KELOMPOK 2
MAR’ATUS SHOLEHA sebagai Aisyah dan Rofah ( Anak Janda dan orang ke 3)
pada suatu hari di sebuah desa Sido Muncul, terdapat seorang janda kaya raya beserta
putrinya. Yang bernama Aminah dan anaknya bernama Aisyah.
Adegan ke 1
(klunting-klunting, suara sendok yang sedang digunakan untuk menyuap nasi), kemudian
Aminah berkata:
Aminah : “ Ndok, kita kan punya tanah deket TPU , gimana kalo kita wakafin aja ndok?”
Aminah: “ (berfikir sejenak), emm TPU itu kan hampir penuh ndok, jadi tanah itu
diwakafkan untuk memperluas TPU itu, dan dapat menjadi amalan jariyah ibu.”
Aisyah: “ aisyah kurang tahu buk, bukannya kalo mewakafkan itu langsung dikasihin ke
orang aja buk?
Aminah: “gini lo ndok, tapi tu ibu pengen yang resmi trus ada sertifikatnya gitu .”
Aisyah:” oh gitu, iya deng buk (teringat pada ketika mata pelajaran perwakafan) ,aisyah baru
inget kalo daftar di wakaf itu ke KUA, coba tanya ke Bu Nani, anaknya kan kerja di KUA bu.
Sapa tau bisa di kasih solusi.”
Adegan ke 2
Nani:” Kreeeekkk (suara pintu di buka), waalaikumussalam, eh bu Aminah ada apa ya buk?
Silahkan duduk buk.”
Aminah:” Gini bu saya mau tanya tentang wakaf , apa bener kalo daftar wakaf itu di KUA ,
bukannya kalo KUA itu cuma ngurus tentang nikah ?”
Nani: Tidak Bu, KUA juga bisa mengurus surat menyurat tentang Wakaf kok buk,?
Nani:” Nanti kalau mau lebih jelas tak panggilkan anak Saya dulu, agar di beri arahan tentang
wakaf, kebetulan anak Saya kerja di KUA.”
setelah menunggu beberapa detik, tak lama kemdian nina datang bersama Bu Nani dari ruang
tengah menuju ruang tamu menemui Bu Aminah.
Nina:” eh Bu Aminah (sembari bersalaman dengan Bu Aminah)
Nina:” hehe iya bu (tersipu malu) , ada keperluan apa ya buk, kok nyariin saya?”
Aminah:” Jadi gini Mb Nina, saya ingin mewakafkan tanah yang deket TPU , tapi bingung
bagaimana proses dansyaratnya.”
Nina:” oh jadi gini bu, kalo ibu mau daftar wakaf, ibu bisa didaftarkan ke KUA (Kantor
Urusan Agama) daerah sini sini aja buk. (daerah sekitar rumah Bu Aminah), dan
persyaratannya:
Pertama - orang mewakafkan hartanya (wakif) , yang dimaksud ini yaitu Ibu Aminah sendiri
yang akan mewakfkan harta.
Kedua- harta yang diwakafkan (mauquf bih), jadi harta apa yang akan Ibu wakafkan
misalnya tanah, al-qur’an atau Benda lainnya.
Ketiga –tujuan wakaf (mauquf alaih), jadi tujuan Ibu mewakfkan itu untuk apa?
Keempat, -ikrar wakaf (sighat wakaf), jadi ini ikrar itu lebih keakad nya buk.
Jadi, setelah rukun itu terpenuhi, ada beberapa syarat yang harus terpenuhi, seperti:
2. Ibu sudah mempertimbangkan baik dan buruknya sebelum Ibu mewakafkan tanah Ibu.
3. Tanah itu benar-benar milik Ibu, yaitu dengan adanya sertifikat tanah Bu.”
Di sela si Nina menjelaskan syarat tentang cara mewakafkan tanah, tiba-tiba Ibu
menyuguhkan air minum, dan makanan ringan.
Nani:” Silahkan minum dulu Bu Aminah, biar hilang dahaganya, hehe” (sembari
menyuguhkan air)
LalubuNanilangsungpergimeninggalkanruangtamumenujukedapur.Dan buAminahmemenum
air yang disuguhkan.
Nina:” emangadaapadirumahpakSetiawanbu?
Nina:” iyabuaminah”
Bu Aminahlangsungberdiridan di tuntunmenujupintukeluar.
Aminah:”Assalamu’alaikum”
Nina:” Wa’laikumussalambu”
Adeganke 3
Setelahpulangdarirumah Bu Nani,
buAminahmampirkerumahpakSetiawanuntukmemberitahukanbahwaiaakanmewakafkantanA
hnyakepadabeliau.Setibanyadi depanrumahpak,
danternyatapaksetiawansedangduduksantaisembariistirahatpulangdarikebun.
Aminah: “ iyapak”
Aminah: “ yasudahsayataklangsungpulangpak.KeburusiAisyahpulangsekolah”
Aminah:” Assalamu’alaikum “
Adeganke 4
Rofah :” oh , ada bu, sebentar saya panggilkan. (namun sebelum rofah melangkah, ternyata
Nina lewat) itu beliau bu, (sambil menunjuk Nina), bu Nina ada yang mencari ibu”
Nina: (berhenti dari langkahnya , dan posisi bu Aminah terlihat oleh Nina), iya, eh Aminah,
mari langsung keruangan saya, (sambil menuju rombongan bu Aminah, Nina berbicara
dengan rofah) ini ibu yang akan mewakafkan tanah yang saya ceritakan tadi lo fah.”
Nina: (setelah mengecek), “ oke, setelah ini ibu Aminah bisa mengisi formulir ini terlebih
dahulu, dan Pak setiawan juga mengisi formulir ini. (menyodorkan berkas kepada keduanya)
Aminah: “ sudah mb”
Tak lama kemudian pak setiawan juga selesai mengisi formulir yang diberikan nina.
Nina: “ sebentar ya bu, saya input data terlebih dahulu ke komputer “ (setelah beberapa
menit), mari Buk, pak kita keruangan Bu Laras, selaku Ketua KUA untuk menandatangi
surat perwakafan ini”
Lalu nina berserta rombongan Bu Aminah masuk, menyerahkan berkas kepada Bu Laras dan
nina mepersiapkan tempat duduk.
Aminah: “ saya wakafkan tanah saya ke pada Bp Setiawan, agar dapat dimanfaatkan Sebagai
TPU (Melebarkan TPU)”
Setelah ikrar di ucapkan dan disaksikan oleh Bp Andi, dan Bp Budi, kemudian Bu Laras
menandatangani, surat wakaf tersebut. Setelah ditandatangani suasana tegang saat akad,
pecah dan dilanjutkan dengan obrolan kosong namun bermanfaat.
Laras: “ Alhamdulillah, tanah ini sudah di wakafkan kepada pak Setiawan, jadi Pak Setiwan
harus bisa mengelola wakaf ini dengan baik ya pak?” (tanya Bu Laras kepada pak Setaiwan)
Pk. Setaiwan :” alahdulillah bu, jadi ini bisa langsung dimanfaatkan sebagai TPU mulai
kapan ya Bu?”
Laras:” Detik ini juga sudah bisa pak, karna sudah sah menjadi tanah wakaf atas nama bap,
sehingga Bp harus memiliki stategi dalam pengelolaan wakaf yang benar, supaya tanah itu
bisa bermanfaat bagi masyarakat / umat.”
Pk. Setiawan: “ Owalah , iya bu. Tapi strategi pengelolaan wakaf itu bagaimana ya bu?”
Laras : “ jadi gini lo pak, strategi pengelolaan wakaf terdapat 3 cara, yaitu pengelolaan wakaf
tradisional. Pengelolaan wakaf semi profesional, dan pengelolaan wakaf tradisional.
1. Pengelolaan wakaf tradisional , ini pengelolaan wakaf pas masih zamannya rosulullah
pak, dimana dulu itu, wakaf masih belum ada laternatif seperti ini yang harus di
sertifikasi, dan wakaf ini dikategorikan untuk ibadah mahdoh, untuk kepentingan
pembangunan seperti musola, masjid, TPU, yayasan, dan pesantren saja. Pengelolaan
wakaf tradisional ini belum mengenal wakaf untuk kepentingan sosial lainnya,dan
dulu tu pak wakaf masih sebatas wakaf tanah.
2. Wakaf semi prfesional ini, pengelolaan wakafnya sudah mulai ada perkembangan ,
yaitu pembangunan wakaf tidah hanya sebatas mushola, yayasan atau kuburan saja
pak, tapi sudah ada kemajuan yakni wakaf tanah untuk pembangunan puskesmas,
sekolah, dll,
3. Kalo yang ketiga ini pak, pengelolaan wakaf profesional ini, masuknya sudah mulai
diberdayakannya wakaf produktif, jadi wakaf sudah berkembang tidak hanya wakaf
tanah tapi sudah berkembang dengan adanya wakaf uang , wakaf kendaraan, wakaf
surat berharga dll”
Pk. Setiawan: “ oh jadi stategi yang saya gunakan ini masih pengelolaan wakaf tradisional ya
bu?”
Laras: “ iya pak, yakni wakaf tanah yang dimanfaatkan untuk TPU, tetapi ini juga sangat
bermanfaat untuk kedepannya dan dapat bermanfaat untuk masyarakat luas lainnya. Tidak
hanya itu wakaf ini juga bisa menjadi amalan bagi bu Aminah, dan bp. Setiawan selaku
pengelola tanah tersebut dengan sebaik mungkin.”
Setelah di rasa cukup obrolan ini, dan dapat dipahami oleh semua orang yang berada didalam
ruangan Bu Laras . kemudian rombongan Bu Aminah Pamit pulang.
Aminah : “ Sepertinya sudah cukup banyak tambahan wawasan kami bu, Kami tak pamit
pulang?”
Laras: “ oh ya bu Aminah, Silahkan dan ini bisa bawa berkasnya sekaligus”
Aminah: “ oh iya bu, (menerima berkas dan langsung bersalaman), terimakasih Bu Laras”
Kemudian Rombongn Bu Aminah meninggalakan ruangan dan dituntun oleh Nina. 5 langkah
dari ruangan
Nina: “ iya bu sama-sama, saya yang bersyukur bu, karna biasanya orang melakukan wakaf
tanpa ada sertifikat (Undang-undang yang mengikat) sehingga ini bisa manjadi kendala kami
bila tanah wakaf tidak langsung di sertifikasi. Maka akan mempersulit proses pendataan
jumlah tanah wakaf didesa ini, dan bila tanah wakaf ini disalahgunakan akan mempersulit
penyelesaian sengketa, karna tidak jelas atas nama siapa wakif dan nazirnya.”
Nina: “ iya bu, dan semoga prospek wakaf untuk memberdayakan umat bisa terlaksana. Dan
itupun tergantung pengelolaan dari pak Setiawan yang baik atau tidaknya. Tapi ya semoga di
kekola dengan baik tanah wakaf ini oleh Bp . Setiawan ya bu.”
Aminah: “ Aamiin Ya robbal Alamin, ya sudah ibu tak langsung pulang ya mb”
Akhirnya rombongan Bu Aminah pulang bersama-sama, dan akhirnya prospek, kendala serta
strategi dalam wakaf ini sudah terselesaikan.
TAMAT....