Anda di halaman 1dari 20

PENDIDIKAN MASA RASULULLAH

Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas Sejarah Pendidikan Islam

pada semester dua

Disusun Oleh:

Febi Ananda (2214010024)

Dosen Pembimbing:

Dr. Nini, M. A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (A)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

IMAM BONJOL PADANG

1444 H/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-nya kepada kita semua berupa, ilmu dan amal.
Berkat rahmat dan karunia-nya pula, penulis dapat menyelesaikan makalah
Pendidikan Masa Rasulullah yang insyaallah tepat pada waktunya.

Terimakasih penulis ucapkan kepada Dosen Pembimbing ibuk Dr. Nini


yang telah memberikan arahan terkait tugas makalah ini. Tanpa bimbingan dari
beliau mungkin, penulis tidak akan dapat menyelesaikan tugas ini sesuai dengan
formal yang telah di tentukan.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh


sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya. Mudah-mudahan makalah ini
bermanfaat bagi penulis dan juga bagi para pembaca.

Padang, 13 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................

A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan...................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pendidikan Islam Masa Rasulullah Periode Makkah dan Madinah.....


B. Kondisi Pendidikan Masyarakat Sebelum Islam..................................
C. Pelaksanaan Pendidikan pada masa Rasulullah....................................
D. Lembaga Pendidikan Pada Masa Rasulullah........................................
E. Metode Pendidikan Masa Rasulullah...................................................
F. Materi Pendidikan Pada Masa Rasulullah............................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kondisi bangsa Arab sebelum kedatangan Islam, terutama di sekitar


Mekah masih diwarnai dengan penyembahan berhala sebagai Tuhan. yang
dikenal dengan istilah paganisme.' Selain menyembah berhala, di kalangan
bangsa Arab ada pula yang menyembah agama Masehi (Nasrani), agama ini
dipeluk oleh penduduk Yaman, Najran, dan Syam. Di samping itu juga agama
Yahudi yang dipeluk oleh penduduk Yahudi imigran di Yaman dan Madinah,
serta agama Majusi (Mazdaisme), yaitu agama orang-orang Persia.

Demikianlah keadaan bangsa Arab menjelang kelahiran Nabi


Muhammad yang membawa Islam di tengah-tengah bangsa Arab. Masa itu
biasa disebut dengan zaman Jahiliah, masa kegelapan dan kebodohan dalam hal
agama, bukan dalam hal lain seperti ekonomi dan sastra karena dalam dua hal
yang terakhir ini bangsa Arab mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Mekah bukan hanya merupakan pusat perdagangan lokal, tetapi juga sebagai
jalur perdagangan dunia yang penting saat itu, yang menghubungkan antara
utara, Syam, dan selatan, Yaman, antara timur, Persia, dan barat Abesinia dan
Mesir.

B. Rumusan Masalah
1. Pendidikan Islam Masa Rasulullah Periode Makkah dan Madinah
2. Kondisi Pendidikan Masyarakat Sebelum Islam
3. Pelaksanaan Pendidikan pada masa Rasulullah
4. Lembaga Pendidikan Pada Masa Rasulullah
5. Metode Pendidikan Masa Rasulullah
6. Materi Pendidikan Pada Masa Rasulullah
C. Tujuan
1. Apa Saja Pendidikan Islam Masa Rasulullah Periode Makkah dan
Madinah

1
2. Bagaimana Kondisi Pendidikan Masyarakat Sebelum Islam
3. Seperti Apa Pelaksanaan Pendidikan pada masa Rasulullah
4. Bagaimana Lembaga Pendidikan Pada Masa Rasulullah
5. Apa Saja Metode Pendidikan Masa Rasulullah
6. Materi Pendidikan Pada Masa Rasulullah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah Periode Mekkah dan Madinah


1. Periode Mekkah
Pada periode ini, tiga tahun pertama, dakwah Islam dilakukan secara
sembunyi-sembunyi. Nabi Muhammad mulai melaksanakan dakwah Islam di
lingkungan keluarga, mula-mula istri beliau sendiri, yaitu Khadijah, yang
menerima dakwah beliau, kemudian Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar sahabat
beliau, lalu Zaid, bekas budak beliau. Di samping itu, juga banyak orang yang
masuk Islam dengan perantara- an Abu Bakar yang terkenal dengan julukan
Assabiqunal Awwalun (orang-orang yang lebih dahulu masuk Islam), mereka
adalah Utsman bin Affan, Zubair bin Awwan, Sa'ad bin Abi Waqqash, Abdur
Rahman bin 'Auf, Thalhah bin 'Ubaidillah, Abu 'Ubaidah bin Jarrah, dan Al
Arqam bin Abil Arqam, yang rumahnya dijadikan markas untuk berdakwah
(rumah Arqam).1
Kemudian setelah turun ayat 94 Surah Al-Hijr, Nabi Muhammad *
memulai berdakwah secara terang-terangan. Maka sampaikanlah olehmu secara
terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah
dari orang-orang yang musyrik. (QS. Al-Hijr: 94). Namun, dakwah yang
dilakukan beliau tidak mudah karena mendapat tantangan dari kaum kafir
Quraisy. Hal tersebut timbul karena beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:2
a. Mereka tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan. Mereka
mengira bahwa tunduk kepada seruan Nabi Muhammad berarti tunduk
kepada kepemimpinan Bani Abdul Muthalib.
b. Nabi Muhammad menyerukan persamaan hak antara bangsawan dan
hamba sahaya.
c. Para pemimpin Quraisy tidak mau percaya ataupun mengakui serta tidak
menerima ajaran tentang kebangkitan kembali dan,

1
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, Ed, 1. Cet,1. Jakarta: AMZAH, 2014, hal. 65
2
Ibid, Samsul Munir Amin, hal. 66

3
d. pembalasan di akhirat. Taklid kepada nenek moyang adalah kebiasaan
yang berurat akar pada bangsa Arab, sehingga sangat berat bagi mereka
untuk meninggalkan agama nenek moyang dan mengikuti agama Islam. 5
e. Pemahat dan penjual patung memandang Islam sebagai penghalang rezeki.
Banyak cara dan upaya yang ditempuh para pemimpin Quraisy untuk
mencegah dakwah Nabi Muhammad, namun selalu gagal, baik secara
diplomatik dan bujuk rayu maupun tindakan-tindakan kekerasan secara fisik.
Puncak dari segala cara itu adalah dengan diberlakukannya pemboikotan
terhadap Bani Hasyim yang merupakan tempat Nabi Muhammad berlindung.
Pemboikotan ini berlangsung selama tiga tahun, dan merupakan tindakan yang
paling melemahkan umat Islam pada saat itu. Pemboikotan ini baru berhenti
setelah kaum Quraisy menyadari bahwa apa yang mereka lakukan sangat
keterlaluan.
2. Periode Madinah

Dalam periode ini, pengembangan Islam lebih ditekankan pada dasar-


dasar pendidikan masyarakat Islam dan pendidikan sosial kemasyarakatan.
Oleh karena itu, Nabi kemudian meletakkan dasar-dasar masyarakat Islam di
Madinah, sebagai berikut3.

1) mendirikan masjid
Tujuan Rasulullah mendirikan masjid adalah untuk mempersa- tukan umat
Islam dalam satu majelis, sehingga di majelis ini umat Islam bisa bersama-
sama melaksanakan shalat jama'ah secara teratur, mengadili perkara-
perkara dan bermusyawarah. Masjid ini memegang peranan penting untuk
mempersatukan kaum muslimin dan mempererat tali ukhuwah Islamiyah.
2) mempersatukan dan mempersaudarakan antara kaum Anshar dan
Muhajirin. Rasulullah mempersatukan keluarga-keluarga Islam yang
terdiri dari Muhajirin dan Anshar. Dengan cara mempersaudarakan antara
kedua golongan ini, Rasulullah telah menciptakan suatu pertalian yang

3
Ibid, Samsul Munir Amin, hal. 68

4
berdasarkan agama pengganti persaudaraan yang berdasar kesukuan
seperti sebelumnya.
3) perjanjian saling membantu antara sesama kaum muslimin dan bukan
muslimin.

Menurut Ibnu Hisyam, isi perjanjian tersebut antara lain sebagai berikut.

a. Pengakuan atas hak pribadi keagamaan dan politik.


b. Kebebasan beragama terjamin untuk semua umat.
c. Adalah kewajiban penduduk Madinah, baik muslim maupun nonmuslim,
dalam hal moril maupun materiil. Mereka harus bahu-membahu
menangkis semua serangan terhadap kota mereka (Madinah).
d. Rasulullah adalah pemimpin umum bagi penduduk Madinah. Kepada
beliaulah dibawa segala perkara dan perselisihan yang besar untuk
diselesaikan.4
B. Kondisi Pendidikan Pada Masa Rasulullah

Menurut Munir Mursyi," pendidikan di negeri-negeri Arab pra Is- lam,


dilaksanakan melalui peniruan dan cerita. Anak-anak kecil tumbuh dan
berkembang dengan meniru dan mendengarkan hikayat orang-orang dewasa.
Suatu kabilah dan keluarga mengajarkan nilai-nilai yang sesuai dengan prinsip-
prinsip dan nilai-nilai kemasyarakatan yang berlaku dalam kabilahnya. Kaum
Arab mengekspresikan dan membanggakan nilai-nilai kemasyarakatan dalam
kabilahnya5.

Ilmu yang mereka kenal saat itu terbagi tiga bidang pengetahuan.
Pertama, ilmu tentang Nasab (Keturunan), Sejarah, dan Perbandingan Agama.
Kedua ilmu Ru'ya, (mimpi), dalam bidang ini pada masa jahiliyah, Abu Bakar
dikenal sebagai pentakbir mimpi, sehingga banyak di orang Arab yang
mendatanginya untuk mengetahui tafsir mimpinya. Ketiga, ilmu tentang
bertenung, ilmu yang menurut Imam al-Ghazali, sebagai ilmu tercela. Adapun

4
Ibid, Samsul Munir Amir, hal. 69
5
Ramayulis, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta Kala Mulia, 2012, hal. 18

5
ilmu tentang syair merupakan ilmu yang hanya dikuasai oleh orang terhormat.
Biasanya mereka pertandingkan di beberapa pasar daerah Arab. Kaum Arab
pada masa Jahiliyah dikenal dengan kaum ummi, karena meraka tidak bisa
baca-tulis. Mereka hanya mengandalkan kekuatan otak dalam menghafal dan
meriwayatkan syair. Meskipun demikian, di kalangan Arab masih terdapat
orang yang bisa baca tulis.

C. Pelaksanaan Pendidikan Pada Masa Rasulullah


1. Periode Mekkah
a. Tahapan-Tahapan Pendidikan Islam,
Dengan melihat karakteristik perkembangan pendidikan Islam, maka
periode Mekah dapat dibagi kepada tiga tahapan, sesuai dengan tahapan
dakwah yang dilakukan Rasulullah di Mekah6.
1) Tahapan Sembunyi Atau Perorangan
Muhammad mulai menerima wahyu dari Allah sebagai petunjuk dan
instruksi untuk melaksanakan tugasnya, sewaktu beliau telah mencapai
umur 40 tahun, yaitu pada tanggal 17 Ramadan tahun 13 sebelum Hijrah
(6 Agustus 610 M). Petunjuk dan instruksi tersebut seperti yang terdapat
dalam surat al-Iqra' Artinya:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah
yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran
kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak di- ketahuinya. (QS.
Al-'Alaq: 1-5).
2) Tahapan Terang Terangan
Setelah beberapa lama, sekitar tiga tahun dakwah Islam disam- paikan
secara sembunyi, turunlah perintah Allah SWT. agar Nabi melaksanakan
dakwah secara terang-terangan. Perintah ini didasar kan kepada ayat al-
Qur'an, Firman Allah SWT, Artinya7:

6
Ibid, Ramayulis, hal. 17
7
Ibid, Ramayulis, hal. 19

6
Maka sampaikan olehmu secara terang-terangan segala apa yang
diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang musyrik. (QS.al-
Hijr : 94).
3) Tahap Seruan Umum
Hasil seruan dakwah secara terang-terangan yang terfokus kepada kelurga
dekat, kelihatannya belum maksimum sesuai dengan apa yang diharapkan.
Maka, Rasulullah mengubah strategi dakwah- nya dari seruan yang
berfokus kepada keluarga dekat beralih kepada seruan umum, umat
manusia secara keseluruhan.
2. Periode Madinah
a. Aktivitas Nabi di Medinah
1. Mendirikan Mesjid
Langkah pertama yang dilakukan Rasulullah di Madinah adalah
membangun masjid, di tempat menderumnya kaki unta yang
ditungganginya dari Makkah Masjid itulah pusat kegiatan Nabi
Muhammad SAW ber sama kaum muslimin, untuk secara bersama-sama
dengan kaum Muhajirin dan Anshor membangun masyarakat baru,
masyaraka yang disinari oleh tauhid dan mencerminkan persatuan dan
kesatuan umat. Di masjid itulah beliau bermusyawarah mengenai berbaga
urusan, mendirikan shalat berjama'ah membacakan, al-Qur'an baik dalam
mengulang ayat-ayat yang sudah diturunkan terdahulu maupun
membacakan ayat-ayat yang baru diturunkan beserta pemahamannya.
Dengan demikian, masjid itu telah merupakan pusat pembelajaran di kala
itu.8
2. Pembentukan Negara Medinah
Aktifitas Nabi selanjutnya adalah membina dan mengembang kan
persatuan dan kesatuan masyarakat Islam yang baru tumbuh tersebut,
dalam rangka mewujudkan satu kesatuan sosial dan satu kesatuan politik.
Kaum Anshor dan kaum Muhajirin yang berasal dari daerah yang berbeda
dengan membawa adat kebiasaan yang berbeda pula sebelum bersatu

8
Ibid, Ramayulis, hal.27

7
membentuk masyarakat Islam, berasal dari suku-suku bangsa yang sering
berselisih. Di samping itu, mereka berhadapan pula dengan masyarakat
Madinah lainnya yang belum masuk Islam dan bangsa Yahudi merupakan
masyarakat yang sudah mantap9.
D. Lembaga Pendidikan Pada Masa Rasulullah
1. Fase Mekkah

Pada periode Mekkah terdapat dua macam tempat pendidikan, Yaitu:

a. Rumah Arqam Ibn Arqam merupakan tempat pertama berkumpulnya


kaum muslimin beserta Rasulullah untuk belajar hokum-hukum dan dasar-
dasar ajaran Islam.
b. Kuttab, Pendidikan adalah pendidikan formal pada masa itu bahkan ada
yang mengatakan sebelum Rasulullah diutus Sudah ada kuttab namun
kurang diminati karena kebudayaan mereka adalah berdagang. Kurikulum
kutab jauh berbeda dengan pembelajaran di darul Arqam yang membahas
hukum-hukum dan dasar-dasar Islam, kuttab hanya sebatas belajar
membaca dan menulis untuk anak- anak saja pada masa itu.10
2. Fase Madinah

Lembaga pendidikan zaman Rasulullah pada periode Madinah sebagai


berikut:

a. Mesjid. Ketika Rasulullah sampai ke Madinah, pekerjaan pertama adalah


membuat mesjid sebagai pusat kegiatan Islam di Madinah. Beberapa
fungsi masjid diantaranya adalah:
 Mesjid sebagai tempat ibadah. Yaitu melakukan kegiatan sholat lima
waktu, sholat Jum‟at, tarawih, Sholat ied dan adha.
 Mesjid sebagai pembinaan aqidah. Biasanya nabi membuat halaqoh ta‟lim
dalam rangka membina aqidah para sahabat dan membacakan Alquran

9
Ibid, Ramayulis, hal. 28
10
Gusti Irhamna Husin. PEMIKIRAN TENTANG SISTEM DAN KELEMBAGAAN PENDIDIKAN
ISLAM DI MASA RASULULLAH PADA PERIODE MEKKAH DAN PERIODE MADINAH, Jurnal
Ilmiah Al Qalam: Vol. 11, No. 24, 2017. h. 77

8
 Mesjid menjadi tempat pertemuan atau tempat sahabat saling berkumpul
untuk menjalin ukhuwah islamiyah
b. Suffah yaitu suatu tempat yang sudah disediakan oleh Rasulullah untuk
kaum muhajirin yang tidak mempunyai rumah dan tempat masyarakat
yang ingin masuk Islam. Abu hurairah ditunjuk oleh Rasulullah sebagai
penanggung jawab ahlu suffah yang berjumlah relatif antara 60-80.
Adapun Ubaid Ibn al-Shamit ditunjukan sebagai guru suffah.
c. Kuttab pada periode Madinah mendapatkan perhatian oleh Rasulullah
yang lebih serius karena kebanyakan yang masuk Islam adalah warga yang
lemah dan buta huruf11.
E. Metode Pendidkan Islam Pada Masa Rasulullah

Metode mengajarkan agama Islam yang digunakan pada zaman


Rasulullah saw. sebagaimana yang dikemukakan oleh Mahmud Yunus adalah12:

a. Tanya jawab, khususnya yang berkaitan dengan masalah keimanan.


b. Demonstrasi, memberi contoh, khususnya yang berkaitan dengan
masalah ibadah (seperti: shalat, haji, dan lain-lain)
c. Kisah-kisah umat terdahulu, orang-orang yang taat mengikuti Rasul
dan orang-orang yang durhaka dan balasannya masing-masing seperti:
kissah Qarun, kissah Musa, dan lain-lain. Metode ini digunakan
khususnya dalam masalah akhlak.

Selain metode-metode mengajar yang dikemukakan di atas masih banyak


metode mengajar pendidikan Islam yang digunakan oleh Rasulullah saw., yang
bersumber dari ayat-ayat al-Qur‟an, antara lain sebagai berikut:

a. Metode hikmah, memberi nasihat/ceramah dan dialog/diskusi (Q.S. :


al-Nahl/16: 125)
b. Metode demonstrasi (Q.S. : al-Maidah/5 : 27-31)

11
Ibid, Gusti Irhamna Husin, hal. 78-79
12
Chaeruddin B., Pendidikan Islam Masa Rasulullah Saw, Jurnal Diskursus Islam Volume
1 Nomor 3, 2013. h. 433

9
c. Metode pembiasaan (Q.S. : al-Nisa/4 : 43, Q.S al-Baqarah/2: 219 dan
al-Maidah/5 : 90)
d. Metode perumpamaan (Q.S. : al-Baqarah/2 : 261)
e. Metode eksperimen (Q.S. : al-Rum/30 : 50).
f. Metode keteladanan (Q.S. : al-Shaf/61 : 2-3)
F. Materi Pendidikan Pada Masa Rasulullah
1. Fase Mekkah
Materi pendidikan Islam pada waktu itu adalah :13
a) Tauhid
Tugas Muhammad untuk memancarkan sinar Tauhid dala kehidupan
umat manusia terutama bangsa Arab. Muhamm memperoleh kesadaran
dan penghayatan yang mantap tenta ajaran Tauhid yang inti sarinya,
sebagaimana tercermin dal surat al-Fatihah yang berisi tentang: Bahwa
Allah pencipta alam semesta yang sebenar Dialah satu-satunya yang
menguasai dan mengatura ini, sehingga merupakan tempat yang mangatur
kehidu manusia, mendidik dan membimbingnya, sehingga berhak
mendapatkan pujian. Manusia harus mar tidak seperti kebiasaan ajaran
tauhid dilakukkan dengan keluarga terdekat, dan dengan sem baru
kemudian secara terbuka dan kepada kalangan luas, dala masyarakat Arab.
b) Al-Qur'an
Tugas Muhammad disamping mengajarkan Tauhid mengajarkan al-
Qur'an kepada umatnya, dengan utuh dan sempurna, serta menjadi milik
umatnya, yang selanjutnya aka menjadi warisan ajaran secara turun-
temurun, dan menja pegangan dan pedoman hidup bagi kaum muslimin
sepanjan zaman. Pada umumnya ayat-ayat yang turun di Mekkah beris
materi tentang akidah dan ibadah. Ayat-ayat yang turun Mekah disebut
surat Makiyah. Dalam pembelajaran al-Qur'an kepada umatnya Nabi
Muhammad SAW selalu menganjurkan kepada para sahabatnya supaya al-
Qur'an dihafal dan selalu dibaca, dan diwajibkan membacanya dan ayat-
ayatnya dalam salat, sehingga kebiasaan membaca al-Quran tersebut

13
Ramayulis , Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 2011), h. 24

10
merupakan bagian dan kehidupan mereka sehari-hari, menggantikan
kebiasaan membaca syair syair indah pada masa sebelum Islam. Untuk
menjaga aga al-Qur'an tidak tercampur dengan hal-hal lain, maka Nabi
Muhammad SAW memberikan perintah agar hanya al-Qur'an sajalah yang
dituliskan. Sabda beliau atau pelajaran-pelajara lain, misalnya penjelasan-
penjelasan al-Qur'an pun dilaran untuk ditulis.
2. Fase Madinah
Hijrah dari Makkah ke Madinah bukan hanya sekedar berpindah dan
menghindarkan diri dari tekanan dan ancaman kaum Quraisy, tetapi juga
sebagai taktik dan strategi untuk mengatur dan menyusun kekuatan dalam
menghadapi tantangan-tantangan lebih lanjut, sehingga akhirnya nanti
terbentuklah masyarakat baru yang di dalamnya bersinar kembali mutiara
tauhid warisan Ibrahim yang akan disempurnakan oleh Muhammad SAW
melalui wahyu Allah SWT.
Materi Pendidikan Islam sewaktu Nabi Muhammad SAW di Medi-
nah adalah sebagai berikut:
a) Merperdalam dan memperluas materi yang pernah diajarkan di Mekah:
1. Hafalan dan Penulisan al-Qur'an
Pengajaran al-Qur'an masih berlangsung terus dengan Nabi
Muhammad SAW bersama para sahabatnya hijrah ke Madinah. Sejalan
dengan itu berpindahlah pusat pengajaran al-Qur'an ke Madinah.
Penghafalan dan penulisan al-Qur'an berjalan terus, sampai dengan masa
akhir turunnya wahyu Dengan demikian al-Qur'an menjadi bagian dan
kehidupan mereka, baik dalam bentuk hafalan maupun dalam bentuk
tulisan. Hal ini berarti menambah kekayaan budaya mereka, yang pada
mulanya budaya lisan, sekarang berkembang juga budaya tulis.
2. Pemantapan Ketauhidan Umat
Dalam bidang agama Rasulullah SAW melakukkan Sejarah
Pendidikan Islam bebasan dan sikap-sikap kemusyrikan, dengan
pemahaman spritualitas ajaran Islam. Beliau mendakwahkan, bahwa Allah
adalah Zat yang wajib ada (al-wajibat al-wujud), cahaya bagi segala sendi

11
kehidupan manusia, memiliki sifat-sifat luhur; al- Rahman, al-Rahim.
Tuhan bukan zat yang meminta tumbal- persembahan, bukan zat yang
terdiri dari berbagai unsur. Tuhan tidak pernah beranak dan tidak pernah
jadi anak. Tuhan tidak berbilang, Dia wajib Esa.
3. Tulisan Baca al-Qur'an
Hasan Ibrahim Hasan menjelaskan, bahwa di negeri- negeri Arab
pendidikan belum tersebar, karena bangsa Arab dan sebelumnya tidak
dikenal sebagai menara gading. Tidak bisa dipastikan bahwa negeri-negeri
Arab sudah manaruh perhatian terhadap pendidikan dan pengajaran
tentang tulis-baca bagi para puteranya. Pendidikan yang berlangsung di
kungan masyarakat saat itu berdasarkan hajat mereka.
4. Sastra Arab
Dengan kedatangan Islam, bangsa Arab mendapatkan nilai sastra
bernilai tinggi dalam al-Qur'an dan mereka juga telah mendapatkan
susunan kalimat yang sangat indah, di dalamnya sebagai sesuatu yang
membuat mereka sangat kagum sehingga mereka terdorong untuk
membacanya. Kekaguman mereka kepada al-Qur'an, sampai membuat
sebahagian di antara mereka tidak mau bersyair, hanya membaca al-Qur'an
dan memahaminya.

b). Ketertiban, Sosial, Ekonomi, Politik, dan Kesejahteraan Umat.

a. Ketertiban
Suatu tradisi masyarakat Arab yang berakibat hal-hal yang
bertentangan dengan ketertiban dan kesejahteraan masyarakat, seperti judi,
minum khamar dan sebagainya. Tetapi karena perbuatan-perbuatan
tersebut sudah menjadi tradisi masyarakat sebelum Islam, maka Nabi
Muhammad SAW melarangnya secara berangsur-angsur. Pada tahap
permulaan, diterangkannya bahwa judi dan minuman keras itu bermanfaat
bagi manusia, tetapi kerugiannya sebenarnya lebih berat dari manfaatnya
b. Kesejahteraan Keluarga

12
Sebelum kedatangan Islam seperti hubungan suami istri tidak menurut
suatu aturan hukum yang jelas. Hubungan suami isteri juga sangat
bervariasi bentuknya. Ada poligami (seorang suami dengan sejumlah isteri
yang berbeda-beda pula jumlah- nya), poliandri (seorang isteri dengan
sejumlah suami yang kadang sampai 10 orang), dan monogami (dalam satu
waktu seorang suami/isteri hanya mempunyai seorang pasangan).
c. Sosial
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa kondisi sosial masyarakat
Arab sudah sangat parah dan sudah sampai ketitik nadir.Menghadapai
kondisi masyarakat yang demikian parah, Rasulullah mengatur hubungan
keluarga, hubungan kema- syarakatan dengan mendidik mereka menjadi
umat yang saling cinta-mencintai. Di antara kebijakan Rasulullah SAW
tersebut, tertuang dalam khutbahnya pada musim haji di Mekkah, di
hadapan 10.000 orang jamaah haji. Khutbah tersebut disebut juga khutbah
Hajji Wadha'.
D. Perekonomian
Rasulullah SAW dalam menghadapi prilaku umat Jahiliyah adalah
dengan mengajarkan prinsip-prinsip Islam tentang sistem perekonomian.
Rasulullah SAW memberikan pengajaran kepada umat dengan al-Qur'an
sebagai pedoman utama dalam merumuskan perekonomian. Dalam al-
Qur'an dan Hadits, telah terdapat dasar-dasar pengembangan ekonomi
berbasiskan Islam. Larangan riba, larangan menimbun harta, larangan jual-
beli salam (menyembunyikan barang yang dijual).
d. Politik
Ketika Rasulullah hijrah ke Madinah, beliau mengajarkan dan
mempraktekkan sistem politik Islam. Ketika Rasulullah panji SAW dan
para sahabat hijrah ke Madinah, Rasulullah SAW mempersatukan kabilah-
kabilah Arab berada di bawah Islam. Pembinaan kesatuan dan persatuan
sosial yang me nimbulkan solidaritas sosial yang semakin tinggi itu
dibarengi dengan pembinaan ke arah satu kesatuan potitik sekaligus. Nabi
Muhammad SAW berusaha untuk membawa umatnya ke dalam suatu

13
kehidupan yang mandiri, yang tidak menyandaftarkan diri kepada
kekuatan dari luar.
e. Seluruh Aspek Ajaran Islam
Materi pendidikan Islam yang dilaksanakan Rasulullah SAW di
Madinah sesuai dengan suluruh isi al-Qur'an dan Sunnah beliau.
Pendidikan keimanan, ubudiah (pengabdian), akhlak, kebersihan,
kesehatan, sosial kemasyarakatan, ekonomi dan politik, pendidikan ke arah
ilmu pengetahuan alam, pendidikan kesadaran hukum dan lain-lain.14

14
Ibid ,Ramayulis,hal.25-44

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Materi pembelajaran yang disampaikan oleh Rasulullah saw.,
disesuaikan dengan kondisi orang-orang yang dihadapinya sehingga materi
ajar tersebut mudah, dimengerti dan diamalkan, juga disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat lingkungannya. Misalnya ketika beliau di Makkah
menghadapi orang-orang musyrik dan akhlak yang buruk, maka materi
pembelajaran agama yang ditekankan oleh beliau adalah masalah aqidah,
menanamkan dalamhati mereka bahwa Tuhan itu satu, Maha Esa yaitu
Allah swt., dan membentuk pribadi-pribadi berakhlak terpuji. Dalam satu
riwayat dijelaskan bahwa ketika Nabi ditanya tentang amal-amal yang paling
afdhal yang harus dilakukan maka Rasulullah saw menjawab dengan jawaban
yang berbeda sesuai dengan kondisi masing-masing orang yang bertanya.
Lembaga Pendidikan tempat Rasulullah mengajarkan agama Islam adalah
lembaga pendidikan informal (rumah tangga), dan non formal (masjid),
belum dijumpai lembaga pendidikan formal seperti sekolah atau madrasah.
Namun demikian pendidikan Islam yang dilaksanakan oleh Rasulullah
saw. berhasil dengan baik.
Pendidik di zaman Rasulullah tidak mengharapkan imbalan jasa
berupa gaji dan pemberian lainnya tetapi semata-mata mengharapkan
ridha Allah swt., mereka menjalankan tugasnya dengan penuh keikhlasan.
Materi pembelajaran yang diajarkan tidak hanya terbatas pada
masalah-masalah keagamaan tetapi juga masalah sosial kemasyarakatan
seperti: hukum, pertahanan, keimanan, dan ekonomi/perdagangan, dan
lain-lain. Karena itu umat Islam dewasa ini diharapkan untuk tidak hanya
mendalami pengetahuan-pengetahuan agama tetapi juga pengetahuan-
pengetahuan umum lainnya. Kesuksesan Rasulullah saw dan sahabat–
sahabatnya mencapai tujuan pendidikan Islam karena apa yang diajarkan

15
oleh beliau dan sahabat-sahabatnya diamalkannya dengan baik
dalamkehidupan, beliau mencontohkan dalam wujud perbuatan sehari-hari.
Metode pembelajaran yang digunakan Rasulullah saw. banyak
merujuk kepada wahyu yang diturunkan kepadanya dan digunakan secara
bervariasi, sehingga terhindar dari rasa bosan.

B. Saran
Demikian makalah ini ditulis untuk pembaca. Melihat kesimpulan di atas
maka diharapkan pembaca bisa mempelajari dan memahami materi tentang
“Pendidikan pada Masa Rasulullah Saw”. Penulis menyadari akan banyaknya
kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki. Oleh karena itu, pemakalah
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai motivasi dari
pembaca mengenai makalah ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

Chaeruddin B.2013. Pendidikan Islam Masa Rasulullah Saw, Jurnal Diskursus


Islam Volume 1 Nomor 3.

Gusti Irhamna Husin. 2014. PEMIKIRAN TENTANG SISTEM DAN


KELEMBAGAAN PENDIDIKAN ISLAM DI MASA RASULULLAH PADA
PERIODE MEKKAH DAN PERIODE MADINAH, Jurnal Ilmiah Al Qalam:
Vol. 11, No.

Ramayulis. 2012. Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta Kala Mulia.

Samsul Munir Amin. 2014. Sejarah Peradaban Islam, Ed, 1. Cet,1. Jakarta:
AMZAH

17

Anda mungkin juga menyukai