Anda di halaman 1dari 7

Nama : Indah Prameswari Wiryanti

NIM : R011231123

A. Pancasila dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia


Sejarah merupakan guru kehidupan, yang bermakna hari ini ada karena ada hari sebelumnya. Bangsa
yang besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawannya.Salah satu Sejarah yang perlu diketahui
adalah sejarah perumusan Pancasila, karena perumusan pancasila mengalami dinamika yang kaya dan
penuh tantangan. Secara umum, pancasila merupakan dasar resmi negara indonesia sejak 18 agustus 1945
yang disahkan oleh PPKI. PPKI sendiri merupakan lembaga/ badan konstituante yang memiliki
kewenangan dalam merumuskan dan mengesahkan dasar negara Indonesia
B. Pengusulan, perumusan dan pengesahan pancasila
Jauh sebelum pengusulan Pancasila, cikal bakal munculnya ideologi bangsa diawali dengan hadirnya rasa
nasionalisme yang menjadi pintu gerbang kemerdekaan bangsa Indonesia. Disusul dengan lahirnya
sumpah pemuda pada tanggal 28 oktober 1928 sekaligus menjadi modal politik awal yang dimiliki oleh
tokoh pergerakan.
Pengusulan dan perumusan pancasila tentu tidak terlepas dari sebuah lembaga yang bernama BPUPKI
BPUPKI terbentuk pada tanggal 29 April 1945 dengan jumlah anggota 60 orang. Ketua BPUPKI adalah
Dr. K.R.T Radjiman Wedyodiningrat, dengan dua orang wakil ketua yaitu Ichibangase Yosio (Jepang)
dan R.Panji Soeroso. BPUPKI dilantik oleh panglima tentara jepang, Letnan Jenderal Kumakichi Harada
pada tanggal 28 mei 1945. Jarak waktu antara pembentukan dan pelantikan BPUPKI menunjukkan
bahwa Jepang tidak sepenuh hati mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, namun hanya sebagai iming-
iming agar rakyat Indonesia tidak melakukan pergolakan yang membahayakan posisi tentara jepang di
Indonesia.
Persidangan pertama BPUPKI dilakukan dari tanggal 29 mei sampai 1 juni 1945 dengan materi pokok
pembicaraan mengenai calon dasar negara. Terdapat 4 tokoh yang menyampaikan usulan dasar negara
dalam siding BPUPKI, yaitu Mr.Mohammad Yamin, Ki Bagus Hadikusumo, Prof. Dr. Soepomo dan
Ir.Soekarno. keempat tokoh ini menyampaikan usulannya tentang dasar negara menurut pandangannya
masing-masing. Meskipun demikian, pendapat diantara mereka tidak mengurangi semangat persatuan dan
kesatuan demi mewujudkan Indonesia merdeka. Kemudian pada tanggal 1 Juni 1945 akhirnya Soekarno
menyampaikan lima butir gagasan tentang dasar negara, yaitu :
1. Nasionalisme atau kebangsaan indonesia
2. Internasionalisme atau peri kemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan
Bung Karno mengatakan kelima gagasan tersebut bukanlah pancadharma, melainkan Pancasila. Karena
terdapat lima asas atau dasar, dan di atas kelima sila inilah kemudian didirikan negara Indonesia yang
kekal dan abadi. Setelah Bung Karno menyampaikan lima idenya dengan nama Pancasila, Bung Karno
juga menawarkan nama lain yaitu Trisila. sila pertama dan kedua diperas menjadi sosio-nasionalisme.
Sila ke-3 dan ke-4 diperas dengan nama sosio-demokrasi. Sedangkan sila ke 5 Ketuhanan yang
berkebudayaan. Setelah itu Bung Karno Kembali mengatakan jika Trisila tidak disetujui, maka diperas
lagi menjadi satu sila atau ekasila, yaitu “gotong royong”.
Sidang BPUPKI berlangsung secara bertahap dan penuh dengan semangat musyawarah. setelah
persidangan pertama selesai, dibentuklah Panitia Sembilan. Panitia Sembilan ini kemudian mengadakan
Rapat perrtamanya pada tanggal 22 Juni 1945 yang menghasilkan Piagam Jakarta, yang kemudian
menjadi pembukaan undang-undang Dasar 1945. Berikut daftar Anggota Panitia Sembilan : Ir. Soekarno
(Ketua), Drs. Mohammad Hatta (Wakil Ketua), Mr. Moh Yamin (Anggota), Mr. Achmad Soebardjo
(Anggota), Mr. A.A Maramis (Anggota), Abdul Kahar Muzakir (Anggota), K.H. Wachid Hasyim
(Anggota), H. Agus Salim (Anggota), dan Abikusno Tjokrosujoso (Anggota)
BPUPKI kembali menggelar sidang kedua pada tanggal 10-16 Juli 1945. Hal penting pada sidang kedua
ini yaitu :
 Disetujuinya naskah awal "Pembukaan Hukum Dasar" yang kemudian dikenal dengan nama
Piagam Jakarta. Piagam Jakarta ini merupakan naskah awal pernyataan kemerdekaan Indonesia.
 Terdapat 7 kata di sila pertama yang menimbulkan berbagai reaksi di masyarakat. Hingga
akhirnya disepakati rumusan Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya diganti dengan Ketuhanan Yang Maha Esa.
 Bentuk Negara dan wilayah Negara.

Periode pengesahan Pancasila


Ketika para pemimpin Indonesia ini para tokoh yang ada di BPUPKI sibuk mempersiapkan kemerdekaan
menurut skenario Jepang , secara tiba-tiba terjadi perubahan Peta politik dunia. Salah satu penyebabnya
adalah kalahnya Jepang oleh sekutu sehingga terdapat tanggal yang sangat krusial di dalam pengesahan
Pancasila.
 6 Agustus 1945 : bom atom dijatuhkan di Hiroshima
 7 Agustus : dikeluarkan maklumat oleh pemerintah Jepang yang isinya ada tiga yaitu, di
pertengahan Agustus akan dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, yang akan
dilantik 18 agustus dan mulai bersidang 19 agustus, dan yang terakhir Indonesia dimerdekakan
pada 24 Agustus
 8 Agustus 1945 : Tiga serangkai dipanggil ke Saigon oleh Jendral Terauchi untuk membentuk
PPKI sesuai dengan maklumat Jepang.
 9 Agustus 1945 : Bung Karno membentuk PPKI yang beranggotakan 21orang termasuk Bung
Karno sekaligus ketua dan Bung Hatta sebagai wakil ketua. Pada saat yang sama, bom di
jatuhkan oleh sekutu di Nagasaki
 12 Agustus 1945 : Tiga serangkai Kembali ke Saigon untuk membahas hari kemerdekaan
Indonesia
 14 Agustus 1945 : Jepang menyerah kepada sekutu tanpa syarat.
 15 Agustus 1945 : Tiga serangkai tiba di Jakarta, kemudian dijemput oleh Golongan muda yang
kemudian mendesak agar segera memproklamasikan kemerdekaan.
 16 Agustus 1945 : Golongan muda mengamankan soekarno-hatta ke Rengasdengklok
 17 Agustus 1945 : Proklamasi Indonesia
 18 Agustus 1945 : Diadakan sidang pleno PPKI yang menghasilkan tiga kesepakatan, yaitu
pengesahkan UUD 1945, mengangkat presiden dan wakil presiden yang pertama Soekarno dan
Hatta lalu membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat yang ketuanya adalah Mr Kasman
singodimedjo

C. Sumber Historis, Sosiologis Dan Politis tentang Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa :
 Kepercayaan : Animisme dan dinamisme
 Agama : Hindu, Buddha, Kristen, Islam, Konghucu
Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
 Terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dengan India(Dinasti Marsha). Pengiriman para pemuda
untuk belajar ke India menunjukan telah tumbuh nilai Politik Luar Negeri yang Bebas Aktif.
 Hubungan baik Raja Majapahit Hayam Wuruk dengan Kerajaan Tiongkok, Ayoda,
Champa & Kamboja.
Nilai Persatuan Indonesia
 Terwujud dengan Keutuhan Kerajaan. Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Mahapatih Gadjah
Mada dalam sidang Raja dan Menteri pada tahun 1331
 Empu Tantular mengarang Buku Sutasoma yang terdapat Sloka Persatuan Nasional yang
berbunyi "Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua" yang artinya Walaupun Berbeda-
beda Namun Tetap Satu Jua dan Tidak Ada Agama yang Memiliki Tujuan Berbeda.
Nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dim Permusyawaratan Perwakilan.

 Pepatah Minangkabau: "Bulek aei dek pambuluah, bulek kato dek mufakat" (Bulat air karena
pembuluh/bambu, bulat kata karena mufakat).
 Tudang Sipulung di SulSel
Nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

 Cita-cita Kesejahteraan bersama dalam suatu Negara telah tercermin dalam Kerajaan Sriwijaya
sebagaimana tersebut di Ungkapan «Marvuai Vannua Criwijaya Siddhayatra Subhika" / Suatu
Cita-cita Negara yang Adil & Makmur

SUMBER SOSIOLOGIS

 Nilai-nilai Pancasila (ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, keadilan) secara sosiologis


telah ada dalam masyarakat Indonesia sejak dahulu hingga sekarang.
 Salah satu nilai vang dapat ditemukan dalam masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu hingga
sekarang adalah nilai gotong royong.

D. Dinamika dan Tantangan Pancasila


Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan kemudian dukuti dengan pengesahan Undang-undang
Dasar 1945, roda pemerintahan seharusnya dapat berjalan dengan baik, akan tetapi temyata mengalami
sejumlah tantangan yang mengancam kemerdekaan negara dan eksistensi pancasila. Salah satunya
Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia dengan cara melakukan agresi militer. Barulah 4 tahun
kemudian pada 27 Desember 1949 Belanda mengakui kedaulatan Indonesia.
Pada tanggal 17 Agustus 1950, Indonesia yang sebelumnya dikenal dengan RIS kembali menjadi NKRI.
Perubahan bentuk negara ini diikuti dengan konstitusi baru yang dinamakan Undang-Undang Dasar
Sementara 1950 (UUDS 1950). Permasalahannya ialah ketika Indonesia kembali Negara Kesatuan,
ternyata tidak menggunakan UUD 1945 sehingga menimbulkan persoalan kehidupan bernegara di
kemudian hari.
Berdasarkan UUDS 1950. diadakanlah pemilu pada tahun 1955, yang bertujuan untuk membentuk dua
badan yaitu Badan Konstituante dan DPR. Namun hasil dari pemilihan ini tidak berialan lancer, sehingga
pada tahun 1959. Presiden Soekaro mengambil langkah darurat vaitu mengeluarkan dekrit presiden pada
tanggal 5 Juli 1959. Salah satu isinya adalah menetapkan berlakunya kembali UUD yang disahkan oleh
PPKI pada 18 Agustus 1945. Namun lagi-lagi hal ini tidak berjalan lancar, misalnya pancasila yang tidak
sesuai dengan apa yang tertera di pembukaan undang-undang dasar 1945.
Pada masa orde lama, Sosialisasi terhadap paham Pancasila yang konklusif menjadi prelude penting bagi
upaya menjadikan Pancasila sebagai "Ideologi Negara" yang tampil hegemonik. Ikhtiar tersebut tercapai
ketika Ir. Soekarno memberi tafsir Pancasila sebagai satu kesatuan paham dalam doktrin
"Manipol/USDEK". Masa Pemerintahan Presiden Soekarno, terutama pada 1960- an NASAKOM lebih
populer daripada Pancasila. Namun, masih terdapat pula beberapa penyelewengan terhadap UUD
1945,yaitu :

