Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TENTANG

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Pendidikan Pancasila

ANGGOTA KELOMPOK :
1. FATIMATUZ ZAHROH

( 4211411035 )

2. ROHMAD

( 4211411039 )

3. ARUM NOVIANTI

( 4301411025 )

4. INDAH PUJI LESTARI

( 4311411033 )

5. HANDIKA DANY R

(4211411047)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


TAHUN 2011 / 2012

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Berdasarkan etimologi, ideologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri
dari dua kata yaitu idea yang berarti raut muka, perawakan, gagasan dari buah pikiran
atau logika berarti ajaran . Dengan demikian ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang
gagasan dan buah pikiran atau science des ideas.
Pengertian ideologi secara umum adalah suatu kumpulan gagasan ,ide,
keyakinan serta kepercayaan yang bersifat sistematis yang mengarah tingkah laku
seseorang dalam berbagai bidang kehidupan seperti :
1.
2.
3.
4.

Bidang politk ,termasuk bidang hukum ,pertahanan dan keamanan.


Bidang sosial
Bidang kebudayaan
Bidang agama

Istilah ideologipertama kali dilontarkan oleh seorang filusuf perancis, Antoine


Destutt de Tracy pada tahun 1796 sewaktu revolusi perancis tengah menggelora
(christenson, et.al., 1971:3). Tracymenggunakan istilah ideologi guna menyebut suatu
studi tentang asal mula, hakikat, dan perkembangan ide-pde manusia atau yang sudah
dikenal sebagai science of Ideas. Gagasan ini diharapkan dapat membawa
perubahan institusional dalam masyarakat perancis. Namun napoleon mencemoohnya
sebagai suatu khayalan yang tidak memiliki nilai praktis. Pemikiran Tracy ini mirip
dengan impian Leibnits yang disebut one great system truth (Pranarka, 1987)
Pokok pokok pikiran yang perlu dikemukakan mengenai ideologi adalah
sebagai berikut :
1. Ideologi merupakan sistem pemikiran yang erat kaitannya dengan perilaku
manusia. Kecuali itu. Ideologi merupakan serangkaian pemikiran yang
berkaiatan dengan tertib sosial dan politik yang ada dan berupaya untuk
merubah atau mempertahankan tertib sosial dan politik yang bersangkutan.
2. Bahwa ideologi, disamping mengemukakan program juga menyertakan strategi
guna merealisasikannya.

3. Ideologi dapat dipandang sebagai serangkaian pemikiran yang dapat


mempersatukan manusia, kelompok, atau masyarakat, yang dapat selanjutnya
diarahkan pada terwujudnya partisipasi secara efektif dalam kehidupan sosial
politik.
4. Bahwa yang bisa merubah suatu pemikiran menjadi ideologi adalah fungsi
pemikiran itu dalam berbagai lembaga politik dan kemasyarakatan.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas ,maka rumusan masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini sebagai berikut :
a. Bagaimana karekteristik dan makna ideologi bagi negara ?
b. Apa fungsi idelogi bagi negara ?
c. Bagaimana perbandingan ideologi Pancasila dengan ideologi yang lain ?
d. Pancasila sebagai ideologi terbuka

BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik dan Makna Ideologi bagi Negara

