Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMBAHARUAN DALAM ISLAM

Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas matakuliah Sejarah Peradaban Islam

Dosen Pengampu;
Ujang Zaenal, M. Ag

Disusun Oleh
Aprizal Daffa Faishal (119.202.0025)

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYYAH


BALEENDAH
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT atas limpahan dan
karunianya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Makalah ini bertujuan untuk membahas tentang Peradaban Islam Pada Masa
Tiga Kerajaan Besar dalam mata kuliah Sejarah Peradaban Islam. Dengan adanya
amakalah ini kami berharap pembaca akan mengetahui sejauh mana pengetahuannya
tentang isi makalah ini.

Sekalipun kami sudah berusaha menyusun makalah ini dengan baik, kami
menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengarapkan
saran pembaca sekalian.

Demikianlah, semoga makalah ini dapat bermanafaat bagi pembaca dan dapat
digunakan dengan sebaik-baiknya.

Bandung, Juli 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PEMBAHARUAN DALAM ISLAM

B. LATAR BELAKANG PEMBAHARUAN ISLAM

C. TOKOH-TOKOH PEMBAHARUAN ISLAM

D. DAMPAK PEMBAHARUAN DALAM ISLAM

BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembaharuan dalam Islam


Hakikat pembaharuan merujuk kepada makna kata tajdid, kemudian muncul berbagai
istilah yang dipandang memiliki relevansi makna dengan pembaruan, yaitu modernisme,
reformisme, puritanisme, revivalisme dan fundamentalisme. Di samping kata tajdid, ada
istilah lain dalam kosa kata Islam tentang kebangkitan atau pembaruan, yaitu ishlah. Kata
tajdid biasa diterjemahkan sebagai pembaharuan dan kata ishlah sebagai perubahan.
Kedua kata tersebut secara bersama-sama mencerminkan suatu tradisi yang berlanjut,
yaitu suatu upaya menghidupkan kembali keimanan Islam beserta praktik-praktiknya
dalam komunitas kaum muslimin.
Berkaitan hal tersebut, maka pembaruan dalam islam bukan dalam hal yang menyangkut
dengan dasar atau fundamental ajaran Islam; artinya bahwa pembaruanIslam bukanlah
dimaksudkan untuk mengubah, memodifikasi, ataupun merevisinilai-nilai dan prinsip-
prinsip Islam supaya sesuai dengan selera jaman, melainkan lebih berkaitan dengan
penafsiran atau interpretasi terhadap ajaran-ajaran dasaragar sesuai dengan kebutuhan
perkembangan, serta semangat jaman.
Menurut Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam adalah fikiran dan gerakan untuk
menyesuaikan faham-faham keagamaan Islam dengan perkembangan baru yang
ditimbulkan oleh pengetahuan dan teknologi modern.

B. Latar Belakang Pembaharuan Islam


Pemikiran pembaharuan atau modernisasi dunia Islam timbul terutamakarena adanya
kontak yang terjadi antara dunia Islam dan Barat. Dengan adanya kontak itu, umat Islam
abad XIX mulai menyadari bahwa mereka telah mengalami kemunduran dibandingankan
dunia Barat yang pada saat itu mulai menemukan titik kemajuan peradaban.Sebelum
periode modern, hubungan atau kontak antara Islam dan Barat sebenarnya sudah terjadi,
terlebih antara Kerajaan Utsmani (yang mempunyaidaerah kekuasaan di daratan Eropa)
dengan beberapa negara Barat. Namun kontak dengan kebudayaan Barat ini semakin
intens saat jatuhnya kekuatan Mesir
oleh Napoleon Bonaparte dari Perancis, disusul dengan imperialisasi Barat terhadap
negara-negara Muslim lainnya. Kondisi itu akhirnya membuka pemikiran
pemuka- pemuka intelektual dan pemerintahan Islam di Mesir untuk segera mengadakan
upaya-upaya pembaharuan.Di antara hal-hal yang mendorong lahirnya gerakan
pembaharuan dan modernisasi Islam adalah:
1. Adanya sifat jumud (stagnan) yang telah membuat umat Islam berhenti berpikir dan
berusaha.Selama umat Islam masih bersifat jumud dan tidak mau berpikir (berijtihad)
maka mereka tidak mungkin mengalami kemajuan. Kemajuan masyarakat hanya akan
bisa tercapai melalui pengkajian ilmu pengetahuan yang terus menerus untuk kemudian
diaplikasikan dalam teknologi terapan dan kehidupan sosial yang nyata demi kemajuan
masyarakat. Untuk itulah maka perlu diadakan upaya pembaharuan dengan memberantas
sikap jumud dan menggerakkan kembali tradisi ijtihad dikalangan umat Islam.
2. Persatuan di kalangan umat Islam mulai terpecah belah.Umat Islam
tidak akan mengalami kemajuan apabila tidak ada persatuandan kesatuan yang diikat oleh
tali ukhuwah Islam iyah. Karena itu maka lahirlah suatu gerakan pembaharuan yang
berupaya memberikan inspirasi kepada seluruhumat Islam untuk bersatu dan melawan
imperialisme Barat.
3. Hasil adanya kontak yang terjadi antara dunia Islam dan Barat. Dengan adanya kontak
ini mereka sadar bahwa mereka mengalami kemunduran dibandingkan Barat. Terutama
pasca terjadinya peperangan antara kerajaan Utsmani dengan kerajaan Eropa, di mana
pada masa-masa sebelumnya kerajaan Utsmani selalu menang dalam peperangan namun
saat itu mengalami kekalahan. Hal ini membuat tokoh-tokoh kerajaan Utsmani berupaya
menyelidiki rahasia kekuatan militer Eropa. Ternyata rahasianya adalah “sistem militer
modern” yang dimiliki Eropa, sehingga, pembaharuan dalam dunia Islam pun salah
satunya dipusatkan pada bidang militer.
4. Meski demikian, pembaharuan dalam Islam berbeda dengan renaissance dalam dunia
Barat. Jika renaissance Barat muncul dengancara “menyingkirkan” peran agama dari
kehidupan masyarakat, maka pembaharuan Islam sebaliknya, yakni untuk tujuan
memperkuat prinsip dan ajaran Islam itu sendiri demi kemashlahatan dunia secara lebih
luas. Pada saat dunia Islam mengalami kemunduran, bangsa Barat justru mengalami
kemajuan dan berhasil melakukan ekspansi wilayah perdagangan baru. Meski jalur
strategis perdagangan yang selama itu menjadi jalur internasional telah dikuasai oleh
umat Islam sehingga bangsa Barat sulit melakukan transaksi-transaksi perdagangan
melalui jalur tersebut, namun dengan didukung oleh kesuksesan Christoper Columbus
(1492M) yang berhasil menemukan benua Amerika, juga Vasco da Gama yang berhasil
menemukan jalur ke Timur melalui Tanjung Harapan pada tahun 1498M.

C. Tokoh-Tokoh Pembaharuan dalam Islam


1) Muhammad Ibn Abd al-Wahhab
Nama lengkapnya adalah Muhammad Ibn Abd al-Wahhab bin Sulaiman bin Ali bin
Muhammad bin Ahmad bin Rasyid bin Buraid bin Muhammad bin Buraid bin Musyarraf.
Ia dilahirkan di kota ‘Uyainah (sebelah utara kota Riyadh) pada tahun 1115 Hijriyah,
bertepatan dengan tahun 1703 Masehi di tengah-tengah keluarga Ulama. Ayah, kakek
dan paman-paman beliau adalah para Ulama, sehingga sejak kecil beliau sudah
menghafal Al-Quran dan belajar fiqh, tafsir dan hadits dari ayah beliau. Saat sudah
mencapai usia baligh beliau berangkat ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji dan ia
bertemu serta menimba ilmu dari para ulama Mekkah dan Madinah. Beliau juga
berangkat menuju Basrah dan menimba ilmu dari para Ulama Basrah ketika
itu.Muhammad Ibn Abd al-Wahhab memulai dakwahnya di kota Huraimila`yaitu tempat
tinggal ayahanda beliau yang menjabat sebagai hakim di sana. Beliau mulai mengajak
untuk memurnikan ibadah hanya kepada Allah swt, dan menjelaskan bahaya syirik serta
bahaya beribadah kepada selain Allah. Tetapi sepeninggal ayahanda, beliau kembali ke
‘Uyainah dan kembali berdakwah di sana. Lantaran terjadi berbagai tekanan, akhirnya
beliau meninggalkan kota ‘Uyainah menuju Dir’iyah.
Di kota Dir’iyah inilah Muhammad Ibn al-Wahhab bertemu dengan Amir Muhammad
bin Su’ud sebagai pemimpin kota Dir’iyah ketika itu, yang akhirnya mereka berdua
sepakat untuk menyebarkan dakwah Muhammad Ibn Abdal Wahhab, yaitu untuk
memurnikan ajaran Islam dari segala bentuk syirik, bid’ah dan khurafat, serta
mengembalikan kaum Muslimin kepada ajaran Islam yang benar sesuai yang dibawa oleh
Rasulullah saw dan telah dipraktekkan oleh para sahabat.Kerjasama yang penuh berkah
inilah yang merupakan cikal bakal Kerajaan Saudi Arabia yang kita kenal sekarang.
Pada masa itu, negeri-negeri Islam benar-benar mengalami kemerosotan dari segala
aspek, kaum Muslimin mengalami kemunduran moral dan akhlak, praktek kesyirikan
tersebar dimana-mana, berdoa kepada selain Allah, meminta pertolongan kepada pohon
serta batu-batu keramat, serta praktek sihir dan perdukuna hampir merata di tegah-tengah
kaum Muslimin.
Dengan munculnya dakwah Muhammad Ibn Abd al-Wahhab ini di tengah Jazirah Arab,
dan dibantu oleh kekuatan pedang Amir Muhammad bin Su’ud yang kemudian menyebar
ke negeri-negeri Islam lainnya, maka pantaslah jika beliau dijuluki sebagai pembaharu
abad kedua belas Hijriyah.
Masa kecil Muhammad Ibn Abd al-Wahhab lebih banyak di pergunakan untuk
mempelajari Al-Quran, tidak banyak dipergunakan untuk bermain-main bersama teman
sebayanya, sehingga beliau telah hafal al-Quran sebelum umurnya mencapai 10 tahun.
Beliau memiliki ketajaman pemahaman yang kuat biasa, cerdas, cepat menghafal dan
fasih pengucapan kata-katanya.
Sebelum beliau melakukan perjalanan jauh ke berbagai negeri untuk menuntut ilmu, hal
yang pertama kali beliau lakukan adalah menyibukan diri dengan sungguh-sungguh
menggali ilmu agama dari ayahnya sendiri. Maka dasar-dasar ilmu yang kuat sudah
beliau miliki semenjak umur beliau berkisar antara sepuluh tahun Uyainaha, salah satu
daerah di Najed.
Beliau mencapai usia baligh sebelum usianya mencapai genap umur 12 tahun. Pada usia
itu, sesudah usianya baligh, beliau sudah disuruh menjadi imam shalat oleh ayahnya, dan
ayahnya pun menikahkannya. Setelah itu pada usia yang sama, beliau pergi haji
memenuhi rukun islam yang kelima dan selanjutnya beliau mengunjungi kota madinah
dan menetap disana selama dua bulan, baru sesudah itu beliau kembali ke kampong
halamannya. Itu adalah perjalanan ibadah haji pertama beliau dan tampaknya setelah dua
bulan beliau tinggal di madinah beliau sempat menghadiri beberapa pelajaran dan
beberapa ulama di Masjid Nabawi. Tetapi yang paling berpengaruh bagi beliau adalah
ketika bertemu dengan dua Ulama besar yang kelak menjadi guru-gurunya pula pada
pengembaraan ilmiah berikutnya, yaitu Syaikh Abdullah bin Ibrahim bin Saif dan Syaikh
Muhammad Hayat As-Sindi.

2) Jamaluddin Al-Afghani
Jamaluddin al-Afghani adalah salah seorang tokoh penting penggerak pembaruan dan
kebangkitan Islam abad ke-19. Ia dilahirkan pada 1838 M. Ayahnya bernama Sayyid
Syafdar, seorang penganut mazhab Hanafi. Menuru L. Stoddard,Jamaluddin dilahirkan di
Asadabad dekat Hamazan di Persia, namun ia berkebangsaan Afganistan, bukan Persia
seperti dinyatakan dalam namanya.
Sejak kecil, Jamaluddin telah menekuni berbagai cabang ilmu keislaman,seperti tafsir,
Hadits, tasawuf, dan filsafat Islam. Ia juga belajar bahasa Arab danPersia. Sejak remaja ia
mulai menekuni filsafat dan ilmu eksakta menurut sistem pelajaran Eropa modern
.Dalam sebuah konspirasi, Inggris berhasil menghasut penguasa Mesir untukmengusir al-
Afghani. Akhirnya ia dibuang ke India dan ditahan di sana pada 1879.Dari India ia
menjalani kehidupan yang mobile, seperti di London, Paris, Tcheran. Dan Istanbul.
Jamaluddin wafat pada usia 59 tahun pada 9 Maret karena penyakit kanker

3) Muhammad Abduh
Muhammad Abduh dilahirkan pada 1849 M di sebuah desa pertanian dilembah Sungai
Nil. Ayahnya, Abdul Hasan Khairullah, adalah seorang keturunanTurki yang telah lama
menetap di Mesir. Adapun ibunya dalah seorang Arab yangmasih mempunyai hubungan
dengan keluarga Umar ibn al-Khattab, khalifah keduadalam Islam setelah Nabi
Muhammad saw wafat.
Pendidikan dasar Abduh ditangani langsung oleh ayahnya yang mengajarkan membaca
dan menulis setra ilmu-ilmu keislaman. Selanjutnya, ia belajar menghafal Al-Quran di
bawah bimbingan seorang hafiz. Selama dua tahun, Abduh berhasil menghafal Al-Quran
dengan sempurna. Selanjutnya, dalam usia lima belas tahun ia dikirim ayahnya ke
Madrasah al-Ahmadi di Thantha untuk belajar ilmu agama. Pada usia 16 tahun, ayahnya
menikahkannya. Namun pendidikan masih tetap berlanjut hingga ia menyelesaikan
studinya di al-Azhar pada 1877.Selanjutnya, ia mengembangka ilmunya dengan mengajar
di Dar al-`Ulum, disamping juga mengajar di rumahnya sendiri. Di rumahnya, ia
mengajarkan buku tentang akhlak berjudul Tahdzib al-Akhlaq karangan Ibn Miskawaih,
yang sudah diterjemahkan oleh al-Thanthawi
Abduh wafat pada 11 Juli 1905. Jenazahnya diiringi oleh ribuan orang yang
mencintainya. Bukan hanya orang Muslim, orang-orang Yahudi dan Nasrani punikut
berbondong-bondong memberi penghormatan terakhir kepada tokoh penggerak
pembaruan islam masa kini.
4) Muhammad Rasyid Rida
Nama lengkapnya adalah Muhammad Rasyid bin Ali Rida bin MuhammadSyamsuddin
bin Muhammmad Baharudin bin Mulla Ali Kalifa. Ia lahr di al-Qalamun,sebuah desa
dekat Tripoli di tepi Pantai Mediteranian sebelah utaraLebanon (Syiria),pada tanggal 27
Jumadil Ula 1282 H /23 september 1865 M danmeninggal pada 23 Jumadil Ula 1354
H/22 Agustus 1935. Secara geneologis, iamasih memeliki pertalian darah dengan al-
Husein bin Ali bin Abi Thalib, cucu NabiMuhammad dari garis Fatimah. Pendidikannya
dimulai pada kuttab di Qalamun, lalu kesekolah nasional Usmani, sekolah nasional Islam
Tripoli (al-madrasah al-Wataniah al-Islamiah) tahun 1882, dan Sekolah Agama di
Tropoli.
Pemikiran pembaharuan Muhammad Rasyid Rida secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu;
1. Keagamaan, menurut Rasyid Rida bahwa kemunduran yang diderita umatislam karena
mereka tidak mengamalkan ajaran Islam yang sebenarnya, mereka telah menyeleweng
dari ajaran tersebut. Untuk itu, umat Islam harus dikembalikan pada ajarn iIslam yang
semestinya, bebas dari segala bid’ah, sederhana dalam ibadah dan muamalah. Ia juga
menganjurkan pembaharuan dalam bidang hukum yakni penyatuan madzhab
2. Pendidikan, Rasyid Rida mengajukan pengajaran ilmu-ilmu pengetahuanumum dengan
ilmu-ilmu agama Islam di sekolah-sekolah. Maka kurikulumyang ada perlu dimasukkan
teologi,pendidikan moral, sosiologi, ilmu bumi,sejarah, ekonomi, ilmu hitung, ilmu
kesehatan, bahasa asing, dan ilmukesejahteraan keluarga, disamping ilmu-ilmu agama
seperti tfsir, fikih,hadis, dan sebagainya yang biasa diajarkan di sekolah-sekolah
tradisional
3. Politik, menurut Rasyid Ridha bahwa faham nasionalisme bertentangan dengan ajaran
peersaudaraan seluruh umat islam.persaudaraan dalam Islam. Persaudaraan dalam islam
tidak mengenal adanya perbedaan bahasa, tanah air dan bangsa.
Ia mulai mencoba menjalankan ide-ide pembaharuan itu ketika masih berada di suria.
Tetapi usaha-usahanya mendapat tantangan dari pihak kerajaan Usmani. Ia merasa terikat
dan tidak bebas dan oleh karena itu memutuskan pindah ke Mesir, dekat dengan
Muhammad Abduh. Pada bulan januari 1898 ia sampai di negeri gurunya ini.
Beberapa bulan kemudian ia mulai menerbitkan majalah termasyhur, Al-Manar. Didalam
nomor pertama dijelaskan bahwa tujuan al-manar antar lainmengadakan pembaharuan
dalam bidang agama, social dan ekonomi, memberantas tahayul dan bid’ah yang masuk
kedalam tubuh Islam, menghilangkan faham fatalism yang terdapat dalam kalangan umat
islam, serta faham-faham salah yangdibaw tarekat-tarekat tasawuf, meningkatkan mutu
pendidikan dan membela umatislam terhadap permainan politik negara-negara barat.

5) Muhammad Iqbal
Muhammad Iqbal lahir di Sialkot pada tahun 1876. Ia berasal dari keluargaKasta
Brahmana Khasmir. Ayahnya bernama Nur Muhammad yang terkenal salehadalah guru
pertamanya. Untuk meneruskan studinya ia kemudian pergi ke Lahoredan belajar disana
sampai memperoleh gelar kesarjanaan M.A.

Dikota inilah ia berkenalan dengan Thomas Arnold, seorang orientalis, yang


menurut keteranganmendorong Iqbal untuk melanjutkan studi di Inggris. Di tahun 1905
ia pergikeNegara ini dan masuk ke universitas Cambridge untuk mempelajari filsafat.
2tahun kemudian ia pindah ke Munich di Jerman, dan disinilahn ia memperoleh
gelarPh.D, Dalam tasawuf. Tesis doctoral yang diajukannya berjudul; The developmentof
metaphysic in Persia (Perkembangan Metafisik di Persia).
Pemikiran pembaharuan Muhammad Iqbal secara garis besar terjadi dari tiga bidang,
diantaranya;

1. Keagamaan, Muhammad Iqbal memandang bahwa kemunduran umat


Islamdisebabkan oleh kebekuan umat Islam dalam pemikiran dan
ditutupnya pintu ijtihad. Islam menurutnya mengajarkan dinamisme, Al- Qur’an
senantiasa menganjurkan pemakaian akal terhadap ayat atau tanda yangterdapat
dalam alam seperti matahari, bulan, pertukaran siang malam, dansebagainya. Oleh
karena itu, ijtihad dianggap sebagai prinsip yang dipakaidalam soal gerak dan
perubahan dalam hidup social manusia sehinggaijtihad mempunyai kedudukan
penting dalam pembaharuan Islam

2. Pendidikan, Muhammad Iqbal tidak menjadikan Barat sebagai


model pembaharuannya karena menolak kapitalisme dan imperialise yangdipenga
ruhi oleh materialisme dan telah mulai meninggalkan agama. Yangharus diambil
umat islam dari Barat hanyalah ilmu pengetahuannya.

3.  Politik, Muhammad Iqbal memandang bahwa India pada hakekatnyatersusun


dari dua bangsa, Islam, dan Hindu. Umat islam India harus
menuju pada pembentukan Negara sendiri, terpisah dari negara Hindu di Indiasehi
ngga beliau dipandang sebagai bapak Pakistan.

Pemikiran-pemikiran Muhammad Iqbal mempengaruhi dunia islam


padaumumnya, terutama dalam pembaharuan di India. Ia menimbulkan
pahamdinamisme di kalangan umat islam india dan menunjukn jalan yang harus
merekatempuh untuk masa depan agar umat islam minoritas di anak benua itu
dapat bertahan hidup dari tekanan luar dengan terwujudnya republic Pakistan.

D. Dampak Pembaharuan Dalam Islam


 
Pembaharuan di Negara-negara timur tengah tidak hanya tersebar dilingkungan
mereka sendiri, namun juga meluas hingga ke Indonesia. Pengaruh- pengaruh dari
pembaharuan tersebut antra lain;
 
1. Gema pembaharuan yang dilakukan oleh JaWahab maludin Al-Afghani danSyekh
Muhammad Abdul samapai juga ke Indonesia, terutama terhadaptokoh-tokoh
seperti Haji Muhammad Miskin , Haji Abdul Rahman dan HajiSalman Faris ,
mereka sepulang dari tanah suci terilhami oleh syekh AbdulWahab. Pengaruh
pemikiran pembaharu Timur Tengah tersebut adalahtimbulnya gerakan Paderi.
Gerakan tersebut ingin membersihkan ajaranislam yang telah tercampur baur
dengan perbuatan yang bukan Islam. Halitu menimbulakn pertentangan antara
golongan adat dan golongan paderi2.
 
2. Pada tahun 1903 M, Murid-murid dari syekh Ahmad Khatib , seorang
ulama besar bangsa Indonesi di Mekkah yang mendapat kedudukan muliadikalan
gan masyarakat dan pemerintah Arab, kembali dari tanah Suci.Merekalah yang
menjadi pelopor gerakan pembaruan Minangkabau danakhirnya berkembang ke
seluruh Indonesia. Diantara mereka itu adalahBuya Hamka, syekh daud rasyid
dan K.H Ahmad Dahlan3.
 
3. Munculnya berbagai organisasi dan kelembagaan Islam Modern
Indonesia pada awal abad ke-20, baik yang bersifat keagamaan, politik, maupune
konomi. Organisasi tersebut ialah Sarekat Islam, PNI, Partai MusliminIndonesia
dan lain-lain.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Menurut Harun Nasution, Pembaharuan Islam adalah fikiran dan


gerakanuntuk menyesuaikan faham-faham keagamaan Islam dengan
perkembangan baruyang ditimbulkan oleh pengetahuan dan teknologi modern.

Pemikiran pembaharuan atau modernisasi dunia Islam timbul


terutamakarena adanya kontak yang terjadi antara dunia Islam dan Barat. Dengan
adanya kontak itu, umat Islam abad XIX mulai menyadari bahwa mereka telah
mengalami kemunduran dibandingankan dunia Barat yang pada saat itu mulai
menemukan titik kemajuan peradaban.

Tokoh-tokoh pembaharuan dalam islam diantaranya : Muhammad Ibn


Abdal-Wahhab, Jamaludin Al-Afgani, Muhmmad Abduh, Rasyid Rida, dan
Muhammad Iqbal.

Pembaharuan di Negara-negara timur tengah tidak hanya tersebar


dilingkungan mereka sendiri, namun juga meluas hingga ke Indonesia, antara
laindengan munculnya organisasi-organisasi keagmaan, politik, ekonomi, dan
lain-lain.

B. Saran

Bilamana dalam makalah ini terdapat kekeliruan maka saran dari pembaca sangat
diharapkan agar karya ini dapat dijadikan suatu bahan informasi sesuai dengan tujuannya.
DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, “Pembaharuan Islam (Memahami Makna, Landasan, dam Substansi Metode)”


dalam jurnal study dan budaya, (purwekerto: IAIN Purwakerto, 2004)

Iqbal, Muhammad dan Amin Husein Nasution. 2013. Pemikiran Politik Islam.


Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media Group

Khalil, Muhammad. Sejarah Kebudayaan Islam untuk MA kelas 11.

Majalah As-Sunnah Edisi 07 tahun November 2013. Penerbit Yayasan LajnahIstiqomah


Surakarta: Solo.

Moch. Sya’roni Hasan jurnal “Upaya Pembaruan Oleh Para Modernis Islam Pada
 Bidang Agama, Pendidikan, Politik Dan Ekonomi”

Nasution, Harun.1994.  Pembaharuan dalam Islam, Sejarah Pemimkiran danGerakan


, Jakarta: Bulan Bintang

Nuryandi, “Pengaruh Gerakan Modernisasi Islam Terhadap Perkembangan Islamdi


Indonesia”, diakses dari http://www.nuryandi.com/2014/05/pengaruh-gerakan-
modernisasi-islam.html? m=1 
Suntiah, Ratu dan Maslani. 2017. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Cv. InsanMandiri
Susanto, Ready. 2011. 100 Tokoh Abad ke-20 Paling Berpengaruh. Bandung: Nuansa

Anda mungkin juga menyukai