Anda di halaman 1dari 25

MASA PEMBARUAN PENDIDIKAN

ISLAM
OLEH .
NURUL ZAKIYAH ALIM
AHMAD SURYADI
MIFTAHUL JANNAH
LA ODE ANDI MUHAMMAD
MUTAKABBIR
Masa Pembaharuan Pendidikan Islam
.
Pola Pembaharuan

Pendidikan Islam di
Tokoh Pembaharuan Modernisasi
Indonesia
Pola Pembaharuan

Pola Pendidikan Dunia Pola Ajaran Pendidikan


Pola Nasionalisme
Barat Islam Murni
Golongan yang berorientasi pada pola pendidikan
modern di Barat
Pada dasarnya mereka berpandangan
bahwa sumber kekuatan dan kesejahteraan
hidup manusia dialami oleh Barat adalah
sebagai hasil dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern yang
mereka capai. Mereka juga berpendapat
bahwa apa yang dicapai bangsa-bangsa
Barat dewasa ini merupakan
pengembangan dari ilmu pengetahuan dan
kebudayaan yang berkembang di dunia
Islam.
Gerakan Pembaharuan pendidikan Islam yang
berorientasi pada sumber ajaran Islam murni
Pegemban pola ini berpandangan
bahwa Islam merupakan sumber
kemajuan dan perkembangan
peradaban dan ilmu pengetahuan
modern, Islam penuh dengan ajaran
yang mengandung potensi untuk
kemajuan, kesejahteraan, dan kekuatan
bagi ummat manusia . Dalam hal ini,
Islam telah membuktikaan pada masa
kejayaannya.
Usaha pembaharuan pendidikan yang
berorientasi nasionalisme
Rasa nasionalisme timbul bersamaa dengan
berkembangnya pola kehidupan modern, dimulai dari
barat. Bangsa-bangsa barat mengalami kemajuan
rasa nasionalisme, kemudian menimbulkan kekuatan
politik dan berdiri sendiri. Keadaan tersebut
mendorong dunia timur untuk mengembangkan
nasionalisme masing-masing. Hal tersebut dianggap
sangat mendasar, karena umat Islam terdiri atas
berbagai bangsa yang berbeda latar belakang, dan
sejarah perkembangan kebudayaannya. Mereka
hidup bersamaan dengan menganut agama lain di
dalam bangsa itu. Inilah yang juga medorong
berkembangnya rasa nasionalisme didunia Islam.
Jamaluddin Al Afgani
•.
•.
Muhammad Abduh
•.
•.
Muhammad bin Abdul Wahab
•.
•.
Muhammad bin Abdul Wahab
Muhammad bin Abdul Wahab lahir pada
tahun 1703 M, dan meninggal pada
tahun 1787 M. Muhammad bin Abdul
Wahab semasa mudanya selalu
mengembara dari suatu daerah ke
daerah lainnya. Pada masa itu sudah
menjadi tradisi untu mendalami suatu
ilmu orang harus menemui para ulama
dalam berbagai bidang yang berdomisili
di daerah-daerah tertentu.
.
Ajaran Muhammad bin Abdul Wahab
merupakan ajaran pemernian yang ingin
mengembalikan Islam sebagaimana yang
diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW,
karena dalam pandangan nya Islam telah
mengalami penyimpangan yang
membahayakan terutama kelemahan
terhadap tauhid atau keesaan Allah seperti
pengikut wali-wali dan syekh-syekh terikat,
penyembahan pohon-pohon keramat dab
sajian-sajian di makam-makam wali-wali
dan syekh-syekh tersebut.
Jamaluddin Al-Afgani
Jamaluddin lahir di Afganishtan pada 1819
M dan meninggal di Istanbul pada 1897 M.
Ia pernah mejadi pangeran, sebagai
penasihat dan kemudian menjadi perdana
menteri. Hidupnya berpindah-pindah
karena situasi politik. Dari Afganishtan ia
pindah ke India karena Inggris
mencampuri urusan dalam negeri
Afganishtan. Di India ia juga tidak bebas
bergerak karena Inggris sudah berkuasa
pada tahun 1871 M, kemudian ia pun
pindah ke Mesir.
.
Di Mesir, ia mengadakan seminar-seminar untuk
membangkitkan kesadaran kaum Muslimin. Ia
mengemukakan sebab-sebab kemunduran umat
Islam dan cara perbaikannya, Di antara sebab-sebab
kemuduran umat Islam yang ia kemukakan adalah
Ajaran Qadha dan Qadhar tidak lagi dipahami umat
Islam menurut pengertiaanya yang sebenarnya.
Umat Islam lebih jatuh ke paham Jabariah.
Tersebarnya Taqlid di kalangan umat Islam sehingga
mereka menjadi jumud.
Tidak hanya kesatuan umat Islam sebagai akibat
dari lemahnya dari Ukhuwah Islamiyah
(Persaudaraan Umat Islam).
Muhammad Abduh
 Muhammad Abduh lahir di Mesir tahun 1849 M, pada
tahun 1862 ia belajar agama di mesjid Syekh Ahmad di
Tanta. Semula ia sangat enggan untuk belajar, karena
dorongan ayahnya, Syekh Darwis Khaddar, Abduh
menyelesaikan pendidikannya di Tanta tahun 1866 M, Ia
meneruskan pendidikannya dan diangkat menjadi tenaga
pengajar di Dar-Al-Ulum dan Al-Azhar.
 Pada tahun 1888 M Abduh diangkat sebagai hakim
dan
kemudian mejadi penasihat hukum di Makhamah Agung
tahun 1890 M.
Selanjutnya, ia menjadi Dewan Pimpinan A-Azhar
perwakilan Pemerintah meskipun gagasan
pemabaharuan pendidikannya kurang mendapat
tempat, namun beberapa pembaharuannya di bidang
administrasi cukup berhasil. Puncak karirnya ia
diangkat menjadi Mufti besar pada 3 Juni 1899
menggantikan Syekh Hasunah An-Nadawi. Gagasan
Abduh paling mendasar dalam sistem pendidikan
adalah dualisme penddikan adalah bahwa ia sangat
menentang sistem dualisme. Menurutnya, dalam
sekolah-sekolah umum harus diajarkkan agama,
begitu pula disekolah-sekolah agama harus
diajarkan ilmu pengetahuan modern.

