Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah pendudukan Jepang di Indonesia dimulai pada 1942 dan berlangsung
selama kurang lebih 3,5 tahun hingga proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia
dinyatakan tanggal 17 Agustus 1945. Lantas, apa saja dampak penjajahan Jepang di
Indonesia dalam berbagai bidang, mulai dari sosial, ekonomi, budaya, militer, hingga
pendidikan? Anik Sulistiyowati dalam Sejarah Indonesia (2020) mencatat bahwa
pertama kali Jepang menginjakkan kaki di Indonesia pada 1 Maret 1942 di Teluk Banten.
Jepang kala itu berhasil mengalahkan Sekutu dalam Perang Dunia Kedua. Indonesia
sebelumnya adalah wilayah jajahan Belanda yang merupakan bagian dari Sekutu.
Tanggal 8 Maret 1942, Belanda menyerahkan kekuasaannya atas wilayah Indonesia
kepada pemerintah militer Jepang. Di sisi lain, Indonesia yang sudah lama dijajah oleh
Belanda semula menyambut gembira kedatangan Jepang yang dianggap saudara tua
karena sama-sama merupakan bangsa Asia. Jepang alias Dai Nippon memang awalnya
memposisikan sebagai saudara tua bagi Indonesia dengan mengusung semangat 3A,
yaitu Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, dan Nippon Pemimpin Asia. Akan
tetapi, Jepang ternyata tidak berbeda dengan Belanda, sama-sama bangsa penjajah yang
memberikan banyak kerugian terhadap rakyat Indonesia. Jepang bahkan memanfaatkan
sumber daya Indonesia untuk membiayai perang mereka melawan Sekutu. Selama
kurang lebih 3,5 tahun menguasai wilayah Indonesia, pendudukan pemerintahan militer
Jepang menyebabkan munculnya banyak dampak di berbagai bidang yang dirasakan oleh
rakyat Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana munculnya janji kemerdekaan?
2. Bagaimana persiapan kemerdekaan Indonesia?
C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui munculnya janji kemerdekaan.
2. Untuk mengetahui persiapan kemerdekaan Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Munculnya Janji Kemerdekaan


Janji kemerdekaan kepada bangsa Indonesia disampaikan oleh Perdana Menteri
Koiso pada tanggal 17 September 1944 di dalam sidang istimewa Parlemen Jepang di
Tokyo. Koiso  mengumumkan bahwa daerah Indonesia diperkenankan merdeka di kelak
lalu hari.
Menghadapi situasi yang gawat demikian, melalui pimpinan Jendral Kumakici
Harada berusaha meyakinkan bangsa Indonesia mengenai janji kemerdekaan itu.
1. Pembentukan BPUPKI
Pada akhirnya pada tanggal 1 maret 1945 diumumkan pembentukan Badan
Penyelidik Usaha Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau dalam
bahasa Jepang disebut "Dokuritsu Junbi Cosakai".
Yang mana tujuan dibentuknya BPUPKI ialah untuk mempelajari dan
menyelidiki hal-hal penting yang berkaitan dengan segala sesuatu yang menyangkut
pembentukan Negara Indonesia Merdeka.
Ketua BPUPKI ini yaitu dr.K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat dengan dibantu
oleh dua orang ketua muda, yaitu seorang Jepang yang menjabat sebagai Syucokan
Cirebon bernama Icibangase dan R.P Suroso sebagai kepala secretariat dengan
dibantu oleh Toyohito Masuda dan Mr. A.G.Pringgodigdo.
Anggota BPUPKI 60 orang ditambah 7 orang Jepang tanpa hak suara. Dalam
hal ini Ir.Sukarno tidak menjadi ketua, sebab ia ingin lebih aktif dalam berbagai
diskusi. Pelantikan anggota BPUPKI dilakukan pada tanggal 28 Mei 1945, bertepatan
dengan hari ulang tahun raja Jepang (Teno Heika). 
Pelantikan anggota BPUPKI dihadiri oleh seluruh anggota dan dua orang
pembesar Jepang, yaitu Jendral Itagaki dan Jenderal Yaiciro Nagano. Pada saat
peresmian ini bendera merah putih dikibarkan disamping bendera Jepang Hinomaru.
Tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat,
Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah
Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi
kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa hari, tergantung cara kerja PPKI.
Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24
Agustus.
Untuk mengantisipasi keadaan Jepang yang semakin memburuk, lalu Perdana
Menteri Kuniaki Koiso berusaha memulihkan kewibaan Jepang di wilayah
jajahannya. Pada tanggal 9 September 1944, Perdana Menteri Kuniaki Koiso
memberikan janji kemerdekaan kepada Bangsa Indonesia, yang disampaikannya pada
sidang istimewa Teatau sidang parlemen Jepang.
2. Tujuan Pemberian Janji Kemerdekaan Oleh Jepang
Adapun tujuan pemberian janji kemerdekaan itu adalah untuk mencegah
timbulnya pandangan pada diri Bangsa Indonesia pada Sekutu sebagai pasukan
pembebas dari cengkraman Jepang, melainkan sebaliknya sebagai pasukan penyerbu
yang akan menghambat kemerdekaan Bangsa Indonesia.
Untuk merealisasikan janji Perdana Menteri Kuniaki Koiso, lalu Jepang
membentuk BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) pada tanggal 1 Maret 1945.
Dalam bahasa Jepang, BPUPKI disebut dengan dokuritsu Zjunbi Tyoosakai
yang bertugas menyelidiki kesiapan bangsa Indonesia dalam menyongsong
kemerdekaan dan membentuk pemerintahan sendiri.
Kemudian Jepang mengangkat Dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat sebagai
ketua BPUPKI. Jepang juga memberikan jabatan sebagai anggota kepada beberapa
tokoh lain yang dianggap mempunyai pengaruh besar pada rakyat Indonesia, seperti
Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, K.H. Mas Masyur, K.H.
Wachid Hasyim, H. Agus Salim, Soepomo, dan Muhammad Yamin. 
Selain itu, Jepang juga mengangkat tujuh orang berkebangsaan Jepang yang
duduk sebagai pengawas serta tidak mempunyai hak suara untuk mengemukakan
pendapat. Pada tanggal 28 Mei 1945 Jepang secara resmi melantik anggota BPUPKI.
Untuk melakukan tugasnya BPUPKI melakukan dua kali masa persidangan.
Sidang pertama dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan tanggal 1 Juni
1945. Sidang kedua dilaksanakan pada tanggal 10 Juli sampai dengan 16 Juli 1945.
Sidang Pertama Sidang pertama yang berlangsung dari tanggal 29 Mei 1945
sampai dengan 1 Juni 1945 Sidang pertama membahas dan merumuskan dasar negara
Indonesia merdeka (Philosofische Grondslag Indonesia Merdeka).
Ada tiga orang tokoh yang akan mengemukakan gagasannya mengenai dasar
negara Indonesia, yaitu Mr. Mohammad Yamin, Dr. Soepomo, dan Ir. Soekarno.
B. Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Memasuki tahun 1945, perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai


kemerdekaan semakin berkobar. Tetapi sebaliknya kedudukan Jepang dalam Perang
Pasifik semakin terjepit.

Bahkan kedudukannya di Asia juga sudah terkepung. Oleh karena itulah maka
untuk memikat hati bangsa Indonesia, terpaksa berjanji akan memberikan kemerdekaan
Indonesia di kemudian hari.

1. Pembentukan BPUPKI sebagai Persiapan Proklamasi Kemerdekaan

Sehubungan dengan itu, Jepang membentuk semacam Dewan Rakyat yang


dinamakan Cou Sangi In. Kemudian tanggal 29 April 1945 dibentuk Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), atau
Dokuritzu Junbi Cosakai. Badan ini beranggotakan 62 orang, diketuai oleh dr,
Rajiman Wedyodiningrat.

BPUPKI dilantik pada tanggal 28 Mei 1945. Sehari berikutnya yakni tanggal
29 Mei mulai mengdakan sidang. Pada garis besarnya BPUPKI melaksanakan dua
kali sidang, yaitu:

a. Sidang pertama berlangsung tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945.

Pembicaraan dipusatkan pada perumusan dasar dan falsafah bagi negara


Indonesia merdeka. Dalam sidang tersebut tampil 2 orang tokoh yang berpidato
menyampaikan konsepnya.

Pertama, tanggal 29 Mei 1945, Moh Yamin dan kedua tanggal 1 Juni,
oleh Ir. Soekarno. Masing-masing mengemukakan 5 asas sebagai dasar dan
falsafah negara.

Menurut Ir. Soekarno 5 asas yang disampaikannya itu atas usul seorang
teman ahli bahasa dinamakan Pancasila.

b. Sidang ke-2 berlangsung pada tanggal 10-17 Juli 1945.


Pada persidangan yang kedua ini pembicaraan dipusatkan pada soal
Undang-Undang Dasar (UUD). Setelah diserahkan kepada Panitia Hukum Dasar,
BPUPKI berhasil pula menyusun Rancangan UUD.

2. Panitia Sembilan dan Piagam Jakarta

Masa selang di antara sidang pertama dengan sidang kedua tersebut, Panitia
Sembilan dalam BPUPKI berhasil merumuskan asas dan tujuan Negara Indonesia
Merdeka yang terkenal dengan sebutan Piagam Jakarta.

Adapun tokoh-tokoh yang termasuk dalam Panitia Sembilan tersebut adalah:  


a. Ir. Soekarno
b. Drs. Moh Hatta
c. Mr. Moh. Yamin
d. Mr. Ahmad Subarjo
e. Mr. A.A Maramis
f. Abikusno Cokrosuyoso
g. Abdulkahar Muzakir
h. H. Agus Salim
i. Wachid Hasyim
3. Persiapan Proklamasi Kemerdekaan: Pembentukan PPKI

Selanjutnya pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan. Sebagai gantinya


dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sebagai ketua diangkat Ir.
Soekarno dan Moh. Hatta sebagai wakil ketua.

Jumlah anggotanya semula 20 orang, kemudian ditambah 7 orang atas kehendak


orang-orang Indonesia dan tanpa seizin Jepang. Dengan demikian PPKI itu bukan
murni buatan Jepang.

Sebelum PPKI dapat bersidang, Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan dr. Rajiman
Wedyodiningrat dipanggil Marsekal Terauchi ke Dalat, kira-kira 300 km sebelah utara
Saigon.

Tanggal 9 Agustus 1945 ketiga tokoh itu berangkat dari Indonesia menuju Dalat.
Terauchi menyatakan setuju dengan pembentukan PPKI dan sekaligus menyerahkan
kemerdekaan Indonesia itu kapan akan dilaksanakan.
Tanggal 15 Agustus 1945 ketiganya datang kembali ke Indonesia. Mereka
langsung ditemui para pemuda dan mendesak Bung Karno dan Bung Hatta segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Karena pada waktu itu pemuda sudah mendengar bahwa Jepang sudah menyerah.
Tetapi Bung Karno dan Bung Hatta belum memenuhi tuntutan golongan pemuda.

4. Persiapan Proklamasi Kemerdekaan : Peristiwa Rengasdengklok

Dengan adanya perbedaan pendapat antara golongan tua dan pemuda, maka
kelompok pemuda di bawah pimpinan Sukarni, Yusuf Kunto dan Singgih pada
tanggal 16 Agustus 1945 sepakat untuk mengasingkan  Ir. Soekarno dan Drs. Moh.
Hatta dari Jakarta dan dibawa ke ke Rengasdengklok.

Para pemuda mendesak agar Proklamasi kemerdekaan Indonesia


dilaksanakan Rengasdengklok. Hal ini juga ditolak oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh
Hatta. Di tengah-tengah pertentangan pendapat itu, pada sore harinya, tanggal 16
Agustus datanglah Mr. Ahmad Subarjo.

Atas jaminannya maka semua sepakat untuk mengembalikan Bung Karno dan
Bung Hatta ke Jakarta. Mr. Ahmad Subarjo juga meyakinkan bahwa proklamasi
kemungkinan besar dapat dilaksanakan pada esok harinya.

Sesampainya di Jakarta, malam itu juga tanggal 16 Agustus 1945, mereka


mengumpulkan anggota PPKI dan beberapa pemimpin lainnya untuk membicarakan
persiapan Proklamasi Kemerdekaan. Mereka ini berkumpul di rumah Laksamana
Maeda (Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jepang di Jakarta), di jalan Imam Bonjol
No.1.

Rapat itu berlangsung sampai tanggal 17 Agustus 1945 dini hari dan sudah
berhasil menyusun naskah Proklamasi. Naskah itu pertama kali masih tulisan tangan.

Yang menjadi persoalan pada waktu itu adalah siapa yang harus menandatangani
naskah tersebut. Kemudian atas usul Sukarni, teks Proklamasi itu ditandatangani oleh
Soekarno – Hatta atas nama bangsa Indonesia.

Semua sepakat, kemudian konsepnya diserahkan kepada Sayuti Melik untuk


diketik. Hasil ketikkan itulah yang merupakan teks Proklamasi yang otentik (resmi).
Mereka juga sepakat untuk menyatakan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945 itu juga.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Detik-detik menuju proklamasi kemerdekaan Indonesia semakin dekat. Setelah


disepakati, proklamasi akan dibacakan pada pukul 10.00 WIB di rumah Soekarno.
Sementara itu, Moh. Hatta berpesan kepada para pemuda yang bekerja di kantor
pers, B.M. Diah untuk memperbanyak naskah teks proklamasi dan menyiarkan ke
seluruh dunia.

Pagi harinya, rumah Soekarno sudah dipadati oleh banyak orang. Shodanco Latief
Hendraningrat menugaskan anak buahnya untuk berjaga-jaga di sekitar rumah Soekarno.
Ia menunggu kedatangan Moh. Hatta untuk membacakan naskah tersebut. Setelah Bung
Hatta datang, upacara dimulai.

Pada awalnya, S.K. Trimurti diminta untuk mengibarkan bendera, namun ia


menolak. Menurutnya, pengibaran bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit.
Akhirnya, ditunjuklah Shodanco Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu
oleh S. Suhud. Sementara itu, bendera merah putih dijahit oleh Fatmawati, istri
Soekarno. Upacara berlangsung syahdu dan para hadirin spontan menyanyikan Indonesia
Raya ketika bendera dikibarkan.

B. Saran

Makalah ini dibuat agar dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya buat
kami. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

AM, Sardiman. (2017). Sejarah Indonesia Kelas XI Semester 2. Jakarta: Kemendikbud RI.

Tengku Irfan. (2018). 15 Agustus 1945: Golongan Muda Berhadapan dengan Golongan Tua
[Daring]. Tautan: https://himmahonline.id/berita/15-agustus-1945-golongan-
muda-berhadapan-dengan-golongan-tua/

Hendri F. Isnaeni. (2016). Sayuti Melik Merubah Beberapa Kata dalam Naskah Proklamasi
[Daring]. Tautan: https://historia.id/politik/articles/sayuti-melik-mengubah-
beberapa-kata-dalam-naskah-proklamasi-PNRnW/page/1

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia [Daring]. Tautan:


https://id.wikipedia.org/wiki/Proklamasi_Kemerdekaan_Indonesia
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Adapun judul dalam makalah ini adalah
“Dampak Pendudukan Jepang di Indonesia, Munculnya Janji Kemerdekaan dan
Persiapan Kemerdekaan Indonesia”.

Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada Guru Pembimbing yang telah
membimbing kami dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.

Makalah ini kami buat agar dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya untuk
kami. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Sanana, Maret 2022

Penulis

Kelompok I
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
C. Tujuan Makalah....................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2

A. Munculnya Janji Kemerdekaan............................................................................... 2


B. Persiapan Kemerdekaan Indonesia.......................................................................... 4

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 7

A. Kesimpulan.............................................................................................................. 7
B. Saran........................................................................................................................ 7

DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH

DAMPAK PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA, MUNCULNYA JANJI


KEMERDEKAAN DAN PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK I

NAMA : ASMIATI SAPSUHA


BUNGA UMAHUK
NURHENI GALELA
NURFARNISA BAHARUDIN
ZULBAJRAN
APRILIA UMATERNATE
ROSALINA HUSALEKA
INDRIYANI MAKEAN
NURAFNI FAUDU
NURFADILA GAY
KELAS : XI MIPA1
MAPEL : SEJARAH INDONESIA

MA NEGERI 1 KEPULAUAN SULA


TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Anda mungkin juga menyukai