Anda di halaman 1dari 25

Tugas Rangkuman

sejarah Perumusan dan Lahirnya Pancasila

Semua berawal dari pemberian janji kemerdekaan oleh Perdana Menteri Jepang
saat itu, Kuniaki Koiso untuk Indonesia pada tanggal 7 September 1944.
Pemerintah Jepang lalu mendirikan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 1 Maret 1945 (2605, tahun
Showa 20) dengan tujuan untuk mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan tata
pemerintahan Indonesia Merdeka.

BPUPKI diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman


Wedyodiningrat. Dalam pidato pembukaannya kala itu, dr. Radjiman antara lain
mengajukan pertanyaan kepada anggota-anggota Sidang – terdiri dari 74 orang
(67 orang Indonesia, 7 orang Jepang). “Apa dasar Negara Indonesia yang akan
kita bentuk ini?,” tanyanya.

Sontak, sejumlah usulan pun disampaikan oleh para anggota.

Muhammad Yamin, misalnya. Dalam pidatonya pada tanggal 29 Mei 1945, Ia


merumuskan lima dasar sebagai berikut: Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan,
Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat.

Dia menyatakan bahwa kelima sila yang dirumuskan itu berakar pada sejarah,
peradaban, agama, dan hidup ketatanegaraan yang telah lama berkembang di
Indonesia.

Pada 1 Juni 1945, Soekarno menyebut dalam pidato spontannya yang kemudian
dikenal dengan judul “Lahirnya Pancasila”, dasar-dasar sebagai berikut:
Kebangsaan Indonesia; Internasionalisme atau Peri-Kemanusiaan; Mufakat atau
Demokrasi, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan; Kesejahteraan Sosial;
Ketuhanan.

Nama Pancasila diucapkan oleh Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni
itu.

“Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat,


kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma,
tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa –
namanya ialah Pancasila. Sila artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar
itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.”

Usulan Soekarno diterima dengan baik oleh semua peserta sidang. Setelah itu,
tanggal 1 Juni 1945 pun diketahui sebagai hari lahirnya pancasila.

Sebelum sidang pertama berakhir, suatu Panitia Kecil dibentuk untuk tak hanya
merumuskan kembali Pancasila sebagai dasar Negara – mengacu pada pidato
yang diucapkan Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945, tetapi juga menjadikan
dokumen itu sebagai teks untuk memproklamasikan Indonesia Merdeka.

Dari Panitia Kecil itu dipilih 9 orang yang dikenal dengan Panitia Sembilan, untuk
menyelenggarakan tugas itu. Rencana mereka itu disetujui pada tanggal 22 Juni
1945 yang kemudian diberi nama Piagam Jakarta.

Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi beberapa
dokumen penetapannya ialah:

 Rumusan Pertama: Piagam Jakarta (Jakarta Charter) – tanggal 22 Juni


1945
 Rumusan Kedua: Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 – tanggal 18
Agustus 1945
 Rumusan Ketiga: Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat –
tanggal 27 Desember 1949
 Rumusan Keempat: Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara –
tanggal 15 Agustus 1950
 Rumusan Kelima: Rumusan Pertama menjiwai Rumusan Kedua dan
merupakan suatu rangkaian kesatuan dengan Konstitusi (merujuk Dekret
Presiden 5 Juli 1959)

Dalam hal perumusan pancasila tidak dapat lepas dari sejarah berita kekalahan
Jepang yang saat itu tengah menjajah Indonesia. Akibat kekalahan Jepang, Jepang
ingin menarik simpati bangsa Indonesia dengan menjanjikan kemerdekaan pada
Indonesia.

Kemudian dibentuklah Dokuritsu Junbi Cosakai atau yang dikenal dengan


BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Indonesia), yang bertugas
untuk menyampaikan semua kebutuhan menjelang kemerdekaan Indonesia.

Setelah terbentuk, BPUPKI segera mengadakan persidangan pada 29 Mei 1945


sampai dengan 1 Juni 1945. Dalam persidangan terebut BPUPKI membahas
rumusan dasar negara untuk Indonesia merdeka.

Dalam sidang tersebut, terdapat berbagai pendapat mengenai dasar negara yang
tepat untuk dipakai bangsa Indonesia. Pendapat-pendapat tersebut disampaikan
Mohammad Yamin, Supomo, dan Ir. Soekarno.

Rumusan dasar negara oleh Mohammad Yamin


Tokoh pertama yang mencetuskan dasar negara adalah Mohammad Yamin. Moh.
Yamin merupakan seorang sastrawan, sejarawan, budayawan, politikus, dan ahli
hukum.
Pada tanggal 29 Mei 1945, Moh. Yamin mengusulkan dasar negara dengan isi
sebagai berikut:

1. Peri kebangsaan
2. Peri kemanusiaan
3. Peri ketuhanan
4. Peri kerakyatan
5. Kesejahteraan rakyat

Pidato tersebut dia namain dengan Asas dan Dasar Negara Kebangsaan
Republik Indonesia. Dia menyatakan bahwa kelima sila yang dirumuskan
tersebut berakar pada sejarah, peradaban, agama, dan hidup ketatanegaraan yang
telah lama berkembang di Indonesia.

baca juga

Rumusan dasar negara oleh Soepomo


Tokoh kedua yang mencetuskan dasar negara adalah Dr. Soepomo. Pendapat
terkait rumusan dasar negara dari Dr. Soepomo diungkapkan dalam pidatonya
pada sidang BPUPKI pada 31 Mei 1945.

Dr. Soepomo mengusulkan dasar negara dengan isi sebagai berikut:

1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan sosial

Dr. Soepomo adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang juga dikenal
sebagai arsitek Undang-undang Dasar 1945, bersama dengan Mohammad Yamin
dan Soekarno.

Rumusan dasar negara oleh Ir. Soekarno


Dalam pidatonya pada sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945, Soekarno
menyampaikan pidato yang berisi gagasan mengenai dasar negara yang terdiri
dari:

1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau perikemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa

Selain itu, Soekarno juga mengusulkan tiga dasar negara yang diberi nama
Ekasila, Trisila, dan Pancasila. Di mana akhirnya dasar negara yang dipilih adalah
Pancasila.

