Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENDIDIKAN ISLAM PERIODE MEKKAH

Dosen Pengampu: Luluk Alawiyah. M.Pd.

Disusun Oleh:
Dwi Ima Fitriyana (2021010029)
Mohamad Syafiq Mujtaba (2021010030)
Ahmad Rizki (2021010051)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
UNIVERSITAS SAINS ALQURAN JA WA TENGAH DI WONOSOBO (UNSIQ) 2021
KATA PEGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah membimbing manusia
melalui petunjuk-nya,sebagaimana yang terkandung dalam Al-qur’an dan
sunnah,petunjuk menuju ke jalan yang lurus dan jalan yang di ridhoi Allah SWT.
Syukur alhamdulillah kami dapat menyelesaikan makalah ini meskipun tahap
pembelajaran.makalah ini kami kami susun dengan judul “Pendidikan Islam pada
Periode Mekkah”.Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpah kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW,keluarga ,sahabat,tabiin dan kita semua
sebagai umat yang taat dan turut terhadap risalah yang di bawanya sampai hari
kiamat.Selanjutnya saya ucapkan banyak terimakasih kepada ibu/bapak selaku dosen
Ibu Luluk Alawiyah M.Pd. pengampu Mata Kuliah Sejarah Pendidikan Islam,yang
telah membimbing kami dan kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan
makalh ini.Kami menyadari makalah ini jauh dari sempurna.Oleh sebab itu,kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah
selanjutnya.Terlepas dari kekurangan makalah ini,kami berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan para pembaca pada umumnya.Amiin.

Wonosobo, 8 Oktober 2021

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah


Kehadiran Islam pada awal abad ke-7 dianggap oleh para sejarawan sebagai era baru
dalam sejarah masyarakat Arab. Islam telah membawa perubahan pada hampir setiap pase
kehidupan. Dampaknya pada kehidupan intelektual, sesuai dengan tujuan penulisan artile
ini, mungkin yang paling berpengaruh dan paling langgeng hingga saat ini. Namun
demikian, menegasikan keberadaan kultur masyarakat Arab praIslam yang begitu penting
pada masa kelahiran Muhammad di Tanah Arab yang telah memberikan insipiriasi bagi
beberapa sejarawan pada waktu lampau tidaklah tepat. Inti misi yang diembannya ialah
menyeru masyarakat Arab pada waktu itu untuk meninggalkan paham politeisme, yang telah
beruratakar pada keyakinan mereka, menuju keyakinan bahwa Allah itu Esa, tidak ada sekutu
bagi-Nya.Penobatannya sebagai Nabi utusan Allah tentu saja sekaligus menegaskan posisi
beliau sebagi pendidik.Nabi Muhammad merupakan pendidik utama, meskipun berbagai
literatur sejarah menyebutkan bahwa beliau sendiri dan diyakini secara umum bahwa
keummiyannya berlangung hingga akhir hayatnya.Pandangan bahwa kata ummiy yang
dinisbahkan kepada Nabi Muhammad saw. Nabi sangat menyadari akan pentingnya
pendidikan, suatu kenyataan bahwa perjalanannya ke Syria. mudanya memiliki arti penting
bagi pendidikan. Penegasan Nabi tersebut tentu saja mengacu pada Alquran yang merupakan
sumber utama ajaran Islam yang menyatakan bahwa Allah akan mengangkat derajat orang-
orang beriman dan menuntut ilmu pengetahuan beberapa derajat. Walaupun kedua sumber
ajaran Islam tersebut memberi penegasan akan pentingnya menuntu ilmu, kedua sumber
tersebut tidak memuat ajaran khusus mengenai jenis pengetahuan yang harus
dipelajari. Tidak adanya petunjuk yang rinci, tentu saja, memberikan peluang kepada umat
Islam untuk mengembangkan sistem pendidikan sesuai dengan perkembangan zaman dan
keadaan setempat.
B.PERUMUSAN   MASALAH
Agar tidak terjadi kesimpang siuran dalam penyusunan makalah ini, maka saya merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Pendidikan Islam pada periode Mekkah
2. Rasulullah SAW Mengajarkan Islam kepada Masyarakat di Mekkah
3. Perekonomian Islam dengan Kaum Quraisy
4. Strategi dan metode Dakwah dan Pengajaran di Mekkah
5. Rasulallah Hijrah dari mekkah ke madinah

C.TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan dalam membahas masalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana :

1.Menginformasikan Pendidikan Rasulullah SAW pada Periode Mekkah.


2.Menginformasikan cara dan metode yang dilakukan Rasulullah SAW.
3.Untuk mengetahui kapan Rasulullah SAW memulai Hijrah dari Mekkah ke Madinah .
4.Sebagai motivasi umat Islam untuk selalu menjalankan syariat-syariat-Nya.
5.Sebagai rasa syukur atas perjuangan Rasulullah SAW, para sahabat maupun pengikut-
pengikutnya.

D.METODE PENULISAN
Metode yang digunakan penulis adalah metode kepustakaan yaitu memberikan gambaran
tentang materi-materi yang berhubungan dengan permasalahan melalui literatur buku-buku
yang tersedia, tidak lupa juga penulis ambil sedikit dari media massa/internet.

BAB II
PEMBAHASAN
SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

A.PENDIDIKAN ISLAM PERIODE MEKKAH


Nabi Muhammad menerima wahyu yang pertama di gua Hira’ di mekkah pada tahun
610 M. pendidikan yang dilakukan oleh Rasulullah saw. sejalan dengan tahapan-tahapan dakwah
yang disampaikannya kepada kaum Quraisy.
Dalam hal ini dapat dibagi ke dalam tiga tahap. Tahap Pendidikan Islam Secara Rahasia dan
Perseorangan Pada awal turunnya wahyu pertama, lima ayat dari Surat Al Alaq 1-5,
“bacalah (ya, Muhammad) dengan nama Tuhanmu yang telah menjadikan (semesta
alam)! Dia menjadikan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan tuhanmu maha pemurah.
Yang mengajarkan dengan pena. Mengajarkan kepada manusia apa yang belum di
ketahuinya”1
Kemudian disusul wahyu yang kedua surat Al Mudatsir ayat 1-7, Artinya : Hai
orang berselimut (Muhammad), Bangunlah dan beri ingatlah (kaumu)!Dan besarkanlah
Tuhanmu! Dan bersihkanlah pakainmu, dan tinggalkanlah dosa! Jangan engkau memberi,
supaya mendapat lebih banyak! Dan Sabarlah (menurut perintah Tuhanmu)!2
Dalam kedua wahyu tersebut bisa di ambil kesimpulan bahwa Pendidikan dalam
islam terdiri dari empat macam:
1. Pendidikan Keagamaan, yaitu hendaklah membaca dengan nama Allah semata-
mata, jangan di persekutukan dengan berhala karena tuhan itu maha besar dan
mahapemurah (QS. Al-Alaq:1)
2. Pendidikan ‘akliyah (pola pikir) dan ilmiyah (ilmu prngetahuan), yaitu
mempelajari kejadian manusia dari segumpal darah dan kejadian alam semesta
dengan Alam akan banyak orang menyelidiki dan membahasnya sedangkan dulu
mereka belum megetahuinya (QS. Al-Mu’minun:12-14)
3. Pendidikan Akhlak dan budi pekerti, yaitu hendaklah suka memberi/mengajar kan
tidak mengharap balasan dan semata mata untuk mencari keRidhoan Allah. (QS.
Al-Isra’:53)
4. Pendidikan Jasmani (Kesehatan), yaitu mementingkan kebersihan, bersih pakaian,
badan, tempat, suci hati, dan baik budi pekertinya. (QS. Al-Baqarah:222)

Dengan turunnya kedua wahyu itu Nabi Muhammad SAW di tugaskan oleh Allah, supaya
bangun melemparkan kain selimut dan menyingsingkan lengan baju untuk memberi
peringatan dan pengajaran kepada kaumnya khususnya kepada umat manusia.3

B. CARA NABI MENYIARKAN AGAMA ISLAM


Cara Nabi menyiarkan agama islam ialah dengan berpidato dan bertablig di tempat-
tempat yang ramai di kunjungi orang seperti di pekan ‘ukaz (pasar kuno yang terkenal di
semenanjung Arabia tercatat pertama kalinya pada 500 sebelum Masehi), terutama di
musim haji. Ketika itu banyak orang suku-suku bangsa Arab datang berkunjung ke kota
Mekkah. Nabi juga menyiarkan agama islam dengan membacan ayat-ayat Al-Quran yang

1 QS. Surat Al Alaq 1-5


2 QS. Al Mudatsir ayat 1-7
3 Prof. DR. H. Mahmud Yunus,
“Sejarah Pendidikan Islam: Pendidikan Islam Pada masa
Nabi Muhammad SAW”, (PT. Hidakarya Agung, Jakarta, 1963). Hal. 6
berisi petunjuk dan pengajaran kepada umum. Karena keindahan dari Al Quran banyak orang
memeluk agama Islam.4

C. SRATEGI PENDIDIKAN YANG DILAKUKAN NABI MUHAMMAD SAW

1. Secara Sembunyi-sembunyi
Mengingat kondisi sosial-politik di Mekah pada saat itu belum stabil, dimulai dari
dirinya sendiri dan keluarga dekatnya. Mula-mula Nabi mendidik istrinya Khadijah untuk
beriman kepada dan menerima petunjuk dari Allah swt. kemudian diikuti oleh anak
angkatnya Ali bin Abi Thalib (anak pamannya) dan Zaid bin Haritsah (seorang pembantu
rumah tangganya yang kemudian dijadikan anak angkatnya), kemudian sahabat karibnya,
Abu Bakar as-Siddiq; secara berangsur-angsur ajakan tersebut disampaikan secara meluas
tetapi masih terbatas di kalangan keluarga dekat dari suku Quraish saja, seperti Usman bin
Affan, Zubair ibn Awwan, Sa’ad bin Abi Waqqas, Abd Rahman bin Auf, Thalhah bin
Ubaidillah, Abu Uabidillah ibn Jahrah, Arqam ibn Arqam, Fatimah binti Khattab, Said bin
Zaid, dan beberapa orang lainnya. Mereka semua tahap awal ini disebut Assabiquna al-
Awwalun (orang-orang yang mula-mula masuk Islam). Di Mekah Rasulullah saw.
memilih tempat tinggal (Dar) seorang sahabat, Arqam bin Abi -Arqam, orang yang pertama-
tama masuk Islam dari kalangan remaja, sebagai tempat untuk melakukan kegiatan
Pendidikan.5
Rumah Al-Aqrom itulah tempat Pendidikan islam yang pertama dalam sejarah
Pendidikan ilsam. Bekas rumah itu masih dikenal sampai sekarang terletak di bukit Shafa
di Mekkah. Disanalah Nabi megajarkan dasar-dasar/pokok-pokok agama islam kepada
sahabatnya. Disanalah nabi membacakan wahyu-wahyu (ayat-ayat) AlQuran kepada para
pengikutnya. Disanalah nabi menerima tamu yang ingin memeluk Agama Islam dan bertanya
seputar agama islam. Bahkan disanalah Nabi sembahyang dengan para sahabat (sebelum
sembahyang lima waktu seperti sekarang).6

2. Secara Terbuka
Perintah dakwah (memberikan pengajaran) secara terbuka dan terang-terangan yang
dilakukan oleh Rasulullah seiring dengan jumlah sahabat yang semakin banyak dan untuk
meningkatkan jangkauan dakwah karena diyakini dengan dakwah tersebut banyak kaum
Quraisy yang akan masuk agama Islam. Selain itu, keberadaan rumah Arqam ibn Arqam,
sebagai pusat kegiatan pendidikan, telah diketahui oleh kuffar Quraisy.
Perjuangan Rasulullah yang di lakukan secara terbuka kepada segenap penduduk mekkah
.pada tahun 8 Hijriyah, Hamzah dan Umar bin al-Khatab masuk islam sehingga barisan kaum
muslimin lebih kuat. Rasulullah berdakwah secara terbuka, setelah itu datang perintah Allah
untuk naik ke bukit Shafa untuk menyampaikan pengumuman-pengumuman penting kepada
kaum Quraisy. Sebagian ada yang menerima dan Sebagian ada yang menolak dan menentang.

