Anda di halaman 1dari 10

TUGAS BAHASA INDONESIA

LAPORAN TEKS SEJARAH INDONESIA

Disusun oleh Kelompok 5 :

1. Abu Salam (01)


2. Anisa Tri Rahayu (05)
3. Fania Mei Palupi (16)
4. Mila Arinka DM (21)
5. Pingky Agustin (26)
6. Tiara Addin M (32)
7. Yanuar Arifin (34)

XII BAHASA

SMA NEGERI 3 SUKOHARJO


TAHUN PELAJARAN 2018/2019
PENGERTIAN
Teks cerita sejarah adalah teks yang menjelaskan dan menceritakan tentang fakta dan
kejadian masa lalu yang menjadi latar belakang terjadinya sesuatu yang mempunyai nilai sejarah.

Sebuah teks cerita sejarah adalah sebuah usaha untuk merenkontruksi peristiwa yang
terjadi di masa lalu. Oleh sebab itu, sejarah tidak serta merta bisa dijadikan solusi untuk
memecahkan segala persoalan yang dihadapi saat ini.

CIRI-CIRI

Adapun ciri-ciri yang dimiliki oleh teks sejarah, diantaranya:

 Disajikan secara kronologis atau urutan peristiwa atau urutan kejadian.

 Bentuk teks cerita ulang (recount)

 Struktur teksnya: orientasi, urutan peristiwa, reorientasi.

 Sering menggunakan konjungsi temporal.

 Isi berupa fakta.

JENIS-JENIS

1. Teks Cerita Sejarah Fiksi : teks cerita sejarah yang tidak nyata.
Contoh :
• Novel
• Cerpen
• Legenda
• Roman

2. Teks Cerita Sejarah Non-fiksi : teks cerita sejarah yang nyata


Contoh :
• Biografi adalah cerita atau riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain.
• Autobiografi adalah cerita atau riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh diri
sendiri.
• Certia perjalanan.
• Catatan sejarah.

STRUKTUR
1. Pengenalan situasi cerita (orientasi)

berisi pngenalan setting cerita, baik waktu, tempat, maupun peristiwa, sera
pengenalan tokoh, hubungan antartokoh.

2. Pengungkapan peristiwa

berisi peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah, pertentangan, ataupun


kesukaran-kesukaran bagi para tokohnya.

3. Menuju konflik (rising action)

terjadinya peningkatan perhatian, kegembiraan, kehebohan, ataupun keterlibatan


berbagai situasi yang menyebabkan bertambahnya kesulitan tokoh

4. Puncak konflik (turning point atau complication)

bagian paling genting atau klimaks cerita yang menentuka perubahan nasib
beberapa tokohnya.

5. Penyelesaian (resolution)

bagian akhir cerita yang merupakan akhir dari kondisi ataupun nasib akhir yang
dialami tokoh utama.

6. Koda

berisi komentar terhadap keseluruhan isi cerita yang fungsinya sebagai penutup,
baik pengarang secara langsung maupun melalui tokoh.

PERBEDAAN CERITA SEJARAH DAN TEKS SEJARAH

CERITA SEJARAH TEKS SEJARAH

sejarah merekam masa lalu, dan meramal masa


Sastra merekam masa lalu, mencatat masa kini
depan
Sastra merekonstruksi peristiwa secara subjektif sejarah merekonstruksi peristiwa secara objektif
Sastra menyusun struktur secara koheren sejarah menyusun peristiwa secara kronologis.
Peristiwa yang disampaikan dalam sastra peristiwa disajikan secara sistematik dengan
disesuaikan kebutuhan cerita sesuai dengan prosedur.

fakta berisi fiksional sejarah bersifat faktual.


Fakta dalam karya sastra tidak harus dapat
sejarah harus dapat diverivikasi.
diverifikasi,
fakta berada dalam satu kemungkinan
fakta dalam sastra berada dalam keadaan
(homogen)
beragam (heterogen)
KAIDAH KEBAHASAAN

1. Menggunakan banyak kalimat bermakna lampau

2. Menggunakan banyak kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis dan
temporal)

3. Menggunakan banyak kata kerja yang menggambarkan suatu tindakan (kata kerja
material)

4. Menggunan banyak kalimat tidak langsung

5. Menggunakan banyak kata kerja mental (menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau
dirasakan oleh tokoh)

6. Menggunakan kata ganti (pronomina)

7. Menggunakan frasa adverbial (menjelaskan waktu terjadinya peristiwa)

NILAI-NILAI DALAM TEKS CERITA SEJARAH

1. NILAI BUDAYA (nilai yang dapat memberikan atau mengandung hubungan yang mendalam
dengan suatu masyarakat, peradaban, atau kebudayaan)

2. NILAI MORAL/ETIK (nilai yang dapat memberikan atau memancarkan petuah atau ajaran yang
berkaitan dengan etika atu moral)

3. NILAI AGAMA (nilai-nilai yang berkaitan atau bersumber pada nilai agama)

4. NILAI SOSIAL (nilai yang berkaitan dengan tata pergaulan antarindividu dalam masyarakat)

5. NILAI ESTETIS (nilai yang berkaitan dengan keindahan, baik keindahan struktur pembangun
cerita, fakta cerita, maupun teknik penyajian cerita)
6. NILAI PEMERINTAHAN (nilai yang mengatur hubungan antar anggota masyarakat sebagai
warga negara atau warga negara dengan penguasa (pemerintah))
7. NILAI PENDIDIKAN (nilai yang berhubungan dengan dunia pendidikan dengan berbagai
permasalahannya atau penyampaian semua nilai yang ada sebagai sarana untuk mendidik)
PERBEDAAN BUKU SEJARAH DAN NOVEL SEJARAH

NO BUKU SEJARAH NOVEL SEJARAH

Selain menyajikan faktual, bisa juga


Merujuk pada hal-hal atau peristiwa
menambahkan peeristiwa yang tidak pernah ada
1 yang memang pernah ada atau terjadi
atau tidak pernah terjadi (berdasarkan imajinasi/
(faktual)
rekaan penulis)

Sejarawan terikat pada keharusan, yaitu Novelis bebas menciptakan suatu cerita, meliputi:
tentang bagaimana sesuatu terjadi pada apa, kapan, siapa, dan dimana nya, peristiwa
2
masa lampau, artinya tidak dapat sesuai imajinasinya sepanjang tidak bertentangan
ditambah, dikurangi, atau direkayasa dengan peristiwa sejarah yang sebenarnya

Hubungan antara fakta satu fakta lain


perlu rekonstruksi, minimal tentang
Faktor rekayasa pengarang sangat dominana
hubungan topografis atau kronologisnya.
dalam mewujudkan kebulatan dan koherensi
Sejarawan perlu menunjukkan bahwa
cerita. Sesekali saja perlu ditunjukkan relevansi
3 yang ada sekarang dan disini dapat
dengan situasi sejarah untuk menyelaraskan
dilacak eksistensinya dimasa lampau.
peristiwa dalam cerita dengan peristiwa sejarah
Hal itu berguna sebagai bukti atau sanksi
yang sesungguhnya
dari apa yang direkonstruksi mengenai
kejadian di masa lampau

Novelis tidak terikat secara mutlak pada fakta-


fakta sejarah mengenai apa, siapa, kapan, dan
Sejarawan sangat terikat pada fakta
dimana. Semua bisa dimodifikasi secara fiktif
mengenai apa, siapa, kapan, dan dimana
4 imajinatif tanpa harus berkaitan dengan fkat
yang dilengkpai bukti, berkas , atau
sejarah tertentu. Begitu pula dengan penyajian
sanksi.
peristiwa-peristiwanya tidak diperlukan bukti,
berkas, atau saksi.

Pelaku-pelaku, hubungan anatara


Pelaku-pelaku, hubungan antara mereka, serta
mereka, serta situasi dan kondisi
5 siatuasi, dan kondisi kehidupan merupakan hasil
kehidupan masyarakat harus sesuai
imajinasi pengarang.
dengan kenytaan yang terjadi.

PRINSIP-PRINSIP YANG MENDASARI PENULISAN CERITA


SEJARAH ATAU NOVEL SEJARAH

1. Mencoba menerjemahkan peristiwa itu dalam bahasa imajiner dengan maksud untuk
memahami peristiwa sejarah menurut kadar kemampuan pengarangnya.
2. Menjadi sarana bagi pengarangan untuk menyampaikan perasaan, pikiran, dan
tanggapannya mengenai peristiwa sejarah.

3. Merupakan penciptaan kembali sebuah peritsiwa sejarah sesuai dengan pengetahuan dan
daya imajinasi pengarang

LANGKAH-LANGKAH MENULIS CERITA SEJARAH

1. Menetapkan tema.

2. Merancang unsur enkstrinsik dan intrinsik

3. Mengumpulkan bahan melalui kegiatan: pengamatan lokasi, wawancara dengan


narasumber yang berkompeten, melakukan rujuk silang data melalui keterangan informan
kunci, membaca literatur (buku sejarah), dan menelusuri benda peninggalan (artefak).

4. Membuat kerangka cerita berupa bagian-bagian episode cerita sesuai dengan urutan
peristiwa sejarah.

5. Mengembangkan kerangka menjadi cerita utuh dengan menambahkan imajinasi


pengarang yang selaras dengan peristiwa sejarah.

CONTOH TEKS SEJARAH

Kemerdekaan Indonesia

Berawal dari pecahnya "Perang Asia Timur Raya” dan Amerika menyebutkan perang
terhadap Jepang sebab serbuan tentara Jepang di Pusat Pertahanan Amerika Serikat "Pearl
Harbour" pada tgl 8 Desember 1941. Tentara Jepang dengan Angkatan Laut & Angkatan
Udaranya terus agresif beraksi mendarat di wilayah Indocina ,Filipina, Malaya & Indonesia.
Pemerintah Hindia Belanda ikut ikutan Sekutu menyebutkan perang dengan Jepang. Jepang
mendarat ke Indonesia dengan tujuan membekuk pasukan Belanda .

Pendaratan pertama tentara Jepang di Tarakan lalu merambah ke daerah Balik Papan,
Manado, Ambon, Makasar, Pontianak & Palembang. Daerah daerah di Jawa juga dikuasainya,
pada tanggal 1 Maret 1942 Jepang mendarat di Banten, Indramayu & Rembang. Wilayahnya
terus meluas dengan dikuasainya Batavia tanggal 5 Maret 1942 dan terus merajalela ke wilayah
Surakarta, Cikampek, Semarang & Surabaya . Belanda terus terdesak dengan agresi Jepang dan
akhirnya Pemeritah Hindia Belanda menyebutkan "menyerah tanpa syarat".

Masyarakat Indonesia pada awalnya menyambut dengan ramah kedatangan militer Jepang ,
bisa dilihat dari sikap kooperatif tokoh tokoh Nasional Ir. Soekarno & Moh Hatta. Pemerintahan
Jepang mulai aktif merangkul rakyat dengan pembentukan organiasasi masyarakat, yang
sebetulnya "ada udang di balik batu" sebetulnya dibalik tersebut untuk kepentingan Jepang di
Perang Dunia II. Organisasi tersebut antara lain :Gerakan Tiga A, Pusat Tenaga Rakyat
(PUTERA), Jawa Hokokai, Seinendan, Keibodan, Fujinkai, Heiho, MIAI, Pembentukan
BPUPKI. BPUPKI(Badan Penyelidik Usaha Usaha Persiapan Kemerdekaan RI) dibentuk pada
tahun 1943 dibawah pemerintah Perdana Menteri Tojo, bertugas untuk mendalami &
menyelidiki hal hal yang penting & butuh bagi pembentukan pemerintah Indonesia.

Dalam perkembangannya selanjutnya BPUPKI dibubarkan & diganti nama oleh tokoh
pejuang, dari BPUPKI menjadi PPPKI atau dikenal dengan Docoritsu Junbi Inkai, dengan
pergantian nama ini terkesan bahwa organisasi PPPKI bukan bentukan Jepang tetapi hasil
kesepakatan & perjuangan para tokoh kemerdekaan Indonesia. Peristiwa penting yaitu
pertemuan Soekarno, M Hata & Radjiman Wedyodiningrat dengan Jenderal Terauchi di Dalat
memberi tau bahwa pemerintah Jepang telah memutuskan bakal memberikan kemerdekaan
terhadap Indonesia yang wilayahnya meliputi bekas wilayah Hindia-Belanda.

Pasukan Jepang mulai melemah, kekalahan demi kekalahan diperolehnya dan Amerika
terus kuat, apalagi sesudah hebat pasukannya yang ada di Eropa. Serangan Jepang bisa
dihentikan oleh tentara Amerika antara lain di bulan Mei 1942 di pertempuran Laut Koral & Juni
1942 di Pertempuran Midway. Jepang terus tak berdaya sebab Amerika mengamuk sehingga
pada tanggal 6 Agustus 1945 Amerika Serikat menjatuhkan Bom Atom pertamanya di
Hiroshima. Amerika belum puas juga dan tiga hari berlalu, tanggal 9 Agustus Bom Atom kedua
mendarat kembali di kota Nagasaki, dua pusat kota pemerintahan Jepang menjadi hancur rata
dengan tanah. Akhirnya Jepang menyerah tanpa syarat terhadap Sekutu pada tgl 14 Agustus
1945. Penyerahan kalah tersebut diperbuat di kapal Missouri pada tanggal 2 September 1945
oleh Kaisar Hirohito(Jepang) & Jendral Douglas Mc Arthur (Sekutu).

Kabar kekalahan Jepang terhadap Sekutu tidak bisa disembunyikan, dengan perjanjian Post
Dam Jepang menyerahkan kekuasaannya terhadap Sekutu & otomatis di Indonesia terjadi
kekosongan kekuasaan. Peluang ini dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia dengan
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia

CONTOH NOVEL SEJARAH

Roro Mendut

Kekuasaan telah membunuh Mendut dan Pronocitro di ujung keris sakti Panglima Perang
Mataram, Tumenggung Wiroguno. Sekali lagi kita melihat, absurditas cinta mati sia-sia. Sebuah
tema yang terus berulang, tercampakkan dan hanya hidup dalam legenda.
Menurut cerita Romo Mangun, Mendut adalah simbol kekuatan daerah pesisir (Pantai
Utara) yang ditaklukan oleh kekuasaan Mataram, simbol kerajaan dan budaya pedalaman, yang
agraris dan cenderung otoritarian. Para ahli sastra, sarjana dan satrawan sepakat bahwa Mendut
adalah pejuang emansipasi perempuan. Dia berani menolak hasrat berahi seorang Panglima,
walaupun dengan itu, dia harus menanggung resiko membayar pajak upeti seperti layaknya
sebuah daerah ataupun orang-orang yang takluk oleh kekuasaan Mataram.

Mendut hanyalah seorang anak nelayan dari desa Teluk Cikal yang kebetulan hidup dalam
kekuasaan Adipati Pragolo II, sang keris penguasa Kadipaten Pathi. Dan sebelum jatuh ke tangan
Tumenggung Wiroguno, Mendut telah pula diculik oleh prajurit Adipati Pragolo II, saat sedang
asyik-asyiknya membantu pamannya di pesisir pantai.

Mendut di bawa begitu saja karena kecantikkannya. Keceriaan remajanya dirampas dan
dipingit dalam Puri Kadipaten Pathi. Tapi sebelum keremajaannya dinodai oleh Adipati Pragolo
II, Kadipaten Pathi, keraton serta purinya telah habis dirangsek oleh Tumenggung Wiroguno,
utusan Kerajaan Mataram. Sebab diduga Kadipaten Pathi akan memberontak terhadap kekuasaan
besar Kerajaan Mataram, dengan mencoba memerdekakan diri dan enggan membayar upeti
menghadap Istana Mataram di Karta.

Jadilah Mendut seperti barang pampasan perang Kerajaan Mataram. Mulanya di


persembahkan pada Ingkang Sinuhun Susuhunan Hanyokro-Kusumo, Senopati Ingalogo
Mataram Abdurrahman Sayyidin Panotogomo (Sultan Agung), tapi karena Tumenggung
Wiroguno berkenan pada Mendut, Sultan Agung Mataram menyerahkannya pada Tumenggung
Wiroguno.

Jadilah Mendut seperti barang pampasan perang Kerajaan Mataram. Mulanya di


persembahkan pada Ingkang Sinuhun Susuhunan Hanyokro-Kusumo, Senopati Ingalogo
Mataram Abdurrahman Sayyidin Panotogomo (Sultan Agung), tapi karena Tumenggung
Wiroguno berkenan pada Mendut, Sultan Agung Mataram menyerahkannya pada Tumenggung
Wiroguno.

Pemberontakan Mendut pada awalnya ditanggapi dengan lunak. Tapi lama kelamaan,
Tumenggung merasa kesal dan jengkel. Pajak yang tadinya ditetapkan setiap bulan ditekan
menjadi setiap minggu. Mendut tak kehilangan akal, kemudian menjual semua perhiasannya
untuk dijadikan modal berjualan puntung rokok.

Di alun-alun Mataram Istana Karta, tepatnya di tengah pasar rakyat, Mendut membuka
warung puntung rokoknya. Sambil diiringi tarian erotis penuh gerakan kebebasan ala budaya
pantai utara, Mendut menghisap rokok dan bekasnya dijual pada setiap pengunjung yang mau
membeli. Tentu saja harganya lebih mahal dari rokok biasa, karena rokok tersebut sudah
tersentuh dan dihisap oleh Mendut, yang menurut anggapan rakyat banyak, Mendut adalah
seorang Putri Selir Mataram dari Tumenggung Wiroguno.

Di pasar itulah, Mendut mengenal Pronocitro pada pandangan pertama. Cinta mulai
bersemi di dada masing-masing dua insan yang sedang jatuh cinta. Pronocitro pun kemudian
tahu tentang cerita Mendut sebagai Puteri Boyongan dari Kadepaten Pathi. Sedangkan Pronocitro
sendiri adalah seorang pengembala yang lari dari keinginan ibunya Nyai Singa Barong, seorang
saudagar armada dagang di Pekalongan, yang menginginkan putranya meneruskan bisnisnya.
Terdamparlah Pronocitro di Mataram dan menemukan Mendut sebagai jodohnya.

Dengan ketampanan dan keperkasaan tubuhnya, Pronocitro akhirnya dapat masuk ke


dalam Puri Wirogunan sebagai pemelihara kuda. AwalnyaWiroguno tidak mencurigai
keberadaannya, sebagai kekasih gelap Den Roro Mendut, tapi akhirnya hubungan mereka berdua
tercium juga oleh Wiroguno.

Suatu malam Pronocitro dan Mendut merencanakan untuk kabur, karena sebelumnya
mereka sudah tahu bahwa, Wiroguno akan menangkap basah mereka saat berduaan. Dengan
bantuan dayang-dayang Puri Wirogunan, yang setuju dengan hubungan Mendut-Pronocitro,
akhirnya mereka berhasil mencuri start, sebelum Wiroguno dan pasukannya datang menyergap.

Wirogunokalang-kabut dan bersama pasukannya mencoba mengejar dan menangkap


mereka hidup-hidup. Setelah pencarian siang dan malam, akhirnya Mendut dan Pronocitro dapat
terkejar dan tersudut di Muara sungai Oya-Opak. Mereka sudah terkepung dan sulit berkutik
lagi. Namun Pronocitro dengan gagah berani tampil ke depan menghadapi seorang Panglima
Mataram. Dia tahu kalau kekuatannya tidak sebanding dengan Tumenggung Wiroguno, tapi
cinta telah menuntunnya untuk berani disaat-saat yang begitu mendesak

Perkelahian tak dapat dihindaridan kemenangan sudah dipastikan akan berpihak pada
Wiroguno. Disodorkanlah keris sakti Wiroguno ke hadapan tubuh Pronocitro, namun secepat
kilat Mendut telah berdiri tepat di hadapan Pronocitro. Keris Wiroguno tertancap menusuk
jantung Mendut dan tembus ke dada Pronocitro. Mereka rubuh bersimbah darah. Tubuh mereka
hanyut dihemapas ke muara sungai menuju samudera, tempat asal mereka dulu.

Cinta telah menyatukan mereka dalam satu nafas, kehidupan dan kematian. Sedangkan
kekuasaan memang selalu menyiratkan kekuataan senjata dan darah, lalu melupakan nilai-nilai
kemanusiaan tentang cinta dan kasih sayang.
DAFTAR NILAI ULANGAN HARIAN TEKS SEJARAH

NO NAMA NILAI

1. ABU SALAM P
2. AFIFAH INTAN PUSPITA 76
3. ANDHIKA SEPTIANA 88
4. ANGGITA SARI 96
5. ANISA TRI RAHAYU P
6. ANNISA NUR FADHILAH 80
7. ANNISA YUSUF GABRIELA 64
8. APRILIA HERMAN NITAPUTRI 92
9. AZAHRA EGILIA PUTRI 84
10. CARISSA CITRA AULIA SYAHARA 56
11. DEA RAHMAWATI 84
12. DEVITA ANDREANI WIBOWO 76
13. DIAH AYU PUTRI WULANDARI 88
14. EKA RINI AGUSTIN 76
15. ELSA FEBIYANA DEVI 84
16. FANIA MEI PALUPI P
17. FAZILA PUSPITA PUTRI 72
18. HARIS AHMAD SOBARI 60
19. LUQMANUL HAKIM ROSYIDI 88
20. MAHARANI BULAN PUTI DEWANTI 84
21. MILA ARINKA DHIA MU’ADZAH P
22. MOHAMMAD HIDAYAH AL-FAJRI 80
23. MUHAMMAD SULTON MAULANA 92
24. NUR AZIZAH GHANIYA SARI 64
25. NUR KHASANAH DIAN AYU VANIAN 60
26. PINGKY AGUSTIN P
27. POPPY RYANA 88
28. REYSYA CHINTYASARI 88
29. RULLY PUTRI ROHMADI 80
30. SALMA ISTIQOMAH 92
31. SYLWINA NGGURI AZIZAH 88
32. TATI ANUGRAH HENI 84
33. TIARA ADDIN MASTITI P
34. YANUAR ARIFIN P
35. ZULFA ARIFQI UMAIMAH 68

Anda mungkin juga menyukai