Hal ini juga lah yang menjadikan kita sebagai warga Indonesia setiap tanggal 1
Juni memperingati hari lahirnya pancasila, untuk mengenang pancasila yang
dirumuskan oleh Soekarno.

Hubungan Pancasila dengan Proklamasi Kemerdekaan RI Proklamasi merupakan


awal pernyataan merdeka dari rakyat Indonesia yang diwakili oleh pahlawan
proklamator yaitu Ir. Soekano dan Moh. Hatta pada 17 Agustus 1945. Setelah
menyatakan merdeka,pada tanggal 18 Agustus 1945 para wakil rakyat Indonesia
mengesahkan UUD 1945. Jadi secara langsung Proklamasi terdapat hubungan
akan terciptanya/disahkannya UUD 1945. Dan secara tidak langsung Proklamasi
ada hubungannya dengan disahkannya pancasila sebagai dasar negara, karena
pada pembukaan UUD 1945 alinea 4, terdapatisi teks pancasila itu tadi. Lalu apa
yang mendasari hubungan antara proklamasi dan pancasila ? Pancasila
dicetuskan pertama kali oleh Ir. Soekarno pada sidang BPUPKI pertama, tetapi
belum disahkan menjadi dasar negara. Tetapi berawal dari dicetuskannya
Pancasila oleh Ir. Soekarno, membuat rakyat indonesia bersatu dengan satu
dasar dan satu pikiran yaitu pancasila. Sehingga rakyat Indonesia mempunyai
tekad kuat untuk menjadi negara yang merdeka, serta berawal dari itu, para
tokoh bangsa Indonesia mengesahkan cikal bakal pembukaan UUD 1945 yaitu
Jakarta Charter. Dan perlu digaris bawahi, bahwa hal tersebut lah yang
mendorong rakyat Indonesia untuk segera menyatakan Merdeka, dalam bentuk
negara Indonesia merdeka, berdaulat, bersatu, adil, dan makmur dengan
berdasarkan asas kerohanian

20 Pancasila. Dan pada akhirnya bangsa Indonesia menyatakan proklamasinya


pada 17 Agustus 1945, dan telah menjadi negara yang merdeka sesuai dengan
cita-cita pancasila. Jadi kesimpulannya, hubungan pancasila dengan proklamasi
adalah pancasila sebagai tonggak dasar dari peristiwa proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Dan pancasila sebagai penjelasan dari dilaksankannya proklamasi,
sebagai penegasan atas peristiwa proklamasi, serta sebagai penanggung jawab
atas terjadinya peristiwa proklamasi. 4. Hubungan Pancasila dengan Pembukaan
UUD 1945 Natanogoro menegaskan bahwa Undang-Undang Dasar bukan
peraturan hukum yang tertinggi. Di atas Undang-Undang Dasar, terdapat dasar-
dasar pokok bagi Undang-Undang Dasar, yang dinamakan pokok kaidah Negara
yang fundamental (staatsfundamentalnorm). Natanogoro menjelaskan bahwa
secara ilmiah kaidah Negara yang fundamental mengandung beberapa unsur
mutlak, yang dapat dilihat dari dua segi: 1) Dari Segi Terjadinya a) Ditentukan
oleh pembentuk Negara b) Terjelma dalam bentuk pernyataan lahir sebagai
kehendak pembentuk Negara mengenai dasar-dasar Negara yang dibentuk 2)
Dari Segi Isinya memuat dasar-dasar Negara yang dibentuk a) Asas kerohanian
Negara b) Asas politik Negara c) Tujuan Negara d) Memuat ketentuan
diadakannya UUD Negara Berdasarkan paradigma berpikir tersebut, maka
pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat unsur mutlak staatsfundamentalnorm,
yang terurai sebagai berikut: 1) Dari Segi Terjadinya a) Ditentukan oleh PPKI
sebagai bentuk Negara b) Dalam alinea 3, dinyatakan “ .... maka rakyat Indonesia
menyatakan dengan ini kemerdekaannya.” 2) Dari Segi Isinya memuat dasar-
dasar Negara yang dibentuk a) Asas kerohanian Negara yaitu Pancasila pada
alinea 4, “… dengan berdasar kepada Ketuhanan” b) Asas politik Negara, yaitu
kedaulatan rakyat, alinea 2 dan 4

Dalam hal perumusan pancasila tidak dapat lepas dari sejarah berita kekalahan Jepang
yang saat itu tengah menjajah Indonesia. Akibat kekalahan Jepang, Jepang ingin menarik
simpati bangsa Indonesia dengan menjanjikan kemerdekaan pada Indonesia.
Kemudian dibentuklah Dokuritsu Junbi Cosakai atau yang dikenal dengan BPUPKI , yang
bertugas untuk menyampaikan semua kebutuhan menjelang kemerdekaan Indonesia.
Setelah terbentuk, BPUPKI segera mengadakan persidangan pada 29 Mei 1945 sampai
dengan 1 Juni 1945.

Rumusan dasar negara oleh Mohammad Yamin

Tokoh pertama yang mencetuskan dasar negara adalah Mohammad Yamin. Moh. Yamin
merupakan seorang sastrawan, sejarawan, budayawan, politikus, dan ahli hukum.

Pidato tersebut dia namain dengan Asas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik
Indonesia.

Rumusan dasar negara oleh Soepomo

Tokoh kedua yang mencetuskan dasar negara adalah Dr. Soepomo. Pendapat terkait
rumusan dasar negara dari Dr. Soepomo diungkapkan dalam pidatonya pada sidang
BPUPKI pada 31 Mei 1945.

Dr. Soepomo adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang juga dikenal sebagai
arsitek Undang-undang Dasar 1945, bersama dengan Mohammad Yamin dan Soekarno.

