Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

BAHAYA DAN DAMPAK ISU HOAX DI KALANGAN REMAJA DIERA


PANDEMI

Disusun Oleh :

ANDREAS AVELINO DELIS ( 211222018153352 )

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG

2021

i
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Lengkap : Andreas Avelino Delis

Tempat/Tanggal Lahir : Lame,10 November 2001

Fakultas /Prodi : Teknik / Sipil

NIM : 211222018153352

Dengan ini menyatakan bahwa karya dengan judul “Bahaya Hoax Di Kalangan
Remaja” belum pernah dipublikasikan dan belum pernah diikutsertakan dalam
perlombaan apapun sebelumnya serta tidak mengandung unsur plagiat di
dalamnya. Jika di kemudian hari ditemukan ketidakbenaran informasi, maka saya
bersedia didiskualifikasi ataupun dibatalkan dari status juara jika nanti menjadi
juara dalam perlombaan ini.

Malang, 16 September 2021

Yang menyatakan,

Andreas Avelino Delis

Nim : 211222018153352

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan berkat-Nya, penulis bisa menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul
"Bahaya Hoax Dikalangan Remaja"

Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada BEM UWG Malang
yang sudah menyelenggarak lomba Karya Tulis Ilmiah ini .

Karya Tulis Ilmiah ini menginformasikan terkait bahaya hoax dikalangan


remaja , agar remaja tidak mudah terprovokasi dan bisa berliterasi media yang
baik.

Penulis menyadari ada kekurangan pada Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh
sebab itu, saran dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya tulis ilmiah
ini. Penulis juga berharap semoga karya tulis ilmiah ini mampu memberikan
pengetahuan tentang Bahaya Hoax Dikalangan Remaja

Malang, 16 September 2021

Andreas Avelino Delis

iii
DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN ORGANISASI-----------------------------------------------ii

KATA PENGANTAR---------------------------------------------------------------------iii

DAFTAR ISI-------------------------------------------------------------------------------IV

BAB 1. Pendahuluan------------------------------------------------------------------------1

1.1.----------------------------------------------------------------------------------------Latar Belakang---
1.2.----------------------------------------------------------------------------------------Rumusan Masalah
1.3.----------------------------------------------------------------------------------------Tujuan Kegiatan P
1.4.----------------------------------------------------------------------------------------Manfaat Kegiatan

BAB 2. LANDASAN TEORITIS-------------------------------------------------------- 3

2.1. Metode Penelitian-------------------------------------------------------------- 3

2.2. Pengertian Hoax---------------------------------------------------------------- 3

2.2.1. Ciri dan Jenis Hoax---------------------------------------------------- 3

2.3. Pengertian Remaja------------------------------------------------------------- 4

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN-------------------------------------------------5

3.1 Metode Kualitatif Interaktif : Fenomenologis ------------------------------5

3.2 Metode Kualitatif Interaktif : Studi Kasus----------------------------------5

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN----------------------------------------------- 6

4.1. Bahaya Hoax Dikalangan Remaja-------------------------------------------- 9

BAB 5. PENUTUP------------------------------------------------------------------------ 10

5.1. Kesimpulan --------------------------------------------------------------------10

5.2. Saran----------------------------------------------------------------------------10

DAFTAR PUSTAKA-------------------------------------------------------------------- 11

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hoax merupakan berita palsu yang sekarang ini sedang marak di kalangan
remaja. Fenomena hoax bukan lagi hal yang jarang terjadi termasuk di Indonesia
khusus-nya di media sosial. Hoax dapat membuat kalangan remaja resah karena
informasi yang tidak di ketahui kebenarannya. Karena semakin berkembangnya
teknologi komunikasi dan informasi juga membuat hoax dapat beredar dengan
cepat di kalangan remaja melalui media sosial.

Mengutip data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, Lukman


mengemukakan, pada akhir 2016 terdapat sedikitnya 800 laman yang diduga
menjadi produsen virus hoax, berita palsu, dan ujaran kebencian. "Tulisan atau 6
berita dari situs-situs tersebut tersebar melalui Facebook, Twitter, hingga grup-
grup WA. Virus-virus itu langsung menyerang otak dan mengoyak nalar insani,"
tuturnya (Antaranews.com, 2017). Menurut survey mastel tentang wabah hoax
nasional, beberapa jenis hoax yang sering diterima masyarakat adalah hoax
mengenai pemerintah atau sosial dan politik, hoax mengenai sara, hoax mengenai
kesehatan,hoax terhadap makanan dan minuman, hoax untuk penipuan dan
keuangan, hoax untuk menjatuhkan suatu perusahaan dan masih banyak berita
hoax yang terjadi. (Mastel.id, 2017).

Hoax yang terjadi di public relations merupakan sebuah persoalan yang


sedang banyak terjadi, jika sebelumnya kegiatan public relations mengandalkan
pusaran informasi pada media-media konvensional seperti televisi dan surat kabar,
maka ditengah gempuran inovasi internet yang terus berkembang pesat dan
bervariasi, kegiatan public relations beralih kepada jalur digital yang biasa disebut
sebagai Cyber Public Relations atau biasa disebut dengan Cyber PR.

Hoax sangat berpengaruh dikalangan remaja, oleh karena itu hoax memicu
banyak persoalan yang mengakibatkan para remaja sering kali menerima
informasi yang salah, sehingga dengan mudah para remaja ini terprovokasi.

1
Alasan penulis mengangkat judul ini, karena dikalangan remaja media
sosial merupakan hal yang sangat melekat dalam kehidupan sehari- hari. Dengan
demikian para remaja mendapatkan informasi atau isu-isu dari media sosia yang
tidak jelas kebenarannya dengan mudah. Sehingga karya tulis ilmiah ini bisa
mempengaruhi para remaja untuk meningkatkan literasi media yang baik dan
benar.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa saja bahaya dan dampak isu hoax dikalangan remaja diera
pandemi?
2. Bagaimana upaya pemerintah untuk mencegah isu hoax yang
beredar dikalangan remaja ?
1.3. Tujuan Kegiatan Penelitian

1. Untuk mengetahui apa bahaya isu hoax dikalangan remaja diera


pandemic.
2. Untuk Mengetahui Bagaimana upaya pemerintah untuk mencegah
isu hoax yang beredar dikalangan remaja

1.4. Manfaat kegiatan Penelitian


1. Untuk memahami lebih dalam bahaya dari hoax dikalangan remaja.
2. Agar litersi media kita lebih dipertajam lagi shingga akan sangat sulit
terprovokasi berita hox.

2
BAB 2

LANDASAN TEORITIS

2.1 Pengerian Hoax

Pengertian hoax menurut Werme, hoax yaitu sebuah berita yang di


dalamnya mengandung unsur kebohongan dalam menyampaikan informasi,
melakukan penyesatan kepada orang dalam menyebarkan informasi dengan tujuan
dan maksud tertentu, yang disajikan dalam bentuk yang seolah-olah nyata dan
terbukti.

Hoax dapat dengan cepat tumbuh dan berkembang seiring dengan


popularitas media sosial. Dengan media sosial semua orang bisa menjadi
publisher atau penyebar sebuah berita, bahkan bertia yang dia buat sendiri, hingga
berita-berita hoax. Misalnya menyebarkan sebuah berita hoax melalui media
internet dengan menggunakan media facebook,  twitter, blog, e-mail, , di forum
dan lain-lain.

2.2.1 Jenis-jenis Hoax


Setelah ditelusuri dari berbagai sumber ada 7 jenis Hoax,yang terdiri
dari :
1. Satire atau parodi
Konten jenis ini biasanya tidak memiliki kandungan niat jahat,
namun bisa mengecoh. Kemasan konten berunsur parodi, ironi,
bahkan sarkasme. 
2. Konten menyesatkan
Dibentuk untuk menjelekkan seseorang maupun kelompok dengan
cara memanfaatkan informasi asli, seperti gambar, pernyataan resmi,
atau statistik, akan tetapi diedit sedemikian rupa.
3. Konten tiruan

3
 Mencakup pernyataan tokoh terkenal dan berpengaruh,
berbentuk konten tiruan dengan cara mendompleng ketenaran suatu
pihak atau lembaga.
4. Konten palsu
 Merupakan Konten ini dibentuk dengan kandungan 100% tidak
bisa dipertanggung-jawabkan secara fakta.
5. koneksi yang salah
Konten jenis ini biasanya diunggah demi memperoleh keuntungan
berupa profit atau publikasi berlebih dari konten sensasional.
6. Konteks keliru
Adalah sebuah konten yang disajikan dengan narasi dan konteks
yang salah,biasanya,  memuat pernyataan, foto, atau video peristiwa
yang pernah terjadi pada suatu tempat, namun secara konteks yang
ditulis tidak sesuai dengan fakta yang ada.
7. Konten manipulasi
Konten manipulasi biasanya berisi hasil editan dari informasi
yang pernah diterbitkan media-media besar dan kredibel.
 
2.2 Pengertian remaja

Menurut King (2012) remaja merupakan perkembangan yang merupakan


masa transisisi dari anak-anak menuju dewasa. Remaja merupakan masa dimana
peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, yang telah meliputi semua
perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa.

Begitu juga pendapat dari (World Health Organization) WHO 1974 remaja
adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali ia
menunjukkan tanda-tanda seksualitas sampai saat ini mencapai kematangan
seksualitasnya, individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi
dari kanak-kanak menjadi dewasa, dan terjadi peralihan dari ketergantungan sosial
yang penuh, kepada keadaan yang relatife lebih mandiri.

