Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonesia bergolaklah kebangkitan akan kesadaran berbangsa yaitu


Kebangkitan Nasional (1908) dipelopori oleh dr. Wahidin Sodirohusodo
dengan Budi Utomonya. Gerakan inilah yang merupakan awal gerakan
nasional untuk mewujudkan suatu bangsa yang memiliki kehormatan akan
kemerdekaan dan kekuatannya sendiri. Budi Utomo yang didirikan pada 20
Mei 1908 inilah yang merupakan pelopor pergerakan nasional, sehingga
setelah itu munculah organisasi-organisasi pergerakan lainnya, sepert Sarekat
Dagang Islam (SDI) (1909), yang kemudian dengan cepat mengubah
bentuknya menjadi gerakan politik dengan mengganti namanya menjadi
Sarekat Islam (SI) tahun (1911) dibawah H.O.S Cokroaminoto, Indische Partij
(1913), yang dipimpin oleh Tiga Serangkai yaitu : Douwes Dakker, Cipto
Mangunkusumo, Suwardi Surya diningrat ( yang kemudian lebih dikenal
dengan nama Ki Hajardewantoro). Sejak semula partai ini menunjukkan
keradikalannya, sehingga tidak berumur panjang karena pimpinannya dibuang
keluarnegeri (1913). Dalam situasi yang menggoncangkan itu munculah Partai
Nasional Indonesia (PNI) (1927) yang dipelopori oleh Soekarno,
Ciptomangunkusumo, Sartono dan tokoh lainnya.Mulailah kini perjuangan
Indonesia dititik beratkan pada kesatuan nasional dengan tujuan yang jelas
yaitu Indonesia merdeka. Tujuan itu diekspesikannya dengan tujuan yang
jelas, kemudian diikuti dengan tampilnya golongan pemuda yang tokoh-
tokohnya antara lain : M. Yamin, Wongsonegoro, Kuncoro Purbapranoto,
serta tokoh-tokoh pemuda lainnya. Perjuangan rintisan Kesatuan Nasional
kemudian Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, yang isinya satu bahasa,
satu bangsa dan satu tanah air Indonesia. Lagu Indonesia Raya pada saat ini
pertama kali dikumandangkan dan sekaligus sebagai penggerak kebangkitan
kesadaran berbangsa. Pada masa ini perjuangan juga dilakukun secara

1
kooperasi, antara lain munculnya patindo dan parinda. Pada saat ini muncul
pula fraksi baru dalam Volksraad yang diketuai oleh M. Husni Thamrin, yaitu
Fraksi Nasional yang menurut jaminan kemerdekaan nasional, selain itu juga
menuru tadanya pelarangan sekolah swasta. Untuk nanti muncul Petisi Sutarjo
yang menuntut perbaikan Indonesia serta wakil Indonesia di volksraad. Tetapi
tuntutan ini ditolak oleh pemerintah Belanda sehingga melahirkan GAPI yang
tidak mendapat tanggapan dari Belanda sehingga Jepang datang di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah saat-saat menjelang terbentuknya BPUPKI ?

2.Bagaimanakah Pembentukan BPUPKI ?

C. Tujuandan Manfaat
1. Tujuan
a. Untuk mengetahui saat-saat menjelang pembentukan BPUPKI.
b. Untuk mengetahui pembentukan BPIPKI.
2. Manfaat
a. Sebagai sumber bacaan dan tambahan bagi semua pihak yang ingin
mengetahui Sejarah Pembentukan BPUPKI.
b. Sebagai bahan perbandingan dengan makalah lain yang mengangkat
masalah yang sama.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Saat-Saat Menjelang Terbentuknya BPUPKI


Setelah Belanda diserbu tentara Nazi Jerman tanggal 5 Mei 1940 dan
jatuh pada tanggal 10 Mei 1940, maka Ratu Wihelmina beserta Aparat
Pemerintahannya mengungsi ke Inggris, sehingga pemerintahan Belanda
masih dapat berkomunikasi dengan Pemerintah Jajahan di Indonesia. Janji
kemerdekaan yang dijanjikan Belanda hanya kebohongan belaka. 19 maret
1942 jepang masuk ke Indonesia dengan propaganda “Jepang pemimpin Asia,
Jepang saudara tua bangsa Indonesia”. Tetapi dalam perang melawan Sekutu
Barat (Amerika, Inggris, Rusia, perancis, Belanda dan negara sekutu lainnya)
Jepang semakin terdesak. Untuk menarik simpatik dan dukungan dari bangsa
Indonesia, Jepang menjanjikan kemerdekaan Indonesia kelak dikemudian
hari. Pada tanggal 29 April 1945 bersamaan dengan hari lahirnya Kaisar
Hironito (Jepang), beliau memberikan hadiah ‘ulang tahun’ kepada Bangsa
Indonesia yaitu janji kedua pemerintah Jepang berupa “ Kemerdekaan Tanpa
Syarat”. Janji itu disampaikan kepada Bangsa Indonesia seminggu sebelum
bangsa Jepang menyerah, dengan maklumat Gunseikan (Pembesar Tertinggi
Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di seluruh Jawa dan Madura), No. 23,
dalam janji kemerdekaan yang kedua tersebut bangsa Indonesia
diperkenankan untuk memperjuangkan kemerdekaannya. Bahkan dianjurkan
kepada bangsa Indonesia untuk berani mendirikan Negara Indonesia Merdeka
dihadapan musuh-musuh Jepang yaitu sekutu termasuk kaki tangannya NICA
(Netherlands Indie Civil Administration), yang ingin mengembalikan
kekuasaan kolonialnya di Indonesia. Bahkan NICA telah melancarkan
serangannya di pulau Tarakan dan Morotai. B. Pembentukan BPUPKI Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau (Jepang: Dokuritsu
Junbi Cosakaiatau dilafalkan Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai) adalah sebuah
badan yang dibentuk oleh pemerintah pendudukan balatentara Jepang pada
tanggal 29 April 1945 bertepatan dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito.

3
B. Pembentukan BPUPKI
Badan ini dibentuk sebagai upaya mendapatkan dukungan bangsa
Indonesia dengan menjanjikan bahwa Jepang akan membantu proses
kemerdekaan Indonesia. BPUPKI beranggotakan 63 orang yang diketuai oleh
Radjiman Wedyodiningratdengan wakil ketua Hibangase Yosio (orang
Jepang) dan R.P. Soeroso. Adapun latar belakang pembentukan BPUPKI
secara formil, termuat dalam Maklumat Gunseikan nomor 23 tanggal 29 Mei
1945, dilihat dari latar belakang dikeluarnya Maklumat No. 23 itu adalah
karena kedudukan Facisme (kekuasaan) Jepang yang sudah sangat terancam.
Maka sebenarnya, kebijaksanaan Pemerintah Jepang dengan membentuk
BPUPKI bukan merupakan kebaikan hati yang murni tetapi Jepang hanya
ingin mementingkan dirinya sendiri, yaitu pertama; Jepang ingin
mempertahankan sisa-sisa kekuatannya dengan cara memikat hati rakyat
Indonesia,dan yang kedua; untuk melaksanakan politik kolonialnya. Di luar
anggota BPUPKI, dibentuk sebuah Badan Tata Usaha (semacam sekretariat)
yang beranggotakan 60 orang. Badan Tata Usaha ini dipimpin oleh
R.P.Soeroso, dengan wakil Abdoel Gafar Pringgodigdo dan Masuda (orang
Jepang). Pada tanggal 7 Agustus 1945, Jepang membubarkan BPUPKI dan
membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau (Jepang:
Dokuritsu Junbi Inkai) dengan anggota berjumlah 21 orang sebagai upaya
pencerminan perwakilan etnis [1] terdiri berasal dari 12 orang dari Jawa, 3
orang dari Sumatra, 2 orang dari Sulawesi, 1 orang dari Kalimantan, 1 orang
dari Nusa Tenggara, 1 orang dari maluku, 1 orang dari Tionghoa. Pada tahun
1944 sampai jatuh ke tangan sekutu.dengan pasukan jepang di Papua Nugini
Kepulauan Solomon,dan Kepulauan Marshall yang berhasil di pukul mundur
oleh pasukan sekutu.Dalam situasi kritis tersebut,pada tanggal 1 maret 1945
Letnan Jendral Kumakici Harada , pimpinan pemerintah pendudukan jepang
di jawa , mengumumkan pembentukan badan penyelidik Usaha-usaha
persiapan kemerdekan INDONESIA (Dokuritsu Junbi Cosakai)
pengangkatan pengurus ini di umumkan pada tanggal 29 april
1945 .Dr.Radjiman Wediodiningrat diangkat sebagai (Kaico), sedangkan

4
yang duduk sebagai ketua muda (fuku kico) pertama di jabat oleh seorang
jepang , Shucokai cirebon yang bernama Icibangase . R .P .Suroso diangkat
sebagai kepala sekertariat dengan di bantu oleh Toyohiti Masuda dan Mr. A.
G . Pringodigdo pada tanggal 28 mei 1945 dilangsungkan upacara peresmian
badan penyelidik Usaha-Usaha persiapan kemerdekaan bertempat di gedung
Cuo sangi in, jalan pejambon (Sekarang Gedung Departemen Luar
negri) ,jakarta.upacara peresmian itu dihadiri pula oleh dua pejabat jepang
yaitu jendral Itagaki (panglima tentara ke tujuh yang bermarkas di singapura)
dan letnan jendral nagano (panglima tentara Keenam belas yang baru ). Pada
kesempatan itu di kibarkan bendera jepang ,Hinomaru oleh Mr.A.G.
pringgodigdo yang disusul dengan pengibaran bendera merah putih oleh
toyohiko Masuda. Untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari bangsa
Indonesia maka sebagai realisasi atas janji tersebut maka dibentuklah suatu
Badan yang bertugas menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan
Indonesia yaitu Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) atau Dekoritsu Zyunbi Tioosakaiyang tugasnya
menyelidiki segala sesuatu hal untuk persiapan kemerdekaan Indonesia. Pada
hari itu juga di umumkan nama-nama ketua, wakil ketua serta sebagian para
anggota sebagai berikut : Pada waktu itu susunan BPUPKI adalah sebagai
berikut : Ketua (kaicoo) : Dr. K.R.T Radjiman Wediodiningrat Ketua Muda
(Fuku Kaicoo Tokubetsu Iin) : Hibangse Yosio (Orang Jepang) Ketua Muda
( Fuku kaico): R.P. Soeroso ( Merangkap Kepala atau Zimokyoku Kucoo)
Anggota 60 orang. Mr. R. Sastromoeljono Disamping itu, pada tanggal 29
april 1945 jepang memperbolehkan berkibarnya bendera merah putih
berdampingan dengan bendera Jepang.
1. Sidang BPUPKI Pertama Rapat pertama diadakan di gedung Chuo Sangi In di
Jalan Pejambon 6 Jakarta yang kini dikenal dengan sebutan Gedung
Pancasila. Pada zaman Belanda, gedung tersebut merupakan gedung
Volksraad, lembaga DPR pada jaman kolonial Belanda. Sidang dibuka pada
tanggal 28 Mei 1945 dan pembahasan dimulai keesokan harinya 29 Mei 1945
dengan tema Dasar Negara. Sidang ini membahas dan merancang calon dasar

5
Negara R.I. yang akan merdeka. Pada rapat pertama ini terdapat 3 orang yang
mengajukan pendapatnya tentang dasar negara. Pada tanggal 29 Mei 1945,
Mr. Muhammad Yamin dalam pidato singkatnya mengemukakan lima asas
yaitu :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat (keadilan sosial)
Pada tanggal 31 Mei 1945, Prof. Dr. Mr. Soepomo dalam pidato
singkatnya mengusulkan lima asas :
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat
Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mengusulkan lima asas pula
yang disebut Pancasila, yaitu :
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi

4. Kesejahteraan Sosial

5. Ketuhanan yang Maha Esa

Kelima asas dari Soekarno disebut Pancasila yang menurut beliau


dapat diperas menjadi Trisila atau Tiga Sila yaitu :

1. Sosionasionalisme

2. Sosiodemokrasi

3. Ketuhanan dan Kebudayaan Bahkan masih menurut Soekarno

6
Trisila tersebut di atas bila diperas kembali disebutnya sebagai Ekasila
yaitu merupakan sila gotong royong merupakan upaya Soekarno dalam
menjelaskan bahwa konsep tersebut adalah dalam satu-kesatuan. Selanjutnya
lima asas tersebut kini dikenal dengan istilah Pancasila, namun konsep
bersikaf kesatuan tersebut pada akhirnya disetujui dengan urutan serta redaksi
yang sedikit berbeda. Sementara itu, perdebatan terus berlanjut di antara
peserta sidang BPUPKI mengenai penerapan aturan Islam dalam Indonesia
yang baru.
2. Masa antara Rapat Pertama dan Kedua Setelah berakhir masa sidang BPUPKI
yang pertama, belum nampak hasil kesepakatan Dasar Negara Indonesia. Maka
dibentuk panitia delapan (panitia kecil) yang tugasnya untuk memeriksa usul-
usul yang masuk untuk ditampung dan dilaporkan pada sidang BPUPKI yang
kedua. Beranggotakan 8 orang :

1. Ir. Soekarno (ketua merangkap anggota)

2. Ki Bagoes Hadikoesoemo

3. Kyai haji wachid hasyim

4. Mr. Muhammad yamin

5. M. soetardjo kartohadikoesoemo

6. Mr. A.A. maramis

7. R. Oto iskandar dinata

8. Drs. Mohammad hatta

Hasil rapat panitia kecil (Panitia Delapan) :

1. Supaya selekas-lekasnya Indonesia Merdeka.

2. Supaya hukum dasar yang akan dirancangkan itu diberi semacam


preambule (Mukaddimah).

7
3. Menerima anjuran Ir. Soekarno supaya BPUPKI terus bekerja sampai
terwujudnya suatu hukum dasar.

4. Membentuk satu panitia kecil penyelidik usul-usul/perumusan dasar


negara yang dituangkan dalam mukaddimah hukum dasar.

Segera selesai sidang Panitia Kecil, dibentuk Panitia Sembilan sebagai


penyidik usul-usul/perumus Dasar Negara yang dituangkan dalam
Mukaddimah Hukum Dasar yang beranggotakan 9 orang yang besidang di
kediaman Ir. Soekarno,di Pegangsaan Timur no. 56 Jakarta.

1. Ir. Soekarno (ketua merangkap anggota)

2. Drs. Mohammad hatta

3. Mr. A.A. maramis

4. Kyai haji wachid hasyim

5. Abdul kahar muzakir

6. Abikusno tjokrosujoso

7. H. Agus salim

8. Mr. Achmad soebardjo

9. Mr. Muhammad yamin

Setelah melakukan kompromi antara 4 orang dari kaum kebangsaan


(nasionalis) dan 4 orang dari pihak Islam, tanggal 22 Juni 1945 Panitia
Sembilan kembali bertemu dan menghasilkan rumusan dasar negara yang
dikenal dengan Piagam Jakarta (Jakarta Charter) yang berisikan:

a. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-


pemeluknya

b. Kemanusiaan yang adil dan beradab

8
c. Persatuan Indonesia

d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan perwakilan

e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

3. Sidang BPUPKI Kedua (10-16 Juli 1945) Rapat kedua berlangsung 10-16 Juli
1945 dengan tema bahasan bentuk negara, wilayah negara, kewarganegaraan,
rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi dan keuangan, pembelaan negara,
pendidikan dan pengajaran. Dalam rapat ini dikenalkan 5 anggota baru : abdul
fatah hasan, asikin natanegara, P. Surio Hamidjojo, Mr. Muhammad Besar, dan
Abdul Kaffar. Dalam rapat ini pula dibentuk “Panitia Perancang Undang-
Undang Dasar” beranggotakan 19 orang dengan ketua Ir. Soekarno, “Panitia
Pembelaan Tanah Air” dengan ketua Abikoesno Tjokrosoejoso beranggotakan
23 orang dan “Panitia Ekonomi dan Keuangan” diketuai Mohamad Hatta
beranggotakan 23 orang. Dengan pemungutan suara, akhirnya ditentukan
wilayah Indonesia merdeka yakni wilayah Hindia Belanda dahulu, ditambah
dengan Malaya, Borneo Utara, Papua, Timor-Portugis, dan pulau-pulau
sekitarnya. Pada tanggal 11 Juli 1945 Panitia Perancang UUD membentuk lagi
panitia kecil beranggotakan 7 orang yaitu: 1. Prof. Dr. Mr. Soepomo (ketua
merangkap anggota) 2. Mr. Wongsonegoro 3. Mr. Achmad Soebardjo 4. Mr.
A.A. Maramis 5. Mr. R.P. Singgih 6. H. Agus Salim 7. Dr. Soekiman Pada
tanggal 13 Juli 1945 Panitia Perancang UUD mengadakan sidang untuk
membahas hasil kerja panitia kecil perancang UUD tersebut.Pada tanggal 14
Juli 1945, rapat pleno BPUPKI menerima laporan Panitia Perancang UUD
yang dibacakan oleh Ir. Soekarno. Dalam laporan tersebut tercantum tiga
masalah pokok yaitu:
1. Pernyataan Indonesia merdeka

2. Pembukaan UUD 1945

3. Batang tubuh UUD

9
Sedangkan konsep Undang-Undang Dasar hampir seluruhnya diambil dari
alinea keempat Piagam Jakarta.
Perumusan Dasar Negara Indonesia untuk merumuskan UUD diawali dengan
pembahasan mengenai dasar negara Indonesia Merdeka .
a. Rumusan Mr. Muh. Yamin Tokoh yang pertama kali mendapatkan kesempatan
untuk penyampaian rumusan Dasar Negara Indonesia Merdeka adalah Mr
Muh . Yamin mengemukakan lima” Ajas Dasar Negara Republik Indonesia
”sebagai berikut :
1. Peri kebangsaan
2. Peri kemusiaan
3. Peri ke-tuhanan
4. Peri Kerakyataan
5. Kesejahteraan rakyat
b. Rumusan prof. Dr .Mr. Soepomo Pada tanggal 31 Mei 1945 prof. Dr.Mr
Soepomo mengajukanDasar Negara Indonesia Merdeka yaitu sebagai berikut :
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan
4. Musyawarah
5. Keadilan sosial
c. Rumusan Ir. Soekarno Pada tanggal 1 Juni 1945 berlangsunglah rapat terakhir
dalam persidangan pertama , itu .pada kesempatan itulah Ir Soekarno
mengemukakan pidatonya yang kemudian dikenal sebagai ”Lahirnya
Pancasila.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memperoleh kemerdekaan, namun
kemerdekaan itu tidak diperoleh dengan mudah atau pun kemerdekaan itu
pemberian bangsa lain. Semua itu ditempuh dengan perjuangan yang
sangat panjang dan melelah. Tidak sedikit jiwa yang berjatuh
bermandikan darah dan keringat, istri yang menjadi janda ditinggal kepala
rumah tangga yang berselimutkan baju berbau darah dananak-anak yang
menjadi yatim kerena tubuh sang ayah dipenuhi peluru-peluru penjajah.
Kemerdekaan di negeri ini tidak instan, tapi melalui tahap demi tahap.
Tidak lelahnya para pejuang kita bertempur, baik melalui peperangan
maupun diplomatik. BPUPKI adalah salah satu pintu pembuka dari
beberapa pintu pembuka jalan harus dilewati para pejuang kita untuk
memperoleh kemerdekaan. Walaupun BPUPKI adaikut campur Jepang,
namun semua keputusan murni dari pejuang kita semata dengan tujuan
yang satu yaitu kemerdekaan Indonesia. BPUPKI suatu sejarah yang perlu
di tulis dengan tinta emas dalam sejarah negeri ini.
B. Saran
Kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa Indonesia bukan merupakan dari
pemberian Jepang melainkan hasil jerih payah bangsa Indonesia sendiri.
Bersedia bekerja sama dengan Jepang hanya merupakan salah satu taktik
untuk mencapai kemerdekaan. Kita harus dapat mencontoh para pendiri
bangsa yang dapat mengesampingkan perbedaan-perbedaan yang ada demi
keutuhan bangsa dan negara RI.

11
DAFTAR PUSTAKA

Galeri Pengetahuan Sosia Terpadu .Sri Sudarmi

Gementeer. Senin 14 april


2014.http://istorianovish.blogspot.com/2014/04/makalah-bpupki-dan-ppki.html
Badrika, I Wayan. 2006. Sejarah untuk SMA Jilid 2 Kelas XI Program Ilmu
Alam. Jakarta: Erlangga. Brugmans, I.J., et al., Nederlandsch Indie Japanse

Bezetting: Gegevens en Documenten over de Jaren 1942-1945, Franeker, 1960.


Kartodirdjo, Sartonodkk. 1975. Sejarah Nasional Indonesia. Departemen
Pendidikandan Kebudayaan. Notosusanto, Nugroho. 1972. Naskah
Proklamasijang Otentik dan Rumusan Pantjasilajang Otentik. Jakarta: Pusat
Sedjarah ABRI. Sudiyo. 2002. Pergerakan Nasional Mencapaidan
Mempertahankan Kemerdekaan.Jakarta: Asdi Mahasatya.

12

Anda mungkin juga menyukai