Anda di halaman 1dari 11

“Pendidikan Islam Pada Masa Bani Umayyah”

(disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah sejarah pendidikan islam)

Dosen Pengampu :
Muyassaroh M. Pd,i.

Kelompok :
Amrizal Achsan : 200501024
Novita Anggraeni :200501030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah
memberikan kekuatan dan keteguhan hati kepada kami untuk menyelesaikan
makalah ini. Sholawat beserta salam semoga senantiasa tercurah limpahan kepada
nabi Muhammad saw. yang menjadi tauladan para umat manusia yang
merindukan keindahan syurga.
Kami menulis makalah ini bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui
ilmu tentang Sejarah Pendidikan Pada Masa Banni Umayyah bertujuan untuk
memenuhi tugas, tujuan penulis selanjutnya adalah untuk mengetahui proses
pendirian bani Umayah, pola pendidian Bani Umayah, Pola kurikulum pendidikan
dan tempat pendidikan pada masa Dinasti Bni Umayyah.
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan,
terutama disebabkan kurangnya ilmu pengtahuan. Dan minimnya refren yang ada.
Kami menyadari, sebagai seorang pelajar yang pengetahuannya tidak
seberapa yang masih perlu belajar dalam penulisan makalah, bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang positif demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi, serta
berdayaguna di masa yang akan datang.
Besar harapan, mudah-mudahan makalah yang sangat sederhana ini dapat
bermanfaat dan maslahat bagi semua orang.
Wasalamu'alaikum Wr.Wb

Gresik , Oktober 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam diturunkan sebagai rahmatan lil ‘alamin. Untuk mengenalkan Islam


ini diutus Rasulullah SAW. Tujuan utamanya adalah memperbaiki manusia untuk
kembali kepada Allah SWT. Oleh karena itu selam kurang lebih 23 tahun
Rasulullah SAW membina dan memperbaiki manusia melalui pendidikan.
Pendidikanlah yang mengantarkan manusia pada derajat yang tinggi, yaitu orang-
orang yang berilmu. Ilmu yang dipandu dengan keimanan inilah yang mampu
melanjutkan warisan berharga berupa ketaqwaan kepada Allah SWT. Pendidikan
merupakan kata kunci untuk setiap manusia agar ia mendapatkan ilmu. Hanya
dengan pendidikanlah ilmu akan didapat dan diserap dengan baik. Terutama
apabila kita mengetahui pendidikan yang telah diajarkan oleh Rasulullah saw dan
para sahabatnya.
Untuk mengetahui sejauh mana pendidikan yang diajarkan oleh Rasulullah
SAW, khalafaur rasyidin dan para sahabatnya. Maka di butuhkanya sejarah
pendidikan islam. Karena sejarah pendidikan islam memiliki dua kegunaan yaitu
yang bersifat umum yaitu sebagai factor keteladanan dan bersifat akademis yaitu
memberikan perbendaharaan perkembangan ilmu pengetahuan (teori dan praktik).
Sejarah pendidikan islam pada hakikatnya tidak terlepas dari sejarah islam.
Oleh sebab itu periodisasi sejarah pendidikan islam dapat dikatakan berada pada
periode-periode sejarah islam itu sendiri. Yang dapat dibagi menjadi tiga periode,
yaitu periode klasik, pertengahan dan modern. Kemudian perinciannya dapat
dibagi lima periode, yaitu: Periode Nabi Muhammad SAW (571-632 M), periode
Khulafaur Rasyidin: Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali di Madinah(632-661 M),
periode kekuasaan Daulah Umayyah (661-750 M), periode kekuasaan Abbasiyah
(750-1250 M) dan periode jatuhnya kekuasaan khalifah di Baghdad (1250-
sekarang).
Namun pada Makalah ini penulis hanya membahas sejarah pendidikan
islam pada masa Bani Umayyah. Yang meliputi: Kurikulum pendidikan, metode
pembel ajaran,profil pendidik, tempat-tempat berlangsungnya proses
pendidikan, serta kebijakan pemerintah pada masa itu

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di sebut dengan Pengertian Sejarah Pendidikan Islam?


2. Bagaimana sejarah singkat Awal Berdirinya Bani Umayyah?
3. Bagaimana perkembangan pendidikan pada masa Bani Umayyah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sejarah pendidikan islam!
2. Untuk mengetahui sejarah singkat awal berdirinya Bani Umayyah!
3. Agar dapat mengetahui keadaan dan perkembangan pendidikan pada masa
Bani Umayyah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sejarah Pendidikan Islam


Secara etimologi sejarah berasal dari kata syajarotun yang berarti pohon.
Dalam bahasa arab disebut dengan tarih, yang menurut bahasa berarti ketentuan
masa. Sedang menurut termonologi berarti keterangan yang telah terjadi
dikalanganya pada masa yang telah lampau atau pada masa yang masih ada.
Dalam bahasa inggris sejarah di sebut history, yang mempunyai arti pengalaman
masa lampau dari pada umat manusia (the past experience of mankind). Menurut
Ibnu Khaldun, sejarah didefinisikan sebagai catatan tentang masyarakat umum
manusia atau peradaban manusia yang terjadi pada watak atau sifat masyarakat
itu.
Sedangkan Roeslan Abdulgani berpendapat Ilmu sejarah adalah salah satu
cabang ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis
keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta
kejadian-kejadian dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh
hasil penelitiannya tersebut, untuk selanjutnya dijadikan perbendaharaan pedoman
bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah proses masa depan.
Pokok persoalan sejarah senantiasa akan sarat dengan pengalaman-
pengalaman penting yang menyangkut perkembangan keseluruhan keadaan
masyarakat. Oleh karenanya Sayid Quthub berbicara dalam bukunya “Konsepsi
sejarah Dalam Islam” bahwa sejarah bukanlah peristiwa-peristiwa, melainkan
tafsiran peristiwa-peristiwa itu, dan pengertian mengenai hubungan nyata dan
tidak nyata, yang menjalani seluruh bagian serta memberinya dinamisme dalam
waktu dan tempat.
Melihat dari beberapa uraian sejarah diatas, maka dapat dirumuskan
bahwa sejarah pendidikan islam yaitu keterangan mengenai pertumbuhan dan
perkembangan islam dari waktu ke waktu, sejak lahirnya agama islam sampai
sekarang. Atau dengan kata lain sejarah pendidikan islam yaitu suatu cabang ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan
pendidikan islam, baik dari segi ide dan konsepsi maupun segi institusi dan
operasionalisasi mulai dari zaman Nabi Muhammad SAW sampai saat ini yang
mampu menjadikan pelajaran bagi kita di zaman ini.

B. Awal Berdirinya Bani Umayyah


Nama Bani Umayyah berasal dari nama “Umayyah Ibn Abdi Syams Ibnu
Abdi Manaf, yaitu salah seorang pemimpin-pemimpin kabilah Quraisy di zaman
Jahiliyah. Dinasti Umayyah didirikan oleh Mu’awiyah bin Aby Sufyan, dan
berkuasa sejak tahun 661 sampai tahun 750 Masehi dengan ibukota Damaskus. Ia
juga mengganti sistem pemerintahan muslim yang semula bersistem musyawarah
(demokrasi) menjadi sistem Monarchy Herdity (Kekuasaan turun-temurun).
Pendirian Bani Umayyah dilakukanya dengan cara menolak Ali menjadi
khalifah, berperang melawan Ali dan melakukan perdamaian (tahkim) dengan
pihak Ali yang secara politik menguntungkan Mu’awiyah. Keberuntungan
Muawiyyah berikutnya adalah keberhasilan pihak Khawarij membunuh khalifah
Ali r.a. sehingga jabatan khalifah setelah Ali dipegang oleh putranya yaitu Hasan
ibn Ali selama beberapa Bulan akan tetapi karena tidak didukung pasukan yang
kuat sedangkan pihak Muawiyah semakin kuat akhirnya dia melakukan perjanjian
dengan Hasan ibn Ali, isi perjanjian itu adalah bahwa pergantian pemimpin akan
di serahkan kepada umat islam setelah masa kepemimpinan Muawiyah berakhir.
Perjanjian ini dibuat pada tahun 661 M (41 H.) dan tahun ini disebut ‘am
jamaat, karena perjanjian ini mempersatukan umat islam menjadi satu
kepemimpinan politik yaitu kepemimpinan muawiyyah.
Dinasti Umayyah dibedakan menjadi dua: pertama, Dinasti umayyah yang
dirintis oleh Muawiyah Bin Abi Sufyan (661-680M) yang berpusat di Damaskus
(Syiria). Fase ini berlangsung sekitar satu abad yang mengubah system
pemerintahan dari khilafah menjadi monarki (mamlakat). Kedua, Dinasti Umayah
di Andalusia, yang awalnya merupakan wilayah taklukan Umayyah yang di
pimpin seorang gubernur pada zaman Walid Bin Abdul Malik (86-96 H/705-715
M) yang kemudian menjadi kerajaan.
C. Pendidikan Islam pada masa Bani Umayyah
Secara esensial, Pendidikan islam pada masa ini hampir sama dengan
pendidikan pada periode Khulafaur rasyidin. Namun pada masa bani umayyah ini
pendidikan islam lebih mengalami perkembangan yang cukup signifikan, Pada
uraian tentang situasi pendidikan,terutama keagamaan dizaman bani Umayyah
sebagaimana disebut di atas belum menyinggung secara langsung maupun tidak
langsung masalah pendidikan. Namun dari kajian terhadap berbagai literatur
lainnya dapat diketahui bahwa situasi berdirinya dinasti banni umayyah memiliki
kaitan yang erat dengan masalah pendidikan. Adanya wilayah yang luas dan
penduduk yang makin besar selain membutuhkan sandang, pangan, dan papan,
juga membutuhkan keamanan, kesehatan, dan pendidikan. berbagai sumber
menyebutkan keadaan pendidikan di zaman bani Umayah sebagai berikut:
1. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran
Visi pendidikan di zaman bani Umayyah secara eksplisit tidak dijumpai. Namun
dari berbagai petunjuk bisa diketahui bahwa visinya adalah unggul dalam ilmu
agama dan umum sejalan dengan kebutuhan zaman dan masing-masing wilayah
Islam
Adapun misinya antara lain.
a. Menyelenggarakan pendidikan agama dan umum secara seimbang,
b. Melakukan penataan kelembagaan dan aspek-aspek pendidikan Islam,
c. Memberikan pelayanan pendidikan pada seluruh wilayah Islam secara adil dan
merata,
d. Menjadikan pendidikan sebagai penopang utama kemjuan wilayah Islam,
e. Memberdayakan masyarakat agar dapat memecahkan masalahnya sesuai
dengan kemampuanya sendiri.
Adapun tujuannya ialah menghasilkan sumber daya manusia yang unggul
secara seimbang dalam ilmu agama dan umum serta mampu menerapkannya bagi
kemajuan wilayah Islam.
Sedangkan yang menjadi sasarannya adalah seluruh umat atau warga yang
terdapat di seluruh wilayah kekuasaan Islam, sebagai dasar bagi dirinya dalam
membangun masa depan yang lebih baik.
Visi, misi, tujuan, dan sasaran pendidikan tersebut di atas, secara eksplisit
atau tertulis tentu belum ada. Namun dari segi kebijakannya secara umum serta
hasil-hasil yang dicapai oleh dinasti ini mengandung visi, misi, tujuan, dan
sasaran tersebut di atas.
Sejarah mencatat, bahwa pada masa dinasti Umayyah telah dilakukan hal-hal
sebagai berikut:
a. Melakukan pembagian kekuasaan kedalam bentuk provinsi, yaitu Syiria dan
Palestina, Kuffah, Irak, Basrah, Persia, Sijistan, Khurasan, Bahrain, Oman, Najd,
Yamah, Armenia, Hijaz, Karman dan India, Mesir, Afrika, Yaman, Arab Selatan,
