Anda di halaman 1dari 4

Assalamualaikum wr.

Wb
Yang Terhormat Bapak Kepala Sekolah SMAN 9 Mukomuko
Yang Terhormat Bapak Ibu Guru serta Staf Tata Usaha SMA Negeri 9
Mukomuko
Dan teman teman seperjuangan yang saya Banggakan

“Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi banyak kenikmatan
kepada kita. Mulai dari kita bangun tidur sampai kita tidur lagi..banyak
sekali nikmat yang TIDAK DAPAT kita hitung nilainya. Wajib kita syukuri
dengan ucapan syukur Alhamdulillahi Robbilalamin. Tak lupa Sholawat
serta salam Kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga dan sahabat-sahabatnya atas perjuangan beliau sehingga agama
islam ini dapat sampai kepada kita“
Bapak/Ibu dan teman-teman sekalian adapun Judul ceramah saya
hari ini yaitu : Larangan Mencela, Melaknat, dan Berkata Kasar
serta Kotor

Pernahkah ketika berkumpul di suatu komunitas lalu mendengar


seseorang berkata kotor  dan kasar? Pastinya kita menyadari kalau berkata
kasar  itu tidak baik, demikian juga dengan berkata kotor. Lantas apa  hukum
berkata kotor dalam Islam ?

Berkata kotor bisa menimbulkan kemarahan hingga dendam dari orang


yang kita kata-katai secara kasar. Berkata kotor juga tidak baik untuk diri
sendiri karena kata-kata buruk mengandung energi negatif, yang jika
dipelihara bisa berdampak buruk pada kondisi mental dan pikiran kita.
Tidakkah kita menyadari hal itu?

Dampak psikologi dari berkata kotor di depan orang lain ialah dapat
membelokkan kepribadian orang yang menerima makian itu. Di samping itu,
dalam agama kita dilarang berkata kotor apalagi memaki. Berikut adalah hadis
yang membicarakan tentang hukum berkata kotor dalam Islam.
Dalam sunan Tirmidzi, kata Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam:

Dan sungguh-sungguh (benar-benar) Allah sangat benci kepada orang yang berkata-kata kasar
dan kotor.

Allah SWT  Tidak Menyukai Perkataan yang Buruk.


Allah Ta’ala berfirman:

“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali


bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau
berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia.
Barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka
kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” (QS. An-Nisa’ [4]: 114)

Yang dimaksud dengan “bisikan-bisikan mereka” adalah ucapan (perkataan)


manusia.

Allah Ta’ala juga berfirman:

“Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang
kecuali oleh orang yang dianiaya (dizalimi). Allah itu Maha mendengar lagi
Maha Mengetahui.” (QS. An-Nisa’ [4]: 148)

Sementara itu, Al Imam Tirmidzi meriwayatkan dalam Sunnahnya, dimana


Rasulullacah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:

“Sesungguhnya tidak ada sesuatu apapun yang paling berat ditimbangan


kebaikan seorang mu’min pada hari kiamat seperti akhlaq yang mulia, dan
sungguh-sungguh (benar-benar) Allah benci dengan orang yang lisannya
kotor dan kasar.”

Bahwasanya seorang mukmin tidak boleh membiasakan dirinya untuk


mencela orang lain tetapi hendaknya dia membiasakan dirinya untuk
mengucapkan kata-kata yang baik. Bukankah Allah ‫ ﷻ‬telah berfirman,

ِ َّ‫َوقُولُوا لِلن‬
‫اس ُح ْسنًا‬
“Dan ucapkanlah kepada manusia dengan perkataan yang baik.” (QS Al-
Baqarah: 83)

Adapun seseorang yang membiasakan dirinya untuk melaknat orang lain,


mencelanya, mencari-cari aibnya, menjatuhkan harga dirinya, berkata-kata
kotor dan kasar kepadanya, ini menunjukkan bahwasanya dia bukan mukmin
yang sejati, imannya tidak sempurna.
Suatu Perkataan Meskipun benar isinya tetapi bila kotor dan kasar maka Allah tidak
suka. Apalagi bila kata-katanya tidak benar,

apalagi apabila tuduhannya tidak benar.

Yang perkataannya benar saja jika disampaikan dengan cara yang kasar dibenci oleh
Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Maka kalau kita terbiasa dengan perkataan kasar (perkataan kotor),

√ Suka menyindir orang,


√ Suka menjatuhkan hati orang lain,
√ Suka mengejek orang lain

jangan sampai kita kemudian menjadi orang yang sangat dibenci oleh Allah
Subhanahu wa Ta'ala.

Kenapa?

Karena Allah benci orang yang seperti ini, orang yang berakhlaq buruk,

kalau anda sudah dibenci oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, apa yang bisa anda
harapkan?

Dibenci oleh pencipta alam semesta, gara-gara lisan anda yang kotor sungguh
termasuk manusia yang merugi.

Hendaknya setiap muslim membiasakan dirinya untuk berkata-kata yang


baik karena lisan sangatlah berbahaya. 

Lisan ini berbahaya maka jangan dibiasakan lisan tersebut berkata-kata


kotor. Seorang bijak pernah berkata,

َ ‫اللسان لِ َما َع َّو ْد‬


‫ت ُم ْعتَا ُد‬ َ ‫ ِإ َّن‬،‫ك قَ ْو َل ْال َخي ِْر تَحْ ظَ بِ ِه‬
َ َ‫َع ِّو ْد لِ َسان‬
“Biasakanlah lisanmu untuk mengucapkan kata-kata yang baik, maka engkau
akan meraih hal tersebut (artinya engkau akan terbiasa mengucapkan kata-
kata yang baik-red), karena lisan itu tergantung apa yang engkau biasakan.”

Apabila seorang membiasakan lisannya untuk berkata-kata baik, maka


dia akan terbiasa mengucapkan kata-kata yang baik. Jika seseorang biasa
menahan dirinya untuk tidak mencela orang lain maka lisannya akan terbiasa
dengan hal tersebut. Tetapi jika dia biarkan lisannya, terbiasa mencela,
terbiasa merendahkan, terbiasa berkata kotor, maka lisannya akan terus
terbiasa melakukan hal-hal tersebut.
Dengan demikian, kita bisa menyimpulkan bahwasanya perkataan kotor
dalam berbagai variannya, entah berupa umpatan, hinaan, celaan, dan lain
sebagainya, semuanya itu bukanlah merupakan ciri dari seorang muslim yang baik.
Adalah aneh apabila seseorang mengaku memahami ajaran Islam namun tidak bisa
menjaga lisannya dari perkataan kotor.

Oleh karena itu, setiap orang harus berusaha untuk menjaga lisannya.  Jangan
sampai dia menjadi seorang yang suka melaknat, mencela dan merendahkan orang
lain, berkata-kata kotor dan kasar. Karena ini semua dibenci oleh Allah ‫ ﷻ‬dan
bukanlah merupakan ciri seorang mukmin yang baik.

Demikianlah Ceramah Singkat dari Saya, Semoga bisa bermanfaat bagi diri
kita semua untuk selalu istiqomah dalam mengerjakan kebaikan dimanapun dan
kapanpun kita berada terutama bagi diri saya sendiri, terlebih dan kurangnya saya
mohon maaf sesunggunya kesalahan itu datang dari saya dan kebenaran hanyalah
milik Allah semata, akhir kata wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Anda mungkin juga menyukai