Anda di halaman 1dari 3

Indahnya Meraih Keberhasilan

Cerpen Karangan: Rima Muntazah


Kategori: Cerpen Inspiratif, Cerpen Kisah Nyata, Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 5 February 2016

Seorang pelajar yang bernama Azahra, dia terlahir dari keluarga yang sederhana. Sejak kecil
dia memiliki bakat bernyanyi. Ketika usia 5 tahun dia memiliki keinginan untuk sekolah ke
TK. Begitu orangtuanya berusaha mencari uang untuk menyekolahkan anaknya yang mereka
sayangi. Tapi pada saat itu ayahnya memutuskan untuk menyekolahkannya ke SD. Dia pun
akhirnya mau untuk sekolah di SD. Setelah Azahra duduk di kelas 1 SD, Azahra meraih
peringkat 6. Ketika kelas 2 SD Azahra memiliki semangat yang menggebu-gebu untuk
meraih peringkat 1 di kelasnya. Betapa semangatnya dia pun meminta tantenya untuk
membantu membimbingnya untuk belajar.

“Tanteee… Tanteee boleh gak Salsa meminta bantuan sama Tante untuk membimbing
belajar? Karena Azahra ingin mendapatkan peringkat 1 di kelas 2 ini.” Ujar Salsa.
“Boleh sayang.” Kata tantenya. “Terima kasih Tante.” Ia sangat bahagia sekali.

Tantenya pun bersedia membantu Azahra untuk belajar, betapa bahagianya Azahra kecil itu.
Dengan semangat juangnya dia belajar waktu bersama tantenya. Betapa sayangnya seorang
tante kepada gadis mungil itu. Beliau terus memotivasi Azahra dengan mengajar yang lebih
baik lagi, sehingga tantenya membiasakan Azahra untuk belajar secara rutin dan mengajarkan
Azahra untuk memiliki percaya diri dan bersikap jujur. Dari sinilah semangat Salsa semakin
bertambah untuk mendapatkan peringkat 1 juga mengejar cita-citanya untuk membahagiakan
orangtuanya. Ternyata perkembangan Azahra setelah dibimbing tantenya sangat jauh melesat
lebih baik.

“Wah hebat sekali kamu Salsa.” Gumam ibu guru kepadanya. Sehingga guru-guru pun
bangga padanya karena dia seorang siswa yang rajin dan tidak pernah menyontek ketika
waktu ulangan. Setelah ulangan semester 2 berakhir, dibagikannya rapot hasil belajar selama
1 tahun. Ternyata impiannya mendapatkan peringkat 1 tercapai juga. Betapa bahagianya
ketika Azahra mendapatkan peringkat 1.

“Terima kasih Ibu,” Ucapan terima kasih Azahra kepada gurunya.


Azahra ke luar kelas dan berteriak sambal membawa rapotnya beserta hadiahnya.
“Asyik aku dapat peringkat 1.” Dengan riang gembiranya.
Ucapan Selamat dari teman-temannya menyertainya. “Selamat ya Salsa?”
“Yaaa, terima kasih teman-teman.” Dengan senyuman Azahra yang manis setelah sampai ke
rumah Azahra memeluk ibunya, ayahnya, dan tantenya secara bergiliran.

“Ibu, Ayah aku dapat peringkat 1.” Dia mencucurkan air mata dengan hati bahagia bisa
memberikan hasil yang baik kepada orangtuanya. “Iya sayang Ibu dan Ayah sangat bangga
denganmu Nak.” Ujar Ibunya yang sambil menangis pula.
Dia pun menghampiri tantenya. “Tante terima kasih ya sudah membantu Azahra sampai
seperti ini?”
“Iya sayang ini pun karena kerja keras Azahra juga.” Ujar tantenya.
Begitu pun keluarga besarnya memberikan selamat kepada Azahra dan memberinya hadiah.
Betapa senangnya anak mungil itu mendapatkan hadiah sebuah sepeda, tempat makan, dan
hadiah lainnya yang diberikan keluarga besarnya. Setiap kenaikan kelas dari mulai SD
sampai sekarang Azahra duduk di kelas 11 SMA ia selalu mendapatkan peringkat 1. Karena
kerja kerasnya itulah. Setelah Azahra ke luar dari SD, ia melanjutkan sekolah ke SMP.
Awalnya dia ingin masuk ke sekolah favorit tetapi Allah berkehendak lain. Karena
kesabarannyalah ia menerima apa yang telah Allah rencanakan.

“Ya Allah mungkin ini adalah jalan terbaik untuk hamba.” Gumamnya. Ia senantiasa
mengambil hikmah dari setiap sesuatu yang dikerjakannya. Ternyata setelah ia duduk di kelas
8 SMP ia berhasil menjadi ketua OSIS di sekolahnya. Ia mengucapkan syukur kepada Allah.
“Terima kasih Ya Allah, hamba telah diberi kepercayaan untuk menjadi seorang pemimpin.
Semoga hamba bias memegang amanah ini.” Dalam doanya.

Di sekolahnya ia banya meraih prestasi di antaranya juara pidato Islami, Olimpiade


Matematika, mendapatkan beasiswa, Azahra selain dikenal sebagai anak yang rajin, pintar,
jujur, dan memiliki percaya diri yang luar biasa ia terkenal pula sebagai anak yang saleha.
Karena sang kakeklah yang selalu mengajarkannya untuk melaksanakan salat 5 waktu dari
Azahra berusia 5 tahun. Azahra rajin mencari ilmu islam juga untuk bekalnya nanti di akhirat.
Setelah ia mempelajari islam ternyata ia berubah dari awalnya jarang menutup aurat sampai
sekarang ia senantiasa menutup auratnya, ia banyak dikenal masyarakat sebagai anak yang
sopan dan ramah.

Setelah ia duduk di SMA ia terpilih sebagai ketua MPK di sekolahnya. Betapa senangnya
Azahra menjadi seorang pemimpin di sekolahnya. Dengan motivasi yang besar dari dirinya,
keluarganya, dan teman-temannya. Ketika ia duduk di bangku SMA ia banyak mendapatkan
prestasi seperti juara 1 debat social, juara 2 melukis, juara 3 tahfidz, dan juara-juara lainnya.
Ia pun banyak disenangi teman-temannya. Sehingga ketika ia duduk di bangku kelas 11
banyak lelaki yang suka kepadanya. Dari mulai teman sekelasnya, kakak kelasnya juga ada
yang suka kepadanya.

Tetapi Azahra belum siap untuk ta’arufan dengan seoranng laki-laki karena ia masih ingin
mencari ilmu sebaik mungkin dan ingin membahagiakan kedua orangtuanya. Dengan penuh
semangat Azahra tidak tergoda oleh semua itu. Ujian Sekolah dan Ujian Nasional pun tiba
dengan kerja kerasnya ia senantias berdoa di setiap waktu dan berusaha belajar siang malam
semaksimal mungkin untuk meraih prestasi dan meraih nilai UN tertinggi. Waktu yang
sangat ditunggu-tunggu yaitu Wisudaan di sekolahannya akhirnya tiba di acara wisudaan di
sekolahnya Azahra menjadi pengantin dalam upacara adat tersebut.

Di sanalah diumumkan kelulusan, nilai tertinggi UN, juga siswa terbaik di sekolahnya.
Ternyata Azahra meraih beberapa penghargaan yaitu Lulus UN, siswa yang mendapatkan
nilai UN tertinggi di sekolahnya, dan menjadi siswa terbaik pertama juga di sekolahnya
dalam program IPA 2. “Alhamdulillah…” sujud syukur Azahra kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Penuh kebahagiaan yang terlihat di raut wajahnya yang imut dan cantik itu. Azahra
mendapatkan banyak ucapan dari guru-gurunya dan juga teman-temannya.

(Dikutip dari kisah nyata seorang pelajar)

Cerpen Karangan: Rima Muntazah


Meraih Kesuksesan
Cerpen Karangan: Adsha Nandayi
Kategori: Cerpen Anak, Cerpen Pendidikan, Cerpen Penyesalan
Lolos moderasi pada: 28 January 2015

Dika adalah murid yang cerdas, dan pintar. Walau cerdas dan pintar ia tidak sombong
terhadap prestasi yang pernah ia capai. Lain dengan Kika, dia adalah anak yang pandai dan
sombong.

Pada suatu hari, Bu Erli memberikan ulangan matematika. Semua anak nampak tidak sabar
untuk mengerjakan soal itu. “Pasti gampang!” kata Kika dalam hati dengan sombong. Bu Erli
pun membagikan soal ulangan. Setelah itu, semua anak mengerjakannya dengan tertib dan
tenang. Angin berhembusan dengan tenang memasuki kelas. Suasana kelas pun menjadi
tenang. Semua anak nampaknya sudah selesai mengerjakan ulangan, Bu Erli pun
mengumpulkan kertas hasil ulangan matematika.

“Pasti aku akan mendapat nilai 100.” kata Kika dengan sombong di hadapan Dika. “Kika,
jangan soombong kamu! belum tentu kamu mendapat nilai 100. Kalau kamu tidak mendapat
nilai 100 bagaimana? kesal kan?” tanya Dika dengan senyuman manis di bibirnya. Kika
hanya terdiam dan menginggalkan kelas.

Sekarang Bu Erli akan membagikan hasil ulangan matematika. Semu anak tidak sabar untuk
mengetahui hasil ulangannya. Saat Dika mendapat hasilnya, ia melihat di kertas ulangannya
tertulis nilai 100 di atasnya. Dika pun bangga dengan hasil kerja kerasnya sendiri.
Sedangakan Kika, ia melihat ia mendapat nilai 70, ia pun kecewa dengan hasilnya. Ia merasa
malu sekarang dengan Dika, karena ia terlalu percaya diri untuk mendapatkan nilai 100.

“Bagaimana Kika?” tanya Dika dengan heran, “hhmmm… aku mendapat nilai 70 Dika.”
jawab Kika dengan kesal, “makannya jadi orang jangan sombong dong Kika!” sahut Dika
sambil tersenyum. Kika merasa kesal dengan perbuatannya selama ini, ia pun mulai merubah
sikapnya yang sombong itu. Berkat Dika, ia tahu apa yang harus ia lakukan untuk meraih
nilai yang bagus.

Cerpen Karangan: Adsha Nandayi

Cerpen Meraih Kesuksesan merupakan cerita pendek karangan Adsha Nandayi, kamu dapat
mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

Anda mungkin juga menyukai