Anda di halaman 1dari 2

Nama : Lisna (19) Teks Naskah Drama

Kelas : XI MIPA 4

Menyalip Antrean

Zahra pergi ke super market yang tidak jauh dari rumahnya untuk membeli bahan
makanan yang diperlukan. Saat sudah sampai di super market, ia terkejut karena super market
tersebut ramai pelanggan hingga antrean kasir mengular panjang. Zahra langsung menuju rak-rak
yang berisi bahan makanan yang ia perlukan. Ketika ia melihat dan memperhatikan harganya,
ternyata sedang ada banyak promo di super market tersebut. Setelah ia mendapatkan semua
bahan yang diperlukan, ia pergi menuju kasir yang lumayan panjang antreannya.

Sudah cukup lama Zahra mengantre, tiba-tiba ada seorang ibu-ibu membawa anaknya
yang masih kecil menyalip antrean di depannya. Zahra sangat kesal dan ingin memarahi ibu
tersebut, namun ia harus bersikap sopan.

Zahra : “Permisi Bu, maaf saya dari tadi udah lama mengantre. Ibu jangan menyalip antrean,
silahkan Ibu ke belakang.”

Ibu penyalip antrean : “Kamu harusnya ngalah sama yang lebih tua dong! dasar anak muda
zaman sekarang.”

Mendengar perkataan Ibu yang emosi itu, Zahra ikut terpancing emosinya.

Zahra : “Apa ibu ngga liat antreannya panjang. Saya sudah lama menunggu antrean, Ibu
seenaknya saja menyalip-nyalip.” (sedikit meninggikan suaranya)

Ibu penyalip antrean : “Saya lagi buru-buru ada keperluan mendesak!”

Zahra semakin kesal, ingin rasanya ia memaki-maki Ibu itu. Namun ia urungkan niatnya.

Seorang pria paruh baya dibelakang Zahra menyadari ada yang menyalip antrean dan ikut
menegurnya. Ternyata pria itu adalah Pak Joko, tetangganya.

Pak Joko : “Bu, kami udah lama nunggu antrean, Ibu ke belakang aja daripada menimbulkan
keributan.”
Ibu penyalip antrean : “Duh Pak, saya lagi buru-buru nih! saya juga ngga lama kok. Liat kan
saya bawa anak kecil, ngalah dong!”

Suasana semakin penuh emosi, tiba-tiba anak ibu itu menangis.

Ibu penyalip antrean : “Tuh kan! anak saya jadi nangis nih. Lagian cuma sebentar aja ribet
banget.” (memasang wajah ketus)

Zahra : “Harusnya Ibu malu sama anaknya. Ibu harusnya memberi contoh yang bener, antre yang
tertib. Bukannya menyalip antrean.”

Ibu penyalip antrean : “Beraninya kamu nasihatin saya. Ngga usah sok nasihatin saya!”

Pak Joko akhirnya memanggil salah satu karyawan supermarket untuk mengatasi keributan yang
terjadi.

Karyawan : “Bu, mohon maaf silahkan antre di belakang dan tidak membuat keributan.”

Setelah sangat sulit menyuruh Ibu tersebut untuk mengantre, akhirnya ia menaruh
kembali barang belanjaannya dan pergi meninggalkan super market dengan penuh emosi. Zahra
sangat kesal dengan sikap Ibu tersebut dan membuat Zahra berada di super market lebih lama.

Anda mungkin juga menyukai