Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PERKEMBANGAN ILMU ISLAM DI MASA MAKKAH DAN KEUTAMAAN


MEMPELAJARI TSAQOFAH ISLAMIYYAH

Dosen Pembimbing:

Warsito,MPI.

Pemakalah Oleh:

Khoirul Pradipta

Falah Al Mukaffi

Burhanuddin Ikhsan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

SEKOLAH TINGGI ISLAM AL MUKMIN SURAKARTA

2023/2024
Pendidikan Peradaban Islam

Sejarah pendidikan Islam mengacu kepada nilai-nilai Islam. Fondasi


pendidikan Islam terletak pada Quran dimanifestasikan dalam sikap dan
pandangan terhadap hidup itu sendiri, Islam menganggap hidup bukan suatu
akhir dari segalanya tetapi alasan untuk mencapai tujuan-tujuan spritual
setelah hidup di dunia.

Pendidikan Islam masa Rasulullah dilaksanakan dalam dua periode


yakni periode Makkah dan Madinah. Periode Makkah sebagai fase awal
pendidikan Islam, dengan tauhid sebagai tema pokok, sedangkan periode
Madinah sebagai fase lanjutan pembinaan pendidikan Islam dalam
membangun peradaban yakni bernegara. Secara akademis sejarah
pendidikan Islam bermanfaat untuk memahami pertumbuhan dan
perkembangan pendidikan Islam.

Ketika Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah untuk merubah prilaku
jahiliyah bangsa Arab, maka salah satu usaha keras beliau adalah
menanamkan aqidah. Pendidikan masa Rasulullah SAW, sesuai dengan
kondisi sosial politik pada masa itu melalui tahapan yang terbagi pada dua
periode, yaitu periode makkah dan Madinah.

Dalam periode Makkah, Nabi Muhammad SAW, lebih menitikberatkan


pada pembinaan tauhid serta akhlak kepada masyarakat Arab yang
bermukim di Makkah dan pada periode di Madinah, melakukan pembinaan
di bidang sosial politik, sehingga di periode inilah pendidikan Islam
berkembang pesat.

Kondisi yang demikian itulah, dakwah pertama yang dilakukan di


Makkah dilaksanakan secara sembunyi-sembunyi, terlebih karena jumlah
orang yang masuk Islam masih sedikit. “Situasi ini berubah ketika jumlah
orang yang memeluk Islam semakin hari semakin banyak, Allah pun
memerintah Nabi-Nya untuk melakukan dakwah secara terang-terangan.

Pendidikan Islam Masa Rasulullah diawali ketika, Nabi Muhammad saw


menerima wahyu yang pertama di guahira di Makkah pada tahun 610 M.
dalam wahyu itu termaktub ayat Al Quran dalam surat Al-Alaq. “Bacalah
Muhammad dengan nama Tuhanmu yang telah menjadikan alam semesta.”

Allah kembali menurunkan wahyu yang kedua termaktub dalam Al


Quran surat Al Muddatssir. “Hai orang yang berselimut. Bangunlah, lalu
berilah peringatan, dan Tuhanmu agungkanlah,”

Dengan turunnya wahyu, maka Nabi Muhammad SAW telah diberi


tugas oleh Allah, supaya bangun, bangkit dan menyingsingkan lengan baju
untuk memberi peringatan dan pengajaran kepada seluruh umat manusia,
sebagai tugas suci, tugas mendidik dan mengajarkan Islam. Semuanya itu
disampaikan dan diajarkan oleh Nabi, mula-mula kepada karib kerabatnya,
teman sejawatnya dengan sembunyi-sembunyi, terang terangan dan tahapan
seruan umum.

Kurikulum pendidikan pada zaman Rasulullah terasa sulit dalam


pandangan mata, sebab mengajar pada madrasah kehidupan yang luas tanpa
di batasi dinding kelas. Rasulullah memanfaatkan berbagai kesempatan yang
mengandung nilai-nilai pendidikan dan rasulullah menyampaikan ajarannya
dimana saja seperti di rumah, di masjid, di jalan, dan di tempat-tempat
lainnya.

Sementara itu, metode pendidikan yang dikembangkan Rasulullah dalam


menyampaikan materinya yakni, Metode ceramah, menyampaikan wahyu
yang diterimanya, memberikan penjelasan, dan keterangan. Metode dialog,
metode ini dipergunakan ketika berkomunikasi dengan para sahabat dalam
menyelesaikan permasalahan yang terkait dakwah ajaran Islam. Selain itu,
juga ada metode diskusi, teladan praktis, perumpamaan, kisah-kisah,
pembiasaan, dan metode hafalan.

_________________
https://sulteng.kemenag.go.id/berita/detail/kajian-religi-dr-taufik-mag-mengambil-hikmah-dari-sejarah-
pendidikan-islam-masa-rasulullah-saw
Sejarah Peradaban Islam di Periode Mekkah

Kehidupan islam pada masa Rasululllah SAW di Mekah pada saat itu
sangat berbeda sekali dengan masa perkembangan islam saat ini. Adanya
pertentangan dari kaum kafir Quraisy yang sangat dominan menguasai
sebagian besar wilayah di jazirah Arab saat itu. Kaum kafir Quraisy
beranggapan bahwa ajaran mereka adalah ajaran yang paling benar dianut,
sehingga ajaran yang dibawa oleh Rasululah SAW harus di berantas juga
dari jazirah Arab karena dianggap merusak budaya masyarakat Arab saat itu,
khususnya di Mekkah dan Medinah yang menjadi pusat peradaban islam.

Saat itu, hanya segelintir orang yang mau mengikuti ajaran Rasulullah
SAW. Itupun dari kalangan terdekat dengan beliau. Begitupun dari budak-
budak yang dibebaskan oleh kaum muslimin. Bentuk penindasan
yangdialami oleh para budak yaitu adanya intimidasi, diteror dan disiksa
sampaimati. Hal ini yang membuat kaum lemah merasa tidak mendapat
keadilan terhadap kekuasaan yang dijalankan kaum kafir Quraisy pada masa
itu.

Namun pembelaan yang dijalankan oleh Rasulullah SAW


untukmengedepankan perdamaian untuk mensyiarkan ajaran islam menjadi
prioritas utama. Hal ini diperjelas melalui perkataan Rosulullah SAW,

“sesungguhnya Kami akan menurunkan perkataan yang berat kepadamu.”1

1. Strategi syiar yang dilakukan Rasululloh SAW pada periode Mekkah

1
Nizar Abazah,Perang Muhammad Kisah Perjuangan Dan Pertempuran Rasulullah,
[Jakarta:Zaman,2011],hal:20.
Penyebaran islam yang dilakukan Rasulullah SAW secara sembunyi-
sembunyi.

Pada periode ini, tiga tahun pertama, dakwah islam dilakukan secara
sembunyi-sembunyi. Rosulullah mulai melaksanakan dakwah islam
dilingkungan keluarga, mula-mula istri beliau sendiri, yaitu Khadijah yang
menerima dakwah beliau, kemudian Ali bin Abi Thalib ,Abu Bakar sahabat
beliau , lalu Zaid bekas budak beliau.Disamping itu, juga banyak orang yang
masuk islam dengan perantaraan Abu Bakar yang terkenal dengan julukan
Assabiqunal Awwalun (orang-orangyang lebih dahulu masuk islam). Rumah
yang dijadikan markas untuk berdakwah yaitu rumah Arqam.

Penyebaran islam yang dilakukan Rasulullah SAW secara terang terangan

a. Tahapan Untuk keluarga dekat

Penyebaran islam secara sembunyi-sembunyi berlangsung secara tiga tahun,


sampai turun wahyu berikutnya, yang memerintahkan dakwah secara
terbuka dan terang-terangan. Ketika wahyu tersebut turun, beliau
mengundang keluarga dekatnya untuk berkumpul di bukit syafa,
menyeruhkan agar berhati-hati terhadap azab yang keras diharikemudian
(hari kiamat), bagi orang yang tidak mengakui Allah sebagai Tuhan yang
Maha Esa dan Muhammad sebagai utusannya.Seruan tersebut dijawab Abu
Lahab, “celakalah kamu Muhammad?Untuk inikah kamu mengumpulkan
kami? Saat itu diturunkan wahyu yang menjelaskan perihal Abu Lahab dan
istrinya.

Perintah dakwah secara terang-terangan dilakukan oleh


Rasulullah,seiring dengan jumlah sahabat yang semakin banyak dan
untukmeningkatkan jangkauan seruan dakwah, karena diyakini
dengandakwah tersebut banyak kaum Quraisy yang akan masuk Islam,
disamping itu, keberadaan rumah Arqam ibn Arqam sudah diketahui oleh
kuffar Quraisy.

b. Tahapan untuk umum

Hasil seruan dakwah secara terang-terangan yang terfokus kepadakeluarga


dekat, kelihatanya belum maksimal sesuai dengan apa yangdiharapkan.
Maka, Rasulullah mengubah strategi dakwahnya dariseruan yang terfokus
kepada keluarga dekat beralih kepada seruan umum, umat manusia secara
keseluruhan. Seruan dalam skala ‘internasional’ tersebut didasarkan kepada
perintah Allah, surat Al-Hijr ayat 94-95. Sebagai tindak lanjut dari perintah
tersebut, pada musim haji Rasulullah mendatangi kemah-kemah para jamaah
haji.Pada awalnya tidak banyak yang menerima, kecuali sekelompok jamaah
haji dari Yatsrib, kabilah Khazraj, yang menerima dakwahsecara antusias.
Dari sinilah sinar Islam memancar ke luar Makkah.

Penerimaan masyarakat Yatsrib terhadap ajaran Islam secaraantusias


tersebut, dikarenakan beberapa faktor:

(1) Adanya kabar darikaum Yahudi akan lahirnya seorang rasul.

(2) Suku Aus dan Khajraj mendapat tekanan dan ancaman dari kelompok
Yahudi,

(3) Konflik antara Khazraj dan Aus yang berkelanjutan dalam rentang waktu
yang sudah lama, oleh karena itu mereka mengharapkan seseorang
pemimpin yang mampu melindungi dan mendamaikan mereka.

Berikutnya, dimusim haji pada tahun ke dua belas kerasulan


Muhammad SAW, Rasulullah didatangi dua belas orang laki-laki dan
seorang wanita untuk berikrar kesetiaan, yang dikenal dengan “Bai’atal-
Aqabah”. Mereka berjanji tidak akan menyembah selain kepada Allah SAW.
Tidak akan mencuri dan berzina, tidak akan membunuh anak-anak dan
menjahui perbuatan-perbuatan keji serta fitnah, selalu taat kepada Rasulullah
dalam yang benar dan tidak mendurhakainya terhadap sesuatu yang mereka
tid ak inginkan.

Berkat semangat yang tinggi yang dimiliki para sahabat dalam


mendakwahkan ajaran Islam, sehingga seluruh penduduk Yasrib masuk
Islam kecuali orang-orang Yahudi. Musim haji berikutnya 73orang jama’ah
haji dari Yasrib mendatangi Rasulullah, berikrar akan selalu setia dan
melindungi Rasulullah SAW. Dan menetapkankaimanan kepada Allah dan
Rasulnya ditempat yang sama dengan pelaksanaan “Bai’ah al-Aqabah I”
tahun lalu, yang dikenal dengan“Bai’ah al A’qabah II” dan mereka
bersepakat akan memboyong Rasulullah ke Yasrib. Inilah bentuk dakwah
Rasulullah secara umum,dakwah kepada semua manusia yang datang dari
seluruh penjuru bumi berhaji ke Makkah.2 Tokoh-tokoh yang berperan
penting dalam penyebaran islam di Mekkah pada Masa Rasululloh SAW

 Khadijah Bin Khuwalid


 Ali bin Abi Thalib
 Zaid bin Haristah
 Abu Bakar Ash Shidiq
 Umar bin Khattab
 Utsman bin Affan
 Abbas bin Abi Muthallib
 Hamzah bin Abi Muthallib
2
Samsul Nizar,Sejarah Pendidikan Islam ,[Jakarta:Kencana,2011]hal5-6
 Ja’far bin Abi Thalib

Keutamaan Mempelajari Staqafah Islamiyah

Manfaat belajar tsaqafah Islamiyah sangat penting dalam kehidupan


seorang Muslim. Berikut beberapa keutamaan belajar tsaqafah Islamiyah:

1. Mendekatkan Diri pada Allah: Belajar tsaqafah Islamiyah membantu


seseorang memahami ajaran agama Islam dengan lebih baik, sehingga dapat
mendekatkan diri pada Allah SWT.

2. Meningkatkan Kualitas Ibadah: Dengan memahami tsaqafah Islamiyah,


seseorang dapat melakukan ibadah dengan lebih baik dan sesuai dengan
ajaran Islam.

3. Memperkuat Iman: Belajar tentang Islam memperkuat iman seseorang dan


membantu mengatasi keraguan dan kebingungan yang mungkin muncul.

4. Menyebarkan Kebaikan: Pengetahuan tsaqafah Islamiyah dapat digunakan


untuk menyebarkan pesan kebaikan, toleransi, dan cinta kasih kepada
sesama manusia.

5. Membangun Karakter Mulia: Pembelajaran tsaqafah Islamiyah dapat


membentuk karakter yang baik, seperti kesabaran, ketulusan, dan kejujuran.

6. Menyediakan Pedoman Hidup: Tsaqafah Islamiyah memberikan pedoman


dan aturan hidup yang jelas bagi seorang Muslim, sehingga mereka dapat
menjalani kehidupan yang lebih bermakna dan berarti.

7. Memahami Tujuan Hidup: Dengan memahami ajaran Islam, seseorang


dapat lebih baik memahami tujuan hidupnya, yaitu untuk menyembah Allah
dan berbuat baik kepada sesama. Dengan tujuan utama yakni masuk ke
dalam surga dan selamat dari neraka.

8. Meningkatkan rasa bersyukur: Dengan mengetahui sejarah keadaan masa


Rasulullah dan para awalulmu’minin, kita menjumpai keadaan yang
sekarang kita lihat adalah hasil dari perjuangan mereka dan juga atas izin
dari Allah SWT.

Penting untuk terus belajar dan meningkatkan pemahaman tsaqafah


Islamiyah sepanjang hidup, karena ini akan membantu seseorang menjadi
Muslim yang lebih baik dan lebih sadar akan tanggung jawabnya.

Anda mungkin juga menyukai