Anda di halaman 1dari 12

Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (atau dalam Jepang: Dokuritsu Junbi
Cosakai dilafalkan Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai atau Dokuritsu Junbi Chōsakai (独立準備調査
会?)) adalah sebuah badan yang dibentuk oleh pemerintah pendudukan balatentara Jepang pada
tanggal 29 April 1945 bertepatan dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito. Badan ini dibentuk
sebagai upaya mendapatkan dukungan bangsa Indonesia dengan menjanjikan bahwa Jepang akan
membantu proses kemerdekaan Indonesia. BPUPKI beranggotakan 63 orang yang diketuai oleh
Radjiman Wedyodiningrat dengan wakil ketua Hibangase Yosio (orang Jepang) dan Raden Pandji
Soeroso.

Di luar anggota BPUPKI, dibentuk sebuah Badan Tata Usaha (semacam sekretariat) yang
beranggotakan 60 orang. Badan Tata Usaha ini dipimpin oleh R.P.Soeroso, dengan wakil Abdoel
Gafar Pringgodigdo dan Masuda (orang Jepang). Tugas dari BPUPKI sendiri adalah mempelajari
dan menyelidiki hal-hal yang berkaitan dengan aspek-aspek poplitik, ekonomi, tata pemerintahan,
dan hal-hal yang diperlukan dalam usaha pembentukan Indonesia Merdeka.

Pada tanggal 7 Agustus 1945, Jepang membubarkan BPUPKI dan membentuk Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia atau (Jepang: Dokuritsu Junbi Inkai) dengan anggota berjumlah 21 orang
sebagai upaya pencerminan perwakilan etnis,[1] terdiri berasal dari 12 orang dari Jawa, 3 orang dari
Sumatra, 2 orang dari Sulawesi, 1 orang dari Kalimantan, 1 orang dari Nusa Tenggara, 1 orang dari
maluku, 1 orang dari Tionghoa.

Rujukan
Catatan kaki

1. ^ Pasca proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 PPKI berfungsi dan berperan secara ex officio:
a. Sebagai representasi perwakilan seluruh rakyat Indonesia
b. Sebagai lembaga resmi yang mempunyai kewenangan untuk mengesahkan UUD Negara
c. Sebagai lembaga yang dapat memilih dan mengangkat presiden dan wakil presiden
d. Sebagai lembaga pendiri negara Republik Indonesia
e. Sebagai lembaga tertinggi dalam Negara Republik Indonesia.

Lihat:

- Yunarti, Dorothea Rini (2003). BPUPKI, PPKI, proklamasi kemerdekaan RI. University of Michigan
Press. ISBN 9797090779, 9789797090777.
- Amini, Aisyah (2004). Pasang surut peran DPR-MPR, 1945-2004. University of Michigan Press.
ISBN 9799825245, 9789799825247.

Menu navigasi

 Buat akun baru


 Masuk log

 Halaman
 Pembicaraan

 Baca
 Sunting
 Versi terdahulu

 Halaman Utama
 Perubahan terbaru
 Peristiwa terkini
 Halaman baru
 Halaman sembarang

Komunitas

 Warung Kopi
 Portal komunitas
 Bantuan

Wikipedia

Cetak/ekspor

Peralatan

Bahasa lain

 English
 Basa Jawa
 Bahasa Melayu
 Polski
 தமிழ்

 Halaman ini terakhir diubah pada 13.40, 7 September 2012.


 Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan
mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.
 A. Pembentukam BPUPKl dan PPKI
Dalam Perang Dunia II di Asia Pasifik, Jepang semakin terdesak oleh Sekutu. Pusat-
pusat militer strategis Jepang telah diduduki Sekutu. Jepang mencari dukungan dari bangsa-
bangsa yang dijajah melalui janji kemerdekaan. Pada tanggal 17 Juli 1944, Jenderal Hideki
Tojo
meletakkan jabatan sebagai Perdana Menteri Jepang, digantikan Jenderal Kuniaki Koiso.
Pada
tanggal 7 September 1944 Perdana Menteri Jepang, Koiso menjanjikan kemerdekaan
kepada
Indonesia. Namun Jepang tidak memastikan kapan Indonesia akan diberi kemerdekaan.
Janji
tersebut sebenarnya hanya untuk menarik simpati Indonesia. Jepang mengizinkan
pengibaran
bendera merah putih di kantor-kantor, tetapi harus berdampingan dengan bendera Jepang.
Pada awal tahun 1945, kedudukan Jepang semakin kritis. Kedudukan Jepang di
Indonesia juga telah diserang Sekutu sehingga Jepang berusaha membuktikan janjinya.
Pada
tanggal 1 Maret 1945 dibentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKl) atau Dokuritsu Junbi Chosakai. BPUPKl bertugas menyelidiki hal-hal
penting
yang berhubungan dengan persiapan kemerdekaan Indonesia. Dr. K.R.T. Radjiman
Wediodiningrat dilantik menjadi ketua BPUPKl pada tanggal 28 Mei 1945.
Selanjutnya pada tanggal 7 Agustus 1945 dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Inkai. Tugas utama PPKI adalah mempersiapkan
segala
sesuatu berkaitan dengan keperluan pergantian kekuasaan.
Pada tanggal 9 Agustus 1945 Jenderal Terauchi memanggil 3 tokoh nasional yakni Ir.
Soekarno,
Drs. Mohammad Hatta, dan Dr Radjiman Wediodiningrat. Mereka bertiga dipanggil ke
Saigon/Dalat Vietnam untuk menerima informasi tentang kemerdekaan Indonesia.
Pelaksanaan
kemerdekaan akan dapat dilakukan dengan segera.

B. Sidang BPUPKI
Pada tanggal 29 Mei-1 Juni 1945, BPUPKI mengadakan sidang yang pertama. Tujuan
utamanya adalah merumuskan dasar negara Indonesia. Pembicaraan pertama adalah
merumuskan dasar negara dengan mendengarkan pidato beberapa tokoh pergerakan.
Beberapa
 tokoh yang menyampaikan pandangan tentang dasar negara Indonesia antara lain Mr.
Mohammad Yamin, Ir. Soekarno, dan Prof. Dr. Soepomo. Hasil sidang ini menyepakati
Pancasila
sebagai dasar negara Republik Indonesia.
Pancasila yang diusulkan Soekarno adalah:
a. Kebangsaan Indonesia
b. Internasionalisme atau Perikemanusiaan
c. Mufakat atau Demokrasi
d. Kesejahteraan Sosial
e. Ketuhanan Yang Maha Esa

Pada tanggal 1 Juni 1945, sidang pertama BPUPKI berakhir. Selanjutnya BPUPKI
melakukan reses (istirahat) selama 1 bulan. Dalam sidang pertama ini belum didapatkan
kesimpulan apapun tentang dasar negara Indonesia.
Pada tanggal 22 Juni 1945, dibentuk sebuah panitia kecil yang anggotanya sembilan orang.
Panitia kecil diketuai Ir. Soekarno, dengan anggotanya antara lain: Drs. Mohammad Hatta,
Mr.
Mohammad Yamin, Mr Achmad Soebardjo, Mr. A. A. Maramis, Abdul Kahar Muzakir,
K.H. Wahid
Hasyim, H. Agus Salim, dan Abikusno Tjokrosujoso.
Hasil terpenting dari panitia kecil atau "Panitia Sembilan" adalah berupa Rancangan
Pembukaan
Hukum Dasar, yang isinya tentang tujuan berdirinya negara Indonesia merdeka. Rumusan
tersebut dikenal dengan Piagam Jakarta atau Jakarta Charter.
Isi Piagam Jakarta yaitu:
a. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
b. (menurut) dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Persatuan Indonesia
d. (dan) kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
e. (serta dengan mewujudkan suatu) keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesi
 Diterbitkan di: 29 Oktober, 2011   
Mohon dinilai :12345


Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/history/2223982-pembentukan-bpupki-dan-
ppki/#ixzz2HFyFCeTC
PEMBENTUKAN PEMERINTAHAN,ALAT KELENGKAPAN, dan
KEAMANAN NEGARA INDONESIA

Serba Sejarah - Sebagai Negara yang baru merdeka Indonesia belum memiliki pemimpin dan
pemerintahan yang berdaulat, oleh karena itu diadakan sidang PPKI dalam upaya pembentukan
pemerintahan, alat kelengkapan, dan keamanan negara Indonesia.
1.      Sidang tanggal 18 Agustus1945, menghasilkan keputusan sebagai berikut:
a.      Mengesahkan dan menetapkan UUD RI yang dikenal dengan nama UUD 1945.
b.      Memilih dan menetapkan Sukarno sebagai Presiden dan Mohammad Hatta sebagai wakil presiden
(secara aklamasi)
c.       Pembentukan Komite Nasional untuk membantu pekerjaan presiden sebelum terbentuknya MPR
dan DPR.

2.      Sidang tanggal 19 Agustus 1945, menetapkan mengenai :


a. Pembagian wilayah Indonesia
Menetapkan wilayah Indonesia menjadi 8 propinsi dengan 2 daerah istimewa beserta gubernurnya,
yaitu :
a)     Jawa Barat          : Sutardjo Kartohadikusumo
b)     Jawa Tengah       : R. Panji Soeroso
c)      Jawa Timur         : R.A Soerjo
d)     Kalimantan          : Ir. Mohammad Noor
e)     Sulawesi               : Dr. Sam Ratulangi
f)       Maluku                 : Mr. J. Latuharhary
g)     Sunda Kecil          : Mr. I Gusti Ketut Pudja
h)     Sumatera             : Mr. Teuku Moh. Hasan
i)       Dua daerah istimewa yaitu Yogyakarta dan Surakarta
b. Pembentukan Dpartemen dan Kementrian
Pembentukan 12 Departemen dan 4 kementrian negara untuk membantu presiden.
a)     Departemen Dalam Negeri       : Wiranata Kusumah
b)     Departemen Luar Negeri          : Ahmad Subardjo
c)      Departemen Kehakiman           : Dr. Soepomo
d)     Departemen Keuangan              : A.A Maramis
e)     Departemen Kemakmuran       : Ir. Surachman Tjokrodisuryo
f)       Departemen Pengajaran           : Ki Hajar Dewantara
g)     Departemen Penerangan          : Amir Syarifudin
h)     Departemen Sosial                     : Iwa Kusumasumantri
i)       Departemen Pertahanan           : Supriyadi
j)       Departemen Kesehatan             : Boentaran Martoatmodjo
k)     Departemen Perhubungan       : Abikusno Tjokrosujoso
l)       Departemen Pekerjaan Umum            : Abikusno Tjokrosujoso
m)  Menteri Negara                          : Wachid Hasyim
n)     Menteri Negara                          : R.M Sartono
o)     Menteri Negara                          : M. Amir
p)     Menteri Negara                          : R. Otto Iskandardinata

3.      Sidang tanggal 22 Agustus 1945, PPKI membentuk tiga badan yaitu :
a. Pembentukan Komite Nasional Indonesia (KNI)
Dibentuk komite nasional sebagai penjelmaan tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia untuk
menyelenggarakan kemerdekaan yang didasarkan kedaulaan rakyat. Komite Nasional Indonesia
Pusat (KNIP) berkedudukan di Jakarta, sedangkan Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID)
berkedudukan di ibukota propinsi. Tanggal 29 Agustus 1945, Presiden Sukarno melantik 135
anggota KNIP di Gedung Kesenian Jakarta dengan ketua Kasman Singodimejo.

b. Pembentukan Partai Nasional Indonesia (PNI)


Awalnya PNI dibentuk sebagai partai tunggal di Indonesia tetapi keputusan tersebut ditunda hingga
tanggal 31 Agustus 1945. Tujuan PNI adalah mewujudkan Negara Republik Indonesia yang
berdaulat, adil dan makmur berdasarkan kedaulatan rakyat.

c. Pembentukan Tentara Kebangsaan


Sehubungan dengan pembentukan Tentara Kebangsaan maka dibentuk Badan Keamanan Rakyat/
BKR (23 Agustus 1945) yang kemudian ditetapkan sebagai bagian dari badan penolong keluarga
korban perang. Badan ini ditujukan untuk memelihara keselamatan rakyat. BKR dibentuk sebagai
pengganti Badan Penolong Korban Perang (BPKP). BKR terdiri dari BKR pusat dan BKR daerah.
Akhirnya karena desakan para pemuda anggota BKR maka dibentuk tentara kebangsaan yang
diresmikan pada tanggal 5 Oktober 1945 dengan nama Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Pada 25
Januari 1946 TKR berganti nama menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) dalam upaya untuk
mendirikan tentara yang percaya pada kekuatan sendiri. Pada 3 Juni 1947, TRI berganti nama
menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan tujuan untuk membentuk tentara kebangsaan
yang benar-benar profesional siap untuk mengamankan NKRI (Negara Kesatuan Republik
Indonesia).
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau PPKI adalah panitia yang bertugas untuk
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, sebelum panitia ini terbentuk, sebelumnya telah berdiri
BPUPKI namun karena dianggap terlalu cepat ingin melaksanakan proklamasi kemerdekaan, maka
Jepang membubarkannya dan membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
(独立準備委員会 Dokuritsu Junbi Inkai?, lit. Komite Persiapan Kemerdekaan) pada tanggal 7
Agustus 1945 yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Badan ini merupakan badan yang dibentuk sebelum
MPR dibentuk.[1].

Daftar isi

 1 Keanggotaan
 2 Persidangan
o 2.1 Sidang 18 Agustus 1945
 2.1.1 Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945
 2.1.2 Memilih dan Mengangkat Presiden dan Wakil Presiden
 2.1.3 Tugas Presiden sementara dibantu oleh Komite Nasional sebelum
dibentuknya MPR dan DPR
o 2.2 Sidang 19 Agustus 1945
 2.2.1 Membentuk 12 Kementerian dan 4 Menteri Negara
 2.2.2 Membentuk Pemerintahan Daerah
o 2.3 Sidang 22 Agustus 1945
 2.3.1 Membentuk Komite Nasional
 2.3.2 Membentuk Partai Nasional Indonesia
 2.3.3 Membentuk Badan Keamanan Rakyat
 3 Notes

Keanggotaan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar anggota BPUPKI-PPKI

Pada awalnya PPKI beranggotakan 21 orang (12 orang dari Jawa, 3 orang dari Sumatra, 2 orang
dari Sulawesi, 1 orang dari Kalimantan, 1 orang dari Nusa Tenggara, 1 orang dari Maluku, 1 orang
dari golongan Tionghoa). Susunan awal anggota PPKI adalah sebagai berikut[2] [3]:

1. Ir. Soekarno (Ketua)


2. Drs. Moh. Hatta (Wakil Ketua)
3. Prof. Mr. Dr. Soepomo (Anggota)
4. KRT Radjiman Wedyodiningrat (Anggota)
5. R. P. Soeroso (Anggota)
6. Soetardjo Kartohadikoesoemo (Anggota)
7. Kiai Abdoel Wachid Hasjim (Anggota)
8. Ki Bagus Hadikusumo (Anggota)
9. Otto Iskandardinata (Anggota)
10. Abdoel Kadir (Anggota)
11. Pangeran Soerjohamidjojo (Anggota)
12. Pangeran Poerbojo (Anggota)
13. Dr. Mohammad Amir (Anggota)
14. Mr. Abdul Maghfar (Anggota)
15. Mr. Teuku Mohammad Hasan (Anggota)
16. Dr. GSSJ Ratulangi (Anggota)[4]
17. Andi Pangerang (Anggota)
18. A.H. Hamidan (Anggota)
19. I Goesti Ketoet Poedja (Anggota)
20. Mr. Johannes Latuharhary (Anggota)
21. Drs. Yap Tjwan Bing (Anggota)

Selanjutnya tanpa sepengetahuan Jepang, keanggotaan bertambah 6 yaitu[5] :

1. Achmad Soebardjo (Penasehat)


2. Sajoeti Melik (Anggota)
3. Ki Hadjar Dewantara (Anggota)
4. R.A.A. Wiranatakoesoema (Anggota)
5. Kasman Singodimedjo (Anggota)
6. Iwa Koesoemasoemantri (Anggota)

Persidangan

Tanggal 9 Agustus 1945, sebagai pimpinan PPKI yang baru, Soekarno, Hatta dan Radjiman
Wedyodiningrat diundang ke Dalat untuk bertemu Marsekal Terauchi. Setelah pertemuan tersebut,
PPKI tidak dapat bertugas karena para pemuda mendesak agar proklamasi kemerdekaan tidak
dilakukan atas nama PPKI, yang dianggap merupakan alat buatan Jepang. Bahkan rencana rapat 16
Agustus 1945 tidak dapat terlaksana karena terjadi peristiwa Rengasdengklok[6].

Sidang 18 Agustus 1945

Setelah proklamasi, pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidang di bekas Gedung
Road van Indie di Jalan Pejambon.[7]

Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945

Sebelum disahkan, terdapat perubahan dalam UUD 1945, yaitu:

1. Kata Muqaddimah diganti dengan kata Pembukaan.


2. Pada pembukaan alenia keempat anak kalimat Ketuhanan, dengan menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya diganti dengan Ketuhanan yang Maha Esa.
3. Pada pembukaan alenia keempat anak kalimat Menurut kemanusiaan yang adil dan beradab
diganti menjadi Kemanusiaan yang adil dan beradab.
4. Pada Pasal 6 Ayat (1) yang semula berbunyi Presiden ialah orang Indonesia Asli dan beragama
Islam diganti menjadi Presiden adalah orang Indonesia Asli.

Memilih dan Mengangkat Presiden dan Wakil Presiden

Pemilihan Presiden dan Wakil Presidan dilakukan dengan aklamasi atas usul dari Otto
Iskandardinata dan mengusulkan agar Ir. Soekarno menjadi presiden dan Moh. Hatta sebagai wakil
presiden. Usul ini diterima oleh seluruh anggota PPKI.

Tugas Presiden sementara dibantu oleh Komite Nasional sebelum dibentuknya MPR dan DPR
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Komite Nasional Indonesia Pusat

Sidang 19 Agustus 1945

PPKI mengadakan sidang kedua pada tanggal 19 Agustus 1945.[8]


Membentuk 12 Kementerian dan 4 Menteri Negara
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kabinet Presidensial

Membentuk Pemerintahan Daerah

Indonesia dibagi menjadi 8 provinsi yang dipimpin oleh seorang gubernur.

No. Provinsi Nama Gubernur

1 Sumatera

Mr. Teuku Muhammad Hasan

2 Jawa Barat Mas Sutardjo Kertohadikusumo

3 Jawa Tengah

Raden Pandji Soeroso

4 Jawa Timur

R. M. T. Ario Soerjo

5 Sunda Kecil

I Gusti Ketut Pudja

6 Maluku

Mr. Johannes Latuharhary


7 Sulawesi

Dr. G. S. S. Jacob Ratulangi

8 Borneo

Ir. H. Pangeran Muhammad Noor

Sidang 22 Agustus 1945

Membentuk Komite Nasional


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Komite Nasional Indonesia Pusat

Membentuk Partai Nasional Indonesia


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Partai Nasional Indonesia

Membentuk Badan Keamanan Rakyat

Pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) bertujuan agar tidak memancing permusuhan
dengan tentara asing di Indonesia. Anggota BKR adalah himpunan bekas anggota PETA, Heiho,
Seinendan, Keibodan, dan semacamnya.

Notes

1. ^ http://www.jakarta.go.id/jakv1/encyclopedia/detail/2145}
2. ^ http://inzpirasikuw.blogspot.com/2010/07/pembentukan-dokuritsu-zyunbi-inkai.html
3. ^ http://ngada.org/ppki1-1945.htm
4. ^ https://laniratulangi.wordpress.com/2011/08/16/sam-ratulangie-di-panitia-persiapan-
kemerdekaan-indonesia/
5. ^ http://wikandatu.blogspot.com/2009/08/ppki-panitia-persiapan-kemerdekaan.html}
6. ^ http://www.eocommunity.com/showthread.php?tid=21624
7. ^ http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=19&Itemid=33
8. ^ http://hendrysuwarno.wordpress.com/bpupki-ppki/

[sembunyikan]

l • b • s

Artikel terkait ideologi Pancasila

Sejarah Pidato "Lahirnya Pancasila"  · Piagam Jakarta  · Rumusan-rumusan Pancasila


Soekarno  · Mohammad Hatta  · Mohammad Yamin  · Alexander Andries Maramis  ·
Tokoh
Abikoesno Tjokrosoejoso  · Abdul Kahar Muzakir  · Agus Salim  · Achmad Soebardjo  ·
terkait
Wahid Hasjim  · Mohammad Yamin

Badan
Panitia Sembilan  · BPUPKI  · PPKI
terkait

Hal Garuda Pancasila  · Hari Kesaktian Pancasila  · UUD 1945  · Gedung Pancasila  · Daftar
terkait Anggota BPUPKI-PPKI

((Kemerdekaan Indonesia))

Kategori:

 Sejarah Indonesia
 PPKI

Navigation menu

 Buat akun baru


 Masuk log

 Halaman
 Pembicaraan

 Baca
 Sunting
 Versi terdahulu

 Halaman Utama
 Perubahan terbaru
 Peristiwa terkini
 Halaman baru
 Halaman sembarang

Komunitas

 Warung Kopi
 Portal komunitas
 Bantuan

Wikipedia

Cetak/ekspor
Peralatan

Bahasa lain

 English
 Basa Jawa
 Bahasa Melayu

 Halaman ini terakhir diubah pada 09.31, 11 Desember 2012.


 Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan
mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.

Anda mungkin juga menyukai