 Soekarno diangkat sebagai Presiden Seumur Hidup melalui TAP No. III/MPRS/1960.
 Kekuasaan Presiden Soekarno berada di puncak piramida, artinya berada pada posisi tertinggi
yang membawahi ketua MPRS, ketua DPR, dan ketuaDPA yang diangkat sebagai menteri dalam
kabinetnya.
 Pertentangan Antarpihak begitu keras, seperti yang terjadi antara tokoh PKI dengan perwira
Angkatan Darat (AD).
 Terjadi Gerakan 30 September 1965.
Hal inilah yang memunculkan gejolak yang berujung pada peralihan kekuasaan dari Soekarno ke
Soeharto, yang diawali dengan terbitnya surat perintah 11 maret dari Soekarno ke Letnan Jenderal
Soeharto. Supersemar merupakan perintah untuk mengamankan situasi atau keamanan yang ada. Hal
inilah yang menjadi fakta sejarah peralihan rezim.
Pada masa orde baru, presiden Soeharto mengeluarkan berbagai upaya untuk menjalankan pancasila.
Namun, Pancasila yang seharusnya sebagai nilai dasar, moral etik bagi negara dan aparat pelaksana
negara, dalam kenyataanya digunakan sebagai alat legitimasi politik. Puncak dari keadaan tersebut
ditandai dengan hancurnya ekonomi nasional, maka timbullah berbagai gerakan masyarakat yang
dipelopori oleh mahasiswa, cendekiawan, dan masyarakat. Gerakan tersebut melahirkan reformasi yang
menuntut adanya perubahan dalam berbagai bidang. Akibat dari gerakan reformasi ini, akhirnya Soeharto
lengser dari jabatannya.
Di saat orde baru tumbang, muncul fobia terhadap pancasila karena dasar negara itu dianggap identik
dengan rezim orde baru. Pancasila seakan ditinggalkan dan dilupakan selama awal reformasi yang
memang awalnya tidak memiliki dampak, tetapi lama kelamaan dampaknya semakin terasa. Hingga pada
akhirnya Pancasila kembali ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta para petinggi kembali
melakukan upaya-upaya untuk menguatkan kembali Pancasila dan Undang-undang.
MATERI KELOMPOK 4

A. Isi Mukaddimah RIS

Mukadimah RIS terdiri dari 4 alinea. Di dalamnya tercantum dasar negara Pancasila. Berikut
mukaddimah konstitusi RIS :
MUKADDIMAH

Kami bangsa Indonesia semendjak berpuluh-puluh tahun lamanja bersatu-padu dalam perdjuangan-
kemerdekaan, dengan senantiasa berhati-teguh berniat menduduki hak-hidup sebagai bangsa jang
merdeka-berdaulat.
Kini dengan berkat dan rahmat Tuhan telah sampai kepada tingkatan sedjarah jang berbahagia dan luhur.
Maka demi ini kami menjusun kemerdekaan kami itu dalam suatu Piagam negara jang berbentuk
republik-federasi, berdasarkan pengakuan ke-Tuhanan Jang Maha-Esa, peri-kemanusiaan, kebangsaan,
kerakjatan dan keadilan sosial.
Untuk mewudjudkan kebahagiaan kesedjahteraan perdamaian dan kemerdekaan dalam masjarakat dan
negara-hukum Indonesia Merdeka jang berdaulat sempurna.

 Pada alinea ke-3: "... kemerdekaan disusun dalam suatu piagam negara yang berbentuk Republik-
Federasi.". Disebutkan bentuk pemerintahan Indonesia dan bentuk negaranya adalah federasi
yaitu negara yang didalamnya terdiri dari negara-negara bagian. Masing-masing negara bagian
memiliki kedaulatan sendiri untuk mengurus urusan dalam negerinya. Dan juga tercantum
"Ketuhanan Yang Maha Esa, perikemanusiaan, kebangsaan, kerakyatan, dan keadilan sosial.",
yang merupakan rumusan Pancasila sebagai ideologi dasar pembentukan negara Indonesia.
 Batang tubuh yang terdiri dari 6 bab dan 197 pasal. Konstitusi RIS bersifat sementara. Hal ini
ditunjukkan dalam pasal 186 yang berbunyi "Konstituante (sidang pembuat konstitusi), bersama-
sama dengan pemerintah selekas-lekasnya menetapkan Konstitusi Republik Indonesia Serikat
yang akan menggantikan konstitusi sementara ini".
 Pada masa Konstitusi RIS 1949 kedaulatan dilakukan oleh pemerintah bersama-sama dengan
DPR dan Senat. Dari aspek kesejahteraan negara, Konstitusi RIS 1949 bentuk negaranya federasi,
maka pelaksanaan demokrasi pada tiap negara bagian tidak sama. Hal tersebut dikarenakan
tingkat kebijakan setiap negara bagian tidak sama (bisa tidak sejalan dengan pemerintah pusat).

B. Isi mukaddimah UUDS 1950 :


Mukadimah UUDS terdiri dari 4 alinea, yang memuat dasar Negara Pancasila. Berikut mukaddimah
UUDS 1950 :
MUKADDIMAH
Bahwa sesungguhnja kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka pendjadjahan
diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan peri-keadilan.
Dan perdjoangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat jang berbahagia dengan
selamat sentausa mengantarkan Rakjat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia,
jang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Dengan berkat dan rahmat Tuhan tertjapailah tingkatan sedjarah jang berbahagia dan luhur,
Maka demi ini kami menjusun kemerdekaan kami itu dalam suatu piagam Negara jang berbentuk
republik-kesatuan, berdasarkan ke-Tuhanan Jang Maha Esa, peri-kemanusiaan, kebangsaan, kerakjatan
dan keadilan sosial, untuk mewudjudkan kebahagiaan, kesedjahteraan,. perdamaian dan kemerdekaan
dalam masjarakat dan Negara-hukum Indonesia Merdeka jang berdaulat sempurna.

BAB I. Negara republik Indonesia.

 Bagian 1. Bentuk Negara dan kedaulatan (I pasal)


 Bagian 2. Daerah Negara (I pasal)
 Bagian 3. Lambang dan bahasa Negara (2 pasal)
 Bagian 4. Kewarganegaraan dan penduduk Negara (2 pasal)
 Bagian 5. Hak-hak dan kebebasan-kebebasan dasar manusia (28 pasal)
 Bagian 6. Asas-asas dasar (9 pasal)
BAB II alat dan perlengkapan Negara

 Bagian 1. Pemerintah (11 pasal)


 Bagian 2. DPR (22 pasal)
 Bagian 3. MA (2 pasal)
 Bagian 4. DPK (2 pasal)
Pada alinea ke-4 disebutkan bentuk negara dan bentuk pemerintahan, yaitu "kemerdekaan kami itu dalam
suatu piagam Negara jang berbentuk republik-kesatuan". Dan juga tercantum rumusan Pancasila yang
sama dengan yang tercantum dalam Mukadimah Konstitusi RIS 1949.

C. Perbandingan rumusan Pancasila dalam pembukaan UUD 1945

Rumusan Pancasila dalam pembukaan UUD 1945 memiliki perbedaan signifikan dengan mukaddimah
dalam Konstitusi RIS dan UUDS 1950. Pancasila adalah dasar filsafat negara Indonesia yang diakui
sebagai panduan dalam semua aspek kehidupan bangsa.
 Ketuhanan Yang Maha Esa: Menegaskan pengakuan terhadap Tuhan yang Maha Esa dan
memberikan landasan spiritual untuk pemerintahan dan kehidupan masyarakat.
 Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Menggarisbawahi pentingnya menghormati hak asasi
manusia dan etika dalam interaksi sosial.
 Persatuan Indonesia: Mendorong kesatuan dan solidaritas dalam keragaman budaya, suku, dan
agama di Indonesia.
 Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan:
Mengedepankan prinsip demokrasi dan partisipasi rakyat dalam pengambilan keputusan.
 Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Menekankan tujuan pemerataan ekonomi dan
kesejahteraan sosial untuk menciptakan masyarakat yang adil.

Perbandingan in menggambarkan bagaimana rumusan Pancasila lebih bersifat filosofis dan


menggambarkan prinsip-prinsip fundamental yang menjadi dasar ideologi negara Indonesia. sementara
mukaddimah dalam Konstitusi RIS dan UUDS 1950 lebih fokus pada semangat persatuan, bentuk negara,
dan prinsip-prinsip konstitusional yang lebih spesifik.

Anda mungkin juga menyukai