4
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Jenis peneneitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Borgan dan


Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata katatertulis atau lisan dari orang orang
dan perilaku yang dapat diamati. Menurut keduanya, pendekatan dengan metode
kualitatif diarahkan pada latar dan individu secara utuh ( holistic ).

3.1.1 Metode Kualitatif Interaktif : FENOMENOLOGIS


Istilah fenomenologis berasal dari bahasa Yunani, yaitu
phainomenon (penampakkan diri) dan logos (akal). Ilmu tentang
penampakan berarti ilmu tentang apa yang menampakkan diri pada
pengalaman subjek. Donny Gahrial Adian dalam buku Pengantar
Fenomenologi menyebutkan bahwa fenomenologis adalah sebuah studi
tentang fenomena-fenomena atau apa saja yang tampak. Dengan kata lain
fenomenologi merupakan mendapatkan penjelasan tentang realitas yang
tampak.
Metode ini dikaji dengan cara meeliti atau menela’ah fenomema
fenomena yang terjadi dari dampak dan pengaruh isu hoax dikalangan
remaja diera pandemi.

3.1.2  Metode Kualitatif Interaktif : STUDI KASUS

Menurut Bogdan dan Bikien (1982) studi kasus merupakan pengujian


secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat
penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu. Surachrnad (1982)
membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan
memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci.

5
Metode ini dikaji dengan cara melakukan studi kasus terhadap latar
belakang yang terjadi berkaitan dengan pengaruh dan dampak isu hoax
dikalangan remaja diera pandemi.

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil dan Pembahasan

Kemajuan teknologi pada umumnya membawa pergeseran digital terhadap


proses penyampaian dan penerimaan pesan disetiap media massa yang ada
berdasarkan kegunaan dan kepuasan khalayak. Aktivitas yang dulu dilakukan
secara offline telah bermigrasi ke ruangruang online. Banyak informasi dan berita
yang menyangkut-pautkan keadaan tersebut dari orang-orang yang tidak
bertanggungjawab dengan cara menyebarluaskan foto ataupun video sejenis
kepada masyarakat banyak.

Dari hasil pengamatan,wawancara serta dari hasil penelusuran dari


berbagai sumber – sumber terpercaya terdapat banyak sekali bahaya dan
dampak isu Hoax dikalangan remaja diera pandemi.  Hoaks kini dengan mudah
dikonsumsi oleh anak-anak dan remaja. Penyebaran konten digital nyaris tanpa
filter memungkinkan anak dan remaja mengakses informasi yang tidak bisa
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Akibat buruk dari berita bohong adalah
munculnya rasa saling curiga, sikap tak percaya, intoleransi, bahkan kebencian
terhadap pihak atau kelompok tertentu. Usia muda dengan kemampuan mengolah
informasi yang masih terbatas berpotensi membuat anak dan remaja mudah
terpapar efek buruk dari hoaks.

Data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2017,


sekitar 143 juta orang kini telah terhubung jaringan internet. Adapun remaja usia
ke-13 hingga ke-18 tahun menempati posisi terbesar dengan porsi 16,68%.
Akibatnya semakin banyak para kaum muda atau para remaja menggunakan
sosial media,maka bukan tidak mungkin penyebar dan penerima hoaks paling
cepat adalah remaja.Dengan demikian hoax yang terjadi dapat membawa dampak

6
psikologis yang kurang baik terhadap perilaku para remaja sehingga
memunculkan kecemasan. Dari berita bohong atau berita hoaks yang diterima
dapat memicu aksi demo dikalangan masyarakat karena kadangkala isu haoaks
yang diterima mengandung unsur provokasi.

Dilansir dari berbagai sumber terpercaya berikut merupakan model berita


bohong atau berita hoax yang diebarkan lewat sosial media.

a. Seorang pemuda penyebar hoaks soal pasien positif covid-19.

Seorang pemuda menyebarkan hoax lewat akun sosial medianya


diFacebook yang beirisikan berita bahwa seorang anak meninggal dunia
karena terpapar covid 19.

7
b. Seorang pemuda diprovinsi NTT menyebar Hoax diakun facebook dengan
menyatakan jika di kampungnya dikabupten sika ada waga yang terpapar

virus covid 19.


c. Seorang pemuda sebar hoax soal vaksinasi , dan akhirnya dibekuk polisi

Pemuda tersebut ditangkap , karena komentarnnya di medsos yang


menyatakan bahwa “vaksin covid 19 mebuat rakyat sengsara dan tidak diwajibkan
untuk vaksin”. Padahal sebenarnya vaksin covid 19 sangat dianjurkan untuk
ketahanan tubuh terhadap covid 19 dan tentunya tidak meresahkan.

8
d. Para pemuda penyebar hoax yang mengandung berita provokasi

Berita hoaks yang disebar pelaku sempat heboh dan menimbulkan


keresahan di kalangan warga Sulbar utamanya di Majene, berita ini juga
sangat membuat resah keluarga pasien dan para tenaga medis. Kepolisian pun
langsung melakukan patroli dunia maya dengan terlebih dahulu mencari tahu
kebenaran berita itu.

3.1.1 Dampak Hoax


Sering kali berita hoax akan merugikan satu pihak, dan
menguntungkan pihak lainnya. Karena berita palsu bersifat mengadu
domba, pihak korban akan merasa dirugikan dengan pencemaran nama
baik, dan menurunnya reputasi.
Hoax juga dapat membawa dampak kecemasan dan gangguan
psikologis sehingga mempengaruhi perilaku orang – orang tertentu.
Salah satu contohnya ialah sebagai berikut.

Adanya berita Hoax tentang konspirasi corona dapat membawa


dampak tidak bagus bagi pemerintah dan masyarakat biasa. Ada isu-isu
yang kadang kala mengganggu pemerintah, pertama, virus Corona itu

9
bohong, virus Corona itu konspirasi.Hal tersebut mengakibatkan banyak
orang 0rang yang tidak percaya korona dan takut akan vaksin,sehingga
membuat petugas pemerintah kewalahan menghimbau
masyarakatnya.Yang tidak lain penyebar hoaks merupakan para
pemangku berkuasa dan para remaja atau pemuda.

Dampak buruk Lain dari berita hoax ialah terhadap kesehatan,


mental, seperti post-traumatic stress syndrome (PTSD), menimbulkan
kecemasan, sampai kekerasan

3.1.2 Upaya Pemerintah dalam Menanggulangi Berita Hoax Dikalangan


Remaja

Menertibkan dan memberantas berita palsu dapat dilakukan


dengan berbagai cara, diantaranya melalui kampanye literasi, inisiatif
pengecekan fakta, dan peneta pan langkahlangkah hukuman untuk
mencegah penyebarannya. Salah satu upaya pemerintah adalah
melakukan kolaborasi preventif untuk mengurangi kemungkinan suatu
peristiwa yang dapat memicu longsoran berita palsu

BAB 5

PENUTUP

5.1. Simpulan

Hoax dikalangan remaja bukan tidak mungkin menjadi suatu trend yang biasa
dilakukan orang orang jaman sekarang demi memanas- manaskan situasi pada
sebuah persoalan. Pemerintah juga perlu berupaya secara komprehensif dan
berkelanjutan, yaitu dengan memberikan pendidikan tentang literasi media dan
informasi. Para remaja yang menjadi korban sekaligus pelaku penyebar hoax itu
dikerenakan dangkalnya pemikiran dalam menyerap informasi yang beredar di
medsos. Sehingga dalam menerima berita harus lebih jeli dan harus tau sumber
yang jelas dari berita tersebut.

5.2. Saran

10
Semoga karya tulis ilmiah ini bisa menjadi penggerak untuk bisa melawan
hoax yang beredar dan menjadi acuan kita supaya menggali informasi dari sumber
yang jelas. Menjadi penerus generasi dan perwudan jiwa nasionalisme bisa
ditunjukan juga oleh kaum remaja dengan melawan hoax . Untuk melawan hoax
hanya dengan berliterasi media yang baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Ardian, D. G. (2014). Metode Pengantar Kualitatif. METODE KUANTITAIF, 34..

King. (2012, Januari Rabu). PERKEMBANGAN REMAJA. Agrin Vol. 15,No.1,April 2012, 15,
84.

Surachnad. (1982, April). Penerapan Metode Kualitatif. Metode Kualitatif Interaktif, 15,
12-14.

Abner, Khaidir, dkk, “Penyalahgunaan Informasi/Berita Hoax di Media Sosial”, dikutip


dari https://mti.binus.ac.id/2017/07/03/penyalahgunaan-informasiberita-hoax-di-
media-sosial/ diakses pada hari Rabu tanggal 6 Juni 2018 jam 14.26 WIB.

Clara Novita Anggraini, 2016, Literasi Media Baru dan Penyebaran Informasi Hoax,
Thesis Program Pasca Sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Gadjah Mada

Errissya Rasywir, 2015, Eksperimen Pada Sistem Klasifikasi Informasi Hoax Barbahasa
Indonesia Berbasis
Pembelajaran Mesin, Jurnal Cybermatika Vol. 3 No. Institut Teknologi Bandung Hidayat,
Dedy N. 2008.

11
Dikotomi Kualitatif – Kuantitatif dan Varian Paradigmatik dalam penelitian Kualitatif.
Jurnal
Ilmiah SCRIPTURA, Vol. 2 No.2 Juli 2008 Hal 81-94
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=4150
&val=358

12

Anda mungkin juga menyukai