Bima Merupakan salah satu tokoh dalam pewayang Jawa Bima merupakan pandawa kedua, kakaknya bernama Puntadewa, adiknya Arjuna, Nakula dan Sadewa Bima digambarkan sebagai tokoh yang berperawakan tinggi besar Memiliki senjata andalan kuku pancanaka dan godo rujakpolo Dalam filosofi jawa Pandawa merupakan perlambang lima jari manusia, Puntadewa sebagai Jempol, Bima sebagai jari telunjuk, Arjuna sebagai jari tengah, Nakula sebagai jari manis, dan Sadewa sebagai jari kelingking. Bima Suci Merupakan lakon/ cerita dalam pewayangan, Bima sebagai perlambang manusia yang menyatu dengan Tuhannya/ “manunggaling kawulo Gusti” Mula-mula Bima bertanya pada gurunya Durna perihal bagaimana mengetahui asal usul kehidupan/ “ sangkan paraning dumadi” Untuk mendapatkan jawaban tsb, Bima harus mencari “Kayu gung Susuhing angin” dan “Banyu tirta Perwita Sari” Bima kemudian menuju hutan Candramuka, dan mengalahkan dua raksasa yang penjelmaan Dewa Indra dan Dewa Bayu, Dari situ ternyata “kayu gung susuhing angin” bukanlah benda, tapi sebuah filosofi, kayun = Karep/hasrat, gung=besar, susuhing angin pusat kekuatan, hasrat besar akan memberi kekuatan pada kita mencapai kejayaan Lanjutan…. Kemudian Bima yang telah diberi kelebihan bisa bertahan hidup di air, diperintahkan mencari “banyu suci prawitasari”, tanpa pikir panjang Bima masuk ke Samodra dimana banyu suci prawitasari berada. Di dalam Samodra bima diserang oleh naga, dan dililit hingga tak berdaya, namun disitu bima sejenak “pasrah” pada Tuhan, akhirnya ia dapat mengalahkan naga itu dengan merobek perutnya dengen senjata kuku pancanaka, naga disini sebagai perlambang nafsu duniawi. Lanjutan…. Setelah mengalahkan naga, akhirnya Bima bertemu dengan sosok yang sama persis dirinya dengan perawakan kecil, dia disebut Dewa Ruci Dewa Ruci memberikan ilmu “sangkan paraning dumadi” kepada bima mengenai pertanyaan seputar kehidupan seperti, untuk apa hidup?, hidup untuk siapa?, darimana asalnya hidup?, dsb Bima kemudian masuk ke tubuh Dewa Ruci yang kecil, disana ia merasakan keadaan sebelum dilahirkan Disana ia melihat warna-warni kehidupan yang merupakan perlambang nafsu duniawi, “semuanya menyenangkan” kata Bima Lanjutannn…. Kemudian setelah diberikan nasihat mengenai kehidupan Bima, diperintahkan untuk keluar dari dirinya, hal ini persis sama ketika bayi meninggalkan kenikmatan di dalam kandungan, dan lahir di dunia melaksanakan tugasnya sebagai manusia Bima pun keluar dari Dewa Ruci dan mendapat banyu suci perwitasari Bima kembali ke dunia dengan tugasnya, namun disini penampilan Bima berubah dengan menyanggul kepalanya Wisdom Manunggaling kawulo Gusti hanya dapat dicapai jika manusia, melakukan pangawikan diri (menurut Ki Ageng Suryomataram), sebuah perilaku pasrah dan mawas diri, pasrah bukan berarti diam tanpa perbuatan, tapi sebuah sikap kepercayaan yang teguh pada Tuhan dengan menyingkirkan nafsu duniawi. Melakukan ritual keagamaan dan kedekatan diri dengan Tuhan juga harus dibarengi dengan melakukan tugas kewajiban, hal ini tak dapat dipisahkan karena keduanya merupakan tugas manusia di dunia. Keinginan yang kuat dibareingi sikap dekat dengan Sang Pencipta akan menghantarkan manusia pada kehidupan yang sejati Kaitan dengan teori Barat Bagaimana Id, Ego, dan Superego bekerja di alam ketidaksadaran, dan mekanisme pertahanan diri mempertahankan ego yang terancam (teori Freud) Bagaimana manusia menyelami sisi ketidaksadaran kolektif, mengenai wise old man= kebijaksanaan/ misteri kehidupan, dan hero= seseorang yang sangat kuat dan memerangi segala kejahatan, bahkan terkadang menggambarkan Tuhan yang memerangi iblis (teori Jung) “Semakin tinggi ilmu seseorang maka semakin besar rasa toleransinya” K.H. Abdurrahman Wahid 1940-2009