Anda di halaman 1dari 14

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman
dan kesehatan, sehingga penulis diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk
menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah “Islam dan Ilmu Pengetahuan.”

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan Nabi kita, yaitu Nabi
Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita semua, yang
merupakan petunjuk yang paling benar dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi
seluruh alam semesta.

Sekaligus pula penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebanyak-banyaknya untuk
Bapak Drs. Abu Mansur, M.Pd.I. selaku dosen mata kuliah Islam dan Ilmu Pengetahuan yang
telah menyerahkan kepercayaannya kepada penulis guna menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Penulis juga berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu
berguna serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait
Pendidikan Islam Dalam Lintas Sejarah.

Selain itu penulis juga sadar bahwa pada makalah ini dapat ditemukan banyak sekali
kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis benar-benar menanti kritik
dan saran untuk kemudian dapat direvisi dimasa yang selanjutnya. Diakhir kata, penulis
berharap makalah sederhana ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang membaca. Penulis pun
memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam makalah ini terdapat perkataan yang
tidak berkenan di hati.

Palembang, Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
Pendidikan Pada Masa Rasulullah
Pendidikan Pada Masa Sahabat/Khulafaur Rasyidin
Pendidikan Pada Masa Dinasti Umayyah
Pendidikan Pada Masa Abbasiyah
Pendidikan Pada Masa Turki Utsmani
Sejarah Madrasah Nidhamiyah
Pendidikan Islam di Nusantara Pada Masa Sebelum Indonesia Merdeka
Pendidikan Islam di Indonesia Pada Masa Awal Kemerdekaan
Pendidikan Islam di Indonesia Pada Masa Orde Baru
Pendidikan Islam di Indonesia Pada Reformasi Hingga Saat Ini
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sejarah Pendidikan Islam sangat berkaitan dengan sejarah Islam, di Indonesia terdapat
beberapa periode dari sejarah pendidikan Islam antara lain periode datangnya Islam, periode
perkembangan dan berdirinya kerajaan Islam, periode kedatangan orang barat, periode
penjajahan Jepang, periode kemerdekaan, dan periode pasca kemerdekaan. Sejarah (History),
Louis Gottschalk berpendapat bahwa kata tersebut berasal dari kata benda Yunani yaitu Istoria,
yang berarti Ilmu. Istoria menurut Aristoteles artinya suatu pertelaan sistematika mengenai
seperangkat gejala alam. Dari definisi umum, kata history artinya masa lampau umat manusia.
(Gottchalk, 1975: 27)

Pendidikan Islam adalah usaha yang dilakukan untuk mentransfer antara lain ilmu
(knowledge), nilai (value), dan keterampilan (skill) berdasarkan dari ajaran Islam demi
terbentuknya pribadi Muslim yang utuh. Adapun pengertian Pendidikan Islam secara luas
mencakup berbagai hal tentang sejarah, pemikiran, dan lembaga pendidikan islam.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pendidikan Pada Masa Rasulullah?


2. Bagaimana Pendidikan Pada Masa Sahabat/Khulafaur Rasyidin?
3. Bagaimana Pendidikan Pada Masa Dinasti Umayyah?
4. Bagaimana Pendidikan Pada Masa Abbasiyah?
5. Bagaimana Pendidikan Pada Masa Turki Utsmani?
6. Bagaimana Sejarah Madrasah Nidhamiyah?
7. Bagaimana Pendidikan Islam di Nusantara Pada Masa Sebelum Indonesia Merdeka?
8. Bagaimana Pendidikan Islam di Indonesia Pada Masa Awal Kemerdekaan?
9. Bagaimana Pendidikan Islam di Indonesia Pada Masa Orde Baru?
10. Bagaimana Pendidikan Islam di Indonesia Pada Reformasi Hingga Saat Ini?
Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pendidikan pada masa Rasulullah.


2. Untuk mengetahui pendidikan pada masa Sahabat/Khulafaur Rasyidin.
3. Untuk mengetahui pendidikan pada masa Dinasti Umayyah.
4. Untuk mengetahui pendidikan pada masa Abbasiyah.
5. Untuk mengetahui pendidikan pada masa Turki Utsmani.
6. Untuk mengetahui sejarah Madrasah Nidhamiyah.
7. Untuk mengetahui pendidikan Islam di Nusantara pada masa sebelum Indonesia
merdeka.
8. Untuk mengetahui pendidikan Islam di Indonesia pada masa awal kemerdekaan.
9. Untuk mengetahui pendidikan Islam di Indonesia pada masa orde baru.
10. Untuk mengetahui pendidikan Islam di Indonesia pada reformasi hingga saat ini.
BAB II
PEMBAHASAN

Pendidikan Pada Masa Rasulullah

Dimulai saat Nabi Muhammad setelah diangkat menjadi Rasul yang otomatis saat itu
beliau berperan sebagai guru bagi para pengikutnya. Pendidikan di masa itu memiliki sebuah
tujuan atau hasil akhir yang mulia yakni membentuk pribadi anak didik agar dapat menjadi
pribadi muslim yang baik di dalam kehidupannya, tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat.
Dimana Al-Quran dan Sunnah Rasul yang menjadi sumber ilmu bagi pendidikannya. Materi
pendidikan Islam pada masa Rasulullah SAW terbagi menjadi dua periode, yaitu periode
Mekkah dan periode Madinah. Pembinaan materi pendidikan Islam di Mekkah
menitikberatkan pada penanaman nilai-nilai tauhid ke dalam jiwa setiap individu muslim.
Tujuannya ialah agar dari jiwa mereka terpancar sinar tauhid dan tercermin dalam perbuatan
dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan pembinaan materi pendidikan Islam
di Madinah pada hakikatnya adalah kelanjutan dari pendidikan tauhid di Mekkah. Yakni
pembinaan dibidang keagamaan terutama kaitannya dalam beribadah, pendidikan akhlak,
pendidikan kesehatan, dan pendidikan yang berkaitan dengan kemasyarakatan meliputi pada
bidang pendidikan sosial dan politik. Dimana semua hal yang diajarkan pada periode Madinah
tersebut haruslah terjiwai oleh ajaran tauhid. Sehingga segala tingkah laku sosial politiknya
pun merupakan cerminan dan pantulan sinar tauhid tersebut. Tentu pola pendidikan pada masa
Rasulullah tersebut masih sangat relevan untuk dipakai di masa sekarang. Mengingat dari
pendidikan di masa Rasulullah lahir manusia-manusia terbaik yang namanya harum akan
kegemilangan karyanya di sepanjang masa hingga hari ini.

Pendidikan Pada Masa Sahabat/Khulafaur Rasyidin

Khulafaur rasyidin sepupu dan sekaligus menantu Nabi Muhammad SAW. Keturunan
Bani Hasyim ini lahir di Mekah tahun 603 M. Dari kalangan remaja, ia adalah yang pertama
masuk Islam. Nabi mengasuh Ali sejak usia 6 tahun dan pernah menyebutnya “saudaraku” dan
“ahli warisku”. Ali banyak mengetahui tentang kehidupan Nabi, termasuk ilmu agama. Ali
pernah menyelamatkan nyawa Nabi ketika diminta tidur di tempat tidur Nabi untuk mengecoh
kaum Quraisy. Ia selalu mendampingi Nabi SAW hingga wafatnya dan mengurus
pemakamannya. Pendidikan yang masih berjalan seperti apa yang telah berlaku sebelumnya,
selain adanya motivasi dan falsafah pendidikan yang dibina pada masa Rasulullah juga ada
tumbuh motivasi dan falsafah pendidikan yang dibina oleh kaum Syi’ah dan Khawarij yang
mengakibatkan banyaknya pandangan dan paham yang menjadi landasan dasar serta berpikir
yang memberi kesempatan untuk mencerai beraikan umat Islam mendatang. Dasar pendidikan
Islam yang tadinya bermotif aqidah tauhid, sejak masa itu tumbuh di atas dasar motivasi,
ambisius, kekuasaan, dan kekuatan. Tetapi sebagian besar masih tetap berpegang kepada
prinsip-prinsip pokok dan kemurnian yang diajarkan Rasulullah SAW. Ahmad Syalabi
mengatakan: “Sebetulnya tidak seharipun, keadaan stabil pada pemerintahan Ali. Tak ubahnya
beliau sebagai seorang menambal kain usang, jangankan menjadi baik malah bertambah sobek.
Dapat diduga, bahwa kegiatan pendidikan pada saat itu mengalami hambatan dengan adanya
perang saudara. Ali sendiri saat itu tidak sempat memikirkan masalah pendidikan, karena ada
yang lebih penting dan mendesak untuk memberikan jaminan keamanan, ketertiban dan
ketentraman dalam segala kegiatan kehidupan, yaitu mempersatukan kembali kesatuan umat,
tetapi Ali tidak berhasil.

Pendidikan Pada Masa Dinasti Umayyah

Bani Umayyah berasal dari nama Umayyah Ibn Abdi Syams Ibnu Abdi Manaf, yaitu
salah seorang pemimpin-pemimpin kabilah Quraisy di zaman Jahiliyah. Dinasti Umayyah
didirikan oleh Mu’awiyah bin Aby Sufyan, dan berkuasa sejak tahun 661 sampai tahun 750
Masehi dengan ibukota Damaskus. Ia juga mengganti sistem pemerintahan muslim yang
semula bersistem musyawarah menjadi sistem Monarchy Herdity. Dinasti Umayyah dibedakan
menjadi dua: pertama, Dinasti umayyah yang dirintis oleh Muawiyah Bin Abi Sufyan (661-
680M) yang berpusat di Damaskus (Syiria). Fase ini berlangsung sekitar satu abad yang
mengubah system pemerintahan dari khilafah menjadi monarki. Kedua, Dinasti Umayah di
Andalusia, yang awalnya merupakan wilayah taklukan Umayyah yang di pimpin seorang
gubernur pada zaman Walid Bin Abdul Malik (86-96 H/705-715 M) yang kemudian menjadi
kerajaan. Pendidikan islam pada masa ini hampir sama dengan pendidikan pada periode
khulafaurrasyidin. Namun pada masa bani umayyah ini pendidikan islam lebih mengalami
perkembangan yang cukup signifikan seperti pada kurikulum, metode-metode pendidikan,
lembaga pendidikan islam, kebijakan pemerintah, dan gerakan-gerakan ilmiah pada massa
umayyah.
Pendidikan Pada Masa Abbasiyah

Pada masa Dinasti Abbasiyah tujuan pendidikan itu bermacam-macam karena pengaruh
masyarakat pada masa itu. Terdapat empat tujuan pendidikan, yaitu pertama , tujuan
keagamaan dan akhlak , seperti anak didik belajar membaca dan menghafal Alquran. Kedua ,
tujuan kemasyarakatan, seperti pemuda-pemuda belajar dan menuntut ilmu, agar mereka dapat
mengubah dan memperbaiki masyarakat. Ketiga tujuan pendidikan, seperti cinta akan ilmu
pengetahuan serta senang dalam mencapai ilmu itu. Mereka tidak belajar mengharapkan
keuntungan apa-apa, selain dari pada memperdalam ilmu. Keempat, tujuan kebendaan, artinya
mereka menuntut ilmu agar mendapat penghidupan yang layak, dan pangkat yang tinggi,
bahkan jika mendapat kemegahan dan kekuasaan di dunia ini, seperti tujuan sebagian orang
pada masa sekarang. Mengenai tingkat-tingkat pengajaran pada masa Dinasti Abbasiyah
sekolah-sekolah terdiri atas beberapa tingkat. Pertama , tingkat sekolah rendah,
namanya kuttab jamak ( katatib ), untuk tempat belajar anak-anak. Selain itu kuttab ada pula
anak-anak belajar di rumah, di istana, di toko-toko, dan di pinggir-pinggir pasar. Kedua ,
tingkat sekolah menengah, yaitu di masjid dan di majelis sastera dan ilmu pengetahuan, sebagai
sambungan pelajaran di kuttab . Ketiga , tingkat perguruan tinggi, seperti Baitul Hikmah di
Baghdad dan Darul ilmu di Kairo (Mesir), di masjid-masjid dan lain-lain.

Pendidikan Pada Masa Turki Utsmani

Dinasti Turki Utsmani merupakan kerajaan yang sangat dinamis, kebudayaan yang
merupakan perpaduan dari berbagai macam kebudayaan, diantaranya adalah kebudayaan
Persia, Bizantium, dan Arab. Dari kebudayaan Persia, mereka banyak mengambil ajaran
tentang etika dan tata krama dalam istana raja-raja. Organisasi pemerintahan dan kemiliteran
banyak mereka serap dari Byzantium. Sedangkan ajaran-ajaran tentang prinsip ekonomi, sosial
dan kemasyarakatan, keilmuan serta huruf-huruf banyak mereka terima dari bangsa Arab.
Sistem pendidikan yang dikembangkan pada Dinasti Turki Utsmani adalah menghafal matan-
matan, meskipun murid-murid tidak mengerti, seperti menghafal Matan Al-Jurmiyah, Matan
Taqrib , Matan Al-Fiyyah , Matan Sultan , dan lain-lain. Murid-murid setelah menghafal
matan-matan itu barulah mempelajari syarahnya. Karena pelajaran itu bertambah berat dan
bertambah sulit untuk dihafalkannya. Sistem pengajaran di wilayah ini masih digunakan
sampai sekarang. Pada masa pergerakan yang terakhir, masa pendidikan Islam di Mesir dan
Syiria (Tahun 1805 M) telah dimulai perubahan-perubahan di sekolah-sekolah (Madrasah)
sedangkan di Masjid masih mengikuti sistem yang lama. Pada masa itu banyak juga
perpustakaan yang berisi kitab-kitab yang tidak sedikit bilangannya. Setiap orang bebas
membaca dan mempelajari isi kitab itu. Bahkan banyak pula ulama, guru-guru, ahli sejarah dan
ahli syair pada masa itu. Tetapi mereka hanya mempelajari kaidah-kaidah ilmu Agama dan
Bahasa Arab, serta sedikit ilmu berhitung utuk membagi harta warisan dan ilmu miqat untuk
mengetahui waktu sembahyang. Mereka tidak terpengaruh oleh pergerakan ilmiyah di Eropa
dan tidak mau pula mengikuti jejak zaman kemajuan Islam pada masa Harun Ar-Rasyid dan
masa Al-Makmun, yaitu masa keemasan dalam sejarah Islam. Demikianlah keadaan
pendidikan dan pengajaran pada masa Dinasti Turki Utsmani, sampai jatuhnya sultan/khalifah
yang terakhir tahun 1924 M.

Sejarah Madrasah Nidhamiyah

Pada awal perkembangan Islam, umat Muslim belum memiliki madrasah atau tempat
belajar seperti saat ini. Saat itu, kegiatan proses belajar mengajar dilaksanakan di masjid-
masjid. Di zaman Rasulullah SAW, para sahabat menimba ilmu agama di Masjid Nabawi. Di
dalam masjid itu terdapat suatu ruangan tempat belajar yang disebut suffah, sekaligus menjadi
tempat menyantuni fakir miskin. Madrasah yang pertama kali berdiri di dunia Islam sebagai
lembaga pendidikan yang bentuk dan sistemnya mendekati seperti sekarang adalah Madrasah
Nizamiyah di baghdad. Madrasah ini didirikan oleh Perdana Menteri Nizamul Mulk (1018-
1092), seorang penguasa bani Seljuk pada abad ke-11 M. Pada masa itu, madrasah tersebut
dicatat sebagai tempat pendidikan yang paling masyhur. Kemudian Nizam al-Mulk
mengembangkan madrasah tersebut dengan membuka dan mendirikan madrasah serupa di
berbagai kota, baik di wilayah barat maupun timur dari daerah kekuasaan Islam. Diantaranya
didirikan di kota-kota Balkh, Nisabur, Isfahan, Mosul, Basra dan Tibristan. Oleh karena itu,
kota-kota tersebut kemudian menjadi pusat-pusat studi keilmuan dan menjadi terkenal di dunia
Islam pada masa itu. Para pelajar berdatangan dari berbagai daerah untuk mencari ilmu di
madrasah-madrasah Nizamiyah tersebut. Kesungguhan Nizam al-Mulk dalam membina
madrasah-madrasah yang didirikannya itu tercermin pada kesediaannya menyisihkan
waktunya untuk melakukan kunjungan ke madrasah-madrasah Nizamiyah di berbagai kota
tersebut. Disebutkan, bahwa dalam kesempatan kunjungannya tersebut, ia dengan penuh
perhatian ikut menyimak dan mendengarkan kuliah-kuliah yang diberikan, sebagaimana ia
juga kadang ikut mengemukakan pikiran-pikirannya di depan para pelajar di madrasah itu.
Pendidikan Islam di Nusantara Pada Masa Sebelum Indonesia Merdeka

Pendidikan islam dari masa ke masa mengalami perubahan, mulai dari masa awal
lahirnya, yaitu pada masa Rosulullah, kemudian pada masa Khulafa’ Urasyidin, dan
dilanjutkan masa-masa berikutnya, hingga islam pun mengalami masa keemasan, kemunduran,
dan perbaikan yang dikenal dengan masa pembaharuan. Pemerintah kolonial Belanda
memperkenalkan sekolah-sekolah moderen menurut sistem persekolahan yang berkembang di
dunia barat, sedikit banyak telah mempengaruhi pendidikan Indonesia, yaitu pesantren.
Padahal diketahui bahwa pesantren merupakan satu-satunya lembaga pendidikan formal di
Indonesia sebelum adanya kolonial Belanda, justru sangat berbeda dalam sistem dan
pengelolaannya dengan yang diperkenalkan oleh Belanda. Hal ini dapat dilihat dari
terpecahnya dunia pendidikan di Indonesia pada abad dua puluh M menjadi dua golongan,
yaitu: Pertama pendidikan yang bercirikan sekolah barat yang sekuler. Kedua Pendidikan yang
diberikan oleh pondok pesantren yang hanya mengenal agama saja. Dengan kata lain menurut
istilah Wirjosukarto yang dikutip oleh Muhaimin, pada periode tersebut terdapat dua corak
pendidikan, yaitu corak lama yang berpusat pada pondok pesasntren dan corak baru dari
perguruan sekolah-sekolah yang didirikan oleh pemerintah Belanda. Pendidikan yang dikelola
oleh Belanda khususnya berpusat pada pengetahuan dan keterampilan duniawi yaitu
pendidikan umum, sedangkan pada lembaga pendidikan Islam lebih menekankan pada
pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi pengahayatan agama.

Pendidikan Islam di Indonesia Pada Masa Awal Kemerdekaan

Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia, penyelesaian


pendidikan agama mendapat perhatian serius dari pemerintah, baik di sekolah negeri maupun
swasta. Usaha untuk itu dimulai dengan memberikan bantuan terhadap lembaga tersebut
sebagaimana yang dianjurkan oleh Badan Pekerja Komite Nasional Pusat (BPKNP) tanggal 27
Desember 1945, yang menyebutkan bahwa: Madrasah dan pesantren yang pada hakikatnya
adalah satu alat dan sumber pendidikan dan pencerdasan rakyat jelata yang tidak berurat akar
dalam masyarakat Indonesia pada umumnya, hendaklah pula mendapat perhatian dan bantuan
nyata berupa tuntunan dan bantuan material dari pemerintah. Kenyataan yang demikian timbul
karena kesadaran umat Islam yang dalam, setelah sekian lama mereka terpuruk di bawah
kekuasaan penjajah. Sebab pada zaman penjajahan Belanda, pintu masuk pendidikan modern
bagi umat Islam terbuka secara sangat sempit. Dalam hal ini minimal ada dua hal yang menjadi
penyebabnya, yaitu Pertama: Sikap dan kebijaksanaan pemerintah kolonial yang amat
diskriminatif terhadap kaum muslimin. Kedua yaitu Politik non kooperatif para ulama
terhadap Belanda yang menfatwakan bahwa ikut serta dalam budaya Belanda, termasuk
pendidikan moderennya, adalah salah satu bentuk penyelewengan agama. Mereka berpegang
kepada salah satu hadits Nabi Muhammad saw yang artinya: “Barangsiapa menyerupai suatu
golongan, maka ia termasuk ke dalam golongan itu”. Hadits tersebut melandasi sikap para
ulama pada waktu itu.

Pendidikan Islam di Indonesia Pada Masa Orde Baru

Pendidikan pada masa orde baru merupakan sistem pendidikan terpusat atau dengan
istilah sentralilasi membuat kualitas pendidikan Indonesi semakin memburuk. Dengan
demikian, pendidikan pada masa orde baru bukan untuk meningkatkan taraf kehidupan rakyat,
apalagi untuk meningkatkan sumber daya manusia Indonesia, tetapi mengutamakan orientasi
politik agar semua rakyat selalu patuh pada setiap kebijakan pemerintah. Doktrin orde baru
pada sistem pendidikan yaitu putusan pemerintah adalah putusan yang tidak boleh dilanggar.
Fokus kajian ini pada perkembangan Islam, kebijakan pendidikan Islam masa orde baru, serta
dampak yang terjadi setelah lahirnya kebijakan tersebut. Kajian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan metode studi analitis. Studi analitis yang digunakan adalah analitis historis
dan analitis kebijakan. Pendidikan Islam pada masa orde baru setahap demi setahap mengalami
perkembangan di antaranya lembaga-lembaga pesantren mulai mendirikan madrasah dalam
sistem pendidikannya. Dalam sistem ini jenjang pendidikan terbagi menjadi Ibtidaiyah,
Tsanawiyah, dan Aliyah. Pemerintah memberlakukan kebijakan bahwa pendidikan agama
harus diajarkan mulai dari sekolah dasar sampai universitas. Pendidikan Islam semakin
berkembang dengan munculnya beberapa lembaga dan program kegiatan pengajaran agama
Islam.

Pendidikan Islam di Indonesia Pada Reformasi Hingga Saat Ini

Era reformasi dimulai sejak berakhirnya masa orde baru yang dipimpin oleh Soeharto.
Reformasi adalah suatu perubahan tatanan perikehidupan lama dengan tatanan perikehidupan
yang baru dan secara hukum menuju ke arah perbaikan. Era reformasi dikenal pula dengan
istilah era baru. Keadaan pendidikan islam era reformasi jauh lebih baik daripada pemerintahan
masa orde baru. Pada masa ini pendidikan Islam sudah memiliki jenjang yang baku seperti
Madrasah Ibtidaiyyah untuk tingkatan dasar. Madrasah Tsanawiyyah untk tingkatan menengah
pertama dan Madrasah Aliyah untuk tingkatan menengah atas. Pendidikan di era reformasi
lahir sebagai koreksi, perbaikan, dan penyempurnaan pendidikan orde baru yang dilakukan
secara menyeluruh yang meliputi bidang pendidikan, pertahanan, keamanan, agama, sosial,
ekonomi, budaya, kesehatan, dan lingkungan. Berbagai kebijakan tersebut diarahkan pada
sifatnya yang lebih demokratis, adil, transparan, akuntabel, kredibel, dan bertanggung jawab
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, tertib, aman dan sejahtera. Pada
Masa Reformasi pendidikan Agama Islam lebih diperhatikan dan disamakan kedudukannya
dengan pendidikan umum. Salah satunya adalah dengan dikeluarkannya UU No. 20 Tahun
2003 tentang SISDIKNAS yang mengatur diberbagai bidang pendidikan salah satunya adalah
bidang Pendidikan Agama Islam yang memiliki kedudukan sama dengan pendidikan umum.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulannya, pendidikan Islam telah ada ketika pra kenabian Muhammad saw. Bisa
dijelaskan bahwa sejarah telah mencatat, ternyata nabi Muhammad saw telah melangsungkan
pendidikan yang luar biasa. Pendidikan yang kurikulumnya dirancang oleh Allah swt, kelas
belajar adalah masyarakat Quraisy, dan semua peristiwa adalah materi-materi yang disuguhkan
kepada nabi Muhammad saw sebagai murid. Dengan kata lain, nabi Muhammad saw dengan
materi-materi belajar menggunakan pendekatan partisipatoris yang terlibat langsung dengan
kejadian yang dikehendaki oleh materi ajar yang disusun oleh Allah swt. Atau bisa juga disebut
dengan metode partisipatoris dan role playing atau seni peran, metode ini memungkinkan
peserta didik merasakan langsung peristiwa, pengalaman-pengalaman pembelajaran sehingga
lebih mudah menyerap dan memaknai hasil pembelajaran tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, I. E. (2019, May 6). Retrieved from Potret Pendidikan Pada Masa Rasulullah SAW:
https://www.republika.co.id/berita/pr2s6c349/potret-pendidikan-pada-masa-
rasulullah-saw

Ariyani, R. (2018, Maret 19). Retrieved from Makalah Kebijakan Pendidikan Islam Indonesia
Pada Masa Reformasi: https://www.rikaariyani.com/2018/03/kebijakan-pendidikan-
islam-indonesia.html?m=1

Indonesia, A. (2020, May 10). Retrieved from Mengenal Sistem Pendidikan Pada Masa Dinasti
Abbasiyah dan Dinasti Turki Utsmani: https://alkhoiriyah.com/2020/05/10/mengenal-
sistem-pendidikan-pada-masa-dinasti-abbasiyah-dan-dinasti-turki-utsmani/

Istianah. (2020, Juli 22). Diambil kembali dari Sejarah Dan Pola Pendidikan Islam Pada Masa
Khulafaur Rasyidin: https://jateng.kemenag.go.id/o_l_d/warta/artikel/detail/sejarah-
dan-pola-pendidikan-islam-pada-masa-khulafaur-rasyidin

Mazguru. (2009, Maret 30). Retrieved from MADRASAH NIZAMIYAH, SEJARAH DAN
PERKEMBANGANNYA: https://mazguru.wordpress.com/2009/03/30/madrasah-
nizamiyah-sejarah-dan-perkembangannya/

Nursyarief, A. (2014, Desember 15). Vol. 17 No. 2. Diambil kembali dari PENDIDIKAN
ISLAM DI INDONESIA DALAM LINTASAN SEJARAH (Perspektif Kerajaan
Islam): https://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/view/533

Sakinah, K. (2021, Desember 14). Retrieved from POLA PENDIDIKAN ISLAM PADA
MASA DINASTI UMAYYAH: https://retizen.republika.co.id/posts/19681/pola-
pendidikan-islam-pada-masa-dinasti-umayyah

Sasongko, A. (2018, April 10). Retrieved from Madrasah Nizamiyah, Madrasah Pertama di
Dunia Islam: https://www.republika.co.id/berita/p6xdyf313/madrasah-nizamiyah-
madrasah-pertama-di-dunia-islam

Sukmurdianto, S. (2020, Desember 16). Vol. 9 No.2. Retrieved from KEBIJAKAN


PENDIDIKAN ISLAM DI NUSANTARA SEBELUM KEMERDEKAAN: KASUS
KEBIJAKAN POLITIK KOLONIAL BELANDA DAN JEPANG TERHADAP
PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA: http://ojs.stit-
syekhburhanuddin.ac.id/index.php/mauizhah/article/view/39

Syahril. (2017). Vol 2, No 2. Retrieved from PENDIDIKAN ISLAM MASA AWAL


KEMERDEKAAN: https://mimbarakademika.com/index.php/jma/article/view/41

Tarbiyah, H. (2016, Oktober 13). Diambil kembali dari sejarah pendidikan islam:
https://pmb.umm.ac.id/id/berita-ilmiah/sejarah-pendidikan-islam.html

Yuningsih, H. (2015). Vol 1, No 1. Retrieved from Kebijakan Pendidikan Islam Masa Orde
Baru: https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jurnal-tarbiya/article/view/142

Anda mungkin juga menyukai