Anda di halaman 1dari 8

Teks Anekdot

Disusun oleh:

1. Ahmad Ahsin Syamil (1)


2. Aisya Syifa Auliya (2)
3. Annisa Febriani Azzahra (5)
4. Musyaffa Hanif Wibowo (22)
5. Raihan Putra Wardana (29)
6. Salma Azzahro (32)

Kelompok 3
SMA Negeri 1 Bantul
A. Pengertian

● Menurut KBBI, teks anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan
mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan
kejadian yang sebenarnya.
● Anekdot adalah cerita lucu yang mengandung kritik atas fenomena sosial yang terjadi
di masyarakat. Di balik kelucuan yang ditampilkan, anekdot memiliki pesan yang
diharapkan dapat memberi pelajaran kepada khalayak.
● Anekdot dapat berupa teks tertulis, audio, maupun grafik (seperti komik).

B. Ciri-ciri

1. Bersifat humor atau lelucon.


2. Bersifat menggelitik.
3. Bersifat menyindir.
4. Bisa jadi mengenai orang penting.
5. Memiliki tujuan tertentu.
6. Kisah atau cerita yang disajikan hampir menyerupai dongeng.

C. Tujuan

1. Sebagai sarana hiburan.


2. Membangkitkan tawa pembaca.
3. Sebagai sarana untuk mengkritik.

D. Struktur

● Orientasi
Bagian anekdot yang berisi pengenalan kondisi atau karakter tokoh, penggambaran
hal-hal terkait dengan apa, kapan, dimana, siapa, mengapa, bagaimana, dan gambaran
tentang masalah yang akan dihadapi tokoh.
● Perkenalkan, saya Didi. Di sini ada kuli bangunan? Wah, berarti saya satu-
satunya ya di sini. Ngomong-ngomong soal liburan, buat kebanyakan orang,
liburan itu obat stres, tapi buat saya malah bikin stres. Datang liburan orang-
orang sibuk nyiapin rencana mau liburan ke mana. Saya malah sibuk nyari
alasan.

● Komplikasi
Berisi masalah yang dihadapi tokoh. Pada bagian ini, penulis menyampaikan puncak
cerita yang mengandung tawa sekaligus kritikan terhadap topik yang diangkat. Bagian
ini disebut juga dengan krisis dan reaksi. Krisis atau komplikasi merupakan bagian
yang berisi kekonyolan yang menggelitik dan mengundang tawa. Tanggapan atau
respons atas krisis yang dinyatakan sebelumnya disebut sebagai reaksi. Reaksi dapat
berupa sikap mencela atau menertawakan.
● Anak saya minta liburan, "Pak, ingin ke Dufan."
"Nak, Jakarta banjir."
"Ya udah Pak, ke Tangkuban Perahu."
"Nak, perahunya bocor."
"Ah bilang aja, Bapak gak punya uang."
"Cerdas!"

● Evaluasi
Berisi komentar terhadap isi atau pesan dari fenomena yang telah diceritakan. Bagian
ini disebut juga sebagai koda. Namun, bagian ini bersifat pilihan yang berarti dapat
ada ataupun tidak ada.
● Anak saya itu memang jarang liburan.

E. Kaidah bahasa

● Pertanyaan retoris
Pertanyaan yang sudah jelas jawabannya. Pertanyaan ini diberikan untuk menyindir,
memberi nasihat, dukungan atau pesan terhadap orang lain secara halus.

● Majas sindiran
Kelompok majas yang mengungkapkan maksud atau gagasan dengan cara menyindir.
Majas sindiran terdiri dari:
a. Ironi
Gaya bahasa yang melukiskan suatu maksud dengan mengatakan kebalikan dari
keadaan yang sebenarnya dengan maksud menyindir.
■ Siapa yang tidak ingin bahagia?
■ Menurutmu, kamu tak pernah berbuat dosa?
b. Sinisme
Gaya bahasa berupa ejekan atau sindiran menggunakan kata-kata kasar yang
disampaikan secara langsung
■ Untuk apa punya banyak uang jika makan saja harus diatur timbangannya.
■ Biar sewa, yang penting keren.
c. Sarkasme
Gaya sindiran yang paling keras di antara tiga majas sindiran yang ada. Majas ini
terang-terangan menyinggung, menyindir, atau menyerang seseorang secara
langsung, bahkan menggunakan kata-kata yang kasar.
■ Sudah tahu tidak punya uang, masih aja ingin pergi liburan. Jangan mimpi!
■ Dasar otak udang, kerja begitu saja tidak becus.

● Kata kerja material


Kata yang menunjukkan suatu aktivitas.
■ Anak suku Aceh langsung melompat ke dalam kolam bekas orang mencari ikan
tersebut.
F. Langkah-langkah menulis teks eksposisi

Seperti yang kita tahu, anekdot merupakan salah satu cara untuk menyampaikan kritik
terkait fenomena sosial yang terjadi. Agar kritik yang disampaikan bertanggung jawab,
hendaknya kita harus memiliki data atau informasi atau yang valid terkait fenomena yang
diangkat ke dalam teks. Hal tersebut dapat kita lakukan dengan membuat penelitian
sederhana menggunakan metode survey. Hasil penelitian tersebut dapat kita tuangkan dalam
bentuk teks eksposisi laporan. Berikut langkah-langkah cara menulis teks eksposisi:

1. Tentukan topik fenomena sosial yang akan kalian gali lebih dalam.
2. Tentukan siapa atau apa yang akan menjadi responden atau sumber data penelitian
kalian.
3. Rumusan hal-hal yang ingin kalian ketahui dari topik yang dipilih dalam bentuk
pertanyaan.
4. Tentukan cara pengambilan data. Apakah survey dilakukan dengan menyebarkan
angket isian atau berupa wawancara
5. Kumpulkan data sesuai dengan cara pengambilan data yang telah dipilih.
6. Olah data yang telah didapat.
7. Sajikan data kalian dalam bentuk teks eksposisi laporan. Teks disajikan dengan
struktur sebagai berikut:
8. Pertanyaan pendapat
9. Tuliskan Pendapat kalian terhadap topik yang dibahas.
10. Argumen/hasil penelitian
11. Sampaikan Hasil penelitian dengan menampilkan tabel, grafik, Atau diagram untuk
menunjukkan data yang diperoleh.
12. Penegasan ulang/kesimpulan
13. Sampaikan Simpulan atau penegasan pendapat kalian terhadap hasil yang sudah
dibahas.

G. Istilah-istilah

1. Set up
Bagian tidak lucu yang berperan sebagai pengantar lelucon yang disampaikan. Bagian
ini biasanya berisi informasi. Pada teks anekdot, set up berfungsi sama dengan krisis.
■ Anak saya itu memang jarang liburan.

2. Punch
Bagian yang mengandung unsur humor dan seharusnya mengundang tawa penonton.
Pada bagian ini, komika menyajikan kejutan atau reaksi terhadap set up yang
diberikan. Pada teks anekdot, punch berfungsi sama dengan reaksi.
■ Saya bawa ke tempat kerja saja, menurut dia itu tamasya. Dari pagi sampai sore
dia anteng nyusun lego, pakai batu bata. Kalau orang lain nyusun lego, anak-
anak, ya jadi robot, anak saya jadi pos ronda.
3. Bit
Sepasang kesatuan set up dan punch yang membahas satu subtema disebut dengan bit.
Sebuah naskah terdiri dari beberapa bit yang saling berkaitan. Bit merupakan bagian
kecil dari naskah lawakan tunggal.
■ Anak saya itu memang jarang liburan. Saya bawa ke tempat kerja saja, menurut
dia itu tamasya. Dari pagi sampai sore dia anteng nyusun lego, pakai batu bata.
Kalau orang lain nyusun lego, anak anak, ya jadi robot, anak saya jadi pos ronda

4. Rule of three
Sebuah cara untuk mengundang tawa penonton. Rule of three digunakan melalui
penyampaian tiga hal atau contoh sesuatu. Akan tetapi, contoh yang ketiga berupa hal
lucu atau punch. Contoh ketiga berisi hal yang tidak terduga, tetapi tetap masih
berkaitan dengan contoh sebelumnya.
■ Dia bilang gini, "Bapak curang. Tidur di hotel, makan nasi kotak, tiap hari naik
lift."
Tugas

● Halaman 29

1. Apa pesan yang ingin disampaikan komikus melalui komik tersebut?


Jawaban:
Apa yang terlihat di foto belum tentu sesuai dengan apa yang terjadi di kenyataannya.

2. Apakah pesan yang disampaikan sesuai dengan realitas yang terjadi atau hanya
imajinasi komikus?
Jawaban:
Pesan yang disampaikan oleh komikus sesuai dengan realitas yang terjadi di
lingkungan masyarakat sekitar kita.

3. Apakah komikus sudah menyampaikan pesan dengan cara yang menarik?


Jawaban:
Ya, komikus sudah menyampaikan pesan dengan baik dan cara yang menarik.

4. Jika kalian dapat memberikan masukan kepada sang komikus, hal apa yang
akan kalian sampaikan?
Jawaban:
Tidak ada masukan bagi komikus.

● Halaman 30

Tabel 2.1 Tabel identifikasi teks anekdot


Tema Kemiskinan

Masalah yang dihadapi Ayah dari anak tersebut tidak mempunyai uang sehingga
tidak dapat mengajak anaknya berlibur.

Unsur humor Alasan yang diberikan oleh ayahnya ketika diminta


liburan oleh anaknya.

Pesan yang ingin disampaikan Orang yang mempunyai ekonomi rendah akan sulit untuk
melakukan liburan karena membutuhkan banyak uang.

Diskusi lanjutan

1. Apakah pesan dalam teks tersampaikan dengan jelas?


Ya, tersampaikan dengan jelas karena teks tersebut telah menjelaskan bahwa orang yang
ingin berlibur membutuhkan banyak uang.
2. Apakah masalah sosial yang diangkat relevan dengan kehidupan masyarakat?
Sangat relevan karena orang dengan ekonomi rendah sulit untuk melakukan liburan karena
masalah biaya.

3. Hal apa yang perlu ditambahkan agar teks ini dapat lebih baik dalam
menyampaikan pesan sosial?
Terdapat suatu kata yang mungkin tidak dipahami oleh pembaca sehingga membuat
pembaca bingung dan tidak mendapatkan unsur humornya.

● Halaman 32

Tabel 2.2 Tabel Analisis Struktur Teks Anekdot


Struktur Isi Teks

Orientasi Ani: Mar, aku itu paling malas kalau ada acara keluarga.
Maria: Loh, bukannya senang dapat ketemu banyak saudara? Lagi
pula kan, banyak makanan.

Komplikasi Ani: Ih, makanan terus. Aku itu malas ketemu mereka.
Maria: Kok, bisa?
Ani: Soalnya, pasti ibuku akan membanding-bandingkanku dengan
saudara. Terus, bibi-bibi atau om-om ku akan komentar macam-
macam. Emangnya aku barang dagangan apa, dibanding-
bandingkan dan dikomentari?

Evaluasi Maria: Itu artinya mereka perhatian, sayang sama kamu


Ani: Sayang apanya? Kalau sayang itu didukung bukan dijatuhin.
Maria: Bener juga sih. Ya udah ah, nanti kamu jangan main ke
rumahku lagi ya?
Ani: Loh, kenapa?
Maria: Soalnya, ibuku suka banding-bandingin aku sama kamu.
Sebel tahu!

● Halaman 37

Tabel 2.3 Identifikasi Perbandingan Informasi


Informasi yang sama Informasi yang berbeda

Komik Membahas adanya pasien remaja Penyebab kecanduan ponsel karena


usia sekolah yang kecanduan ponsel adanya media sosial.
di RSUD Dr. Arif Zainudin
Surakarta.

Berita 1 Membahas adanya pasien remaja Penyebab kecanduan ponsel karena


usia sekolah yang kecanduan ponsel gim.
di RSUD Dr. Arif Zainudin
Surakarta.

Berita 2 Membahas adanya pasien remaja Penyebab kecanduan ponsel karena


usia sekolah yang kecanduan ponsel kebiasaan orang tua yang
di RSUD Dr. Arif Zainudin membiarkan anaknya memegang
Surakarta. ponsel terus menerus.

Diskusi lanjutan:
1. Apakah isu yang diangkat pada komik sudah sesuai dengan sumber yang
diberikan?
Tentu saja, sudah sesuai dengan sumbernya.

2. Hal apakah yang perlu ditambahkan pada komik agar kritik yang disampaikan
lebih bermakna?
Sebaik nya menambahkan macam macam penyebab kecanduan ponsel serta cara
mengatasinya.

● Halaman 39

a. Tulislah kalimat yang menggunakan majas sindiran pada dialog di atas, lalu
tentukan apa jenis majas yang dipakai?
Jawaban:
"Siapa lagi kalau bukan para pejabat kaya. Sudah punya banyak uang, tetap saja
korupsi. Dasar serakah!"
Kalimat di atas menggunakan majas sarkasme.

b. Apakah penggunaan majas tersebut sudah tepat?


Jawaban:
Ya, sudah tepat karena majas ini menyindir atau menyerang secara terang-terangan.

c. Gantilah penggunaan majas pada dialog di atas dengan menggunakan kalimat


kalian sendiri!
Jawaban:
Majas sarkasme: “Betapa serakah para koruptor yang sudah memiliki banyak uang,
tetapi tetap saja korupsi.”

Anda mungkin juga menyukai