Anda di halaman 1dari 6

Sejarah Lahirnya Pancasila dan Implementasi

Pancasila Pada Awal Kemerdekaan

Oleh :

Millavenia Pusparini (178114131)

Margareth Lucita A.Sihombing (178114149)

Maria Patrisia Nggamo (178114156)

Laras Nahdif Ulvia (178114158)

Tika Kurnia (178114147)

Pendidikan Pancasila

Universitas Sanata Dharma

2017
SEJARAH PANCASILA
• Praktik Pancasila Sudah Berlaku Sebelum Dicetuskan Pada
Tahun 1945
Pancasila sebetulnya sudah berlaku dalam praktik sehari-hari masyarakat Indonesia.
Soekarno tidak mengarang bebas waktu ia mencetuskan Pancasila pada sidang BPUPKI. Ia
tidak mereka-reka Pancasila dari anganangannya sendiri.

Dalam mencetuskan Pancasila, Sang Proklamator merangkum pengalaman berjuang bangsa


Indonesia melawan penjajahan. Ia membaca sejarah bangsa kita yang hidup sengsara di
bawah penjajahan Belanda. Ia mempelajari bagaimana rakyat Indonesia ditindas oleh para
priyayi setempat yang mengabdi Belanda. Ia menyelidiki sebab-sebab kenapa penjajahan
bisa menimpa bangsa Indonesia. Kemudian Soekarno memperhatikan juga usaha-usaha
mandiri bangsa Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaannya. Ia menyaksikan sendiri
gelora rakyat banyak yang dengan penuh keberanian melakukan perlawanan terhadap segala
bentuk penjajahan. Ia belajar dari pengalaman bangsa Indonesia sejak awal abad ke-20 yang
mau membangun tatanan masyarakat adil dan makmur, merdeka dari segala macam
penindasan. Dari sanalah kemudian Soekarno, pada sidang BPUPKI 1 Juni 1945,
mencetuskan Pancasila sebagai landasan negara kita. Pancasila adalah saripati dari
perjuangan melawan kolonialisme dan perjuangan membangun Negara Indonesia
Merdeka.Oleh karena itu, membaca kisah Pancasila adalah membaca kisah perjuangan rakyat
menghancurkan kolonialisme Belanda dan membangun Negara Indonesia Merdeka.

 Lahirnya Pancasila

Dalam mencetuskan Pancasila, Sang Proklamator merangkum pengalaman berjuang bangsa


Indonesia melawan penjajahan. Ia menyelidiki sebab-sebab kenapa penjajahan bisa menimpa
bangsa Indonesia. Kemudian Soekarno memperhatikan juga usaha-usaha mandiri bangsa
Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaannya. Ia menyaksikan sendiri gelora rakyat
banyak yang dengan penuh keberanian melakukan perlawanan terhadap segala bentuk
penjajahan. Pada tanggal 31 Mei 1945, giliran Dr. Soepomo, sang ahli hukum adat Jawa,
untuk menyampaikan pikirannya tentang dasar negara. Soepomo menegaskan bahwa negara
Indonesia merdeka hendaknya disusun atas dasar sifat khas masyarakat Indonesia sendiri.
Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan usulan mengenai dasar negara sebagai
berikut

1. Kebangsaan Indonesia

2. Internasionalisme atau peri kemanusiaan

3. Mufakat atau demokrasi

4. Kesejahteraan sosial

5. Ketuhanan

Kelima dasar negara Indonesia merdeka itu dinamai Bung Karno “Pancasila”.

