KEHIDUPAN MASYARAKAT
INDONESIA SEJAK MASA
KEMERDEKAAN HINGGA
REFORMASI
1
rancangan dasar negara adalah Muhammad yamin, Ki Bagus Hadikusumo,
Soepomo, dan Soekarno.
Untuk menampung saran, kritik, dan konsepsi terkait usulan rancangan
dasar negara Indonesia Radjiman Wedjodiningrat membentuk panita Sembilan
yang diketuai Soekarno. Tugas panitia Sembilan selesai tangga 22 Juni 1945
setelah rumusan dasar negara berhasil disepakati. Hasil rumusan dasar negara
dari panita Sembilan oleh Muhammad Yamin disebut “ Piagam Jakarta “ atau “
Jakarta Charter“. Rancangan tersebut di terima secara bulat dan sepakat untuk
dimatangkan pada siding kedua BPUPKI pada tanggal 10 Juli 1945.
Untuk mempercepat proses siding, BPUPKI membentuk panitia perancang
undang – undang dasar yang diketuai oleh Soekarno dengan delapan belas
anggota. Dalam siding pada 11 Juli 1945 panitia perancang undang – undang
dasar menyepakati preambule atau pembukaan undang – undang dasar diambil
dari Piagam Jakarta. Radjiman Wedjodiningrat menutup siding kedua BPUPKI
pada tanggal 16 Juli 1945. Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan
oleh pemerintah Jepang.
b. Peristiwa Rengasdengklok
2
2. Dukungan Terhadap Kemerdekaan Indonesia
Setelah pembacaan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan
Mohammad Hatta, berita tersebut langsung menyebar ke seluruh Indonesia dan dunia.
Dukungan rakyat Indonesia terhadap proklamasi kemerdekaan mengalir dari berbagai
daerah, salah satu bentuk dukungan tersebut dilakukan melalui pelaksanaan rapat Ikada
pada 19 September 1945. Acara ini diadakan oleh para pemuda dan mahasiswa yang
tergabung dalam Committee van Active yang dilaksanakan di lapangan Ikada. Tujuan
rapat raksasa ini adalah memperingati satu bulan proklamasi kemerdekaan dan
memberikan dukungan terhadap Pemerintah Republik Indonesia yang baru berdiri.
Salah satu unsur terbentuknya sebuah negara adalah pemerintah yang berdaulat.
Setelah Soekarno dan Mohammad Hatta memprokalmasikan kemerdekaan, para tokoh
bangsa segera mengadakan rapat untuk membentuk struktur pemerintahan. Melalui
siding PPKI para tokoh bangsa Menyusun struktur pemerintahan. PPKI mengadakan
tiga kali siding, yaitu tanggal 18, 19, dan 22 Agustus 1945. Ketiga sidang tersebut
menghasilkan keputusan berikut :
a) Pengesahan UUd 1945
Sidang pertama PPKI pada 18 Agustus 1945 menetapkan UUD 1945 sebagai
undang – undang dasar negara Indonesia. Rancangan UUD 1945 telah
dibahas dalam sidang BPUPKI pada 10 – 16 Juli 1945. Dengan pengesahan
UUD 1945, Indonesia telah memiliki landasan konstitusional untuk
menjalankan pemerintahan.
b) Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
Sidang pertama PPKI membahas pemilihan presiden dan wakil presiden.
Salah satu anggota PPKI Bernama Otto mengusulkan pemilihan presiden dan
wakil presiden dilakukan secara aklamasi. Otto mengajukan Soekarno dan
Mohammad Hatta sebagai calon presiden dan wakil presiden. Semua anggota
PPKI menerima usulan tersebut. Sehingga Soekarno dan Mohammad Hatta
ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden.
c) Pembentukan Pemerintahan Daerah
Sidang PPKI 19 Agustus 1945 membagi wilayah Indonesia menjadi 8
Provinsi yang dikepalai oleh seorang gubenur. Provinsi tersebut adalah
Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil.
d) Pembentukan Departemen / Kementerian
Sidang kedua PPKI membahas pembentukan kementerian. Kedua belas
departemen / kementerian yang dibentuk dalam sidang tersebut adalah
Departemen Dalam Negeri, Departemen Luar Negeri, Departemen
Kehakiman, departemen Keuangan, Departemen Kemakmuran, Departemen
Kesehatan, Departemen Pengajaran, Departemen Sosial, Departemen
Pertahanan, Departemen Penerangan, Departemen Perhubungan, dan
Departemen Pekerjaan Umum.
e) Pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat ( KNIP )
Pada 22 Agustus 1945 pada sidang ke tiga PPKI salah satunya mengahsilkan
Pembentukann Komite Nasional Indonesia Pusat ( KNIP ). Pada 29 Agustus
1945 anggota KNIP dilantik. Pelantikan KNIP dilaksanakan di Gedung
Kesenian, Jakarta. KNIP diketuai oleh Kasman Singodimedjo dan Suwirjo
sebagai sekretaris. Selain di Jakarta pembentukan Komite Nasional di
3
lakukan di setiap Provinsi dengan sebutan Komite Nasional Indonesia Daerah
( KNID ). Tugas KNID adalah membantu tugas pemerintah daerah.
f) Pembentukan Badan Keamanan Rakyat ( BKR )
Pada tanggal 23 Agustus 1945 presiden Soekarno mengesahkan pembentukan
Badan Keamanan Rakyat ( BKR ). BKR bertujuan memelihara keselamatan
dan keamanan masyarakat. Pada awal pembentukkannya BKR dipimpin oleh
Kolonel Soedirman. Pada tanggal 5 Oktober 1945 BKR berganti nama
menjadi Tentara Keamanan Rakyat ( TKR ). TKR menjadi cikal bakal Tentara
Nasional Indonesia ( TNI ).
2) Pertempuran Ambarwa
3) Pertempuran Surabaya
4
Terbunuhnya Mallaby menyebabkan kemarahan Sekutu. Kemudian, Letnal
Jendral Christison, selaku panglima Sekutu di Indonesia, meminta kepada rakyat
Surabaya menyerahkan senjata paling lambat 9 November 1945 pukul 18.00.
Oleh karena ultimatum tidak dihiraukan rakyat Surabaya, pada 10 November
1945 pasukan Sekutu menyerang Surabaya.Pada perkembangannya, pemerintah
menetapkan tanggal 10 November sebagai hari Pahlawan.
Bandung Lautan Api diawali dari kedatangan pasukan Sekutu di Bandung pada
Oktober 1945, selanjutnya pada 21 November 1945 Sekutu mengultimatum
rakyat Bandung agar mengosongkan wilayah Bandung Utara dan menyerahkan
senjata yang mereka miliki. Rakyat tidak menghiraukan sehingga memicu
pertempuran dengan Sekutu. Pada 23 Maret 1946 Sekutu Kembali
mengultimatum rakyat Bandung agar mengosongkan wilayah Bandung Selatan.
Atas inisiatif Kolonel A.H. Nasution, ultimatum tersebut dijawab rakyat
Bandung dengan membumihanguskan Kota Bandung agar sekutu tidak
memanfaatkan infrastruktur di Kota Bandung.
b. Perjuangan Diplomasi
1) Perundingan Linggajati
2) Perundingan Renville
5
Perundingan Renville berlangsung pada 8 Desember 1947. Delegasi Indonesia
dalam perundingan Renville dipimpin oleh Amir Syarifuddin, sedangkan
delegasi Belanda dipimpin Abdulkadir Widjojoatmodjo. Hasil perundingan
antara lai :
Persetujuan gencatan senjata
Ditariknya pasukan TKR yang berada di Kawasan garis demarkasi van
Mook
Pengakuan kedaulatan wilayah Indonesia meliputi Jawa dan Sumatera
Enam pasal tambahan dari KTN yang berisi kedaulatan Indonesia berada
di tangan Belanda sampai masa penyerahan kedaulatan
c. Pengakuan Kedaulatan
a. Kehidupan Ekonomi
7
Permasalahan di bidang ekonomi menyebabkan stabilitas nasional terganggu,
kondisi ekonomi negara terganggu. Sebagai negara yang baru merdeka, Indonesia
tidak mempunyai kas negara. Kondisi ini diperburuk dengan meningkatnya
inflasi dan blockade ekonomi yang dilakukan Belanda. Kondisi yang tidak
menentu pada awal kemerdekaan mendorong pemerintah melakukan beberapa
upaya menstabilkan perekonomian. Pemerintah kemudian mengeluarkan
kebijakan untuk menata perekonomian bangsa antara lain :
Malakukan program pinjaman nasional
Melakukan diplomasi beras dengan India
Mengadakan hubungan dagang langsung dengan negara lain
b. Kehidupan Sosial
c. Kehidupan Pendidikan
d. Kehidupan Budaya
8
Pada tanggal 17 Agustus 1950 bangsa Indonesia resmi Kembali ke bentuk negara
kesatuan. Setelah Kembali ke bentuk negara kesatuan, Indonesia menerapkan sistem
Demokrasi Liberal atau Demokrasi Parlementer.
1. Perkembangan Politik
Setelah Kembali ke bentuk negara kesatuan pada 1950, Indonesia menganut sistem
pemerintahan parlementer. Selain itu, Konstitusi RIS diganti dengan Undang – Undang
Dasar Sementara 1950 ( UUDS 1950 ). Ciri – ciri perkembangan politik pada masa
Demokrasi Liberal sebagai berikut :
a. Sistem Pemerintahan
d. Deklarasi Djuanda
10
meratanya pembagian dana pembangunan daerah. Pemberontakan ini dapat
diatasi melalui operasi militer yang dipimpin Kolonel A.E. Kaliwarang.
b. Kehidupan Sosial
c. Kehidupan Pendidikan
Kondisi Pendidikan pada masa Demokrasi Liberal tidak beda jauh dari
masa sebelumnya. Menteri Pendidikan Abu Hanifah, Menyusun konsepsi
Pendidikan yang menitikberatkan pada spesialisasi. Garis besar dari konsepsi
Pendidikan tersebut mencankup Pendidikan umum dan Pendidikan teknik dengan
perbandingan 3 : 1, artinya, setiap ada tiga sekolah umum, dibuka satu sekolah
teknik. Sekolah teknik diperuntukkan siswa tamatan sekolah dasar. Sekolah
teknik, juga memiliki sekolah teknik lanjutan, yaitu sekolah teknik menengah dan
sekolah teknik atas.
d. Kehidupan Budaya
12
1.Perkembangan Politik
Pembacaan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 menandai berlakunya sistem Demokrasi
Terpimpin. Dinamika politik bangsa Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin sebagai
berikut :
Presiden Soekarno pada 5 Juli 1959 membacakan Dekret Presiden yang isinya
sebagai berikut :
1) Pembubaran Konstituante
2) Pemberlakuan Kembali Undang – Undang Dasar 1945
3) Tidak berlakunya UUDS 1950
4) Pembentukkan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara ( MPRS ) dan
Dewan Pertimbangan Agung Sementara ( DPAS )
Pada 1 Oktober 1965 dini hari, sekelompok tantara pro-PKI di bawah pimpinan
Letkol Untung Sutopo menculik dan membunuh sejumlah petinggi TNI-AD yang
dianggap anggota “ Dewan Jenderal” di Jakarta dan Yogyakarta. Perwira Angkatan
Darat menjadi korban G 30 S/PKI di Jakarta yaitu :
Letjen Ahmad Yani
Mayjen R. Soeprapto
Mayjen M.T. Harjono
Mayjen S. Parman
Brigjen D.I. Pandjaitan
Brigjen Soetojo Siswomihardjo
Lettu Pierre Andreas Tendean
Inspektur polisi Bernama Karel Satsuit Tubun
Putri bungsu Jenderal A.H. Nasution Bernama Ade Irma Suryani
Para perwira militer yang diculik dibawa ke Lubang Buaya dan dimasukkan ke
sebuah sumur tua. PKI tidak hanya bergerak di Jakarta, di Yogyakarta PKI juga
melakukan penculikan dan pembunuhan, korbannya adalah Kolonel Katamso dan
Letkol Sugiono Mangunwiyoto.
Setelah aksi penculikan dan pembunuhan petinggi TNI-AD, Letkol untung
Sutopo mengumumkan terbentuknya Dewan Revolusi yang akan memegang
pemerintahan hingga diadakan pemilihan umum. Tidak lama kemudian sejumlah
perwira TNI-AD yang antikomunis melancarkan serangan balik yang dipimpin oleh
Panglima Kostrad Mayjen Soeharto dan Komandan RPKAD Kolonel Sarwo Edhie
15
Wibowo. Dalam beberapa hari, pasukan Kostrad dan PPKAD berhasil mendesak
kekuatan PKI.
a) Kehidupan Ekonomi
b) Kehidupan Sosial
c) Kehidupan Pendidikan
d) Kehidupan Kebudayaan
16
Kondisi kesastraan yang semarak mengalami perubahan Ketika memasuki
masa Demokrasi Terpimpin. Pada masa Demokrasi Terpimpin presiden Soekarno
mulai membatasi kebebasan berkreasi dalam bidang budaya. Kebijakan ini
ditetapkan atas dasar program nation and character building sebagai uapay
pencarian jati diri bangsa. Selain itu, kepentingan politik pada masa Demokrasi
Terpimpin terlalu jauh mencampuri bidang kebudayaan, baik kesenian ataupun
kesastraan.
Pada masa Demokrasi Terpimpin organisasi kesenian atau kebudayaan
terikat dengan pihak-pihak politik, salah satunya Lembaga Kebudayaan Rakyat
( Lekra ). Organisasi ini dengan tegas menyatakan diri sebagai organisasi
kebudayaan yang mendukung Partai Komunis Indonesia ( PKI ). Menanggapi ini
budaya Indonesia yang mulai condong kea rah komunis, tiga belas seniman
antara lain H.B. Jassin, Wiratmo Sukito, dan Trisno Sumardjo mengumumkan
pembentukan Manifes Kebudayaan. Manifes Kebudayaan dibentuk sebagai
respons atas kegiatan yang dilakukan Lekra.
a. Pengukuhan Supersemar
Kondisi politik dan ekonomi yang kacau pada 1966 mendorong MPRS
meminta pertanggungjawaban Presiden Soekarno. Pada Juni 1965 Presiden
Soekarno menyampaikan pidato pertanggungjawabannya dalam sidang umum
MPRS. Pidato tersebut dikenal sebagai pidato Nawaksara. Pidato
pertanggungjawaban Presiden Soekarno ditolak MPRS melalui ketetapan Nomor
V/MPRS/1966, MPRS meminta Presiden Soekarno melengkapi Nawaksara.
18
Pada 10 Januari 1967 Presiden Soekarno menyampaikan pidato
pertanggungjawabannya dihadapan MPRS dan DPR-GR. Pidato tersebut dituangkan
dalam Surat Presiden RI Nomor 1/Pres/1967 dan diberi nama “ Pelengkap
Nawaksara”. Pidato tersebut ditolak Kembali oleh MPRS melalui Keputusan
Pimpinan MPRS Nomor 13/B/1967.
2. Perkembangan Politik
Masa Orde Baru kurang lebih berlangsung 32 tahun ( 1966 – 1998 ). Selama periode
tersebut terjadi berbagai dinamika dalam kehidupan politik bangsa Indonesia. Dinamika
politik pada masa Orde Baru ditandai dengan berbagai kondisi berikut :
Stabilitas politik merupakan kondisi yang ingin dicapai pada masa Orde Baru
guna mendukung pembangunan nasional. Berbagai upaya pemerintah Orde Baru
untuk mencapai stabilitas politik sebagai berikut :
3) Pembentukan ASEAN
d. Pelaksanaan Pemilu
Pelaksanaan pemilu Masa Orde Baru sebanyak enam kali. Pemilu masa Orde
Baru terselenggara pada periode 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Sejak
pemilu 1977 pemerintah Orde Baru menerapkan kebijakan penyederhanaan
partai.Pemilu pada masa Orde Baru selalu dimenangkan oleh Golkar.
3. Perkembangan Ekonomi
Salah satu kondisi yang melatarbelakangi lahirnya Orde Baru adalah krisis ekonomi,
kondisi ini mendorong Presiden Soeharto membenahi kondisi ekonomi yang terpuruk.
