Kelas : XI – AP
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Indah Apriyanti
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembaharuan dalam islam dikenal juga dengan modernisasi islam, yang mempunyai
tujuan untuk menyesuaikan ajaran yang terdapat dalam agama dengan ilmu pengetahuan
dan filsafat modern, tetapi perlu diingat bahwa dalam islam ada ajaran yang tidak bersifat
mutlak, yaitu penafsiran dari ajaran-ajaran yang bersifat abadi dari masa ke masa. Dengan
kata lain pembaharuan mengenai ajaran-ajaran yang bersifat mutlak tak dapat diadakan
karena sudah tak bisa lagi diganggu gugat seperti pada hukum-hukum yang tercantum
dalam al-Qur’an.
Pembaharuan dapat dilakukan dengan meninjau kembali beberapa aspek yang
memang memerlukan untuk diperbaharui seiring dengan perkembangan zaman yang
semakin modern yang mampu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti sekarang
ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pembaharuan dalam Islam ?
2. Apa faktor yang melatarbelakangi pembaharuan dalam Islam ?
3. Siapa saja tokoh pembaharuan dalam Islam ?
4. Bagaiamana dampak pembaharuan dalam Islam ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pembaharuan dalam Islam
2. Untuk mengetahui faktor yang melatar belakangi pembaharuan dalam Islam
3. Untuk mengetahui tokoh-tokoh pembaharuan dalam Islam
4. Untuk mengetahui dampak dari pembaharun dalam Islam
D. Manfaat
1. Pembaca jadi mengerti apa yang dimaksud dengan Pembaharuan islam
2. Pembaca jadi mengetahui faktor yang melatar belakangi pembaharuan islam
3. Pembaca jadi mengetahui siapa saja tokoh-tokoh pembaharuan dalam islam
4. Pembaca jadi mengetahui apa ampak dari pembaharuan dalam islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembaharuan dalam Islam
Hakikat pembaharuan merujuk kepada makna kata tajdid, kemudian
muncul berbagai istilah yang dipandang memiliki relevansi makna dengan
pembaruan, yaitu modernisme, reformisme, puritanisme, revivalisme dan
fundamentalisme.
Di sampig kata tajdid, ada istilah lain dalam kosa kata islam tentang
kebangkitan atau pembaruan, yaitu ishlah. Kata tajdid biasa diterjemahkan
sebagai pembaharuan dan kataishlahsebagai perubahan. Kedua kata tersebut
secara bersama-sama mencerminkan suatu tradisi yang berlanjut, yaitu suatu
upaya menghidupkan kembali keimanan Islam beserta praktik-praktiknya dalam
komunitas kaum muslimin.
Berkaitan hal tersebut, maka pembaruan dalam Islam bukan dalam hal yang
menyangkut dengan dasar atau fundamental islam; artinya bahwa pembaruan
Islam bukanlah dimaksudkan untuk mengubah, memodifikasi, ataupun merevisi
nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam supaya sesuai dengan selera jaman,
melainkan lebih berkaitan dengan penafsiran atau interpretasi terhadap ajaran-
ajaran dasar agar sesuai dengan kebutuhan perkembangan, serta semangat jaman.
Menurut Harun Nasution, Pembaharuan Islam adalah fikiran dan gerakan
untuk menyesuaikan faham-faham keagamaan Islam dengan perkembangan baru
yang ditimbulkan oleh pengetahuan dan teknologi modern.
B. Latar Belakang Pembaharuan Islam
Pemikiran pembaharuan atau modernisasi dunia Islam timbul terutama karena adanya
kontak yang terjadi antara dunia Islam dan Barat. Dengan adanya kontak itu, umat Islam
abad XIX mulai menyadari bahwa mereka telah mengalami kemunduran
dibandingankan dunia Barat yang pada saat itu mulai menemukan titik kemajuan
peradaban.
Sebelum periode modern, hubungan antara Islam dan Barat sebenarnya sudah terjadi,
terlebih antara Kerajaan Utsmani (yang mempunyai daerah kekuasaan di daratan Eropa)
dengan beberapa negara Barat. Namun kontak dengan kebudayaan Barat ini semakin
intens saat jatuhnya kekuatan Mesir oleh Napoleon Bonaparte dari Perancis, disusul
dengan imperialisasi Barat terhadap negara-negara muslim lainnya. Kondisi itu akhirnya
membuka pemikiran pemuka-pemuka intelektual dan pemerintahan Islam di Mesir
untuk segera mengadakan upaya-upaya pembaharuan.
Di antara hal-hal yang mendorong lahirnya gerakan pembaharuan dan modernisasi
Islam, adalah sebagi berikut :
1. Adanya sifat jumud (stagnan) yang telah membuat umat Islam berhenti berpikir
dan berusaha.
2. Persatuan di kalangan umat Islam mulai terpecah belah.
3. Hasil adanya kontak yang terjadi antara dunia Islam dan Barat.
4. Meski demikian, pembaharuan dalam Islam berbeda dengan renaissance
dalam dunia Barat
C. Tokoh-Tokoh Pembaharuan dalam Islam
1. Jamaluddin Al-Afghani
Jamaluddin al-Afghani adalah salah seorang tokoh penting penggerak
pembaruan dan kebangkitan Islam abad ke-19. Ia dilahirkan pada 1838 M.
Ayahnya bernama Sayyid Syafdar, seorang penganut mazhab Hanafi. Menuru L.
Stoddard, Jamaluddin dilahirkan di Asadabad dekat Hamazan di Persia, namun
ia berkebangsaan Afganistan, bukan Persia seperti dinyatakan dalam namanya.
Sejak kecil, Jamaluddin telah menekuni berbagai cabang ilmu keislaman,
seperti tafsir, Hadits, tasawuf, dan filsafat Islam. Ia juga belajar bahasa Arab dan
Persia. Sejak remaja ia mulai menekuni filsafat dan ilmu eksakta menurut sistem
pelajaran Eropa modern.
Dalam sebuah konspirasi, Inggris berhasil menghasut penguasa Mesir untuk
mengusir al-Afghani. Akhirnya ia dibuang ke India dan ditahan di sana pada
1879. Dari India ia menjalani kehidupa yang mobile, seperti di London, Paris,
Teheran, dan Istanbul. Jamaluddin wafat pada usia 59 tahun pada 9 Maret karena
penyakit kanker.
2. Muhammad Abduh
Muhammad Abduh dilahirkan pada 1849 M di sebuah desa pertanian di lembah
Sungai Nil. Ayahnya, Abdul Hasan Khairullah, adalah seorang keturunan Turki
yang telah lama menetap di Mesir. Adapun ibunya dalah seorang Arab yang
masih mempunyai hubungan dengan keluarga Umar ibn al-Khattab, khalifah
kedua dalam Islam setelah Nabi Muhammad saw wafat.
Pendidikan dasar Abduh ditangani langsung oleh ayahnya yang mengajarkan
membaca dan menulis setra ilmu-ilmu keislaman. Selanjutnya, ia belajar
menghafal Al-Quran di bawah bimbingan seorang hafiz. Selama dua tahun, Abduh
berhasil menghafal Al-Quran dengan sempurna. Selanjutnya, dalam usia lima
belas tahun ia ikirim ayahnya ke Madrasah al-Ahmadi di Thantha untuk belajar
ilmu agama.
Pada usia 16 tahun, ayahnya menikahkannya. Namun pendiikan masih tetap
berlanjut hingga ia menyelesaikan studinya di al-Azhar pada 1877. Selanjutnya, ia
mengembangka ilmunya dengan mengajar di Dar al-`Ulum, di samping juga
mengajar di rumahnya sendiri. Di rumahnya, ia mengajarkan buku tentang akhlak
berjudul Tahdzib al-Akhlaq karangn Ibn Miskawaih, yang sudah diterjemahkan
oleh al-Thanthawi.
Abduh wafat pada 11 Juli 1905. Jenazahnya diiringi oleh ribuan orang yang
mencintainya. Bukan hanya orang Muslim, orang-orang Yahudi dan Nasrani pun
ikut berbondong-bondong memberi penghormatan terakhir kepada tokoh
penggerak pembaruan Islam ini.
2.Pendidikan,
Rasyid Rida mengajukan pengajaran ilmu-ilmu pengetahuan umum dengan ilmu-
ilmu agama islam di sekolah-sekolah. Maka kurikulum yang ada perlu
dimasukkan teologi,pendidikan moral, sosiologi, ilmu bumi, sejarah, ekonomi,
ilmu hitung, ilmu kesehatan, bahasa asing, dan ilmu kesejahteraan keluarga,
disamping ilmu-ilmu agama seperti tfsir, fikih, hadis, dan sebagainya yang biasa
diajarkan di sekolah-sekolah tradisional
3. Politik,
menurut Rasyid Ridha bahwa faham nasionalisme bertentangan dengan ajaran
peersaudaraan seluruh umat islam.persaudaraan dalam islam tidak mengenal
adanya perbedaan bahasa, tanah air dan bangsa.