Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS BERITA HOAX DI MEDIA SOSIAL

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat dan rahmat yang diberikan, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini
dengan baik tanpa adanya halangan yang berarti.
Laporan ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas Literasi Digital dan
Kemanusiaan. Terciptanya makalah ini, tidak hanya hasil dorongan kerja keras, melainkan
banyak pihak yang telah memberikan dorongan motivasi. Sekali lagi sya mengucapkan
banyak terima kasih atas terselesainya makalah ini.
Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu kami mohon kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki
makalah ini diwaktu mendatang.
Terimakasih
Semarang, 14 Mei 2020

1
DAFTAR ISI
Cover
KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. 2
BAB I ......................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ..................................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang................................................................................................................................... 3
1.2 Rumusan masalah ............................................................................................................................. 3
1.3 Tujuan ............................................................................................................................................... 4
BAB II ........................................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................ 5
2.1 Hoax Melalui Media Sosial ................................................................................................................ 5
2.2 Penyebaran Hoax melalui Media Sosial ............................................................................................ 6
2.3 Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Menanggapi Hoax melalui Media Sosial......................... 7
2.3.1 Peran Pemerintah ....................................................................................................................... 7
2.3.2 Peran Masyarakat ....................................................................................................................... 8
2.4 Analisis berita hoax di media sosial ................................................................................................... 8
BAB III .................................................................................................................................................... 11
PENUTUP ............................................................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................................... 11
3.2 Saran ............................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... 12

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan zaman perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
sangat pesat. Tentu saja, hal tersebut sangat memudahkan masyarakat menerima dan
membagikan informasi kepada orang lain. Salah satu kemudahan pengaksesan dalam segala
hal. Misalnya, informasi dapat langsung diterima dan dibagikan melalui akun media sosial
seperti Facebook, Twitter, Instagram, Google, Youtube ataupun pesan genggam seperti
WhatsApp, LINE, BBM (Blackberry Messenger) dan lain sebagainya yang tidak dapat disaring
dengan baik. Dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan dampak yang
positif dan dampak negatif.
Perkembangan zaman mengakibatkan manusia dengan mudahnya bertukar informasi.
Media sosial bersifat Online Tools yang memfasilitasi interaksi penggunanya dengan
kemudahan yang di tawarkan. Kecanggihan teknologi menghasilkan alat elektronik berupa
Smartphone yang dapat menyebarkan informasi secara cepat dan sangat mudah tersebar.
Sehingga apabila ada suatu informasi yang dimuat melalui media sosial dalam hal ini
menggunakan alat elektronik Smartphone dapat di baca oleh semua orang dengan sangat cepat.
Informasi yang telah tersebar akan dapat mempengaruhi emosi, perasaan, pikiran bahkan
tindakan baik individu maupun kelompok. Sangat disayangkan apabila media sosial digunakan
untuk memperoleh dan memberikan informasi yang tidak akurat apalagi sampai menjadikan
media sosial sebagai alat penyebaran berita bohong (hoax) dengan menggunakan judul yang
sangat memprovokasi untuk mengarahkan para pembaca kepada opini publik yang negatif.
Opini negatif tersebut seperti cacian, makian, fitnah, penyebar kebencian dan lain sebagainya
yang membuat sebagian orang takut serta merasa terancam sehingga berpotensi merusak nilai.
Penyebaran berita bohong (hoax) ini sangat meresahkan masyarakat.
1.2 Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud dengan hoax?
b. Bagaimana penyebaran hoax melalui media sosial?
c. Bagaimana peran pemerintah dan masyarakat dalam menyikapi hoax melalui media sosial?
d. Berikan satu contoh analisis penyebaan hoax di media sosial?

3
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui apa itu hoax.
b. Untuk mengetahui penyebaran hoax melalui media social
c. Untuk mendiskripsikan peran pemerintah dan masyarakat dalam menyikapi hoax melalui
media social
d. Untuk mengatahui analisis dari salah satu contoh berita hoax di media sosial

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hoax Melalui Media Sosial


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hoaks atau hoax adalah berita
bohong atau berita tidak bersumber. Hoax adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar,
tetapi dibuat seolah-olah benar adanya.
Istilah hoax sudah dipakai sejak abad ke-7. Pada saat itu, istilah hoax digunakan
dalam wilayah kritik seni yang dikenal sebagai “satir art hoax”. Seiring berjalannya waktu,
satir art hoax berubah menjadi satir hoax lalu terpisah menjadi satir dan hoax.
Hoax dalam Kamus Oxford (2017) diartikan sebagai suatu bentuk penipuan yang
bermaksud untuk membuat kekacauan. Hoax dalam Bahasa Indonesia berarti berita bohong,
kabar burung, informasi palsu atau kabar dusta. Sedangkan menurut kamus Bahasa Inggris,
hoax berarti olok-olok, cerita bohong dan memperdayakan atau tipuan.
Dengan demikian, secara umum definisi hoax adalah berita bohong yang dibuat
dengan tujuan mengolok-olok maupun menipu individu atau kelompok. Hoax disebarkan pada
umumnya bertujuan untuk bahan lelucon atau sekedar iseng, menjatuhkan pesaing (black
campaign), promosi dengan penipuan, membuat dan menggiring opini publik yang negatif
seperti fitnah,kritik tajam, penyebar kebencian dan lainnya.
Hoax atau berita bohong sengaja diciptakan untuk menipu banyak orang dengan cara
memanipulasi data dan menutupi fakta yang ada. Hoax bersifat menghasut karena dalam cerita
bohong tersebut telah di rekayasa sedemikian rupa sehingga seolah-olah berita bohong tersebut
seperti kenyataan.
Ada beberapa ciri-ciri yang bisa dijadikan cara untuk mengidentifikasi suatu berita bohong
antara lain:
1. Sumber beritanya berasal dari sumber yang tidak bisa dipercaya, sehingga tidak ada
tautan ke sumber resmi.
2. Isi berita tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
3. Gambar, foto atau video merupakan hasil rekayasa atau editan.
4. Mengandung kalimat yang provokatif, sehingga mudah mempengaruhi pembacanya.
5. Biasanya mengandung unsur politis dan SARA.

5
2.2 Penyebaran Hoax melalui Media Sosial
Penyebaran berita hoax dapat dilakukan dimanapun, melalui media apapun, dan oleh
siapapun. Salah satu alat penyebaran berita hoax yang sedang marak saat ini adalah media
sosial. Media sosial dapat dengan mudah di akses melalui telepon genggam atau telepon pintar
(smartphone). Bukan hanya masyarakat Indonesia saja, hampir masyarakat dunia saat ini
memiliki akun media sosial nya masing-masing. Beberapa media sosial yang menjadi sasaran
empuk penyebaran berita hoax yaitu Facebook, Instagram, WhatsApp bahkan Youtube.
Mengingat media sosial adalah media yang paling banyak digunakan sehingga
peluang penyebaran berita bohong atau hoax semakin meningkat. Persoalan lainnya yang
menyebabkan penyebaran berita hoax semakin sulit di kendalikan adalah kebiasaan
masyarakat Indonesia yang cenderung ingin cepat berbagi informasi di dunia nyata maupun
dunia maya tanpa memperhatikan sumber berita sehingga enggan untuk mengecek ulang
sumber berita yang pertama kali membuat atau menyebarkan berita tersebut. Karena kebiasaan
inilah yang menjadikan seseorang langsung percaya tanpa memedulikan kebenarannya dan
secara tergesa-gesa membagikan berita atau informasi tersebut kepada pengguna media sosial
lainnya.
Salah satu contoh berita bohong/hoax yang paling sering terjadi melalui media sosial
adalah mengklaim sesuatu barang atau kejadian dengan suatu sebutan yang berbeda dengan
barang atau kejadian yang sebenarnya. Baru-baru ini kasus hoax melalui media sosial yang
paling menggemparkan khususnya bagi masyarakat Indonesia adalah kasus hoax yang dibuat
oleh Surya Alam. Kasus ini bermula akun facebook Surya Alam membagikan tangkapan layar
artikel CNN tertanggal Rabu 22/04/2020 di Grup Facebook "Manusia Merdeka" dengan judul
Jokowi : Sengaja saya bedakan Mudik dan Pulang Kampung, untuk mengelabui Virus Corona.
Padahal setelah dilakukan pemeriksaan oleh Pemeriksa fakta dari Mafindo terbukti
#HOAX. Karena faktanya, artikel CNN yang terbit tertanggal Rabu 22/04/2020 yang ditulis
oleh editor Christie Stefanie tidaklah memuat judul tersebut. Judul asli pada artikel CNN yang
ditulis oleh editor Christie Stefanie adalah Jokowi ditanya soal mudik saat Corona : Itu Pulang
Kampung.
Tangkapan layar yang dibagikan oleh pengguna facebook tersebut sudah melalui
proses editan pada judul berita dan tidak sesuai dengan judul aslinya. Konten yang dibagikan

6
termasuk kategori Hoax jenis manipulated kontent. Sedangkan narasi editan pada judul berita
masuk kategori hoax misleding konteks yaitu penggunaan informasi yang sesat untuk
membingkai suatu isu ataupun individu.
Kasus ini tidak memerlukan waktu yang lama untuk tersebar di media sosial dan
banyak yang me-repost (mengunggah ulang) melalui media sosial lainnya seperti Facebook,
Twitter, Google, Youtube dan lain sebagainya. Hal ini menjadi contoh bahwa dengan
mudahnya berita hoax menyebar melalui media sosial. Selain pengguna media sosial yang
banyak, fitur membagi berita (share) tersebut sangatlah mudah.
2.3 Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Menanggapi Hoax melalui Media Sosial
2.3.1 Peran Pemerintah
Fenomena hoax di media sosial yang semakin merajalela membuat pemerintah
mengambil langkah tegas dengan menerbitkan UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik (ITE) yang diperbarui dengan UU No. 19 Tahun 2016 tentang
Perubahan atas UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
UU ITE dalam pasal-pasalnya mencakup aturan dan larangan apa saja yang harus dipatuhi
masyarakat dalam menggunakan media sosial seperti cara berinteraksi di media sosial,
mengatur apa yang boleh diposting ataupun dilarang untuk di tampilkan di media sosial
dan lain sebagainya agar tidak merugikan pihak manapun.
Pelaku penyebar berita palsu bisa dijerat dengan pasal-pasal lain terkait yakni
pasal 311 dan 378 KUHP, Pasal 27 ayat 3 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik, Undang-Undang No. 40 tahun 2008 tentang
Penghapusan Diskiriminasi Ras dan Etnis, serta para pelaku penyebaran berita palsu juga
dikenakan pasal terkait ujaran kebencian (hate speech). dalam Pasal 27 ayat (3) UU ITE
yang berbunyi:
“Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama
baik”.
Adapun ancaman pidana bagi mereka yang memenuhi unsur dalam Pasal
27 ayat (3) adalah dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 tahun dan/atau denda
paling banyak Rp. 1 miliar. Selain itu, pemerintah telah membentuk satgas (satuan tugas)
antihoax yang diharapkan terus melakukan verifikasi atau akreditasi terhadap media

7
maupun para penyedia berita melalui televisi, koran, media online, termasuk melakukan
akreditasi dan indepedensi terhadap para wartawan yang menyajikan informasi, menutup
situs-situs yang menyebarkan berita hoax dan terus melakukan sosialisasi yang berkaitan
dengan hoax serta menerapkan UU ITE.
2.3.2 Peran Masyarakat
Hoax sendiri telah menimbulkan keresahan dan membuat sebagian masyarakat
merasa terancam bahkan dapat memecah belah persatuan bangsa. Solusi agar tidak mudah
terpengaruh oleh berita hoax tersebut adalah membangun daya pikir masyarakat agar tidak
mudah terprovokasi oleh hoax yang tidak dapat dipastikan kebenarannya, berpikiran kritis
dalam menerima sebuah berita atau informasi, tidak menelan mentah-mentah sebuah berita
atau informasi dengan melakukan pengecekan ulang sumber berita atau informasi yang
didapat, serta tidak berlebihan dalam menanggapi sebuah berita dengan cara ini masyarakat
diharapkan bisa mengambil peran dalam rangka menyikapi berita hoax melalui media
sosial.
2.4 Analisis berita hoax di media sosial

Gambar Bukti telah mengupload analisis berita hoax di media sosial Instagram (@zulfah.kh)

8
9
Analisis saya mengenai berita hoax tersebut di atas :
#[HOAX] Jokowi : Sengaja saya bedakan Mudik dan Pulang Kampung, untuk mengelabui Virus
Corona

Analisis informasi Hoax tersebut :


Sumber akun facebook Surya Alam membagikan tangkapan layar artikel CNN tertanggal Rabu
22/04/2020 di Grup Facebook "Manusia Merdeka" dengan judul Jokowi : Sengaja saya bedakan
Mudik dan Pulang Kampung, untuk mengelabui Virus Corona.
Padahal setelah dilakukan pemeriksaan oleh Pemeriksa fakta dari Mafindo terbukti #HOAX.
Karena faktanya, artikel CNN yang terbit tertanggal Rabu 22/04/2020 yang ditulis oleh editor
Christie Stefanie tidaklah memuat judul tersebut. Judul asli pada artikel CNN yang ditulis oleh
editor Christie Stefanie adalah Jokowi ditanya soal mudik saat Corona : Itu Pulang Kampung.

Tangkapan layar yang dibagikan oleh pengguna facebook tersebut sudah melalui proses editan
pada judul berita dan tidak sesuai dengan judul aslinya. Konten yang dibagikan termasuk kategori
Hoax jenis manipulated kontent. Sedangkan narasi editan pada judul berita masuk kategori hoax
misleding konteks yaitu penggunaan informasi yang sesat untuk membingkai suatu isu ataupun
individu.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hoax merupakan sebuah berita bohong yang dibuat dengan tujuan mengolok-olok
maupun menipu individu atau kelompok. . Hoax disebarkan pada umumnya bertujuan untuk
bahan lelucon atau sekedar iseng,menjatuhkan pesaing (black campaign), promosi dengan
penipuan,membuat dan menggiring opini publik yang negatif seperti fitnah,kritik
tajam,penyebar kebencian dan lainnya. Penyebaran berita hoax dapat dilakukan dimanapun,
melalui media apapun, dan oleh siapapun. Salah satu alat penyebaran berita hoax yang sedang
marak saat ini adalah media sosial. Media sosial dapat dengan mudah di akses melalui telepon
gengam atau telepon pintar (smartphone).
Peran pemerintah dan masyarakat dalam menanggapi adanya berita hoax di media
sosial juga sangat penting. Pemerintah telah mengambil langkah tegas dengan menerbitkan UU
No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) yang diperbarui dengan
UU No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik (ITE). Masyarakat juga jangan mudah terpengaruh dengan adanya berita
yang belum tentu kebenarannya dengan cara tidak menelan mentah-mentah informasi yang
didapatkan dan harus mencari tahu dari mana sumber informasi yang didapatkan.
3.2 Saran
Dalam kehidupan yang serba teknologi ini, berita hoax semakin marak dari tahun
ke tahun, maka dari itu masyarakat diimbau untuk tidak langsung percaya begitu saja
terhadap suatu berita. Masyarakat harus mengenali ciri-ciri berita hoax, sehingga tidak
mudah untuk dipengaruhi oleh berita yang belum jelas kebenarannya. Mempunyai
smartphone seharusnya bisa menjadikan smartpeople juga.

11
DAFTAR PUSTAKA

Prayitno, Budi.2017. ”Langkah Pemerintah Menangkal Diseminasi Berita Palsu” dalam Jurnal
Wacana Kinerja Volume 20 No.2 (hlm.25).Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
From:https://www.researchgate.net/publication/326407104_Langkah_Pemerintah_Men
angkal_Diseminasi_Berita_Palsu

Fensi, Fabianus.2018.”HOAX: Tantangan terhadap Idealisme Media & Etika Bermedia” dalam
Bricolage Vol.4 (No.2):133-309.Jakarta: Universitas Bunda Mulia
From:https://journal.ubm.ac.id/index.php/bricolage/article/view/1345/1156

Hadiyati, Bambang Suroto, Fatkhurahman.2018.”Evaluasi Pelatihan Menilai Berita Palsu atau


Hoax Pada Kelompok Arisan Dosen Perempuan” dalam Diklat Review: Jurnal
Manajemen Pendidikan dan Pelatihan Vol.2, No.2 (hlm.107-108) Riau:Universitas
Lancar Kuning
From:http://ejournal.kompetif.com/index.php/diklatreview/article/view/234/212

Amalliah.2018.”Persepsi Masyarakat terhadap Fenomena Hoax di Media Online pada Era Post
Truth” dalam Jurnal Akrab Juara Volume.3 No.4 Edisi November 2018 (1-
15).Jakarta:Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI)
From: http://akrabjuara.com/index.php/akrabjuara/article/view/392/317

Budiman, Ahmad.2017.”Berita bohong (HOAX) di Media Sosial Pembentukan Opini Publik”


dalam kajian singkat terhadap isu aktual dan strategis Vol.
IX,No.01/I/Puslit/Januari.(hlm.17-20)
From:https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-IX-1-I-P3DI-
Januari-2017-181.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai