Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MANAJEMEN SUMBER DAYA ALAM

PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN


PENGHASILAN BERKELANJUTAN

Disusun Oleh :

Syifa Fadilla

( 141 150 536 )

Dyah Ika Pratiwi

( 141 150 538 )

Amanda Leta Q

( 141 150 541 )

Muh Aditya TM

( 141 150 543 )

Yulia Mega Sartika

( 141 150 545 )

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONALVETERAN YOGYAKARTA
2016

A. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia


Upaya meningkatkan kualitas manusia merupakan faktor utama untuk memerangi
kemiskinan. Hal ini dapat dilakukan melalui program-program pendidikan dan
keterampilan sesuai kebutuhan. Namun dapat pula dilakukan melalui pengembangan
kebijakan di bidang lain, seperti ekonomu dan lingkungan yang memberikan kesempatan
bagi masyarakat miskin untuk meningkatkan kualitasnya, baik fisik maupun nonfisik.
Bila ditinjau dari segi ilmu pendidikan, kualitas nonfisik manusia mencakup:
1. Kualitas domain kognitif:
Digambarkan dari tingkat kecerdasan individu.
2. Kualitas efektif:
Digambarkan dari kadar keimanan, budi pekerti, integritas kepepribadian,
serta ciri-ciri kemandirian lainnya.
3. Kualitas domain psikomotorik:
Dicerminkan dari tingkat keterampilan, produktivitas, dan kecakapan
mendayagunakan peluang dan berinovasi.
Pengembangan kualitas manusia dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Kualitas fisik:
Meliputi kondisi penduduk yang sehat dan kuat dengan harapan hidup
yang tinggi dan didukung oleh kualitas lingkungan yang sehat serta
mampu memenuhi kebutuhan dasar manusia (makan, minum, sandang,
dan tempat berteduh).
2. Kualitas nonfisik:
a). Kualitas kepribadian (kecerdasan, kemandirian, kreativitas, ketahanan
mental);
b). Kualitas bermasyarakat (kesetiakawanan sosial dan keterbukaan);
c). Kualitas berbangsa (kesadaran berbangsa);
d). Kualitas spiritual (religiositas dan moralitas);
e). Wawasan lingkungan; dan
f). Kualitas kekaryaan (perwujudan aspirasi pengembangan potensi diri).
Manusia berkualitas dan cerdas memiliki ciri-ciri (Robert Reich) :
1. Added Values
Memiliki nilai tambah, keahlian, profesionalisme;
2. Abstraction System Thinking
Mampu berpikir rasional. Mengabstraksikan suatu persoalan secara
sistematis melalui pendekatan ilmiah objektif;
3. Experimentation and Test
Mampu berpikir di balik data-data dengan melihat dari berbagai sudut.
4. Collaboration
Mampu bekerja sama, bersinergi.

Pengertian mengenai SDM dalam Manajemen Sumber Daya Manusia secara makro dan
mikro adalah:

Makro: merupakan pelaksanaan fungsi pokok manajemen secara umum (fungsi


manajerial). Contoh: sumber daya manusia yang masih bebas atau belum terikat
kontrak kerja/kerja sama dengan suatu organisasi tertentu.

Mikro: merupakan fungsi manajemen sumber daya manusia yang sifatnya


operasional. Contoh: pegawai, karyawan, atau staf yang telah terkait dalam suatu
organisasi tertentu (pemerintah atau swasta) yang pekerjaannya berdasarkan kontrak
kerja yang telah disepakati.

Jadi, dalam pengelolaan sumber daya alam secara berkesinambungan dan lestari,
manusialah yang menerima dan menerapkan pengetahuan di bidang teknologi, baik
untuk pembangunan sumber daya manusia itu sendiri maupun dalam proses produksi dan
lain-lain. Input dalam bentuk tenaga kerja adalah melalui pendidikan serta pengalaman
belajar dan input berupa modal akan dapat berjalan sebagai upaya meningkatkan kualitas
maupun kuantitas produk melalui perubahan-perubahan pada proses maupun rancangan
mesin yang semakin efisien. Seseorang yang mempunyai pengalaman, kemampuan,
keterampilan, wawasan luas, dan kreativitas, bila diaplikasikan dalam suatu pekerjaan
biasanya lebih efektif dan efisien.

Efektif: melakukan sesuatu tepat pada sasaran doing the right things.
Efisien: mengerjakan sesuatu secara benar doing things right.

Menurut Gerardo P. Sicat dan H. W. Arndt (1991) dalam bukunya Ilmu Ekonomi Untuk
Indonesia, mengenai pengaruh-pengaruh seperti di atas :
1. Pengalaman pendidikan memberi dasar bagi proses belajar lebih lanjut jika
kemampuan umum berpikir dan belajar sudah tertanam.
2. Pendidikan itu mengakibatkan terjadinya perubahan dalam kepercayaan dan penilaian
serta sikap terhadap kerja dan tanggung jawab sosial seseorang. Orang yang lebih
terdidik sering lebih dapat menanggapi gagasan baru dan persaingan serta siap
menerima disiplin yang ketat. Pengaruh yang lain adalah menumbuhkan toleransi,
kepercayaan diri dan tanggung jawab sosial serta tanggung jawab sebagai warga
negara.
Secara keseluruhan (penggunaan modal fisik) akan tergantung pada kualitas SDM yang
mengelolanya. Modal fisik dan SDA pada hakikatnya adalah pasif dan modal SDM-lah
yang aktif. Artinya perbaikan kualitas SDM dapat dipandang sebagai investasi dalam
bentuk modal manusia. Modal fisik dan SDA dapat menuntun ke arah pertumbuhan
ekonomi yang lebih cepat, jika kualitas SDM mampu mengelolanya dengan baik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam upaya meningkatkan perekonomian dalam
masyarakat miskin diantaranya :
1. Penciptaan sumber penghasilan yang berkelanjutan.
2. Peningkatan aksesibilitas terhadap aset atau faktor produksi.
3. Peningkatan daya beli masyarakat.
Di lain pihak, untuk menanggulangi proses menanggulangi prooses pemiskinan perlu
dikembangkan sistem pendidikan yang mampu menghasilkan SDM yang terampil dan
mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam
Agenda 21 Indonesia (1996) dijelaskan bahwa pengembangan sistem pendidikan dan
ketrampilan harus mampu memenuhi kebutuhan ketrampilan yang lebih tinggi dan
beragam. Program tersebut harus mencakup beberapa sasaran, yaitu :

a). Berkembangnya sistem pendidikan yang mampu mengintegrasikan antara kebutuhan


pengetauhan ilmu-ilmu dasar dengan pengetauhan terapan dalam rangka mendorong
terciptanya manusia-manusia yang siap bekerja.
b). Terpenuhinya kebutuhan tenaga kerja manusia yang berkualitas tinggi di sektorsektor pembangunan yang strategis.
c). Mantapnya sistem pendidikan yang mendorong lahirnya manusia-manusia mandiri
yang mampu menciptakan sentra-sentra kegiatan ekonomi, sehingga dapat menyerap
tenaga kerja lebih banyak.
d). Tumbuh dan berkembangnya sentra - sentra pelatihan yang mampu memfasilitasi
masyarakat, baik yang belum bekerja maupun yang telah bekerja untuk
meningkatkan pengetauhan dan ketrampilan.
e). Terwujudnya keterlibatan aktif pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk
bersama-sama mengembangkan sistem dan fasilitas pelatihan yang menyentuh
kepentingan masyarakat.
f). Berkembangnya kebijakan penerapan sistem upah dan karier sesuai dengan tingkat
ketrampilan yang menguntungkan pekerja.
g). Terciptanya kerja sama antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat serta
bersama-sama mengembangkan sistem pelatihan yang mampu mnyentuh
kepentingan semua kalangan masyarakat.
h). Dikembangkannya kebijakan yang dapat mendorong proses demokratisasi ekonomi
dalam rangka mendorong tumbuhnya minat masyarakat untuk berkompetisi
mengembangkan kegiatan perekonomian melalui pendidikan dan latihan.
Berkaitan dengan pengertian sumber daya alam, Tim Perhitungan Sumber Daya Alam
dan Lingkungan dalam bukunya Pedoman Perhitungan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan di Indonesia menjelaskan bahwa sumber daya alam adalah sesuatu yang
berada di dalam maupun di luar bumi yang sifatnya masih potensial dan belum dilibatkan
dalam proses produksi.

B. Klasifikasi Sumber Daya Alam dan Energi


Sumber daya alam dan energi dapat diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu sumber daya
alam yang dapat diperbaharui (renewable resources) dan sumber daya alam yang tidak
dapat diperbaharui (unrenewable resources). Sumber daya alam dapat diperbaharui
adalah sumber daya alam yang dapat tercipta kembali dalam waktu yang relatif singkat,
baik oleh alam maupun teknologi. Misalnya hutan, pertanian, pertenakan, perikanan,dll.
Sumber daya alam terbarukan dapat dikategorikan menjadi dua macam, yakni sda yang
memiliki titik kritis contohnya ikan,hutan,tanah, dan sda yang tidak memeiliki titik kritis
contohnya udara, pasang surut, serta angin.
Menurut Akmad Fauzi (2010), perlu diperhatikan bahwa ada sumber daya terbarukan
yang bisa melakukan proses regenerasi , jika titik kritis kapasitas maksimum

regenerasinya sudah dilewati, sumberdaya ini akan berubah menjadi sumber daya yang
tidak dapat diperbaharui. Contoh ikan, hutan, dan tanah.
Selanjutnya sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui adalah sumberdaya alam
yang unutk terciotanya kembali memerlukan waktu yang sangat lama, dia berproses
secara alami dalam jangka waktu ribuan tahun bahkan jutaan tahun. Sumber daya alam
tak terbarukan tersebut dapat dikategorikan menjadi dua macam yakni : sumber daya
yang habis di konsumsi seperti logam, minyak, dan gas bumi, serta yang dapat didaur
ulang seperti besi,tembaga, dan aluminium. Sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui, pengelolaannya perlu dihemat seefektif mungkin untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dalam jangka waktu yang relatif panjang. Sedang kan untuk
sumberdaya alam yang dapat diperbaharui atau dapat pulih dapat dipergunakan seoptimal
mungkin untuk kesejahteraan umat manusia, kemudian dipelihara, dikendalikan dan
dikembangkan terus menerus untuk memperthankan perkembangan ekonomi secara
lestari.

C. Hubungan Antara Sumber Daya Alam, Jumlah Penduduk, dan Kualitas


Hidup
Untuk mengetahui hubungan antara sumber daya alam, jumlah pendududk, dan kualitas
hidup dapat digunakan suatu pola seperti yang digambarkan oleh cloud yang dikutip
(soerjani, 2008) sebagai berikut :
Rkh=

jumlah sumber daya alam yang dapat dikelola


jumlah penduduk x konsumsi perkapita

Sebagai indikator dari rumus diatas adalah bahwa semakin rendah nilai Rkh, maka makin
rendah pula kualitas hidup modern. Perbandingan antara nilai-nilai Rkh potensial dan
aktual dapat membantu untuk menunjukan arah dan kemampuan pembangunan ekonomi
suatu daerah atau negara. Apabila perbedaan kedua nilai tersebut semakin keicil, maka
peningkatan kualitas hidup hanya mungkin dilakukan melalui pembatasan jumlah
pendudduk dan penghematan konsumsi.
Beberapa patokan yang perlu diperhatikan dalam setiap pemanfaatan sumberdaya alam,
yaitu :
1. Daya guna dan hasil guna yang dikehendaki harus dilihat dalam batasan-batasan yang
optimal sehubungan dnegan kelestariansumber daya alam yang mungkin dapat
dicapai.
2. Tidak mengurangi kemampuan dan kelestarian sumber daya alam lain yang berkaitan
dalam suatu ekosistem.
3. Memberikan kemungkinan untuk mengadakan pilihan penggunaan pada pembangunan
dimasa datang.
Masalah-masalah yang timbul dalam pemanfaatan sumbr daya adalah karena sifat dan
kemampuan manusia, baik fisik,mental maupun ekonomi dalam upaya memenuhi
kebuttuhan hidupnya tidak sama sehingga menimbulkan perbedaan diantara setiap
anggota masyarakat terutama dalm kegiatan ekonomi. Perbedaan yang dimaksud tersebut
adalah atntara orang yang siap dengan yang belum siap, antara yang meemiliki faktor

produksi dengan yang tidak memiliki faktor produksi, antara yang berproduktifitas tinggi
dengan berproduktifitas rendah dan anggota masyarakat disuatu daerah dengan daerah
lainnya.
Kemudian untuk mengantisispasi perbedaan-perbedaan tersebut maka dapat dilakukan
melalui pemerataan pembagunan disegala bidang. Jadi, program pemerataan yang telah
diinstruksikan oleh pemerintah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
berpenghasilan rendah yang belum terjangkau oleh program pembangunan atau kawasan
yang menghadapi permasalahan khusus.

D. Pembangunan Berkelanjutan dan Pembangunan Konvensional


Menurut Emil Salim (1990) , bahwa makna pembangunan berkelanjutan berbeda dengan
pola pembangunan yang konvensional dalam berbagai segi sebagai berikut :
1. Dalam pembangunan berkelanjutan sumber daya alam yang dipakai dijaga keutuhan
fungsi ekosistemnya. Sedangkan dalam pembangunan konvensional sumber daya
alam dikelola terlepas dari fungsi ekosistemnya.
2. Dalam pembangunan berkelanjutan dampak pembangunan terhadap lingkungan aktif
diperhitungkan dengan menerapkan sistem Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL), sehingga dampak negatif dikendalikan dan dampak positif dikembangkan.
Dalam pembangunan konvensional tidak diterapkan sistem AMDAL sehingga
dampak kerusakan lingkungan terutama diluar perusahaan tidak diperhitungkan.
3. Dalam pembangunan berkelanjutan diperhitungkan kepentingan generasi masa depan.
Dalam pembangunan konvensional tidak terdapat secara eksplisit orientasi perhatian
pada nasib generasi masa depan.
4. Dalam pembangunan berkelanjutan wawasan menjangkau jangka panjang karena
perubahan berlangsung dalam kurun waktu jangka panjang. Dalam pembanguna
konvensional berlaku jangkawan waktu penglihatan jangka pendek maka keputusan
yang diambil untuk jangka pendek belum tentu sesuai dengan kepentingan
pengembangan jangka panjang.
5. Dalam pembangunan berkelanjutan maka hasil pengelolaan sumber daya alam perlu
memperhitungkan menciutnya sumber daya alam akibat proses pembangunan.
6. Dalam pembangunan berkelanjutan secara sadar turut diperhitungkan komponen
lingkungan yang tidak dapat dipasarkan seperti nilai sumber daya hayati bebas polusi,
bebas dari kebisingan dan hal-hal lain yang meningkatkan kualitas lingkungan.
Dalam pembangunan konvensioal komponen lingkungan yang tidak bisa dipasarkan
tidak masuk perhitungan sehingga udara , sungai, laut, dan komponen media
lingkungan secara gratis bisa dicemari tanpa kenaikan biaya.
Pembangunan Berkelanjutan kian berkembang sejak Rachel Louise Carson menerbitkan
bukunya yang berjudul The Silent Spring tahun 1962. Carson lahir tahun 1907 dan
meninggal di tahun 1964 karena kanker. Beberapa pesan utama Carson dalam
publikasinya itu terkait dengan pembangunan berkelanjutan adalah:

Pertama, Penggunaan Dichloro-Diphenyl-Trichloroethane (DDT) sebagai pestisida di


bidang pertanian mengakibatkan malapetaka yang mengancam kehidupan, yang
diungkapkan melalui cerita tentang Musim Semi yang Hening, tanpa kehidupan.
Pemikiran pokok yang penulis temukan dalam buku itu; Alam terbatas kemampuannya
meresap polusi yang dihasilkan pembangunan yang tak terkendali.
Dichloro-Diphenyl-Trichloroethane (DDT) sendiri merupakan pestisida pertama yang
digunakan secara luas selama dan sesudah perang dunia II untuk memerangi malaria,
tifus, dan berbagai serangga penyebar penyakit, baik dikalangan militer maupun sipil.
Keberhasilan penggunaannya menyebabkan penemunya, Paul Herman dari Swiss,
memperoleh penghargaan Nobel 1948 for his discovery of the high efficiency of DDT
as a contact poison againtas several arthopods.
Namun menurut Carson, DDT menyebabkan kanker dan menghambat reproduksi burung
karena menipisnya kulit telur. Pemikiran Carson diterima luas dan DDT pun mulai
dikendalikan Pemerintah AS di era John F Kennedy, dan akhirnya DDT dilarang sama
sekali.

DAFTAR PUSTAKA
Pongtuluran, Yonathan. 2015. Manajemen Sumber Daya Alam & Lingkungan.
Yogyakarta : ANDI

Anda mungkin juga menyukai