Anda di halaman 1dari 9

RESUME BUKU

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM


EDITOR : PROF. DR. H. SAMSUL NAIZAR, M.AG

DITULIS OLEH :
TONI PAMBUDI NUGROHO
2211144

INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA (IAINU)


KABUPATEN KEBUMEN
TAHUN AJARAN 2023/2024

1
BAB I
PROFIL RASULULLAH SEBAGAI PENDIDIK IDEAL
A. PENDAHULUAN
Kajian tentang profil Rasulullah sebagai pendidik ideal merupakan kajian yang sangat
urgen untuk dikaji. Hal tersebut disebabkan posisi pendidik dalam pengelolaan dan
pengembangan Pendidikan berada di garda terdepan. Dalam Pendidikan Islam, Rasulullah SAW
adalah pendidik pertama dan terutama dalam dunia Pendidikan Islam. Proses transformasi ilmu
pengetahuan, internalisasi nilai-nilai spiritualisme dan bimbingan emosional yang dilakukannya
dapat dikatakan sebagai mukjizat luar biasa, yang manusia apa dan di mana pun tidak dapat
melakukan hal yang sama. Pola Pendidikan di masa Rasulullah SAW, tidak lepas dari metode,
evaluasi, materi, kurikulum, pendidik, peserta didik, lembaga, dasar, tujuan dan sebagainnya
yang bertalian dengan pelaksanaan Pendidikan Islam, baik secara teoritis maupun praktis.
B. KONDISI POLITIK, SOSIOKULTURAL PRA-ISLAM SAMPAI FASE AWAL
ISLAM
Untuk dapat memahami misi Muhammad SAW, sebagai pendidik dan rahmat bagi
sekalian alam, harus menoleh ke belakang, mempelajari sejarah keadaan masyarakat manusia
menjelang kelahiran Nabi Muhammad SAW, sehingga jelas wujud sebenarnya rahmat itu. Oleh
karena itu, perlu mengungkapkan sejarahnya bersumberkan al-Qur’an, beserta tafsirnya,
keterangan-keterangna dari Hadis Nabi, atsar sahabat, kitab-kitab, dan buku-buku yang disusun
oleh para ahli sejarah.
Gambaran dunia politik menjelang pertengahan abad ke-6 sesudah Masehi, terbukti
bahwa dunia berada dalam keadaan gelap dan parah dengan takhayul yang merusak kehidupan
spiritual manusia. Sementara kondisi sosiokultural, sepeninggalan Nabi Isa, ajaran agama Allah
yang dibawa dan disiarkannya makin lama makin luntur dan cahayanya makin suram. Allah
mahabijaksana, sebagai calon panutan umat manusia, Muhammad ibn Abdullah sejak “awal
sekali” telah dipersiapkan Allah, dengan menjaganya dari segala sikap-sikap jahiliah.
Sekitar tahun 610 M, pada tanggal 17 Ramadhan, turunlah wahyu yang pertama, surat al-
Alaq Ayat 1-5, sebagai fase awal Pendidikan Islam di Mekkah. Bacalah dengan (menyebut)
nama Tuhan-mu yang telah menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah yang mengajarkan (manusia) dengan perantara
pena, mengajarkan manusia mengenai apa yang tidak diketahui sebelumnya. Dengan turunya

1
wahyu pertama tersebut, pertanda bahwa Rasulullah telah resmi sebagai Rasul pembawa risalah-
risalah Ilahi yang akan membawa manusia ke jalan kecerdasan dan kesempurnaan.
C. TAHAPAN PENDIDIKAN ISLAM PADA FASE MEKKAH
Pola Pendidikan yang dilakukan oleh Rasulullah sejalan dengan tahapan-tahapan dakwah
yang disampaikannya kepada kaum Quraisy. Dalam hal ini penulis membagiya kepada tiga
tahap. Pertama tahap rahasia dan perorangan, pada awal turunya wahyu pertama surat 96, Ayat
1-5, pola Pendidikan yang dilakukan adalah secara sembunyi-sembunyi, mengingat kondisi
sosiopolitik yang belum stabil, dimulai dari dirinya sendiri dan keluarga terdekat. Kedua tahap
terang-terangan, Perintah dakwah secara terang-terangan dilakukan oleh Rasulullah seiring
dengan jumlah sahabat yang semakin banyak dan untuk meningkatkan jangkauan seruan
dakwah, karena diyakini dengan dakwah tersebut banyak kaum Quraisy yang akan masuk Islam.
Disamping itu, keberadaan rumah Arqam ibn Arqam sebagai pusat dan Lembaga Pendidikan
Islam sudah diketahui oleh Kuffar Quraisy. Ketiga tahap untuk umum, seruan dalam skala
international tersebut didasarkan kepada perintah Allah, surat al-Hijr Ayat 94-95. Sebagai tindak
lanjut dari seruan tersebut, Rasulullah mendatangi kemah-kemah para jamaah haji dari Yastrib,
kabilah Khazraj, yang menerima dakwah secara antusias.
D. LEMBAGA PENDIDIKAN DAN SISTEM PEMBELAJARAN
Lembaga Pendidikan Islam pada fase Mekkah, ada dua macam/tempat yaitu : Rumah
Arqam ibn Arqam dan Kuttab. Dalam sejarah Pendidikan Islam, Kuttab sebagai Lembaga
Pendidikan yang berfungsi mengajarkan baca tulis dengan teks dasar puisi-puisi Arab, dan
sebagian besar gurunya adalah non muslim. Materi yang diajarkan dalam pelajaran baca tulis ini
adalah puisi atau pepatah-pepatah Arab yang mengandung nilai-nilai tradisi yang baik.
Pada fase Mekkah, Rasulullah beserta para sahabat menghadapi sejumlah tantangan dan
ancaman dari kaum Quraisy, adapun faktor-faktor yang mendorong kaum Quraisy menentang
seruan Islam sebagai berikut : (1) persaingan kekuasaan dikarenakan adanya persamaan hak
antara kasta bangsawan dan kasta hamba sahaya. (2) takut bangkit, kaum Quraisy tidak dapat
menerima agama Islam yang mengajarkan bahwa manusia akan hidup sesudah mati. (3) taklid
nenek moyang secara membabi buta. (4) memperniagakan patung, oleh karenanya saudagar
patung merasa keberatan dan memandang Islam sebagai penghalang rejeki dan akan
menyebabkan perniagaan mereka mati.

2
Menghadapi tantangan dan ancaman tersebut, Rasulullah SAW dan para sahabat
memutuskan untuk berhijrah ke Madinah. Ketika Rasulullah dan para sahabat hijrah ke Madinah,
salah satu program pertama yang beliau lakukan adalah pembangunan sebuah masjid. Dan
masjid yang pertama kali dibangun Rasulullah adalah Masjid At-Taqwa di Quba pada jarak
perjalanan kurang lebih 2 mil dari kota Madinah. Pembangunan masjid tersebut bertjuan untuk
memajukan dan menyejahterakan kehidupan umat Islam.
E. MATERI DAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM
Salah satu komponen operasional Pendidikan Islam adalah kurikulum, ia mengandung
materi yang diajarkan secara sistematis dengan tujuan yang telah ditetapkan. Kurikulum
Pendidikan Islam pada periode Rasulullah baik di Makkah maupun Madinah adalah al-Quran,
yang Allah wahyukan sesuai dengan kondisi dan situasi kejadian dan peristiwa yang dialami
umat Islam saat itu. Karena itu, dalam praktiknya tidak saja logis dan rasional tetapi juga secara
fitrah dan pragmatis. Rasulullah juga menyuruh para sahabat untuk mempelajari Bahasa asing
hal ini menunjukan bahwa Pendidikan Islam sifatnya universal, berlaku untuk semua umat di
dunia bukan hanya tertentu untuk masyarakat Mekkah dan Madinah.
Mahmud Yunus mengklasifikasikan materi Pendidikan kepada dua macam, yaitu materi
Pendidikan yang diberikan di Mekkah dan materi Pendidikan yang diberikan di Madinah. Pada
fase Mekkah terdapat tiga macam inti sari materi pelajaran yang diberikan yaitu ; keimanan,
ibadah dan akhlak. Sedangkan di Madinah Pendidikan Islam yang diterapkan Nabi
diklasifikasikan sebagai berikut: pertama Pendidikan keimanan, kedua Pendidikan ibadah, ketiga
pendidika ahklak keempat Pendidikan kesehatan jasmani, kelima Pendidikan kemasyarakatan.
Disamping materi Pendidikan di atas, pada dasarnya bidang Pendidikan masih banyak
yang diterapkan Rasulullah, seperti materi Pendidikan ekonomi Islam. Berkenaan dengan hal ini
banyak sekali ayat-ayat al-Quran dan Hadis Nabi yang membahas tentang aturan-aturan Islam
tentang jual beli, karena kondisi masyarakat Arab Mekkah dan Madinah yang gemar berdagang.
F. METODE PENGAJARAN RASULULLAH
Metode pengajaran ialah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan
siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu, peranan metode mengajar sebagai
alat untuk menciptakan proses mengajar dan belajar. Dengan metode diharapkan tumbuh
berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Sehingga

3
terciptalah interaksi edukatif, dimana siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing dan
guru adalah pembimbing.
Untuk menciptakan suasana kondusif dan menyenangkan dalam mengajar para sahabat,
Rasulullah SAW menggunakan bermacam metode. Diantara metode yang diterapkan Rasulullah
adalah (1) Metode Ceramah, (2) Metode dialog, (3) Metode tanya jawab, (4) Metode diskusi, (5)
Metode Demonstrasi, (6) Metode eksperimen. Selanjutnya metode Pendidikan akhlak
disampaikan Nabi dengan membacakan ayat-ayat al-Quran yang berisi kisah-kisah umat dahulu
kala, supaya diambil pengajaran dan ikhtiar dari kisah itu. Disamping dengan metode kisah,
Pendidikan akhlak juga dilakukan dengan menggunakan metode penegasan dan uswat al hasanat.
Metode-metode Pendidikan akhlak yang diterapkan Rasulullah sangat berbekas di dalam pola
tingkah laku para sahabat. Hal ini dapat dilihat dari kondisi umat saat itu yang betul-betul patuh
dan taat kepada perintah Rasulullah SAW.
G. EVALUASI PENDIDIKAN
Nana Sudjana mengatakan bahwa untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan
Pendidikan dan pengajaran perlu dilakukan usaha atau tindakan evaluasi. Evaluasi pada dasarnya
adalah memberikan pertimbangan atau harga atau nilai berdasarkan kriteria tertentu. Proses
belajar mengajar adalah proses yang bertujuan. Tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan
tingkah laku yang diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya.
Hasil yang diperoleh dari penilaian dinyatakan dalam bentuk hasil belajar. Oleh karena itu,
tindakan atau kegiatan tersebut dinamakan penialaian hasil belajar.
Dalam menjalankan misi Pendidikan, untuk melihat tingkat atau kadar penguasaan
sahabat terhadap materi pelajaran, Nabi SAW juga mengevaluasi sahabat-sahabatnya. Dengan
mengevaluasi sahabat-sahabat, Rasulullah mengetahui kemampuan para sahabat dalam
memahami ajaran agama atau dalam menjalankan tugas. Disamping menguji pemahaman
sahabat tentang ajaran agama Rasulullah juga dievaluasi oleh Allah melalui malaikat Jibril.

4
BAB II
POLA PENDIDIKAN ISLAM
PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN
Pendidikan Islam merupakan suatu hal yang paling utama bagi warga suatu negara,
karena maju dan keterbelakangan suatu degara akan ditentukan oleh tinggi dan rendahnya tingkat
Pendidikan warga negaranya. Pendidikan Islam bersumber pada al-Qur’an dan Hadis adalah
untuk membentuk manusia yang seutuhnya, yakni manusia yang beriman dan bertakwa terhada
allah SWT, dan untuk memelihara nilai – nilai kehidupan sesame manusia agar dapat
menjalankan seluruh kehidupannya, sebagai mana yang telah ditentukan Allah dan Rasul-Nya,
demi kebahagiaan hiduo di dunia dan akhirat atau dengan kata lain, untuk mengembalikan
manusia kepada fitrahnya, yaitu memanusiakan manusia, supaya sesuai dengan kehendak Allah
yang menciptakan sebagai hamba dan khalifah di muka bumi.
Apa dan bagaimana pola Pendidikan Islam yang diterapkan oleh para Khulafaul Rasyidin
pada masanya, sehingga dapat dijadikan perbandingan terhadap proses Pendidikan pada masa
sekarang. Khalifah adalah pemimpin yang diangkat setelah Nabi wafat untuk menggantikan Nabi
dan melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin agama dan pemerintahan. Pola Pendidikan pada
masa Abu Bakar masih seperti pada masa Nabi, baik dari segi materi maupun Lembaga
pendidikannya. Dari segi materi Pendidikan Islam terdiri dari Pendidikan tauhid atau keimanan,
akhlak, ibadah, kesehatan dan lain sebagainya. Kuttab didirikan oleh orang-orang Arab pada
masa Abu Bakar dan pusat pembelajaran pada masa ini adalah Madinah, sedangkan yang
bertindak sebagai tenaga pendidik adalah para sahabat Rasul yang terdekat. Lembaga Pendidikan
Islam adalah masjid, masjid dijadikan sebagai benteng pertahanan rohani, tempat pertemuan dan
Lembaga Pendidikan Islam, sebagai tempat shalat berjamaah, membaca al-Qur’an dan lain
sebagainya.
Setelah Abu Bakar khalifah selanjutnya ialah Umar bin Khattab, Abu Bakar menunjuk
Umar bin Khattab dengan tujuan untuk mencegah supaya tidak terjadi perselisihan dan
perpecahan di kalangan umat Islam, kebijakan Abu Bakar tersebut ternyata diterima masyarakat.
Berkaitan dengan masalah Pendidikan, khalifah Umar bin Khattab merupakan seorang pendidik
yang melakukan penyuluhan pendidik di kota Madinah, beliau juga menerapkan Pendidikan di
masjid-masjid dan pasar-pasar serta mengangkat dan menunjuk guru-guru untuk tiap-tiap daerah
yang ditaklukan, mereka bertugas mengajarkan isi Al-Qur’an dan ajaran Islam lainnya, seperti

5
fikih kepada penduduk yang baru masuk Islam. Pada masa khalifah Umar bin Khattab, mata
pelajaran yang diberikan adalah membaca dan menulis al-Qur’an dan menghafalnya serta belajar
pokok-pokok agama Islam. Pada masa ini tuntutan untuk belajar Bahasa Arab juga sudah mulai
tampak, orang yang baru masuk Islam harus belajar Bahasa Arab jika ingin belajar dan
memahami pengetahuan Islam.
Setelah masa Umar bin Khattab khalifah selanjutnya yang menggantikan ialah Usman bin
Affan, pelaksanaan Pendidikan Islam tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya. Pendidikan
dimasa ini hanya menlanjutkan apa yang telah ada, namun hanya sedikit terjadi perubahan yang
mewarnai Pendidikan Islam. Proses pelaksanaan pola Pendidikan pada msa Usman ini lebih
ringan dan lebih mudah dijangkau oleh seluruh peserta didik yang ingin menuntut dan belajar
Islam dan dari segi pusat Pendidikan juga lebih banyak, sebab pada masa ini para sahabat bisa
memilih tempat yang mereka inginkan untuk memberikan Pendidikan kepada masyarakat. Pada
masa ini tulisan ayat-ayat al-Qur’an sudah mulai dikumpulkan.
Setelah masa kekhalifahan Usman bin Affan berakhir maka digantikan oleh Ali bin Abi
Thalib. Pada masa Ali bin Abi Thalib terjadi kekacauan atau pemberontakan, diantaranya
peperangan dengan Aisyah (istri Nabi) beserta Talhah dan Abdullah bin Zubair karena
kesalahpahaman dalam menyikapi pembunuhan terhada Usman. Kemudian pemberontakan
Muawiyah dan pembangkangan Khawarij.
Pusat Pendidikan pada masa Khulafaul Rasyidin diantaranya :
1. Mekkah
2. Madinah
3. Basrah
4. Kuffah
5. Damsyik
6. Mesir

6
BAB IV
POLA PENDIDIKAN ISLAM PADA PERIODE
DINASTI UMMAYAH
Periode dinasti Umayyah merupakan masa inkubasi. Pada masa ini peletakan dasar-dasar
dari kemajuan Pendidikan dimunculkan. Intelektual muslim berkembang pada masa ini. Pada
masa dinasti Umayyah pola Pendidikan bersifat desentralisasi tidak memiliki tingkatan dan
standar umur. Ilmu-ilmu yang dikembangkan pada masa ini diantaranya: ilmu kedokteran,
filsafat, astronomi, sastra dan seni.
Adapun bentuk Pendidikan pada masa dinasti Umayyah di antaranya :
1. Pendidikan istana, Pendidikan tidak hanya pengajaran tingkat rendah, tetapi lanjut
pada pengajaran tingkat tinggi sebagaimana halaqah, masjid, dan madrasah. Tujuan
Pendidikan istana bukan saja mengajarkan ilmu pengetahuan bahkan muaddib harus
mendidik kecerdasan, hati dan jasmani anak.
2. Nasihat pembesar kepada Muaddib
3. Badiah
4. Perpustakaan
5. Bamaristan
Pola Pendidikan pada masa pemerintahan dinasti Umayyah ini telah berkembang jika
dilihat dari aspek pengajarannya, meskipun sistemnya masih sama seperti pada masa Nabi dan
Khulaffaur Rasyidin. Pada masa ini peradaban Islam sudah bersifat international yang meliputi
tiga benua yaitu sebagian Eropa, sebagian Afrika dan sebagian besar Asia yang kesemuannya itu
dipersatukan dengan Bahasa Arab sebagai Bahasa resmi negara.

7
8

Anda mungkin juga menyukai