Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) yang biasa
disebut narkoba merupakan jenis obat/zat yang diperlukan di dalam dunia
pengobatan. Akan tetapi apabila dipergunakan tanpa pembatasan dan pengawasan
yang seksama dapat menimbulkan ketergantungan serta dapat membahayakan
kesehatan bahkan jiwa pemakainya.
Penyalahgunaan narkoba pada akhir tahun ini dirasakan semakin
meningkat. Dapat kita amati dari pemberitaan-pemberitaan baik di media cetak
maupun elektronika yang hampir setiap hari memberitakan tentang penangkapan
para pelaku penyalahgunaan narkoba oleh aparat keamanan. Kebanyakan
pelakunya adalah remaja belasan tahun, mereka pasti sudah mengerti tentang
bahaya mengkonsumsi narkoba, tapi mengapa mereka menggunakannya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan apa yang dikemukakan dalam latar belakang maka penulis
menarik suatu rumusan masalah sebagai berikut :
a. Adakah bahaya narkoba terhadap generasi penerus bangsa ?
b. Gejala-gejala apa sajakah yang timbul akibat mengkonsumsi narkoba ?

1.3 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari penelitian ini adalah terumuskannya model pemberdayaan
pranata sosial dalam menangani masalah penyalahgunaan narkoba. Manfaat yang
diharapkan adalah sebagai bahan masukan bagi perumusan kebijakan penanganan
masalah penyalahgunaan narkoba khususnya keikutsertaan pencegahan dan
penanganan penyalahgunaan masalah narkoba.

1.4 Hipotesis
Hipotesis yang bisa diperoleh dari rumusan masalah tersebut sebagai
berikut :

1
1. Hipotesis Kerja (Ha)
Adanya bahaya narkoba generasi penerus bangsa yang menjadi akibat terjadinya
penyalahgunaan narkoba.
2. Hipotesis Nol (H0)
Tidak ada masyarakat yang bilang kalau narkoba itu adalah barang (obat) yang
baik, sebaliknya narkoba itu adalah obat yang merusak akal generasi penerus
bangsa.

1.5 Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode studi
kepustakaan. Pemilihan metode ini karena penelitian yang dilakukan ditujukan
untuk mengidentifikasi permasalahan peran remaja dalam penanggulangan
Narkotika dengan mengacu pada literatur-literatur, artikel-artikel dan sumber
bacaan lain.

• Pengertian Narkotika
Narkotika adalah zat yang dapat menimbulkan pengaruh tertentu bagi
mereka yang menggunakannya dengan cara memasukkan obat tersebut ke dalam
tubuhnya, pengaruh tersebut berupa pembiasan, hilangnya rasa sakit rangsangan,
semangat dan halusinasi. Dengan timbulnya efek halusinasi inilah yang
menyebabkan kelompok masyarakat terutama di kalangan remaja ingin
menggunakan Narkotika meskipun tidak menderita apa-apa. Hal inilah yang
mengakibatkan terjadinya penyalahgunaan Narkotika (obat). Bahaya bila
menggunakan Narkotika bila tidak sesuai dengan peraturan adalah adanya
adiksi/ketergantungan obat (ketagihan).
Adiksi adalah suatu kelainan obat yang bersifat kronik/periodik sehingga
penderita kehilangan kontrol terhadap dirinya dan menimbulkan kerugian
terhadap dirinya dan masyarakat. Orang-orang yang sudah terlibat pada
penyalahgunaan Narkotika pada mulanya masih dalam ukuran (dosis) yang
normal. Lama-lama pengguna obat menjadi kebiasaan, setelah biasa
menggunakan mar kemudian untuk menimbulkan efek yang sama diperlukan

2
dosis yang lebih tinggi (toleransi). Setelah fase toleransi ini berakhir menjadi
ketergantungan, merasa tidak dapat hidup tanpa Narkotika.

• Kemungkinan Yang Terjadi Pada Pengguna Narkotika


Banyak orang beranggapan bagi mereka yang sudah mengkonsumsi mar
secara berlebihan beresiko sebagai berikut :
1. Sebanyak 60% orang beranggapan bahwa Narkotika dapat menyebabkan
kematian karena zat-zat yang terkandung dalam Narkotika mengganggu sistem
kekebalan tubuh mereka sehingga dalam waktu yang relatif singkat bisa
merenggut jiwa si pemakai.
2. Sebanyak 20% orang beranggapan bahwa pengguna Narkotika dapat bertindak
nekat/bunuh diri karena pemakai cenderung memiliki sifat acuh tak acuh terhadap
lingkungannya. Ia menganggap dirinya tidak berguna bagi lingkungannya ini yang
memacunya untuk bertindak nekat.
3. Sebanyak 15% orang beranggapan bahwa Narkotika dapat menyebabkan
hilangnya kontrol bagi si pemakainya, karena setelah mengkonsumsi Narkotika.
Zat-zat yang terkandung di dalamnya langsung bekerja menyerang syaraf pada
otak yang cenderung membuat tidak sabar dan lepas kontrol.
4. Sebanyak 5% orang beranggapan bahwa Narkotika menimbulkan penyakit bagi
pemakainya. Karena di dalam Narkotika mengandung zat yang mempunyai efek
samping yang menimbulkan penyakit baru.

• Jenis-jenis Narkotika yang Disalahgunakan dan Peredarannya


Narkoba meliputi :
A. Narkotika
Zat berasal dari tanaman atau bukan tanaman.
1) Tanaman
a. Opium atau candu/morfin yaitu olahan getah tanaman papaver somniferum
tidak terdapat di Indonesia, tetapi diselundupkan di Indonesia.
b. Kokain yaitu olahan daun koka diolah di Amerika (Peru, Bolivia, Kolumbia).
c. Cannabis Sativa atau Marihuana atau Ganja banyak ditanam di Indonesia.

3
2) Bukan tanaman
a. Semi sintetik : adalah zat yang diproses secara ekstraksi, isolasi disebutalkaloid
opium. Contoh : Heroin, Kodein, Morfin.
b. Sintetik : diperoleh melalui proses kimia bahan baku kimia, menghasilkan zat
baru yang mempunyai efek narkotika dan diperlukan medis untuk penelitian serta
penghilang rasa sakit (analgesic) seperti penekan batuk (antitusif).
Contoh : Amfetamin, Metadon, Petidin, Deksamfetamin.

B. Psikotropika
Adalah obat keras bukan narkotika, digunakan dalam dunia pengobatan
sesuai Permenkes RI No. 124/Menkes/Per/II/93, namun dapat menimbulkan
ketergantungan psikis fisik jika dipakai tanpa pengawasan akan sangat merugikan
karena efeknya sangat berbahaya seperti narkotika. Psikotropika merupakan
pengganti narkotika, karena narkotika mahal harganya. Penggunaannya biasa
dicampur dengan air mineral atau alkohol sehingga efeknya seperti narkotika.
1) Penenang (anti cemas) : bekerja mengendorkan atau mengurangi aktifitas
susunan syaraf pusat. Contoh : Pil Rohypnol, Mogadon, Valium, Mandrax (Mx).
2) Stimulant : bekerja mengaktifkan susunan syaraf pusat. Contoh :
Amphetamine, MDMA, MDA.
3) Hallusinogen : bekerja menimbulkan rasa halusinasi/khayalan. Contoh
Lysergic Acid Diethylamide (LSD), Psylocibine.
Alkohol
Alkohol dalam ilmu kimia dikenal dengan sebutan etanol adalah minuman keras
yang mempunyai efek bisa memabukkan jika minumnya berlebihan.

C. Zat Adiktif
Zat adiktif adalah zat yang sangat berbahaya jika salah pemakaiannya bisa
merusak tubuh, bila keracunan bisa menimbulkan halusinasi atau mungkin yang
fatal kematian.
Contoh : Terpentine, lem karet, thinner, spray aerosol, aceton, dll.

4
Narkoba yang sering disalahgunakan :
Narkoba yang sering dikonsumsi oleh masyarakat secara salah antara lain :

A. HEROIN
Nama : Putauw, PT, bedak, putih, Brown Sugar, Benana, Smaek, Horse, Hammer,
Snow White Brown.
Asal : Papaver Somniferum.
Bentuk : Seperti bedak berwarna putih, rasa pahit, terdapat paket hemat, dijual
sebesar ujung kuku/ibu jari dalam kemasan kertas.
Cara Pakai : Dihirup, dihisap, ditelan dan disuntikkan lewat tangan, kaki, leher.
Efek : Mual, mengantuk, cadel, pendiam, mata sayu, muka pucat, tidak
konsentrasi, hidung gatal-gatal.

Gejala putus obat :


Sebelum memakai :
- Tulang otot sendi terasa nyeri, demam, takut air
- Keringat keluar berlebihan
- Takut kedinginan, bulu kuduk berdiri
- Mata berair, hidung berair
- Mual-mual, perut sakit, diare
- Tidak suka makan
- Tidak bisa bekerja (lemas)
Setelah memakai :
- Fly (berkhayal), mata sembab kadang muntah
- Jantung berdebar, mata susah bangun
Bahaya :
- Hepatitis B, C, AIDS, HIV
- Menstruasi terganggu, infertilitas (impotensi)
- Abses (jika pakai suntik)
- Tubuh kurus, pucat, kurang gizi
- Sulit buang air besar
- Mudah terserang radang paru, TBC paru, radang hati, empedu, ginjal

5
B. KOKAIN
Nama : Charlie, Nosc Candy, Snow, Coke
Asal : Daun (tanaman Erythrro – Xylon Coca)
Bentuk : Serbuk putih, kadang dicampur dengan beberapa macam zat berbahaya,
disebut “Drug Cocktail”
Efek : - Suhu badan tinggi, denyut jantung bertambah
- Mudah marah, agresif dan merusak
- Merasa energik dan waspada dan merasa memiliki dunia (arogan).
Gejala putus obat :
- Ada keinginan bunuh diri, mual, kejang-kejang
Bahaya :
- Paranoid
- Menyebabkan perkelahian
- Mabuk dan tidak bergairah
- Jika dihirup akan menyebabkan mimisan dan sinusitis
- Kerusakan jantung jika dicampur rokok
- Pemakaian banyak, nafsu sex hilang
- Bisa terjadi psikotik atau gila dalam jangka panjang

C. GANJA
Nama : Ganja, cimeng, gelek, daun, rumput, jayus, jum, barang, marihuana, bang
bunga, ikat, labang, hijau
Jenis-jenis : Stick, daun atau tembakau, hashish (minyak/lemak ganja)
Bentuk : Daun kering atau dalam bentuk rajangan kering, dimasukkan dalam
amplop.
Daun basah, runcing berjari-jari ganjil 5, 7, 9 dst.
Cara Pakai : Dilinting seperti rokok, dihisap dan dimakan, minyak ganja bisa
dioles pada rokok biasa
Efek : - Jantung berdebar-debar
- Tidak bergairah, cepat marah, sensitif
- Perasaan tidak tenang, eforia, kurang percaya diri, rasa letih/malas

6
Gejala putus obat :
- Sebenarnya hanya faktor psikis dan sugesti yang lebih dominan, apabila tidak
memakai ganja.
Bahaya :
- Untuk pemakaian yang lama akan menjadikan pemakai menjadi linglung.

D. EKSTASI
Nama : Kancing, XTC, Inex, Adam, Hug-Drug, Essence, Disco, Biscuits,
Venus, Yupie, Butterfly, Elektrix, Gober, Beladin
Bentuk : Pil, serbuk, kapsul.
Cara Pakai : Diminum dengan air atau yang lain
Efek : - Mulut kering, gigi berkerut-kerut
- Banyak berkeringat dingin, nafsu makan kurang
- Badan tak terkendali geraknya (triping)
- Denyut jantung, nadi bertambah
- Tekanan darah naik

Gejala putus obat :


- Rasa letih, malas
- Mudah tersinggung, emosi labil
- Sulit tidur, mimpi buruk jika tidur
- Depresi, mata kabur
Bahaya :
- Paranoid (rasa takut berlebihan, curiga yang berlebihan)
- Pemakaian yang lama akan menjadikan pemakai bisa linglung
- Merusak syaraf otak
- Pucat kurang darah
- Kurus kurang gizi
- Penyakit Parkinson