Suasana Sidang BPUPKI, 29 Mei 1945


(Sumber : ANRI)

Oleh karena pada masa persidangan pertama BPUPKI (28 Mei – 1 Juni 1945) belum tercapai
kata sepakat tentang dasar negara, maka dibentuklah Panitia Sembilan yang bertugas
merampungkan naskah mengenai dasar negara yang akan menjadi Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945. Ketua dari Panitia Sembilan ini tak lain adalah Soekarno. Melalui rapat-
rapat khusus yang mereka selenggarakan, Panitia Sembilan ini menyunting rumusan
Pancasila Soekarno dan mengubah uruturutan penyebutannya. Pada tanggal 22 Juni 1945,
tercapailah kesepakatan di antara sembilan orang itu mengenai rumusan dasar
negara.Rumusan Piagam Jakarta tentang Pancasila sebagai dasar negara ini menjadi
kontroversial karena memasukkan unsur salah satu agama (Islam) dalam rumusan dasar
negara. Bangsa Indonesia bukan hanya beragama Islam, tetapi juga Kristen, Katolik, Hindu,
Budha dan beragam aliran kepercayaan lainnya. Oleh karena itu, dasar negara yang
semestinya mewadahi semua golongan juga semestinya tidak menyebut salah satu agama
saja. Perdebatan seputar rumusan sila pertama dalam Pancasila ini memuncak dengan
munculnya pandangan bahwa apabila rumusan “dengan kewajiban menjalankan syari’at
Islam bagi pemeluk-pemeluknya” itu tidak dicabut, maka sebagian besar Indonesia Timur
akan memisahkan diri. Melihat situasi yang memanas, Mohammad Hatta meminta Kasman
Singodimedjo untuk membujuk Ki Bagoes Hadikoesoemo yang bersikukuh mempertahankan
rumusan tersebut. Melalui pembicaraan dengan Kasman, maka hati Ki Bagoes pun luluh. Ia
berbesar hati mengesampingkan kepentingan golongan demi mengedepankan persatuan
nasional.

Soekarno Memimpin Sidang PPKI


(Sumber: ANRI)

Alhasil, pada sidang pertama Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), tepat sehari
setelah proklamasi 17 Agustsus 1945, dicapailah kata mufakat untuk rumusan Pancasila
sebagai dasar negara. Maka ditetapkanlah Pembukaan UUD 1945 yang antara lain
menegaskan tentang…

“Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat, dengan berdasar


kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Demikianlah, semangat dasar Pancasila 1 Juni 1945 tetap dipertahankan sembari diperbaiki
rumusannya dalam Pembukaan UUD 1945 yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945.
Inilah Pancasila yang menjadi dasar negara kita. Mengapa Pancasila disahkan bersamaan
dengan UUD 1945 ? Karena, naskah Pancasila tersebut terdapat dalam alinea ke-4
Pembukaan UUD 1945. Pengesahan UUD 1945 berarti pula pengesahan atas Pancasila
sebagai dasar negara.

Implementasi Pancasila Pada Masa Awal


Kemerdekaan
Periode 1945-1950

Pada periode ini, penerapan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup menghadapi
berbagai masalah. Ada upaya-upaya untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa. Upaya-upaya tersebut terlihat dari munculnya gerakan-gerakan
pemberontakan yang tujuannya mengganti Pancasila dengan ideologi lainnya. Ada dua
pemberontakan yang terjadi pada periode ini yaitu:

1) Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun, Pemberontakan ini


dipimpin oleh Muso tujuannya adalah mendirikan Negara Soviet Indonesia yang
berideologi komunis.

2) Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia

Dipimpin oleh Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo. Pemberontakan ini ditandai dengan


didirikannya Negara Islam Indonesia (NII) oleh Kartosuwiryo pada tanggal 17 Agustus
1949. Tujuan utama didirikannya NII adalah untuk mengganti Pancasila sebagai dasar
negara dengan syari’at islam.
Daftar Pustaka
Dirjen Pembelajaran Kemahasiswaan Kemristek Dikti, 2016, Pendidikan Pancasila untuk
Perguruan Tinggi, Kemristek Dikti, Jakarta
Panitia Peringatan Hari Lahir Pancasila, 2017, Kisah Pancasila, Direktorat Jenderal
Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Jakarta
M.S, Kaelan, 2014, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai