Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Administrasi Bisnis FISIPOL UNMUL, Volume X, Nomor X, 20XX

DAMPAK COVID-19 TERHADAP UMKM NASI KUNING RASA

Fitriah Selviana1, Aisyah Abda Taqiya2, Risky juliana 3


Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman, Jl. Muara Muntai No. 1
Gunung Kelua Samarinda
Fitriahselviana189@gmail.com ; aisyaabda38915@gmail.com ; Riskyjuliana7@gmail.com

ABSTRAK

“Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengenal inovasi dan kewirausahaan yang telah kita
wawancara untuk lebih dalamdari profil usaha dan juga dampak Covid-19 terhadap UMKM nasi kuning
yang terdapat di kota samarinda. Yang telah kami wawancarai. Berdasarkan hasil Wawancara kami
terdapat inovasi dan jiwa kewirausahaan seorang pengusaha nasi kuning Yang dimana Beras merupakan
salah satunyabarang makanan pokok/utama terpenting di dunia. Dengan adanya nasi kuning tersebut
mempunyai ciri khas tersendiri agar orang-orang tertarik dan ingin membeli. Dan menjadi sebuah
kewirausahaan. Klaim ini terutama berlangsung pada benua Asia, di mana nasi merupakan makanan
pokok bagi kebanyakan orang. Petani di Asia menghasilkan 90 persen, total produksi dari beras didunia.
Beras juga komponen dari biji-bijian, dipisahkan dari sekam/dedak. Beras lebih-lebih digunakan untuk
dimasak jadi nasi, dan beras juga dipergunakan sebagai bahan baku pembuatan berbagai makanan
ringan dan kue kering, salah satunya adalah nasi yang bisa dibuat menjadi nasi kuning.

Kata Kunci : UMKM, Nasi Kuning, Covid-19

ABSTRACT

The purpose of this research is to get to know the innovation and bentrepreneurship that we have
interviewed for a deeper understanding of the business profile and also the impact of Covid-19 on the
yellow rice MSMEs in the city of Samarinda. Which we interviewed. Based on the results of our
interview, there is the innovation and entrepreneurial spirit of a yellow rice entrepreneur where rice is
one of the most important staple food items in the world. Yellow rice has characteristics that people are
interested in and want to buy it. And become an entrepreneur. This claim is especially true on the Asian
continent, where rice is the staple food for most people. Farmers in Asia produce 90 percent of the
world's total rice production. Rice is also a component of the grain, separated from the husk/bran. Rice
is mainly used to be cooked into the rice, and rice is also used as a raw material for making various
snacks and pastries, one of which is rice that can be made into yellow rice.

Keyword : UMKM, Yellow Rice, Covid-19

Pendahulan

Latar Belakang

“Nasi kuning merupakan kuliner khasnya orang Indonesia. Hidangandimasak dengan nasi
bersamaan dengan santan maupun rempah-rempah. Yang menggunakan tambahan bumbu serta santan,
rasa nasi kuning sangat wangi dari nasi biasanya. Nasi kuning merupakan varian nasi putih yang sering
dijadikan tumpeng dan sering disantap dengan berbagai lauk-paukyang berciri khas. Nasi kuning kaya
akan karbohidrat juga memiliki manfaat kesehatan yang luar biasa. Pandemi Covid-19 yang melanda
dunia telah berdampak buruk bagi kehidupan manusia di seluruh dunia. Pasalnya, pandemi Covid-19
telah membatasi atau bahkan menghentikan aktivitas manusia. Hampir semua aspek kehidupan manusia
terkena dampaknya, seperti kesehatan, masyarakat, budaya, politik, pendidikan dan ekonomi. Dari sisi
Jurnal Administrasi Bisnis FISIPOL UNMUL, Volume X, Nomor X, 20XX

ekonomi, baik tingkat dunia maupun nasional mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pasalnya,
kegiatan ekonomi termasuk barangsi, distribusi dan konsumsi terhambat. Hal ini dikarenakan penerapan
kebijakan untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Sikap atau keputusan yang menyebabkan
negara-negara di dunia melakukan lockdown, social distancing, dll. Di Indonesia sendiri, pandemi
ditangani dengan menerapkan PSBB (pembatasan sosial besar-besaran).”

“Dengan diberlakukannya PSBB tentu akan berdampak besar bagi kegiatan perekonomian di
Indonesia. Penelitian observasi yang sedang kami lakukan pada masa pandemi ini, tentunya
memberikan harapan bagi para pelaku UMKM agar dapat bangkit kembali. Dengan meningkatnya
perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menegah) di Indonesia termasuk di Samarinda, adanya
peningkatan usaha ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Salah
satunya usaha UMKM Nasi Kuning Rasa yang berlokasi di beberapa wilayah Samarinda salah satu nya
dikawasan jl. Mulawarman Pelabuhan (Kopi Cangkir).”

“UMKM Nasi Kuning Rasa sudah berdiri sejak tahun 1980 hingga sekarang, warung nasi
kuning rasa menyediakan beberapa jenis aneka lauk pauk. Nasi kuning rasa ini beroprasi dari jam
07.00-12.00. UMKM Nasi Kuning Rasa juga menerima pesanan berupa Catering dengan pilihan menu
yang dapat disesuaikan oleh keinginan konsumen.”

“Hasil berdasarkan observasi dan wawancara owner UMKM Nasi Kuning Rasa terdapat
permasalahan yang terjadi pada rumah makan ini. Permasalahan yang sedang terjadi ialah menurunnya
penjualan sejak pandemi covid-19. Strategi UMKM Nasi Kuning Rasa konsisten terhadap konsumen
setia Nasi Kuning Rasa yang sudah ada sebelum pandemi hingga bertambahnya konsumen di masa
pandemi sekarang ini. Usaha yang gigih dengan kreativitas pelaku UMKM Nasi Kuning Rasa membuat
UMKM Nasi Kuning Rasa maju sehingga menghasilkan sesuatu yang baru dan mempunyai daya saing.
Status pandemi covid-19 tentunya berpengaruh pada kelangsungan hidup UMKM Nasi Kuning Rasa.
Untuk mengatasi permasalahan ini UMKM Nasi Kuning Rasa perlu melakukan diversifikasi barang
agar menambah daya tarik konsumen, dapat memperluas target pasar dan juga sebagai strategi yang
tepat dalam menghadapi pesaingan yang ketat.”

INDUSTRI RUMAH TANGGA

“Industri merupakan suatu kegiatan yang mengolah bahan tidak jadi atau barang yang ½ jadi
menjadi barang yang mempunyai bernilai plus untuk memperoleh laba. Bisnis perakitan dan perbaikan
adalah bagian dari awal industri ini. Apa yang terjadi pada industri, tidak hanya berupa barang, tetapi
juga dalam bentuk jasa. Industri merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat. Selanjutnya industrialisasi tidak terlepas dari upaya peningkatan kualitas sumber daya
manusia dan kemampuan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam. Tidak menurut hukum
perindustrian. Menurut Keputusan No. 5 Tahun 1984, industri ialahusaha/kegiatan ekonomi yang
memproses bahan utama, barang ½ jadi dan/atau barang jadi, komoditi yang mempunyai daya guna
cukup tinggi, yang salah satunya kegiatan rancang yang dibangun dan rekayasa pengelolahannya.”

Industri adalah usaha/kegiatan ekonomi (manufaktur) memproses bahan yang mentah menjadi
barang jadi.

a. Jumlah Tenaga Kerja 1 s/d 4 Usaha Rumah Tangga (Usaha Rumah Tangga)
b. Jumlah Tenaga Kerja di industri kecil berkisar antara 5 sampai 19 orang,
c. Jumlah pekerja industri menengah berkisar antara 20 hingga 99,
d. Industri besar memiliki lebih dari 100 pekerja.

“Usaha mikro adalah usaha barangtif milik orang perseorangan dan/atau badan usaha mandiri
yang memenuhi kriteria usaha mikro yang diatur dalam undang-undang ini.Usaha kecil adalah usaha
Jurnal Administrasi Bisnis FISIPOL UNMUL, Volume X, Nomor X, 20XX

ekonomi barangtif mandiri yang dijalankan oleh orang perseorangan atau badan usaha, atau anak
perusahaan atau afiliasinya, yang dimiliki secara langsung atau tidak langsung, dikendalikan oleh usaha
besar atau menengah yang memenuhi syarat. Usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang
ini.”

“Yang dimaksud dengan bisnis usaha menengah ialahkegiatan ekonomi barangtif yang
digerakkan secara mandiri oleh orang itu sendiri atau unit usaha, disebut dengan pendapatan penjualan
bersih atau pendapatan penjualan tahunan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang ini.
Perusahaan besar adalah kegiatan ekonomi barangtif yang dilakukan oleh entitas komersial dengan
kekayaan bersih atau pendapatan penjualan tahunan yang lebih tinggi daripada perusahaan menengah
(termasuk perusahaan milik negara atau swasta, usaha patungan)yang melakukan kegiatan ekonomi di
Indonesia.(Pasal 20 Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2008). Industri perabotan rumah
tangga umumnya dimulai sebagai bisnis keluarga, yang diturunkan langsung dari generasi ke
generasi, dan akhirnya tumbuh langsung dan bermanfaat untuk semua masyarakat.industri cenderung
menggunakan teknik sederhana, mempekerjakan dari keluarga mereka itu sendiriatau penduduk
setempat, dan memperkenalkankepada pasar daerahnya. Maka dari itu , salah satu industri ini
berkembang cukup pesat dengan akses mudah ke modal, pemasaran, bahanbaku, dan tenaga kerja.
Adapun arti dari nasi kuning itu sendiri yaitu, warna nasi yang berwarna kuning : gunung emas,
merupakan kekayaan, moral yang tinggi, serta kemakmuran. Sebab itu, nasi kuning sangat lumrah di
Indonesia untuk digunakan pada acara perayaan seperti pertunangan, pernikahan, kelahirandan
lainnya.”

PERKEMBANGAN INDUSTRI HASIL PERTANIAN

“Bahan utama dariusaha pertanian tak bisa kita samakan dengan barang jadi, karena barang dari
pertanian memiliki karakterisasi yang beda hingga perlu kita kelola secara terencana. Menurut
(Soekartawi, 2000), adapun faktor yang harus di perhatikan pada pengadaan bahan utama adalah”:

a. Barang ada yang mempunyai sifat secara musiman oleh karena itu memerlukan manajemen
persediaan yang bagus.
b. Barang yang dari hasil pertanian dengan karakteristik daerah
c. Harga barang dari hasil pertanian sangat bervariasi
d. Alat pengolah pertanian akan efektif dan efisien bila kita gunakan dengan benar.

Purwanto (2009), macam bahan utama meliputi:

“Bahan utama yang langsung adalah persediaan yang mentah yang bagian dari barang jadi.Dana yang
dikeluarkan akan sebanding dengan barang jadi karena mempunyai hubungan yang erat. Contoh:
Kunyit, Beras dll. “

“Bahan utama yang tidak langsung merupakan persediaan baku utama yang memiliki peran dalam
rancangan barangsi tapi yang cara kerja nya secara tak langsung dapat lihat di persediaan yang
dihasilkan. Misalnya air, garam, dan daun pandan. “

MODAL

“Dari definisi ekonomi, modal adalah benda nyata yang relatif atau mata uang dengan factor-faktor
rancangan lain, untuk bisa menghasilkan barang yangbaru. Modal dapat berwujud kelengkapan
penghasilan barang, bahan atau peralatan yang menggunakan hasil suatu barang. “
Jurnal Administrasi Bisnis FISIPOL UNMUL, Volume X, Nomor X, 20XX

SUMBERDAYA MANUSIA

“Didefinisi ekonomi, modal merupakan benda nyata yang relatif atau bisa juga mata uang dengan factor
barang lain yang hasilnya merupakan suatu barang yang barudapat berwujudkelengkapan barangsi, atau
bahan yang bisa digunakan agar bisa menghasilkan suatu barang. Sumber daya manusia yang
dibutuhkan untuk mendorong adanya perkembangan baranguntuk pertanian ialah yang bisa
menciptakanbarang sesuai dengan kebutuhan konsumen untuk memberikan keunggulan kompetitif bagi
industri. “

“Ditinjau dari ketersediaan sumber daya manusia, sumber daya manusia dapat dibedakan menjadi
pekerja terampil dan pekerja tidak terampil. Pekerja terampil biasanya memegang posisi manajerial di
industri, sedangkan pekerja tidak terampil adalah buruh. Hal-hal tersedianya daya kerja ditentukan dari
macam-macam variabel yaitu jumlah populasi, daya kerja, waktu, edukasi serta kewajiban. “

“Menjadi seorang manajer dievaluasi tercapai bila pada peraih niat bukan bergerak seorang diri tetapi
bisa mengajak yang lain serta mengelola sumber daya lain, yang terdapat pada sekelompok orang
sebagai akibatnya bisa meraih yang sudah ditetapkan. Kemampuan mengintegrasikan SDM juga sumber
daya non SDM agar tercapainya kelarasan sebagai akibatnya dapat terwujud keefektifan. Sumber daya
manusia akan efisien, jika SDM tadi mendorong industri tercapainya keunggulan baik dari komperatif
juga kompetitif. “

DINAMIKA PERMOHONAN PASAR

“Pemasaran adalah proses sosial serta administratif yang melaluinya perseorangan juga sekelompok
mendapatkan yang mereka butuhkan serta kemauan dengan membentuk, menegakkan, dan
mengembangkanbarang yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 1997). Oleh karena itu, pemasaran
mencakup konsep inti seperti kebutuhan, keinginan, permintaan, barang (barang, jasa, ide), nilai, uang,
dan lainnya meningkat. “

“Sejak Kotler (1997), penawaran diawali dari kebutuhan, jadi mimpi manusialah sangat penting untuk
memahami adanya ragamdi antara permintaan, keperluan dan mimpi. Dalam pandangannya, kebutuhan
manusia adalah kurangnya beberapa kepuasan dasar, dan mimpi (keinginan) berarti keinginan untuk
memenuhi kebutuhan tertentu. Permintaan ialah impian bisa membeli. Mimpi bisa menjadi permintaan
jika didorong oleh daya beli. Jika produsen pertanian memahami persepsi pasar terhadap barang yang
diperoleh, maka dapat berhasil dalam pemasaran. Oleh karena itu, produsen perlu terus memantau dan
mengevaluasi pemahaman pemakai terhadap preferensi pemakai itu sendiri. Perlu dilanjutkan karena“:

a. Perlu pengembangan ilmu/teknologi


b. Perlu pengembangan politik
c. Perlu peraturan pemerintah
d. Perlu pengembangan terhadap sosial maupun ekonomi pengguna baik taraf pendapatan juga
taraf pendidikan
e. Perlu pengembangan yang lain

KONSEP BIAYA

“Biaya adalah suatu sumber daya ekonomi dimana sedang atau mungkin dikeluarkan untuk mencapai
beberapa tujuan, diukur dalam satuan moneter, dalam arti mengorbankan sumber daya ekonomi untuk
aset yang disebut biaya komoditas. Maksudnya, biayanya itu merupakan faktor dari biaya suatu
Jurnal Administrasi Bisnis FISIPOL UNMUL, Volume X, Nomor X, 20XX

komoditi yang fungsi nya untuk mecapai pendapatan (Mulyadi, 1999), jadi biayanya itu adalah suatu
faktor ekonomi yang dihitung dalam kuantitas moneter untuk menerima barang maupun jasa/pelayanan.
Uraian harga dan penghasilan sangat hakiki untuk memahami siklus hidup dan tingkat pencapaian
bisnis. Dari Mubyarto (2004) menyampaikan bahwasanya biaya ialah semua biaya yang diakui dalam
satuan moneter selama periode komoditi.”

Terdapat dua macam biaya:

1. Biaya Tetap:biaya yang tidak bisa dipengaruhi oleh barang, misal bunga pinjaman, sewa tanah
juga berarti keharusan yang mesti dibeli bisnis dalam/unit pada waktu untuk menutupi
keseluruhan nilai yang tetap, dan totalnya tidak tergantung pada kuantitas barang yang
dihasilkan
2. Biaya variabel: keharusan yang mesti dibeli bisnis turut waktu-waktu yang ditentukan untuk
menutupi semua input variabel yang digunakan dalam pemrosesan barang, dan pada jumlah
yang konsisten dengan harga pokok barang.

Metode

“Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer dan data sekunder. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder yang
diperoleh dengan wawancara langsung dengan pemilik tempat nasi kuning. Penelitian ini bersifat studi
kasus. Data primer diperoleh dari wawancara secara langsung dengan pemiliki kios sedangkan data
sekunder didapatkan dari data pendukung dan penelitian sebelumnya. Untuk pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan Metode Simple Random Sampling yaitu pengambilan sampel dari
anggota masyarakat secara acak. Untuk mengetahui profil/karakteristik usaha nasi kuning di Kecamatan
Tuminting Kota Manado, dianalisa secara deskriptif. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan
keuntungan penelitian yang sudah dilakukan setelah covid bulan Oktober 2022.”

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Teknik observasi adalah “teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan
pengamatan langsung di Kios Yu Chia sehingga didapatkan gambaran dan informasi
mengenai proses penjualan.”
2. Teknik wawancara merupakan “teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya
jawab dengan pemilik Kios Yu Chia berdasarkan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah
dipersiapkan sebelumnya.”
3. Teknik pencatatan merupakan “teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mencatat hasil wawancara pada daftar pertanyaan (kuesioner) dan mencatat data sekunder
dari penelitian sebelumnya”
Hasil dan Pembahasan

Proses Pembuatan

“Usaha Nasi Kuning Yu Chia merupakan salah satu usaha yang berbasis home industry. Usaha
ini sudah berjalan 7 Tahun yaitu terhitung mulai tahun 2014 hingga sekarang tahun 2021. Penggunaan
tenaga kerja dalam usaha ini menggunakan tenaga kerja keluarga. Tempat penjualan menggunakan
halaman depan rumah tinggal keluarga. Pelaku utama berdirinya usaha ini adalah Ibu keluarga Kartono-
Supit yaitu Ibu Lily. Awal usaha ini, penjualan dengan menggunakan bahan baku berkisar 3 kg beras
per hari. Usaha ini terus bertahan dan mengalamai perkembangan pe-rmintaan. Dengan semakin banyak
peminatnya akhirnya bapa keluarga meninggalkan kerjaannya dan membantu ibu rumahtangga ini untuk
menopang keberlanjutan usaha. Penjualan yang bahan baku awalnya 3 kg yang mengalami peningkatan
menjadi 15 kg. Namun jika ada pesanan khusus bisa meningkat hingga 40 kg. Karakteristik dari nasi
kuning ini menggunakan bahan baku beras yang berkualitas yaitu dua merpati. Toping untuk nasi
Jurnal Administrasi Bisnis FISIPOL UNMUL, Volume X, Nomor X, 20XX

kuning ini adalah semur daging sapi, abon ikan cakalang, laksa, keripik kentang, sambal juga kerupuk
udang. Proses pembuatan nasi kuning untuk memperoleh sajiannya mengalami berbagai proses. Dari
pembuatan nasi kuningnya diikuti oleh pembuatan topingnya dengan proses yang berbeda. Proses
pengolahan nasi kuning dimulai dari pukul 02.00 hingga 05.30, mulai dari pembuatan nasi kuning
hingga topingnya. Hanya kerupuk yang sudah digoreng dari malam hari sebelumnya. Proses pembuatan
nasi kuning terdiri dari beberapa komponen yaitu beras diolah menjadi nasi kuning. Topingnya terdiri
dari abon cakalang, semur daging, laksa, keripik kentang, sambal, kerupuk.”

“Proses pembuatan nasi kuning, mula-mula beras dicuci kemudian beras dimasukan ke wajan
yang telah berisi santan, air perasan kunyit, daun pandan dan sereh. Pindahkan ke dandang ketika
santannya mulai mongering, akan dikukus hingga matang. Pembuatan sambal pertama-tama
membersihkan bawang merah, bawang putih, cabe, dan tomat, kemudian dicuci. Semua bahanbahan
yang telah dibersihkan dan diblender hingga halus. Proses berikutnya sambal di gorengdengan api
sedang hingga sambal matang dan kering. Bahan baku abon yaitu ikan cakalang, dengan bumbunya
bawang putih, bawang merah, cabe, kecap manis, ketumbar, dengan penyedap rasa ajinomoto. Ikan
cakalang dikukus hingga matang lalu dihaluskan. Bumbu bawang putih dan bawang merah dipotong
halus kemudian digoreng hingga keluar bau harum kemudian masukan cabe hingga matang kemudian
tambahkan kecap manis, ketumbar, gula merah hingga menyatu dengan baik. Tahap terakhir ikan
cakalang dimasukkan kemudian dicampur hingga merata dengan bumbu dan dimasak hingga menjadi
kering kemudian tambahkan garam dan penyedap rasa ajinomoto“

“Bahan baku pembuatan semur daging adalah daging sapi bagian paha. Bahan lainnya adalah
kentang, bawang putih, bawang bombay, kecap manis, jintar, ketumbar, garam, dan masako. Mula-mula
daging dibersihkan kemudian daging dipotong kecil-kecil demikian juga dengan kentang. Langkah
selanjutnya menumis bawang putih, yang sudah dipotong-potong hingga muncul bau wangi dan
masukan bawang Bombay, daging, kentang, Masukan kecap manis, jintar, ketumbar hingga matang dan
tambahkan garam penyedap rasa masako. Bahan baku pembuatan laksa goreng adalah laksa dengan
merek padamu dengan bahan lainya berupa kecap manis, bawang putih, bawang merah, garam, dan
masako. Mula-mula laksa direndam dalam wadah berisi air hingga lembut dan dipotong. Awal
pembuatannya adlah menumis bawang putih, bawang merah sampai harum kemudian masukan kecap
manis dan penyedap rasa, garam hingga tercampur rata kemudian masukkan laksa diaduk secara merata
hingga masak. “

“Pertama-tama kentang dibersihkan dengan cara dikupas dan diparut kemudian dicuci
berulangulang di dalam wadah hingga air cucian tidak keruh. Parutan kentang tersebut direndam di
dalam air yang sudah dicampur garam, ditiriskan untuk kemudian digoreng hingga berwarna kuning.
Pembuatan Bawang Goreng Bersihkan bawang merah dari kulit luarnya kemudian diiris tipis-tipis,
dicampurkan dengan garam. Bawang yang sudah bercampur garam kemudian digoreng hingga wangi
dan berwarna cokelat muda. Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Keuntungan Usaha Nasi Kuning
Adanya pandemi Covid-19 memberikan dampak kepada usaha nasi kuning. Dampak tersebut berupa
volume penjualan, lama penjualan, harga jual, dan akhirnya berpengaruh terhadap jumlah keuntungan
yang diterima“

Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Penggunaan Bahan Baku

“Penggunaan bahan baku sebelum pandemi covid-19 adalah 15 kg dan masa PPKM level 3
adalah 10 kg. diketahui bahwa dampak pandemi covid-19 menyebabkan terjadinya penurunan
penggunaan bahan baku akibat berkurangnya permintaan akan nasi kuning. Penurunan penggunaan
bahan baku yang nyata adalah penggunaan bahan untuk semur, yaitu terjadi substitusi daging dengan
kentang. Pengolahan nasi kuning dibutuhkan biaya sebagai penggerak dari aktivitas ini. Komponen
biaya variabel terdiri dari nasi kuning, sambal, abon, semur, laksa, kerupuk, kentang goreng, bawang
goreng, minyak goreng, gas, kertas, dan tenaga kerja. biaya cenderung terjadi penurunan, pada kentang
goreng dan bawang goreng. Penurunan untuk kentang goreng dari Rp 250.000 menjadi Rp 30.000,
Jurnal Administrasi Bisnis FISIPOL UNMUL, Volume X, Nomor X, 20XX

sedangkan bawang goreng dari Rp 228.000 menjadi Rp.36.700. Hal ini dikarenakan sebelum pandemi
Covid-19 kentang goreng dan bawang goreng di beli dengan kondisi jadi sedangkan sesudah adanya
pandemi kentang goreng dibuat dari bahan baku kemudian diolah menjadi bahan jadi atau siap untuk di
makan. Biaya tenaga kerja terjadi kenaikan biaya dari Rp 187.500 menjadi Rp 275.000. Hal ini terjadi
karena lamanya penjulan meningkat. Sebelum pandemi covid lamanua penjualan dari jam 06.00 hingga
jam 09.00 namun dengan adanya pandemik lamanya penjualan bertambah dari jam 06.00 hingga 15.00
sehingga lamanya penjualan bertambah 6 jam/hari. Biaya tetap yang dihitung adalah penyusutan alat
yaitu sebesar Rp 13.117. Metode yang digunakan untuk menghitung penyusutan alata adalah metode
garis lurus. Biaya tetap tidak berubah karena alat-alat yang digunakan tetap sama.”
Jurnal Administrasi Bisnis FISIPOL UNMUL, Volume X, Nomor X, 20XX

KESIMPULAN

Pada saat terjadinya pandemic ini, hampir seluruh kawasanpasar keuangan Indonesia menemui masalah.
Salah satunyakawasan UMKM yang berhasil melewati masakrisis pada tahun 1998 juga 2008. Karena
peraturan penyekatan sosial besar-besaran (PSBB) yang memasang peraturan oleh pemerintah untuk
mencegahnya terjadi penyebarluasan virus Covid-19. Tentunya berlakunya PSBB akan
memisahkanpara UMKM dan pembelinya. Oleh karena itu, UMKM tak luput dari permasalahan yang
didapat di masa lalu. Apalagi di masa pandemi ini, banyak tantangan yang harus dihadapi UKM.
Contohnya antara lain terhambatnya pasokan bahan baku, berkurangnya pendanaan, kesulitan pinjaman
bank, dan kurangnya inovasi serta banyaknya para UMKM yang tak bisamendalami teknologi digital
cara menjual barang secara digital/online. Salah satunya adalah usaha UMKM Nasi Kuning Rasa yang
berada di kawasan Samarinda yaitu jl. Pelabuhan Mulawaman (cangkir kopi). UMKM Nasi Kuning
Rasa sudah berdiri sejak tahun 1980. UKM Nasi Kuning Rasa juga merasakan dampak Covid-19.
Berdasarkan observasi dan wawancara dengan pemilik UKM Nasi Kuning Rasa, terdapat masalah pada
rumah makan tersebut. Yang terjadi adalah penurunan omzet penjualan sejak pandemi Covid-19.
Strategi UKM Nasi Kuning Rasa sejalan dengan konsumen setia Nasi Kuning Rasa yang ada sebelum
pandemi dengan semakin banyaknya konsumen di masa pandemi saat ini. Upaya terus menerus dari
UKM Nasi Kuning Rasa telah membuat UKM Nasi Kuning Rasa semakin maju, menghasilkan sesuatu
yang baru dan kompetitif. Situasi saat ini pasti akan mempengaruhi kelangsungan hidup UKM Nasi
Kuning Rasa. Untuk mengatasi masalah yang ada, UMKM perlu menerapkan beberapa strategi
alternatif untuk bisa menghadapi permasalahan dan juga bisa mengembangkan suatu hal di masa
pandemi.

SARAN

Sehingga UMKM dapat bertahan dari pandemi sekaligus membantu mengembangkan potensi masa
depannya. Semua pihak membutuhkan tekad dan kerjasama yang kuat. Dari perspektif usaha kecil,
menengah dan mikro itu sendiri, mereka harus membuat tata letak strategis yang benar juga segi
pemrosesan barang, pengaturan keuangan dan pemasaran di masa depan. Harus dilakukan seefisien juga
setepat mungkin, berdasarkan pengetahuan mengelola bisnis, aspek ekonomi dan menggunakan
digitalisasi. Pada saat yang sama, pemerintah bertugas membantu pengembangan usaha menengah,
kecil, maupun mikro termasuk juga memberikan tambahan biaya untuk pembiayaan, selanjutnya
pemerintah dapat menolongfaktor pemasaran, memberikan keringanan bunga untuk angsuran KUR, dan
mengurangi pajak, khususnya untuk usaha mikro dan kecil.Dari pihak swasta khususnya bisnis besar
dimintakan dapat memberikan pertolongan faktor produk, serta pengetahuan tentang manajemen usaha,
misalnya melalui seminar. Ketiganya baik itu UMKM, Pemerintah/BUMN serta perjuangan yang besar
bagi swasta pula bisa mempererat berbagai rencana kemitraan. Yang bertujuannya untuk UMKM pada
aktivitas bisnisnya yang bisa diberdayakan dengan Pemerintah/BUMN juga oleh swasta serta dapat
mengakibatkan simbiosis mutualisme bagi seluruh pihak yang terkait.
Jurnal Administrasi Bisnis FISIPOL UNMUL, Volume X, Nomor X, 20XX

DAFTAR PUSTAKA

Dasar Penyusunan Evaluasi Proyek. (2003). Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.


Pengantar Teori Agroindustri. (2005). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Alex, N. (2004). Studi Kelayakan dan Evaluasi Proyek. Jakarta: Bumi Aksara.
Astuti, D. (2005). Kajian Bisnis Franchise Makanan di Indonesia. Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan, Vol.7.No.1.
Gaol, L. J. (2008). Sistem Informasi Manajemen Pemahaman dan Aplikasi. Jakarta: PT Grasindo.
Kotler, P. (1997). Manajemen Pemasaran. Edisi Bahasa Indonesia Jilid I. Jakarta: Prehallindo.
Kotler, P., & Amstrong, G. (2006). Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi 12 Jilid 2. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Kurniawan, A. (2005). Profil Usaha Krepek Pisang Goroho. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian,
Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi, Manado.
Mantra, I. B. (1985). Pengantar Studi Demografi. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Nur Cahaya.
Mubyarto. (2004). Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES.
Mulyadi, D. K. (1999). Laporan Keuangan Perusahaan Dagang. Jakarta.
Purwanto. (2009). Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, Vol.5. No.1.
Rumapea, N. (2015). Profil Usaha "Sop Buah Ica' di Boulevard Manado. Skripsi Jurusan Sosial
Ekonomi.
Sukirno, S. (2005). Ekonomi Pembangunan. Proses Masalah dan Dasar Kebijakan . Jakarta:
Kencana Media Group.
Terry, G. (1978). Principle of Management, 7th.Ed., Irwin Inc: Homewood Illinois, Richard D.

Anda mungkin juga menyukai