Pada awal Orde Baru inflasi Indonesia sangat tinggi mencapai 65 % per tahun. Langkah
pertama yang diambil Presiden Soeharto adalah mengendalikan inflasi dari 65%
menjadi di bawah 15% setahun. Pemerintah Orde Baru menerapkan kebijakan sebagai
berikut :
Pada periode awal Orde Baru hamper semua aturan dan kebijakan ekonomi
dirancang oleh lembaga-lembaga ekonomi internasional, seperti IMF, Bank Dunia,
IGGI, dan konsultan asing. Kondisi ini menyebabkan modal asing mengalir deras ke
Indonesia dan banyak perusahan asing yang didirikan di Indonesia. Investor baru
bermunculan di berbagai bidang usaha. Perekonomian Indonesia tercatat mengalami
pertumbuhan hingga 7% per tahun. Kondisi ini merupakan prestasi besar bagi Orde
Baru mengingat sebelumnya perekonomian Indonesia nyaris bangkrut.
a. Sosial Ekonomi
22
Pemerintah Orde Baru berhasil menciptakan stabilitas politik dan menciptakan rasa
aman bagi masyarakat. Keadaan perekonomian Indonesia mengalami
perkembangan signifikan. Kondisi ini mendorong peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Peningkatan kesejahteraan pada masa ini terlihat dari penurunan angka
kemiskinan, penurunan angka kematian bayi, dan peningkatan partisipasi
Pendidikan dasar. Pemerintah Orde Baru menerapkan beberapa kebijakan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia melalui :
1. Transmigrasi
2. Keluarga Berencana ( KB )
b. Pendidikan
c. Budaya
23
Pada masa Orde Baru muncul istilah Angkatan ‘’66 dalam dunia kesastraan
Indonesia. Kelahiran Angkatan ‘’66 diawali adanya kemelut dalam segala bidang
kehidupan akibat peristiwa G 30 S/PKI. Penamaan Angkatan ‘’66 pertama kali
dilakukan oleh H.B. Jassin dalam artikelnya “ Angkatan ‘6 ; Bangkitnya Satu
Generasi” yang dimuat dalam majalah Horison, Nomor 2, Tahun I, Agustus 1966
pimpinan Mochtar Lubis. Sastrawan periode ini memiliki cita-cita memurnikan
Kembali Pancasila. Semangat pembaruan sangat menonjol pada Angkatan ini.
Aksi mahasiswa menuntut presiden Soeharto mundur dari kursi kepresidenan terjadi
di berbagai daerah. Para mahasiswa berdemonstrasi di berbagai kampus di Jakarta dan
gedung DPR/MPR, Jakarta. Puncak demonstrasi mahasiswa terjadi pada 19-21 Mei 1998
di depan gedung DPR/MPR. Demontrasi berakhir sampai muncul pernyataan
pengunduran diri presiden Soeharto dari jabatannya pada 21 Mei 1998.
2. Perkembangan Politik
Dalam periode Reformasi terjadi banyak peristiwa penting di Indonesia. Berbagai
peristiwa tersebut menandai perkembangan politik di Indonesia. Adapun peristiwa
tersebut sebagai berikut :
Pada masa orde Reformasi konsep dwifungsi ABRI dihapuskan dengan cara
membubarkan fraksi ABRI dalam DPR. Pada masa pemerintahan presiden
Abdurrahman Wahid, polisi dipisahkan dari militer sehingga ABRI tidak lagi menjadi
entitas tunggal. Pemisahan dilakukan agar kepolisian fokus sebagai pelayan
masyarakat dalam bidang keamanan. Pemisahan bertujuan melakukan reformasi TNI
sebagai penjaga pertahanan sehingga secara bertahap tidak terilibat dalam kegiatan
politik. Pada 5 Mei 1999 Polri memisahkan diri dari ABRI menjadi Kepolisian
Negara Republik Indonesia. Sementara, ABRI berubah menjadi Tentara Nasional
Indonesia ( TNI ).
c. Penyelenggaraan Pemilu
Pemilu pertama pada masa reformasi pada tahun 1999. Pada pemilu 1999 suara
terbanyak diraih oleh partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ). Dalam sidang
umum MPR pada 20 Oktober 1999, K.H. Abdurrahman Wahid terpilih sebagai
presiden Republik Indonesia dan Megawati Soekarnoputri sebagai wakil presiden.
Pada 2004 Indonesia menyelenggarakan pemilu pertama untuk memilih presiden
dan wakil presiden secara langsung. Pemilu 2004 dibagi menjadi dua tahap, yaitu
pemilu legeslatif ( 5 April 2004 ) dan pemilu presiden ( 5 Juli 2004 ). Pemilu
presiden pada periode ini diadakkan dua putaran karena putaran pertama belum ada
pasangan calon presiden dan wakil presiden yang mendapatkan 50% suara. Pemilu
putaran kedua diadakan pada 20 September 2004. Pasangan Susilo Bambang
Yudhoyono dan Jusuf Kalla berhasil memenangi pemilu presiden ini.
Pada tahun 2009 pemerintah melakukan pemilihan umum. Pemilu tahap pertama
diselenggarakan pada 9 April 2009 untuk memilih anggota DPR, DPD, dan DPRD.
Pemilu diiukuti 38 partai nasional dan 6 partai local khusus Aceh. Pemilu tahap II
diselenggarakan pada 8 Juli 2009 untuk memilih presiden dan wakil presiden.
Pemilihan presiden kali ini hanya dilakukan satu tahap karena pasangan Susilo
Bambang Yudhoyono dan Boediono berhasil memperoleh suara lebih dari 50%.
Pada 9 April 2014 pemerintah menyelenggarakan pemilu untuk memilih
presiden dan wakil presiden. Dalam pemilu 2014, pasangan Joko Widodo dan Jusuf
Kalla dinyatakan sebagai pemenang.
Selanjutnya pada tahun 2019 diselenggarakan pemilu untuk memilih anggota
legeslatif dan presiden serta wakil presiden. Pemilu 2019 diselenggarakan pada 17
April 2019. Pemenang dalam pemilu ini adalah Joko Widodo dengan Ma’ruf Amin.
3. Perkembangan Ekonomi
25
a. Periode Pemerintahan Presiden B.J. Habibie ( 1998-1999)
Pada awal masa jabatannya, presiden Megawati mengatasi masalah utang luar
negeri dengan meminta penundaan pembayaran utang. Selain itu, mengakhiri kerja
sama dengan IMF dan membubarkan Badan Penyehatan Perbankan Nasional /
BPPN. Untuk menekan laju inflasi, presiden Megawati mengeluarkan kebijakan
privatisasi BUMN. Privatisasi merupakan kebijakan menjual sebagian atau seluruh
saham perusahaan negara di tengah periode krisis dengan tujuan melindungi
perusahaan negara dari intervensi kekuatan politik dan melunasi pembayaran utang
luar negeri.
Pada 2002 Indonesia pernah mencapai swasembada beras. Pada saat Indonesia
mengalami surplus dan lebih baik darpada tahun – tahun sebelumnya. Kondisi
perekonomian Indonesia yang baik, tercipta swasembada beras pada masa ini
didukung kebijaka larangan impor beras pada 2003 melalui Instruksi Presiden Nomor
9 Tahun 2002.
a. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial pada masa reformasi terjadi konflik – konflik sosial yang
mengandung unsur suku, ras, agama, dan antargolongan ( SARA ). Konflik ini
27
mengakibatkan disintegrasi sosial sehingga menganggu stabilitas nasional. Beberapa
konflik sosial yang menyita perhatihan antara lain konflik yang terjadi di Ambon,
konflik Poso, konflik Sampit, dan konflik Lampung. Selain konflik sosial,
pemerintah pada masa reformasi diwarnai dengan bertambahnya angka
pengangguran.
Masa reformasi juga ditandai dengan adanya pengakuan terhadap agama
Konghucu dan perayaan Imlek. Pengakuan ini muncul pada periode pemerintahan
Presiden Abdurrahman Wahid dengan mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor
6/2000 dan mencambut Instruksi Presiden Nomor 14/1967 tentang Agama,
Kepercayaan, dan Adat Istiadat Tionghoa.
b. Kehidupan Pendidikan
1) Kurikulum 2004
2) Kurikulum 2006
3) Kurikulum 2013
c. Kehidupan Budaya
Tata pergaulan antarbangsa dan antarbudaya yang makin bebas dan terbuka
( globalisasi ) menjadi faktor pendorong perubahan budaya. Kondisi tersebut
dibuktikan dengan masuknya berbagai budaya asing dalam masyarakat khususnya
28
kalangan remaja. Pemrintah juga mendorong upaya pelestarian budaya Indonesia,
salah satunya dengan mendaftarkan budaya-budaya asli Indonesia ke UNESCO agar
tidak diklaim oleh negara lain.
29