Selain itu, Soekarno juga mengusulkan tiga dasar negara yang diberi nama Ekasila,
Trisila, dan Pancasila. Di mana akhirnya dasar negara yang dipilih adalah Pancasila.
Hal ini juga lah yang menjadikan kita sebagai warga Indonesia setiap tanggal 1 Juni
memperingati hari lahirnya pancasila, untuk mengenang pancasila yang dirumuskan oleh
Soekarno.
Hubungan Pancasila dengan Proklamasi Kemerdekaan RI Proklamasi merupakan awal
pernyataan merdeka dari rakyat Indonesia yang diwakili oleh pahlawan proklamator
yaitu Ir. Soekano dan Moh. Hatta pada 17 Agustus 1945. Setelah menyatakan
merdeka,pada tanggal 18 Agustus 1945 para wakil rakyat Indonesia mengesahkan UUD
1945. Jadi secara langsung Proklamasi terdapat hubungan akan terciptanya/disahkannya
UUD 1945. Dan secara tidak langsung Proklamasi ada hubungannya dengan disahkannya
pancasila sebagai dasar negara, karena pada pembukaan UUD 1945 alinea 4, terdapatisi
teks pancasila itu tadi. Lalu apa yang mendasari hubungan antara proklamasi dan
pancasila ? Pancasila dicetuskan pertama kali oleh Ir. Soekarno pada sidang BPUPKI
pertama, tetapi belum disahkan menjadi dasar negara. Tetapi berawal dari
dicetuskannya Pancasila oleh Ir. Soekarno, membuat rakyat indonesia bersatu dengan
satu dasar dan satu pikiran yaitu pancasila. Sehingga rakyat Indonesia mempunyai tekad
kuat untuk menjadi negara yang merdeka, serta berawal dari itu, para tokoh bangsa
Indonesia mengesahkan cikal bakal pembukaan UUD 1945 yaitu Jakarta Charter.

ubungan antara Pancasila dan UUD 1945 dibingkai dalam dua konteks yang
adalah hubungan secara FORMAL dan hubungan secara MATERIAL.
Berikut penjelasannya masing-masing.

Pembahasan
HUBUNGAN SECARA FORMAL

Adalah hubungan dari Pancasila dengan UUD 1945 dalam sudut pandang
konstitusional atau peraturan yang berlaku, antara lain sebagai berikut:

 Pancasila adalah kaidah dasar bagi negara. Oleh karena pancasila dimuat
pada pembukaan UUD 1945 maka UUD pun menjadi kaidah dasar negara.
 Pancasila merupakan inti pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan
menjadikan UUD sebagai sumber hukum tertinggi dan pancasila sebagai
tertib hukum bangsa Indonesia.

HUBUNGAN SECARA MATERIAL

Hubungan secara material maksudnya adalah bahwa semua bagian-bagian


(material) dari UUD 1945 harus selaras dan tidak bertentangan dengan Pancasila.
Sebab Pancasila sendiri merupakan sumber dari segala sumber hukum oleh sebab
itu esensi dari UUD 1945 memuat atau dijiwai oleh nilai-nilai pancasila.

Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945


Pembukaan UUD 1945 bersama sama dengan Undang – undang dasar 1945
dituangkan dalam berita Republik Indonesia tahun II No,7, ditetapkan oleh PPKI
tanggal 18 Agustus 1945. Inti dari pembukaan UUD 1945, pada hakikatnya
adalah terdapat IV alinea. Sebab segala aspek penyelenggaraan pemerintahan
negara yang berdasarkan Pancasila terdapat dalam pembukaan alinea IV.

Oleh karena itu justru dalam pembukaan itulah secara formal  yuridis pancasila
ditetapkan sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia. Maka hubungan
antara pembukaan UUD 1945 adalah secara timbal balik sebagai berikut:

Daftar isi

Hubungan Secara Formal


Dengan dicantumkannya Pancasila secara formal di dalam Pembukaan UUD
1945, maka pancasila memperoleh kedudukan sebagai dasar hukum positif.
Dengan demikian tata kehidupan  bernegara tidak hanya bertopang pada asas asas
sosial, ekonomi, politik akan tetapi dalam perpaduannya dengan keseluruhan asas
yang melekat padanya, yaitu perpaduan asas-asas kultural, religius dan asas asas
kenegaraan yang unsurya terdapat pada pancasila. Jadi berdasarkan terdapatnya
Pancasila secara formal dapat disimpulkan sebagai berikut:

 Bahwa Rumusan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia adalah


seperti  yang tercamtum dalam  pembukaan UUD 1945 alinea IV.
 Bahwa Pembukaan UUD 1945, berdasarkan pengertian ilmiah, merupakan
pokok kaidah  Negara yang Fundamental dan terhadap tertib hukum indonesia
mempunyai dua mcama kedudukan yaitu:

1. Sebagai dasarnya, karena Pembukaan UUD 1945 itulah yang memberikan faktor
faktor mutlak bagi adanya tertib hukum di Indonesia
2. Memasukkan dirinya di dalam tertib hukum  tersebut sebagai tertib hukum
tertinggi.

 Bahwa dengan demikian  Pembukaan UUD 1945 berkedudukan dan berfungsi,


selain sebagai Mukadimah dari UUD 1945 dalam kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan, juga berkedudukan sebagai suatu yang bereksistensi sendiri yang
hakikat kedudukan hukumnya berbeda dengan pasal pasalnya. karena 
Pembukaan UUD 1945 yang intinya Pancasila adalah tidak tergantung pada 
pada Batang Tubuh (Pasal pasal) UUD 1945, bahkan sebagai sumbernya.
 Bahwa Pancasila dengan demikian dapat disimpulkan mempunyai hakikat, sifat,
kedudukan, dan fungsi sebagai  Pokok Kaidah Negara yang Fundamental, yang
menjalankan dirinya sebagai dasar kelangsungan hidup Negara Republik
Indonesia yang diprolamirkan pada 17 Agustus 1945.
 Bahwa Pancasila sebagai inti pembukaan UUD 1945, dengan demikian
mempunyai kedudukan yang kuat tetap dan tidak dapat diubah dan terlekat
pada kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia. Dengan demikian
kedudukan formal yuridis dalam pembukaan, sehingga baik rumusan maupun
yuridiksinya sebagai dasar negara adalah sebagaimana terdapat  dalam UUD
1945. Maka perumusan  yang menyimpang dari pembukaan tersebut adalah
sama halnya dengan mengubah secara tidak sah Pembukaan  UUD 1945, bahkan
berdasarkan  hukum positif  sekalipun dan hal ini dalam sejarah ini telah
ditentukan dalam ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1996.

 Hubungan Secara Formal

Dengan demikian tata kehidupan bernegara tidak hanya bertopang pada asas asas
sosial, ekonomi, politik akan tetapi dalam perpaduannya dengan keseluruhan asas
yang melekat padanya, yaitu perpaduan asas-asas kultural, religius dan asas asas
kenegaraan yang unsurya terdapat pada pancasila.

Hubungan Secara Meterial


Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila selain hubungan bersifat
formal, sebagaimana dijelaskan di atas juga hubungan secara material  sebagai
berikut. Bila kita kembali ke proses perumusan  Pancasila dan Pembukaan UUD
1945, maka secara kronologis, materi yang dibahas oleh BPUPK yang pertama
tama adalah dasar filsafat pancasila baru kemudian  Pembukaan UUD 1945.
Setelah pada sidang pertama pembukaan UUD 1945 BPUPK membicarakan dasar
filsafat negara Pancasila berikutnya tersusunlah  Piagam Jakarta yang disusun
oleh Panitia 9, sebagai wujud bentuk pertama Pembukaan UUD 1945.
Jadi berdasarkan urut-urutan tertib hukum indonesia  pembukaan UUD 1945
adalah sebagai tertib hukum yang tertinggi, adapun tertib hukum indonesia
bersumberkan pancasila, atau dengan perkataan lain sebagai sumber tertib hukum
indonesia. Hal ini berarti  secara material  hukum indonesia dijabarkan  dari nilai
nilai yang terkandung dalam pancasila,  pancasila sebagai sebagai sumber tertib
hukum indonesia meliputi sumber nilai, sumber materi, sumber bentuk dan sifat.

Selain itu dalam hubungannya dengan hakikat dan kedudukan pembukaan UUD
1945 sebagai Pokok Kaidah Negara yang Fundamental, maka sebenarnya secara
material, yang merupakan esensi atau inti sari dari  Pokok Kaidah negara yang
Fundamental tersebut tidak lain adalah Pancasila  (Notonagoro, tanpa tahun: 40)

Hubungan Secara Meterial

Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila selain hubungan bersifat


formal, sebagaimana dijelaskan di atas juga hubungan secara material sebagai
berikut. Setelah pada sidang pertama pembukaan UUD 1945 BPUPK
membicarakan dasar filsafat negara Pancasila berikutnya tersusunlah Piagam
Jakarta yang disusun oleh Panitia 9, sebagai wujud bentuk pertama Pembukaan
UUD 1945.
Hal ini berarti secara material hukum indonesia dijabarkan dari nilai nilai yang
terkandung dalam pancasila, pancasila sebagai sebagai sumber tertib hukum
indonesia meliputi sumber nilai, sumber materi, sumber bentuk dan sifat.

Sebutkan dan jelaskan 9 fungsi pancasila!


Jawaban
Pendahuluan

Pancasila merupakan dasar Negara Indonesia sekaligus ideologi atau pedoman


hidup bangsa. Pancasila merupakan hasil kesepakatan pendiri bangsa yang digali
langsung dari budaya bangsa Indonesia sendiri. Pancasila bagi Indonesia memiliki
setidaknya 9 fungsi, berikut penjelasannya.

Pembahasan

Berikut adalah fungsi dari Pancasila:


● Sebagai dasar Negara Republik Indonesia, artinya bahwa nilai-nilai di dalam
pancasila dipergunakan sebagai dasar dalam mengatur kegiatan penyelenggaraan
Negara.

● Sebagai ideologi bangsa Indonesia, artinya bahwa nilai-nilai di dalam pancasila


adapah pandangan sekaligus pedoman hidup masyarakat Indonesia.

● Sebagai jiwa bangsa Indonesia, artinya adalah bahwa pancasila adalah


semangat, dasar aspirasi serta motivasi perjuangan dari bangsa Indonesia.

● Sebagai tujuan bangsa Indonesia, artinya adalah bahwa nilai-nilai pancasila


adalah nilai-nilai luhur yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia.

● Sebagai sumber dari segala sumber hukum, artinya semua instrument hukum
yang ada di Indonesia harus sejalan dengan nilai-nilai pancasila.

● Sebagai paradigma pembangunan, artinya adalah bahwa semua pembangunan


nasional harus mendasarkan hakikatnya pada nilai-nilai yang terkandung di dalam
pancasila.

● Sebagai sumber nilai, artinya bahwa semua tatanan kehidupan masyarakat,


bangsa dan juga Negara menggunakan nilai yang ada di dalam pancasila sebagai
dasar atau tolak ukur norma atau moral  mengenai baik buruknya atau benar
salahnya sesuatu.

● Sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia, artinya bahwa pancasila merupakan


kesepakatan yang diambil oleh para pendiri bangsa.

● Sebagai kepribadian bangsa, artinya pancasila melekat utuh pada bangsa


Indonesia dan menjadi bagian dari indentitas bangsa Indonesia.

Berikut adalah fungsi dari Pancasila

● Sebagai dasar Negara Republik Indonesia, artinya bahwa nilai-nilai di dalam


pancasila dipergunakan sebagai dasar dalam mengatur kegiatan penyelenggaraan
Negara.
● Sebagai ideologi bangsa Indonesia, artinya bahwa nilai-nilai di dalam pancasila
adapah pandangan sekaligus pedoman hidup masyarakat Indonesia.
● Sebagai tujuan bangsa Indonesia, artinya adalah bahwa nilai-nilai pancasila
adalah nilai-nilai luhur yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia.
● Sebagai sumber dari segala sumber hukum, artinya semua instrument hukum
yang ada di Indonesia harus sejalan dengan nilai-nilai pancasila.
● Sebagai sumber nilai, artinya bahwa semua tatanan kehidupan masyarakat,
bangsa dan juga Negara menggunakan nilai yang ada di dalam pancasila sebagai
dasar atau tolak ukur norma atau moral mengenai baik buruknya atau benar
salahnya sesuatu.

1. Nilai Ketuhanan

Didalam pancasila sila pertama yang berbunyi “ Ketuhanan Yang Maha


Esa” terkandung nilai ketuhanan. Nilai ketuhanan adalah nilai yang
menggambarkan bahwa rakyat Indonesia adalah rakyat yang memiliki
agama dan menyakini akan adanya Tuhan. Dengan keyakinan tersebut
maka secara langsung harus bertakwa kepada Tuhan dan menjalankan
aturan-aturan yang ada didalam agama oleh setiap pemeluknya. Dengan
kata lain menjalankan semua perintahNya dan menjauhi segala
laranganNya.

Implementasi nilai ketuhanan adalah :

Percaya dan takwa terhadap Tuhan sesuai dengan agama dan


kepercayaan masing-masing.Hormat menghormati dan bekerja sama
antar pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda
sehingga terbina kerukunan hidup.Saling menghormati dan kebebasan
menjalankan ibadat sesuai dengan agama dan kepercayaannya.Tidak
memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

 2. Nilai Kemanusiaan

Didalam sila kedua Pancasila yang berbunyi “ Kemanusiaan yang adil dan
beradab” terkandung nilai kemanusiaan. Dan makna dari nilai
kemanusiaan tersebut adalah pengakuan dan menghormati martabat
dan hak orang lain / sesama manusia, saling tolong menolong, dan
bersikap sebagai manusia yang beradab.

Implementasi nilai kamanusiaan adalah :

Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan


kewajiban antara sesama manusia.Saling mencintai sesama
manusia.Mengembangkan sikap tenggang rasa.Mengakui adanya
masyarakat yang bersifat majemuk dan saling menghargai adanya
perbedaaan tersebut.Melakukan musyawarah, jujur dan saling
berkerjasama.Melakukan sesuatu dengan pertimbangan moral dan
ketentuan agama sebagai manusia yang beradab.

3.Nilai Persatuan

Untuk sila ketiga Pancasila yang berbunyi “ Persatuan Indonesia”


terdapat nilai persatuan yang memiliki makna walaupun Indonesia
merupakan negara kepulauan dan dihuni oleh berbagai suku bangsa
persatuan haruslah tetap dijunjung dengan tidak saling membeda-
bedakan apalagi sampai terjadi perpecahan. Dalam nilai persatuan juga
terkandung nilai patriotisme dan cinta tanah air, dimana setiap rakyat
indonesia haruslah bersatu dan rela berkorban demi tanah air tercinta.

Implementasi nilai persatuan :

Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan bangsa dan negara


serta keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi atau
golongan.Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara.Cinta
tanah air dan bangsa.Bangga sebagai bangsa indonesia.Saling
menghormati adanya perbedaan suku, ras etnis dan agama sehingga
dapat terjadinya persatuan.

4.Nilai Kerakyatan

Dalam sila keempat pancasila yang berbunyi “ Kerakyatan yang dipimpin


oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan” yang
dimana nilai yang terkandung dalam sila ini adalah  nilai kerakyatan yang
berarti kedaulatan berada ditangan rakyat, setiap rakyat berhak memilih
perwakilan mereka, setiap rakyat memiliki kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama, dan musyawarah serta gotong royong merupakan
nilai yang terkandung dalam sila keempat.

Implementasi nilai kerakyatan :

Mengutamakan kepentingan bersama.Tidak memaksakan kehendak


kepada orang lain.Mengutamakan musyawarah dalam pengambilan
keputusan untuk kepentingan bersama.Keputusan musyawarah yang
diambil harus dapat dipertanggung jawabkan.

5.Nilai Keadilan

Terakhir untuk sila kelima pancasila yang berbunyi “ Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat indonesia” yang dimana didalamnya terkandung nilai
keadilan yang berarti keadilan dalam kehidupan sosial haruslah meliputi
seluruh rakyat indonesia, persamaan hak dalam berbagai hak yang
dilandasi dengan hak dan kewajiban setiap orang, dan sikap saling
menghormati orang lain agar dapat tercapainya keadilan.

Implementasi nilai keadilan :

Berbuat luhur dan saling membantu dan gotong royong.Bersikap


adil.Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.Menghormati
hak-hak orang lain.Suka memberi pertolongan kepada orang lain.Tidak
melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.

Implementasi nilai ketuhanan adalah

Hormat menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut
kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.

Implementasi nilai kamanusiaan adalah

Mengakui adanya masyarakat yang bersifat majemuk dan saling menghargai adanya
perbedaaan tersebut. Melakukan sesuatu dengan pertimbangan moral dan ketentuan
agama sebagai manusia yang beradab.

Implementasi nilai persatuan

Saling menghormati adanya perbedaan suku, ras etnis dan agama sehingga dapat
terjadinya persatuan.

Implementasi nilai kerakyatan

Keputusan musyawarah yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan.

Implementasi nilai keadilan

Berbuat luhur dan saling membantu dan gotong royong. Tidak melakukan perbuatan
yang merugikan kepentingan umum.
Sejarah Awal

Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), dibentuk


pada 29 April 1945 yang merupakan badan penyusun rancangan UUD 1945. Pada
masa sidang pertama berlangsung, mulai pada 28 Mei hingga 1 Juni 1945, Ir.
Sukarno menyampaikan gagasan tentang 'Dasar Negara' yang diberi nama
Pancasila.

Baca juga: Pimpinan MPR Ajak Pemuda Ansor Jadi Agen Penguatan Empat Pilar

Pada 22 Juni 1945, 38 anggota BPUPKI membentuk panitia sembilan untuk


merancang Piagam Jakarta yang akan menjadi naskah Pembukaan UUD 1945.
Setelah dihilangkannya anak kalimat 'dengan kewajiban menjalankan syariah
Islam bagi pemeluk-pemeluknya' , maka naskah Piagam Jakarta menjadi naskah
pembukaan UUD 1945. Disahkan pada 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Pada 29 Agustus 1945, pengesahan UUD 1945 dikukuhkan oleh Komite Nasional
Indonesia Pusat (KNIP). Naskah rancangan UUD 1945 disusun pada masa sidang
ketua Badan Penyelidikan Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI). Masa
sidang ke-2 pada 10-17 Juli 1945 dan Pada 18 Agustus 1945 PPKI mengesahkan
UUD 1945 sebagai Undang-undang Dasar Republik Indonesia.

Adapun periode berlaku UUD 1945 hingga Periode Perubahan UUD 1945 :

1. Periode Berlakunya UUD 45 (18 Agustus 45 - 27 Desember 49)

Pada 1945-1950, UUD 1945 tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya, karena


Indonesia disibukkan dengan perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Maklumat Wakil Presiden Nomor X, pada 16 Oktober 1945 memutuskan bahwa
kekuasaan legislatif diserahkan kepada Komite Nasional Indoesia Pusat (KNIP),
karena MPR dan DPR belum terbentuk. Pada 14 November 1945, dibentuk
Kabinet Semi-Presidensial (Semi Parlementer) yang pertama, sehingga peristiwa
ini merupakan perubahan pertama dari sistem pemerintah Indonesia terhadap
UUD 1945.

2. Periode Berlakunya Konstitusi RIS 1949 (27 Desember 49 - 17 Agustus 50)

Pada masa ini, sistem pemerintahan Indonesia adalah parlementer. Bnetuk


pemerintahan dan bentuk negaranya federasi yaitu negara yang di dalamnya
terdiri dari negara-negara, yang masing-masing memiliki kedaulatan sendiri untuk
mengurus urusan dalam negerinya. Hal ini merupakan perubahan UUD 1945 yang
mengamanatkan bahwa Indonesia adalah Negara Kesatuan.

3. Periode UUDS 1950 (17 Agustus 50 - 5 Juli 59)

Pada periode UUDS 1950, diberlakukan sistem Demokrasi Parlementer yang


sering disebut Demokrasi Liberal. Pada periode ini kabinet silih berganti,
akibatnya pembangunan tidak berjalan lancar, masing-masing partai lebih
memperhatikan kepentingan partai atau golongannya.

Rakyat Indonesia kemudian sadar bahwa UUDS 1950 dengan sistem Demokrasi
Liberal tidak cocok karena aturan pokok itu mengatur bentuk negara, bentuk
pemerintahan, dan sistem pemerintahan Indonesia.

4. Periode Kembalinya ke UUD 1945 (5 Juli 59 - 1966)

Pada Sidang Konstituante 1959, banyak kepentingan partai politik sehingga gagal
menghasilkan UUD baru. Maka pada 5 Juli 1959, Presiden Sukarno mengeluarkan
Dekrit Presiden yang salah satu isinya, memberlakukan kembali UUD 1945
sebagai undang-undang dasar, menggantikan Undang-undang Dasar Sementara
1950.

Namun dalam pelaksanaanya ada 2 penyimpangan UUD 1945, di antaranya :

 Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan MA serta wakil
ketua DPA menjadi Menteri Negara.
 MPRS menetapkan Sukarno sebagai presiden seumur hidup.

5. Periode UUD 1945 Masa Orde Baru (11 Maret 66 - 21 Mei 1998)

Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan menjalankan


UUD 1945, dan Pancasila secara murni dan konsekuen.

Pada masa Orde Baru, UUD 1945 menjadi konstitusi yang sangat 'sakral', di
antara melalui sejumlah peraturan :

 Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR


berketetapan untuk mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan
melakukan perubahan terhadapnya.
 Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang antara lain
menyatakan bahwa bila MPR berkehendak mengubah UUD 1945, terlebih
dahulu harus minta pendapat rakyat melalui referendum.
 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang merupakan
pelaksanaan Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983.

6. Periode 21 Mei 1998 - 19 Oktober 1999

Pada masa ini dikenal dengan masa transisi, yaitu masa sejak Presiden Soeharto
digantikan oleh B.J. Habibie sampai dengan lepasnya Provinsi Timor Timur dari
NKRI.

7. Periode Perubahan UUD 1945

Tujuan perubahan UUD 1945 adalah menyempurnakan aturan dasar seperti


tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara
demokrasi dan negara hukum. Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan di
antaranya tidak mengubah pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan
susunan kenegaraan kesatuan, serta mempertegas sistem pemerintahan
presidensial.

Dalam kurun waktu 1999-2002, UUD 1945 mengalami 1-4 kali amandemen yang
ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR :

 Sidang Umum MPR 1999, 14-21 Oktober 1999 = Perubahan Pertama UUD 1945
 Sidang Tahunan MPR 2000, 7-18 Agustus 2002 = Perubahan Kedua UUD 1945
 Sidang Tahunan MPR 2001, 1-9 November 2001 = Perubahan Ketiga UUD 1945
 Sidang Tahun MPR 2002, 1-11 Agustus 2002 = Perubahan keempat UUD 1945

Itulah sejarah awal Undang-undang Dasar 1945, Mulai dari Periode awal hingga
Periode Perubahan yang mengalami 4 kali amandemen.

Sejarah Awal

Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia , dibentuk pada 29


April 1945 yang merupakan badan penyusun rancangan UUD 1945.

Baca juga: Pimpinan MPR Ajak Pemuda Ansor Jadi Agen Penguatan Empat Pilar

Pada 22 Juni 1945, 38 anggota BPUPKI membentuk panitia sembilan untuk


merancang Piagam Jakarta yang akan menjadi naskah Pembukaan UUD 1945.
Setelah dihilangkannya anak kalimat 'dengan kewajiban menjalankan syariah
Islam bagi pemeluk-pemeluknya' , maka naskah Piagam Jakarta menjadi naskah
pembukaan UUD 1945. Disahkan pada 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia .
Periode Berlakunya UUD 45

Pada 1945-1950, UUD 1945 tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya, karena


Indonesia disibukkan dengan perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Maklumat Wakil Presiden Nomor X, pada 16 Oktober 1945 memutuskan bahwa
kekuasaan legislatif diserahkan kepada Komite Nasional Indoesia Pusat , karena
MPR dan DPR belum terbentuk.

Periode Berlakunya Konstitusi RIS 1949

Pada masa ini, sistem pemerintahan Indonesia adalah parlementer. Bnetuk


pemerintahan dan bentuk negaranya federasi yaitu negara yang di dalamnya
terdiri dari negara-negara, yang masing-masing memiliki kedaulatan sendiri untuk
mengurus urusan dalam negerinya.

Periode UUDS 1950

Pada periode UUDS 1950, diberlakukan sistem Demokrasi Parlementer yang


sering disebut Demokrasi Liberal. Pada periode ini kabinet silih berganti,
akibatnya pembangunan tidak berjalan lancar, masing-masing partai lebih
memperhatikan kepentingan partai atau golongannya.

Periode Kembalinya ke UUD 1945

Pada Sidang Konstituante 1959, banyak kepentingan partai politik sehingga gagal
menghasilkan UUD baru.

•Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan MA serta wakil
ketua DPA menjadi Menteri Negara.

Periode UUD 1945 Masa Orde Baru

Pada masa Orde Baru , Pemerintah menyatakan akan menjalankan UUD 1945,
dan Pancasila secara murni dan konsekuen.

•Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR berketetapan


untuk mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan melakukan
perubahan terhadapnya.

Mei 1998 - 19 Oktober 1999

Pada masa ini dikenal dengan masa transisi, yaitu masa sejak Presiden Soeharto
digantikan oleh B.J.
Periode Perubahan UUD 1945

Tujuan perubahan UUD 1945 adalah menyempurnakan aturan dasar seperti


tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara
demokrasi dan negara hukum.

Itulah sejarah awal Undang-undang Dasar 1945, Mulai dari Periode awal hingga
Periode Perubahan yang mengalami 4 kali amandemen.
Semua berawal dari pemberian janji kemerdekaan oleh Perdana Menteri Jepang saat
itu, Kuniaki Koiso untuk Indonesia pada tanggal 7 September 1944. Pemerintah Jepang
lalu mendirikan BPUPKI pada tanggal 1 Maret 1945 dengan tujuan untuk mempelajari
hal-hal yang berkaitan dengan tata pemerintahan Indonesia Merdeka. «Apa dasar
Negara Indonesia yang akan kita bentuk ini?,» tanyanya. Dia menyatakan bahwa kelima
sila yang dirumuskan itu berakar pada sejarah, peradaban, agama, dan hidup
ketatanegaraan yang telah lama berkembang di Indonesia.

Nama Pancasila diucapkan oleh Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni itu. « Sila
artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara
Indonesia, kekal dan abadi». Setelah itu, tanggal 1 Juni 1945 pun diketahui sebagai hari
lahirnya pancasila. Sebelum sidang pertama berakhir, suatu Panitia Kecil dibentuk untuk
tak hanya merumuskan kembali Pancasila sebagai dasar Negara – mengacu pada pidato
yang diucapkan Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945, tetapi juga menjadikan dokumen itu
sebagai teks untuk memproklamasikan Indonesia Merdeka.

Dari Panitia Kecil itu dipilih 9 orang yang dikenal dengan Panitia Sembilan, untuk
menyelenggarakan tugas itu. Rencana mereka itu disetujui pada tanggal 22 Juni 1945
yang kemudian diberi nama Piagam Jakarta.

Dalam hal perumusan pancasila tidak dapat lepas dari sejarah berita kekalahan Jepang
yang saat itu tengah menjajah Indonesia. Akibat kekalahan Jepang, Jepang ingin menarik
simpati bangsa Indonesia dengan menjanjikan kemerdekaan pada Indonesia.
Kemudian dibentuklah Dokuritsu Junbi Cosakai atau yang dikenal dengan BPUPKI , yang
bertugas untuk menyampaikan semua kebutuhan menjelang kemerdekaan Indonesia.
Setelah terbentuk, BPUPKI segera mengadakan persidangan pada 29 Mei 1945 sampai
dengan 1 Juni 1945.

Rumusan dasar negara oleh Mohammad Yamin

Tokoh pertama yang mencetuskan dasar negara adalah Mohammad Yamin. Moh. Yamin
merupakan seorang sastrawan, sejarawan, budayawan, politikus, dan ahli hukum.

Pidato tersebut dia namain dengan Asas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik
Indonesia.

Rumusan dasar negara oleh Soepomo

Tokoh kedua yang mencetuskan dasar negara adalah Dr. Soepomo. Pendapat terkait
rumusan dasar negara dari Dr. Soepomo diungkapkan dalam pidatonya pada sidang
BPUPKI pada 31 Mei 1945.

Dr. Soepomo adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang juga dikenal sebagai
arsitek Undang-undang Dasar 1945, bersama dengan Mohammad Yamin dan Soekarno.

Selain itu, Soekarno juga mengusulkan tiga dasar negara yang diberi nama Ekasila,
Trisila, dan Pancasila. Di mana akhirnya dasar negara yang dipilih adalah Pancasila.
Hal ini juga lah yang menjadikan kita sebagai warga Indonesia setiap tanggal 1 Juni
memperingati hari lahirnya pancasila, untuk mengenang pancasila yang dirumuskan oleh
Soekarno.
Hubungan Pancasila dengan Proklamasi Kemerdekaan RI Proklamasi merupakan awal
pernyataan merdeka dari rakyat Indonesia yang diwakili oleh pahlawan proklamator
yaitu Ir. Soekano dan Moh. Hatta pada 17 Agustus 1945. Setelah menyatakan
merdeka,pada tanggal 18 Agustus 1945 para wakil rakyat Indonesia mengesahkan UUD
1945. Jadi secara langsung Proklamasi terdapat hubungan akan terciptanya/disahkannya
UUD 1945. Dan secara tidak langsung Proklamasi ada hubungannya dengan disahkannya
pancasila sebagai dasar negara, karena pada pembukaan UUD 1945 alinea 4, terdapatisi
teks pancasila itu tadi. Lalu apa yang mendasari hubungan antara proklamasi dan
pancasila ? Pancasila dicetuskan pertama kali oleh Ir. Soekarno pada sidang BPUPKI
pertama, tetapi belum disahkan menjadi dasar negara. Tetapi berawal dari
dicetuskannya Pancasila oleh Ir. Soekarno, membuat rakyat indonesia bersatu dengan
satu dasar dan satu pikiran yaitu pancasila. Sehingga rakyat Indonesia mempunyai tekad
kuat untuk menjadi negara yang merdeka, serta berawal dari itu, para tokoh bangsa
Indonesia mengesahkan cikal bakal pembukaan UUD 1945 yaitu Jakarta Charter.

 Hubungan Secara Formal

Dengan demikian tata kehidupan bernegara tidak hanya bertopang pada asas asas
sosial, ekonomi, politik akan tetapi dalam perpaduannya dengan keseluruhan asas
yang melekat padanya, yaitu perpaduan asas-asas kultural, religius dan asas asas
kenegaraan yang unsurya terdapat pada pancasila.
Hubungan Secara Meterial

Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila selain hubungan bersifat


formal, sebagaimana dijelaskan di atas juga hubungan secara material sebagai
berikut. Setelah pada sidang pertama pembukaan UUD 1945 BPUPK
membicarakan dasar filsafat negara Pancasila berikutnya tersusunlah Piagam
Jakarta yang disusun oleh Panitia 9, sebagai wujud bentuk pertama Pembukaan
UUD 1945.
Hal ini berarti secara material hukum indonesia dijabarkan dari nilai nilai yang
terkandung dalam pancasila, pancasila sebagai sebagai sumber tertib hukum
indonesia meliputi sumber nilai, sumber materi, sumber bentuk dan sifat.

Berikut adalah fungsi dari Pancasila

● Sebagai dasar Negara Republik Indonesia, artinya bahwa nilai-nilai di dalam pancasila
dipergunakan sebagai dasar dalam mengatur kegiatan penyelenggaraan Negara.
● Sebagai ideologi bangsa Indonesia, artinya bahwa nilai-nilai di dalam pancasila adapah
pandangan sekaligus pedoman hidup masyarakat Indonesia.
● Sebagai tujuan bangsa Indonesia, artinya adalah bahwa nilai-nilai pancasila adalah
nilai-nilai luhur yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia.
● Sebagai sumber dari segala sumber hukum, artinya semua instrument hukum yang
ada di Indonesia harus sejalan dengan nilai-nilai pancasila.
● Sebagai sumber nilai, artinya bahwa semua tatanan kehidupan masyarakat, bangsa
dan juga Negara menggunakan nilai yang ada di dalam pancasila sebagai

Implementasi nilai ketuhanan adalah

Hormat menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut
kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.

Implementasi nilai kamanusiaan adalah

Mengakui adanya masyarakat yang bersifat majemuk dan saling menghargai adanya
perbedaaan tersebut. Melakukan sesuatu dengan pertimbangan moral dan ketentuan
agama sebagai manusia yang beradab.

Implementasi nilai persatuan

Saling menghormati adanya perbedaan suku, ras etnis dan agama sehingga dapat
terjadinya persatuan.
Implementasi nilai kerakyatan

Keputusan musyawarah yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan.

Implementasi nilai keadilan

Berbuat luhur dan saling membantu dan gotong royong. Tidak melakukan perbuatan
yang merugikan kepentingan umum.

Sejarah Awal

Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia , dibentuk pada 29


April 1945 yang merupakan badan penyusun rancangan UUD 1945.

Baca juga: Pimpinan MPR Ajak Pemuda Ansor Jadi Agen Penguatan Empat Pilar

Pada 22 Juni 1945, 38 anggota BPUPKI membentuk panitia sembilan untuk


merancang Piagam Jakarta yang akan menjadi naskah Pembukaan UUD 1945.
Setelah dihilangkannya anak kalimat 'dengan kewajiban menjalankan syariah
Islam bagi pemeluk-pemeluknya' , maka naskah Piagam Jakarta menjadi naskah
pembukaan UUD 1945. Disahkan pada 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia .

Periode Berlakunya UUD 45

Pada 1945-1950, UUD 1945 tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya, karena


Indonesia disibukkan dengan perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Maklumat Wakil Presiden Nomor X, pada 16 Oktober 1945 memutuskan bahwa
kekuasaan legislatif diserahkan kepada Komite Nasional Indoesia Pusat , karena
MPR dan DPR belum terbentuk.

Periode Berlakunya Konstitusi RIS 1949

Pada masa ini, sistem pemerintahan Indonesia adalah parlementer. Bnetuk


pemerintahan dan bentuk negaranya federasi yaitu negara yang di dalamnya
terdiri dari negara-negara, yang masing-masing memiliki kedaulatan sendiri untuk
mengurus urusan dalam negerinya.

Periode UUDS 1950

Pada periode UUDS 1950, diberlakukan sistem Demokrasi Parlementer yang


sering disebut Demokrasi Liberal. Pada periode ini kabinet silih berganti,
akibatnya pembangunan tidak berjalan lancar, masing-masing partai lebih
memperhatikan kepentingan partai atau golongannya.

Periode Kembalinya ke UUD 1945

Pada Sidang Konstituante 1959, banyak kepentingan partai politik sehingga gagal
menghasilkan UUD baru.

•Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan MA serta wakil
ketua DPA menjadi Menteri Negara.

Periode UUD 1945 Masa Orde Baru

Pada masa Orde Baru , Pemerintah menyatakan akan menjalankan UUD 1945,
dan Pancasila secara murni dan konsekuen.

•Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR berketetapan


untuk mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan melakukan
perubahan terhadapnya.

Mei 1998 - 19 Oktober 1999

Pada masa ini dikenal dengan masa transisi, yaitu masa sejak Presiden Soeharto
digantikan oleh B.J.

Periode Perubahan UUD 1945

Tujuan perubahan UUD 1945 adalah menyempurnakan aturan dasar seperti


tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara
demokrasi dan negara hukum.

Itulah sejarah awal Undang-undang Dasar 1945, Mulai dari Periode awal hingga
Periode Perubahan yang mengalami 4 kali amandemen.

Anda mungkin juga menyukai