Dalam memahami makna ideologi tidaklah hanya melihat dari sosok


pengertiannya tetapi memahami ideologi dapat ditemukan dari karakteristiknya.
Beberapa karakteristik suatu ideologi, antara lain :
1. Ideologi sering muncul dan berkembang dalam situasi krisis
Situasi krisis, cara pandang, cara berfikir dan cara betindak yang sebelumnya
dianggap umum dan wajar dalam suatu masyarakat telah dianggap sebagai suatu yang
tidak dapat diterima lagi. Keadaan semacam ini akan mendorong munculnya suatu
ideologi. Jika manusia, kelompok, ataupun masyarakat mulai merasakan bahwa
berbagai kebutuhan dan tujuan hidupnya tidak dapat direalisasikan, maka kesalahan
pertama seringkali ditimpakan pada ideologi yang ada.Berangkat dari kondisi yang
serba kalut yang dicirikan oleh menghebatnya ketegangan sosial mengakibatkan
bangkitnya suatu ideologi yang mampu menjanjikan kehidupan yang lebih baik.
2. Ideologi merupakan pola pemikiran yang sistematis
Ideologi pada dasarnya merupakan ide atau gagasan yang dilemparkan atau
ditawarkan ditengah-tengah arena perpolitikan. Oleh karena itu ideologi harus
disusun secara sistematis agar dapat diterima oleh warga masyarakat secara rasional.
Sebagai ide yang hendak mengatur tertib hubungan masyarakat maka ideologi
biasanya menyajikan penjelasan dan visi mengenai kehidupan yang hendak
diwujudkan.
3. Ideologi mempunyai ruang lingkup jangkauan yang luas, namun
beragam
Dilihat dari dimensi horizontal, ideologi mempunyai ruang lingkup yang
sangat luas, mu;lai dari penjelasan-penjelasan yang berdifat parsial sampai kepada
gagasan-gagasan yang komprehensif. Dengan demikian ideologi dapat memberikan
gambaran tentang masyarakat bangsa yang akan direalisasikan dnngan pola
perilakunya. Ideologi juga dapat digunakan sebagai indikator dalam menentukan
keberhasilan suatu negar adalam membangun masyarakatnya. Sehingga ideologi
dapat dijadikan sebagai parameter dalam mengukur keberhasilan suatu negara.
4. Ideologi mencakup beberapa strata pemikiran dan panutan

Dilihat dari dimensi vertikal, ideologi mencakup beberapa strata pemikiran dan
panutan, mulai dari konsep yang kompleks dansophisticated sampai dengan slogan
slogan

tertentu

sesuai

dengan

tingkat

pemahaman

dan

perkembanagan

masyarakatnya.
C. Fungsi Ideologi Bagi Negara
Tumbuhnya keyakinan dan kepercayaan terhadap ideologi tertentu barangkali
bukan satu-satunya cara melalui mana manusia bisa memformulasikan dan mengisi
kehidupannya. Ideologi juga bisa memainkan fungsinya dalam mengatur hubungan
antara manusia dan masyarakatnya. Untuk itu ideologi dapat membantu anggota
masyarakat dalam upaya melibatkan diri dalam berbagai sektor kehidupan.
Disamping fungsinya yang umum, ideologi juga memiliki fungsi yang bersifat
khusus, seperti :
1. Ideologi berfungsi melengkapi struktur kognitif manusia
Sebagai sistem panutan, ideologi pada dasarnya merupakan formulasi ide
atau gagasan melalui mana manusia dapat menerima, memahami, dan sekaligus
mengintepretasikan hakikat ini. Orientasi kognitif dari suatu ideologi dapat
membantu untuk menghindarkan diri dari sikap ambiguitas, sekaligus memberikan
kepastian dan rasa aman dalam mengarungi kehidupannya. Jika manusia dapat
melihat ada kekuasaan atau kekuatan yang sulit diprediksikan, maka ideologilah satusatunya tempat berlindung.
2. Ideologi sebagai panduan
Sebagai suatu panduan, ideologi mencanangkan seperangkat patokan tentang
sebagaimana manusia seharusnya bertingkah laku, disamping tujuan dan cara
mencapai tujuan itu. Seiring dengan fungsinya, ideologi menyajikan saluran salura
yang dapat dipakai untuk mewujudkan ambisi pribadi atau kelompok, hak dan
kewajiban dan parameter yang menyangkut harapan pribadi dan anggota masyarakat.
Ideologi juga dapat memberikan batasan tentang kekuasaan, tujuan, dan organisasi
yang berkaitan dengan masalah masalh politik. Dengan demikian, fungsi ideologi
bagi suatu negara bukan sekedar sebagai standar pertimbangan dalam memilih

berbagai alternatif, melainkan menyertakan a sense of self-justification, cara-cara


mengevaluasi tingkah laku para anggotanya, dan memberikan kerangka landasan bagi
legitimasi politik (kekuasaan)
3. Ideologi berfungsi sebagai lensa, melalui mana seseorang dapat melihat
dunianya, sebagai cermin, melalui mana seseorang dapat melihat dirinya,
dan sebagai jendela melalui mana orang lain bisa melihat diri kita
Ideologi merupakan salah satu alat bagi seseorang atau bangsa untuk
mengenal dan melihat dirinya sendiri, dan mengharapkan orang lain untuk bisa
melihat dan menginterprestasikan tindakannya yang didasarkan atas ideologinya.
Dengan demikian, ideologi merupakan potret diri pribadi memberikan gambaran
tentang manusia dan masyarakat yang diharapkan. Inilah fungsi penting ideologi bagi
suatu bangsa dan negara.
4. Ideologi berfungsi sebagai kekuatan pengendali konflik, sekaligus
fungsi integratif
Dalam level personal, ideologi dapat membantu setiap individu dalam
mengatasi konflik yang terjadi dalam dirinya sendiri ataupun dalam hubungannya
dengan orang lain. Di sisi lain, ideologi dapat mengikat kebersamaa dengan cara
mengintegrasikan berbagai aspek kehidupan individu. Dalam kehidupan masyarakat,
ideologi juga dapat berfungsi membatasi terjadinya konflik. Guna menjamin
kontinuitas dan usaha usaha bersama, suatu masyarakat tidak saja memerlukan
pengendalian konflik, tetapi juga memerlukan adanya integritas secara politis dari
para anggotanya. Melalui ideologi setiap anggota masyarakat mampu mengetahui ide,
cita-cita, tujuan atau harapan-harapan dari masyarakatnya

C. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi yang Lain


Kajian tentang ideologi terasa kurang lengkap tanpa mengkaji ideologiideologi besar yang berpengaruh di dunia. Oleh karena itu maka pada bagian ini akan
disajikan uraian singkat tentang beberapa ideologi tersebut.

1. Agama sebagai ideologi


Dalam batasan batasan tertentu, agama dapat dijadikan sebagai ideologi. Pada
saat ini masih ada beberapa kelompok masyarakat, bangsa atau negara yang
menempatkan agama sebagai ideologi . misalnya, negara vatikan di roma dan
beberapa agama islam. Penempatan agama sebagai ideologi bukan suatu hal yang
keliru,bahkan dapat dikatakan sebagai praktik yang didasarkan pada nilai kebenaran
yang sangat tinggi. Namun, yang paling penting adalah memikirkan agar
penerapannya dapat diterima oleh semua anggota masyarakat bangsanya. Lebih-lebih
apabila dikaitkan dengan kenyataan bahwa hampir tidak ada masyarakat yang
homogen (satu keyakinan).
Pada abad ke 17, peranan agama sebagai ideologi mulai menurun seiring
dengan berkembangnya aliran-aliran baru di eropa, seperti :
1) Aufklarung
2) Renaissance
3) Rasionalisme
4) Empirisme dan
5) Realisme
Namun demikian sampai sekarang masih ada yang menjadikan agama sebagai
ideologi negara, seperti Arab Saudi, Iran dengan ideologi Islam dan vatikan dengan
agama katolik sebagai ideologi.

2. Liberalisme
Menurut pandangan liberalisme, negara dan politik hanya menempati salah
satu bagian dan bukan persoalan pokok dalam kehidupan manusia. Tujuan negara
semata mata hanay mempertahankan negara apabila ada gangguan atau serangan

dari negara lain. Fungsi negara tidak lebih dari mempertahankan hukum dan
ketertiban masyarakat. Rumusan yang sesuai denga cita-cita ini adalah the
government is the best which govern the best.
Liberalisme memiliki pandangan tersendiri terhadap hak dan kebebasan warga
negara. Ia mendukung pengakuan hak-hak asasi manusia sepanjang tidak
mengganggu hak-hak orang lain. Pandangan ini pada dasarnya sama dengan yang
dikembangkan bangsa indonesia melalui ideologi pancasila. Dengan demikian,
negara paling tidak harus memberikan jaminan kepada setiap warganegara untuk
memilih

dan

menentukanagama

dan

kepercayaan

sendiri,

berbicara

dan

mengemukakan pikiran secara bebas, dan untuk bekerja secara bebas dan untuk
bekerja secara bebas sesuai dengan kemauan dan kemampuannya tanpa campur
tangan dari pemerintah.
Sebagai sebuah ideologi, liberalisme mengembangkan suatu prinsip yang
sangat menddasar sifatnya, seperti:
1) pengakuan terhadap hak-hak asasi warga negara
2) memungkinkan tegaknya tertib masyarakat dan negara atas supremasi
hukum
3) memungkinkan lahirnya pemerintahan yang demokratis
4) penolakan terhadap pemerintahan totaliter

3. Marxisme dan Leninisme


Berbicara tentang Marxisme, memang tidak terlepas dari nama-nama tokohnya
seperti Karl Marx (1818-1883) dan Fiedrich Engels(1820-1895). Dari dua tokoh
dunia inilah akar-akar komunisme dalam pengertiannya yang sekarang ini mulai
dikembangkan. Tiga hal yang merupakan komponen dasar dari Marxisme adalah :
1) filsafat dialectical and historical materialism

2) penyikapan terhadap masyarakat kapital yang bertumpu kepada teori nilai tenaga
kerjaDavid Ricardo dan Adam Smith, serta
3) menyangkut teori nilai tenaga kerjaDavid Ricardo dan Adam Smith yang
dikembangkan atas dasar konsep perjuangan kelas. Konsep ini dipandang akan
mampu membawa masyarakat ke arah masyarakat komunis tanpa kelas.
4. Komunisme
Menurut teori asli marx, sosialisme dan komunisme tidak akan mungkin bisa
muncul di negara-negara yang tingkat perkembangan ekonominya belum begitu
maju.Selain itu , marx juga mengatakan bahwa sistem feodal harus diganti oleh
sistem kapitalis yang ditimbulkan oleh industrialis . Dalam pandangan marx, sistem
kapitalis tersebut bisa mempersiapkan kerangka landasan untuk datangnya sosialisme
melalui dua cara :
1) Kapitalisme memberikan kemungkinan meningkatkan produksi melalui
industrialisme
2) Kapitalisme dapat melahirkan kelas baru, yaitu kelas proletar atau buruh
Teori komunis tentang berkembangnya gerakan komunis di negara-negara baru
sedikit berbeda dengan teori aslinya yang dikemukakan marx. Teori komunis sudah
disesuaikan denga realita di negara-negara baru, yaitu bahwa sebagian besar rakyat
bukan proletar tetapi petani. Tetapi kaum petani itu sendiri tidak dapat memimpin
suatu revolusi. Pemimpin pemimpinnya yang tergabung dalam partai komunis yang
berhasil terdiri dari cendekiawan dan petani. Peranan proletor boleh dikatakn tidak
menonjol.
Akan tetapi, dalam prakteknya tidak selalu sedemikian. Misalnya, di India
tidak semua daerah yang paling terbelakang mendukung komunis. Justru didaerahdaerah yang paling terbelakang, petani-petani berpikiran paling tradisional. Sering
kali sikap menerima dan pasrah sangat kuat diantara oarang miskin. Jadi, bukanlah
kemiskinan sendiri yang menimbulkan gerakan komunis.
5. Fasisme

Istilah fasisme dikembangkan dari istilah latin fasces yang merupakan


simbol kekuasaan pada zaman romawi kuno. Di italiafasces sebagai gerakan politik
muncul setelah perang dunia I dan sempat menguasai negara itu dari tahun 1922
sampai tahun 1943. Fasisme sebagai gerakan politik lebih eksklusif sifatnya setelah
dikaitkan dengan gerakan-gerakan yang diorganisir oleh Benito Mussolini pada tahun
1919. Dalam banyak hal, fasisme yang dikembangkan Mussolini dan Nazisme oleh
Hitler sanga dipengaruhi oleh pemikiran fichte dan Hegel. Fasisme dan Nazisme
memandang liberalisme sebagai satu ajaran dan gerakan yang lebih berorientasi
kepada pemuasan kebutuhan material dengan mengabaikan soal-soal moral dan
spiritual. Sebaliknya menganggap ideologi mereka lebih mendasarkan diri pada nilainilai spiritual dan loyalitas daripada sekedar pemuasan kebutuhan perseorangan.
Hakikat fasisme adalah kepercayaan dan instink, dan bukannya akal atau ajaran.
Fasisme menolak tegas gerakan pasifisme, demokrasi dan liberalisme tetapi
mereka cenderung mendekati nasionalisme dan imperealisme, serta lebih tertarik
kepada tradisi-tradisi zaman romawi. Negara dalam fasis dianggap terlepas dan ada di
atas setiap perintah moral. Negara berdiri atas semua individu dan kebebasan
individu dibatasi untuk memberikan perhatian sepenuhnya kepada negara. Negara
adalah diatas segala galanya.
6. Ideologi Pancasila
Pancasila sebagai ideologi negara membawa nilai-nilai tertentu yang digali dari
realitas sosio budaya bangsa indonesia. Oleh karena itu, maka ideologi pancasila
membawakan kekhasan tertentu yang membedakan dengan ideologi lain. Kekhasan
itu adalah keyakinan akan adanya Tuhan yang Maha Esa, yang membawa
konsekuensi keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha esa, kemudian juga
penghargaan akan harkat dan martabat kemanusiaan, yang diwujudkan dengan
penghargaan terhadap

hak

asasi

manusia

dengan

memperhatikan

prinsip

keseimbangan antara hak dan kewajiban.


Sebagai sebuah ideologi, keberadaan ideologi pancasila dilihat dari dimensi
realitas membawakan nilai-nilai yang mencerminkan realitas sosiobudaya bangsa

indonesia, dari segi idealitas mampu memberikan keyakinan akan terwujudnya


masyarakat yang dicita-citakan, dan dari dimensi fleksibilitas, nilai-nilai yang ada
didalamnya dapat dijabarkan secara kontekstual agar senantiasa dapat menyesuaikan
dinamika dan perkembangan masyarakat.

D. Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka


Pancasila sebagai ideologi bangsa indonesia mengandung nilai nilai dan
gagasan dasar yang dapat dilihat dalam sikap, perilaku, dan kepribadian bangsa
indonesia. Pancasila sebagai ideologi bersifat khas sebagai refleksi perilaku bangsa
indonesia tercermin dalam setiap segi kehidupannya. Nilai nilai dasar tersebut
bersifat dinamis.Artinya, upaya pengembangan sesuai dengan perubahan dan tuntutan
masyarakatbukan sesuatu yang tabu sehingga nilai-nilai dasar itu tidak menjadi beku,
kaku, dan melahirkan sifat fanatik yang tidak logis. Atas dasar pemikiran tersebut,
bangsa indonesia telah menetapkan pancasila sebagai ideologi terbuka.
Ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat berinteraksi dengan perkembangan
zaman,dan adanya dinamika internal. Dengan demikian, ideologi tersebut tetap
aktual, selalu berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan
masyarakat.
Perlu ditegaskan secara lugas tentang pengertian terbuka dalam ideologi
terbuka maksudnya adalah terjadi interaksi antara nilai-nilai yang terkandung
didalamnya dengan lingkungan sekitar. Artinya, nilai-nilai dasarnya tetap
dipertahankan dan bangsa memiliki kesempatan untuk mengembangkan nilai
instrumentalnya.

Sekurang-kurangnya ada 2 pembatasan keterbukaan :


1. Kepentingan stabilitas nasional
2. Larangan terhadap ideologi Marxisme-Leninisme/ Komunisme

Ciri-ciri ideologi terbuka dan ideologi tertutup adalah :


Ideologi Terbuka
a. merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat.
b. Berupa nilai-nilai dan cita-cita yang berasal dari dalam masyarakat
sendiri.
c. Hasil musyawarah dan konsensus masyarakat.
d. Bersifat dinamis dan reformis.
Ideologi Tetutup
a. Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat.
b. Bukan berupa nilai dan cita-cita.
c. Kepercayaan dan kesetiaan ideologis yang kaku.
d. Terdiri atas tuntutan konkret dan operasional yang diajukan secara
mutlak.

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memiliki perbedaan dengan
sistem kapitalisme-liberal maupun sosialisme-komunis. Pancasila mengakui
dan melindungi baik hak-hak individu maupun hak masyarakat baik di bidang
ekonomi maupun politik. Dengan demikian ideologi kita mengakui secara
selaras

baik

kolektivisme

maupun

individualisme.

Demokrasi

yang

dikembangkan, bukan demokrasi politik semata seperti dalam ideologi liberalkapitalis, tetapi juga demokrasi ekonomi. Dalam sistem kapitalisme liberal
dasar perekonomian bukan usaha bersama dan kekeluargaan, namun kebebasan

individual untuk berusaha. Sedangkan dalam sistem sosiali-komunis, negara


yang mendominasi perekonomian, bukan warga negara baik sebagai individu
maupun bersama-sama dengan warga negara lainnya.
2. Pancasila adalah ideologi yang sangat baik untuk diterapkan di negara
Indonesia yang terdiri dari berbagai macam agama, suku, ras dan bahasa.
Sehingga jika ideologi Pancasila diganti oleh ideologi yang berlatar belakang
agama, akan terjadi ketidaknyamanan bagi rakyat yang memeluk agama di luar
agama yang dijadikan ideologi negara tersebut.
Dengan

mempertahankan

ideologi

Pancasila

sebagai

dasar

negara,

jika

melaksanakannya dengan baik, maka perwujudan untuk menuju negara yang aman
dan sejahtera pasti akan terwujud.

B. Saran
1. Untuk mengembangkan nilai-nilai Pancasila dan memadukannya dengan
agama, diperlukan usaha yang cukup keras. Salah satunya kita harus memiliki
rasa nasionalisme yang tinggi. Selain itu, kita juga harus mempunyai kemauan
yang keras guna mewujudkan negara Indonesia yang aman, makmur dan
nyaman bagi setiap orang yang berada di dalamnya.
2. Sebagai warga negara yang berdasar pada Pancasila, diharapkan mampu
memahami serta dapat mengaplikasikan Pancasila dalam kehidupan baik diri,
keluarga, maupun masyarakat sekitar. Sebagai upaya dalam penegakan
kehidupan pasca reformasi kita dapat menyikapi segala sesuatu dengan penuh
pertimbangan dan bertindak secara dewasa

DAFTAR PUSTAKA
Sugito AT dkk.2000. Pendidikan Pancasila Semarang. Semarang: UNNES
Semarang Pres.
Syarbaini, S. 2003. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi. Penerbit Ghalia
Indonesia. Jakarta.
Mordiono dkk. 1991. Pancasila Sebagai Ideologi: Dalam berbagai Bidang
Kehidupan Bermasyarakat, berbangsa dan Bernegara. Jakarta: BP-7 Pusat.
http:// thehilmancoy.blogspot.com
http:// lasoneard.wordpress.com
http:// www.goodgovernance-bappenas.go.id/artikel_148.htm

Anda mungkin juga menyukai