7
E. SHABU-SHABU (Methyl – Amphetamin)
Nama : Ubas, SS, Mecin
Bentuk : Bubuk atau kristal
Jenis : Gold silver, coconut, crystal, blue ice, tebu
Cara Pakai : Dibakar di atas kertas timah dan dihisap melalui alat yang disebut
bong
Pemakai bisa diindikasikan : Tidak tenang (cemas), mudah marah, dapat cepat
lelah, mata nanar, tidak bersemangat, tidak beraktifitas, keringat berlebihan dan
bahu, wajah pucat, lidah warna putih, nafsu makan kurang, susah tidur (2-3 hari),
jantung berdebar-debar, banyak omong, percaya diri tinggi.
Efek : - Sebelum memakai gelisah, ngantuk, lemas, tidak bergairah
- Jika sudah memakai, agresif, hiperaktif dan percaya diri tinggi

Gejala putus obat :


- Mudah marah
- Ngantuk
- Faktor sugesti yang dominan apabila tidak memakai
- Mudah capek
- Rasa lebih malas
- Malas hidup
Bahaya :
- Paranoid (rasa takut berlebihan)
- Pemakaian yang lama akan menjadikan pemakai bisa linglung
- Merusak syaraf otak
- Kanker hati
- Terjadinya gejala psikotik (gila)

F. HALUSINOGEN
Nama : LSD (Lysergic Diethyl Amid), Magic Mushroom (jamur tahi
kuda/sapi), STP (Serenity, Tranquility, Peace)
Cara Pakai : Diminum, dihirup, dimakan
Efek : - Menimbulkan serenity, tranquility dan peace (rasa tenang dan damai)
sesaat

8
- Perasaan labil yaitu murung dan bahagia atau euforia kadang-kadang menjadi
takut.
Bahaya :
- Kecemasan akut, reaksi panik
- Terjadi depresi sampai berbulan-bulan
- Terjadinya gejala psikotik (gila)

G. HIPNOTIKA/SEDATIVA (Obat Tidur, Obat Penenang)


Nama : Metaqualon (Mandrax), Flunitrazepam (Rohyp), Clona Zepam
(RIV), Nitra Zepam (pil koplo, pil anjing, dum, BK, MG).
Bentuk : Pil
Cara Pakai : Ditelan
Efek : - Teler (bicara cadel, jalan sempoyongan)
- Mudah tersinggung
- Banyak bicara yang tidak karuan
- Ngawur dalam bertindak, tidak terkontrol
Gejala putus obat :
- Denyut jantung cepat
- Banyak berkeringat
- Tekanan darah tinggi
- Tangan, kelopak dan lidah bergetar
Bahaya :
- Terjadinya perkelahian
- Mudah tersinggung dan marah
- Lemas, sedih, ingin bunuh diri
- Menimbulkan halusinasi dan melakukan tindakan berbahaya

H. ALKOHOL
Nama : Etanol atau Ethyl Alkohol
Jenis : Bir, wiski, gin, vodka, martini, brem, arak, ciu, saquer, tuak, johny walker
(topi miring), black and white (kam-put, kambing putih)
Bentuk : Cairan, berupa minuman
Cara Pakai : Diminum / ditelan

9
Efek : - Mabuk teler
- Muka merah, banyak bicara, bicara cadel
- Jalan sempoyongan, konsentrasi kurang
- Bola mata bergerak-gerak
Gejala putus obat :
- Mual, muntah, lemah, letih
- Denyut jantung cepat, banyak berkeringat, tekanan darah naik
- Tangan, lidah, kelopak mata gemetar
- Cemas, depresi, mudah tersinggung
- Gangguan kesadaran
Bahaya :
- Kanker hati, cacat pada janin
- Perdarahan lambung, radang pankreas
- Penyakit otot, pikun

I. INHALANSIA dan SOLVEN


Nama : Lem karet, aerosol spray, aceton, gas N2O2, pelumas, thinner,
terpentine, DDT, pestisida, zat pewarna
Bentuk : Cairan, gas
Efek : - Timbul ilusi, halusinasi
- Kemampuan persepsi yang salah
Bahaya :
- Merasa dirinya bisa terbang, sehingga bisa terjun dari tempat tinggi tanpa mati
- Keracunan akut, bisa mati mendadak akibat menghisap inhalansia
- Kejang saluran nafas
- Keracunan kronis merusak organ tubuh otak, ginjal, paru-paru, jantung, sunsum
tulang
- Kulit bisa mengelupas karena keracunan terpentine (zat mudah menguap)

Dalam memasuki era tinggal landas PJP II sekaligus merupakan informasi


dan reformasi pelaksanaan pembangunan keluarga sejahtera dihadapkan berbagai

10
tantangan yang semakin berat karena pembangunan keluarga sejahtera tidak
hanya berhenti dalam mewujudkan keluarga kecil saja misinya telah diperluas
lagi yaitu membangun keluarga sejahtera dengan meningkatkan kualitas keluarga
dan penduduk menjadi kekuatan pembangunan nasional yang handal.
Dalam Undang-Undang no. 10 tahun 1992 tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera , bahwa kebijakan
pembangunan keluarga sejahtera diarahkan terwujudnya kualitas keluarga yang
bercirikan kemandirian dan ketahan keluraga sebagai potensi sumber daya
manusia dalam lingkungan hidup untuk mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan.

Dalam rangka pelaksanaan pembanguan keluarga sejahtera UU. No 10 tahun


1992 menetapkan empat paket dukungan pelayanan dan pembangunan keluarga
sejahtera. Yaitu :
1. Pendewasaan usia perkawinan
2. Pengaturan kelahiran
3. Pembinaan ketahanan kelaurga
4. Peningkatan kesejahteraan keluarga.

Undang-Undang tersebut menetapkan ketahan keluarga merupakan salah satu


factor dalam upaya untuk membangun keluarga sejahtera.

Pembangunan keluarga sejahtera dalam pelaksanaannya harus mampu


menangkal segala tantangan baik bersifat fisik material maupun fisik psikis
mental spiritual. Akibat dari kemajuan ilmu dan teknologi kualitas kehidupan
semakin mengalami penurunan, keluraga sering terjadi

vacum moral , disorganisasi keluarga, sehingga terjadi penyimpangan social,


penyelewengan nilai-nilai luhur dalam keluarga seperti yang telah diberitakan
oleh media masa virus HIV/AIDS yang
sudah menyebar menular pada keluarga dari berbagai kelas social. Oleh karena
itu keluarga harus dapat meningkatkan keluarganya dengan ketahanan keluarga
dan untuk memberikan doorongan agar dapat melaksanakan fungsi-fungsi
keluarga secara utuh.

11
AIDS (Aquired immuno deficiency syindrome) . Sydrome adalah sindroma
merupakan kumpulan gejala dan tanda pepnyakit; Defisiency = kekurangan;
Immuno = berarti kekebalan ; Aquired = diperoleh/didapat. Dalam hal ini AIDS
bukan penyakit keturunan tetapi penyakit virus HIV ( Human Imuno Deficiency
Virus) yang menghancurkan kekebalan tubuh manusia. AIDS ditularkan
melaluiseksual, trasfusi darah, pemberian produk darah , alat suntik dan ibu hamil
pengindap HIV kepada bayinya.

Penyebaran HIV/AIDS di Indonesia lebih cepat dan meluas sampai dengan


tanggal 28 Pebruari 1995 saja sudah mencapai 283 kasus diperkirakan penularan
HIV/AIDS sampai saat ini telah menjangkau seluruhnya 90.400 orang dan tahun
1996 tanpa inpentarisasi kencenderungan penularannya akan mencapai 300.000
dan tahun 2000 akan mencapai 600.000 – 2500.000, orang tertular HIV/AIDS.

Sebagai penanggulangannyapemerintah mengeluarkan keputusan Presiden NO.


36 tahun 1994 tentang komisi penanggulangan HIV/AIDS , dan Keputusan
Menko Kesra No. 8/Kep/Menko/Kesra VI/1994 tentang Strategi Nasional
Penanggulangan HIV/AIDS. Isinya untuk segera merumuskan rencana
kebijaksanaan nasional pencegahan , pelayanan, pemantauan, pengendalian dan
penyuluhan bahaya HIV/AIDS di Indonesia terpaddu yang titik beratnya kegiatan
pada peningkatan ketahanan keluarga kemudian dilajutkan debngan keputusan
Menteri Negara kependudukan/Kepala BKKBN No. 375/KT.401/E6/94 tanggal
10 Nopember 1994 dan pembentukan Tim Teknis Pencegahan dan
Penanggulangan HIV/AIDS dengan upaya pokok Pembangunan Keluarga
Sejahtera melalui UU. NO. 10 tahun 1992 dan pesan Gerakan Keluarga
Berencana.