Modernisasi Pendidikan Islam
Modernisasi yang mengembangkan pikiran, aliran dan
gerakan, dan usaha untuk mengubah paham, adat istiadat,
institusi lama dan sebagainya, agar semua itu dapat
disesuaikan dengan pendapat-pendapat keadaan baru yang
timbul oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
modern. Karena kata modernisasi bersumber dari barat
mengandung makna negatif, kata modernisasi lebih dikenal
luas dengan pemabaharuan. Dalam bahasa Arab
modernisasi diterjemahkan menjadi tajdid. Modernisasi
atau pembaruan juga berarti proses pergeseran sikap dan
mentalitas mental sebagai warga masyarakat bisa hidup
sesuai dengan tuntuta masa kini. Jadi modernisasi
pendidikan Islam adalah proses penyesuaian pendidikan
Islam dengan zaman.
Harun Nasution, Pembaharuan dalaM Islam, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1994), h. 11.
Pendidikan Islam di
Indonesia

Madrasah

Sekolah

Pesantren
Madrasah
Kata madrasah dalam bahasa Arab berarti tempat
atau wahana untuk mengenyam proses
pembelajaran. Dalam bahasa Indonesia madrasah
disebut dengan sekolah yang berarti bangunan
atau lembaga untuk belajar dan memberi
pengajaran. Karenanya, istilah madrasah tidak
hanya diartikan sekolah dalam arti sempit, tetapi
juga bisa dimaknai rumah, istana, kuttab,
perpustakaan, surau, masjid, dan lain-lain, bahkan
seorang ibu juga bisa dikatakan madrasah pemula.
sementara Karel A. steenbrik justru membedakan
antara madrasah dan sekolah-sekolah, dia
beralasan bahwa antara madrasah dan sekolah
mempunyai ciri yang berbeda.
.
Dari pengertian di atas maka jelaslah bahwa madrasah
adalah wadah atau tempat belajar ilmu-imu keislaman dan
ilmu pengetahuan keahlian lainnya yang berkembang pada
zamannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
istilah madrasah bersumber dari Islam itu sendiri.
Madrasah mulai didirikan dan berkembang pada abad ke 5
H atau abad ke-10 atau ke-11 M. pada masa itu ajaran
agama Islam telah berkembang secara luas dalam
berbagai macam bidang ilmu pengetahuan, dengan
berbagai macam mazhab atau pemikirannya. Pembagian
bidang ilmu pengetahuan tersebut bukan saja meliputi
ilmu-ilmu yang berhubungan dengan al-Qur’an dan hadis,
seperti ilmu-ilmu al-Qur’an, hadits, fiqh, ilmu kalam,
maupun ilmu tasawwuf tetapi juga bidang-bidang filsafat,
astronomi, kedokteran, matematika dan berbagai bidang
ilmu-ilmu alam dan kemasyarakatan.
.
Pada hakikatnya timbulnya madrasah-madrasah di dunia Islam
merupakan usaha pengembangan dan penyempurnaan kegiatan
proses belajar mengajar dalam upaya untuk menampung
pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan jumlah
pelajar yang semakin meningkat dan bertambah setiap tahun
ajaran.
Sementara itu, madrasah boleh dikatakan sebagai fenomena
baru dari lembaga pendidikan Islam yang ada di Indonesia,
yang kehadirannya sekitar permulaan abad ke-20. Namun
dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajarannya masih
belum punya keseragaman antara daerah yang satu dengan
daerah yang lain, terutama sekali menyangkut kurikulum dan
rencana pelajaran. Usaha ke arah penyatuan dan
penyeragaman sistem tersebut, baru dirintis sekitar tahun 1950
setelah Indonesia merdeka. Dan pada perkembangannya
madrasah terbagi dalam jenjang-jenjang pendidikan; Madrasah
Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah.
Sekolah
Sekolah berasal dari bahasa Belanda school, bahasa Jerman
die scrule, bahasa Inggris school yang artinya sama dengan
sekolah, yaitu suatu lembaga pendidikan. Sekolah dapat
diartikan sebagai gedung tempat belajar, waktu berlangsung
pelajaran dan usaha menuntut pelajaran kegiatan belajar
mengajar. Terlepas dari pengertian ini, sekolah merupakan
lembaga pendidikan formal sebagai tempat belajar siswa.
David Popenoe mengemukakan pendapatt yang lebih
terperinci mengenai fungsi pendidikan sekolah. Menurut
beliau ada empat macam fungsi pendidkan, yaitu :
1.      Transmisi kebudayaan masyarakat
2.      Menolong individu memilih dan melakukan peranan
sosialnya
3.      Menjamin integrasi sosial
4.      Sebagai sumber inovasi sosial.
.
Pendidikan sekolah yang berlangsung melalui proses
operasional dalam mencapai tujuannya, memerlukan model dan
sistem yang konsisten dan dapat mendukung nilai-nilai moral
spritual yang melandasinya. Nilai-nilai tersebut
diaktualisasikan berdasarkan orientasi kebutuhan
perkembangan fitrah siswa yang dipadu dengan pengaruh
lingkungan kultural yang ada. Oleh karena itu manajemen
kelembagaan pendidikan sekolah memandang bahwa seluruh
proses kependidikan dalam institusi adalah sebagai suatu
sistem yang berorientasi kepada perbuatan yang nyata.
Kelembagaan pendidikan sekolah merupakan sub-sistem dari
sistem masyarakat atau bangsa. Dalam operasionalnya selalu
mengacu dan tanggap kepada kebutuhan perkembangan
masyarakat. Tanpa bersikap demikian, lembaga pendidikan
sekolah dapat menimbulkan kesenjangan sosial dan kultural.
Kesenjangan ini nantinya akan menjadi konflik antara
pendidikan dan masyarakat.
Pesantren
Di Indonesia istilah kuttab lebih dikenal dengan istilah
“pondok pesantren”, yaitu suatu lembaga pendidikan islam
yang didalamnya terdapat seorang kiai (pendidik) yang
mengajar dan mendidik para santri (peserta didik) dengan
sarana masjid yang digunakan untuk menyelenggarakan
pendidikan terebut, serta didukung adanya pemondokan atau
asrama sebagai tempat tinggal para santri.
Dalam kamus besar bahas Indonesia, pesantren diartikan
sebagai asrama, tempat santri, atau tempat murid-murid
belajar mengaji. Sedangkan secara istilah pesantren adalah
lembaga pendidikan Islam, dimana para santri biasanya
tinggal di pondok (asrama) dengan materi pengajaran kitab-
kitab klasik dan kitab-kitab umum, bertujuan untuk menguasai
ilmu agama Islam secara detail, serta mengamalkannya
sebagai pedoman hidup keseharian dengan menekankan
pentingnya moral dalam kehidupan bermasyarakat.
.
Sedangkan menurut M.Arifin bahwa tujuan didirikannnya
pendidikan pesantren pada dasarnya terbagi pada dua yaitu:
a.          Tujuan Khusus
Yaitu mempersiapkan para santri untuk menjadi orang ‘alim
dalam ilmu agama yang diajarkan oleh Kyai yang bersangkutan
serta mengamalkannya dalam masyarakat.
b.         Tujuan Umum
Yakni membimbing anak didik agar menjadi manusia yang
berkepribadian Islam yang sanggup dengan ilmu agamanya
menjadi mubaligh Islam dalam masyarakat sekitar dan melalui
ilmu dan amalnya. Karakteristik atau ciri-ciri umum pondok
pesantren adalah
a.          Adanya kiai
b.         Adanya santri
c.          Adanya masjid
d.         Adanya pondok atau asrama
.
Sistem yang ditampilkan dalam pondok pesantren mempunyai keunikan

dibandingkan dengan sistem yang diterapkan dalam lembaga pendidikan pada
umumnya, yaitu:
a.          Memakai sistem tradisional, yang memiliki kebebasan penuh

dibandingkan dengan sekolah modern, sehingga terjadi hubungan 2 arah
antara kiai dan santri.
b.         Kehidupan dipesantren menampakkan semangat demokrasi, karena

mereka praktis bekerjasama mengatasi problem non kurikuler mereka sendiri.
c.          Para santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar

dan ijazah, karena sebagian besar pesantren tidak mengeluarkan ijazah,
sedangkan santri dengan ketulusan hatinya masuk pesantren tanpa
adanyaijazah tersebut. Hal itu karena tujuan utama mereka hanya ingin
mencari keridhoan Allah SWT semata.
d.         Sistem pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme,

persaudaraan, persamaan, rasa percaya diri, dan keberanian hidup.
e.          Alumni pondok pesantren tak ingin menduduki jabatan pemeritahan,

sehingga mereka hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintah.
 

 
 
 
 
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai