ANGGOTA KELOMPOK :
1. FATIMATUZ ZAHROH
( 4211411035 )
2. ROHMAD
( 4211411039 )
3. ARUM NOVIANTI
( 4301411025 )
( 4311411033 )
5. HANDIKA DANY R
(4211411047)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Berdasarkan etimologi, ideologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri
dari dua kata yaitu idea yang berarti raut muka, perawakan, gagasan dari buah pikiran
atau logika berarti ajaran . Dengan demikian ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang
gagasan dan buah pikiran atau science des ideas.
Pengertian ideologi secara umum adalah suatu kumpulan gagasan ,ide,
keyakinan serta kepercayaan yang bersifat sistematis yang mengarah tingkah laku
seseorang dalam berbagai bidang kehidupan seperti :
1.
2.
3.
4.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas ,maka rumusan masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini sebagai berikut :
a. Bagaimana karekteristik dan makna ideologi bagi negara ?
b. Apa fungsi idelogi bagi negara ?
c. Bagaimana perbandingan ideologi Pancasila dengan ideologi yang lain ?
d. Pancasila sebagai ideologi terbuka
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik dan Makna Ideologi bagi Negara
Dilihat dari dimensi vertikal, ideologi mencakup beberapa strata pemikiran dan
panutan, mulai dari konsep yang kompleks dansophisticated sampai dengan slogan
slogan
tertentu
sesuai
dengan
tingkat
pemahaman
dan
perkembanagan
masyarakatnya.
C. Fungsi Ideologi Bagi Negara
Tumbuhnya keyakinan dan kepercayaan terhadap ideologi tertentu barangkali
bukan satu-satunya cara melalui mana manusia bisa memformulasikan dan mengisi
kehidupannya. Ideologi juga bisa memainkan fungsinya dalam mengatur hubungan
antara manusia dan masyarakatnya. Untuk itu ideologi dapat membantu anggota
masyarakat dalam upaya melibatkan diri dalam berbagai sektor kehidupan.
Disamping fungsinya yang umum, ideologi juga memiliki fungsi yang bersifat
khusus, seperti :
1. Ideologi berfungsi melengkapi struktur kognitif manusia
Sebagai sistem panutan, ideologi pada dasarnya merupakan formulasi ide
atau gagasan melalui mana manusia dapat menerima, memahami, dan sekaligus
mengintepretasikan hakikat ini. Orientasi kognitif dari suatu ideologi dapat
membantu untuk menghindarkan diri dari sikap ambiguitas, sekaligus memberikan
kepastian dan rasa aman dalam mengarungi kehidupannya. Jika manusia dapat
melihat ada kekuasaan atau kekuatan yang sulit diprediksikan, maka ideologilah satusatunya tempat berlindung.
2. Ideologi sebagai panduan
Sebagai suatu panduan, ideologi mencanangkan seperangkat patokan tentang
sebagaimana manusia seharusnya bertingkah laku, disamping tujuan dan cara
mencapai tujuan itu. Seiring dengan fungsinya, ideologi menyajikan saluran salura
yang dapat dipakai untuk mewujudkan ambisi pribadi atau kelompok, hak dan
kewajiban dan parameter yang menyangkut harapan pribadi dan anggota masyarakat.
Ideologi juga dapat memberikan batasan tentang kekuasaan, tujuan, dan organisasi
yang berkaitan dengan masalah masalh politik. Dengan demikian, fungsi ideologi
bagi suatu negara bukan sekedar sebagai standar pertimbangan dalam memilih
2. Liberalisme
Menurut pandangan liberalisme, negara dan politik hanya menempati salah
satu bagian dan bukan persoalan pokok dalam kehidupan manusia. Tujuan negara
semata mata hanay mempertahankan negara apabila ada gangguan atau serangan
dari negara lain. Fungsi negara tidak lebih dari mempertahankan hukum dan
ketertiban masyarakat. Rumusan yang sesuai denga cita-cita ini adalah the
government is the best which govern the best.
Liberalisme memiliki pandangan tersendiri terhadap hak dan kebebasan warga
negara. Ia mendukung pengakuan hak-hak asasi manusia sepanjang tidak
mengganggu hak-hak orang lain. Pandangan ini pada dasarnya sama dengan yang
dikembangkan bangsa indonesia melalui ideologi pancasila. Dengan demikian,
negara paling tidak harus memberikan jaminan kepada setiap warganegara untuk
memilih
dan
menentukanagama
dan
kepercayaan
sendiri,
berbicara
dan
mengemukakan pikiran secara bebas, dan untuk bekerja secara bebas dan untuk
bekerja secara bebas sesuai dengan kemauan dan kemampuannya tanpa campur
tangan dari pemerintah.
Sebagai sebuah ideologi, liberalisme mengembangkan suatu prinsip yang
sangat menddasar sifatnya, seperti:
1) pengakuan terhadap hak-hak asasi warga negara
2) memungkinkan tegaknya tertib masyarakat dan negara atas supremasi
hukum
3) memungkinkan lahirnya pemerintahan yang demokratis
4) penolakan terhadap pemerintahan totaliter
2) penyikapan terhadap masyarakat kapital yang bertumpu kepada teori nilai tenaga
kerjaDavid Ricardo dan Adam Smith, serta
3) menyangkut teori nilai tenaga kerjaDavid Ricardo dan Adam Smith yang
dikembangkan atas dasar konsep perjuangan kelas. Konsep ini dipandang akan
mampu membawa masyarakat ke arah masyarakat komunis tanpa kelas.
4. Komunisme
Menurut teori asli marx, sosialisme dan komunisme tidak akan mungkin bisa
muncul di negara-negara yang tingkat perkembangan ekonominya belum begitu
maju.Selain itu , marx juga mengatakan bahwa sistem feodal harus diganti oleh
sistem kapitalis yang ditimbulkan oleh industrialis . Dalam pandangan marx, sistem
kapitalis tersebut bisa mempersiapkan kerangka landasan untuk datangnya sosialisme
melalui dua cara :
1) Kapitalisme memberikan kemungkinan meningkatkan produksi melalui
industrialisme
2) Kapitalisme dapat melahirkan kelas baru, yaitu kelas proletar atau buruh
Teori komunis tentang berkembangnya gerakan komunis di negara-negara baru
sedikit berbeda dengan teori aslinya yang dikemukakan marx. Teori komunis sudah
disesuaikan denga realita di negara-negara baru, yaitu bahwa sebagian besar rakyat
bukan proletar tetapi petani. Tetapi kaum petani itu sendiri tidak dapat memimpin
suatu revolusi. Pemimpin pemimpinnya yang tergabung dalam partai komunis yang
berhasil terdiri dari cendekiawan dan petani. Peranan proletor boleh dikatakn tidak
menonjol.
Akan tetapi, dalam prakteknya tidak selalu sedemikian. Misalnya, di India
tidak semua daerah yang paling terbelakang mendukung komunis. Justru didaerahdaerah yang paling terbelakang, petani-petani berpikiran paling tradisional. Sering
kali sikap menerima dan pasrah sangat kuat diantara oarang miskin. Jadi, bukanlah
kemiskinan sendiri yang menimbulkan gerakan komunis.
5. Fasisme
hak
asasi
manusia
dengan
memperhatikan
prinsip
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memiliki perbedaan dengan
sistem kapitalisme-liberal maupun sosialisme-komunis. Pancasila mengakui
dan melindungi baik hak-hak individu maupun hak masyarakat baik di bidang
ekonomi maupun politik. Dengan demikian ideologi kita mengakui secara
selaras
baik
kolektivisme
maupun
individualisme.
Demokrasi
yang
dikembangkan, bukan demokrasi politik semata seperti dalam ideologi liberalkapitalis, tetapi juga demokrasi ekonomi. Dalam sistem kapitalisme liberal
dasar perekonomian bukan usaha bersama dan kekeluargaan, namun kebebasan
mempertahankan
ideologi
Pancasila
sebagai
dasar
negara,
jika
melaksanakannya dengan baik, maka perwujudan untuk menuju negara yang aman
dan sejahtera pasti akan terwujud.
B. Saran
1. Untuk mengembangkan nilai-nilai Pancasila dan memadukannya dengan
agama, diperlukan usaha yang cukup keras. Salah satunya kita harus memiliki
rasa nasionalisme yang tinggi. Selain itu, kita juga harus mempunyai kemauan
yang keras guna mewujudkan negara Indonesia yang aman, makmur dan
nyaman bagi setiap orang yang berada di dalamnya.
2. Sebagai warga negara yang berdasar pada Pancasila, diharapkan mampu
memahami serta dapat mengaplikasikan Pancasila dalam kehidupan baik diri,
keluarga, maupun masyarakat sekitar. Sebagai upaya dalam penegakan
kehidupan pasca reformasi kita dapat menyikapi segala sesuatu dengan penuh
pertimbangan dan bertindak secara dewasa
DAFTAR PUSTAKA
Sugito AT dkk.2000. Pendidikan Pancasila Semarang. Semarang: UNNES
Semarang Pres.
Syarbaini, S. 2003. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi. Penerbit Ghalia
Indonesia. Jakarta.
Mordiono dkk. 1991. Pancasila Sebagai Ideologi: Dalam berbagai Bidang
Kehidupan Bermasyarakat, berbangsa dan Bernegara. Jakarta: BP-7 Pusat.
http:// thehilmancoy.blogspot.com
http:// lasoneard.wordpress.com
http:// www.goodgovernance-bappenas.go.id/artikel_148.htm