12
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembangunan keluarga sejahtera melalui peningkatan ketahanan


keluarga

Dalam rencana pembangunan nasional memberikan petujuk bahwa


pembangunan keluarga sejahtera diarahkan pada terwujudnya keluarga sebagai
wahana persmian nilai-nilai luhur budaya bangsa guna meningkatkan
kesejahteraan keluarga serta membina ketahanan keluarga agar mampu
mendukung kegiatan pembangunan.

UU No.10/1992 pasal 3 ayat 2 menyebutkan bahwa pembangunan keluarga


sejahtera diarahkan pada pembangunan kualitas keluarga yang bercirikan
kemandirin, ketahanan keluarga dan kemandirian kelauarga .
Ketahanan keluarga adalah adalah “kondisi suatu keluarga yang memiliki
keuletan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan fisik materiil, fisik
psikis dan mental spiritual guna hidup mandiri dan mengembangkan diri
keluarganya untuk hidup harmonis untuk meningkatkan kesejahteraan lahir dan
kekbahagian batin”.

Berkaitan dengan uraian tersebut, pepmbangunan keluarga sejahtera melalui


ketahanan keluarga harus benar-benar dimasyrakatkan dan menjadikan motivasi
yang kuat untuk membangun kualitas keluarga dan nantinya diharapkan keluarga
benar-benar menjadi wahana yang pertama yang utama dalam membangun
dirinya dan anggotanya secara mandiri.
Keluarga harus dikembangkan menjadi unit yang lebih kokoh mempunyai
ketahanan keluarga yang kuat yang dapat menangkal segala benturan yang dapat
melemahkan nilai-nilai luhur keluarga.

13
Dalam membina dan mengembangkan keluarga diperlukan upaya yang
menyangkut aspek keagamaan, pendidikan, kesehatan dan ekonomi, social
budaya, kemandirian kelauarga, ketahanan keluarga , maupun pelayanan keluarga.

Dari uraian tersebut dapat dirumuskan bahwa untuk membangun keluarga yang
sejahtera melalui ketahan keluarga kita harus mampu melaksanakan secara
seimbang , selaras, serasi dari delapan fungsi kelauarga , dengan kata lain bahwa
keluarga sejahtera dapat dicapai apabila keluarga dapat melaksanakan fungsi-
fungsi keluarga secara utuh.

B. Fungsi-fungsi keluarga tersebut adalah


1. Fungsi keagamaan
2. Fungsi social budaya
3. Fungsi kasih saying
4. Fungsi perlindungan
5. Fungsi sosialisasi pendidikan
6. Fungsi reproduksi
7. Fungsi ekonomi
8. Fungsi pelestarian lingkungan.

Upaya pengembangan fungsi-fungsi keluarga diatas dimaksudkan sebagai


wahana bagi keluarga untuk dapat diaktualisasikan diri dalam membangun dirinya
menjadi keluarga yang sejahtera.

Dengan demikian ketahanan keluarga akan meningkat pembangunan keluarga


sejahtera sebagai potensi sumber daya manusia pengguna, pemelihara lingkungan
hidup untuk melanjutkan pembangunan yang berkelanjutan.

14
BAB III
KETAHANAN KELUARGA SEBAGAI TERAPI KELUARGA SADAR
HIV/AIDS.

Keluarga pada umumnya tunduk pada peratuaran atau pranata masyrakat,


norma atau adapt istiadat, kaidah-kaidah. Pelanggaran norma-norma /adapt-
istiadat dapat berakibat kehilangan haknya sebagai anggota keluarga.

Pada akhir-akhir ini terlihat adanya krisis system nilai tradisional yang luhur
sebagai akibat dari tata kelakuan pergaulan di lingkungan keluarga yang semakin
melemah (disintegrasi keluarga) dan vacum moral.. Dalam situasi inilah timbul
penyimpangan dalam system nilai pergaulan, seperti penyelewengan seksual
percerian, pergaulan bebas, pemerkosaan dan bentuk-bentuk penyimpangan
lainnya.

Di negara yang sudah maju seperti Amirika Serikat misalnya dalam sebuah
loka karya yang berjudul “Family Crisis” (Mei 1995) menyebutkan bahwa 30
tahun terakhir ini 60% keluarga di Amirika serikat berakhir dengan perceriandan
70% dari anak-anak berkembang tidak sehatbaik secara fisik maupun mental dan
social. Selanjutnya dikemukakan bahwa angka percerian meningkat, pernikahan
semakin menurun karena banyak orang memilih hidup bersama tanpa nikah (free
sek). Ketidak setiaan (penyelewengan dikalangan keluarga cukup tinggi 40% istri
di Amirika Serikat menyeleweng. Dampak lain adalah penyebaran penyakit
kelamin termasuk HIV/AIDS. Hal ini menunjukan yang terjadi pada masyarakat
modern dan industri yang bercorak sekuler, ketidak pastian fundamental di bidang
hokum, norma, moral nelai dan etika kehidupan antara pria dan wanita .

Demikian Indonesia yang sedang membangun ini pengaruh keluarga dalam


proses akulturasi dfan masyarakat yang menghendaki perubahan akan
menimbulakan dampak yang negative jika tidak diseleksi yang ketat. Hal ini
terlihat bahwa virus HIV?AIDS pun telah menjalar di Indonesia tercinta ini.

15
Pergeseran nilai-nilai dan norma-norma perilaku yang berkaitan dengan
kehidupan seksual masyarakat bukan terjadui pada kalangan generasi muda saja,
tetapi sudah menjarah pada suami istri yang sah, bahkan pada kalangan wanita
karier dan berbagai profesi.
Dampak penyelewengan seksual itulah salah satu yang dapat menyebabkan
penyakit kelamin termasuk virus HIV/AIDS, yang sampai saat ini belum ada
vaksin pencegahnya. Namun demikian setiap anggota keluarga harus menyadari
bahwa sindrom termasuk sangat berbahaya.

Dalam kontek itulah ketahanan keluarga sebagai kondisi dinamis, suatu


keluarga perlu mendasari setiap anggota keluarga mampu menghadapi benturan-
benturan nilai, norama baru dan dapat merusak menghancurkan keluarga.

HIV/AIDS tidak semata-mata penyakit dibidang kedokteran atau kesehatan


akan tetapi lebih merupakan penyakit perilaku (life style) atau boleh disebut
penyakit moral, karena 90% penularannya dan penyebarannya melalui kontak
seksual diluar nikah atau perjinahan. Karena merupakan penyelewengan moral
maka strategi yang efektif untuk membantu keluarga tersebut adalah dengan terapi
peningkatan ketahanan keluarga khususnya melalui peningkatan aspek spiritual
keagamaan dan menjadikan keluarganya menjadi insan-insan agamais yang penuh
keimanan dan taqwa pada Tuhan Yang Maha Esa dan mapu meningkatkan
ketahanan non fisik dalam menghadapi tantangan dan ancaman.
Perlu diketahui bahwa dalam uraian ini selanjutnya hanya ditik beratkan pada
peningkatan ketahanan keluarga melalui aspek spiritual keagamaan sebagai salah
satu terapi keluarga sadar HIV/AIDS.

Agama merupakan nasehat ( HR> Muslim) sebagai aturan hidup yang berisi
larangan dan perintah , Firman Allah mengatakan “Frmi masa sesungguhnya
manusia itu benar-benar berada dalam kerugian , kecuali arang-orang yang
beriman , dan mengerjakan amal soleh dan nasehat-menasehati supaya mentaati
kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kebenaran” (Surat Al Ashr

16
ayat 1-3). “Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia supaya beribadah kepada-
Ku” (Surat Adz Dzariyaat ayat 56).
Hal ini menunjukan bahwa setiap perilaku manusia harus disesuaikan dengan
norma-norma agama yang berasal dari Tuhan yang memberikan petunjukserta
perintah , bagaimana manusia harus bertindak dan atau bertingkah laku dengan
benar.

Prof. J. Stinnet dan J. De Frain dalam penelitiannyayang berjudul “The


National Study on Family Strengh” menyebutkan bahwa keluarga-keluarga yang
tiadak dilandasi dengan agama
yang kuat mempynyai resiko sempat kali lebih besar untuk menjadi Broken
Home, termasuk ketidaksetiaan dn ganti-ganti pasangan serta berbagai bentuk
pergaulan bebas.
Dari uraian tersebut dapat dirumuskan bahwa keluarga-keluarga yang
mengalami krisi moral , tidak sejahtera karena tidak ditanamkan nilai-nilai agama
dan etika pergaulan yang sesuai dengan norma-norma agama, akibatanya perilaku
bebas tak terkendali.

Perilaku yang bebas, penyelewengan seksual baik yang dilakuakan suami atau
istri dengan penderita HIV/AIDS ini semua merupakan penyakit moral oleh
karena iitu penanggulangannya adalah dengan meningkatkan ketahanan keluarga,
dan ini akan dapat dicapai dengan landasan agama yang kuat yaitu dengan
meningkatkan kimanan dan ketaqwaan masing-masing anggota keluarga ,
sehingga keharmonisan dalam kelaurga akan dapat dicapai dan mengembangkan
keluarga yang sejahtera. Bagi yang sudah menyeleweng atau yang sudah kena
virus HIV/AIDS maka bertobatlah dan tidak mau melakukan lagi dan tiadak akan
menularkannya pada orang lain serta meningkatkan ketaqwaan dan keimanan
kepada Allah SWT, serta banyak amal saleh. Nabi bersabda “Bertobatlah kamu
sebelum maut menjemputnya” Dan berdo’alah mohon kesembuhan.

17
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahwa Narkotika adalah obat terlarang sehingga siapapun yang mengkonsumsi
atau menjualnya akan dikenakan sanksi yang terdapat pada UU No.07 Tahun
1997 tentang Narkotika. Dilarang keras untuk mengkonsumsi dan menjualnya
selain itu di dalam UU RI No.27 Tahun 1997 tentang Narkotika hanya dapat
digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan ilmu pengetahuan.

B. Saran
Ketahanan keluarga dapat terwujud apabila keluarga dapat mengoptimalkan
pelaksanaan 8 fungsi keluarga .
Pengembangan fungsi-fungsi keluarga dimaksudkan sebagai wahana bagi
keluarga untuk mengaktualisasikan diri dalam membangun dirinya menjadi
keluarga yang sejahtera daya sebagai potensi sumber daya pengguna, pemelihara
lingkungan hidup untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
Kedua : Ketahanan keluarga sebagai kondisi yang dinamis harus mampu
menangkal segala tantangan baik secara fisik material maupun fisik psikis mental
spiritual yang dapat menggoyahkan nilai-nilai luhur kehidupan keluarga.
Peningkatan ketahanan keluarga melalui peningkatan fungsi keagamaan
merupakan salah satu upaya membentuk keluarga menjadi insane yang agamais,
penuh iman dan taqwa serta sadar akan bahaya HIV/AIDS yang sangat berbahaya
ini dan sampai saat sekarang ini belum ada vaksinnya.

18
DAFTAR PERPUSTAKAAN

BKKBN, Materi Khotbah Keluarga Sejahtera, Jakarta, 1993.


BKKBN, Opini, Pendapat Umum tentang Keluarga, BKKBN, Keluarga Sejahtera
dan Kependudukan, BBKN, Jakarta, 1994/1995.

BKKBN, DKI Jakarta, Warta Dwi Program, Jakarta,, GKBN, Jakarta,


1994/1995.
KANTOR MENTERI NEGARA KEPENDUDUKAN/BKKBN, GERAKAN KB
DAN KS
NASIONAL, Bina Pengetahuan, Jakarta 1994/1995.
UNDANG-UNDANG NO. 10 Tahun 1992, tentang Perkembangan
Kependudukan dan
Pembangunan keluarga sejahtera, Menteri Negara dan
Kependudukan/BKKBN Jakarta
1993.
PERATURAN PEMERINTAH RINo. 21 Tahun 1994, Tentang Penyelenggaraan
Pembangunan
Keluarga Sejahtera, Jakarta BKKBN.
SOSIOLOGI, Kun Maryati, Juju Suryawati, ESIS, Jakarta 2006.

19

Anda mungkin juga menyukai