Anda di halaman 1dari 4

Ajaran Pokok Yang Di Bawa Seluruh Rasul Allah

Pokok Ajaran Islam

Sebagaimana yang telah diketahui bahwa ajaran Islam ini adalah ajaran yang paling sempurna,
karena memang semuanya ada dalam Islam, mulai dari urusan buang air besar sampai urusan
negara, Islam telah memberikan petunjuk di dalamnya. Alloh berfirman, “Pada hari ini telah
Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah
Ku-ridhai Islam menjadi agama bagimu.” (Al-Maidah: 3)

Salman Al-Farisi berkata,“Telah berkata kepada kami orang-orang musyrikin, ‘Sesungguhnya


Nabi kamu telah mengajarkan kepada kamu segala sesuatu sampai buang air besar!’ Jawab
Salman, ‘benar!” (Hadits Shohih riwayat Muslim). Semua ini menunjukkan sempurnanya agama
Islam dan luasnya petunjuk yang tercakup di dalamnya, yang tidaklah seseorang itu butuh
kepada petunjuk selainnya, baik itu teori demokrasi, filsafat atau lainnya; ataupun ucapan Plato,
Aristoteles atau siapa pun juga.

Meskipun begitu luasnya petunjuk Islam, pada dasarnya pokok ajarannya hanyalah kembali
pada tiga hal yaitu tauhid, taat dan baro’ah/berlepas diri. Inilah inti ajaran para Nabi dan
Rosul yang diutus oleh Alloh kepada ummat manusia. Maka barangsiapa yang tidak
melaksanakan ketiga hal ini pada hakikatnya dia bukanlah pengikut dakwah para Nabi.

Tauhid merupakan inti dan dasar dari seluruh tata nilai dan norma Islam, sehingga oleh
karenanya Islam dikenal sebagai agama tauhid yaitu agama yang mengesakan Tuhan. Bahkan
gerakan-gerakan pemurnian Islam terkenal dengan nama gerakan muwahhidin ( yang
memperjuangkan tauhid ). Dalam perkembangan sejarah kaum muslimin, tauhid itu telah
berkembang menjadi nama salah satu cabang ilmu Islam, yaitu ilmu Tauhid yakni ilmu yang
mempelajari dan membahas masalah-masalah yang berhubungan dengan keimanan terutama
yang menyangkut masalah ke-Maha Esa-an Allah.

1. Berserah Diri Kepada Alloh Dengan Merealisasikan Tauhid

Yaitu kerendahan diri dan tunduk kepada Alloh dengan tauhid, yakni mengesakan Alloh dalam
setiap peribadahan kita. Tidak boleh menujukan satu saja dari jenis ibadah kita kepada selain-
Nya. Karena memang hanya Dia yang berhak untuk diibadahi. Dia lah yang telah menciptakan
kita, memberi rizki kita dan mengatur alam semesta ini, pantaskah kita tujukan ibadah kita
kepada selain-Nya, yang tidak berkuasa dan berperan sedikitpun pada diri kita?

Semua yang disembah selain Alloh tidak mampu memberikan pertolongan bahkan terhadap diri
mereka sendiri sekali pun. Alloh berfirman, “Apakah mereka mempersekutukan dengan berhala-
berhala yang tak dapat menciptakan sesuatu pun? Sedang berhala-berhala itu sendiri yang
diciptakan. Dan berhala-berhala itu tidak mampu memberi pertolongan kepada para
penyembahnya, bahkan kepada diri meraka sendiripun berhala-berhala itu tidak dapat memberi
pertolongan.” (Al -A’rof: 191-192)

Semua yang disembah selain Alloh tidak memiliki sedikitpun kekuasaan di alam semesta ini.
Alloh berfirman, “Dan orang-orang yang kamu seru selain Alloh tiada mempunyai apa-apa
walaupun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan
kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu, dan pada hari
kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberi keterangan
kepadamu sebagai yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui.” (Fathir: 13-14)

2. Tunduk dan Patuh Kepada Alloh Dengan Sepenuh Ketaatan

Pokok Islam yang kedua adalah adanya ketundukan dan kepatuhan yang mutlak kepada Alloh.
Dan inilah sebenarnya yang merupakan bukti kebenaran pengakuan imannya. Penyerahan dan
perendahan semata tidak cukup apabila tidak disertai ketundukan terhadap perintah-perintah
Alloh dan Rosul-Nya dan menjauhi apa-apa yang dilarang, semata-mata hanya karena taat
kepada Alloh dan hanya mengharap wajah-Nya semata, berharap dengan balasan yang ada di
sisi-Nya serta takut akan adzab-Nya.