serta Andalusia.
b. Membentuk organisasi keuangan yang terpusat pada Baitul Mal yang diproleh
dari pajak tanah, perorangan, dan nonmuslim, serta mencetak mata uang.
c. Membentuk organisasi ketentaraan yang umumnya terdiri dari orang-orang
keturunan Arab.
d. Membentuk organisasi kehakiman
e. Membentuk lembaga sosial dan budaya
f. Membentuk bidang seni rupa seperti seni ukur, seni pahat, dan kaligrafi.
Terjadinya berbagai kemajuan tersebut dipastikan karena didukung oleh
tersedianya sumber daya manusia yang memiliki wawasan ilmu pengetahuan,
keterampilan, keahlian teknis, dan pengalaman yang dihasilkan melalui proses
pendidikan dalam arti luas. Sejarah mencatat, bahwa disamping melakukan
ekspansio teritorial, pemerintahan dinasti Umayyah juga menaruh perhatian dalam
bidang pendidikan. memberikan dorongan yang kuat terhadap kemajuan dunia
pendidikan dengan menyediakan sarana dan prasarana. Hal ini dilakukan dengan
tujuan agar para ilmuan, para seniman, para ulama dapat mengembangkan bidang
keahliannya masing-masing serta mampu melakukan kaderisasi ilmu.
2. Kurikulum Pendidikan Islam pada masa Bani Umayyah
Pada masa dinasti Umayyah pola pendidikan bersifat desentrasi.
Desentrasi artinya pendidikan tidak hanya terpusat di ibu kota Negara saja tetapi
sudah dikembangkan secara otonom di daerah yang telah dikuasai seiring dengan
ekspansi teritorial. Pada masa bani Umayyah, pakar pendidikan Islam
menggunakan kata Al-Maddah untuk pengertian kurikulum. Karena pada masa itu
kurikulum lebih identik dengan serangkaian mata pelajaran yang harus diberikan
pada murid dalam tingkat tertentu.
Sejalan dengan perjalanan waktu pengertian kurikulum mulai berkembang
dan cakupannya lebih luas, yaitu mencakup segala aspek yang mempengaruhi
pribadi siswa. Kurikulum dalam pengertian yang modern ini mencakup tujuan,
mata pelajaran, proses belajar dan mengajar serta evaluasi. Berikut ini adalah
macam-macam kurikulum yang berkembang pada masa bani Umayyah:
a. Kurikulum Pendidikan Rendah
Terdapat kesukaran ketika ingin membatasi mata pelajaran-mata pelajaran
yang membentuk kurikulum untuk semua tingkat pendidikan yang bermacam-
macam. Pertama, karena tidak adanya kurikulum yang terbatas, baik untuk tingkat
rendah maupun untuk tingkat penghabisan, kecuali Alquran yang terdapat pada
kurikulum. Kedua, kesukaran diantara membedakan fase-fase pendidikan dan
lamanya belajar karena tidak ada masa tertentu yang mengikat murid-murid untuk
belajar pada setiap lembaga pendidikan. Sebelum berdirinya madrasah, tidak ada
tingkatan dalam pendidikan Islam, tetapi tidak hanya satu tingkat yang bermula di
kuttab dan berakhir di diskusi halaqah. Tidak ada kurikulum khusus yang diikuti
oleh seluruh umat Islam. Dilembaga kuttab biasanya diajarkan membaca dan
menulis disamping Alquran. Kadang diajarkan bahasa, nahwu.
b. Kurikulum Pendidikan Tinggi
Kurikulum pendidikan tinggi (halaqah) bervariasi tergantung pada syaikh
yang mau mengajar. Para mahasiswa tidak terikat untuk mempelajari mata
pelajaran tertentu, demikian juga guru tidak mewajibkan kepada mahasiswa untuk
mengikuti kurikulum tertentu. Mahasiswa bebas untuk mengikuti pelajaran di
sebuah halaqah dan berpindah dari sebuah halaqah ke halaqah yang lain, bahkan
dari satu kota ke kota lain. Menurut Rahman, pendidikan jenis ini disebut
pendidikan orang dewasa karena diberikan kepada orang banyak yang tujuan
utamanya adalah untuk mengajarkan mereka mengenai Alquran dan agama.
Kurikulum pendidikan tingkat ini dibagi kepada dua jurusan, jurusan ilmu-ilmu
agama (al-ulum al-naqliyah) dan jurusan ilmu pengetahuan (al-ulum al-aqliyah).
Adapun beberapa bentuk dari pelajaran dalam kurikulum pada masa di nasti
bani Umayyah diantaranya:
1. Ilmu agama: al-Qur’an, Hadits, dan Fiqih. Sejarah mencatat, bahwa pada masa
khalifah Umar ibn Abdul al-Aziz (99-10H) dilakukan proses pembukuan hadits,
sehingga studi hadits mengalami perkembangan yang pesat.
2. Ilmu sejarah dan Geografi, yaitu segala ilmu yang membahas tentang perjalanan
hidup, kisah dan riwayat.
3. Ilmu pengetahuan bidang bahasa, yaitu segala ilmu yang mempelajari bahasa,
nahwu, sorof.
4. Filsafat, yaitu segala ilmu yang pada umunya berasal dari baha asing, seperti
ilmu mantik, kimia, astronimi, ilmu hitung dan ilmu yang berhubungan dengan
ilmu kedokteran.

c. Metode-metode pendidikan Islam pada masa Bani Umayyah


Pendidikan Islam di masa Dinasti Umayah tampaknya masih didominasi
oleh metode bayani, terutama selama abad I H di mana pendidikan bertumpu dan
bersumber pada nash-nash agama yang kala itu terdiri atas Alquran, sunnah,
ijmak, dan fatwa sahabat. Metode bayani dalam pendidikan Islam kala itu lebih
bersifat eksplanatif, yaitu sekedar menjelaskan ajaran-ajaran agama saja. Secara
khusus, metode ceramah dan demonstrasilah yang banyak digunakan dalam
institusi-institusi pendidikan yang ada di zaman itu Baru pada masa-masa akhir
pemerintahan Umayah metode burhani mulai berkembang di dunia Islam, seiring
dengan giatnya penerjemahan karya-karya filsafat Yunani ke dalam bahasa
Arab, Halaqah artinya lingkaran. Artinya, proses belajar mengajar di sini
dilaksanakan di mana murid-murid melingkari gurunya. Seorang guru biasanya
duduk dilantai menerangkan, membacakan karangannya, atau memberikan
komentar atas karya pemikiran orang lain. Kegiatan halaqah ini bisa terjadi di
masjid atau di rumah-rumah. Kegiatan halaqah ini tidak khusus untuk
mengajarkan atau mendiskusikan ilmu agama, tetapi juga ilmu pengetahuan
umum, termasuk filsafat.
d. Lembaga pendidikan islam pada masa Bani Umayyah
Lembaga pendidikan Islam dimasa ini diklasifikasikan atas dasar muatan
kurikulum yang diajarkan. Dalam hal ini, kurikulumnya meliputi pengetahuan
agama (Lembaga pendidikan formal) dan pengetahuan umum (non formal).
Adapun lembaga pendidikan Islam yang ada sebelum kebangkitan madrasah pada
masa Bani Umayyah adalah sebagai berikut:
1. Shuffah, adalah suatu tempat yang telah dipakai untuk aktivitas pendidikan.
Biasanya tempat ini menyediakan tempat pemondokan bagi pendatang baru dan
mereka tergolong miskin. Disini para siswa diajarkan membaca dan menghafal
Alquran secara benar dan hukum Islam dibawah bimbingan langsung. Pada masa
ini setidaknya telah ada sembilan shuffah yang tersebar dikota Madinah. Dalam
perkembangan berikutnya, sekolah shuffah juga menawarkan pelajaran dasar-
dasar berhitung, kedokteran, astronomi, geneologi, dan ilmu fonetik.
2. Kuttab atau Maktab,adalah Lembaga pendidikan Islam tingkat dasar yang
mengajarkan membaca dan menulis kemudian meningkat pada pengajaran
Alquran dan pengetahuan agama tingkat dasar.
3. Majlis, yang berarti sesi dimana aktivitas pengajaran atau diskusi berlangsung.
Ada beberapa macam majlis seperti; Majlis al-Hadits, majlis ini diselenggarakan
oleh ulama/guru yang ahli dalam bidang hadits. Majlis al-Tadris, majlis ini
biasanya menunjuk majlis selain dari pada hadist, seperti majlis fiqih, majlis
nahwu, atau majlis kalam. Majlis al-Syu’ara, majlis ini adalah lembaga untuk
belajar syair, dan sering dipakai untuk kontes para ahli syair. Majlis al-Adab,
majlis ini adalah tempat untuk membahas masalah adab yang meliputi puisi,
silsilah, dan laporan bersejarah bagi orang-orang yang terkenal. Majlis al-Fatwa
dan al-Nazar, majlis ini merupakan sarana pertemuan untuk mencari keputusan
suatu masalah dibidang hukum kemudian difatwakan.
4. Masjid, Semenjak berdirinya pada masa Nabi Muhammad Saw, masjid telah
menjadi pusat kegiatan dan informasi berbagai masalah kaum Muslimin, baik
yang menyangkut pendidikan maupun sosial ekonomi.
5. Khan, berfungsi sebagai asrama untuk murid-murid dari luar kota yang hendak
belajar hukum Islam pada suatu masjid, seperti khan yang dibangun oleh Di’lij
ibn Ahmad ibn Di’lij di Suwaiqat Ghalib dekat makam Suraij. Disamping fungsi
itu, khan juga digunakan sebagai sarana untuk belajar privat.
Sedangkan Madrasah-madrasah yang ada pada masa Bani Umayyah adalah
sebagai berikut:
a. Madrasah Mekkah: Guru pertama yang mengajar di Makkah, sesudah penduduk
Mekkah takluk, ialah Mu’az bin Jabal. Ialah yang mengajarkan Al Qur’an dan
mana yang halal dan haram dalam Islam.
b. Madrasah Madinah: Madrasah Madinah lebih termasyur dan lebih dalam
ilmunya, karena di sanalah tempat tinggal sahabat-sahabat nabi. Berarti disana
banyak terdapat ulama-ulama terkemuka.
c. Madrasah Basrah: Ulama sahabat yang termasyur di Basrah ialah Abu Musa
Al-asy’ari dan Anas bin Malik. Abu Musa Al-Asy’ari adalah ahli fiqih dan ahli
hadist, serta ahli Al Qur’an. Sedangkan Abas bin Malik termasyhur dalam ilmu
hadis.
d. Madrasah Damsyik (Syam): Setelah negeri Syam (Syria) menjadi sebagian
negara Islam dan penduduknya banyak memeluk agama Islam. Maka negeri Syam
menjadi perhatian para Khilafah. Madrasah itu melahirkan imam penduduk Syam,
yaitu Abdurrahman Al-Auza’iy yang sederajat ilmunya dengan Imam Malik dan
Abu-Hanafiah.
e. Madrasah Fistat (Mesir): Setelah Mesir menjadi negara Islam ia menjadi pusat
ilmu-ilmu agama. Ulama yang mula-mula madrasah madrasah di Mesir ialah
Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘As, yaitu di Fisfat (Mesir lama).
d. Profil guru pada masa Bani Umayyah
Guru pada masa bani Umayyah memegang peranan yang penting dalam
proses pendidikan anak, mulai dari menentukan perencanaan sampai
melaksanakannya. Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila pada masa ini
disebut dengan teacher oriented. Selain itu, guru pada masa ini secara teratur
sudah melaksanakan tugas dan memberikan secara sungguh-sungguh dan
memperlakukan murid secara adil tanpa ada diskriminasi. Guru-guru yang
mengajar sekolah kanak-kanak (mu’allim al-kuttab) diantaranya: Al-Hajaja, Al-
Kumait, Abdil hamid Al-Katib, Atha bin Rabah dan lain-lain. Para guru yang
memberikan pelajaran di masjid-masjid antara lain: Abul Aswad Ad-Duali, Hasan
Al-Basri, Abu Wadaah, Syuraik Al-Qadhi, Muhamad ibn Al-Hasan, Ahmad ibnu
Abi Dawud, dan lain sebagainya.
BAB III
PENUTUP

D. KESIMPULAN
Dinasti daulah Bani Umayyah berkuasa cukup lama selama kurang lebih
91 tahun lamanya. Kebijakan dan perubahan yang dilakukan oleh para khalifah
tersebut menjadi pelajaran penting bagi pemimpi-pemimpin Islam saat ini. Bani
Umayyah dalam pengembangan pola pendidikan Islam memang masih sama
dengan periode sebelumnya tetapi sudah ada reformasi yang dilakukan baik dari
segi kurikulumnya maupun tata cara yang dilakukan oleh para pendidiknya. Salah
satu kemajuan yang pendidikan selama pemerintahan Bani Umayyah yakni
pengembangan kurikulum pengajaran dan pendidiknya meskipun hal-hal tersebut
belum terlalu formal seperti saat sekarang ini. Pembangunan sarana prasarana
pendidikan baik pendidikan di khutab,ruang sastra dan bahasa, perpustakaan serta
rumah sakit untuk praktik bagi calon dokter sudah tersedia pada saat itu.
Kemajuan pengetahuan dan pembaharuan sistem pendidikan pada zaman Daulah
Bani Umayah sudah terlihat. Karena Pemerintah Bani Umayyah menaruh
perhatian yang sangat dalam bidang pendidikan. Memberikan dorongan yang kuat
terhadap dunia pendidikan dengan penyediaan sarana dan prasarana. Hal ini
dilakukan agar para ilmuan, para seniman, dan para ulama mau melakukan
pengembangan bidang ilmu yang dikuasainya serta mampu melakukan kaderisasi
ilmu.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Samsul Munir. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah


Nata, Abuddin. 2011. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana
Soekarno dan Ahmad Supardi. 1985. Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam.
Bandung: Angkasa
Umiarso. 2011,Pendidikan Islam Dan Krisis Moralisme Masyarakat
Modern, Jakarta: Ircisod,
Niza, Samsul.2010, Sejarah Pendidikani Islam,Jakarta: kencana
Sayyid Al-Wakil, Muhammad, 1989, Wajah Dunia Islam Dari Dinasti Bani
Umayyah,Jakarta,Pustaka: Al- Kusar,
Hasan, 1992,Asas-asas Pendidikan Islam, Jakarta:Pustaka
http://karyaulama.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai