Anda di halaman 1dari 14

UGAS INI DIAJUKAN UNTUK PEMENUHAN NILAI MATA

KULIAH STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Dosen : Dr. H. Beni Yusepa G.P., M.Pd / Agus Dede Anggiana, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh :

Sri Rahayu Lana 185050039


Andre Syaefullah 185050054
Hendra Kusuma Ilhaman 185050040
Elsa Oktapiani 185050067
Matematika /B

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG

2020
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini telas disahkan dan disetujui :

Disetujui oleh :

Dosen Mata Kuliah Asisten Dosen

Dr. H. Beni Yusepa G.P., M.Pd Agus Dede Anggiana, S.Pd, M.Pd

NIPY 15110320 NIPY 15110837

Mengetahui,

Wakil Dekan I FKIP Unpas Ketua Prodi. Pend. Matematika Fkip


Unpas

Darta, M.Pd Dr. H. Beni Yusepa G.P., M.Pd.

NIPY 15110189 NIPY 15110320

2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah. Penulis
menyadari bahwa laporan hasil ini jauh dari kata sempurna untuk itu segala kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu penulis harapkan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Bandung, April 2020

Penulis

3
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................................... 2
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 3
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 4
ABSTRAK ................................................................................................................................ 5
BAB I ......................................................................................................................................... 6
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 6
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................................... 6
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 6
1.3 Tujuan Masalah ............................................................................................................. 6
1.4 Manfaat Masalah............................................................................................................ 6
BAB 2 ........................................................................................................................................ 7
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 7
2.1 Fungsi- Fungsi Pertanyaan............................................................................................ 7
2.2 Manfaat Mengajukan Pertanyaan................................................................................ 9
BAB III.................................................................................................................................... 11
PENUTUP ............................................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 11
3.2 Saran.............................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 12

4
ABSTRAK

Strategi pembelajaran adalah suatu rencana, metode dan perangkat aktivitas yang terencana
untuk meraih tujuan pembelajaran. Definisi lain dari strategi pembelajaran yaitu suatu
rencana rangkaian kegiatan yang pada pemakaian metode dan penggunaan akan semua
sumber daya atau kekuatan demi adanya pembelajaran yang disusun untuk meraih tujuan
tertentu. Macam-macam strategi pembelejaran ada 8.

5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Strategi pembelajaran dapat dipahami sebagai suatu cara, seperangkat cara, teknik
yang dilakukan dan ditempuh oleh seorang guru atau siswa dalam melakukan upaya
terjadinya suatu perubahan tingkah laku atau sikap.1 Strategi pembelajaran merupakan salah
satu cara yang digunakan guru dalam penyampaikan materi pelajaran. Proses pembelajaran
yang dilakukan oleh guru tidak bisa terlepas dari penerapan strategi pembelajaran. Karena
strategi pembelajaran tersebut merupakan salah satu cara yang digunakan guru dalam
menyampaikan materi pelajaran. Diharapkan penyampaian materi pelajaran tersebut, dapat
diserap dan dipahami oleh siswa, karena hal ini berdampak terhadap tujuan yang hendak
dicapai proses pembelajaran. Tujuan proses pembelajaran tersebut adalah tercapainya hasil
belajar yang diinginkan atau di atas standar minimum.
Strategi pembelajaran sangat berguna bagi guru maupun siswa pada proses
pembelajaran. Bagi guru, strategi pembelajaran ini dijadikan sebagai pedoman dan acuan
bertindak yang sistematis dalam pelaksanaan pembelajaran. Bagi siswa penggunaaan strategi
pembelajaran dapat mempermudah proses pembelajaran dan mempercepat memahami isi
pembelajaran, karena setiap strategi pembelajaran dirancang untuk mempermudah proses
pembelajaran. Diharapkan strategi pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Seoarang guru disadari atau tidak, harus memilih strategi tertentu agar pelaksanaan proses
pembelajaran di kelas berjalan lancar dan hasilnya optimal. Tidak ada seorang guru yang
tidak mengharapkan demikian, karena setiap individu guru masih mempunyai nurani yang
peka terhadap anak didiknya. Tidak ada guru yang menginginkan kondisi proses
pembelajaran yang kacau dengan hasil belajar yang jelek, sehingga setiap guru pasti akan
mempersiapkan strategi pembelajaran yang matang dan tepat, agar hasil belajar siswa terus
meningkat dengan baik. 2
Agar kegiatan belajar dan pembelajaran berhasil mengantarkan siswa mencapai tujuan
pelajaran yaitu hasil belajar siswa, Sudjana menjelaskan hasil belajar yang diperoleh siswa
dari proses pengajaran harus nampak dalam bentuk perubahan tingkah laku secara
menyeluruh (komprehensif) yang terdiri atas unsur kognitif, afektif, dan psikomotor secara
terpadu pada diri siswa, ataukah hasil belajar yang bersifat tunggal (single facts) dan terlepas
satu sama lain, sehingga tidak membentuk satu integritas pribadi
1.2 Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah yang berkaitan dengan latar belakang, penulis merumuskan
sebagai berikut:
1. Apa Fungsi dari pertanyaan?
2. Apa saja manfaat mengajukan pertanyaan?
1.3 Tujuan Masalah
Adapun Tujuan dalam menulis karya tulis ini sebagai berikut :
1. Untu mengetahui apa fungsi dari bertanya
2. Untuk mengetahui apa saja manfaat dari pertanyaan
1.4 Manfaat Masalah
Adapun Tujuan dalam menulis karya tulis ini sebagai berikut :
1. Mengetahui fungsi dari pertanyaan.
2. Mengetahuiapa saja manfaat mengajukan pertanyaan.
6
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Fungsi- Fungsi Pertanyaan