Kita tidak dibiarkan mengatakan sudah beriman lantas tidak ada ujian yang membuktikan
kebenaran pengakuan tersebut. Alloh berfirman, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka
dibiarkan mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan
sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Alloh
mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang
dusta.” ( Al-Ankabut: 2-3)

Orang yang beriman tidak boleh memiliki pilihan lain apabila Alloh dan Rosul-Nya telah
menetapkan keputusan. Alloh berfirman, “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang beriman dan
tidak pula perempuan yang beriman, apabila Alloh dan Rosul-Nya telah menetapkan suatu
ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai
Alloh dan Rosul-Nya maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata.” (Al Ahzab:
36)

Orang yang beriman tidak membantah ketetapan Alloh dan Rosul-Nya akan tetapi mereka
mentaatinya lahir maupun batin. Alloh berfirman, “Sesungguhnya jawaban orang-orang
beriman, bila mereka diseru kepada Alloh dan Rosul-Nya agar rosul menghukum di antara
mereka ialah ucapan. ‘Kami mendengar, dan kami patuh’. Dan mereka itulah orang-orang yang
beruntung.” (An Nur: 51)

3. Memusuhi dan Membenci Syirik dan Pelakunya

Seorang muslim yang tunduk dan patuh terhadap perintah dan larangan Alloh, maka konsekuensi
dari benarnya keimanannya maka ia juga harus berlepas diri dan membenci perbuatan syirik dan
pelakunya. Karena ia belum dikatakan beriman dengan sebenar-benarnya sebelum ia mencintai
apa yang dicintai Alloh dan membenci apa yang dibenci Alloh. Padahal syirik adalah sesuatu
yang paling dibenci oleh Alloh. Karena syirik adalah dosa yang paling besar, kedzaliman yang
paling dzalim dan sikap kurang ajar yang paling bejat terhadap Alloh, padahal Allohlah Robb
yang telah menciptakan, memelihara dan mencurahkan kasih sayang-Nya kepada kita semua.

Alloh telah memberikan teladan kepada bagi kita yakni pada diri Nabiyulloh Ibrohim ‘alaihis
salam agar berlepas diri dan memusuhi para pelaku syirik dan kesyirikan. Alloh berfirman,
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang
bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: ‘Sesungguhnya kami berlepas
diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Alloh, kami mengingkari kamu
dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai
kamu beriman kepada Alloh saja.'” (Al-Mumtahanah: 4)

Jadi ajaran Nabi Ibrohim ‘alaihis salam bukan mengajak kepada persatuan agama-agama
sebagaimana yang didakwakan oleh tokoh-tokoh Islam Liberal, akan tetapi dakwah beliau ialah
memerangi syirik dan para pemujanya. Inilah millah Ibrohim yang lurus! Demikian pula Nabi
Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam senantiasa mengobarkan peperangan terhadap segala
bentuk kesyirikan dan memusuhi para pemujanya. Inilah tiga pokok ajaran Islam yang harus kita
ketahui dan pahami bersama untuk dapat menjawab pertanyaan di atas dengan jawaban yang
yakin dan pasti. Dan di atas ketiga pokok inilah aqidah dan syari’ah ini dibangun. Maka kita
mohon kepada Alloh semoga Alloh memberikan taufiq kepada kita untuk dapat memahami
agama ini, serta diteguhkan di atas meniti din ini. Wallohu a’lam…

Ajaran Tauhid bukan hanya ajaran Nabi Muhammad saw, tetapi merupakan ajaran
setiap nabi / rasul yang diutus Allah SWt. ( al-Anbiya’ 25 ).
Nabi Nuh mengajarkan tauhid ( al-A’raf 59 ).
Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: “Wahai kaumku
sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya.” Sesungguhnya (kalau kamu
tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat).

Nabi Hud mengajarkan tauhid ( Hud 50 ).


Dan kepada kaum ‘Ad (Kami utus) saudara mereka, Huud. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah
Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Kamu hanyalah mengada-adakan saja.

Nabi Shalih mengajarkan tauhid ( Hud 61 ).


Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: “Hai kaumku,
sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu
dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya[726], karena itu mohonlah ampunan-
Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi
memperkenankan (doa hamba-Nya).”

Nabi Syu’aib mengajarkan tauhid ( Hud 84 )


Dan kepada (penduduk) Mad-yan (Kami utus) saudara mereka, Syu’aib. Ia berkata: “Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu
kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik
(mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan
(kiamat).”

Nabi Musa mengajarkan tauhid ( Thoha 13-14 ).


Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu).

Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah
Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.

Nabi Ibrahim, Ishaq dan Ismail juga mengajarkan tauhid ( al-Baqarah 133 ).
Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada
anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab: “Kami akan
menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan
Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya”.

Juga Nabi Isa ajarannya adalah tauhid ( al-Maidah 72 ). Dan lain-lain.


Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah ialah Al Masih
putera Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku
dan Tuhanmu.” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti
Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-
orang zalim itu seorang penolongpun.
IBADAH YANG DIAJARKAN OLEH RASUL – RASUL ALLAH

Sebenarnya dari sejak jaman Nabi Adam alaihissalam sampai Nabi Muhammad Shalallahu
alaihissalam inti syariat juga sama, yaitu ada sholat, ada puasa, ada zakat, ada haji (tawaf
mengelilingi ka’bah) Cobalah kita perhatikan catatan sejarah yang bisa kita lihat dari kisahnya
Sahabat Salman Al-Farisi dalam mencari dan membandingkan agama-agama yang ada pada
zaman itu.

Jadi agama Nasrani jaman dahulu pun aslinya ada ibadah shalat. Namun mengapa orang Nasrani
saat ini tidak melaksanakan shalat? Siapa bilang? Kalau kita mengatakan Nasrani pada zaman ini
pasti diwakili oleh Katolik Roma yang berpusat di Vatican, serta Kristen Protestan. Karena
media barat adalah yang mendominasi dunia pada har ini. Padahal orang Nasrani dari Ortodox
Syiria, Gereja Nestorian Nasrani Ortodox Ethiopia, Koptik di Mesir atau Maronit di Libanon,
masih bisa kita saksikan sisa sisa ajaran shalat dari Nabi Isa. Namun orang orang Barat
mengatakan bahwa mereka adalah kristen Timur Tengah yang terpengaruh ajaran Islam. Sebuah
tuduhan palsu yang memutar balikkan kenyataan sejarah.

Jadi sebenarnya ajaran para Nabi dari dulu itu sama. Namun detil rinciannya yang berbeda.
Misalnya jika pada jaman Nabi Adam pernikahan boleh dengan saudara sekandung namun pada
masa selanjutnya tidak boleh.

Pada umat Nabi Daud puasa itu sehari puasa sehari berbuka (dikenal dengan puasa Nabi
Daud) lalu pada umat Nabi Isa puasa itu adalah 40 hari (sekarang masih ada sisa-sisa umat
Katolik yang berpuasa 40 hari sebelum Hari Raya Paskah), sedangkan pada umat Muhammad
puasa adalah 30 hari.

Nabi Adam dari sejak pertama diturunkan di bumi sudah diturunkan batu Hajar Aswad sebagai
penanda Ka’bah dan Nabi Adam diminta bertawaf mengelilinginya. Baru pada masa Nabi
Ibrahimlah bangunan Ka’bah itu dibangun (ditinggikan) dengan batu-batu membentuk bangunan
kotak dan Hajar Aswad disimpan di dalamnya.

Ibnu Abbas RA menceritakan bahwa nabi Adam AS pernah melaksanakan Ibadah haji dan
bertawaf keliling Ka’bah dengan tujuh kali putaran. Kemudian para malaikat menemuinya dan
berkata : “Semoga hajimu mabrur wahai Adam. Sesungguhnya kami telah melaksanakan Ibadah
Haji di Baitullah ini sejak 2000 tahun sebelum kamu.” Adam bertanya : “Pada zaman dahulu,
apakah yang kalian baca pada saat tawaf ? ” Mereka menjawab :

“Dahulu kami mengucapkan ; Subhanallah wal hamdu lillah wa la illaha illa Allah wallahu
akbar” Adam berkata: “tambahkanlah dengan ucapan “Wa la haula wa la quwwata illa billah”
Maka selanjutnya para malaikatpun menambahkan ucapan itu. (lihat Imam Al-Azraqy I/45)

Anda mungkin juga menyukai