Anda di halaman 1dari 35

MENSYUKURI NIKMAT ALLAH SWT

Assalamualaikum warahmatullaahi wabarakaatuh


Pertama-tama dan yang paling utama marilah kita panjatkan puja kehadirat Allah
SWT, yaitu Allah yang Maha Kuasa, Allah yang telah menciptakan alam semesta
dan seisinya, termasuk di dalamnya ada manusia dari ibu-ibu dan bapak2, para
pemudi dan para pemuda, dari tukang tahu sampai tukang calana.
Syukur yang agung marilah kita panjatkan kehadirat Allah yang Agung, Allah
yang telah menciptkan manusia dari mulai orang kota sampai orang kampong,
dari orang yang pesek sampai orang mancung, dari mulai orang pendek sampai
orang jangkung, dari mulai orang yang gendut sampai orang yang rengkung.
Sholawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda alam, yang
senantiasa akan menjadi rahmatullil alam, dan cahaya bagi seluruh alam, yakni
Nabi Muhammad SAW.
Rekan rekan sekalian yang saya cintai..
Semenjak kita dalam kandungan Ibu sampai kita lahir bahkan sampai hari Akhirat
nantinya sorga ataupun neraka Allah yang nama manusia tak luput dari Nikmat
Allah Swt. Kalau kita bicara tentang Nikmat Allah berarti kita tidak terlepas dari 4
perkara yang harus kita ketahui selaku hamba Allah:

Siapa yang memberi Nikmat


Nikmat yang diberikan
Orang yang menerima Nikmat
Ucapan Syukur terhadap nikmat yang diberikan Allah.

Yang pertama , Orang yang memberikan nikmat


Siapa yang memberikan nikmat? Yg member nikmat itu adalah Allah dialah yang
berkuasa menambah dan mengurangkan nikmat yang ada pada diri insan, kalau
Allah yang berkehendak untuk menambahnya maka tak seorangpun yang dapat
menolaknya dan begitu sebaliknya kalau Allah berkehendak untuk mencabut
nikmat yang ada pada manusia juga tak seorangpun yang mampu
mempertahankannya kenapa demikian.? Karna Iradatullah Fauqa Kulli
Iradah (kehendak Allah diatas segala kehendak), manusia hanyalah bisa berencana
bikin ini dan itu namun keputusannya terletak pada keputusan Allah meskipun
sebelumnya perkara itu telah diputuskan oleh Allah

Miskipun kita telah memilki 1001 macam rencana namun semua itu tidak berarti
apa-apa kalau sipemberi nikmat tidak merestuinya, Betapa banyak kita lihat orang
tua sang anak mengini anaknya sekolah tinggi, tapi tak semua orang Tua yang
memperoleh keinginannya yang seperti itu bahkan kadang kala sang anak tidak
sadar bahwa oang tuanya telah bersusah payah mencarikan nafkah demi
keberhasilan anaknya tapi semua itu merupakan kehendak sang pemberi Nikmat.
Yang kedua 2. Nikmat yang diberikan Allah
Secara garis besar nikmat yang diberikan Allah Swt kepada Ummat manusia
terbagi dua yang pertama nikmat Ijad artinya mengadakan seuatu nikmat yang
belum ada dan yang kedua nikmat Imdad yaitu nikmat yang diberikan Allah ada
kelanjutanya, Nikmat yang paling diantara nikmat yang diberikan Allah itu adalah
nikmat Iman dan kesehatan. Kalaulah manusia menghitung nikmat Allah yang ada
meskipun dibantu oleh Computer an alat teknologi canggih lainnya tak seoangpun
yang sanggup menghitungnya, ranting-ranting dijadikan pena, daun-daun sebagai
bukunya dan lautan sebagai tintanya tentu belum cukup untuk menuliskan nikmat
Allah yang diberikan kepada manusia dan jika kamu hitung nikmat Allah niscaya
takan sanggup kamu menghitungnya
Yang ketiga Orang yang menerima nikmat Allah
Sikap manusia dalam menerima Nikmat Allah tidaklah sama, ada orang yang
menerima nikmat allah. Ketika dia telah menerima nikmat yang diberikan Allah
lalu dia tidak ingat akan orang yang memberi nikmat dan ada pula orang yang
ketika menerima nikmat dari Allah dia ingat akan orang yang memberi nikmta
kepadanya sehingga akan terlancarlah dimulutnya kaliamah-kalimah yang baik
dan bernilai Ibadah disisi Allah Swt. Nah orang yang seperti ini akan ditambah
nikmatnya oleh Allah Swt. Sehingga dalam Surat Ibrahim ayat 7 Allah bertfirman:
Sungguh jika kamu sukuri nikmatku akanku tambah nikmat yang kuberikan
kepadamu dan jika kamu kufur terhadap nikmat yang kuberikan niscaya Azabku
sangat pedih
Yang ke empat Adanya Ucapan Syukur terhadap nikmatnya
Nah kewajiban kita selaku orang Mukmin dengan berdasarkan ayat diatas adalah
Mensyukuri Nikmat Allah yang diberikannya kepada kita dan salah satu tanda tanda orang yang mensyukuri nikmat Allah lahirnya ucapan-ucapan baik pada
mulutnya, contoh kecilnya saja ketika kita akan makan diawali dengan Bismillah
dan ketika telah selesai makan ataupun minum diakhiri dengan Alhamdulilla ini
adalah satu contoh sikap orang yang mensyukuri nikmat Allah Swt.

Lafaz yang menyatakan Syukur kepada Allah sangatlah banyak salah satunya
yang paling baik adalah lafaz Pujian yakni Alhamdulillah lafaz ini apabila dibaca
oleh seorang yang beriman dia ringan pada lidah namun sangatlah berat pada
timbangan artinya Mudah diucapkan dan banyak, nilai ibadahnya disisi Allah Swt.
Dan salah satu contoh lagi menandakan orang yang bersyukur kepada Allah
adalah dia mau berterima kasih kepada sesama manusia ketika orang lain
memberikan sesuatu yang bermanfaat baginya apakah itu perkara dunia apalagi
urusan akhirat.
Pernah dalam sebuah Hadistnya Rasulullah bersabda :
Artinya:Tidaklah dinamakan bersyukur kepda Allah orang yang tidak berterima
lkasih kepada sesama manusia
Rekan rekan sekalian
Sepanjang uraian diatas dapatlah kita ambil kesimpulan:
1.
Marilah kita Mensyukri nikmat Allah yang telah diberikannya kepda kita
dengan jalan mentaati segala perintahnya dan meninggalkan segala larangannya
karna dengan itulah seorang manusia akan memperoleh derajat yang paling mulia
disisi Allah Swt.
2.
berdasarkan surat Ibrahim ayat 7 manmusia akan diazab apabila dia
meninggalkan syukur kepada Allah Swt. Namun sebaliknya apabila kita bersyukur
tentu nikmat yang ada akan ditambah oleh Allah Swt.

Dahsyatnya Gelombang Penghancur Iman Dan


Akhlaq
Ada gelombang dahsyat yang menimpa ummat Islam sedunia, yaitu gelombang
budaya jahiliyah yang merusak akhlaq dan aqidah manusia yang disebarkan lewat
televisi dan media lainnya. Gelombang itu pada hakekatnya lebih ganas dibanding
senjata-senjata nuklir yang sering dipersoalkan secara internasional. Hanya saja
gelombang dahsyat itu karena sasarannya merusak akhlaq dan aqidah, sedang
yang paling menjunjung tinggi akhlaq dan aqidah itu adalah Islam, maka yang
paling prihatin dan menjadi sasaran adalah ummat Islam. Hingga, sekalipun
gelombang dahsyat itu telah melanda seluruh dunia, namun pembicaraan hanya
sampai pada tarap keluhan para ulama dan Muslimin yang teguh imannya, serta
sebagian ilmuwan yang obyektif.
Gelombang dahsyat itu tak lain adalah budaya jahiliyah yang disebarkan lewat
aneka media massa, terutama televisi, VCD/ CD, radio, majalah, tabloid,
koran,dan buku-buku yang merusak akhlak.
Dunia Islam seakan menangis menghadapi gelombang dahhsyat itu. Bukan hanya
di Indonesia, namun di negara-negara lain pun dilanda gelombang dahsyat yang
amat merusak ini.
Di antara pengaruh negatif televisi adalah membangkitkan naluri kebinatangan
secara dini... dan dampak dari itu semua adalah merosotnya akhlak dan kesalahan
yang sangat mengerikan yang dirancang untuk menabrak norma-norma
masyarakat

Terdapat pula film-film yang menampilkan kekerasan yang menganjurkan untuk


balas dendam, memaksa, dan brutal.
Hal itu dikuatkan oleh sarjana-sarjana psikologi bahwa berlebihan dalam
menonton program-program televisi dan film mengakibatkan kegoncangan jiwa
dan cenderung kepada sifat dendam dan merasa puas dengan nilai-nilai yang
menyimpang. (Thibah Al-Yahya, Bashmat alaa waladi/ tanda-tanda atas anakku,
Darul Wathan, Riyadh, cetakan II, 1412H, hal 28).
Jangkauan lebih luas

Apa yang dikemukakan oleh peneliti beberapa tahun lalu itu ternyata tidak
menjadi peringatan bagi para perusak akhlaq dan aqidah. Justru mereka tetap
menggencarkan program-programnya dengan lebih dahsyat lagi dan lebih meluas
lagi jangkauannya, melalui produksi VCD dan CD yang ditonton oleh masyarakat,
dari anak-anak sampai kakek- nenek, di rumah masing-masing. Gambar-gambar
yang merusak agama itu bisa disewa di pinggir-pinggir jalan atau dibeli di kaki
lima dengan harga murah. Video dan komputer/ CD telah menjadi sarana
penyaluran budaya kaum jahili untuk merusak akhlaq dan aqidah ummat Islam.
Belum lagi situs-situs porno di internet.
Budaya jahiliyah itu jelas akan menjerumuskan manusia ke neraka. Sedangkan
Allah Subhannahu wa Ta'ala memerintahkan kita agar menjaga diri dan keluarga
dari api Neraka. Firman Allah:
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikatmalaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan. (QS At-Tahriim: 6).
Sirkulasi perusakan akhlaq dan aqidah
Dengan ramainya lalulintas tayangan yang merusak aqidah dan akhlaq lewat
berbagai jalur itu penduduk dunia -dalam pembicaraan ini ummat Islam-dikeroyok oleh syetan-syetan perusak akhlaq dan aqidah dengan aneka bentuk.
Dalam bentuk gambar-gambar budaya jahiliyah, di antaranya disodorkan lewat
televisi, film-film di VCD, CD, bioskop, gambar-gambar cetak berupa foto, buku,
majalah, tabloid dsb. Bacaan dan cerita pun demikian.
Tayangan, gambar, suara, dan bacaan yang merusak aqidah dan akhlaq itu telah
mengeroyok Muslimin, kemudian dipraktekkan langsung oleh perusak-perusak
aqidah dan akhlaq dalam bentuk diri pribadi, yaitu perilaku. Lalu masyarakatpun
meniru dan mempraktekkannya. Sehingga praktek dalam kehidupan sehari-hari
yang sudah menyimpang dari akhlaq dan aqidah yang benar itupun mengepung
ummat Islam.
Dari sisi lain, praktek tiruan dari pribadi-pribadi pendukung kemaksiatan itupun
diprogramkan pula untuk dipompakan kepada masyarakat dengan aneka cara, ada
yang dengan paksa, misalnya menyeragami para wanita penjaga toko dengan
pakaian ala jahiliyah. Sehingga, ummat Islam didesak dengan aneka budaya yang
merusak aqidah dan akhlaq, dari yang sifatnya tontonan sampai praktek paksaan.

Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam memperingatkan agar ummat


Islam tidak mematuhi suruhan siapapun yang bertentangan dengan aturan Allah
swt. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam Bersabda:
Sikap Ummat Islam
Masyarakat Muslim pun beraneka ragam dalam menghadapi kepungan gelombang
dahsyat itu. Golongan pertama, prihatin dengan bersuara lantang di masjid-masjid,
di majlis-majlis talim dan pengajian, di tempat-tempat pendidikan, dan di rumah
masing-masing. Mereka melarang anak-anaknya menonton televisi karena hampir
tidak diperoleh manfaat darinya, bahkan lebih besar madharatnya. Mereka
merasakan kesulitan dalam mendidikkan anak-anaknya. Kemungkinan, tinggal
sebagian pesantrenlah yang relatif lebih aman dibanding pendidikan umum yang
lingkungannya sudah tercemar akhlaq buruk.
Ummat Islam adalah golongan pertama yang ingin mempertahan-kan aqidah dan
akhlaq anak-anaknya itu, di bumi zaman sekarang ini ibarat orang yang sedang
dalam keadaan menghindar dari serangan musuh. Harus mencari tempat
perlindungan yang sekira-nya aman dari aneka peluru yang ditembakkan.
Sungguh!
Golongan kedua, Ummat Islam yang biasa-biasa saja sikapnya. Diam-diam
masyarakat Muslim yang awam itu justru menikmati aneka tayangan yang
sebenarnya merusak akhlaq dan aqidah mereka dengan senang hati. Mereka
beranggapan, apa-apa yang ditayangkan itu sudah lewat sensor, sudah ada yang
bertanggung jawab, berarti boleh-boleh saja. Sehingga mereka tidak merasa risih
apalagi bersalah. Hingga mereka justru mempersiap-kan aneka makanan kecil
untuk dinikmati sambil menonton tayangan-tayangan yang merusak namun
dianggap nikmat itu. Sehingga mereka pun terbentuk jiwanya menjadi penggemar
tayangan-tayangan itu, dan ingin mempraktekkannya dalam kehidupan. Tanpa
disarari mereka secara bersama-sama dengan yang lain telah jauh dari agamanya.
Golongan ketiga, masyarakat yang juga mengaku Islam, tapi lebih buruk dari
sikap orang awam tersebut di atas. Mereka berangan-angan, betapa nikmatnya
kalau anak-anaknya menjadi pelaku-pelaku yang ditayangkan itu. Entah itu hanya
jadi penjoget di belakang penyanyi (namanya penjoget latar), atau berperan apa
saja, yang penting bisa tampil. Syukur-syukur bisa jadi bintang top yang
mendapat bayaran besar. Mereka tidak lagi memikir tentang akhlaq, apalagi
aqidah. Yang penting adalah hidup senang, banyak duit, dan serba mewah, kalau
bisa agar terkenal. Untuk mencapai ke derajat itu, mereka berani mengorbankan
segalanya termasuk apa yang dimiliki anaknya. Naudzubillaah. Ini sudah bukan

rahasia lagi bagi orang yang tahu tentang itu.Naudzu billah tsumma naudzu
billah.
Golongan pertama yang ingin mempertahankan akhlaq dan aqidah itu dibanding
dengan golongan yang ketiga yang berangan-angan agar anaknya ataupun dirinya
jadi perusak akhlaq dan aqidah, boleh jadi seimbang jumlahnya. Lantas, golongan
ketiga --yang ingin jadi pelaku perusak akhlaq dan aqidah itu-- digabung dengan
golongan kedua yang merasa nikmat dengan adanya tayangan maksiat, maka
terkumpullah jumlah mayoritas. Hingga Muslimin yang mempertahankan akhlaq
dan aqidah justru menjadi minoritas.
Itu kenyataan. Buktinya, kini masyarakat jauh lebih meng-unggulkan pelawak
daripada ulama. Lebih menyanjung penyanyi dan penjoget daripada ustadz
ataupun kiyai. Lebih menghargai bintang film daripada guru ngaji. Dan lebih
meniru penjoget daripada imam masjid dan khatib.

Tayangan-tayangan televisi dan lainnya telah mengakibatkan berubahnya


masyarakat secara drastis. Dari berakhlaq mulia dan tinggi menjadi masyarakat
tak punya filter lagi. Tidak tahu mana yang maruf (baik) dan mana yang munkar
(jelek dan dilarang). Bahkan dalam praktek sering mengutamakan yang jelek dan
terlarang daripada yang baik dan diperintahkan oleh Allah SWT.
Berarti manusia ini telah merubah keadaan dirinya. Ini mengakibatkan dicabutnya
nimat Allah akibat perubahan tingkah manusia itu sendiri, dari baik menjadi tidak
baik. Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman:
Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS Ar-Rad/ 13:11).

Mencampur kebaikan dengan kebatilan


Kenapa masyarakat tidak dapat membedakan kebaikan dan keburukan? Karena
guru utama mereka adalah televisi. Sedang program-program televisi adalah
menampilkan aneka macam yang campur aduk. Ada aneka macam kebohongan
misalnya iklan-iklan yang sebenarnya bohong, tak sesuai dengan kenyataan,
namun ditayangkan terus menerus. Kebohongan ini kemudian dilanjutkan dengan
acara tentang ajaran kebaikan, nasihat atau pengajian agama. Lalu ditayangkan
film-film porno, merusak akhlaq, merusak aqidah, dan menganjurkan kesadisan.
Lalu ditayangkan aneka macam perkataan orang dan berita-berita yang belum
tentu mendidik. Sehingga, para penonton lebih-lebih anak-anak tidak bisa

membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Masyarakat pun demikian.
Hal itu berlangsung setiap waktu, sehingga dalam tempo sekian tahun, manusia
Muslim yang tadinya mampu membedakan yang haq dari yang batil, berubah
menjadi manusia yang berfaham menghalalkan segala cara, permissive
atau ibahiyah, apa-apa boleh saja.
Munculnya masyarakat permissive itu karena adanya penyingkiran secara
sistimatis terhadap aturan yang normal, yaitu larangan mencampur adukkan antara
yang haq (benar) dan yang batil. Yang ditayangkan adalah jenis pencampur
adukan yang haq dan yang batil secara terus menerus, ditayangkan untuk ditonton
oleh masyarakat. Padahal Allah Subhannahu wa Ta'ala telah melarang pencampur
adukan antara yang haq dengan yang batil:
Dan janganlah kamu campur adukkan yang haq dengan yang batil dan janganlah
kamu sembunyikan yang haq itu sedang kamu mengetahui. (QS Al-Baqarah: 42).
Dengan mencampur adukkan antara yang benar dengan yang batil secara terus
menerus, akibatnya mempengaruhi manusia untuk tidak menegakkan yang haq/
benar dan menyingkirkan yang batil. Kemudian berakibat tumbuhnya jiwa yang
membolehkan kedua-duanya berjalan, akibatnya lagi, membolehkan tegaknya dan
merajalelanya kebatilan, dan akibatnya pula menumbuhkan jiwa yang
berpandangan serba boleh. Dan terakhir, tumbuh jiwa yang tidak bisa lagi
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Lantas, kalau sudah tidak
mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang haq dan
mana yang batil, lantas keimanannya di mana?
Menipisnya keimanan itulah bencana yang paling parah yang menimpa ummat
Islam dari proyek besar-besaran dan sistimatis serta terus menerus yang diderakan
kepada ummat Islam sedunia. Yaitu proyek mencampur adukkan antara kebaikan
dan keburukan lewat aneka tayangan

Dengan Takwa Kita Gapai Masadepan Yang Gemilang Serta


Kehidupan Yang Hakiki

Rekan rekan sekalian..


Pada hakekatnya tak ada penyejuk yang benar-benar menyegarkan, dan tak ada
obat yang paling mujarab selain taqwa kepada Allah. Hanya taqwa kepadaNyalah
satu-satunya jalan keluar dari berbagai problem kehidupan, yang mendatangkan
keberkahan hidup, serta menyelamatkan dari adzabNya di dunia maupun di
akhirat nanti, karena taqwa jualah seseorang akan mewarisi Surga Allah
Subhannahu wa Ta'ala.
Pengertian taqwa itu sendiri mengandung makna yang bervariasi di kalangan
ulama. Namun semuanya bermuara kepada satu pengertian yaitu seorang hamba
meminta perlindungan kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala dari adzabNya, hal ini
dapat terwujud dengan melaksanakan apa yang di perintahkan-Nya dan menjauhi
apa yang di larang-Nya.
Bila kata taqwa disandarkan kepada Allah maka artinya takutlah kepada
kemurkaanNya, dan ini merupakan perkara yang besar yang mesti ditakuti oleh
setiap hamba. Imam Ahmad bin Hambal Radhiallaahu anhu berkata, Taqwa
adalah meninggalkan apa-apa yang dimaui oleh hawa nafsumu, karena engkau
takut (kepada Dzat yang engkau takuti). Lebih lanjut ia mengatakan, Takut
kepada Allah, ridha dengan ketentuanNya dan mempersiapkan diri untuk
menghadapi hari kiamat nanti.
Pada hakekatnya Allah Subhannahu wa Ta'ala mewasiatkan taqwa ini, bukan
hanya pada umat Nabi Muhammad, melainkan Dia mewasiatkan kepada umatumat terdahulu juga, dan dari sini kita bisa melihat bahwa taqwa merupakan satusatunya yang diinginkan Allah.
Allah Subhannahu wa Ta'ala menghimpun seluruh nasihat dan dalil-dalil,
petunjuk-petunjuk, peringatan-peringatan, didikan serta ajaran dalam satu wasiat
yaitu Taqwa.
Pernah suatu ketika Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam berwasiat mengenai
taqwa, dan kisah ini diriwayatkan oleh Irbadh bin Sariyah bahwa Rasulullah
Shalallaahu alaihi wasalam shalat subuh bersama kami, kemudian memberi
nasihat dengan nasihat yang baik yang dapat meneteskan air mata serta
menggetarkan hati yang mendengarnya. Lalu berkatalah salah seorang sahabat,

Ya Rasulullah, sepertinya ini nasihat terakhir oleh karena itu nasihatilah kami.
Lalu Nabi bersabda:
Artinya: Aku wasiatkan kepadamu agar kamu bertaqwa kepada Allah,
mendengar dan mentaati, sekalipun kepada budak keturunan Habsyi. Maka
sesungguhnya barangsiapa di antara kamu hidup (pada saat itu), maka dia akan
menyaksikan banyak perbedaan pendapat. Oleh karena itu hendaklah kamu
mengikuti sunnahku dan sunnah khulafaurrasyidin yang mendapat petunjuk.
Gigitlah kuat-kuat dengan gigi gerahammu (peganglah sunnah ini erat-erat). Dan
berwaspadalah kamu terhadap perkara yang diada-adakan (bidah) karena setiap
bidah itu sesat. (HR. Ahmad IV:126-127; Abu Dawud, 4583; Tarmidzi, 2676,
Ibnu Majah, 43; Ad-Darimi 1:44-45; Al-Baghawi, 1-205, syarah dan As Sunnah,
dan Tarmidzi berkata, hadits ini hasan shahih, dan shahih menurut Syaikh AlAlbani).
Tentang sabda Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam: Aku wasiatkan kepadamu
agar kamu bertaqwa kepada Allah, mendengar dan mentaati, tersebut di atas,
Ibnu Rajab berkata, bahwa kedua kata itu yaitu mendengar dan mentaati,
mempersatukan kebahagiaan dunia dan akhirat. Adapun taqwa merupakan
penjamin kebahagiaan di dunia dan akhirat.
rekan rekan sekalian ..
banyak sekali faktor-faktor penunjang agar kita bisa merasakan ketaqwaan
tersebut, di antaranya:
1.
2.
3.
4.
5.

Mahabbatullah
Muraqabatullah (merasakan adanya pengawasan Allah)
Menjauhi penyakit hati
Menundukkan hawa nafsu
Mewaspadai tipu daya syaitan

Saudara-saudara yang berbahagia, maka tidak diragukan lagi, bahwa mengetahui


rintangan-rintangan yang dibuat syaithan dan mengetahui tempat-tempat
masuknya ke hati anak Adam dari bujuk rayu syaithan merupakan poin tersendiri
bagi kita.

Tiga Amalan Baik


Rekan rekan yang saya cintai..
Bumi yang kita tempati adalah planet yang selalu berputar, ada siang dan ada
malam. Roda kehidupan dunia juga tidak pernah berhenti. Kadang naik kadang
turun. Ada suka ada duka. Ada senyum ada tangis. Kadangkala dipuji tapi pada
suatu saat kita dicaci. Jangan harapkan ada keabadian perjalanan hidup.
Oleh sebab itu, agar tidak terombang-ambing dan tetap tegar dalam menghadapi
segala kemungkinan tantangan hidup kita harus memiliki pegangan dan amalan
dalam hidup. Tiga amalan baik tersebut adalah Istiqomah, Istikharah dan Istighfar
yang kita singkat TIGA IS.
1. Istiqomah. yaitu kokoh dalam aqidah dan konsisten dalam beribadah.
Begitu pentingnya istiqomah ini sampai Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi
wasalam berpesan kepada seseorang seperti dalam Al-Hadits berikut:
Dari Abi Sufyan bin Abdullah Radhiallaahu anhu berkata: Aku telah berkata,
Wahai asulullah katakanlah kepadaku pesan dalam Islam sehingga aku tidak
perlu bertanya kepada orang lain selain engkau. Nabi menjawab, Katakanlah aku
telah beriman kepada Allah kemudian beristiqamahlah. (HR. Muslim).
Orang yang istiqamah selalu kokoh dalam aqidah dan tidak goyang keimanan
bersama dalam tantangan hidup. Sekalipun dihadapkan pada persoalan hidup,
ibadah tidak ikut redup, kantong kering atau tebal, tetap memperhatikan haram
halal, dicaci dipuji, sujud pantang berhenti, sekalipun ia memiliki fasilitas
kenikmatan, ia tidak tergoda melakukan kemaksiatan.
Orang seperti itulah yang dipuji Allah Subhannahu wa Ta'ala dalam Al-Qur-an
surat Fushshilat ayat 30:
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami ialah Allah
kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun
kepada mereka (dengan mengatahkan): Janganlah kamu merasa takut, dan
janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah dengan syurga yang telah
dijanjikan Allah kepadamu. (Qs. Fushshilat: 30)
2. Istikharah, selalu mohon petunjuk Allah dalam setiap langkah dan penuh
pertimbangan dalam setiap keputusan.

Setiap orang mempunyai kebebasan untuk berbicara dan melakukan suatu


perbuatan. Akan tetapi menurut Islam, tidak ada kebebasan yang tanpa batas, dan
batas-batas tersebut adalah aturan-aturan agama. Maka seorang muslim yang
benar, selalu berfikir berkali-kali sebelum melakukan tindakan atau mengucapkan
sebuah ucapan serta ia selalu mohon petunjuk kepada Allah.
Nabi Shalallaahu alaihi wasalam pernah bersabda:

Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik atau
diamlah. (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).
Orang bijak berkata Think today and speak tomorrow (berfikirlah hari ini dan
bicaralah esok hari).
Kalau ucapan itu tidak baik apalagi sampai menyakitkan orang lain maka
tahanlah, jangan diucapkan, sekalipun menahan ucapan tersebut terasa sakit. Tapi
ucapan itu benar dan baik maka katakanlah jangan ditahan sebab lidah kita
menjadi lemas untuk bisa meneriakkan kebenaran dan keadilan serta menegakkan
amar maruf nahi munkar.
Mengenai kebebasan ini, malaikat Jibril pernah datang kepada Nabi Muhammad
Shalallaahu alaihi wasalam untuk memberikan rambu-rambu kehidupan, beliau
bersabda:
Jibril telah datang kepadaku dan berkata: Hai Muhammad hiduplah sesukamu,
tapi sesungguhnya engkau suatu saat akan mati, cintailah apa yang engkau sukai
tapi engkau suatu saat pasti berpisah juga dan lakukanlah apa yang engkau
inginkan sesungguhnya semua itu ada balasannya. (HR.Baihaqi dari Jabir).
Sabda Nabi Shalallaahu alaihi wasalam ini semakin penting untuk diresapi ketika
akhir-akhir ini dengan dalih kebebasan, banyak orang berbicara tanpa logika dan
data yang benar dan bertindak sekehendakya tanpa mengindahkan etika agama .
Para pakar barang kali untuk saat-saat ini, lebih bijaksana untuk banyak
mendengar daripada berbicara yang kadang-kadang justru membingungkan
masyarakat.
Kita memasyarakatkan istikharah dalam segala langkah kita, agar kita benar-benar
bertindak secara benar dan tidak menimbulkan kekecewaan di kemudian hari.
Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:

Tidak akan rugi orang yang beristikharah, tidak akan kecewa orang yang
bermusyawarah dan tidak akan miskin orang yang hidupnya hemat. (HR.
Thabrani dari Anas)
3. Istighfar, yaitu selalu instropeksi diri dan mohon ampunan kepada Allah
Rabbul Izati.
Setiap orang pernah melakukan kesalahan baik sebagai individu maupun
kesalahan sebagai sebuah bangsa. Setiap kesalahan dan dosa itu sebenarnya
penyakit yang merusak kehidupan kita. Oleh karena ia harus diobati.
Tidak sedikit persoalan besar yang kita hadapi akhir-akhir ini yang diakibatkan
kesalahan kita sendiri. Saatnya kita instropeksi masa lalu, memohon ampun
kepada Allah, melakukan koreksi untuk menyongsong masa depan yang lebih
cerah dengan penuh keridloan Allah.
Dalam persoalan ekonomi, jika rizki Allah tidak sampai kepada kita disebabkan
karena kemalasan kita, maka yang diobati adalah sifat malas itu. Kita tidak boleh
menjadi umat pemalas. Malas adalah bagian dari musuh kita. Jika kesulitan
ekonomi tersebut, karena kita kurang bisa melakukan terobosan-teroboan yang
produktif, maka kreatifitas dan etos kerja umat yang harus kita tumbuhkan.
Akan tetapi adakalanya kehidupan sosial ekonomi sebuah bangsa mengalami
kesulitan. Kesulitan itu disebabkan karena dosa-dosa masa lalu yang menumpuk
yang belum bertaubat darinya secara massal. Jika itu penyebabnya, maka obat
satu-satunya adalah beristighfar dan bertobat.
Allah berfirman yang mengisahkan seruan Nabi Hud Alaihissalam, kepada
kaumnya:
Dan (Hud) berkata, hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu
bertaubatlah kepadaNya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu
dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu dan janganlah kamu
berpaling dengan berbuat dosa (QS. Hud:52)
Para Jamaah yang dimuliakan Allah Sekali lagi, tiada kehidupan yang sepi dari
tantangan dan godaan. Agar kita tetap tegar dan selamat dalam berbagai
gelombang kehidupan, tidak bisa tidak kita harus memiliki dan melakukan
TIGAIS di atas yaitu Istiqomah, Istikharah dan Istighfar.
Mudah-mudahan Allah memberi kekuatan kepada kita untuk menatap masa depan
dengan keimanan dan rahmatNya yang melimpah. Amin

Kemuliaan Wanita
Allah Taala berfirman,
Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan sedang dia orang yang beriman, maka mereka itu akan masuk ke
dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun (QS an-Nisaa:124).
Dalam ayat lain Allah Taala berfirman,
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan
dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik (di dunia), dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan
kepada mereka (di akhirat) dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan(QS an-Nahl:97). [Lihat keterangan syaikh Bakr Abu Zaid
dalam kitab Hiraasatul fadhiilah (hal. 17)].
Sebagaimana Islam juga sangat memperhatikan hak-hak kaum perempuan, dan
mensyariatkan hukum-hukum yang agung untuk menjaga dan melindungi mereka.
Syaikh Shaleh al-Fauzan berkata, Wanita muslimah memiliki kedudukan (yang
agung) dalam Islam, sehingga disandarkan kepadanya banyak tugas (yang mulia
dalam Islam). Oleh karena itu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam selalu
menyampaikan nasehat-nasehat yang khusus bagi kaum wanita, bahkan beliau
shallallahu alaihi wa sallam menyampaikan wasiat khusus tentang wanita dalam
kutbah beliau di Arafah (ketika haji wada). [Dalam HR. Muslim (no. 1218)]. Ini
semua menunjukkan wajibnya memberikan perhatian kepada kaum wanita di
setiap waktu[ Kitab at-Tanbiihaat ala ahkaamin takhtashshu bil muminaat
(hal. 5)].
.:: Tugas dan peran penting wanita.
Agungnya tugas dan peran wanita ini terlihat jelas pada kedudukannya sebagai
pendidik pertama dan utama generasi muda Islam, yang dengan memberikan
bimbingan yang baik bagi mereka, berarti telah mengusahakan perbaikan besar
bagi masyarakat dan umat Islam.
Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin berkata, Sesungguhnya kaum wanita
memiliki peran yang agung dan penting dalam upaya memperbaiki (kondisi)
masyarakat, hal ini dikarenakan (upaya) memperbaiki (kondisi) masyarakat itu
ditempuh dari dua sisi:

1. Yang pertama: perbaikan (kondisi) di luar (rumah), yang dilakukan di


pasar, mesjid dan tempat-tempat lainnya di luar (rumah). Yang perbaikan
ini didominasi oleh kaum laki-laki, karena merekalah orang-orang yang
beraktifitas di luar (rumah).
2. Yang kedua: perbaikan di balik dinding (di dalam rumah), yang ini
dilakukan di dalam rumah. Tugas (mulia) ini umumnya disandarkan
kepada kaum wanita, karena merekalah pemimpin/pendidik di dalam
rumah, sebagaimana firman Allah Taala kepada istri-istri Nabi shallallahu
alaihi wa sallam,
Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu, dan janganlah kamu berhias dan
bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu, dan dirikanlah shalat,
tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah
bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait, dan
membersihkan kamu sebersih-bersihnya (QS al-Ahzaab:33).
Oleh karena itu, tidak salah jika sekiranya kita mengatakan: bahwa sesungguhnya
kebaikan separuh atau bahkan lebih dari (jumlah) masyarakat disandarkan kepada
kaum wanita.

Obat untuk Penyakit Hati


Rekan rekan sekalian yang saya banggakan..
Seperti yang kita sadari bersama, umumnya manusia sangat sulit untuk melakukan
ibadah kepada Allah. Umumnya manusia sangat malas untuk diajak melakukan
ketaatan kepada Sang Pencipta. Mengapa?
Kita semua akan memiliki jawaban yang sama, karena manusia dibekali dengan
hawa nafsu. Hanya saja, manusia berbeda-beda. Ada yang hawa nafsunya lebih
menguasi dirinya, sehingga dia bergelimang dengan maksiat, namun dia tidak
merasa bersalah. Ada yang hati nuraninya lebih mendominasi, sehingga dia
menjadi hamba yang taat.
Jika kita perhatikan, sejatinya iman, islam, dan ketaatan kepada Allah adalah
sebuah kenikmatan. Terdapat banyak dalil yang menunjukkan bahwa ibadah bisa
dirasakan kenikmatannya, diantaranya firman Allah ketika menceritakan salah
satu kenikmatan yang Allah berikan kepada para sahabat,
Ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. kalau ia menuruti
kemauan kalian dalam beberapa urusan benar-benarlah kalian mendapat
kesusahan, tetapi Allah menjadikan kalian cinta kepada keimanan dan
menjadikan keimanan itu indah di dalam hati kalian(QS. Al-Hujurat: 7).
Atas petunjuk Allah taala, Allah jadikan para sahabat manusia yang bisa
menikmati lezatnya iman, bahkan Allah jadikan iman itu sesuatu yang indah pada
hati para sahabat. Sehingga kecintaan mereka kepada kebaikan, mengalahkan
segalanya.
Kemudian dalam hadis dari Abbas bin Abdul Mutahalib radhiyallahu anhu,
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Akan merasakan nikmatnya iman, orang yang ridha Allah sebagai Rabnya, islam
sebagai agamanya, dan Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, sebagai
rasulnya. (HR. Muslim, Turmudzi dan yang lainnya).
Dalam hadis di atas, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyebut tiga
kriteria:
Orang yang mentauhidkan Allah dengan sepenuhnya, sebagai bukti dia ridha
Allah sebagai Rabnya,

kemudian dia menjadikan syariat islam sebagai aturan hidupnya, sebagai bukti dia
ridha bahwa islam sebagai agamanya
dan dia mengikuti petunjuk Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam
hidupnya
orang yang memiliki 3 kriteria ini akan merasakan lezatnya.
Dalam hadis lain, yang mungkin hadis ini
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda,

sering

kita

dengar,

Tiga hal, siapa yang memilikinya maka dia akan merasakan lezatnya iman: Allah
dan Rasul-Nya lebih dia cintai dari pada selainnya, dia mencintai seseorang hanya
karena Allah, dan dia sangat benci untuk kembali kepada kekufuran, sebagaimana
dia benci untuk dilempar ke neraka. (HR. Bukhari, Muslim dan yang lainnya).
Semua dalil di atas menunjukkan betapa iman, islam, dan segala turunannya,
merupakan kenikmatan dan bisa dirasakan lezatnya.
Rekan rekan sekalian yang saya banggakan..
Yang menjadi tanda tanya kita, mengapa banyak orang justru merasa berat atau
bahkan merasa tersiksa ketika melakukan ketaatan? Bisa jadi, bahkan termasuk
kita, seringkali masih menganggap ketaatan itu sesuatu yang sulit bagi kita. Lalu
dimanakah nikmatnya iman itu?
Sejatinya kasus semacam ini juga dialami oleh fisik manusia. Seperti yang kita
pahami, hampir semua orang yang mengalami sakit, dia akan susah makan, dan
semua terasa pahit. Selezat apapun jenis makanan yang diberikan, orang sakit
akan merasakannya sebagai sesuatu yang pahit. Soto pahit, sate pahit, bahkan
sitipun pahit rasanya. Kenapa? Karena dia sedang sakit.
Seperti itu pula, orang yang sedang sakit hati dan mentalnya. Selezat apapun
nutrisi yang diberikan, dia akan merasakan pahit dan berusaha menolaknya.
Dengan ini kita bisa menemukan jawaban, mengapa banyak orang tidak
merasakan nikmatnya iman? Karena kebanyakan manusia, hati dan jiwanya
sedang sakit.
Untuk bisa mengembalikan pada kondisi normal, tentu kita harus berusaha
mengobati penyakit itu. Karena jika sakit ini dibiarkan, selamanya kita tidak bisa
merasakan nikmatnya nutrisi dan makanan. Hati sakit yang dibiarkan, selamanya
akan sulit untuk menikmati lezatnya iman.
Lalu bagaimana cara mengobati hati?

Imam Ibnul Qoyim, dalam karyanya Ighatsatul Lahafan (1/16 17) menjelaskan
bahwa ada 3 teori pokok untuk mengobati sesuatu yang sakit. Teori ini juga
digunakan dalam ilmu medis.
Dalam dunia medis, ketika seorang dokter hendak mengobati pasien, dia akan
memberlakukan 3 hal:
Pertama, menjaga kekuatan. Ketika mengobati pasien, dokter akan menyarankan
agar pasien banyak makan yang bergizi, banyak istirahat, tenangkan pikiran, tidak
lupa, sang dokter juga memberikan multivitamin. Semua ini dilakukan dalam
rangka menjaga kekuatan fisik pasien.
Ibnul Qoyim menjelaskan, orang yang sakit hati, salah satu upaya yang harus dia
lakukan adalah menjaga kekuatan mentalnya, dengan ilmu yang bermanfaat dan
melakukan berbagai ketaatan. Hatinya harus dipaksa untuk mendengarkan nasehat
dan ilmu yang bersumber dari Al-Quran dan sunah, serta fisiknya dipaksa untuk
melakukan ibadah dan ketaatan. Karena ilmu dan amal, merupakan nutrisi bagi
hati manusia. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam hadis riwayat
Bukhari, memisalkan ilmu sebagaimana hujan dan hati manusia sebagaimana
tanah. Karena hati senantiasa butuh nutrisi berupa ilmu.
Kedua, melindungi pasien dari munculnya penyakit yang baru atau sesuatu yang
bisa memparah sakitnya.
Dalam mengobati pasien, tahapan lain yang dilakukan dokter adalah menyarankan
pasien untuk menghindari berbagai pantangan sesuai jenis penyakit yang diderita
pasien.
Hal yang sama juga berlaku untuk penyakit hati. Seperti yang dijelaskan Ibnul
Qoyim, orang yang sakit harus menghindari segala yang bisa memperparah
panyakit dalam hatinya, yaitu dengan menjauhi semua perbuatan dosa dan
maksiat. Dia hindarkan dirinya dari segala bentuk penyimpangan. Karena dosa
dan maksiat adalah sumber penyakit bagi hati. Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam menggambarkan bagaimana bahaya dosa bagi hati manusia,

Sesungguhnya seorang hamba, apabila melakukan perbuatan maksiat maka akan


dititikkan dalam hatinya satu titik hitam. Jika dia meninggalkan maksiat itu,
memohon ampun dan bertaubat, hatinya akan dibersihakn. Namun jika dia
kembali maksiat, akan ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya.
Itulah yang diistilahkan ar-raan yang Allah sebutkan dalam firman-Nya, (yang
artinya), Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka

usahakan itu menutupi hati mereka. (HR. Turmudzi, Ibnu Majah dan sanadnya
dinilai kuat oleh Syuaib Al-Arnauth).
Ketiga, menghilangkan penyakit yang ada dalam dirinya
Tahapan terakhir, setelah dokter memastikan jenis penyakit yang diderita pasien,
dokter akan memberikan obat untuk menyerang penyakit itu. Dokter akan
memberinkan antibiotik dengan dosis yang sesuai, atau obat lainnya yang sesuai
dengan penyakit pasien.
Di bagian akhir keterangannya untuk pembahasan ini, Ibnul Qoyim menjelaskan
bahwa cara untuk menghilangkan penyakit yang merusak hati adalah dengan
banyak bertaubat, beristighfar, memohon ampunan kepada Allah. Jika kesalahan
itu harus ditutupi dengan membayar kaffarah maka dia siap membayarnya. Jika
terkait dengan hak orang lain, diapun siap dengan meminta maaf kepadanya.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menggambarkan,
Orang yang bertaubat dari satu perbuatan dosa, seperti orang yang tidak
melakukan dosa itu. (HR. Ibn Majah).
Karena dengan taubat, berarti dia menghilangkan penyakit hati berupa dosa dalam
dirinya.
Rekan rekan..
Obat yang diberika seorang dokter akan berbeda-beda sesuai dengan jenis dan
tingkat penyakit yang diderita pasien.
Dokter akan memberikan penanganan lebih, ketika sakit yang diderita pasien
cukup parah, bahkan sampai harus rawat inap di ICU atau bahkan CCU. Dengan
rentang waktu berbeda-beda, atau bahkan pemberian obat tanpa batas waktu.
Termasuk treatment operasi dan ampuntasi.
Sama halnya dengan mereka yang sakit hatinya. Jika penyakit yang diderita
sangat parah, karena pelanggaran yang dilakukan adalah dosa besar, syariat
memberikan treatment sampai pada taraf hukuman had, seperti cambuk, potong
tangan, pengasingan, qishas, denda, hingga rajam.
Sebagaimana anda tidak dibenarkan untuk menuduh dokter kejam karena
melakukan bedah operasi atau amputasi. Anda juga sangat tidak dibenarkan
mengatakan islam kejam karena memberikan hukuman kematian.
Allahu alam.

Semoga Allah melindungi kita dari segala penyakit hati yang berbahaya, dan
menjadikan hati kita, hati yang sehat, yang bisa merasakan lezatnya iman, islam,
dan amal soleh.
Amiin..

LUCUNYA IBADAH VS HOBI


Sedekah VS Belanja di Mal....
Lucu ya, uang Rp 20.000-an kelihatan begitu besar bila dibawa ke kotak amal
masjid, tapi begitu kecil bila kita bawa ke supermarket. atau mall Jujur saja,
kalimat ini begitu kena banget (khususnya kepada saya sendiri).
Gimana nggak, kadang seringnya di antara kita ngisi kotak amal di masjid dengan
uang recehan. Makanya, kalo pas kotak amal diedarin ke jamaah yang duduk
berderet rapi di shaf-nya masing-masing suka terdengar bunyi nyaring tanda uang
recehan jatuh menimpa benda keras (apalagi kalo kotaknya terbuat dari kaleng,
lebih keras bunyi gemerincingnya)
Mungkin uang itu pecahan seratus, lima ratus, atau seribu rupiah yang logam. Tapi
bukan berarti nggak boleh beramal dengan jumlah seperti itu. Jika ikhlas, insya
Allah dapet pahala juga dong.
Terlepas dari nilai ikhlas, kita coba renungkan aja dikit ya, betapa kita masih
merasa pelit untuk bersedekah. Padahal itu buat kita juga amalannya disisi
Allah.
Tapi, kita harus merasa royal kalo jajan or belanja di mal. Bawa uang 50 ribu
rupiah aja serasa masih kurang. Iya nggak? Kalo saya pernah ngerasa demikian.
Astaghfirullah Semoga kita, bisa seperti Abdurrahman bin Auf dan sahabat
Rasul lainnya yang seperti nggak sayang sama harta. Mereka sedekahkan hartanya
untuk urusan dijalan Allah dengan sangat banyak (menurut kita).
Ngaji VS Nonton Sepakbola ....
Lucu ya, 45 menit terasa terlalu lama untuk dengerin pengajian, tapi betapa
pendeknya waktu itu untuk nonton pertandingan sepakbola. memang kadang lucu
abis, kalo dengerin pengajian mah rata-rata dari kita baru lima menit berlalu aja
mata kita udah merem-melek. Ngantuk! Apalagi kalo sampe harus 45 menit, wah
jarang-jarang deh yang bias bertahan dengan penuh semangat dan aktif dengerin
dan bertanya kepada nara sumber pengajian.
Tapi kalo kita nonton pertandingan sepakbola ditelevisi, waktu setengah main
itu terasa pendek banget. Kita terhipnotis oleh aksi bintang-bintang lapangan hijau
pujaan kita. Kita pun betah menikmatinya. Nggak terasa, 45 menit berlalu
singkat banget. Lucu ya? ***

Doa VS Ngobrol ...


Lucu ya, seringnya kita susah merangkai kata untuk dipanjatkan saat berdoa
kepada Allah SWT, tapi betapa mudahnya cari bahan obrolan bila ketemu teman
dan kata-kata dari mulut kita begitu lancar mengalir. abis shalat aja, kadang
banyak di antara kita yang buru-buru pulang dari masjid atau mushala. Berdoa
seperlunya dan mungkin doanya monoton alias yang diucapkan yang itu-itu aja
(bosen nggak sih?).
Okelah, mungkin di antara kita ada keperluan sehingga begitu selesai shalat
berjamaah, berdoa sebentar dan keluar dari masjid. Nggak apa-apa, karena
sebetulnya berdoa sunnah hukumnya.
Cuma, di sini kita sedikit aja merenung dan evaluasi diri : Apa iya kalo kita
berdoa meminta kepada Allah begitu singkatnya? Begitu buru-burunya? Dan
nggak pandai merangkai kata dalam berdoa untuk memikat Allah SWT?
Emang iya sih, Allah Maha Tahu apa yang diinginkan hamba-Nya dalam berdoa,
tapi adabnya kan kita kudu sopan. Wong sama orang aja kita sopan dan
menghargai. Iya nggak? Tapi lucunya pas kita ngobrol bareng teman-teman, ada
beban dan lepas aja, gitu. Lain kali ye hawanya? Lucu juga tuh. ***
Sepakbola VS Shalat ....
Lucu ya, betapa serunya perpanjangan waktu dipertandingan sepakbola favorit
kita, tapi betapa bosannya kita bila imam shalat tarawih bulan Ramadhan
kelamaan bacaannya.
Eh, jujur aja nih, terutama kalo nonton sepakbola dipertandingan final. Kalo
hasilnya seri di waktu normal, maka diadakan perpanjangan waktu. Nah, banyak
di antara kita yang betah menikmatinya. Apalagi kalo sampe nontonnya
berjamaah di kafe. Dijamin seru abis.
Tapi, kalo bacaan ayat dari sang imam pas sholat tarawih panjang dikit aja, kita
langsung pegel-pegel, dan nekat ngejatuhin talak tiga untuk nggak shalat di
masjid itu lagi kalo imamnya orang tersebut.
Walah? Itu sebabnya, masjid or mushala yang melaksanakan shalat tarawih
berjamaah dengan imam shalatnya yang biasa ngebut dengan kecepatan tinggi
dalam membaca ayat, pasti membludak jamaahnya. betapa banyak dari kita yang
pengennya instan dan serba cepat dalam hal ibadah.

Baca al-Quran VS Baca Novel ....


Lucu ya, susah banget baca al-Quran 1 juz saja, tapi baca novel best sellers 100
halaman pun habis dilalap dalam sekejap dan kita merasa enjoy.
Rahasianya apa? ..
Mungkin kalo bacaan al-Quran cepet bosen karena nggak ngerti artinya.
Mungkin juga. Eh, tapi ada juga teman yang asyik banget baca Harry Potter edisi
bahasa Inggris-nya sampe berjam-jam kok. Ya, kita sih khusnudzan saja, mungkin
juga baca al-Quran pun dia sanggup berjam-jam dan berjuz-juz.
Tapi umumnya, kita suka cepet bosen kan baca al-Quran lama-lama? Lebih
sregep baca novel, baca komik, atau lainnya.
Eh, bukan berarti nggak boleh loh. Silakan aja baca novel. Ini juga sekadar
renungan, bahwa ternyata kita lebih susah dan lebih banyak malasnya untuk baca
al-Quran ketimbang baca bacaan lainnya. Betul nggak?
Konser Musik VS Shalat Jumat ...
Lucu ya, orang-orang pada berebut untuk dapetin tempat di barisan paling depan
ketika nonton konser musik, tapi berebut cari shaf paling belakang bila shalat
Jumat agar bisa cepat keluar.
Coba deh tengok acara konser musik di televisi, banyak orang rebutan untuk
mendapatkan shaf terdepan biar bisa ngelihat dengan jelas bintang pujaannya,
syukur-syukur kalo sampe bisa salaman.
Kalo pun harus bayar, banyak di antara kita yang rela ngeluarin duit untuk nebus
tempat strategis di arena konser. Tapi pas shalat Jumat mah, nyari tempat dishaf
paling belakang biar cepet keluar, atau paling nggak nyari dinding or tiang untuk
nyender. Lucu ya?
Dakwah VS Gossip ...
Lucu ya, susahnya orang diajak untuk partisipasi dalam dakwah, tapi mudahnya
orang berpartisipasi dalam menyebar gossip. untuk ngajak dakwah susahnya
setengah hidup. Alasannya macem-macem. Entah dengan alasan karena belum
cukup ilmu, atau karena malu.
Sehingga bikin lidah kelu. Tapi begitu ada yang ngomporin untuk ngegossip,
lidahnya langsung fasih dan ikut nyebarin lagi. aneh ya? Padahal, tentu saja, nilai
perbuatannya lain banget. Kalo dakwah insya Allah dapet pahala, tapi ngegossip?
Selain dibenci orang, juga dibenci Allah SWT.

Astagfirullah Tapi, kenapa banyak di antara kita yang hobi ngegossip ketimbang
semangat dakwah? Semoga menjadi renungan
Media Massa VS al-Quran ....
Lucu ya, kita begitu percaya banget pada apa yang disampaikan media massa, tapi
kita sering mempertanyakan apa yang disampaikan al-Quran. Jujur saja, media
massa saat ini menjadi salah satu kekuatan untuk melakukan perubahan sosial,
politik, ekonomi dan sebagainya.
Banyak dari kita yang percaya begitu saja dengan apa yang disampaikan media
massa. Kasus2 peledakkan bom, media massa hampir di seluruh dunia selalu
langsung menuding Islam dan kaum muslimin berada di balik serangan
tersebut.
Eh, kita yang baca, banyak juga yang kemudian terprovokasi dan ikut-ikutan
menjatuhkan vonis kepada Islam dan umatnya. Apa nggak bahaya banget tuh?
Tapi kita, kaum muslimin, ada juga yang masih mempertanyakan apa yang
disampaikan oleh al-Quran.
Isinya diutak-atik dan dipersepsi sendiri demi keuntungan dan tujuan tertentu.
Kebalik-balik memang. Padahal, dalam surat al-Baqarah ayat 2 saja Allah SWT
sudah menjamin bahwa al-Quran itu laaroiba fiihi alias tidak ada keraguan di
dalamnya. Nggak cuma itu, ayat tersebut melanjutkan (yang artinya) : Petunjuk
bagi mereka yang bertakwa.
al-Quran itu pasti kebenarannya, dan sekaligus petunjuk bagi mereka yang
bertakwa. Jadi, mengapa harus mempertanyakan lagi apa yang disampaikan Allah
dalam al-Quran?
Tapi dalam waktu bersamaan, kita lebih percaya kepada media massa (bahkan ada
yang sampe nggak perlu ngecek kebenarannya), padahal nggak jarang isinya
berupa kabar burung dan juga informasi yang sesat dan menyesatkan.
Surga Pengen, Beramal Ogah ....
Lucu ya, pengen masuk surga, tapi ogah beramal. Hmm .. ini sih bukan hanya
lucu, tapi juga aneh bin ajaib. Emangnya surga gratis? Nggak lah. Kita-kita aja
masih was-was, khawatir amalan baik selama ini nggak keterima karena mungkin
nggak ikhlas. Lebih sedih lagi seharusnya jika kita berharap surga tapi nggak
pernah (atau sedikit) beramal baik.
Rekan rekan , banyak di antara kita yang kepengen masuk surga, tapi diminta
untuk shalat aja susahnya setengah mati.

Banyak juga di antara kita yang pengen dapetin surga-Nya, tapi diminta untuk taat
dan patuh sama ajaran-Nya aja ogah. Itu sih sama artinya ngarepin dapet uang
pensiun tapi tanpa kerja selagi usia produktif.
Lucu dan aneh banget kan? Pengen masuk surga tapi tanpa beriman dan tanpa
beramal shaleh, kira-kira mungkin nggak? Mimpi kaliii .
Ini sedikit renungan aja buat kita semua. Semoga kita mulai berbenah dalam
hidup ini. Mumpung masih muda. Selagi mudah untuk melakukan berbagai amal
kebaikan, jangan sia-siakan waktu kita.
Kita bisa berbuat lebih banyak. Karena kita nggak pernah tahu kapan kita
dijemput oleh Malaikat Izrail untuk menghadap Allah SWT dan
mempertanggung-jawabkan perbuatan kita selama di dunia.
Mumpung masih ada waktu, sebisa mungkin kita mengumpulkan banyak amal
baik untuk bekal di akhirat kelak. Rasulullah SAW telah bersabda : Bersegeralah
menunaikan amal-amal kebajikan. Karena, saatnya nanti akan datang banyak
fitnah, bagaikan penggalan malam yang gelap gulita.
Betapa bakal terjadi seseorang yang di pagi hari dalam keadaan beriman, di sore
harinya ia menjadi kafir.
Dan seseorang yang di waktu sore masih beriman, keesokan harinya menjadi
kafir. Ia menjual agamanya dengan komoditas dunia. (HR. Bukhari dan Muslim).
Semoga kita semua dimudahkan oleh Allah Taala untuk melakukan amalan yang
baik sesuai ajaran Islam. Ditanamkan dalam hati kita untuk gampang menerima
kebenaran dan mengamalkannya. Semoga. -:)

Manfaat dan Keajaiban Senyuman

1. Senyum itu ibadah


Keajaiban pertama dari sebuah senyuman adalah bahwa terkembangnya sebuah
senyuman dari bibir kita itu merupakan ibadah. Artinya bahwa senyuman yang
selalu mengembang dari bibir kita akan bernilai ibadah dan tentu akan mendapat
pahala dari Allah. Dari sini kita mengetahui bahwa tersenyum tidak saja
merupakan aktifitas fisik yang hanya bernilai fisik, tetapi juga aktifitas ruhani dan
psikis sehingga wajar kalau kemudian mendapatkan limpahan balasan dari Allah.
Bahkan senyuman juga dikategorikan sebagai sebuah sedekah sebagaimana sabda
Rasul sunggingan senyum dibibir kepada saudaramu adalah sadaqah. Sungguh
luar biasa, kita tidak perlu keluar biaya untuk mendapatkan kebaikan dari Allah.
Kita juga tidak perlu repot untuk memberikan kebaikan kepada orang lain. Hanya
dengan senyum tersungging di bibir kita telah mendapatkan kebaikan itu. Tentu
saja sebuah senyuman yang ikhlas.
2. Senyum pembawa berkah
Berkah secara sederhana dapat dikatakan sebagai nilai kebaikan dan kebaikan itu
terus berkembang dan menjadi lebih banyak. Artinya, satu kebaikan yang kita
lakukan (misalnya tersenyum), dampak dari kebaikan itu akan terus berkembang
dan menjadi semakin banyak lagi nilai kebaikannya. Senyum yang selalu
menghiasi bibir kita tentu saja akan berkah karena kebaikan selalu mengiringi
orang-orang yang tersenyum. Keberkahan itu dapat berupa kesuksesan yang tak
terduga karena senyuman kita. Misalnya ketika menyelesaikan masalah antara kita
dengan orang lain. Coba lakukan dengan tanpa senyum dan dengan wajah masam,
tentu saja sulit terselesaikan masalahnya. Kemudian bandingkan dengan
penyelesaian masalah yang selalu diiringi dengan senyum mengembang, pasti lain
suasana dan hasilnya. Keberkahan lain barangkali dapat berupa keadaan hati yang
tertentramkan. Hadapi orang-orang yang banyak masalah dengan senyuman tulus
maka mereka akan merasa mendapat support atau dukungan. Gundah gulana hati
yang risau akan akan damai. Hal ini yang dilakukan Putri Diana ketika menjabat
tangan ODHA (orang-orang dengan hiv aids) yang dibarengi dengan senyuman.
Dan keberkahan yang lain, yang hanya Anda yang tahu dan merasakannya bila
melakukannya.
3. Senyum itu menyehatkan

Ya senyum itu menyehatkan. Di dalam senyuman yang tulus ada kegembiraan,


suasana hati yang menyenangkan, rasa bahagia, optimis dan sebagainya. Berbeda
dengan kemarahan dan ketakutan. Orang-orang yang marah didominasi oleh
hormon noradrenalin. Demikian juga orang-orang yang penuh rasa takut akan
dikuasi oleh hormon adrenalin. Kedua hormon ini sangat berbahaya bagi
kesehatan jantung dan pembuluh darah. Orang-orang yang tidak dapat
mengontrolnya lebih beresiko kena penyakit jantung. Berbeda dengan orang
bahagia dan gembira, mereka akan diselimuti hormon positif. Dan tentu saja
dalam kesehariannya akan memandang segala sesuatu dari sudut positif. Dia
selalu positif thinking terhadap segala yang ada disekitarnya. Maka ekspresinya
adalah sunggingan senyum di bibir. Orang-orang seperti ini akan menjalani hidup
dengan lebih bisa menikmati.
4. Senyum itu indah
Secara kasat mata dapat dibedakan dampak senyuman antara wajah yang jauh dari
senyum dan wajah yang penuh senyuman. Dalam wajah yang selalu dihiasi
dengan senyuman akan tampak lebih menarik dan berseri-seri. Menarik untuk
diajak berbicara dan diskusi serta menyelesaikan masalah. Wajah yang berhias
senyuman ikhlas akan memancarkan aura kepribadian hebat, cantik, menarik, dan
hal-hal positif lainnya. Inilah yang kemudian disebut dengan inner beauty.
Sekarang coba lihat wajah-wajah tanpa ekspresi senyum. Apakah mereka
menarik? Tentu saja tidak. Yang terpancar dari wajah seperti ini adalah sifat
angkuh, sombong, penyendiri, slit kerja sama dan sebagainya.

Keutamaan HIjab
Cantik.. anggun.segarstylish
Wanita mana yang tidak suka dibilang cantik ?
Wanita mana sih yang tidak mau terlihat anggun ?
Wanita mana yang tidak inggin tampil segar dan menawan ?
Wanita mana pula yang tidak ingin tampil stylish dengan gaya dan pakaian
uptodate?
Mungkin atau memang sudah kodratnya ya, semua wanita pasti mau, yang
berbeda mungkin kadarnya saja. Baiklahhh. apa ini salah? Apa wanita
muslimah tidak boleh tampil cantik, anggu, segar, danstylish?!
Ok, seorang wanita muslimah terlebih lagi yang sudah mengaji tidak mungkin
tampil berdandan dan membuka aurat keluar rumah. Yup, setuju
Namun saudaraku, terkadang aku merenung, mengapa akhir-akhir ini banyak
sekali kasus yang menjadikan wanita sebagai korbannya, entah itu perkosaan,
pelecehan seksual, perzinaan, dan lain sebagainya yang ah, miris! Sangatsangat melecehkan dan merendahkan kehormatan wanita. Apakah memang lakilaki zaman sekarang sudah sedemikian bejat dan kurang ajar sehingga
menghinakan wanita? Apakah mereka hanya berpikiran bahwa wanita adalah
tempat pelampiasan nafsu mereka semata? Apakah mereka mengira wanita itu
bagaikan bunga di tepi jalan yang bisa dipetik setiap saat kemudian dicampakkan
begitu saja? Atau mereka pikir wanita ibarat rokok yang setelah sarinya habis
mereka hisap lantas puntungnya mereka buang dan diinjak-injak dengan kaki
mereka?
Tunggu dulu, jangan gegabah menuduh mereka wahai Saudariku.. Pernahkah
engkau berpikir dan merenung dalam-dalam mengapa pria-pria itu berbuat
demikian? Apakah hal itu murni kesalahan mereka atau jangan-jangan ada faktor
lainnya yang mendorong mereka melakukan pelecehan terhadap kita? Renungilah
sejenak
Nah, sudahkah kau temukan jawabannya? Jika belum, baiklah mari kita cari
jawabannya. Aku yakin sebagian besar wanita menyukai bunga-bunga mekar yang
cantik, mewangi, dan beraneka warna. Lihatlah bebungaan yang indah itu, dia
menarik perhatian kumbang untuk menghisap madunya, bahkan menarik

perhatian manusia untuk memetiknya. Ketika bunga itu mekar maka tampaklah
kecantikannya oleh sang kumbang. Sang kumbang pun tertarik untuk
mendekatinya dan merampas madu bunga, lantas setelah puas, sang kumbang
akan meninggalkan bunga itu begitu saja. Dan bunga itupun akhirnya layu dengan
cepat Habis manis, sepah dibuang. Lain halnya dengan bunga cantik yang
terlindungi dari pandangan kumbang. Bunga itu tidak akan terjamah oleh
kumbang-kumbang yang tidak bertanggung jawab.
Ya, wanita ibarat bunga yang cantik itu. Jika seorang wanita menampakkan
kecantikan wajah dan kemolekan tubuhnya, sungguh, kebanyakan dari para lelaki
akan terpesona karenanya. Hawa nafsunya akan menyuruhnya untuk menikmati
sang wanita cantik itu, entah itu dengan memandangi wajah dan tubuh sang
wanita terus-menerus, entah dengan menyentuhnya, atau entah dengan tindakan
bejat lainnya. Hanya lelaki hidung belang dan kurang imannya yang akan
memuaskan hawa nafsunya dengan hal yang haram tersebut. Duhai Saudariku,
apakah engkau mau menjadi korban para lelaki itu? Tentunya sebagai wanita yang
berpikiran sehat, jelas kita tidak akan sudi, benar kan?
Lalu mengapa engkau pamerkan bagian tubuhmu? Keuntungan apakah yang
engkau dapatkan dari membuka auratmu? Kebebasan? Bahagia karena dipuji
orang sebagai wanita seksi? Biar laris jodoh? Gampang dapat pekerjaan? Dapat
tawaran jadi model atau artis? Atau seribu satu kenikmatan hidup lainnya? Jika
engkau berpikir bahwa engkau akan mendapatkan keuntungan yang besar dari
membuka auratmu maka engkau telah salah besar. Kesenangan hidup yang kau
peroleh itu hanyalah kesenangan semu. Sungguh, tidaklah akan engkau dapati dari
membuka auratmu kecuali kerugian yang besar. Dengan membuka aurat maka
turunlah harga diri dan kehormatanmu sebagai muslimah. Hilanglah kemuliaan
dan rasa malumu seiring dengan tersingkapnya auratmu. Dan engkau pun rentan
menjadi korban pelampiasan nafsu para pria hidung belang dan mata keranjang..
Lalu ke manakah perginya rasa aman itu? Hijab, perintah Allah untuk wanita
muslimah
Duhai Saudariku, fitrah seorang manusia pastilah malu untuk memperlihatkan
auratnya dan malu jika orang lain memandang auratnya. Terlebih lagi bagi
seorang muslimah yang komitmen terhadap ajaran agamanya. Seorang mukminah
tentu akan melaksanakan apa saja yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa
Taala, termasuk di antaranya adalah perintah untuk berhijab. Ketahuilah, tidaklah
Allah memerintahkan sesuatu perkara kepada hamba-Nya kecuali pasti perkara itu
bermanfaat bagi hamba-Nya. Demikian juga dengan perintah berhijab bagi
muslimah, karena hijab sungguh sangat besar manfaatnya bagi para wanita.

Apa itu hijab? Syaikh Shalih Al-Fauzan mengatakan bahwa hijab adalah seorang
wanita menutupi seluruh tubuhnya dari laki-laki yang bukan mahramnya,
sebagaimana firman Allah Taala,
..dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa)
nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke
dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami
mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka,
atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka (QS.
An Nur: 31)
Dan yang dimaksud dengan hijab adalah apa-apa yang dapat menutupi
wanita, baik itu dari tembok, pintu, atau pakaian. Sedangkan lafadz ayat tersebut
meskipun ditujukan untuk istri-istri Nabishallallahu alaihi wa sallam, akan tetapi
hukumnya adalah umum untuk semua wanita mukminah. Hijab yang wajib atas
seorang wanita jika berada di dalam rumahnya adalah dia terhalangi di belakang
tembok atau tempat tertutup. Adapun jika dia berhadapan dengan lakilaki ajnabi (yang bukan mahramnya) baik di dalam maupun di luar rumah maka
hijabnya adalah dengan memakai pakaian syari, yaitu abaah (jilbab)
dan khimar (kerudung) yang menutupi seluruh tubuh dan perhiasan luarnya.
Keutamaan hijab Saudariku, di balik kewajiban berhijab bagi wanita sungguh
terdapat berbagai hikmah, keutamaan, dan manfaat yang besar bagi kita yaitu:
1. Menjaga kehormatan
2. Membersihkan hati
3. Menampakkan akhlak mulia Tanda kesucian dan kemuliaan
4. Mencegah keinginan dan kesenangan syaithaniyah (sebagaimana
perbuatan setan)
5. Menjaga rasa malu
6. Menghalangi masuknya pengaruh tabarruj (menampakkan anggota
tubuh dan perhiasannya), sufur (menampakkan (kecantikan)
wajahnya), dan ikhtilath (bercampur-baur antara laki-laki dan wanita
yang bukan mahram) pada masyarakat Islam.
7. Hijab merupakan benteng untuk melawan zina dan gaya hidup bebas
(boleh berbuat sekehendaknya)
8. Hijab adalah penutup aurat wanita, dan ini merupakan bentuk
ketaqwaan kepada Allah.
9. Menjaga ghirah (rasa cemburu).

Syarat-syarat hijab syari


1. Menutupi seluruh tubuh selain yang dikecualikan (yaitu wajah dan telapak
tangan menurut pendapat yang terkuat, insyaallah, sedangkan menutupinya lebih
utama.)
Hal ini telah jelas disebutkan dalam QS. An Nur ayat 31 dan Al Ahzab ayat 59.
2. Bukan sebagai perhiasan
3. Harus tebal, tidak tipis
Ibnu Abdil Barr mengatakan bahwa yang dimaksud dengan wanita yang
berpakaian tetapi telanjang adalah wanita yang mengenakan pakaian yang tipis,
yang mensifati (menggambarkan) bentuk tubuhnya dan tidak dapat menutupi
tubuhnya.
4. Harus longgar, tidak sempit
5. Tidak diberi wewangian atau parfum
6. Tidak menyerupai pakaian laki-laki
7. Tidak menyerupai pakaian wanita kafir
8. Bukan sebagai pakaian untuk mencari popularitas Komitmenlah dengan hijab
Wahai Saudariku, pakailah hijab syari dan istiqamahlah dengan hijab itu, niscaya
engkau akan terjaga dari fitnah. Dengan berhijab maka pahala untukmu akan
mengalir sepanjang hari, tetapi jika engkau tidak berhijab di depan non-mahram
maka aliran dosalah yang akan engkau dapatkan. Sungguh, lebih baik merasa
kepanasan di dunia karena berhijab dari pada kepanasan di neraka karena melepas
hijab. Jangan engkau pedulikan omongan jelek orang tentang hijab syarimu.
Tidak usah kau turuti para feminis yang mengagung-agungkan kebebasan dengan
melepas hijab. Justru kebebasan itu hanya bisa kau dapatkan dengan hijab
sehingga engkau akan terbebas dari pandangan liar mata keranjang dan fitnah
yang merajalela. Jangan engkau termakan syubhat-syubhat seputar hijab. Yakinlah
bahwa hijab adalah kewajiban dari Allah untuk seluruh muslimah di manapun dia
berada dan hijab itu hanyalah mendatangkan kebaikan untukmu. Pegang kuat-kuat
prinsip ini, buang jauh-jauh hawa nafsu dan syubhat-syubhat yang menerpamu.
Allah Taala berfirman,
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini,
niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah

mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap
Allah). (QS. Al-Anam: 116)
Dan Allah hendak menerima taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti
hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari
kebenaran). (QS. An-Nisa: 27)
Semoga Allah memberikan hidayah dan keistiqamahan kepada kita untuk berhijab
sesuai syariat.

7 Langkah Mencari Pahala Melalui Internet

Mencari pahala dapat dilakukan dengan berbagai cara. Bahkan cara tersebut
terkadang tidak terpikirkan oleh kita. Karena cara tersebut tampak sederhana dan
sepertinya tidak mungkin ada pahalanya. Materi Dakwah Islam dan Kultum kali
ini ingin menunjukkan kepada pembaca setianya 7 (tujuh) cara, jalan dan langkahlangkah mendapatkan pahala melalui media internet.
Media internet sesungguhnya dapat kita jadikan sebagai jalan dan cara untuk
mendapatkan pahala dari Allah SWT. Mungkin diantara pembaca ada yang
bertanya, apa mungkin dengan internet kita dapat memperoleh pahala dari Tuhan?
Jawabannya adalah sangat mungkin.
Kita harus mengakui bahwa dalam media internet banyak kemaksiatan atau halhal yang dapat mengantarkan kita pada hal-hal negatif yang dapat mengarah
kepada sesuatu yang sangat dibenci oleh Allah. Tetapi kita juga harus ingat bahwa
di dalam media internet terdapat juga banyak kebaikan, yang kebaikan itu tentu
saja dicintai oleh Allah. Nah, kita akan memanfaatkan sisi kebaikan internet
tersebut untuk mendapatkan pahala.
Prinsipnya adalah, kita berusaha memperoleh pahala dengan memfaatkan media
apapun meski tampa tidak lazim. Orang-orang kreatif akan sangat bisa
memanfaatkan hal apapun untuk beribadah kepada Allah. Ingat, ibadah tidak
hanya shalat, puasa, zakat, haji dan ritual peribadatan yang lain. Tetapi ibadah
dapat berupa apa saja yang baik asalkan dikerjakan dengan mengharap ridho
Allah (ikhlash) dan dilakukan dengan cara-cara yang baik pula.
Berikut ini adalah 7 cara, jalan dan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk
memperoleh atau mendapatkan pahala dari Allah melalui media internet :
1. Tentukan niat : dalam setiap kebaikan yang kita lakukan niat menempati
posisi dan peran yang sangat penting. Ia merupakan langkah pertama
dalam segala kebaikan yang kita lakukan. Niat juga sangat menentukan
kualitas dari kebaikan yang kita lakukan. Kebaikan yang kita lakukan
menjadi kehilangan nilai juga dapat dikarenakan niat kita yang salah.
Nabi bersabda sebagaimana dalam sebuah hadits dari Umar dan diriwayatkan oleh
Bukhari dan Muslim : sesungguhnya semua amal tergantung hanya kepada
niatnya. Dan bagi setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan niatnya.

Niat yang harus ada dalam hati kita saat akan berinternet adalah niat mencari
kebaikan. Artinya kita berniat memanfaatkan internet untuk sesuatu yang positif
dan bukan sebaliknya
memanfaatkan situs dan blog dakwah untuk menggali dan memperlajari khasanah
Islam. Sehingga dengan melakukan hal ini semakin tebal keimanan kita kepada
Allah. Misal blog yang dapat kita jadikan tempat menggali khasanah Islam
adalah Materi Dakwah Islam dan Kultum ini. Memanfaatkannya untuk mendalami
tata cara ibadah sesuai dengan sunnah Rasul, dan sebagainya
menyebarluaskan situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada
orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya
membuka situs/blog tentang Al-Quran atau hadits dan kita memanfaatkannya
untuk mengaji Al-Quran dan juga Hadits di tengah-tengah aktivitas berinternet
memberikan nasehat, saran dan kritik kepada situs/blog yang tidak mendidik dan
menyebarkan keburukan. Cara yang bisa kita lakukan misalnya dengan
mengirimkan email nasehat kepada pemilik situs/blog atau bisa juga dengan ikut
memberikan kementar pada tempat yang tersedia, dan komentar tersebut berupa
nasehat. Hal ini dilakukan dalam kontek saling mengingatkan sebagaimana yang
tercatum dalam QS. Al-Ashr
memanfaatkan media jejaring sosial untuk membangun silaturrahmi dengan
sahabat, saudara dan siapa saja yang belum memungkinkan untuk dilakukan
secara langsung (offline). Karena sillaturhami dengan sahabat dan saudara yang
jauh membutuhkan banyak hal, misalnya waktu dan biaya. Dengan media jejaring
sosial kita tidak harus menunggu lebaran sekedar untuk bersilaturrahmi
menghindari situs/blog yang tidak memberikan manfaat dan terlebih situs/blog
yang menyebarkan hal-hal buruk seperti pornografi, pendangkalan dan pelemahan
iman, hedonistic, atau juga pembengkokan aqidah dan sebagainya. Sekaligus pula
berkampanye kepada orang lain untuk tidak mengaksesnya.
Demikian cara, jalan dan langkah untuk mendapatkan pahala dengan
memanfaatkan media internet.

Anda mungkin juga menyukai