinya atau
jadwal yang saling bersambung, tak ada habisnya, jika kalian pikir
aku melebih lebihkannya, SUNGGUH !!!! aku tidak melebih
lebihkannya. Kalau ingin coba, coba saja, aku tidak peduli.

Tahun berganti dan terus berganti, yang sebenarnya Cuma


beberapa bulan namun satu jam di sini saja serasa seperti
sehari(sebenarnya tak selama itu aku hanya melebih lebihkan),
bayangkan kalau 1 bulan, huft……… tapi sebelum kalian
membayangkan kusarankan sebaiknya tidak perlu itu akan lama.
Kembali ke cerita, aku mulai mencari teman, tidak mungkinkan aku
terus terikat padanya, kanbosan melihat wajahnya terus. Dan
begitulah aku menjalani hidupku mulai dari aku bertemu dengannya
sampai sekarang dan Alhamdulillah aku masih ada dan bisa berdiri di

76
atas bumi yang katanya bulat ini, setidaknya itulah yang di percaya
orang orang.

Yah…kupikir sudah cukup ini telalu panjang, lagi pula ini


cuma cerita pendek, kalau kalian ingin yang lebih panjang silahkan
ketik sendiri, dan sebagai manusia yang baik dan tidak sombong,
kita harus hemat, hemat tinta, tenaga dan kertas apalagi kertas itu
dari pohon dan kita harus melestarikan pohon untuk anak cucu kita
kedepannya kan ? sudahlah, terimah kasih dan salam sejahterah
untuk kita semua. Sampai jumpa salam dariku yang pernah lahir ke
dunia ini.

~Kisahku dan sedikit tentangnya~

77
TENTANG PENULIS

Nama : Aslam Isnain

Nama Pena : DIKAS

Lahir : Minasate’ne, 15 Juli 2002

Hobi : Travelling dan dengar musik

Instagram : @aslamisnain_15

@pajokka_elite

Motto Hidup

“Learn From The Past, Live For Today And Plan For Tomorrow”
“Belajar Dari masa Lalu, Hidup Untuk Sekarang, Dan Berencana Untuk Esok Hari”

78
Sebuah Kasih Dari Beliau
“Dia memang telah pergi meninggalkan kita semua disini. Namun semua
kenangan indah tentangnya akan selalu abadi didalam ingatan kita,
ingatlah semua tentangnya. Hanya itulah obat rindu yang bisa kita
dapatkan saat kita membutuhkan dirinya disisi kita.”

Tetesan air mata kebahagiaan yang terjadi saat menerima


kabar itu. Dia menceritakan kenangan yang mungkin menurutnya
berkesan kepadaku. Dia seorang teman bagiku, seorang penasihat
terbaik, seorang pendengar curhatanku dikala aku sedang merajuk
pada mama, hanya dia yang tahu selera setelah mama, dan dia yang
paling mengerti suasana hati yang kumiliki saat itu.

Ku tak tahu menceritakan darimana kisah seseorang yang


ditinggalkan. Dalam keadaan duka lara yang belum tertutupi
sepenuhnya. Kini memaksaku bercerita kembali tentang bagaimana
dia menjadi orang tua kedua bagiku.

“besok acara lamaran kakak Nana, datang besok yah” ucapnya


padaku “iyya
nek, pasti datang!” balasku sambil menyalaminya kemudian keluar
dari kediaman beliau.

Tak ada yang tahu kapan ajal menjemput, dimanapun dan


kapanpun. Jika Allah yang berkehendak atasnya. Semua terlihat
baik-baik saja. Kita semua mengetahui beliau terkadang mengalami
hipertensi, tetapi itu bukanlah apa-apa. Pamanku yang bekerja di
kantor pengadilan agama Makassar yang rajin menjenguk beliau dan
membawakan susu setiap bulannya. Itulah alasan semua keluargaku
berkumpul yang jauh pun datang karena kebersamaan keluarga
besar kami adalah nomor satu.

79
Acara berlangsung dengan lancar tanpa ada sedikitpun
halangan. Satu per satu orang dan kerabat yang datang telah
meninggalkan rumah beliau. Dan saat itu terakhir kali kumelihat dia
sampai akhirnya beliau telah jauh meninggalkan semua orang.

Batasanku sebagai seorang anak yang berasrama kini tak


tahu apa-apa tentang informasi–informasi mengenai semua hal
mengenai beliau. Tak ada tanda yang diberikan bahwa beliau akan
meninggalkan kami semua. Kala itu, ia bercerita tentang kamar baru
beliau dan lemari pemberian pamanku karena kakak sepupuku akan
melangsungkan acara pernikahannya dan kamar beliau dipindahkan
dilantai bawah.

Maghrib itu, setelah membaca yasin pada malam jum’at.


Tanpa sadar, tetesan air mata membasahi pipiku. Tetapi, saat itu
aku belum mengetahui kabar yang terjadi. Setelah pelaksanaan
sholat isya langkah berat sangat terasa, sampai akhirnya kabar itu
datang yang tak pernah kuduga. Sosok yang selalu menjadi tameng
dan pembela untukku dikala aku membuat sebuah kesalahan, kini
telah jauh.

Saat dari shalat isya, mama menjemputku dan memelukku


erat kami berdua adalah sohib, selalu menjenguk nenek ketika libur
tiba. Mama membawaku ke rumah terdahulu, saat perjalanan air
mata yang tak bisa dibendung lagi, tangisku pecah. Saat itu ingin
kulari, ingin kumengulang waktu, ingin kuberteriak, kupikir semuanya
terlalu cepat. Dua bulan setelah pertemuan terakhir kami.

Tiba di kediaman beliau kuberlari memeluk jenazahnya


mencium keningnya berkali-kali membacakan surah yasin. Layaknya
orang tertidur, tak ada pesona pucat yang ia tunjukkan. Dia sosokku
yang kubanggakan, layaknya lentera yang dapat memberi cahaya
untukku dan kita semua. Hidup ini serasa keluh, datar, layaknya
garis goresan tinta diatas kertas hitam hingga tak akan ada sesuatu

80
yang menarik dan garis yang semakin menipis sampai tak terlihat
lagi.

Kalian semua tak tahu seperti apa beliau. Tidur bersamanya


ada hal yang paling menyenangkan, mengusap kepalaku dikala aku
ingin tidur. Pernah suatu saat beliau mengatakan ini padaku “nak,
kelak nanti kamu besar. Cobalah untuk bersekolah terlebih dahulu,
sebelum engkau lanjut ke jenjang selanjutnya yaitu menikah. Semua
itu bukan penghalang untuk kamu tidak melanjutkan sekolahmu.
Belajarlah baik-baik” katanya pada malam itu.

Beliau memang suka bercerita saat kuingin tidur dan itu


adalah hal yang kurindukan saat ini. Beliau juga pernah mengatakan
ini kepadaku, “kita
harus bangkit meski keadaan yang memaksa kita untuk terluka atau
bahagia karena hal itu kelak akan menuntunmu menuju jati
kedewasaanmu”, itulah ulasan kata dari sang penasehatku.

Yaahh! Terlalu banyak kata yang tak akan pernah habis


diceritakannya padaku dikala aku membuat kesalahan kecil ataupun
kesalahan besar, beliau akan menasihatiku dan menceritakan
pengalamannya yang hampir mirip yang aku lakukan. Takkan ada
perasaan bahagia saat lentera kedua yang kumiliki telah redup.

Huft! Pasti kalian berpikir, kita tak hanya memiliki satu


orang nenek saja tetapi ada dua yaitu dari ayah dan ibuku. Mungkin
hanya bisa kujawab dengan senyuman. Saat-saat indah memang ada
pada nenek dari mama. Pasti banyak orang yang bertanya yang tak
enak dihati. Ini bukanlah soal mengapa aku lebih sayang pada nenek
dari mama, aku tahu nenek dari bapak pun baik kepadaku. Hanya itu
yang aku tak suka dengannya terkadang perkataannya membuat
hatiku sakit, dan membandingkanku dengan kakak sepupuku yang
sudah menjadi polisi saat ini. Kasih sayang yang dulu selalu aku
dibangga-banggakan kini telah luntur bersama aliran waktu.

81
“saat ada sebuah keinginan yang telah lama kita impikan, dan impian
itu berpindah ke impian orang lain yang sebenarnya saat itu bisa
menunda impian itu. Dia bisa segalanya, bisa dengan harapan, tapi ini
tidaklah adil. Kau tahu saat-saat itu? Dimana yang memiliki
segalanya diprioritaskan. Bagaimana tentang aku yang seorang anak
kecil yang menginginkan mimpi itu sejak lama, sedangkan dia bisa
meraihnya dengan usahanya. Disitulah terjadi perbedaan yang
terjadi, masa saat keinginan itu terhenti mimpi itu yang sedikit lagi
hampir aku raih kini jatuh ditangan orang lain. Harapanku semoga
apa yang terjadi saat itu bukan akhir dari impian yang ingin kucapai.”

Itulah alasan saat indah itu bersama beliauku yang kini tak
ada lagi pelita didalam hatiku. Berpikir saja saat kumelihat kain
kafan yang membungkusnya itu tak dapat kupatahkan kelu hatiku.
Tangis pecah suara orang-orang disekitarku sudah tak kupikirkan
lagi. Ini soal bagaimana aku mengungkapkan kata-kata maafku.
Teringat tentang bagaimana aku membantunya berjalan memegang
tangan keriput itu dan memegang pinggangnya.

Kepergian sosok pelitaku itu tak bisa membuat cahaya lagi


dalam kehidupanku. Ini adalah hal cobaan yang harus kuterima
dengan lapang dada. Semua tahu bahwa kehidupan itu beroda,
kadang dibawah dan kadang diatas. Sosok itu seperti tak pernah
jauh dari diriku selalu ada, tapi aku tersadar bahwa dia sudah pergi
jauh. Mungkin beliau telah menjadi lentera setiap malamku, itu
bintang.

“jika hari kemarin adalah sebuah hujan, diesok hari tuhan menjanjikan
kesuburan dan kebahagiaan diatas tanah yang dihujani-Nya. Maka
bersabarlah bagi orang yang diberikan cobaan oleh-Nya. Janganlah
membuat hujan tangis yang deras sebab tuhan akan memberikan
kebahagiaan untuk dia disana”

82
Tentang Penulis

Dian Mutmainnah, akrab disapa Dian. Lahir 12 september 2002 di


Labakkang, kab. Pangkep. Hobi saya yaitu menulis cerita dan beralih
menulis puisi :v. Kegiatan harian di rumah, baca wattpad. Memiliki
zodiac virgo dengan warna kesukaan warna biru muda. Cita-cita saya
ingin menjadi dosen, doakan yahh semoga tercapai. Untuk lebih
mengenalinya kuy follow ig: @dianmt_

Nama pena :ANseries_

Terima kasih^_^

“Mempunyai teman jahil lebih menyenangkan daripada memiliki


teman baik tapi munafik”

83
“Sepotong Perasaan Untuknya”
‘’apakah aku tak pantas untuk mendapatkannya? Apakah aku terlalu hina
untuk memilikinya? Lagi lagi waktu akan menjawabnya’’

Waktu yang salah..

Membuatku jatuh menghilang di tengah kesendirian

Waktu yang keliru…

Memisahkan matahari dengan sinarnya

Aku masih sama…

Menyalahkan raga.. atas maunya sang takdir

Itulah diriku…

Aku berbeda… hingga lupa akan raga ku

Aku tak sama hingga lupa akan semesta

Aku… masih terindu akan matahari dan bulan

Yang terus menerangi ku

Walau terlampau jarak

- Salamku untuk sang Surya -

Aku sama seperti orang lain, lahir, tumbuh, berkembang,


merasakan perasaan baru ataupun semua yang di rasakan semua
orang pada umumnya, karna itulah aku juga merasakan sakit.

17 tahun sudah aku hidup, di umurku yang ke 16 aku masuk


kedalam sebuah sekolah berasrama, kebanyakan orang memang
menghindarinya, tapi tidak denganku, “ini lebih baik” pikirku.

84
Berarti sudah satu tahun aku bersekolah disini, merasakan berbagai
pengalaman baru, termasuk jatuh cinta mugnkin Cuma cinta monyet
tapi aku telah merasakannya. Tapi aku tidak akan membahas itu
sekarang. Melainkan perasaan yang lebih dalam lagi dari sekedar
“cinta”.

Setiap anak menginginkan sesuatu yang sama yaitu


perhatian, tak peduli bagaimana caranya mendapatkan atau
mencarinya. Karna itu aku juga menginginkannya, rasa cemburu ini
seakan menusukku saat melihat mereka bermanja, bagaimana
mereka bercerita tentang pengalaman barunya, atau bagaimana
meraka mengadu pada orang tuanya.

Untuk sekedar informasi saja aku tidak tinggal Bersama


orang tuaku, mereka tinggal di kota lain yang bisa dibilang lumayan
jauh, jadi aku tinggal Bersama nenekku dan adikku, orang tuaku
terlalu sibuk untuk pekerjaan mereka, yah beginilah kehidupan yang
telah kujalani selama bertahun tahun. Jika kalian bertanya “apa itu
melelahkan ?”, tentu saja itu sangat melelahkan, sampai mungkin aku
bisa saja mencoba untuk berhenti karnanya. Tapi sekali lagi
kupikirkan menyerah bukanlah pilhan, ya kan ? karna sekarang aku
mengerti bahwa mereka melakukannya untukku. Setidaknya itulah
yang membuatku bertahan bahwa mereka menyayangiku, karna
begitulah seharusnya perasaan orang tua terhadap anaknya.

Dan perasaan seorang anak terhadap orang tuanya adalah


perasaan yang sama, yang disertai dengan perasaan ketidakpuasan
terhadap sesuatu. Yah itulah yang kurasakan. Aku selalu merindukan
mereka, perasaan ini tak bisa kubendung, bagaimana tidak ? mereka
hanya pulang saat hari hari tertentu, itupun hanya terkadang. Aku
setiap hari berharap bahwa mereka akan pulang dan menjemputku.
Bahwa kami akan menghabiskan waktu seperti yang dilakukan orang
kebanyakan . dan saat itu benar benar terjadi, rasa bahagia itu

85
mulai mencuat, sangat sangat sangat indah. Walaupun itu hanya
sebentar dan semuanya akan kembali lagi seperti semula

Karena itulah, aku juga berusaha keras, mereka bilang harus


begini, tapi aku lakukan ini meraka bilang salah, aku lakukan itu
mereka mencelanya, mereka bilang jangan begitu, aku jauhi
walaupun aku menyukainya, mereka bilang itu tidak baik aku buang
walau aku menginginkannya. Mereka bilang “kau harus seperti ini,
lihat mereka yang berhasil, sedangkan kau, apa ?”. tapi mereka
tidak pernah berpikir bagaimana mereka melukaiku dengan kata
katanya. Ini bukanlah ungkapan kebencian pada mereka tapi
hanyalah sebuah ungkapan hati yang telah lama kupendam. Saat
terkadang kupikir lebih baik begitu saja, tapi rasanya jauh dan jauh
lebih sakit lagi.

Hidupku sebenarnya tak semelankoli yang kalian pikirkan,


masih banyak orang yang hidupnya mungkin lebih dari itu, tapi inilah
yang telah lama menjadi benalu dihatiku. Jangan tanya kenapa.
Karna aku juga tak tahu jawabannya. Apa yang salah ? atau kenapa
harus begini ? aku tau tak seorangpun tau. Aku juga tau tak
seorangpun dapat akan membantuku mencarinya. Karna itulah aku
berusaha sendiri.

Kemuadian aku mendapatkan teman, mencari kesibukan,


perlahan mencoba menghilangkan rasa yang tak pernah kuinginkan
ini. Walau Cuma sedikit tapi aku tetap mencobanya, menutupi
lukanya, walau terkadang terbuka lagi atau mungkin ada luka baru
yang muncul sekali lagi kukatakan bahwa aku tak akan berhenti.

Di sekolah ini aku kemudian mencari kehangatan yang telah


lama kurindukan, dari mereka teman teman yang selalu menjadi
pegangannku dalam dunia yang sulit ini aku mengerti bahwa
kehangatan ini tak akan pernah terganti. Kami semua mulai menjalin
hubungan yang tak seorangpun dapat mengerti ikatannya.

86
Mereka datang dalam hidupku, aku mulai mengenal mereka
satu persatu, mengenal kerasnya kehidupan bersama, bermusuhan
kemudian kembali seperti tidak terjadi apa apa, begitulah cara kami
berjalan. Yakin bahwa sesulit apapun jalan yang kami jalani masih
ada orang yang akan memegangmu, bahwa masih ada yang peduli
padamu lebih dari yang kau ketahui.

87
TENTANG PENULIS

Nama lengkap : Nurfadillah

Nama Panggilan : Delong

Nama Pena : Si Manis

Ttl : Alekarajae, 15 Mei 2001

Alamat : Kerinduan

Hoby : Makan

Cita cita : Dosen terbang

“Mudah Mencintai Susah Melupakan”

88
Tegar di Tepian Badai

A ku sangat menyukai HUJAN dan TANAH.Hujan


mengajarkanku walapun dia selalu jatuh berkali-
kali tetapi selalu datang untuk menghangatkan
hati yang panas,sedangkan Tanah mengajarkanku
walaupun dia selalu diinjak tapi dia selalu sabar dan selalu
tabah,tapi bukan berarti kita harus diinjak,tapi kesabarannyalah
yang patut diambil.Dan tentang hujan,aku tak mengerti kenapa aku
bahagia ketika hujan datang.Makanya aku percaya “Happiness is
simple”.

Yahh,itulah sebagian dari kebahagianku yang sederhana.Aku


lahir dari keluarga yang dihormati.Namaku REINA tapi biasa
dipanggil RERE.Aku anak ke 3 dari 3 bersaudara.Ayahku seorang
direktur dan ibuku IRT,istri sholehah dan selau mendampingi anak-
anaknya dan suaminya.Kakak kedua sekarang kuliah disalah satu
Universitas yang terkenal diSurabaya.Dan kakak pertamaku
sekarang bekerja diKantor Ayahku.Aku merasa keluargaku sudah
lengkap dengan segala apa yang kupunya dari hal kecil hingga hal
besar.

Hari-hari kulalui dengan penuh kebahagian,tak pernah


kumembayangkan akan terjadi hal yang membuatku hancur.Dan pada
akhirnya….hari itu tiba.Dimana hari,bulan yang aku suka.Tapi kini
menjadi hari tersuram bagiku untuk selama-lamanya dan akan selalu
kuingat hingga akhir khayatku.Orang yang kusayang,berharga orang
yang selau membuatku bahagia,orang yang selalu memberiku
motivasi walau beliau sibuk dengan pekerjaan tapi beliau selalu ada
untukku dan keluargaku.

Orang itu adalah….AYAHKU.Tepat hari SABTU 17-


DESEMBER-2017.Aku menjadi orang tak berguna didunia.Semuanya

89
hancur dan tak lagi yang bisa kubayangkan,segala hal yang sudah
kulukis dalam benakku untuk dimasa depan kunanti kini hancur
dalam sedetik.Tak lagi yang dapat kuharapkan untuk menjadi yang
terbaik.

Pada saat itu,aku berada disekolah,tiba-tiba pamanku


datang menjemputku dan kutak mengerti apa yang terjadi.Aku pada
saat itu dibonceng dan dalam perjalanan kuselalu bertanya ”ada apa?
Apa yang terjadi,kenapa tiba-tiba datang menjemputku?”.Tapi dia
hanya diam dan menyuruhku untuk pegang erat agar diriku tidak
jatuh karena dia mengenderai motor sangat kencang.

Aku hampir sampai dirumahku.Kulihat dari kejauhan banyak


yang warga yang kumpul didepan rumahku.Kemudian aku bertanya
lagi “ada apa?”.Dalam pikirku adalah keluargaku yang lain. Aku
berlari kekeluargaku sambil menangis,sebenarnya kutak mengerti
kenapa aku menangis sihh.Tapi hawanya memang beda dalam diriku.
Emosiku sudah tak terkontrol lagi semua yang ada didekatku hancur
seketika.

Dikala orang memberitahuku,bahwa AYAHKU.Aku menjadi


tambah emosi dan tak dapat kukendalikan diriku. Aku tak pernah
menjadi orang yang sekeras ini dan seemosi ini dan akhirnya
kuhempasku semuanya.Untuk menenangkanku keluargaku bilang
“beliau dibawa keRumah Sakit untuk diobati kamu berdoa saja
semoga beliau tidak kenapa-kenapa”.Tapi hal itu tak dapat
menenangkanku karena pikiranku sudah tak karuan lagi.

Aku kemudian meminta untuk pergi ke mamaku,tapi semua


orang melarangku.Semua orang memengangku hingga kutak bisa
bergerak.Tapi karena emosiku sangat tinggi,sehingga kudapat
melepaskan genggaman mereka.Dan aku masuk kerumah dan mencari
mamaku sambil kumenangis.Dan kulihat mamaku sudah menangis tak
karuan.Kutak tega melihat mamaku seperti itu,kulangsung

90
memeluknya dengan erat sambil kuberkata “mama aku selalu ada
untukmu”.Mamaku hanya bisa menangis dan memelukku dengan erat.

Aku keluar dari kamar mamaku.Dan memenangkan diriku tapi


ternyata tapi tak semudah itu untuk diriku.Dan pada akhirnya
kuberpikir pendek,aku masuk toilet tapi aku langsung diketuk-ketuk
untuk keluar dari toilet. Dan aku ditenangkan oleh nenekku. Sambil
menunggu kabar dari Rumah Sakit,aku terus menangis dan berdoa
semua akan baik-baik saja.

Dan pada akhirnya kabar itu datang…beliau sudah


TIADA.Aku tak mengerti,semua keluarga meledak menangis sambil
berteriak.Dan pada saat itu kutak melihat dimana mamaku
berada.Aku terus menerus menangis tanpa karuan.Semuanya
hancur,aku merasa seper\ti dipukul.Dan itu membuatku sangat
hancur, bagai mozaik indah itu kini jatuh dan pecah menjadi
kepingan kepingan kecil.

Rasa sakit yang sangat ini tak bisaku gambarkan,atau


kuucapkan dengan lisanku,bahkan tak bisa kutunjukkan pada
dunia.Dan pada saat itu, kakak keduaku datang dari tempat
kuliahnya dan berteriak dan seketika itu dia jatuh pingsan.
Dikarenakan dia mengidap penyakit Asma.Hal itu tak dapat dia
kontrol penyakitnya kambuh sampai membuat semua panik dan
menangis.

Akupun langsung menenangkannya,dalam pelukanku,sambil


memanggil namanya terus menerus dan membantunya dalam
mengontrol napasnya.Aku berpikir kenapa semua masalah datang tak
karuan datang dengan bersamaan.Aku sebagai adik terus
bersamanya dan mencoba untuk menyadarkannya dikala itu.Karena
aku sangat takut melihatnya yang sangat sulit bernapas karena aku
sangat takut akan kehilangannya lagi dalam benakku.

91
Dan pada akhirnya jenazah AYAH datang semua orang
menagis tak karuan. Yahh dikala itu aku sangat sakit sakit
sekali.Tapi aku terus selalu bersama kakakku karena dia masih
dalam keadaan tidak sadarkan diri.Aku tak tahu apa yang harus
kulakukan saat itu.Setelah agak mendingan aku meninggalkan
kakakku dan menuju ke tempat ayahku.

Aku melihat ayahku telah terbaring lemah dengan muka


pucat dengan semua badan ditutupi kain kecuali muka. Air mata ini
terus mengalir,dibenakku hanyalah rasa PENYESALAN.Akupun
memeluknya dan menciumya sambil berkata “yah bangun yah,ayah
harus bangun aku ada disini untuk ayah,mama suruh ayah bangun
mama” hanya itu yang selalu kuulang terus menerus.Aku,mama,kakak
pertama dan kakak kedua saling berpelukan.

Dan kini hanya tinggal kenangan yang selalu akan kuingat dan
tak pernah kulupakan, karena beliau adalah laki-laki yang sangat
kusayangi,kucintai dan kuhargai.Rasa penyesalan yang terus
menerus ada dalam benakku yang tak akan pernah hilang seakan
akan menghantui diriku atas apa yang telah kuberpuat dulu
kepadanya.Tapi tak dapat bisa ku perbuat sama sekali.Dikalaku
rindu kuhanya bisa diam dan berdoa yang terbaik.

Terkadang kuiri dengan semuanya apabila yang lain


bercerita tentang AYAHnya,but I should be able to be happy and
prove to it that I can become the best.Dan sekarang ku tahu semua
milik ALLAH akan kembali kepadanya.Dan sekarang MAMAlah
orangtua yang kini ada didunia ini, aku akan membahagiakannya dan
menjaga hingga akhir khayatku.

TAMAT

92
TENTANG PENULIS

Nama : Ridha Mardiani Azis

Nama Pena : Dream Catcher

Kelas : XI Al Battani

TTL : Kasur, 13 Agustus 2002

Cita-Cita : Membahagiakan
OrangTua dan Masuk Surga

Jenjang Pendidikan :

# TK PERTIWI GENTUNG
#MTsN PANGKEP

# SDN 11/22 GENTUNG


#SMAN 13 PANGKEP

Kisah ini kuambil dari kisahku sendiri. Kisah yang tidak akan
pernah kulupakan sepanjang hidupku. Cerpen ini kutulis pada
tanggal 22 September 2018. Ini pertama kaliku menulis cerpen
itupun karena tugas dari guru Bahasa Indonesiaku yaitu Pak
IMRAN s,pd. Doaku semoga kalian suka dengan cerpen yang
kutulis ini. Walau kusadar cerpen ini masih banyak
kekurangannya maklumlah namanya juga pemula :v

“Percayalah! Dikala masalah datang Allah dan Keluarga akan


selalu ada didekatmu”

93
tINTA DAN cINTA
“Awalnya kita hanya orang asing yang bertemu pada atmosfer
yangsama aku tak tahu dirimu dan kau pun tak tahu diriku. Ntah magnet apa
yang menarik kita untuk bersama.

Waktu seakan berlalu kita sering bersama menanti dan menggapai sebuah sinar
matahari. Yah.. nyaman kata itulah yang pantas mewakili perasaanku kepadamu
ntah bagaimana caranya kamu membuatku merasakan terbang di atas awan
dengan sayap yang indah dan bagaimana kamu membuatku merentangkan
sayap. Hanya kamu lah yang tahu jawabannya.
Hingga suatu saat kamu meyakinkan hati yang telah rapuh ini kembali
merasakan indahnya jatuh cinta sampai aku lupa bahwa jatuh itu akan sakit”.

Aku hanya manusia biasa yang tak punya apa-apa dan


memiliki kekurangan yang banyak. Namaku Pio, hobiku apa saja:v,
aku pobia dengan yang namanya sakit hati:v. Awalnya saya
mempunyai pemikiran yang lucu saking lucunya saya tidak bisa apa-
apa:v, lucu bukan? Wkwkw… aku tahu semua itu bahwa ini semua
pasti tidak lucu.

Apakah waktu bisa diputar? Seandainya waktu dapat


diputar kembali saya ingin kemabli ke masa kecil saya yang dimana
tak pernah mengenal cinta tetapi Cuma mengenal sebuah permainan
masak-masak, petak umpet, dan lain-lain bukan hal nya dengan
sekarang yang dimana saya Cuma bisa mengenal apa itu cinta?
Cindolo na tape:v dan apa itu sakit hati?, aku Cuma bisa mengenal
itu semua. Aku rindu dengan masa kecilku:(, apa waktu dapat
berputar kembali?

Singkat cerita saya pernah mengenal seorang pria dia


adalah sosok pria yang saya idamankan, tapi itu dulu sekarag dia
sudah punya pasangan yang lebih dari saya. Banyak orang-orang
disekitar saya mengatakan “cocok sekali ko sama Putra”. ucap orang
tersebut. Tetapi saya Cuma bilang makasih dengan pujiannya.

94
dulunya kami sering sekali bersama sampai-sampai banyak yang
mengatakan “kek tommoko suami istri ndk mau sekali pisah”. Tapi
kami menghiraukannya. Itu semua telah berlalu dengan begitu saja,
hari demi hari kami lalui waktu-waktu bersama tanpa adanya kata
bosan dan kata setia (bede’):v. Tapi itu to’ duluji bukan sekarang:v.

Dulu ada pepatah mengatakan Benci jadi Cinta:v, inimi kapa’


yang kurasakan sekarang. Astaga wee:v tidak bisaku wkwkwk:v.
Seiring berjalannya waktu kami sering sekali cerita tentang
kehidupan yang dilalui saat masa SD yang dimana kami sering sekali
bertengkar gara-gara satu topik yaitu menyontek.

“kenapa itu kau selalu ko menyontek” ucapnya yang masih bocah


ingusan.

“kenapaikah nasusahiko?” ucapku dengan kata agak keras.

“ini kalo ditanyaki dk mo skli mendengar situ_-“ ucapnyaa.

“ biarkanmi wae kan dari saya ji”. Ucapku balik

“kauji pale dehh. Dasar keras kepala” ucapnya dengan muka murung.

Begitu cara kami bertengkar tapi ternyata mempunyai


banyak makna.

Berapa tahun kemudian……

Kami melanjutkan sekolah menengah pertama dan sayapun


sekelas, teman-temanku mengatakan “ketemu sengko kau dua orang
jodohko kapa’”. Ucap teman kelasku. “ihh… mauku itu sama diaa.
Iuuuu”ucapku dengan karapa*:v. Ekspresi orang semua menonjol
kesaya dengan muka garing. Berjalannya waktu kami melakukan
pendekatan dan pada akhirnya kami pun jadian, hubungan kami tak
satu orangpun yang mengetahuinya kecuali teman dekat saya.
Berjalannya waktu salah satu temannya tak menyukai hubungan ku

95
dengan Putra karena adanya kesalahan teknis, tetapi saya
mengatakan kepada Putra. “nu suka memangi itu atokah tidak?”
jawabku dengan muka serius. “bisanyapi itu kusukaki, nah jelas-jelas
kau pacarku” jawabnya balik. Saya pun langsung mengambil
kesimpulan bahwa jika memang kau tak menyukainya kau harus
berjanji di tempat ini sekarang. Dia pun berjanji bahwa dia tak
menyukainya sebab dia itu orangnya. Itu ucapnya Putra ke Pioo.
Itulah cara saya memulai pendekatan tetapi singkat cerita
perpisahan itu sangatlah menyakitkan, karena dimana orang yang
disayangi begitu pergi meninggalkan demi seorang wanita yang
begitu, memancarkan rasa sukanya ke seorang pria. Pepatah
mengatakan Ditinggalkan pas lagi sayang-sayangnya:v.

Setelah itu dia pun meninggalkan dengan sebuah alasan


Bosanterlihat gampang ia mengatakan kata itu tetapi tidak
merasakan perjuangan selama berapa tahun, akupun menerimanya
dengan begitu spontan karena itu adalah keputusannya jadi saya
harus menerimanya. Berjalannya waktu kami pun menjalani masing-
masing hidup dengan penuh keceriaan tanpa adanya lagi yang
namanya cinta. Dia menjalani hidupnya dengan sang kekasih barunya
sedangkan saya menjalaninya dengan teman-teman saya sendiri,
banyak teman saya yang mengatakan jangan terlalu terpacu kepada
cinta kamu harus fokus dengan cita-cita yang ingin kamu capai. Aku
pun menyimpan perkataan itu dan stop mengenal lagi yang namanya
cinta. Tapi saya tidak bisa untuk itu semua saya selalu kepikiran
dengan segala pemberian dan keperhatiannya ke padaku, saya tidak
bisa untuk semua itu. Sekali lagi saya bertanya apakah waktu dapat
diputar kembali ? Tolong kembalikan waktu ku yang dulu saat
bersama dengannya. Tapi itu semua dapat diputar dalam MIMPI
saja bukan ? Tentu dalam hayalan ataukah mimpi. Dimana saya selalu
memikirkan jikalau saya masih bisa kembali dengan-nya apakah hal
yang indah itu akan muncul lagi ataukah hanya dengan masa-masa
indah yang hanyalah biasa saja. Aku juga ingin selalu bisa kembali

96
seperti dulu lagi tapi aku tidak bisa memulainya dari mana aku Cuma
bisa tinggal diam dan tak berguna lagi.

Jadi buat yang membaca cerpen ini, aku Cuma bisa


menyimpulkan bahwa hargailah orang-orang yang mecintaimu karena
cinta itu Cuma datang ketika kita tidak menyadarinya dan untuk
kalian yang selalu menyianyiakan orang lain ku mohon hargailah
karena banyak orang yang menginginkan kasih sayang untuk para
kekasih.

“cukup aku yang tersakiti jangan kamu”

97
TENTANG PENULIS

Nama : SHOFIYYAH ASMI RAMADHANI

Nama Pena : piyyooo08

Kelas : XI AL BATTANI

Alamat : KONOHA

Ttl : KOREA SELATAN, 08-NOV-2003

Niss : 1705046

Hobi : SAKIT HATI

Cita-cita : DOKTER

“Nama gue pio gue salah satu siswa dari konoha yang
diutus untuk mencintai tanpa dihargai. Gue adalah siswa yang
pernah mengalami penyakit yang sudah berstadium akhir, gue
mengalami ditinggalkan pas lagi sayang-sayangnya.”

98
TITIK! Bukan Koma.
“Bukan tentang titik yang mengakhiri segalanya, namun
yang menjanjikan awal yang lebih bermakna. Tak usah
koma untuk melanjutkan, cukup titik, itu saja. Apa tidak
bisa?”

Cerpen adalah sebuah cerita yang dimulai dari perkenalan,


lalu masuk ke masalah dan berakhir pada pemecahan masalah. Dan
karna ini adalah cerpen kita mulai saja dari perkenalan. Namaku
Muh.Alif Mubarak As’Syarif biasa di panggil leputz atau Alif saya
lahir di sebuah kota bernama Makassar, berkat rahmat sang maha
pencipta, dan usahaku berlomba dengan ribuan sperma lainnya untuk
mendapatkan ovum itu, piala pertama dari kemenangan pertamaku
16 tahun yang lalu. Itu saja perkenalanku, karena aku tak tau lagi
apa yang harus kutulis tentang data diriku, dan bagian ini tidak
boleh terlalu panjang karena setelah ini adalah bagian inti dan
masalahnya aku punya BAAANYYYYAAAAKKKKKKKKK…………..!!!!!!!!!!!!!!
sekali masalah.

Masalah pertamaku adalah kenapa aku harus di lahirkan


sebagai laki laki? hidup itu apalagi sebagai seorang laki laki sangat
menyusahkan, bebannya 10000000 kali lebih berat daripada berat
badan seorang pria dewasa berotot. Belum lagi beban pikiran yang
di persulit oleh wanita wanita cerewet bin alay itu. Mau inilah, mau
itulah, harus beginilah , harus begitulah, tidak boleh begini, tidak
boleh begitu, jangan kesana harus kesini. Harusnya mereka diam
saja. “cewek itu mikirnya pake hati, kalau kalian para pria cuma lihat
dan mikirnya apa yang terjadi itu yang sebenarnya, tidak punya
hati”. Mereka dengan mudahnya mengatakan itu. Kalian pikir apa
yang selalu dan sudah kalian hancurkan itu bukan hati ?

99
“hiduplah dengan normal” itu kata orang orang. Bagaimana
normal yang mereka maksudkan ? normal yang membosankan itu ?
saat kau bekerja mengikuti waktu ? harusnya mereka mengatakan
itu pada dirinya sendiri. Orang harusnya bekerja bersama waktu,
bukan mengikutinya. Mau kritik aku lagi, karena perkataanku
barusan ? silahkan kritik saja, telingaku sudah kebal. Mereka bilang
“diam saja” aku diam mereka bilang aku kaku, PPkn mengajarkan
Indonesia itu adalah negara demokrasi yang di dalamnya setiap
orang bebas berpendapat, aku mengeluarkan pendapatku, mereka
maki aku. Untuk apa kami diajarkan pancasila kalau begitu.

Sekolah itu menyiksa otakku, belajar dari pagi sampai sore,


latihan soal, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
semester, lalu ujian nasional. Kurang apa lagi coba ?. Aku tinggal di
sebuah sekolah berasrama, itu artinya aku ada di sekolah 24 jam.
WOWWW…..!!!!! ini menakjubkan, kan ?. Di sini kami diajarkan
artinya disiplin dan bagaimana kami harus hidup mandiri. Asramaku
keren. begitu kataku, setiap hari kami harus makan tahu, tempe,
telur, ikan. Dan setiap dua minggu sekali, adalah jadwal kami ganti
lauk, itu adalah ayam. Mungkin bagi sebagian orang ayam bukanlah
hal yang mewah, tapi sebuah kesenangan sendiri saat 2 hari itu
telah tiba.

Tidak hanya itu di sini harus siapkan hati, telinga, mental,


dan tubuh baja. Semuanya bisa dan harus jadi walau cuma tinggal
sehari is “the power of kepepet”. Siap siap bahwa semua yang kalian
lakukan hanya 32% persen yang benar dimata orang orang disini, so,
siapkan telinga dan hati untuk mendengar kritik, gosip atau bahkan
ejekan mereka. Kalau tidak di depan, mungkin di belakang, semua
orang bisa saja munafikkan ?. Namun untuk sekedar info, walaupun
semua itu menimpaku, menyiksa jiwa dan ragaku, aku berhasil
bertahan sampai sekarang. Walau mungkin ada titik kecil di hatiku
yang memaksaku untuk berhenti, kubiarkan titik itu bekerja dan

100
lantas kumulai hari baru dan semangat baru untuk melanjutkan apa
yang telah kupilih, karena inilah jalanku, jalan yang telah kupilih.

Ahh… sudahlah, sekarang aku akan membahas masalah paling


rumit dalam hidup, is about “love”. Cinta itu lebih rumit dari
permainan Sudoku, teka teki silang, atau bahkan rumus kimia.
Setidaknya rumus kimia punya teori dasar yang pasti tentang itu.
Lalu cinta ? Apa itu cinta ? apa saat seperti ada kupu kupu yang
beterbangan di perutmu ketika sedang bersamanya ? atau saat kau
selalu ingin terlihat baik dan tidak ingin mengecewakannya ? atau
mungkin saat hatimu merasa hangat ketika bersamanya ? apa
mungkin saat mata dan telinga ini selalu rindu tentang dia dan
suaranya ? mungkin saat kau bisa saja tersenyum sepanjang hari
hanya karena memikirkannya ?

Kalau memang begitu, berarti aku telah jatuh cinta. Mata


atau seyumnya semuanya tampak sangat indah, aku bisa saja
membuat ribuan sajak indah untuknya. Mungkin itu cuma cinta
monyet anak remaja, tapi setidaknya aku pernah merasakannya. Dan
bagi kalian yang tidak pernah merasakannya, sungguh cinta itu hal
yang indah dan kalian akan rugi saat kalian tidak pernah
merasakannya, walau diakhirnya aku tetap patah hati, dan rasanya
sakit. Sudahlah tidak perlu bahas terlalu banyak tentang ini, terlalu
rumit. Dan biar kukatakan lagi untuk masalah ini aku juga
menginginkan titik bukan koma, yang mengakhiri lantas memulai
yang baru, bukan untuk melanjutkan apa yang telah terjadi atau
mungkin menjadi kesalahanku.

Yahh.. intinya aku punya banyak masalah dalam hidupku yang


mungkin, atau lebih tepatnya aku tidak bisa menyebutkannya satu
persatu. 2 masalah saja aku sudah menghabiskan lebih dari 750
kata. Dan inti dari semua ini adalah aku cuma menginginkan TITIK !
bukan koma.

101
Terima kasih sudah membacanya, salam hangat dariku yang
pernah terlahir kedunia ini. Saya mengambil judul cerpen titik !
Bukan koma.karena saya termotivasi dengan via vallen karena via
vallen bersabda yaitu terus fokus 1 titik karena itu titik itu tetap
fokus kita menang dan raih bintang uouuouououuoououououououo
uouououououoououououou.

102
TENTANG PENULIS

#hanyasebatasteman;
)
Nama : Muh Alif Mubarak As’Syarif
Nama Panggilan : Leputz atau Alif
Nama Pena : La_Borra
TTL : London di jembatan kembar dekat tiang gawang 7 juli
2002
Hobi : Tidak tauuuu (GOBLOK)
Instagram : @MubarakAlif
Wa : 082192611714
Fb : Muh Alif AK
Alamat : Mandalle rumah biru, seng biru satu satunya di
Mandalle
Riwayat Pendidikan :
PAUD 20 MANDALLE
TK 21 MANDALLE
SDN 22 MANDALLE
SMP 23 MANDALLE
SMA 13 MANDALLE
Cita-cita : Pilot, AKPOL Dan Presiden, Mencari istri seperti
Dokter, Pramugari, Menteri Luar Negeri Yang Minat
Cepat Hubungi 08 Linga 2 Linga-Linga Rekko Lokko
Malingga Lokako Mai
“BERMIMPILAH SEAKAN KAU AKAN HIDUP SELAMANNYA. HIDUPLAH
SEAKAN KAU AKAN MATI HARI INI”

103
Why ?
“Kita pernah saling menemukan, sebelum akhirnya berlomba saling
melepaskan.”

Kita disini sama, bersama mengukir senyum, bersama


menghapus air mata, bersama-sama mencari kebahagiaan, dan
bersama-sama menemukan kesedihanku, keluhnya, dan kesahku. Kita
layaknya seorang saudara, terikat dalam sebuah ikatan
persaudaraan itu adalah hal yang membuat semua orang tentang apa
itu sebuah persahabatan.

Dia sahabatku. Kami ini sohib, kemanapun selalu sama-sama.


Sekolah kami berbeda dengan sekolah lainnya, bertemu dengan
orang tua hanya sekali sebulan saja. Disini kumenemukan karakter
kemandirian, dan menemukan dia. Menjalani segala hal tentang
kenikmatan dunia dan pahit kerasnya kehidupan. Semua yang kita
jalani terbentuk dalam satu kenangan.

Awal pertemuanku dengan dia, ketika kita sedang bersiap-


siap untuk melaksanakan sholat asar, saat itu santri terburu-buru
ingin berwudhu. Tiba-tiba aku terjatuh, dia menertawakanku. Aku
heran mengapa dia tertawa dan saat itu kami tidak saling mengenal.
Setelah sholat asar, aku menegurnya

“wehh kau tadi ketawaika toh?”kataku

“ihhh sayami seng, saya, saya, saya terusss” balasku.

Saat itu aku tahu bahwa dia orang yang humoris dan mudah
bergaul. Dan sejak itu, kami sering betemu dan bertegur sapa kami

104
menjadi lebih dekat dan semakin dekat dan kebetulan ternyata kami
satu asrama.

Hari-hari sulit kita jalani sama-sama dalam suatu keadaan


dimana ketika keterpurukan harus berjuang sama-sama. Dan dia
adalah orangku. Kecurangan dalam kelas, seperti mencontek, bolos
pembelajaran apabila sedang bosan dan tidak berniat untuk belajar.
Kita itu sehati, sama-sama menginginkan hal yang terkadang tidak
disukai orang-orang disekitar kami.

“weeh ayo bolos deh pigi makan di kantin” katanya


“ayooomi paeng dehh” balasku padanya

Hari itu,kami tertangkap oleh penjaga piket hari itu. Kami


tak tau lagi akan kemana saat itu, sangat bingung ini pertama kali
tertangkap oleh penjaga, akhirnya kami pergi ke tempat berbeda
dia kearah kanan dan kuberlari kearah kiri. Tetapi penjaga itu
hanya melihat kearah kanan saja, yah dia tertangkap dan berakhir
di ruang BK. Dia mengaku sendiri saat itu,

“sama siapaki bolos tadi nak” tanya guru itu


“ sendirianja bu” jawabnya bohong
“iyakah, nabilang pak Debi ada bede ditemani” balas guru itu

Saat wawancara itu berlangsung aku datang,

“tidak bu, tidak” jawabku lantang


“eh rika, nda punya sopan satun kalo masuk itu ucap salam
dulu”
“astagfirullah ibu maaf kulupai” “ya
sudah, jadi samaki ini anak bolos ? Iyya ?” tanya guru itu

“iyye bu, tidak akan kuulangimi” jawabku

105
Sejak insiden itu hubungan kami mulai merenggang entah
karena alasan apa, niat yang awalnya dia lakukan untuk
menyelamatkanku tapi gagal karenaku hanya bisa kubisa kuutarakan
faktanya. Ini patut dipertanyakan tetapi dia terus menghindar. Tak
bisa bicara dengannya tapi hal yang belum terungkap itu belum
terpecah.

Sore datang saat dinantikan oleh banyak orang yaitu senja.


Saat dia sudah jarang berbicara denganku selalu kumerasa sepi tak
ada teman jahil dan tak ada membuat keributan di asrama. Semua
seperti kembai ke awal yang hampa seperti goresan tinta diatas
kertas putih, tak ada pemanis yang diciptakannya warna-warna
hitam putih itu lagi.

“rara ada orang cariko diluar”


“iyyo nah, tunggu pale dulu” saat keluar tiba-tiba dia
datang,
“ rara sinikoe” panggil dia
“en iyya apa?” tanyaku
“bagemana? Ada mau ku tanyako”
“apa mau nu tanyakanka” tanyaku
“moka pindah sekolah” jawab dia datar

Sejak saat kata itu terucap dari bibirnya, aku tak


menyangka kalau kabar itu benar adanya.

“kenapa bisa mauko pindah”. kataku


“tambah nakalka belah di sini”
“kauji ple nah, dari pada nda nyamanko juga sekolah di sini
mending pindah mako saja toh”
“iyo pale, sering-sering jeka itu ke sini besuki temanta”
katanya.

106
Setelah satu minggu, dia tak pernah lagi terlihat di sekolah,
mungkin dia telah menemukan sekolah yang dirasanya lebih baik.
Dia benar benar pergi, kami tak lagi bisa melakukan kenakalan atau
kejahilan bersama lagi, namun ini bukanlah akhir kisah kami.

107
TENTANG PENULIS

Nama : Nurariqah Mauliani Baharuddin


Nama pena : blavk
Ig : @_nurariqahmb

108
1001 Makna
Disuatu malam yang gelap dan sunyi terdengar suara langkahan kaki
yang perlahan – lahan menghampiriku, seketika bulu – bulu kudukku
mulai merinding dan keringatku mengalir begitu deras hingga baju
yang kukenakan basah kuyup. Siapakah sosok misterius itu ?

Ternyata langkah itu berasal dari telapak kaki orang yang


paling aku hormati dan kucintai yaitu, sosok wanita yang sangat
mulia dan berparas indah dialah ibuku yang ingin membangunkanku
dengan penuh kasih sayang untuk melaksanakan kewajibanku sebagai
umat beragama yaitu melaksanakan sholat subuh. Ia berkata dengan
suara yang lembut “nak bangun maki sholat subuh”, dengan spontan
aku langsung menjawabnya sembari berkata “iye tunggu dulu”
seketika aku mulai beranjak dari tempat aku tertidur.

Ketika dalam perjalanan menuju kamar mandi, aku mendengar


suara yang memanggil namaku. Perlahan – lahan suara itu semakin
jelas dan akupun mulai berlari dengan sangat kencang. Dengan rasa
takut yang mendalam aku memberanikan diriku untuk menengoh
kebelakangku, ternyata sosok itu adalah kakakku.

Kenalin nih kakak gue namanya Mutmainnah Mansyur, dia lahir


di kupanng tepatnya pada tahun 1998. Dia akrab disapa cici, awalnya
sih aku heran mengapa ia bisa dipanggil cici . Lalu aku bertanya
kepada ibuku “mah kenapa sih nama kak cici tidak nyambung dengan
nama aslinya ?” (bertanya dengan heran). Sesaat stelah aku
menanyakan hal itu ibuku langsung merespon, ia berkata dengan
wajah tersenyum “karena pada saat ia masih kecil , ia mirip orang
cina dengan mata yang sipit dan kulitnya putih, seputih salju”.
Beberapa saat setelahnya, aku mulai mengerti dengan nama
sapaannya itu.

109
Maaf aku lupa. Memiliki tinggi dan berat badan masing –
masing yaitu 158 cm dan 59 ton, eh sorry salah ya maksud saya 59
kg. kakakku alumni dari sekolah yang saya tempati sekarang ini yang
telah berubah nama dari sma negeri 2 labakkang boarding school
menjadi sma negeri 13 pangkep. Sekedar info dia adalah angkatan
pertama dari sekolah yang kutempati saat ini. aku bangga memiliki
kakak yang sepertinya.

Dia adalah sosok kakak yang selalu memebuatku terkesan


baik hal spele maupun hal yang sangat penting yaitu kebahagiaan. ia
menuutupi rasa sakitnya dengan memperlihatkan kebahagiannya
kepada orang yang ada disekitarnya, tetapi didalam hatinya ia
memiliki kepedihan yang tidak dapat diketahui oleh orang lain.
Itulah cerita singkat dari kakakku yang pertama. Sebenarnya sih
kakakku masih ada satu, apakah kalian ingin mengetahui kisah dari
kakakku yang kedua?.

Kenalin ini kakakku yang kedua namanya Dina padilah, yang


hangat disapa Dina. Dia lahir di atambua tepatnya pada tahun 2000,
pada saat saya kecil dialah kakkaku yang paling galak, dia beda
dengan kakakku yang pertama, ia sih tipikal orang yang tidak sering
ikut campur dalam masalah orang lain. Ini sekedar info dari kakakku
yang kedua, dia anak yang rajin membantu orang tua kami baik
didalam dapur maupun diluar rumah, kakak yang pertamaku juga
sama rajinnya dengan kakakku yang kedua dan mereka sangat
menghormati serta patuh kepada orang yang lebih tua darinya.

Baik itulah tadi kisah dari keluargaku. Kita kembali pada


kisah dimana aku menjalani masa kecilku, aku pernah hidup dengan
ayahku di tempat dimana aku mengenal yang namanya persahabatan,
tempat ini aku sebut surga lautan. Saya anak ke-3 dari 3
bersaudara saya yang paling ganteng dari mereka semua, karena
Cuma saya sendiri laki diantara mereka.

110
Pada saat saya masih SD, saya paling terkenal dikalangan
guru - guru karena kenakalanku, pada saat itu saya punya moto
hidup tiada hari tanpa berkelahi, setelah itu saya bertemu dengan 6
temanku dan kami membuat gang yang selalu melakukan pelanggaran.
Tidak lama setelah itu orang tuaku dipanggil ke BK guru
memberitahu semua kesalahanku kepadanya hingga aku hampir
dikeluarkan bersama para temanku itu. Namun orang tua kami
memohon kepada pihak sekolah agar kami masih bisa bersekolah
ditempat ini, kami janji mereka tidak akan mengulangi kesalahan
yang sama. Dan mereka pun menerimanya dengan lapang dada dan
hati yang terbuka. Semenjak itu kami bertobat selama seminggu
dan mengulangi kesalahan kami secara sembunyi – sembunyi hingga
kami tamat SD.

Masuk pada masa smpku, kami bertujuh terpecah karena


kami beda smp ada yang di smp 1, 2, 3,dan 6 labakkang tetapi saya
masih menganut motoku itu hingga ibuku 2 kali masuk BK dan ini
pertama kalinya aku melihat ibuku menangis, aku merasa sangat
bersalah atas hal tersebut dan saya melakukan hijra dari sifatku
yang nakal menuju sifat yang lebih baik. Hingga sampai saat ini.

Tetapi hal yang harus kita ketahui yaitu. Garis panjang waktu
itu mendedahkan kemungkinan – kemungkinan yang sulit
diraba dan pintu hati itu tak setiap waktu bisa terbuka bagi orang
– orang yang tidak ingin melakukan perubahan.

111
TENTANG PENULIS

NAMA : MUH. FARID WAJEDHI

NAMA PANGGILAN : FARID

NAMA PENA : FARGAN

TEMPAT/TANGGAL LAHIR : ATAMBUA/16-12-2002

HOBI : MAIN BASKET

ALAMAT : BATILING,DESA BATARA

FAVORIT : JUS ALPUKAT, DAN NASI GORENG

MOTO HIDUP : SESUATU TIDAK DAPAT BERUBAH KITA YANG


MERUBAHNYA.

112
3 Jam untuk Seumur Hidup

Bagaimana cara mereka memandangku seakan hidup tanpa


ada masalah, selalu menampakkan senyum termanisku kapan pun itu,
agar orang orang bisa tersenyum berkat diriku. Tapi dibalik itu
tersimpan segelintir kisah yang membuat hidup ini suram, yang
berusaha ditutupi dengan senyuman manis yang ku miliki. PALSU,
tapi hanya itu cara agar dapat bertahan dalam hidup yang keras ini.
“Jika aku tidak bisa bahagia, setidaknya aku bisa membuat bahagia
orang disekitarku.” Dan inilah kisahku...

“Shandra, bangun sudah pagi, kau tidak akan terlambat


untuk hari pertama sekolah kan?” Teriak ibu di balik pintu kamarku.

Aku langsung membuka pintu dan tersenyum manis ke


Ibuku“Aku sudah siap dari tadi Ibu tenang saja, aku tidak akan
terlambat untuk hari pertamaku.” Jelasku.

“Baiklah cepat turun kebawah, kita sarapan sama sama!” Ibu


langsung menuju ke kamar adikku untuk membangunkan nya.
Sementara aku langsung menuju kebawah untuk sarapan bersama.
Terlihat Ayah yang sedang bermain smartphone nya sambil
menyantap secangkir kopi buatan ibuku, Lalu aku duduk di samping
nya.

“Pagi Ayahku sayang.” Sapaku sambil mengambil sepotong


roti dari meja.

“Pagi sayang, bagaimana kau sudah siap untuk hari


pertamamu?” Tanya ayahku, namun dia tidak menatapku, melainkan
tetap menatap smartphone nya itu.

“Iya, mau tidak mau harus siap kan.” Jawabku dengan datar.

113
Ayah tidak merespond lagi apa yang ku katakan, dia hanya
sibuk dengan smartphone nya. Tidak lama Ibu datang dengan
seragam kerja yang lengkap.

“Shandra kamu mau di antar sama siapa, sama ibu atau


ayah?” tanya ibu.

“Tidak, aku akan pergi sendiri.” Jawabku datar.

“Yasudah, ini uang saku mu, Ibu akan telfonkan taxi untukmu.
Jangan lupa minum obat sebelum berangkat, Ibu pergi dulu yah...”
Beranjak pergi dari meja makan dan meninggalkan rumah.

“Yaudah, aku berangkat yah Ayah, assalamualaikum.” Aku


meraih tasku dan mencium tangan Ayahku, lagi lagi dia sama sekali
tidak memandangku, dia hanya tetap memandangi smartphone
canggihnya itu. Seketika mood ku turun dan tanpa sadar aku pergi
tanpa meminum obat ku.

Setelah beberapa menit naik taxi, tibalah aku di sekolah


baruku. Aku berjalan masuk ke dalam dengan seragam sekolah
khusus kelas 12 dilengkapi dengan kudung hitam yang kukenakan.
Aku melihat sekitar sekolah yang hijau dan sangat tertata rapi.
Ketika aku menikmati sekeliling tanpa sadar darah keluar dari
hidungku, dadaku mulai sesak, membuat diriku kehilangan kesadaran,
namun sebelum kesadaranku benar benar hilang aku merasakan
diriku terangkat dari tanah, seakan diriku melayang di udara.
Setelah itu tidak ada lagi yang kurasa, tubuhku kaku dan pasrah
atas semuanya.

Cahaya lampu UKS menusuk mataku, tubuhku terasa berat


namun aku berusaha untuk bangkit, terlihat seorang siswa
berslayer dengan lambang Pmr datang menghampiriku.

“Bagaimana keadaan mu?” tanya lelaki itu.

114
“Agak mendingan, terimakasih yah.” Jawabku dengan penuh
senyuman.

“Kamu anak barukan? Soalnya aku baru melihatmu disini.


Perkenalkan namaku Nizar, ketua pmr di sekolah ini.” Jelas Nizar
sembari menyodorkan tangan mengajak bersalaman.

“Ahahah iya, hari ini hari pertama ku bersekolah, tapi


sepertinya hari pertamaku tidak berjalan dengan lancar. Tapi
makasih ya, sudah mau membantu.” Aku kembali tersenyum manis
kepadanya

“Sama sama, ini juga sudah tugasku. Ya sudah, mari saya


antarkan ke ruang BK, supaya kamu bisa tau dimana kelasmu.” Jelas
Nizar

“Oiya, makasih Nizar, kamu banyak membantu deh. Kuharap


kita bisa jadi teman baik setelah ini.” Lagi lagi senyuman manis
kutampakkan padanya.

Setelah bertemu dengan guru BK, dia lalu mebawaku ke


kelasku. Pandangan pertama ketika aku masuk langsung tertuju pada
Nizar, orang yang tadinya membantuku, ternyata aku ditakdirkan
untuk sekelas dengannya.

Saat jam istirahat, Nizar menghampiriku dan mengajakku


untuk makan di kantin, aku meng-iyakan ajakan nya, karena saat itu
aku perlu makan untuk minum obat.

“Makasih yah Nizar. Aku heran sama kamu, kenapa kamu


terlalu baik denganku sementara kita baru kenalan beberapa jam
yang lalu?” Tanyaku sambil tertawa kecil.

115
“Ya, karena semenjak pertama kali melihatmu kamu beda
dengan yang lain.” Ceplos Nizar. Aku yang mendengarnya langsung
tersedak dan meminum minuman yang sudah dipesan Nizar.

“Maksudmu? Aku berbeda? Kamu bercanda yah?” tanyaku


dengan penuh tawa sambil memukul bahu Nizar.

“Aku serius Shandra, kamu berbeda..” Setelah itu Nizar


langsung meminum jus yang iya pesan untuk dirinya. Tak lama
kemudian bel berbunyi pertanda jam istirahat telah selesai. Aku
langsung mengambil obat ku dan meminumnya. Kulihat Nizar yang
heran mengapa aku minum obat, namun belum sempat Nizar
bertanya aku langsung menarik tangannya menuju kelas.

Hari hari ku di sekolah berjalan seperti biasa, aku dan


Nizar menjadi semakin akrab, bahkan saat ini kami bersahabat.
Namun diantara persahabatan kami, aku merasakan perasaan yang
berbeda terhadap Nizar, aku menjadi semakin nyaman dengan nya,
dan aku merasa terlindungi jika berada disekitarmya.

Bel pulang pun berdering, seluruh siswa langsung keluar


berhamburan menuju gerbang sekolah.

Kami pulang menggunakan sepeda motor milik Nizar. Sampai


nya dirumahku aku berterima kasih kepada Nizar, dan langsung
masuk ke dalam rumahku. Seperti biasa rumahku selalu sepi saat
aku datang, semua orang sibuk dengan urusan mereka masing masing.
Aku lalu masuk ke dalam kamarku dan menyetel lagu Home -
Westlife dengan volume yang besar.

Tak lama sebuah pesan masuk ke handphoneku, ternyata itu


pesan dari dokter untuk mengingatkan ku jadwal cek up hari ini. Aku
langsung saja melempar handphone ku dan bangkit dari kasur ku,
untuk segera menemui dokter spesialis jantungku. “Kapan semua ini

116
akan berakhir Tuhan. Aku sudah lelah menjalani ujianmu.” tanyaku
dalam hati.

Aku bosan dengan kata kata manis yang dilontarkan dokter


itu, hanya kata kata untuk optimis agar bisa sembuh. “Cih, sembuh?
Yang ada pengobatan ini hanya akan membuang buang uang saja.”
Cerutuku dalam hati sambil membuang beberapa batu kerikil ke
dasar danau yang ada di rumah sakit itu. Lalu pesan masuk ke
handphoneku, dan ternyata itu pesan dari Nizar.

“Shandra, jalan yuk!” seketika mood ku naik kembali melihat


pesan dari Nizar.

“Kemana? Kapan?”jawabku singkat.

“Entar malam kita ke alun alun. Bisa?” tanyanya. Aku


berfikir bagaimana aku meminta izin untuk keluar nanti malam. Ibu
mungkin tidak akan mengizinkanku.

“Baiklah tapi kamu harus meminta izin pada otrang tuaku.”


Aku bermaksud menantang Nizar.

“Baiklah aku akan menjemputmu dengan mobil nanti malam,


pakai baju yang bagus yah. Ada kejutan untukmu .” Perkataan
Nizar membuatku semakin penasaran, apa yang akan ditunjukkan
oleh Nizar.

Malam hari telah tiba dan tentu saja kamarku sudah penuh
dengan semua pakaian ku. Aku bingung harus menggunakan pakaian
yang mana. Ibu datang menghampiriku.

“Kamu mau kemana malam begini? Ibu sudah bilangkan kamu


tidak boleh keluar malam.” Cerutu ibu.

117
“Aku ingin keluar bersama temanku Ibu, sebentar lagi dia
akan datang menjemputku. Ibu harus mengizinkanku pergi kali ini.”
aku membujuk ibu dengan penuh senyuman.

“Tidak, SEKALI IBU BILANG TIDAK YA TIDAK.” Ini untuk


pertama kalinya ibu membentakku. Aku kaget dan menoleh ke arah
ibu.

“Ibu sadar? Ibu baru saja membentakku. Sebelum ini aku


tidak pernah dibentak oleh mu Ibu. Aku tahu aku sudah tidak lama
lagi di dunia ini. Tapi sekali saja, berikan aku kebahagiaan yang dari
dulu tidak pernah kudapatkan oleh kalian sebagai orang tuaku.
Sejak kecil aku bahkan tidak pernah merasakan liburan dengan
keluarga, bahkan untuk makan dalam satu meja pun itu sangat sulit
bagi kita. Aku tahu kalian sibuk dengan urusan kalian. Tapi apakah
aku bukan termasuk dalam salah satu urusan kalian? Sekali saja Bu,
berikan aku kebahagiaan itu. Sebelum aku pergi.” Air mataku
menetes ketika mengungkapkan isi hatiku kepada ibu. Ibu hanya
terdiam membisu ketika mendengar itu semua. Suara klakson dari
mobil Nizar terdengar, aku langsung datang menemui Nizar.

“Kamu kenapa menangis?” tanya Nizar

“Tidak apa apa, jalan saja.” Perintahku

Kita berdua sampai di alun alun kota. Ini pertama kaliku


mengunjungi tempat ini. Nizar langsung mempersilahkan ku duduk di
tempat yang mungkin iya sudah persiapkan untuk kita berdua.

“Ini semua apa? Apa yang akan kau tunjukkan?” Aku


membuka pembicaraan. Kemudian Nizar menggenggam tanganku
yang dingin secara perlahan.

“Surprise!!! Untuk orang penting di hidupku.” Ucap Nizar


dengan nada yang pelan.

118
“Maksudnya apa?” tanyaku heran.

“Shandra, mau kah kau menjadi pendamping hidupku?”


perasaan ini menggebu gebu. Aku tak percaya kalau Nizar
mempunyai perasaan yang sama untukku.

“Tapi Nizar mengapa kau memilih diriku? Kau tahu kan


hidupku tak lama lagi. Kau dapat melihat nya dari wajahku saat ini,
sangat pucat...”kalimatku terpotong.

“Sttt.. Jangan pernah membicarakan tentang kematianmu.


Tunggu aku Shandra! Aku akan belajar dengan giat dan menjadi
dokter spesialis jantung untukmu.” Tangan Nizar terus
menggenggam tanganku, kali ini tanganku menjadi hangat
dikarenakan genggaman Nizar. Aku menitihkan air mata, kalimat itu
berhasil menyentuh hatiku.

“Jadi maukah kau berjanji akan menungguku?” tanya Nizar.

“Aku tak bisa berjanji mengenai hal seperti itu, tapi aku
akan bersedia menunggumu sampai malaikat datang menjemputku.”
Jawabku sambil menorehkan senyuman manis kepada Nizar.

“Terima kasih Shandra!” ekspresi Nizar menunjukkan bahwa


dia sangat senang.

Kami menyantap makan malam yang telah Nizar pesan.


Kemudian terlihat sebuah mobil yang tak asing bagiku, dari dalam
mobil turun Ayah, Ibu, dan Adikku. Mereka kemudian
menghampiriku.

“Oh, jadi ini yah teman yang kau bilang akan menjemputmu
tadi?” Sambil melirik ke arah Nizar.

“Putri papa ternyata sudah besar. Nizar jaga baik baik putri
saya, kalau sampai dia menangis karena mu, Kamu habis ditangan

119
saya!” Ucap Papa. Kami semua terdiam mendengar ucapan Papa “Iya
deh, aku percayakan Shandra, ehh Canda kepadamu.” Kami semua
tertawa mendengar perkataan Papa.

Tak lama pesanan datang kami semua menyantap makanan


sambil bercanda gurau. “Tuhan terima kasih kau telah mewujudkan
impianku.” Ucapku dalam hati. Aku senang melihat mereka semua
dapat berkumpul dan bercanda gurau. Kemudian Ibu memanggil
pelayan dan meminta untuk mengambil berapa foto kami bersama.
Kami berdiri dan membuat sebuah barisan berbanjar, dan aku
ditempatkan di tengah.

“Satu...Dua..Tiga...Click.” tiga foto tertangkap oleh kamera.

Aku menikmati setiap waktu berharga yang kulewati selama


hampir 3 jam ini. Namun perlahan aku merasakan sakit di daerah
jantung, telingaku berdengung aku tak dapat mendengar apa apa.
Ibu yang melihatku langsung panik dan merangkulku.

“Tuhan jika ini memang waktunya, tolong! Setelah


kepergianku, buat mereka tetap seperti ini. Izinkan mereka untuk
selalu bahagia. Jika ini permintaan terakhir ku untukmu, tolong
kabulkan. Terima kasih Tuhan.” aku mengucapkan kalimat itu dalam
hati setelahnya aku sudah tak sadarkan diri.

“Hai... Namaku Shandra... aku hanyalah gadis kecil yang


penuh kekurangan. Namun aku berusaha menutupi semua itu dengan
senyuman bahagia. Aku bahagia dengan kekurangan ku. Karena
berkatnya aku bisa merasakan ujian terbesar yang pernah Tuhan
berikan untukku. Dan tebak... apakah aku berhasil? Tentu saja aku
berhasil menjalani ujian tersebut. Aku sangat senang karena telah
berhasil menjalaninya.

Pasti kalian berfikir kisahku akan berakhir tragis dan


menyedihkan. Namun yang sebenarnya, akhir dari kisahku adalah

120
BAHAGIA. Mengapa? Aku berhasil menyatukan kembali keluargaku,
menciptakan keharmonisan di antara mereka. Dan Nizar? Berkatku
dia berhasil mewujudkan impian nya yaitu menjadi Dokter spesialis
Jantung, seperti yang iya janjikan padaku.

Bagaimana denganku? Aku hanya tinggal menunggu,


menunggu semua orang menyusulku disini. Menunggu Nizar, untuk
dijadikan pendamping hidupku di kehidupan kekal ini.”

END

121
TENTANG PENULIS

Nama : Ershanda Nurul Alfiani

Nama Pena : BlackRose

TTL : Makassar, 14 Juni 2002

Alamat : Tonasa II, Pangkep, Sulawesi Selatan.

Motto : Make the people happy with your smile.

Terima kasih untuk D.R. telah mengizinkanku untuk mengangkat


kisahnya pada cerpenku ini.

122

Anda mungkin juga menyukai