Disusun Oleh :
Syifa Fadilla
Amanda Leta Q
Muh Aditya TM
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONALVETERAN YOGYAKARTA
2016
Pengertian mengenai SDM dalam Manajemen Sumber Daya Manusia secara makro dan
mikro adalah:
Jadi, dalam pengelolaan sumber daya alam secara berkesinambungan dan lestari,
manusialah yang menerima dan menerapkan pengetahuan di bidang teknologi, baik
untuk pembangunan sumber daya manusia itu sendiri maupun dalam proses produksi dan
lain-lain. Input dalam bentuk tenaga kerja adalah melalui pendidikan serta pengalaman
belajar dan input berupa modal akan dapat berjalan sebagai upaya meningkatkan kualitas
maupun kuantitas produk melalui perubahan-perubahan pada proses maupun rancangan
mesin yang semakin efisien. Seseorang yang mempunyai pengalaman, kemampuan,
keterampilan, wawasan luas, dan kreativitas, bila diaplikasikan dalam suatu pekerjaan
biasanya lebih efektif dan efisien.
Efektif: melakukan sesuatu tepat pada sasaran doing the right things.
Efisien: mengerjakan sesuatu secara benar doing things right.
Menurut Gerardo P. Sicat dan H. W. Arndt (1991) dalam bukunya Ilmu Ekonomi Untuk
Indonesia, mengenai pengaruh-pengaruh seperti di atas :
1. Pengalaman pendidikan memberi dasar bagi proses belajar lebih lanjut jika
kemampuan umum berpikir dan belajar sudah tertanam.
2. Pendidikan itu mengakibatkan terjadinya perubahan dalam kepercayaan dan penilaian
serta sikap terhadap kerja dan tanggung jawab sosial seseorang. Orang yang lebih
terdidik sering lebih dapat menanggapi gagasan baru dan persaingan serta siap
menerima disiplin yang ketat. Pengaruh yang lain adalah menumbuhkan toleransi,
kepercayaan diri dan tanggung jawab sosial serta tanggung jawab sebagai warga
negara.
Secara keseluruhan (penggunaan modal fisik) akan tergantung pada kualitas SDM yang
mengelolanya. Modal fisik dan SDA pada hakikatnya adalah pasif dan modal SDM-lah
yang aktif. Artinya perbaikan kualitas SDM dapat dipandang sebagai investasi dalam
bentuk modal manusia. Modal fisik dan SDA dapat menuntun ke arah pertumbuhan
ekonomi yang lebih cepat, jika kualitas SDM mampu mengelolanya dengan baik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam upaya meningkatkan perekonomian dalam
masyarakat miskin diantaranya :
1. Penciptaan sumber penghasilan yang berkelanjutan.
2. Peningkatan aksesibilitas terhadap aset atau faktor produksi.
3. Peningkatan daya beli masyarakat.
Di lain pihak, untuk menanggulangi proses menanggulangi prooses pemiskinan perlu
dikembangkan sistem pendidikan yang mampu menghasilkan SDM yang terampil dan
mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam
Agenda 21 Indonesia (1996) dijelaskan bahwa pengembangan sistem pendidikan dan
ketrampilan harus mampu memenuhi kebutuhan ketrampilan yang lebih tinggi dan
beragam. Program tersebut harus mencakup beberapa sasaran, yaitu :
regenerasinya sudah dilewati, sumberdaya ini akan berubah menjadi sumber daya yang
tidak dapat diperbaharui. Contoh ikan, hutan, dan tanah.
Selanjutnya sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui adalah sumberdaya alam
yang unutk terciotanya kembali memerlukan waktu yang sangat lama, dia berproses
secara alami dalam jangka waktu ribuan tahun bahkan jutaan tahun. Sumber daya alam
tak terbarukan tersebut dapat dikategorikan menjadi dua macam yakni : sumber daya
yang habis di konsumsi seperti logam, minyak, dan gas bumi, serta yang dapat didaur
ulang seperti besi,tembaga, dan aluminium. Sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui, pengelolaannya perlu dihemat seefektif mungkin untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dalam jangka waktu yang relatif panjang. Sedang kan untuk
sumberdaya alam yang dapat diperbaharui atau dapat pulih dapat dipergunakan seoptimal
mungkin untuk kesejahteraan umat manusia, kemudian dipelihara, dikendalikan dan
dikembangkan terus menerus untuk memperthankan perkembangan ekonomi secara
lestari.
Sebagai indikator dari rumus diatas adalah bahwa semakin rendah nilai Rkh, maka makin
rendah pula kualitas hidup modern. Perbandingan antara nilai-nilai Rkh potensial dan
aktual dapat membantu untuk menunjukan arah dan kemampuan pembangunan ekonomi
suatu daerah atau negara. Apabila perbedaan kedua nilai tersebut semakin keicil, maka
peningkatan kualitas hidup hanya mungkin dilakukan melalui pembatasan jumlah
pendudduk dan penghematan konsumsi.
Beberapa patokan yang perlu diperhatikan dalam setiap pemanfaatan sumberdaya alam,
yaitu :
1. Daya guna dan hasil guna yang dikehendaki harus dilihat dalam batasan-batasan yang
optimal sehubungan dnegan kelestariansumber daya alam yang mungkin dapat
dicapai.
2. Tidak mengurangi kemampuan dan kelestarian sumber daya alam lain yang berkaitan
dalam suatu ekosistem.
3. Memberikan kemungkinan untuk mengadakan pilihan penggunaan pada pembangunan
dimasa datang.
Masalah-masalah yang timbul dalam pemanfaatan sumbr daya adalah karena sifat dan
kemampuan manusia, baik fisik,mental maupun ekonomi dalam upaya memenuhi
kebuttuhan hidupnya tidak sama sehingga menimbulkan perbedaan diantara setiap
anggota masyarakat terutama dalm kegiatan ekonomi. Perbedaan yang dimaksud tersebut
adalah atntara orang yang siap dengan yang belum siap, antara yang meemiliki faktor
produksi dengan yang tidak memiliki faktor produksi, antara yang berproduktifitas tinggi
dengan berproduktifitas rendah dan anggota masyarakat disuatu daerah dengan daerah
lainnya.
Kemudian untuk mengantisispasi perbedaan-perbedaan tersebut maka dapat dilakukan
melalui pemerataan pembagunan disegala bidang. Jadi, program pemerataan yang telah
diinstruksikan oleh pemerintah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
berpenghasilan rendah yang belum terjangkau oleh program pembangunan atau kawasan
yang menghadapi permasalahan khusus.
DAFTAR PUSTAKA
Pongtuluran, Yonathan. 2015. Manajemen Sumber Daya Alam & Lingkungan.
Yogyakarta : ANDI