Anda di halaman 1dari 4

DRAMA PERJUANGAN PAHLAWAN

“GUGUR BUNGA”

Pasukan Sekutu masuk ke Indonesia untuk melucuti persenjataan Jepang. Tetapi dibalik itu,
pasukan Sekutu di boncengi pasukan Belanda. Belanda datang ingin menjajah kembali
Indonesia dengan berbagai upaya, pasukan Belanda menolak kemerdekaan Indonesia.
T. Jamu : Jamu...... Jamu.........
Monggo pak wali pak muali pak sekda jamu ne monggo.
Paitan, beras kencur, cabe puyang, kunyit asem, Mongg
Enggeh,Bapak ibu Jamu ne monggo...
Pribumi 1 : Mbak Jamu mbak
Pribumi 2 : Jamu pegel linu ne mbak, awak ku pegel Pegel iki mbak
T. Jamu : Oh baik mbak, sebentar yo saya buatkan....
Budi : Londo.. Londo.. Londo
T. Jamu : Heh le le le, koe iki ngopo toh le, kok Melayu melayu koyok di oyak setan.
Mbrebeki
Wae, koe iki sopo
Budi : Aku Bu.... Dii...
Pribumi 3 : Bapak mu sopo
Budi : Bapak Bu.. Dii..
Pribumi 2 : Ibuk mu sopo
Budi : Ibuk Bu.. Dii...
Pribumi 3 : Lah jeneng jowo mu sopo
Budi : Jeneng jowo ku Buuuuu.... Diiiii.....
T. Jamu : Owalah le le korban iklan koe iki, Jamu pie le?
Budi : walah kok mikir Jamu toh, ngene loh yu.. Tentara londo teko
tabok nyileh tangan Nyewo Sekutu nyerang hotel Yamato
Pribumi 1 : Waduh Yamato.... Pie iki
Pribumi 2 : Wes endang neng Hotel Yamato, Sekutu wes teko neng Hotel Yamato
Merdeka merdeka (bareng bareng)
Pribumi 1 : Ayo penduduk ngumpul..ngumpul
AllahuAkbar.... Merdekaaa....... (Bareng bareng)
K.Kompeni: Pasukan..
Kompeni 1: Siap kapten..
K.Kompeni: Bagaimana keadaan pasukan kita?? Sudah siap apa belum dalam merebut kota
Surabaya
Kompeni 2: Lapor kapten (Hormat) Pasukan sudah siap
K.Kompeni: Lan thes mat? ( Lan des mit)
Kompeni 1: Yes sir sure
K.Kompeni: Bagaimana strategi kita untuk merebut kota surabaya?
Kompeni 1: Pasukan sudah siap kapten,, tinggal nunggu perintah dari kapten
K.Kompeni: Kapten dalaf
Kompeni 2: Siap kapten
K.Kompeni: Sekarang kita berangkat menghadapi Pribumi surabaya
Kompeni 2: Siap kapten
K.Kompeni: Pasukan......... Majuuuu.......
(Para Kompeni pun pergi)
Gubernur : Tiada terasa kemerdekaan telah diraih oleh bangsa ini,
Walaupun sekarang Sekutu sudah datang merongo rongo
Kedaulatan negeri ini.
“ya allah berikanlah hamba mu semangat dan kekuatan
Untuk menghadapi semua ini, perjuangan butuh
Pengorbanan”
As.Gub : Permisi gusti gubernur,, nun sewu
Gubernur : Ada apa?
As.Gub : Ada tamu gusti
Gubernur : Tamu?!! Tamu darimana??
As.Gub : Anu londo.... Tamunya orang Kompeni gusti
Gubernur : Dimana tamunya?? Dimana?? Suruh masukk!!
(asisten gubernur pun pergi dan menyuruh Kompeni masuk)
Kompeni 1: Good morning kapeni
Gubernur : Good morning.. What Haven?
Kompeni 2: Kami minta maaf tuan kapeni
Kompeni 1: Tujuan kami kesini adalah untuk mengantarkan surat dari
Kapten kamii
(Memberikan surat)
Gubernur : surat apa kapten (mengambil dan membaca surat tersebut)
Gubernur : APAAA?????
Kompeni 2: Bagaimana tuan kapeni?
Kompeni 1: Apakah tuan mau bergabung dengan Kompeni??
Gubernur : TIDAKK
Kompeni 2: Baiklah nanti kapeni akan tau akibatnya
(Dua Kompeni itu pun pergii)
Gubernur : Mus rifah..... MUSS RIFAH...
As. Gub : Baik gusti gubernur
Gubernur : Kamu sebarkan kepada seluruh rakyat untuk melawan
Setiap agresi penjajah yang mau menguasai bumi pertiwi
Kita..
As. Gub : Sendi kondawo gusti gubernur
Maka berdirilah Budi Utomo Sarekat IsIam Nadrotul Ulama Muhammadiyah PNI taman
Siswa dan lain lain, dan pada tahun 1928 para pemuda dan pemudi mengikrarkan Sumpah
Pemuda
(Budi Utomo mengikrarkan sumpah pemuda dan di ikutin oleh pemuda dan pemudi
Indonesia)
(Setelah selesai mengikrarkan sumpah pemuda)
Budi Utomo: MERDEKAAA........
Kopral Narto, siapkan senjata.. Nanti ketika lonceng
Berbunyi tepat pukul 1,kita mulai penyerangan
Narto : Siap kapten (lonceng pun berbunyi) Serbuuuuu
(Allahuakbar.... Allahuakbar....)
Budi Utomo: Maju prajurit,, Tembak 3 penjaga di menara dan kuasi Pintu gerbang
Prajurit : Siap kapten
Budi Utomo: Prajurit!! Jemput pasukan dari surabaya, supaya
Menyerang dari kiri dan pasukan belakang lakukan penyerangan
Prajurit : Siap kapten (hormat) merdekaaaaaa
(narto di tembak)
Narto : ah....aku di tembakk
Budi Utomo: Cepat cepat... Bawa kapten, urus lukanya
Narto : Prajurit, suruh komando pegang kartiko, jangan hiraukan Aku, cepat maju
terus
Budi Utomo: Cepat panggil pasukan, kapten kenak tembak
(Datanglah dokter beserta asisten nya, yang dimana dokter tersebut adalah istri dari
pahlawan yang kenak tembak)
Dokter : Masss.. Massss Narto
Tolong bersihkan lukanya dengan ini
As. Dokter : Aduh nona,, pendarahannya cukup banyak nona
Dokter : Aduh pie iki (panikk)
Narto : Sudahlah aku tak perlu di tolong
Dokter : janji mu kan akan selalu jaya dimedan perang, setelah kamu menerima
selendang sutra ku 1 bulan yang lalu, tapi kenapa.. Kenapa kamu tidak tegas menghadapi
penderitaan ini... Negeri ini masih butuhkan muu
Narto : Tenang saja masih banyak pasukan gagah dan berani yang Siap
memperjuangkan jiwa dan raganya... Ini sudah takdir dan pesanku berjuanglah di sampai titik
Darah penghabisan
As. Dok : Nona suti, tubuh kapten kejang kejang nona.... Nonaaa
Narto : Allahuakbar.... Merdeka.....
(Narto pun meninggal)
Satu pahlawan lagi telah gugur, ntah sudah berapa ribu pahlawan sudah gugur, namun
pengorbanan mereka tidak sia sia)

Anda mungkin juga menyukai