1. Merangsang Aktivitas Berpikir
Memberi pertanyaan merupakan bagian penting dari kemampuan guru untuk
menghasilkan atmosfer kelas yang kondusif untuk mengembangkan kemampuan
berpikir matematika (Burns, 1985). Selain itu, pertanyaan-pertanyaan guru dapat
menstimulasi pemikiran siswa, memfasilitasi diskusi-diskusi kelas, membangkitkan
ekspresi, dan menyelidiki proses berpikir sebaik mungkin (Dilon, 1982; Wilen,
1992). Hal ini penting sekali untuk siswa-siswa muda yang memiliki aktivitas
mental yang sangat dependen.
Wilen (1992) mengatakan bahwa sebuah pertanyaan dapat menumbuhkan rasa
ingin tahu dan merangsang aktivitas mental siswa. Dalam menjawab pertanyaan-
pertanyaan guru, siswa harus membuat penggunaan operasi-operasi berpikir mereka,
seperti membandingkan, menkontraskan, atau mengelompokkan, dan lain-lain.
Sesudah siswa memberikan jawaban mereka, Bulgar et al (2002) menyarankan
untuk menggunakan pertanyaan-pertanyaan responsif untuk mendapatkan
penjelasan-penjelasan, untuk menolong siswa mengembangkan kebenaran
(justifikasi) yang sesuai, dan untuk mengalihkan perhatian mereka saat mereka
terlibat dalam penalaran yang salah. Selain itu, hal tersebut digunakan untuk
membantu siswa menguji ide-ide mereka dan ide-ide orang lain. Kedalaman proses
elicit ini sangat bermakna untuk para siswa (Wilen, 1992).
Dengan demikian, memberi pertanyaan merupakan sesuatu yang berguna
untuk menjelaskan dan memperluas pemikiran (Sund & Carin, 1978). Pertanyaan-
pertanyaan dapat menjadi sebuah katalis yang menghimbau siswa untuk melakukan
justifikasi terhadap ide-ide mereka dan menjelaskan ide-ide tersebut kepada siswa
lain. Hal ini, pada gilirannya, memiliki pengaruh dalam mengembangkan pemikiran
yang lebih dalam mengenai ide-ide yang termuat dalam situasi-situasi masalah
(Bulgar et al, 2002).
2. Memfasilitasi Komunikasi
Melalui pertanyaan-pertanyaan, guru dapat mengkomunikasikan elemen-
elemen pelajaran dengan siswa mereka. Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan

7
guru, siswa harus mampu meningkatkan pandangan mereka, mengatur ekspresi
mereka, menunjukkan hasil belajar mereka, dan memainkan pemikiran logis
mereka.Sebagai tambahan, melalui ide-ide yang didiskusikan, siswa dapat belajar
melalui teman-teman mereka. Martini & Maher (1999) menganjurkan agar siswa
diberi kesempatan untuk memainkan peran yang lebih aktif dalam pembelajaran
mereka dan siswa lain. Hal ini akan membangun komunitas kelas yang
mendatangkan partisipasi aktif siswa, kepercayaan diri siswa, dan kemajuan dalam
belajar (Kon-ming, 2003).
Jika pertanyaan itu dimunculkan oleh siswa, maka siswa belajar untuk
memberi pertanyaan yang baik dan menerima umpan balik dari pertanyaan-
pertanyaan tersebut Seorang siswa yang memberikan sebuah pertanyaan, berarti
sudah menempatkan dirinya sebagai seorang peneliti. (Brain, 1998). Wilen (1992)
menjelaskan bahwa untuk menarik perhatian dalam mendapatkan respon-respon
yang afektif seperti perasaan, sikap, apresiasi, ketertarikan, dan nilai-nilai maka
penjelasan mereka dapat memberi lebih banyak makna personal untuk seluruh
pembelajaran. Komunikasi dari respon-respon afektif ini dijembatani oleh
pertanyaan-pertanyaan guru yang sesuai dan tepat waktu. Itulah yang membuat
Hunkins (1976) menegaskan bahwa untuk menyelidiki ketertarikan-ketertarikan dan
perasaan-perasaan menuju sebuah gejala dapat diidentifikasikan melalui pengalaman
dan pertanyaan-pertanyaan kognitif level rendah.
3. Memperkuat Konseptualisasi
Jika sebagai guru kita mengetahui apa yang sudah dipahami siswa maka kita
dapat menolong mereka menggunakan pemahaman yang mereka miliki tersebut
untuk membentuk pengetahuan baru (Vace, 1993). Ini merupakan langkah pertama
untuk menolong siswa membentuk konsep pembelajaran baru dengan
mengidentifikasi pengetahuan awal mereka melalui pertanyaan-pertanyaan ingatan.
Selama proses pembelajaran, guru harus mengalihkan pertanyaanpertanyaan untuk
mendapatkan lebih banyak respon, menggali pertanyaanpertanyaan untuk
mendapatkan respon yang lebih baik, dan memeriksa pertanyaan-pertanyaan untuk
pemahaman yang benar (Kon-ming, 2003). Jawaban-jawaban yang bersifat ingatan
dapat dipandang sebagai sebuah batu loncatan untuk bentuk pemahaman yang lebih
tinggi dan ini lebih baik jika hanya dipandang sebagai produk akhir pembelajaran
(Ryan, 1971).

8
Melalui bertanya, guru dapat mengevaluasi kesiapan, pengembangan konsep
pendukung, memperkuat pemahaman, dan meminta siswa untuk teliti (Wilen, 1992).
Selanjutnya, pembelajaran afektif sama pentingnya dengan pembelajaran kognitif.
Oleh sebab itu, Wilen (1992) juga menyarankan agar pertanyaan-pertanyaan guru
dapat menolong siswa bekerja memahami suatu nilai, misal menolong siswa
menjelaskan seberapa kuat keyakinannya terhadap sebuah nilai.
4. Menilai Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan akan memberitahu guru bahwa siswa-siswanya dapat
memahami dan memikirkan tentang apa yang dikatakan guru (Brain, 1998). Ini
merupakan hal yang umum dilakukan guru untuk menilai hasil pembelajaran melalui
pertanyaan-pertanyaan formal maupun informal. Diagnosa tingkat penguasaan siswa
diperoleh berdasarkan jawaban-jawaban mereka (Wilen, 1992). Yang harus
diperhatikan, jika guru berbicara terlalu tinggi melebihi level siswa, maka siswa
akan berhenti untuk memahami dan berpikir serta tidak ingin bertanya lebih lanjut
(Brain, 1998).
Hasil yang diperoleh antara jawaban lisan siswa dengan jawaban tertulis
mereka saat ujian bisa saja berbeda. Umumnya guru lebih memilih nilai ujian tertulis
siswa karena menurut mereka pertanyaan-pertanyaan lisan tidak selalu dipersiapkn
dengan baik. Siswa pun cenderung mengerjakan soal-soal ujian tertulis lebih serius
dibandingkan menjawab pertanyaan-pertanyaan secara lisan (Kon-ming, 2003).
Selain hal-hal di atas, pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru akan memberi
tahu guru bahwa siswa-siswanya tengah tidur atau terjaga (Brain, 1998)

2.2 Manfaat Mengajukan Pertanyaan


1. Memperluas wawasan berfikir.
Jika seseorang selalu menerima ide atau teori tanpa mempertanyakan maka
pengetahuannya terbatas pada apa yang diterima semata. Tapi jika bertanya dan
mempertanyakan tentang hal tersebut maka akan mendapatkan lebih banyak
penjelasan bahkan dapat dihubungkan dengan teori lain. Selanjutnya mungkin siswa
yang bersangkutan dapat mengasosiasikan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya
dengan ide atau teori yang sedang dibahas.
2. Mengundang reinforcement (penguatan)
Pada umumnya seorang siswa merasa puas jika ia mengetahui bahwa jawaban
yang dikemukakan untuk menjawab pertanyaan guru disetujui atau pertanyaan yang

9
diajukan relevan dan dapat mengundang pembahasan lebih lanjut. Guru sepatutnya
menunjukkan sikap setuju itu dengan ucapan, anggukan atau kerlingan
mata (gestur). Hal in dapat dirasakan sebagai suatu hadiah (reward) yang dapat
menguatkan pemahaman siswa yang bersangkutan terhadap materi pembelajaran
yang dibahas.
3. Memberi motivasi atau mendorong siswa untuk belajar lebih jauh
Dengan mengajukan pertanyaa maka secara langsung akan mendorong siswa
untuk selalu bersikap tidak menerima suatu pendapat, ide atau teori secara mentah.
Ini dapat mendorong sikap selalu ingin mengetahui dan
mendalami (curiosity) berbagai macam teori dan dan mendorong untuk belajar lebih
jauh dan mendalam.
Itulah beberapa manfaat dari bertanya, jadi mari biasakan bertanya ketika
belajar di kelas. Bertanya untuk membuka pengetahuan dan ilmu seluas-luasnya.
Albert Einstein pernah berkata

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Strategi pembelajaran didefinisikan dengan sebuah perencanaan yang mengandung
rangkaian kegiatn yang dibentuk dalam sebuah tindakan (rangkaian kegiatan) yang dirancan
untuk meraih tujuan pendidikan tertentu.
Strategi pembelajaran adalah suatu rencana, metode dan perangkat aktivitas yang
terencana untuk meraih tujuan pembelajaran. Definisi lain dari strategi pembelajaran yaitu
suatu rencana rangkaian kegiatan yang pada pemakaian metode dan penggunaan akan semua
sumber daya atau kekuatan demi adanya pembelajaran yang disusun untuk meraih tujuan
tertentu.
Bertanya memiliki banyak fungsi yang bisa membantu peserta didik untuk
berkembang, karena dengan bertanya akan menimbulkan banyak sekali hal yang bisa
membuat peserta didik tertarik dan mengalami perkembangan, untuk manfaat dari pertanyaan
itu memiliki banyak sekali manfaat baik itu untuk yang menanya, yang ditanya dan juga yang
hanya mendengarnya.

3.2 Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika KTI ini masih terdapat banyak kesalahan dan
jauh dari kata sempurna. Penulis akan memperbaiki KTI tersebut dengan pedoman pada
banyak sumber serta kritik yang membangun dari pada pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

Geograph88.2015. Manfaat Bertanya dalam


Belajar.https://geograph88.blogspot.com/2015/06/manfaat-bertanya-dalam-belajar.html
Yunarti,Tina. FUNGSI DAN PENTINGNYA PERTANYAAN DALAM
PEMBELAJARAN. http://eprints.uny.ac.id/7023/1/output.pdf

12
13
14

Anda mungkin juga menyukai