Anda di halaman 1dari 16

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah

“PEMIKIRAN MODERN DALAM ISLAM”

Dosen Pengampu :
“AGUS DWI SANTOSA MP.d.”

Disusun Oleh :

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
2020

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembaharuan dalam islam dikenal juga dengan modernisasi islam, yang


mempunyai tujuan untuk menyesuaikan ajaran yang terdapat dalam agama dengan
ilmu pengetahuan dan filsafat modern, tetapi perlu diingat bahwa dalam islam ada
ajaran yang tidak bersifat mutlak, yaitu penafsiran dari ajaran-ajaran yang bersifat
abadi dari masa ke masa. Dengan kata lain pembaharuan mengenai ajaran-ajaran
yang bersifat mutlak tak dapat diadakan karena sudah tak bisa lagi diganggu gugat
seperti pada hukum-hukum yang tercantum dalam al-Qur‟an.

Pembaharuan dapat dilakukan dengan meninjau kembali beberapa aspek yang


memang memerlukan untuk diperbaharui seiring dengan perkembangan zaman yang
semakin modern yang mampu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti
sekarang ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pembaharuan dalam Islam ?
2. Apa faktor yang melatarbelakangi pembaharuan dalam Islam ?
3. Siapa saja tokoh pembaharuan dalam Islam ?
4. Bagaiamana dampak pembaharuan dalam Islam ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pembaharuan dalam Islam
2. Untuk mengetahui faktor yang melatarbelakangi pembaharuan dalam
Islam
3. Untuk mengetahui tokoh-tokoh pembaharuan dalam Islam
4. Untuk mengetahui dampk dari pembaharun dalam Islam

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembaharuan dalam Islam

Hakikat pembaharuan merujuk kepada makna kata tajdid, kemudian


muncul berbagai istilah yang dipandang memiliki relevansi makna dengan
pembaruan, yaitu modernisme, reformisme, puritanisme, revivalisme dan
fundamentalisme. Di samping kata tajdid, ada istilah lain dalam kosa kata Islam
tentang kebangkitan atau pembaruan, yaitu ishlah. Kata tajdid biasa diterjemahkan
sebagai pembaharuan dan kataishlahsebagai perubahan. Kedua kata tersebut secara
bersama-sama mencerminkan suatu tradisi yang berlanjut, yaitu suatu upaya
menghidupkan kembali keimanan Islam beserta praktik-praktiknya dalam komunitas
kaum muslimin.1

Berkaitan hal tersebut, maka pembaruan dalam Islam bukan dalam hal yang
menyangkut dengan dasar atau fundamental ajaran Islam; artinya bahwa pembaruan
Islam bukanlah dimaksudkan untuk mengubah, memodifikasi, ataupun merevisi
nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam supaya sesuai dengan selera jaman, melainkan
lebih berkaitan dengan penafsiran atau interpretasi terhadap ajaran-ajaran dasar agar
sesuai dengan kebutuhan perkembangan, serta semangat jaman.2

Menurut Harun Nasution,3 Pembaharuan Islam adalah fikiran dan gerakan


untuk menyesuaikan faham-faham keagamaan Islam dengan perkembangan baru
yang ditimbulkan oleh pengetahuan dan teknologi modern.

1
Moch. Sya‟roni Hasan jurnal “UPAYA PEMBARUAN OLEH PARA MODERNIS ISLAM PADA
BIDANG AGAMA, PENDIDIKAN, POLITIK DAN EKONOMI” halaman 2
2
Fauzi, “Pembaharuan Islam (Memahami Makna, Landasan, dan Substansi Metode)“ dalam jurnal
Studi dan Budaya, (Purwokerto: IAIN Purwokerto, 2004) hal. 1
3
Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, Sejarah Pemimkiran dan Gerakan, Jakarta:Bulan
Bintang, 1994 h. 11-12

3
B. Latar Belakang Pembaharuan Islam

Pemikiran pembaharuan atau modernisasi dunia Islam timbul terutama karena


adanya kontak yang terjadi antara dunia Islam dan Barat. Dengan adanya kontak itu,
umat Islam abad XIX mulai menyadari bahwa mereka telah mengalami kemunduran
dibandingankan dunia Barat yang pada saat itu mulai menemukan titik kemajuan
peradaban.

Sebelum periode modern, hubungan atau kontak antara Islam dan Barat
sebenarnya sudah terjadi, terlebih antara Kerajaan Utsmani (yang mempunyai daerah
kekuasaan di daratan Eropa) dengan beberapa negara Barat. Namun kontak dengan
kebudayaan Barat ini semakin intens saat jatuhnya kekuatan Mesir oleh Napoleon
Bonaparte dari Perancis, disusul dengan imperialisasi Barat terhadap negara-negara
muslim lainnya. Kondisi itu akhirnya membuka pemikiran pemuka-pemuka
intelektual dan pemerintahan Islam di Mesir untuk segera mengadakan upaya-upaya
pembaharuan.

Di antara hal-hal yang mendorong lahirnyanya gerakan pembaharuan dan


modernisasi Islam adalah:
1. Adanya sifat jumud (stagnan) yang telah membuat umat Islam berhenti
berpikir dan berusaha.
Selama umat Islam masih bersifat jumud dan tidak mau berpikir (berijtihad)
maka mereka tidak mungkin mengalami kemajuan. Kemajuan masyarakat hanya
akan bisa tercapai melalui pengkajian ilmu pengetahuan yang terus menerus untuk
kemudian diaplikasikan dalam teknologi terapan dan kehidupan sosial yang nyata
demi kemajuan masyarakat. Untuk itulah maka perlu diadakan upaya pembaharuan
dengan memberantas sikap jumud dan menggerakkan kembali tradisi ijtihad di
kalangan umat Islam.
2. Persatuan di kalangan umat Islam mulai terpecah belah.
Umat Islam tidak akan mengalami kemajuan apabila tidak ada persatuan dan
kesatuan yang diikat oleh tali ukhuwah Islamiyah. Karena itu maka lahirlah suatu

4
gerakan pembaharuan yang berupaya memberikan inspirasi kepada seluruh umat
Islam untuk bersatu dan melawan imperialisme Barat.
3. Hasil adanya kontak yang terjadi antara dunia Islam dan Barat.
Dengan adanya kontak ini mereka sadar bahwa mereka mengalami
kemunduran dibandingkan Barat. Terutama pasca terjadinya peperangan antara
kerajaan Utsmani dengan kerajaan Eropa, di mana pada masa-masa sebelumnya
kerajaan Utsmani selalu menang dalam peperangan namun saat itu mengalami
kekalahan. Hal ini membuat tokoh-tokoh kerajaan Utsmani berupaya menyelidiki
rahasia kekuatan militer Eropa. Ternyata rahasianya adalah “sistem militer modern”
yang dimiliki Eropa, sehingga,pembaharuan dalam dunia Islam pun salah satunya
dipusatkan pada bidang militer.
4. Meski demikian, pembaharuan dalam Islam berbeda dengan renaissance
dalam dunia Barat.
Jika renaissance Barat muncul dengan cara “menyingkirkan” peran agama
dari kehidupan masyarakat, maka pembaharuan Islam sebaliknya, yakni untuk tujuan
memperkuat prinsip dan ajaran Islam itu sendiri demi kemashlahatan dunia secara
lebih luas. Pada saat dunia Islam mengalami kemunduran, bangsa Barat justru
mengalami kemajuan dan berhasil melakukan ekspansi wilayah perdagangan baru.
Meski jalur strategis perdagangan yang selama itu menjadi jalur internasional telah
dikuasai oleh umat Islam sehingga bangsa Barat sulit melakukan transaksi-transaksi
perdagangan melalui jalur tersebut, namun dengan didukung oleh kesuksesan
Christoper Columbus (1492M) yang berhasil menemukan benua Amerika, juga
Vasco da Gama yang berhasil menemukan jalur ke Timur melalui Tanjung Harapan
pada tahun 1498M, 4

C. Tokoh-Tokoh Pembaharuan dalam Islam


1) Muhammad Ibn Abd al-Wahhab

Nama lengkapnya adalah Muhammad Ibn Abd al-Wahhab bin Sulaiman bin
„Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Rasyid bin Buraid bin Muhammad bin Buraid

4
Muhammad Khalil, Sejarah Kebudayaan Islam untuk MA kelas 11. Hlm. 5-6

5
bin Musyarraf.5 Ia dilahirkan di kota „Uyainah (sebelah utara kota Riyadh) pada
tahun 1115 Hijriyah, bertepatan dengan tahun 1703 Masehi di tengah-tengah
keluarga Ulama. Ayah, kakek dan paman-paman beliau adalah para Ulama, sehingga
sejak kecil beliau sudah menghafal al-Quran dan belajar fiqh, tafsir dan hadits dari
ayah beliau. Saat sudah mencapai usia baligh beliau berangkat ke Mekkah untuk
menunaikan ibadah haji dan ia bertemuu serta menimba ilmu dari para ulama
Mekkah dan Madinah. Beliau juga berangkat menuju Basrah dan menimba ilmu dari
para Ulama Basrah ketika itu.

Muhammad Ibn Abd al-Wahhab memulai dakwahnya di kota Huraimila`,


yaitu tempat tinggal ayahanda beliau yang menjabat sebagai hakim di sana. Beliau
mulai mengajak untuk memurnikan ibadah hanya kepada Allah swt, dan menjelaskan
bahaya syirik serta bahaya beribadah kepada selain Allah. Tetapi sepeninggal
ayahanda, beliau kembali ke „Uyainah dan kembali berdakwah di sana. Lantaran
terjadi berbagai tekanan, akhirnya beliau meninggalkan kota „Uyainah menuju
Dir‟iyah.

Di kota Dir‟iyah inilah Muhammad Ibn Abd al-Wahhab bertemu dengan


Amir Muhammad bin Su‟ud sebagai pemimpin kota Dir‟iyah ketika itu, yang
akhirnya mereka berdua sepakat untuk menyebarkan dakwah Muhammad Ibn Abd
al-Wahhab, yaitu untk memurnikan ajaran Islam dari segala bentuk syirik, bid‟ah dan
khurafat, serta mengembalikan kaum Muslimin kepada ajaran Islam yang benar
sesuai yang dibawa oleh Rasulullah saw dan telah dipraktekkan oleh para sahabat.
Kerjasama yang penuh berkah inilah yang merupakan cikal bakal Kerajaan Saudi
Arabia yang kita kenal sekarang.6

Pada masa itu, negeri-negeri Islam benar-benar mengalami kemerosotan dari segala
aspek, kaum Muslimin mengalami kemunduran moral dan akhlak, praktek kesyirikan
tersebar dimana-mana, berdoa kepada selain Allah, meminta pertolongan kepada

5
Lihat kitab ‘Unwanul Majd fi Tarikhi Najd, karya Usman Basyir, dan kitab Tarikh Najd,
karya Hushain Ghannam.
6
Lihat kitab ‘Unwanul Majd fi Tarikhi Najd, karya Usman Basyir, dan kitab Tarikh Najd,
karya Hushain Ghannam.

6
pohon serta batu-batu keramat, serta praktek sihir dan perdukuna hampir merata di
tegah-tengah kaum Muslimin.7

Dengan munculnya dakwah Muhammad Ibn Abd al-Wahhab ini di tengah


Jazirah Arab, dan dibantu oleh kekuatan pedang Amir Muhammad bin Su‟ud yang
kemudian menyebar ke negeri-negeri Islam lainnya, maka pantaslah jika beliau
dijuluki sebagai pembaharu abad kedua belas Hijriyah.

Masa kecil Muhammad Ibn Abd al-Wahhab lebih banyak dipergunakan untuk
mempelajari al-Quran, tidak banyak dipergunakan untuk bermain-main bersma
teman sebayanya, shingga beliau telah hafal al-Quran sebelum umurnya mencapai 10
tahun. Beliau memiliki ketajaman pemahaman yang kuat biasa, cerdas, cepat
menghafal dan fasih pengucapan kata-katanya.

Sebelum beliau melakuka perjalanan jauh ke berbagai negeri untuk menuntut


ilmu, hal yang pertama kali beliau lakuka adalah menyibukkan diri dengan sungguh-
sungguh menggali ilm agama dari ayahnya sendiri. Maka dasar-dasar ilmu yang kuat
sudah belaiu miliki semenjak umur beliau berkisar antara sepluh tahun di „Uyainah,
salah satu daerah di Najed.

Beliau mencapai usia baligh sebelum usianya genap 12 tahun. Pada usia itu,
sesudah usianya baligh, beliau sudah disuruh menjadi imam shalat oleh ayahnya, dan
ayahnya pun menikahkannya. Setelah itu,, pada usia yang sama, beliau pergi haji
memnuhi rukun Islam yang kelima dan selanjutnya beliau mengunjungi kota
Madinah dan menetap di sana selama dua bulan, baru sesudah itu beliau kembali ke
kampung halamannya. Itu adalah perjalanan ibadah haji pertama beliau. Dan
tampaknya, selama dua bulan beliau tinggal di Madinah beliau sempat menghadiri
beberapa pelajaran dari beberapa Ulama di Masjid Nabawi. Tetapi yang paling
berpengaruh bagi beliau adalah ketika bertemu dengan dua Ulama besar yang kelak
menjadi guru-gurunya pula pada pengembaraan ilmiah berikutnya, yaitu Syaikh
Abdullah bin Ibrahim bin Saif dan Syaikh Muhammad Hayat as-Sindi.

7
Lihat tesis S3 Syaikh Shalih bin Abdullah bin Abdurrahman al-Abud tentnag Aqidah Syaikh
Muhammad Ibn Abd al-Wahhab dan pengaruhnya di dunia Islam.

7
2) Jamaluddin Al-Afghani

Jamaluddin al-Afghani adalah salah seorang tokoh penting penggerak


pembaruan dan kebangkitan Islam abad ke-19. Ia dilahirkan pada 1838 M. Ayahnya
bernama Sayyid Syafdar, seorang penganut mazhab Hanafi. Menuru L. Stoddard,
Jamaluddin dilahirkan di Asadabad dekat Hamazan di Persia, namun ia
berkebangsaan Afganistan, bukan Persia seperti dinyatakan dalam namanya.

Sejak kecil, Jamaluddin telah menekuni berbagai cabang ilmu keislaman,


seperti tafsir, Hadits, tasawuf, dan filsafat Islam. Ia juga belajar bahasa Arab dan
Persia. Sejak remaja ia mulai menekuni filsafat dan ilmu eksakta menurut sistem
pelajaran Eropa modern.

Dalam sebuah konspirasi, Inggris berhasil menghasut penguasa Mesir untuk


mengusir al-Afghani. Akhirnya ia dibuang ke India dan ditahan di sana pada 1879.
Dari India ia menjalani kehidupa yang mobile, seperti di London, Paris, Teheran, dan
Istanbul. Jamaluddin wafat pada usia 59 tahun pada 9 Maret karena penyakit kanker.

8
3) Muhammad Abduh

Muhammad Abduh dilahirkan pada 1849 M di sebuah desa pertanian di


lembah Sungai Nil. Ayahnya, Abdul Hasan Khairullah, adalah seorang keturunan
Turki yang telah lama menetap di Mesir. Adapun ibunya dalah seorang Arab yang
masih mempunyai hubungan dengan keluarga Umar ibn al-Khattab, khalifah kedua
dalam Islam setelah Nabi Muhammad saw wafat.

Pendidikan dasar Abduh ditangani langsung oleh ayahnya yang mengajarkan


membaca dan menulis setra ilmu-ilmu keislaman. Selanjutnya, ia belajar menghafal
Al-Quran di bawah bimbingan seorang hafiz. Selama dua tahun, Abduh berhasil
menghafal Al-Quran dengan sempurna. Selanjutnya, dalam usia lima belas tahun ia
ikirim ayahnya ke Madrasah al-Ahmadi di Thantha untuk belajar ilmu agama. Pada
usia 16 tahun, ayahnya menikahkannya. Namun pendiikan masih tetap berlanjut
hingga ia menyelesaikan studinya di al-Azhar pada 1877. Selanjutnya, ia
mengembangka ilmunya dengan mengajar di Dar al-`Ulum, di samping juga
mengajar di rumahnya sendiri. Di rumahnya, ia mengajarkan buku tentang akhlak
berjudul Tahdzib al-Akhlaq karangn Ibn Miskawaih, yang sudah diterjemahkan oleh
al-Thanthawi.

Abduh wafat pada 11 Juli 1905. Jenazahnya diiringi oleh ribuan orang yang
mencintainya. Bukan hanya orang Muslim, orang-orang Yahudi dan Nasrani pun ikut

9
berbondong-bondong memberi penghormatan terakhir kepada tokoh penggerak
pembaruan Islam ini.

4) Muhammad Rasyid Rida

Nama lengkapnya adalah Muhammad Rasyid bin Ali Rida bin Muhammad
Syamsuddin bin Muhammmad Baharudin bin Mulla Ali Kalifa. Ia lahr di al-
Qalamun,sebuah desa dekat Tripoli di tepi Pantai Mediteranian sebelah utara
Lebanon (Syiria),pada tanggal 27 Jumadil Ula 1282 H /23 september 1865 M dan
meninggal pada 23 Jumadil Ula 1354 H/22 Agustus 1935. Secara geneologis, ia
masih memeliki pertalian darah dengan al-Husein bin Ali bin Abi Thalib, cucu Nabi
Muhammad dari garis Fatimah. Pendidikannya dimulai pada kuttab di Qalamun, lalu
kesekolah nasional Usmani, sekolah nasional Islam Tripoli (al-madrasah al-Wataniah
al-Islamiah) tahun 1882, dan Sekolah Agama di Tropoli8.

Pemikiran pembaharuan Muhammad Rasyid Rida secara garis besar dapat


dikelompokkan menjadi tiga,9 yaitu :

1. Keagamaan , menurut Rasyid Rida bahwa kemunduran yang diderita umat


islam karena mereka tidak mengamalkan ajaran islam yang sebenarny,
mereka telah menyeleweng dari ajaran tersebut. Untuk itu, umat islam harus
dikembalikan pada ajarn islam yang semestinya,bebas dari segala bid‟ah,

8
Ratu Suntiah dan Maslani. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Cv. Insan Mandiri.2017, hal.140
9
Ratu Suntiah dan Maslani, loc.cit

10
sederhana dalam ibadah dan muamalah. Ia juga menganjurkan pembaharuan
dalam bidang hokum yakni penyatuan madzhab
2. Pendidikan, Rasyid Rida mengajukan pengajaran ilmu-ilmu pengetahuan
umum dengan ilmu-ilmu agama islam di sekolah-sekolah. Maka kurikulum
yang ada perlu dimasukkan teologi,pendidikan moral, sosiologi, ilmu bumi,
sejarah, ekonomi, ilmu hitung, ilmu kesehatan, bahasa asing, dan ilmu
kesejahteraan keluarga, disamping ilmu-ilmu agama seperti tfsir, fikih, hadis,
dan sebagainya yang biasa diajarkan di sekolah-sekolah tradisional
3. Politik, menurut Rasyid Ridha bahwa faham nasionalisme bertentangan
dengan ajaran peersaudaraan seluruh umat islam.persaudaraan dalam islam
tidak mengenal adanya perbedaan bahasa, tanah air dan bangsa.

Ia mulai mencoba menjalankan ide-ide pembaharuan itu ketika masih berada


di Suria, tetapi usaha-usahnya mendapat tantangan dari pihak kerajaan Usmani. Ia
merasa terikat dan tidak bebas dan oleh karena itu memutuskan pindah ke Mesir,
dekat dengan Muhammad Abduh. Pada bulan Januari 1898 ia sampai di negeri
gurunya ini.

Beberapa bulan kemudian ia mulai menerbitkan majalah termasyhur, Al-


Manar. Didalam nomor pertama dijelaskan bahwa tujuan al-manar antar lain
mengadakan pembaharuan dalam bidang agama, social dan ekonomi, memberantas
tahayul dan bid‟ah yang masuk kedalam tubuh islam, menghilangkan faham fatalism
yang terdapat dalam kalangan umat islam, serta faham-faham salah yang dibaw

11
tarekat-tarekat tasawuf, meningkatkan mutu pendidikan dan membela umat islam
terhadap permainan politik Negara-negara barat10.

5) Muhammad Iqbal
Muhammad Iqbal lahir di Sialkot pada tahun 1876. Ia berasal dari keluarga
Kasta Brahmana Khasmir. Ayahnya bernama Nur Muhammad yang terkenal saleh
adalah guru pertamanya. Untuk meneruskan studinya ia kemudian pergi ke Lahore
dan belajar disana sampai memperoleh gelar kesarjanaan M.A. Dikota inilah ia
berkenalan dengan Thomas Arnold, seorang orientalis, yang menurut keterangan
mendorong Iqbal untuk melanjutkan studi di Inggris. Di tahun 1905 ia pergi
keNegara ini dan masuk ke universitas Cambridge untuk mempelajari filsafat. 2
tahun kemudian ia pindah ke Munich di Jerman, dan disinilahn ia memperoleh gelar
Ph.D, Dalam tasawuf. Tesis doctoral yang diajukannya berjudul ; The development
of metaphysic in Persia ( perkembangan metafisik di Persia)11.
Pemikiran pembaharuan Muhammad Iqbal secara garis besar terdiri dari tiga
bidang,12 :
1. Keagamaan, Muhammad Iqbal memandang bahwa kemunduran umat Islam
disebabkan oleh kebekuan umat islam dalam pemikiran dan ditutupnya pintu
ijtihad. Islam menurutnya mengajarkan dinamisme, al-Qur‟an senantiasa
menganjurkan pemakaian akal terhadap ayat atau tanda yang terdapat dalam
alam seperti matahari, bulan, pertukaran siang malam, dan sebagainya. Oleh
karena itu, ijtihad dianggap sebagai prinsip yang dipakai dalam soal gerak
dan perubahan dalam hidup social manusia sehingga ijtihad mempunyai
kedudukan penting dalam pembaharuan Islam
2. Pendidikan, Muhammad Iqbal tidak menjadikan Barat sebagai model
pembaharuannya karena menolak kapitalisme dan imperialise yang
dipengaruhi oleh materialisme dan telah mulai meninggalkan agama. Yang
harus diambil umat islam dari Barat hanyalah ilmu pengetahuannya.
3. Politik, Muhammad Iqbal memandang bahwa India pada hakekatnya tersusun
dari dua bangsa, Islam, dan Hindu. Umat islam India harus menuju pada

10
Harun Nasution. Pembaharuan Dalam Islam.Jakarta: PT Bulan Bintang.1982, hal. 70
11
ibid hal.190
12
Ratu Suntiah dan Maslani. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: CV. Insan Mandiri.2017 hal. 141

12
pembentukan Negara sendiri, terpisah dari negara Hindu di India sehingga
beliau dipandang sebagai bapak Pakistan
Pemikiran-pemikiran Muhammad Iqbal mempengaruhi dunia islam pada
umumnya, terutama dalam pembaharuan di India. Ia menimbulkan paham dinamisme
di kalangan umat islam india dan menunjukn jalan yang harus mereka tempuh untuk
masa depan agar umat islam minoritas di anak benua itu dapat bertahan hidup dari
tekanan luar dengan terwujudnya republic Pakistan13

D. Dampak Pembaharuan dalam Islam


Pembaharuan di Negara-negara timur tengah tidak hanya tersebar di
lingkungan mereka sendiri, namun juga meluas hingga ke Indonesia14. Pengaruh-
pengaruh dari pembaharuan tersebut antra lain :
1. Gema pembaharuan yang dilakukan oleh JaWahab maludin Al-Afghani dan
Syekh Muhammad Abdul samapai juga ke Indonesia, terutama terhadap
tokoh-tokoh seperti Haji Muhammad Miskin , Haji Abdul Rahman dan Haji
Salman Faris , mereka sepulang dari tanah suci terilhami oleh syekh Abdul
Wahab. Pengaruh pemikiran pembaharu Timur Tengah tersebut adalah
timbulnya gerakan Paderi. Gerakan tersebut ingin membersihkan ajaran islam

13
yang telah tercampur baur dengan perbuatan yang bukan Islam. Hal itu
menimbulakn pertentangan antara golongan adat dan golongan paderi
2. Pada tahun 1903 M, Murid-murid dari syekh Ahmad Khatib , seorang ulama
besar bangsa Indonesi di Mekkah yang mendapat kedudukan mulia
dikalangan masyarakat dan pemerintah Arab, kembali dari tanah Suci.
Merekalah yang menjadi pelopor gerakan pembaruan Minangkabau dan
akhirnya berkembang ke seluruh Indonesia. Diantara mereka itu adalah Buya
Hamka, syekh daud rasyid dan K.H Ahmad Dahlan
3. Munculnya berbagai organisasi dan kelembagaan Islam Modern Indonesia
pada awal abad ke-20, baik yang bersifat keagamaan, politik, maupun
ekonomi. Organisasi tersebut ialah Sarekat Islam, PNI, Partai Muslimin
Indonesia dan lain-lain.

14
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Menurut Harun Nasution, Pembaharuan Islam adalah fikiran dan gerakan


untuk menyesuaikan faham-faham keagamaan Islam dengan perkembangan baru
yang ditimbulkan oleh pengetahuan dan teknologi modern.

Pemikiran pembaharuan atau modernisasi dunia Islam timbul terutama karena


adanya kontak yang terjadi antara dunia Islam dan Barat. Dengan adanya kontak itu,
umat Islam abad XIX mulai menyadari bahwa mereka telah mengalami kemunduran
dibandingankan dunia Barat yang pada saat itu mulai menemukan titik kemajuan
peradaban

Tokoh-tokoh pembaharuan dalam islam diantaranya : Muhammad Ibn Abd


al-Wahhab, Jamaludin Al-Afgani, Muhmmad Abduh, Rasyid Rida, dan Muhammad
Iqbal.

Pembaharuan di Negara-negara timur tengah tidak hanya tersebar di


lingkungan mereka sendiri, namun juga meluas hingga ke Indonesia, antara lain
dengan munculnya organisasi-organisasi keagmaan, politik, ekonomi, dan lain-lain.

B. Saran

Bilamana dalam makalah ini terdapat kekeliruan maka saran dari pembaca
sangat diharapkan agar karya ini dapat dijadikan suatu bahan informasi sesuai
dengan tujuannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, “Pembaharuan Islam (Memahami Makna, Landasan, dan Substansi Metode)“


dalam jurnal Studi dan Budaya, (Purwokerto: IAIN Purwokerto, 2004)

Iqbal,Muhammad dan Amin Husein Nasution. 2013.Pemikiran Politik Islam.Jakarta:


Penerbit Kencana Prenada Media Group

Khalil,Muhammad. Sejarah Kebudayaan Islam untuk MA kelas 11.

Majalah As-Sunnah Edisi 07 tahun November 2013. Penerbit Yayasan Lajnah


Istiqomah Surakarta: Solo.

Moch. Sya‟roni Hasan jurnal “Upaya Pembaruan Oleh Para Modernis Islam Pada
Bidang Agama, Pendidikan, Politik Dan Ekonomi”

Nasution,Harun.1994.Pembaharuan dalam Islam, Sejarah Pemimkiran dan Gerakan,


Jakarta:Bulan Bintang

Suntiah,Ratu dan Maslani. 2017.Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Cv. Insan


Mandiri

Susanto, Ready. 2011.100 Tokoh Abad ke-20 Paling Berpengaruh. Bandung:


Nuansa.

16

Anda mungkin juga menyukai