Anda di halaman 1dari 2

Nama : Mutia Gama Mayoni

Kelas : Xi Mipa 1

Absen : 15

Janji Kemerdekaan Jepang Kepada Bangsa Indonesia

Perdana Menteri Koiso pada tanggal 17 September 1944 di dalam sidang istimewa Parlemen Jepang
di Tokyo. Koiso mengumumkan bahwa daerah Indonesia diperkenankan merdeka di kelak lalu hari.
Menghadapi situasi yang gawat demikian, melalui pimpinan Jendral Kumakici Harada berusaha
meyakinkan bangsa Indonesia mengenai janji kemerdekaan itu.

Pembentukan BPUPKI

Pada akhirnya pada tanggal 1 maret 1945 diumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau dalam bahasa Jepang disebut "Dokuritsu Junbi
Cosakai".
Yang mana tujuan dibentuknya BPUPKI ialah untuk mempelajari dan menyelidiki hal-hal penting
yang berkaitan dengan segala sesuatu yang menyangkut pembentukan Negara Indonesia Merdeka.
Ketua BPUPKI ini yaitu dr.K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat dengan dibantu oleh dua orang ketua
muda, yaitu seorang Jepang yang menjabat sebagai Syucokan Cirebon bernama Icibangase dan R.P
Suroso sebagai kepala secretariat dengan dibantu oleh Toyohito Masuda dan Mr. A.G.Pringgodigdo,
pelantikan anggota BPUPKI dihadiri oleh seluruh anggota dan dua orang pembesar Jepang, yaitu
Jendral Itagaki dan Jenderal Yaiciro Nagano. Pada saat peresmian ini bendera merah putih dikibarkan
disamping bendera Jepang Hinomaru.
Tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada
Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan
kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa hari,
tergantung cara kerja PPKI. Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada
tanggal 24 Agustus. Untuk mengantisipasi keadaan Jepang yang semakin memburuk, lalu Perdana
Menteri Kuniaki Koiso berusaha memulihkan kewibaan Jepang di wilayah jajahannya.
Pada tanggal 9 September 1944, Perdana Menteri Kuniaki Koiso memberikan janji kemerdekaan
kepada Bangsa Indonesia, yang disampaikannya pada sidang istimewa Teatau sidang parlemen
Jepang.
Untuk melakukan tugasnya BPUPKI melakukan dua kali masa persidangan. Sidang pertama
dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan tanggal 1 Juni 1945. Sidang kedua
dilaksanakan pada tanggal 10 Juli sampai dengan 16 Juli 1945. Sidang Pertama Sidang pertama yang
berlangsung dari tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan 1 Juni 1945 Sidang pertama membahas dan
merumuskan dasar negara Indonesia merdeka (Philosofische Grondslag Indonesia Merdeka). Ada
tiga orang tokoh yang akan mengemukakan gagasannya mengenai dasar negara Indonesia, yaitu Mr.
Mohammad Yamin, Dr. Soepomo, dan Ir. Soekarno.

Sidang tanggal 29 Mei 1945

Pada sidang tanggal 29 Mei 1945, Mr. Mohammad Yamin memperoleh kesempatan pertama untuk
mengajukan rancangan gagasan negara Indonesia merdeka yang diberi judul Asas dan Dasar Negara
Kebangsaan Republik Indonesia.
Mr. Mohammad Yamin berpendapat bahwa negara Indonesia wajib berpijak pada lima dasar
berikut.
Peri kebangsaan, Peri kemanusiaan, Peri ketuhanan, Peri kerakyatan, Kesejahteraan rakyat.

Sidang tanggal 31 Mei 1945

Dr.Soepomo menyampaikan gagasannya pada tanggal 31 Mei 1945. Menurut Dr. Soepomo, negara
Indonesia wajib didirikan dengan asas-asas sebagai berikut. Persatuan, Kekeluargaan,Keseimbangan
lahir dan batin, Musyawarah, Keadilan rakyat.

Sidang tanggal 1 Juni 1945

Penyampai gagasan negara Indonesia yang terakhir adalah Ir. Soekarno yang menyampaikan
gagasannya pada tanggal 1 Juni 1945. Ir. Soekarno menyatakan bahwa negara Indonesia wajib
didirikan di atas lima dasar, dengan rincian sebagai berikut.

Ir. Soekarno

Kebangsaan Indonesia atau nasionalisme, Perikemanusiaan atau internasionalisme, Mufakat atau


demokrasi, Kesejahteraan sosial, Ketuhanan yang Maha esa.
Lima gagasan negara Indonesia merdeka itu oleh Ir. Soekarno diberi nama Pancasila.
Usulan-usulan itu lalu diterima dan ditampung oleh BPUPKI untuk dimusyawarahkan bersama.
Selanjutnya dibentuk sebuah tim khusus yang dinamakan panitia kecil yang bertugas membahas
lebih lanjut usulan-usulan dasar negara itu.

Tokoh Dalam BPUPKI

Adapun tokoh-tokoh yang termasuk ke dalam Panitia Sembilan adalah sebagai berikut.
Ir. Soekarno, Abdul Kahar Muzakir, Drs. Mohammad Hatta, K.H.Wahid Hasyim, Mr. Mohammad
Yamin, H. Agus Salim, Ahmad Soebardjo, Abikoesno Tjokrosoejoso. A.A. Maramis,
Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan mulai bersidang di Gedung Jawa Hokokai Jakarta.
Rapat itu tidak hanya dihadiri oleh Panitia Sembilan tetapi anggota BPUPKI yang lain turut hadir
sehingga jumlah peserta sidang mencapai 38 orang. Adapun tujuannya adalah untuk merumuskan
dasar negara Indonesia dengan bahan-bahan yang telah disampaikan oleh Mr. Mohammad Yamin,
Dr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. Panitia sembilan berhasil menetapkan suatu rumusan yang
dinamakan Piagam Jakarta (Jakarta Charter)

Tujuan Pemberian Janji Kemerdekaan Oleh Jepang

Tujuan pemberian janji kemerdekaan itu adalah untuk mencegah timbulnya pandangan pada diri
Bangsa Indonesia pada Sekutu sebagai pasukan pembebas dari cengkraman Jepang, melainkan
sebaliknya sebagai pasukan penyerbu yang akan menghambat kemerdekaan Bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai