Anda di halaman 1dari 1

Dakwah Tentang Penyesalan Hidup

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt.
Atas sifat-Nya Yang Maha Pengasih lagi Penyayang. Semua dapat berkumpul pada kesempatan
ini. Tidak lupa shalawat serta salam, tercurahkan pada junjungan alam, Nabiyullah Muhammad
saw. kepada keluarganya, sahabat serta seluruh umatnya hingga akhir zaman. Semoga kita
senantiasa istiqomah memegang teguh sunnahnya dan menjalankan segala yang Allah
perintahkan. Pada kesempatan hari ini saya akan membawakan dakwah tentang Penyesalan
Hidup
Para muslimah yang shalihah, Ada ungkapan, bahwa penyesalan datang terlambat. Penyesalan datang
belakangan. Ungkapan tersebut bukanlah basa basi. Akan tetapi, adalah sesuatu yang memang benar
adanya.

Sebagai seorang muslim, sudah selayaknya kita meresapi ungkapan tersebut sebagai pengingat dari apa
yang akan terjadi di akhir kehidupan kita. Jangan sampai pada akhir kehidupan, kita menyesal. Lantas, Apa
tu akhir dari kehidupan? Itulah kematian yang menjadi jalan menuju kehidupan baru di akhirat. Kehidupan
yang akan menempatkan manusia dalam dua pilihan. Surga yang penuh kenikmatan dan neraka yang
penuh dengan siksaan.

Dalam al-Qur,an, Allah SWT. Mengisahkan bahwa akan banyak orang yang menyesal Ketika kehidupan
duniannya sudah berakhir. Sayangnya, penyesalan mereka Ketika susudah mati tak berguna lagi. Hal ini
sebagaimana yang disampaikan oleh Allah SWT. : “Dan mereka (penghuni neraka) berteriak-teriak di
dalam neraka sembari berkata, keluarkan kami dari neraka ini agar kami beramal selain amal-amal
(kejelekan) yang sudah kami kerjakan” (TQS; Fatir:37)

Sayangnya, penyesalan dan teriakan mereka sudah tak ada artinya. Mereka sudah terlambat. Waktu untuk
beramal hanyalah Ketika hidup di dunia. Dari sini mestinya kita juga belajar, bahwa kita mesti bersegera
untuk melakukan amal soleh. Jangan menunggu mati dan sampai hari pembalasan, barulah kita menyesal
dan menyadarinya.

Oleh sebab itu, tanyakan pada diri kita sendiri, sudah siapkah kita menghadapi kematian? Sudah cukupkah
bekal yang kita miliki selama ini? Pantaskah kita untuk bertemu Rabb kita? Layakkah kita untuk
ditempatkan di dalam surga beserta kemewahan di dalamnya?

Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang beriman yang senantiasa mempersiapkan bekal untuk
kehidupan di akhirat sehingga kita bisa mati dengan husnul khatimah. Mati dengan rida dari Allah Swt.
Sebagaimana bunyi ayat 27-30 dalam surah Al-Fajr, “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu
dengan hati yang puas lagi diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke
dalam surga-Ku,”

Demikian ceramah ini saya sampaikan. Mohon maaf bila ada salah kata, akhir kata saya sampaikan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Anda mungkin juga menyukai