Anda di halaman 1dari 2

Ceramah Menyantuni Anak Yatim Piatu

Assalamu’alaikum wr.wb.

Alhamdulilahi rabbil ‘alamin, Was sholatu wassalamu ‘ala, Asyrofil ambiyaa iwal
mursalin, Sayyidina wa maulana Muhammadin, Wa ‘alaa ‘alihi wa shohbihi
ajmain. Ama ba’du.

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah memberikan
kepada kita semua nikmat sehat serta nikmat iman sehingga kita dapat
berkumpul di tempat yang insya Allah mulia ini.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita NAbi Agung
Muhamamd SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman
ilmiah yang terang benderang seperti sekarang ini. Juga kepada keluarganya,
sahabatnya, serta para pengikutnya dan sampailah kepada kita selaku umatnya.
Aamiin.

Hadirin yang dirahmati Allah

Sering kali kita mendengar yatim dalam kehidupan kita. Yatim adalah
seseorang yang tidak mempunyai ayah, karena meninggal dunia ataupun hal
lainnya. Anak yatim bukanlah seseorang yang berbeda dari kita semua. Ia
mempunyai hati nurani, mengharapkan kasih sayang serta membutuhkan
sesama. Maka dari itu, sudah seharusnya bagi kita untuk selalu menyayangi
anak yatim, karena bagaimanpun, mereka adalah saudara kita yang harus kita
kasihi. Ketahuilah wahai teman-temanku sesungguhnya Rasulullah Saw sangat
mencintai anak yatim. Rasulullah pernah melihat seorang anak menangis di tepi
jalan pada saat hari raya, dima semua orang bergembira. Anak itu menangis
karena telah pergi kedua orangtuanya dan Rasululah pun merasa iba, lalu rasul
berkata “Wahai anakku, mulai sekarang Aku Muhammad adalah Ayahmu”.

Teman-temanku yang dimuliakan Allah

Betapa mulia anak yatim itu, sampai Rasulullah berkata seperti itu.
Bahakan Allah berfirman :

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara


zalim, Sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya (Q.S. an Nisa,10)
Itulah ancaman dari Allah bagi orang-orang yang memakan harta anak
yatim dengan keji, mereka akan diberi makan api neraka dan akan disiksa di
dalamnya. Na’udzubillah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kita untuk berbuat baik dan
menyantuni anak yatim, Allah berfirman:

‫ى ِإذَا َبلَغُواْ النِ َكا َح فَإ ِ ْن آنَ ْستُم ِم ْن ُه ْم ُر ْشدا ً فَا ْدفَعُواْ ِإلَ ْي ِه ْم‬ َ َّ ‫َوا ْبتَلُواْ ْال َيتَا َمى َحت‬
‫ف َو َمن‬ َ َ‫أ َ ْم َوالَ ُه ْم َوالَ تَأ ْ ُكلُوهَا إِ ْس َرافا ً َو ِبدَارا ً أَن َي ْك َب ُرواْ َو َمن َكان‬
ْ ‫غ ِنيا ً فَ ْليَ ْست َ ْع ِف‬
ِ ‫َكانَ فَ ِقيرا ً فَ ْليَأ ْ ُك ْل بِ ْال َم ْع ُر‬
ِ‫وف فَإِذَا دَفَ ْعت ُ ْم إِلَ ْي ِه ْم أ َ ْم َوالَ ُه ْم فَأ َ ْش ِهدُواْ َعلَ ْي ِه ْم َو َكفَى بِالل‬
ً ‫َحسِيبا‬
“Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian
jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka
serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. Dan janganlah kamu makan harta
anak yatim lebih dari batas kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-gesa
(membelanjakannya) sebelum mereka dewasa. Barang siapa (di antara
pemelihara itu) mampu, maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta
anak yatim itu) dan barangsiapa yang miskin, maka bolehlah ia makan harta itu
menurut yang patut. Kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada
mereka, maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi (tentang penyerahan itu) bagi
mereka. Dan cukuplah Allah sebagai Pengawas (atas persaksian itu).” (QS An-
Nisa [4]: 6)

Saudara-saudaraku kaum muslimin Rahimakumullah…

Demikian ceramah agama yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini,
semoga dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat kita aplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Lebih dan kurangnya mohon dimaafkan, yang benar
datangnya dari Allah SWT Yang Maha Benar, dan yang salah, khilaf, atau keliru
itu datangnya dari saya pribadi sebagai manusia biasa yang tidak pernah luput
dari salah, khilaf dan dosa.

Akhirul kalam,
Subhaanaka Allaahumma wabihamdika asyhadu an laa-ilaaha illaa Anta
astaghfiruka wa-atuubu ilaik.

Wallahul muwaffiq ila qwa mitha arya,,,

Wassalamu alaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai