NIM : R011231155
Prodi : Ilmu Keperawatan
Judul : Periode Perumusan Pancasila: Pancasila dalam Konteks Sejarah Bangsa
Indonesia
Abstrak: Paper ini membahas periode perumusan Pancasila, yaitu tahapan penting dalam
sejarah Indonesia di mana ideologi dasar negara ini dihasilkan. Fokus utama adalah pada
proses perumusan Pancasila, serta konteks sejarah, sosial, dan politik yang
melatarbelakanginya. Paper ini menjelaskan bagaimana perumusan Pancasila merupakan
respons terhadap dinamika sosial dan politik pada saat itu, serta bagaimana proses ini
membentuk dasar ideologis untuk negara Indonesia yang baru merdeka.
1. Pendahuluan dan Latar Belakang
Perumusan pancasila dalam sejarah bangsa indonesia mengalami dinamika yang kaya
dan penuh tantangan perumusan pancasila mulai dari sidang bpupki sampai
pengesahan pancasila sebagai dasar negara dalam sidang ppki masih mengalami
tantangan berupa amnesia Sejarah, oleh karena itu kita diharapkan bisa membaca dan
memahami lebih jauh mengenai Periode Perumusan Pancasila agar kita dapat
menjelaskan proses tersebut sehingga terhindar dari anggapan bahwa pancasila itu
adalah produk rezim orde baru.
2. Intisari Pancasila Dalam Konteks Sejarah Bangsa Indonesia
a. Pengusulan Pancasila
Diawali dengan lahirnya rasa Nasionalisme yang mulai tertanam dalam Perhimpunan
Indonesia. Disusul lahirnya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Masa pengusulan Pancasila juga tidak lepas dari sebuah Lembaga yaitu BPUPKI yang
dilantik oleh Panglima tentara jepang pada tanggal 29 Mei 1945 dan diketuai oleh Dr
Radjiman Widyodiningrat. Persidangan Pertama BPUPKI antara tanggal 29 Mei
sampai 1 Juni, yang membicarakan calon dasar negara dimana menjadi landasan bagi
didirikannya atau merdekanya sebuah negara dengan nama Indonesia. Pada sidang
tersebut menampilkan beberapa pembicara, yaitu Mr Muhammad Yamin, Ki bagus
Hadikusumo, Profesor Doktor Soepomo dan Soekarno, keempat tokoh ini
menyampaikan usulannya tentang dasar negara menurut pandangannya masing-
masing. Jadi, pada tanggal 1 Juni 1945 akhirnya Soekarno menyampaikan lima butir
gagasan tentang dasar negara yang dinamakan Pancasila.
b. Perumusan Pancasila
Setelah Persidangan selesai maka dibentuklah panitia Sembilan. Panitia ini
mengadakan rapat tanggal 22 Juni 1945 yang menghasilkan piagam Jakarta yang
akhirnya menjadi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dimana Alinea keempat
terdapat dasar negara. Selanjutnya, diadakanlah Sidang ke 2 BPUPKI tanggal 10-16
Juni 1945, yang membahas :
1. Disetujuinya Naskah Awal “Pembukaan Hukum Dasar” yang kemudian Dikenal
Dengan Nama Piagam Jakarta.
2. Perubahan poin pertama yang diubah menjadi lebih universal.
3. Bentuk negara yaitu Republik, wilayah, dan Hukum Dasar Negara yang dalam hal
ini UUD 1945, maka dibentuklah beberapa panitia kecil yang membahas tentang
batang tubuh, ekonomi negara yang disampaikan oleh Bung Karno pada tanggal
14-16 Juni 1945 di sidang pleno BPUPKI.
c. Pengesahan Pancasila
Ketika Para pemimpin sedang mempersiapkan pengesahan Pancasila ada beberapa
kejadian penting yang terjadi berturut-turut mulai tanggal 6 agustus bom atom di
Hiroshima, 7 agustus keluarnya Maklumat akan dibentuknya PPKI, 8 agustus Tiga
serangkai (Soekarno, Hatta, Radjiman) dipanggil ke Saigon oleh Jendral Terauchi
sehingga dibentuklah PPKI tanggal 9 Agustus bersamaan dengan jatuhnya bom atom
kedua di Nagasaki. Hal ini menyebabkan pada tanggal 14 Agustus Jepang menyerah
pada sekutu. Karena kekalahan Jepang ini membuat golongan muda mendesak
Soekarno-Hatta dengan mengamankannya ke Rengasdengklok tanggal 16 Agustus.
Dimalam itu terjadi banyak peristiwa dimana dirumuskannya Proklamasi yang
dibacakan oleh Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945.
Sehari setelahnya diadakannya siding pleno PPKI yang menyepakati tiga hal :
1. Mengesahkan UUD 1945 yang terdiri atas pembukaan dan batang tubuh
2. Mengangkat Soekarno-Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden
3. Membentuk KNIP yang dilantik 29 Agustus 1945 dengan ketua Mr. Kasman
Singodimejo.
d. Sumber Historis, Sosiologis, dan Politis tentang Pancasila dalam Kajian Bangsa
Indonesia.
Salah satu nilai yang dikemukakan dalam masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu
hingga sekarang adalah nilai gotong royong. Gotong royong juga tercermin pada
sistem perpajakan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena Masyarakat secara
Bersama-sama mengumpulkan iuran melalui pembayaran pajak yang dimaksudkan
untuk pelaksanaan Pembangunan