Anda di halaman 1dari 7

Sejarah PPKI: Pembentukan, Tokoh, Sidang dan Tugasnya 

Penjajahan yang dilakukan oleh Bangsa Barat terhadap Indonesia membawa penderitaan pada
bangsa Indonesia. Negara-negara yang menjajah Indonesia adalah Portugis, Spanyol, Belanda
dan Inggris. Peristiwa tersebut menjadi perjalanan sejarah tersendiri bagi bangsa Indonesia
sebagai negara yang terus berkembang hingga sekarang
Karena penderitaan tersebut menjadi bahan bakar untuk para pejuang dan pahlawan
Indonesia untuk melawan bangsa-bangsa tersebut. beberapa perlawanan rakyat salah satunya
adalah perlawanan di Maluku di bawah pimpinan Pattimura, perlawanan rakyat Sumatera
Barat yang dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol, perlawanan pangeran Diponegoro Jawa
Tengah, perlawanan di Bali yang dipimpin oleh I Gusti Ketut Jelantik dan perlawanan
lainnya.

perlawanan yang dilakukan oleh para pahlawan tersebut mengakibatkan banyak korban yang
dibuang, ditangkap dan dihukum mati. Maka dari itu, pada awal abad 20, perlawanan tidak
lagi berupa fisik, namun berupa organisatoris nasional.

Organisasi yang pertama diawali dengan berdirinya Budi Utomo pada tahun 1908. Usaha-
usaha yang dilakukan dari organisasi Budi Utomo adalah memajukan pendidikan, pertanian,
perdagangan, memajukan teknik dan menghidupkan kebudayan di Indonesia. Berangkat dari
situ, organisasi yang lainnya juga ikut berdiri seperti Indische Partij, Perhimpunan Indonesia,
Partai Nasional Indonesia dan juga GAPI. Organisasi- organisasi itulah uang menjadi cikal
bakal lahirnya sejarah PPKI dan pergerakan nasional lainnya yang lebih besar di tingkat
nasional.
Pergerakan organisasi nasional tersebut memberikan inspirasi bagi bangsa Indonesia untuk
bersatu membebaskan diri dari jeratan kekuasaan kolonial. Akhirnya, badan-badan dibentuk
untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia seperti BPUPKI dan PPKI. Tulisan di bawah
ini akan menjabarkan tentang pengertian dan sejarah PPKI, bagaimana sejarah
pembentukannya, siapa saja anggotanya dan tugas-tugas dari PPKI.

A. Pengertian PPKI

PPKI adalah singkatan dari Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Panitia Persiapan


Kemerdekaan Indonesia dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Junbi Inkai. PPKI memiliki
tugas yaitu melanjutkan hasil pekerjaan dari BPUPKI setelah BPUPKI dibubarkan oleh
Jepang pada tanggal 7 agustus 1945. PPKI awalnya memiliki 21 anggota, namun pada
akhirnya tanpa sepengetahuan Jepang PPKI menambahkan 6 orang anggota lagi.
PPKI diresmikan pada tanggal 9 Agustus 1945 di Kota Ho CHi Minh, Vietnam oleh Jenderal
Terauchi. Peresmian tersebut dihadiri oleh Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta dan Dr.
radjiman Wedyodiningrat.

PPKI dibentuk untuk menarik simpati golongan atau tokoh-tokoh di Indonesia supaya
bersedia untuk membantu Jepang dalam perang Pasifik pada tahun 1943. Pada saat itu Jepang
menjanjikan untuk memberi kemerdekaan kepada Indonesia melalui Perjanjian Kyoto.
B. Sejarah PPKI
Sejarah PPKI dimulai saat kekalahan Jepang dalam Perang pasifik yang sudah mulai terlihat
jelas. Pada 7 September 1944, perdana Menteri Jepang, Jenderal Kuniaki Koiso
mengumumkan bahwa Indonesia akan diberikan kemerdekaan jika Jepang mencapai
kemenangan dalam perang Asia Timur Raya.

Jepang mengharapkan, dengan memberikan kesempatan kemerdekaan, tentara sekutu akan


disambut oleh negara Indonesia sebagai penyerbu negara mereka. Akhirnya pada tanggal 1
maret 1945 Jendral Kumakichi harada, pimpinan pemerintah pendudukan militer Jepang di
Jawa mengumumkan pembentukan badan khusus untuk menyelidiki usaha-usaha dalam
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia yang bernama BPUPKI.

Pada hari ulang tahun kaisar Jepang, Kaisar Hirohito, tanggal 29 April 1945, BPUPKI
diresmikan.  DR. KRT Radjiman Wedyodiningrat ditunjuk sebagai ketua BPUPKI yang
didampingi oleh Raden Pandji Soeroso dan Ichibangase Yosio sebagai wakil ketua.

Pada saat itu Raden Pandji Soeroso juga diangkat sebagai kepala kantor tata Usaha BPUPKI
yang dibantu oleh Masuda Toyohiko dan Mr. Abdoel Gafar Pringgodigdo. BPUPKI
beranggotakan 67 orang. Tujuh anggota dari BPUPKI adalah anggota istimewa, mereka
adalah perwakilan dari pendudukan militer Jepang. Namun, ketujuh anggota tersebut tidak
memiliki hak suara, hanya jadi pengamat saja.

Selama berdirinya BPUPKI, telah diadakan dua kali sidang dan pertemuan-pertemuan tidak
resmi oleh panitia kecil. Sidang pertama dilakukan pada tanggal 29 Mei 1945 sampai 1 Juni
1945. Pada sidang pertama ini, Indonesia mendapatkan rumusan dasar negara.

Rumusan dasar negara tersebut diberikan oleh tiga tokoh utama pergerakan nasional
Indonesia yaitu Prof. Moh. Yamin,, Prof. Dr. Soepomo dan juga Ir. Soekarno. Gagasan lima
sila dasar itu diberi nama oleh Ir. soekarno dengan istilah Pancasila.

Sidang BPUPKI pertama itu dikenang sebagai detik-detik lahirnya Pancasila, maka dari itu
setiap 1 Juni diperingati sebagai hari lahir Pancasila. Pidato yang diberikan oleh Ir. Soekarno
menjadi tanda bahwa berakhirnya masa persidangan resmi yang dilaksanakan oleh BPUPKI.

BPUPKI mengalami proses jeda atau istirahat selama sebulan lebih. Sebelum masa resesi ini
dimulai dibentuklah panitia kecil yang beranggotakan 9 orang yang disebut dengan Panitia
Sembilan. Panitia sembilan diketuai oleh Ir. Soekarno dengan tugas mengolah usul-usul dasar
negara dari para anggota BPUPKI.

Sidang kedua BPUPKI dilaksanakan pada tanggal 10 Juli 1945 sampai 17 Juli 1945. Pada
sidang kedua ini BPUPKI membahas tentang wilayah Indonesia, kewarganegaraan Indonesia,
rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi serta pendidikan di Indonesia.
Setelah sidang kedua BPUPKI, pada tanggal 7 Agustus 1945, BPUPKI resmi dibubarkan.
BPUPKI dibubarkan karena dianggap telah berhasil dalam menyelesaikan tugasnya untuk
menyusun rancangan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia. Setelah pembubaran
BPUPKI, barulah dibentuk PPKI atau Panitia Persiapan Kemerdekan Indonesia. PPKI
diketuai oleh Ir. Soekarno dan beranggotakan 21 orang yang terdiri dari berbagai etnis di
Indonesia.

PPKI sendiri diberikan tugas untuk meresmikan pembukaan dan batang tubuh Undang-
Undang Dasar 1945. Selain itu, PPKI juga diberikan tugas untuk melanjutkan hasil kerja
BPUPKI seperti memindahkan kekuasaan dari pihak pemerintah Jepang kepada pemerintah
Indonesia dan juga bertugas mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan
ketatanegaraan Indonesia yang baru.

PPKI diresmikan pada tanggal 9 Agustus 1945 oleh Jendral terauchi di Kota Ho CHi Minh,
Vietnam dengan mendatangkan tiga tokoh dari Indonesia yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta
dan DR. KRT Radjiman Wedyodiningrat.

Pada saat itu Terauchi juga memberikan pidato singkat mengenai pemerintah jepang yang
memutuskan untuk memberikan hadiah kemerdekaan kepada Indonesia. keesokan harinya,
ketiga tokoh Indonesia tersebut kembali ke Indonesia dan disambut oleh rakyat Indonesia.

Setelah pertemuan tersebut, PPKi tidak bisa bertugas karena golongan muda Indonesia
mendesak supaya kemerdekaan Indonesia segera dilakukan atas nama PPKI. Rencana rapat
PPKI pada 16 Agustus 1945 bahkan tidak bisa terlaksana karena terjadi peristiwa
Rengasdengklok.

Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa penculikan yang dilakukan oleh golongan muda
seperti Adam Malik dan Chaerul Saleh. Golongan muda tersebut menculik Ir. Soekarno,
Moh. Hatta dan Achmad Soebardjo.Sementara itu di Jakarta, Chaerul dan anggota pemuda
lainnya menyusun rencana untuk merebut kekuasaan dari tangan Jepang. Namun rencana
tidak berjalan mulus karena tidak semua anggota PETA mendukung rencana perebutan
kekuasaan tersebut.

Rencana proklamasi Indonesia awalnya akan dilakukan di Rengasdengklok pada tanggal 16


Agustus 1945, bahkan teks proklamasi dan bendera merah putih sudah dikibarkan sejak
tanggal 15 Agustus. Karena tidak adanya kabar yang jelas dari Jakarta, Jusuf Kunto dikirim
untuk berunding dengan golongan muda di Jakarta. Namun, Jusuf Kunto hanya menemui Mr.
Achmad Soebardjo di sana.

Pada akhirnya Jusuf Kunto dan Mr. Achmad Soebardjo pergi ke Rengasdengklok untuk
menjemput Soekarno, Moh. Hatta, Fatmawati dan Guntur. Achmad Soebardjo membawa
Bung Karno dan Hatta ke Jalan Pegangsaan Timur no. 56 untuk membacakan proklamasi.

Keesokan harinya, pada tanggal 17 Agustus 1945, proklamasi dikumandangkan dengan


naskah yang telah diketik oleh Sayuti Melik menggunakan mesin ketik yang diambil dari
Kantor Kepala Angkatan Laut jerman, Mayor Dr. Hermann Kandeler. Sebagai salah satu
tokoh penting dalam kemerdekaan Indonesia, Karya Lengkap Bung Hatta Buku 2;
Kemerdekaan Dan Demokrasi berisikan berbagai karya yang dihasilkan oleh salah satu
anggota dari PPKI ini.

C. Daftar Anggota PPKI dan Struktur Organisasinya


Pada awalnya PPKI beranggotakan 21 orang. Anggota PPKI terdiri dari berbagai suku di
Indonesia, ada 12 orang etnis Jawa, 3 orang etnis Sumatera, 2 orang etnis Sulawesi, 1 orang
etnis Maluku, 1 orang etnis Tionghoa, 1 orang etnis Kalimantan dan 1 orang etnis Nusa
tenggara.

Pada awalnya golongan muda tidak suka pada PPKI karena mereka menganggap PPKI adalah
badan yang dibentuk pemerintah Jepang yang sudah pasti mendukung Jepang. Namun, PPKI
adalah badan yang dibentuk untuk mempersiapkan kemerdekaan. Untuk mewujudkan
kemerdekaan itu tentunya diperlukan persiapan yang matang.

Berikut adalah susunan keanggotaan PPKI:

1. Ir. Soekarno – ketua


2. Drs. Moh. Hatta – wakil ketua
3. prof. Mr. Dr. Soepomo – anggota
4. KRT Radjiman Wedyodiningrat – anggota
5. KRT Radjiman Wedyodiningrat- anggota
6. R. P. Soeroso – anggota
7. Soetardjo Kartohadikoesoemo – anggota
8. Kiai Abdoel Wachid Hasjim – anggota
9. Ki Bagus Hadikusumo – anggota
10. Otto Iskandardinata – anggota
11. Abdoel Kadir – anggota
12. Pangeran Soerjohamidjojo – anggota
13. Pangeran Poerbojo – anggota
14. Dr. Mohammad Amir – anggota
15. Mr. Abdul Abbas – anggota
16. Teuku Mohammad Hasan – anggota
17. Dr. GSSJ Ratulangi – anggota
18. Andi Pangerang – anggota
19. A.A. Hamidan – anggota
20. I Goesti Ketoet Poedja – anggota
21. Mr. Johannes Latuharhary – anggota
22. Drs. Yap Tjwan Bing – anggota
Namun selanjutnya, tanpa sepengetahuan dari pihak Jepang, anggota PPKI bertambah 6
orang yaitu:

1. Achmad Soebardjo – penasihat


2. Sajoeti Melik – anggota
3. Ki Hadjar Dewantara – anggota
4. R.A.A. Wiranatakoesoema – anggota
5. Kasman Singodimedjo – anggota
6. Iwa Koesoemasoemantri – anggota

D. Tugas PPKI
PPKI memiliki tugas yang sama dengan bPUPKI, yaitu tugas-tugas yang berkaitan dengan
kemerdekaan Indonesia. Berikut adalah beberapa tugas-tugas PPKI:

1. Menyusun dan mengesahkan konstitusi


Menurut Soekarno, kemerdekaan harus dinyatakan dalam dua bentuk, yaitu bentuk deklarasi
dan proklamasi. Proklamasi adalah pernyataan kemerdekaan yang sangat singkat. Proklamasi
dilaksanakan dengan mengumumkan kepada masyarakat dunia bahwa sebuah negara telah
lahir dan merdeka serta berdaulat.

Sedangkan deklarasi adalah pernyataan proklamasi yang diiringi dengan konstitusi.


Konstitusi Indonesia sendiri adalah Undang-Undang Dasar 1945. UUD 1945 ini berhasil
ditetapkan menjadi konstitusi negara Indonesia dalam sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus
1945. Konstitusi adalah norma hukum yang berada di bawah dasar negara.

Konstitusi adalah sebuah hukum negara yang menggambarkan sistem ketatanegaraan dari
negara tersebut. UUD 1945 ini tentunya mengalami sejarah yang panjang dan berliku-liku
untuk dapat diterima sebagai landasan hukum di Indonesia.

2. Menyusun dan mengesahkan dasar negara


Dasar negara merupakan komponen penting bagi suatu negara. Dasar negara umumnya
tercantum di dalam konstitusi. Dasar negara akan dijadikan pedoman pemerintahan dalam
suatu negara untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab. Bagi masyarakat suatu negara
dasar negara dijadikan sebagai pandangan hidup atau pedoman yang sesuai dengan
kepribadian bangsa tersebut.

Dasar negara Indonesia yang dimaksud adalah Pancasila. Pancasila tercantum di dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pancasila disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945.
Di dalam UUD yang disahkan tersebut ada pancasila yang merupakan revisi dari Piagam
Jakarta. Rumusan Pancasila tersebut terdapat pada alinea keempat pada Pembukaan UUD
1945.

Buku Undang Undang Dasar Negara Ri Tahun 1945 Dengan Kabinet Indonesia Maju 2019-
2024 ini memuat UUD 1945, Amandemen I-IV beserta penjelasannya, dan masih banyak lagi
yang dapat Grameds dapatkan.
3. Mempersiapkan dan membentuk pemerintahan
PPKI juga bertugas untuk menyusun dan membentuk pemerintahan dalam rangka
mempersiapkan kemerdekaan. Pada tanggal 18 Agustus 1945, selain mengesahkan Undang-
Undang Dasar Negara, PPKI juga menetapkan dan memilih Ir. Soekarno sebagai presiden
dan Moh. Hatta sebagai wakil presiden. Pada saat itu juga Indonesia memilih untuk menganut
sistem pemerintahan Presidensial.

Setelah memilih dan menetapkan presiden dan wakil presiden baru, PPKI juga menentukan
tugas, fungsi dan wewenang dari presiden dan wakil presiden dalam pemerintahan. Selain itu
PPKI juga menentukan tugas-tugas untuk lembaga negara sebagai perwakilan rakyat
Indonesia dan juga hal-hal yang berguna untuk membantu pelaksanaan pemerintahan
Indonesia yang baru.

4. Memperjelas wilayah-wilayah Indonesia


Ketika baru merdeka, Indonesia belum memiliki wilayah yang tetap pada saat itu. Wilayah
Indonesia baru terbagi setelah dua hari Indonesia memproklamasikan kemerdekaan.
Pembagian wilayah tersebut dilakukan pada tanggal 19 Agustus 1945. Pada awal baru
merdeka Indonesia hanya menetapkan delapan provinsi diantaranya:

 Sumatera dengan gubernur Mr. teuku Muhammad Hasan


 Jawa Barat dengan gubernur Mas Sutardjo Kertohadikusumo
 Jawa Tengah  dengan gubernur Rp Soeroso
 Jawa Timur dengan gubernur RMT Ario Soerjo
 Sunda Kecil dengan gubernur I Goesti Ketoet Poedja
 Maluku dengan gubernur Mr. Johannes Latuharhary
 Sulawesi dengan gubernur GSSJ Ratulangi
 Borneo dengan gubernur Pangeran Muhammad Noor.
Penetapan wilayah ini dilakukan untuk mempersiapkan dan memperjelas daerah mana saja
yang menjadi wilayah Indonesia.

E. Sidang-sidang Dalam Sejarah PPKI


Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia berhasil dilaksanakan, hal yang harus dilakukan
selanjutnya oleh Indonesia adalah memindahkan kekuasaan dari Jepang ke Indonesia dan
membentuk pemerintahan. Saat kita membicarakan soal sejarah PPKI maka tidak lepas dari
pelaksanaan sidah yang dilakukan pergerakan ini demi mempersiapkan kemerdekaan
Indonesia. Berikut ini sidang-sidang yang pernah dilakukan oleh PPKI:

1. Sidang ke-1 PPKI


PPKI mengadakan rapat di Pejambon pada tanggal 18 Agustus 1945. Sebelum rapat dimulai,
Soekarno dan Moh. Hatta meminta KH Wahid Hasyim, Mr. Kasman Singodimedjo, Ki Bagus
hadikusumo dan Mr. Teuku Muhammad Hasan untuk membahas rancangan Undang-undang
Dasar yang sebelumnya telah dirancang oleh Panitia Sembilan pada tanggal 22 Juni 1945.

Rancangan Undang-Undang yang ingin dibahas adalah kalimat ‘Ketuhanan dengan


menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya’. Pembahasan tersebut bertujuan
supaya tidak ada polemik dalam kehidupan rakyat Indonesia, karena Indonesia menganut
beberapa agama, tidak hanya menganut agama Islam.

Pembahasan tersebut dipimpin oleh Moh. Hatta dan dilaksanakan selama 15 menit. Dari
pembahasan tersebut telah disepakati untuk menghilangkan kalimat ‘Dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya’. Pada sidang pertama PPKI, yang
dilaksanakan 18 Agustus 1945, menghasilkan beberapa keputusan yaitu:

a. Mengesahkan UUD 1945


Pada sidang pertama PPKI, UUD 1945 disahkan menjadi konstitusi negara. selain
mengesahkan UUD 1945, PPKI juga melakukan revisi Piagam Jakarta atau Jakarta Charter.
b. Menetapkan Soekarno sebagai Presiden dan Moh. Hatta sebagai Wakil Presiden
Penetapan Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Moh. Hatta sebagai Wakil presiden merupakan
usulan dari Otto Iskandardinata.

c. Membentuk Komite Nasional


PPKI membentuk komite nasional yang bertujuan untuk membantu tugas-tugas presiden
sebelum dibentuknya perwakilan rakyat.

2. Sidang Ke-2 PPKI


Setelah itu, pada hari keesokannya, 19 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidang kedua yang
menghasilkan:

 Membentuk pemerintah daerah


 Membentuk komite nasional daerah
 Membentuk 12 kementrian
 Membentuk 4 menteri negara
 Membentuk tentara rakyat Indonesia
Pada tanggal 22 agustus 1945, PPKI mengadakan sidang ketiga yang menghasilkan
keputusan-keputusan seperti:

 Menetapkan komite nasional Indonesia pusat atau KNIP


 Membentuk Partai Nasional Indonesia atau PNI
 Membentuk Badan Keamanan Rakyat atau BPR
Nah, itulah penjelasan tentang sejarah PPKI dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Sejarah PPKI ini memang tidak bisa dilepaskan dari sejarah kemerdekaan Indonesia yang
memiliki makna besar bagi masyarakat Indonesia. Itulah sebabnya Grameds perlu memahami
dengan baik sejarah ini sebagai generasi bangsa yang baik.

Baca juga artikel terkait dengan “Sejarah PPKI“ :

Anda mungkin juga menyukai