4 idib,hlm 8
5 https://suakaonline.com/pendidikan-islam-di-makkah-dan-madinah-zaman-rasululloh/di
akses tanggal:8 oktober 2021.
6 Prof.
DR. H. Mahmud Yunus, “Sejarah Pendidikan Islam: Pendidikan Islam Pada masa
Nabi Muhammad SAW”, (PT. Hidakarya Agung, Jakarta, 1963). Hal. 6
3. Tahap Pendidikan Islam untuk Umum
Hasil seruan dakwah Nabi secara terang-terangan yang terfokus kepada keluarga
dekat tampaknya belum maksimal sesuai dengan apa yang diharapkan. Oleh karena itu
Rasulullah saw. mengubah staretegi dakwahnya dari seruan yang kepada keluarga dekat
beralih kepada seruan umum, umat manusia secara keseluruhan. Seruan dalam skala luas
tersebut didasarkan pada perintah Allah, surat al-Hijr ayat 94-95. Sebagai tindak lanjut dari
perintah tersebut, pada musim haji Rasulullah saw. mendatangi kemah-kemah para jemaah
haji. Pada awalnya tidak banyak yang menerima Islam kecuali sekolompok jamaah hai dari
Yastrib, kabilah Kahzraj yang menerima seruan Nabi secara antusias. Dari sini Islam
memancar ke luar Mekah, yaitu ke Madinah.7

D. ASPEK EKONOMI DAN PERDAGANGAN


Pada pertengahan abad ke-6 M perekonomian di mekkah dengan jalan dagang Timur-
Barat berpindah dari Teluk Persia-Eufrat di Utara Dan Laut Merah-Perlembahan Neil di
Selatan, ke Yaman-Hijaz-Syiria. Dengan berpindahnya rute dagang Timur-Barat ke
Semenanjung Arabia, Mekah menjadi kota dagang karena letaknya yang strategis yang
berada di pertengahan jalur dagang tersebut. Dari system perdagangan transit, mekkah
menjadi kaya dan perdagangan di pegang oleh kaum Quraisy.
Pada periode Awal kekuasaan dan Impremium Ekonomi di Mekkah tidak dapat di
kuasai umat islam karena jumlahnya muslim pada waktu itu masih sedikit belum cukup kuat,
selain itu tekanan-tekanan yang datang dari kaum Quraisy maupun kelompok yang membenci
Rasulullah SAW dan pengikutnya terus berdatangan sehingga mempengaruhi perekonomian
maupun sosial kaum muslimin.8

E. RASULULLAH HIJRAH DARI MEKKAH KE MADINAH


Kaum kafir Quraisy menghendaki agar dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW
berhenti. Merekapun menghalang-halagi dakwah beliau sehingga terjadi banyak konflik
Menurut Muhammad Ridha berikut ini peristiwa-peristiwa tersebut.
a. Abdullah bin Mas’ud memperdengarkan bacaan AlQuran secara terang-terangan
kepada kaum Quraisy
b. Para pemuka Quraisy mengusulkan kepada Abu Thalib agar Muhammad
menghentikan dakwahnya mereka bersedia memberi harta dan pangkat, tetapi nabi
tetap menolak dan semakin teguh pendiriannya dalam berdakwah.
c. Setelah tidak berhasil membujuk, kaun Quraisy menganiaya para pengikut Nabi
dengan kejam
d. Pada bulan Rajab tahun kelima setalah kerasulan, terjadi hijrah kedua ke Habasyah
e. Kaum Quraisy meboikot rasululah dan para pengikutnya. Pemboikotan terjadi selama
tiga tahun
f. Pada tahun 660 M Abu Thalib dan Khadijah wafat.
Setelah wafat Abu talib dan Khadijah maka sewenang-wenanglah kaum Quraisy menindas
nabi dan Para sahabat sangatlah parah. Pada saat itulah Nabi pergi israk dan mi’raj tahun 11
dari Nubuwah=(tahun 620-621 M) Menurut Al-Maududi, sedangkan menurut Al-Allamah Al-

7 http://multazam-einstein.blogspot.com/2013/12/pendidikan-masa-pembinaan-islam-
periode.html/di akses tanggal:8 oktober 2021
8 http:journal.iainlangsa.ac.id/index.php/at/article/view/806/694/akses tanggal:9 oktober 2021
Manshurfuri isra Mikraj terjadi pada malam 27 Rajab tahun 10 kenabian dan ini yang
popular namun, Syekh Shafiyurrahman Al-Mubarakakfuri menolak pendapat tersebut karena
Khadijah RA meninggal pada bulan Ramadhan tahun 10-kenabian yaitu 2 bulan setelah
bulan RajabAl-Mubarakfuri menyebutkan 6 pendapat tentang isra mikraj tidak ada satu pun
yang pasti. Dengan demikian tidak di ketahui secara persis kapan tanggal terjadinya isra
mikraj.
Pada malam itu diwajibkan oleh Allah sembahyang lima waktu sehari semalam (sebelum itu
nabi sembahyang bersama sahabat tetapi tidak lima kali seperti sekarang)9
Pada tahun 12 nubuwah (621M) waktu musim haji datang 12 orang laki-laki dari jastrib
(Madinah), lalu bai’ah bersetia dengan nabi serta memeluk agama islam. Kemudian Nabi
mengutus Mush’ab Umair pergi Bersama ke jastib untuk membacakan Al Quran dan
mengajarkan agama islam kepada penduduk sana.

Mush’ab Umair Guru Agama yang pertama di utus Nabi ke daerah luar kota
Mekkah. Dengan demikian tersebarlah agama islam di Jastrib(Madinah).
Karena siksaan yang di derita kaum muslimin bertambah hebat, lalu Nabi menyuruh mereka
hijrak ke Jastrib (Madinah). kecuali yang tidak ada pembelanya dan Nabi tetap tinggal
Bersama pamannya Abu Talib. Kemudian Nabi sendiri juga ikut Hijrah Bersama sahabatnya
Abu Bakar (Tahun 622 M).10

F. INTISARI PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN ISLAM YANG DI


BERIKAN NABI SAW DI MEKKAH SELAMA ±13 TAHUN.
Yakni sejak Nabi diutus sebagai Rasul hingga hijrah ke Madinah, kurang lebih sejak
610– 622 M atau selama 12 tahun 5 bulan 21 hari menurut Syeikh Muhammad Al-
Khudhari 12 tahun, 5 bulan, 13 hari. Pengajaran yang di berikan Nabi selama itu ialah
menyampaikan wahyu Allah, Al Quran, Terdiri dari 93 surat yang di turunkan di Mekkah
sebelum hijrah, yaitu surat Makkiyah namanya.
Di antara intisari pengajaran di mekkah itu, ialah menerangkan pokok-pokok agama islam,
seperti beriman kepada Allah, dan RasulNya dan hari kemudian, serta sedikit amalan ibadat,
yaitu sembahyang. Adapun zakat belumlah di perinci di mekkah, bahkan zakat wakyu itu
berarti se dekah kepada fakir miskin dan anak-anak yatim.11

9 Drs. Samsul Munir Amin, M.A “Sejarah Dakwah”: Dakwah Pada masa Nabi Muhammad
SAW,(Jakarta: Amzah, 2014). Hal 31
10 Prof. DR. H. Mahmud Yunus, “Sejarah Pendidikan Islam: Pendidikan Islam Pada masa
Nabi Muhammad SAW”, (PT. Hidakarya Agung, Jakarta, 1963). Hal. 8
11 idib, hlm. 9
BAB III
PENUTUP
G. KESIMPULAN
Dari beberapa pembahasan mengenai Perkembangan Islam Pada Masa Nabi
Muhammad SAW diatas maka dapat diambil beberapa kesimpulan yang diantaranya :
Pada masa sebelum Islam berkembang, kota Madinah bernama Yatsrib, dikenal sebagai pusat
perdagangan. Kemudian ketika Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekkah, kota ini diganti
namanya menjadi Madinah sebagai pusat perkembangan Islam sampai beliau wafat dan
dimakamkan di sana. Setibanya di Madinah, Nabi Muhammad segera menyusun rencana
pengembangan dakwah agar lebih efektif dan cepat. Agama Islam harus segera menyebar
keberbagai penjuru dunia,, khususnya jazilah Arabia
Selanjutnya kota ini menjadi pusat kekhalifahan sebagai penerus Nabi Muhammad.
Terdapat tiga khalifah yang memerintah dari kota ini yakni Abu Bakar, Umar bin Khattab,
dan Utsman bin Affan. Pada masa Ali bin Abi Thalib pemerintahan dipindahkan
ke Kufah di Irak karena terjadi gejolak politik akibat terbunuhnya khalifah Utsman oleh
kaum pemberontak.
 Dakwah pertama beliau adalah pada keluarga dan sahabat-sahabatnya. Orang pertama yang
beriman kepada-Nya ialah Siti Khodijah (isteri Nabi), disusul Ali bin Abi Thalib (putra
paman Nabi) dan Zaid bin Haritsah (budak Nabi yang dijadikan anak angkat). Setelah itu
beliau menyeru Abu Bakar (sahabat karib Nabi). Kemudian dengan perantaraan Abu Bakar
banyak orang-orang yang masuk Islam.
Pada tahun ke 12 kenabiannya, datanglah orang-orang Yastrid di musim haji ke Mekah
dan menemui nabi di Bai’atul Akabah. Di tempat ini mereka mengadakan bai’at (perjanjian)
yang isinya bahwa mereka setia pada nabi, tidak menyekutukan Allah, tidak mencuri, tidak
berzina, tidak membunuh anak kecil, tidak memfitnah, dan ikut menyebarkan islam.
Perjanjian ini dikenal dengan Bai’atul Akabah Ula (Perjanjian Akabah Pertama) karena
dilaksanakan di bukit akabah atau disebut Bai’atun Nisa’ (perjanjian wanita) karena
didalamnya terdapat seorang wanita ‘Afra binti ‘Abid bin Tsa’labah.
Pendeknya Pendidikan dan pengajaran yang di berikan Nabi selama di mekkah ialah
Pendidikan keagamaan dan akhlak, serta menganjurkan kepada manusia, supaya
mempergunakan akal pikirannya memperhatikan kejadian manusia, hewan, tumbuh-
tumbuhan dan alam semesta sebabagai anjuran kepada Pendidikan ‘akliyah dan ilmiyah

H. KRITIK DAN SARAN


Adapun saran yang bisa penulis berikan :
Tentulah dalam penulisan ini, masih luput dari berbagai kekurangan, karena perlu disadari
banyaknya ragam pengetahuan yang ada. Keterbatasan dan kelemahan dari pengetahuan
penulis juga mejadi faktor ketidaksempurnaan penulisa ini. Maka, masukan dari dosen dan
mahasiswa, ataupun publik umum menjadi penutup di balik ketidaksempurnaan penulisan ini,
semata berikhtiyar untuk mencari sebuah idealnya sebuah realitas khususnya dalam merespon
diskursus pendidikan Islam.
Kepada semua pembaca bila mendapat kekeliruan dalam makalah ini harap bisa
meluruskannya.
Untuk supaya bisa membaca kembali literatur-literatur yang berkenaan dengan pembahasan
ini sehingga diharapkan akan bisa lebih menyempurnakan kembali pembahasan materi dalam
makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Yunus, Mahmud, Sejarah Pendidikan Islam: Pendidikan Islam Pada masa Nabi Muhammad
SAW, Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1963.

Munir Amin, Samsul,. “Sejarah Dakwah”: Dakwah Pada masa Nabi Muhammad SAW,
Jakarta: Amzah, 2014.

http:journal.iainlangsa.ac.id/index.php/at/article/view/806/694
http://multazam-einstein.blogspot.com/2013/12/pendidikan-masa-pembinaan-islam-
periode.html
https://suakaonline.com/pendidikan-islam-di-makkah-dan-madinah-zaman-rasululloh/

Anda mungkin juga menyukai