Disusun Oleh:
Dwi Ima Fitriyana (2021010029)
Mohamad Syafiq Mujtaba (2021010030)
Ahmad Rizki (2021010051)
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah membimbing manusia
melalui petunjuk-nya,sebagaimana yang terkandung dalam Al-qur’an dan
sunnah,petunjuk menuju ke jalan yang lurus dan jalan yang di ridhoi Allah SWT.
Syukur alhamdulillah kami dapat menyelesaikan makalah ini meskipun tahap
pembelajaran.makalah ini kami kami susun dengan judul “Pendidikan Islam pada
Periode Mekkah”.Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpah kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW,keluarga ,sahabat,tabiin dan kita semua
sebagai umat yang taat dan turut terhadap risalah yang di bawanya sampai hari
kiamat.Selanjutnya saya ucapkan banyak terimakasih kepada ibu/bapak selaku dosen
Ibu Luluk Alawiyah M.Pd. pengampu Mata Kuliah Sejarah Pendidikan Islam,yang
telah membimbing kami dan kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan
makalh ini.Kami menyadari makalah ini jauh dari sempurna.Oleh sebab itu,kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah
selanjutnya.Terlepas dari kekurangan makalah ini,kami berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan para pembaca pada umumnya.Amiin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
C.TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan dalam membahas masalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana :
D.METODE PENULISAN
Metode yang digunakan penulis adalah metode kepustakaan yaitu memberikan gambaran
tentang materi-materi yang berhubungan dengan permasalahan melalui literatur buku-buku
yang tersedia, tidak lupa juga penulis ambil sedikit dari media massa/internet.
BAB II
PEMBAHASAN
SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
Dengan turunnya kedua wahyu itu Nabi Muhammad SAW di tugaskan oleh Allah, supaya
bangun melemparkan kain selimut dan menyingsingkan lengan baju untuk memberi
peringatan dan pengajaran kepada kaumnya khususnya kepada umat manusia.3
1. Secara Sembunyi-sembunyi
Mengingat kondisi sosial-politik di Mekah pada saat itu belum stabil, dimulai dari
dirinya sendiri dan keluarga dekatnya. Mula-mula Nabi mendidik istrinya Khadijah untuk
beriman kepada dan menerima petunjuk dari Allah swt. kemudian diikuti oleh anak
angkatnya Ali bin Abi Thalib (anak pamannya) dan Zaid bin Haritsah (seorang pembantu
rumah tangganya yang kemudian dijadikan anak angkatnya), kemudian sahabat karibnya,
Abu Bakar as-Siddiq; secara berangsur-angsur ajakan tersebut disampaikan secara meluas
tetapi masih terbatas di kalangan keluarga dekat dari suku Quraish saja, seperti Usman bin
Affan, Zubair ibn Awwan, Sa’ad bin Abi Waqqas, Abd Rahman bin Auf, Thalhah bin
Ubaidillah, Abu Uabidillah ibn Jahrah, Arqam ibn Arqam, Fatimah binti Khattab, Said bin
Zaid, dan beberapa orang lainnya. Mereka semua tahap awal ini disebut Assabiquna al-
Awwalun (orang-orang yang mula-mula masuk Islam). Di Mekah Rasulullah saw.
memilih tempat tinggal (Dar) seorang sahabat, Arqam bin Abi -Arqam, orang yang pertama-
tama masuk Islam dari kalangan remaja, sebagai tempat untuk melakukan kegiatan
Pendidikan.5
Rumah Al-Aqrom itulah tempat Pendidikan islam yang pertama dalam sejarah
Pendidikan ilsam. Bekas rumah itu masih dikenal sampai sekarang terletak di bukit Shafa
di Mekkah. Disanalah Nabi megajarkan dasar-dasar/pokok-pokok agama islam kepada
sahabatnya. Disanalah nabi membacakan wahyu-wahyu (ayat-ayat) AlQuran kepada para
pengikutnya. Disanalah nabi menerima tamu yang ingin memeluk Agama Islam dan bertanya
seputar agama islam. Bahkan disanalah Nabi sembahyang dengan para sahabat (sebelum
sembahyang lima waktu seperti sekarang).6
2. Secara Terbuka
Perintah dakwah (memberikan pengajaran) secara terbuka dan terang-terangan yang
dilakukan oleh Rasulullah seiring dengan jumlah sahabat yang semakin banyak dan untuk
meningkatkan jangkauan dakwah karena diyakini dengan dakwah tersebut banyak kaum
Quraisy yang akan masuk agama Islam. Selain itu, keberadaan rumah Arqam ibn Arqam,
sebagai pusat kegiatan pendidikan, telah diketahui oleh kuffar Quraisy.
Perjuangan Rasulullah yang di lakukan secara terbuka kepada segenap penduduk mekkah
.pada tahun 8 Hijriyah, Hamzah dan Umar bin al-Khatab masuk islam sehingga barisan kaum
muslimin lebih kuat. Rasulullah berdakwah secara terbuka, setelah itu datang perintah Allah
untuk naik ke bukit Shafa untuk menyampaikan pengumuman-pengumuman penting kepada
kaum Quraisy. Sebagian ada yang menerima dan Sebagian ada yang menolak dan menentang.
4 idib,hlm 8
5 https://suakaonline.com/pendidikan-islam-di-makkah-dan-madinah-zaman-rasululloh/di
akses tanggal:8 oktober 2021.
6 Prof.
DR. H. Mahmud Yunus, “Sejarah Pendidikan Islam: Pendidikan Islam Pada masa
Nabi Muhammad SAW”, (PT. Hidakarya Agung, Jakarta, 1963). Hal. 6
3. Tahap Pendidikan Islam untuk Umum
Hasil seruan dakwah Nabi secara terang-terangan yang terfokus kepada keluarga
dekat tampaknya belum maksimal sesuai dengan apa yang diharapkan. Oleh karena itu
Rasulullah saw. mengubah staretegi dakwahnya dari seruan yang kepada keluarga dekat
beralih kepada seruan umum, umat manusia secara keseluruhan. Seruan dalam skala luas
tersebut didasarkan pada perintah Allah, surat al-Hijr ayat 94-95. Sebagai tindak lanjut dari
perintah tersebut, pada musim haji Rasulullah saw. mendatangi kemah-kemah para jemaah
haji. Pada awalnya tidak banyak yang menerima Islam kecuali sekolompok jamaah hai dari
Yastrib, kabilah Kahzraj yang menerima seruan Nabi secara antusias. Dari sini Islam
memancar ke luar Mekah, yaitu ke Madinah.7
7 http://multazam-einstein.blogspot.com/2013/12/pendidikan-masa-pembinaan-islam-
periode.html/di akses tanggal:8 oktober 2021
8 http:journal.iainlangsa.ac.id/index.php/at/article/view/806/694/akses tanggal:9 oktober 2021
Manshurfuri isra Mikraj terjadi pada malam 27 Rajab tahun 10 kenabian dan ini yang
popular namun, Syekh Shafiyurrahman Al-Mubarakakfuri menolak pendapat tersebut karena
Khadijah RA meninggal pada bulan Ramadhan tahun 10-kenabian yaitu 2 bulan setelah
bulan RajabAl-Mubarakfuri menyebutkan 6 pendapat tentang isra mikraj tidak ada satu pun
yang pasti. Dengan demikian tidak di ketahui secara persis kapan tanggal terjadinya isra
mikraj.
Pada malam itu diwajibkan oleh Allah sembahyang lima waktu sehari semalam (sebelum itu
nabi sembahyang bersama sahabat tetapi tidak lima kali seperti sekarang)9
Pada tahun 12 nubuwah (621M) waktu musim haji datang 12 orang laki-laki dari jastrib
(Madinah), lalu bai’ah bersetia dengan nabi serta memeluk agama islam. Kemudian Nabi
mengutus Mush’ab Umair pergi Bersama ke jastib untuk membacakan Al Quran dan
mengajarkan agama islam kepada penduduk sana.
Mush’ab Umair Guru Agama yang pertama di utus Nabi ke daerah luar kota
Mekkah. Dengan demikian tersebarlah agama islam di Jastrib(Madinah).
Karena siksaan yang di derita kaum muslimin bertambah hebat, lalu Nabi menyuruh mereka
hijrak ke Jastrib (Madinah). kecuali yang tidak ada pembelanya dan Nabi tetap tinggal
Bersama pamannya Abu Talib. Kemudian Nabi sendiri juga ikut Hijrah Bersama sahabatnya
Abu Bakar (Tahun 622 M).10
9 Drs. Samsul Munir Amin, M.A “Sejarah Dakwah”: Dakwah Pada masa Nabi Muhammad
SAW,(Jakarta: Amzah, 2014). Hal 31
10 Prof. DR. H. Mahmud Yunus, “Sejarah Pendidikan Islam: Pendidikan Islam Pada masa
Nabi Muhammad SAW”, (PT. Hidakarya Agung, Jakarta, 1963). Hal. 8
11 idib, hlm. 9
BAB III
PENUTUP
G. KESIMPULAN
Dari beberapa pembahasan mengenai Perkembangan Islam Pada Masa Nabi
Muhammad SAW diatas maka dapat diambil beberapa kesimpulan yang diantaranya :
Pada masa sebelum Islam berkembang, kota Madinah bernama Yatsrib, dikenal sebagai pusat
perdagangan. Kemudian ketika Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekkah, kota ini diganti
namanya menjadi Madinah sebagai pusat perkembangan Islam sampai beliau wafat dan
dimakamkan di sana. Setibanya di Madinah, Nabi Muhammad segera menyusun rencana
pengembangan dakwah agar lebih efektif dan cepat. Agama Islam harus segera menyebar
keberbagai penjuru dunia,, khususnya jazilah Arabia
Selanjutnya kota ini menjadi pusat kekhalifahan sebagai penerus Nabi Muhammad.
Terdapat tiga khalifah yang memerintah dari kota ini yakni Abu Bakar, Umar bin Khattab,
dan Utsman bin Affan. Pada masa Ali bin Abi Thalib pemerintahan dipindahkan
ke Kufah di Irak karena terjadi gejolak politik akibat terbunuhnya khalifah Utsman oleh
kaum pemberontak.
Dakwah pertama beliau adalah pada keluarga dan sahabat-sahabatnya. Orang pertama yang
beriman kepada-Nya ialah Siti Khodijah (isteri Nabi), disusul Ali bin Abi Thalib (putra
paman Nabi) dan Zaid bin Haritsah (budak Nabi yang dijadikan anak angkat). Setelah itu
beliau menyeru Abu Bakar (sahabat karib Nabi). Kemudian dengan perantaraan Abu Bakar
banyak orang-orang yang masuk Islam.
Pada tahun ke 12 kenabiannya, datanglah orang-orang Yastrid di musim haji ke Mekah
dan menemui nabi di Bai’atul Akabah. Di tempat ini mereka mengadakan bai’at (perjanjian)
yang isinya bahwa mereka setia pada nabi, tidak menyekutukan Allah, tidak mencuri, tidak
berzina, tidak membunuh anak kecil, tidak memfitnah, dan ikut menyebarkan islam.
Perjanjian ini dikenal dengan Bai’atul Akabah Ula (Perjanjian Akabah Pertama) karena
dilaksanakan di bukit akabah atau disebut Bai’atun Nisa’ (perjanjian wanita) karena
didalamnya terdapat seorang wanita ‘Afra binti ‘Abid bin Tsa’labah.
Pendeknya Pendidikan dan pengajaran yang di berikan Nabi selama di mekkah ialah
Pendidikan keagamaan dan akhlak, serta menganjurkan kepada manusia, supaya
mempergunakan akal pikirannya memperhatikan kejadian manusia, hewan, tumbuh-
tumbuhan dan alam semesta sebabagai anjuran kepada Pendidikan ‘akliyah dan ilmiyah
DAFTAR PUSTAKA
Yunus, Mahmud, Sejarah Pendidikan Islam: Pendidikan Islam Pada masa Nabi Muhammad
SAW, Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1963.
Munir Amin, Samsul,. “Sejarah Dakwah”: Dakwah Pada masa Nabi Muhammad SAW,
Jakarta: Amzah, 2014.
http:journal.iainlangsa.ac.id/index.php/at/article/view/806/694
http://multazam-einstein.blogspot.com/2013/12/pendidikan-masa-pembinaan-islam-
periode.html
https://suakaonline.com/pendidikan-islam-di-makkah-dan-madinah-zaman-rasululloh/