Disusun Oleh :
Kelas : 1883 B
Materi :2
Penulis sangat berharap agar makalah ini memberi banyak manfaat bagi
para pembaca terutama kepada mahasiswa/i sehingga dapat mengetahui dan
memahami sejarah penyebaran islam di kawasan Arab. Penulis juga sangat
mengharapkan masukan, kritikan serta saran dari semua pihak agar karya-karya
tulis selanjutnya bisa lebih baik lagi.
i
Daftar Isi
ii
Bab 1
Pendahuluan
1
Dedi Supriyadi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia. Hlm 59.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan beberapa
rumusan masalah terkait sejarah penyebaran Islam di kawasan Arab yakni
sebagai berikut.
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis menujukan agar pembaca dapat
megetahui dan memahami poin-poin penting terkait sejarah penyebaran Islam di
kawasan Arab yakni sebagai berikut.
2
Bab 2
Pembahasan
2
Ahmad Amin, Fajar al-Islam, Maktabat al-Nahdhat al-Mishriyah, Mesir, 1975, hal. 1.
3
Kementerian Agama Republik Indonesia. 2014. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Kemenag RI
.Hlm. 5.
3
Bangsa Arab para penyembah berhala akan membawa patung-patung kecil
atau batu-batu yang mereka anggap Tuhan ke mana pun mereka pergi. Hal itu
dilakukan karena mereka berkeyakinan bahwa dengan cara itulah mereka dapat
lebih dekat dengan Tuhan. Sehingga dalam berbagai hal Tuhannya dapat segera
menolong mereka. Meskipun demikian, mereka tetap menganggap Ka‟bah adalah
tempat yang paling suci dan menjadi pusat ibadah seluruh umat manusia.3
Selain dalam sistem peribadatan, dalam bidang sosial dan budaya bangsa Arab
pun telah memiliki peradaban tersendiri. Sebagai suatu seni yang paling indah, syair
amat dihargai dan dimuliakan oleh bangsa Arab sehingga seorang penyair
mempunyai kedudukan yang sangat tinggi dalam masyarakat. Syair sangat
berpengaruh bagi bangsa Arab sehingga dapat meninggikan derajat seseorang
yang tadinya hina dina (seperti kisah Abdul „Uzza ibnu „Amir yang hidup melarat
dan banyak anak, dipuji oleh penyair Al-A‟sya sehingga menjadi masyhur dan
penghidupannya menjadi baik) dan dapat menghinadinakan seseorang yang tadinya
mulia (seperti kisah penyair Hassan ibnu Tsabit yang mencela sekumpulan manusia
sehingga menjadi hina dina).5
Tata sosial bangsa Arab sebelum Islam terkenal pemberani di dalam membela
pendirian. Mereka tidak mau mengubah pendirian serta tata cara hidup yang sudah
menjadi kebiasaannya, tidak mau mengalah, namun ada sisi kebiasaan yang baik
yaitu suka menghormati dan memuliakan tamu. Moral dan perilaku sangat rusak
sehingga mereka disebut kaum jahiliyah “yang bodoh”. Berjudi minum-minuman
keras dilakukan secara bersama-sama, bahkan tak jarang mereka merampok
sehingga sering menimbulkan peperangan antar suku. Yang lebih buruk lagi
moralnya adalah adanya suku Arab yang mengubur bayi perempuan mereka secara
hidup-hidup, mereka beranggapan bahwa anak perempuan itu tidak berguna dan
hanya menyusahkan orang tua. Oleh karena itu mereka merasa terhina apabila
mempunyai anak perempuan.6
4 M Yakub dkk. 2015. Sejarah Peradaban Islam Pendekatan Periodesasi. Medan: Penerbit Perdana
Mulya Sarana. Hlm. 3.
5 M. Yakub dkk. 2015. Sejarah Peradaban Islam Pendekatan Periodesasi. Medan: Penerbit Perdana
Mulya Sarana. Hlm.7.
6 Kementerian Agama Republik Indonesia. 2014. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Kemenag RI
.Hlm. 8.
4
Begitulah tatanan peradaban bangsa Arab yang cukup memprihatikan
sebelum kedatangan agama Islam. Dari peribadatan untuk menyembah berhala
hingga krisis moral untuk merampok, minum-minuman keras bahkan membunuh
bayi perempuan. Masa ini merupakan masa kejahiliyahan bangsa Arab yakni
orang-orang Arab sebelum Islam, atau yang membangkang kepada kebenaran.
7
Kementerian Agama Republik Indonesia. 2014. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Kemenag RI
.Hlm. 15.
5
Setelah menerima wahyu tersebut, Nabi Muhammad Saw. kembali ke rumah
dan menanggalkan selimutnya, rasa takut dan gemetar nya pun hilang. Mulai saat
itulah Muhammad telah diangkat oleh Allah Swt. menjadi Nabi dan Rasul. Tugas
baru telah datang, yaitu menyebarkan agama Islam kepada seluruh umat manusia,
setelah itu wahyu pun terus turun berkelanjutan dan Nabi Muhammad Saw. memulai
dakwahnya, yang terbagi ke dalam dua fase.
8
Kementerian Agama Republik Indpnesia. 2014. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Kemenag RI
.Hlm 17.
6
Berdakwah secara sembunyi-sembunyi (sirriyah) yang Nabi Muhammad Saw.
lakukan selama tiga tahun. Dikatakan secara sembunyi-sembunyi disini, mengingat
tempat para sahabat, pengikutnya, dan orang-orang yang mereka ajak masuk
Islam tersebut bersifat sangat rahasia. Ketika itu Nabi Muhammad Saw. mendapat
pengikut sekitar 30 orang, mereka mendapat sebutan “Assabiqunal Awwalun”
artinya orang yang pertama kali masuk Islam.
Sudah banyak yang beriman kepada Rasulullah Saw., namun mereka masih
menyembunyikan keislaman mereka. Karena jika satu saja urusan mereka
terungkap, maka ia akan menghadapi berbagai siksaan keras dari kaum kafir
Quraisy hingga ia murtad (keluar) dari agama Islam.
7
Sejak saat itulah timbul rasa kurang senang dan benci dalam hati kaum
Quraisy kepada Rasulullah Saw. dan mulailah mereka berusaha untuk
menghalangi dan merintangi dakwah Rasulullah Saw.. Tahap berdakwah secara
terang-terangan ini berlangsung terus selama kerasulan Muhammad sampai
wafatnya, sehingga Islam berkembang luas di seluruh Jazirah Arab dan
negeri-negeri sekitarnya.
9
Kementerian Agama Republik Indonesia. 2014. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Kemenag RI.
Hlm 47.
8
1. Mempersaudarakan antara Muhajirin dengan Anshar. Nabi Muhammad
Saw. senantiasa menganjurkan persaudaraan antara kedua sahabat, dan
melarang semangat kesukuan, sehingga bersatu menjadi kokoh dan kuat.
2. Di Madinah Rasulullah Saw. mendirikan Masjid. Tanah tempat penjemuran
kurma milik Sahal dan Suhail bin Amr, dua orang anak yatim yang semula
bermaksud menghibahkan tanah tersebut, namun dibeli oleh Rasulullah Saw.
untuk dibangun masjid. Tujuan membangun masjid adalah sebagai tempat
ibadah, belajar, pertemuan, memecahkan masalah-masalah yang berhubungan
dengan masyarakat dan membicarakan strategi dakwah.
3. Menciptakan kesejahteraan umum. Nabi Muhammad Saw. selalu
menganjurkan kepada pengikutnya bekerja dengan tekun untuk meningkatkan
taraf hidupnya yang lebih sejahtera. Di bidang sosial Nabi Muhammad Saw.
mewajibkan orang kaya agar mengeluarkan zakat untuk diberikan kepada
fakir miskin, agar kaum muslimin saling menolong dan membantu.
4. Mengembangkan pendidikan dan dakwah. Dalam melaksanakan syiar Islam
dibutuhkan orang-orang yang pandai membaca dan menulis. Oleh karena itu
Nabi Muhammad Saw. sangat memperhatikan masalah pendidikan.
10
Syamrudi, Nasution. 2013. Sejarah Peradaban Islam. Pekan Baru: Yayasan Pusaka Riau. Hlm. 61.
9
2.4.1 Kebijakan dan Strategi Abu Bakar as Shiddiq (11-13 H /632-634 M)
Abu Bakar adalah seorang figur pemimpin yang memiliki jiwa bersih, jujur,
dan sangat demokratis. Siap dikritik dan diberi saran, peduli terhadap keselamatan
dan kesejahteraan umat. Apabila sosok pemimpin seperti Abu Bakar ada pada
masa kini, pastilah kemakmuran dan keadilan akan merata pada setiap lapisan
masyarakat. Abu Bakar menjadi khalifah hanya dua tahun (632 – 634 M), beliau
wafat karena sakit pada usianya yang ke-61 di Madinah. Khalifah Abu Bakar
mempunyai beberapa kebijakan dan strategi ketika memimpin negara yaitu :
10
pemuda yang cerdas dan berpengalaman mencatat ayat-ayat Al-Qur‟an. Zaid
bin Tsabit dapat melaksanakan tugas tersebut dengan baik.
11
2.4.2.1 Pengembangan Wilayah Islam
Pada masa pemerintahan Umar bin Khatab, usaha pengembangan Wilayah
Islam terus dilanjutkan. Kemenangan dalam perang Yarmuk pada masa Abu Bakar,
membuka jalan bagi Umar untuk menggiatkan lagi usahanya. Dalam pertempuran
di Ajnadin tahun 16 H/636 M, tentara Romawi dapat dikalahkan. Selanjutnya
beberapa kota di pesisir Syiria dan Pelestina, seperti Jaffa, Gizar, Ramla, Typus,
Uka (Acre), Askalon dan Beirut dapat ditundukkan pada tahun 18 H/638 M
dengan diserahkan sendiri oleh Patrik kepada Umar bin Khatab.
Khalifah Umar bin Khatab melanjutkan perluasan dan pengembangan
wilayah Islam ke Persia yang telah dimulai sejak masa Khalifah Abu Bakar.
Pasukan Islam yang menuju Persia ini berada di bawah pimpinan panglima
Saad bin Abi Waqas. Dalam perkembangunan berikutnya, berturut-turut dapat
ditaklukan beberapa kota, seperti kadisia tahun 16 H/636M, kota Jalula tahun 17
H/638 M. Madain tahun 18 H / 639 M dan Nahawand tahun 21 H / 642 M.
12
2.4.2.5 Menetapkan Kalender Hijriah
Sebelum kalender hijriah di tetapkan orang-orang pada saat itu menggunakan
system kalender masehi. Agar berbeda dengan kaum nasrani Umar ibn Khattab
mencetuskan kalender hijriah, yang ditetapkan mulai pada saat nabi Muhammad
saw. Hijrah dari makkah ke madinah. Hal itu disebabkan hijrah merupakan titik
balik kemenangan islam. Hijrah juga menandai dua priode dakwah islam. Yakni
priode makah dan madinah.
13
2.4.3.2 Pembentukan Angkatan Laut
Pada masa Khalifah Usman bin Affan, wilayah islam sudah mencapai
Afrika, Siprus, hingga konstantinopel. Muawiyah saat itu menjabat gubernur
Suriah mengusulkan dibentuknya angkatan laut. Usul itu disambut dengan baik oleh
Usman bin Affan. Dan menjadikan Siprus sebagai misi pertama bagi pasukan
tersebut.
14
juga membangun jalan-jalan, jembatan-jembatan, masjid-masjid dan memperluas
mesjid Nabi di Madinah.
2.4.4 Kebijakan dan Strategi Ali bin Abi Thalib (36-41 H / 656-661 M)
Ali bin Abi Thalib adalah seorang pemimpin yang „alim, gagah berani,
tangkas, dan pandai bermain pedang. Seluruh potensinya dipergunakan untuk
mengatasi perpecahan dan kekacauan dalam negeri. Pada akhir masa
kepemimpinanya terjadi arbitrase antara Ali dengan Muawwiyah bin Abu Sofyan
yang mengakibatkan kelompok Ali pecah menjadi 3 kelompok yakni, khwarij
yang menentang keras terhadap hasil arbitrase dan mereka keluar dari golongan
Ali, syiah yang setuju dengan Ali dan Murjiah yang mengabil sikap tengan
dengan diam. Beliau dilantik menjadi khalifah dalam situasi dan kondisi yang kacau
balau, akan tetapi ia mampu menjalankan roda pemerintahan dengan baik.
Perjuangan beliau senantiasa untuk keutuhan umat. Apabila para pemimpin zaman
sekarang mau meniru kepemimpinan Ali bin Abi Thalib, pasti perpecahan dan
15
kekacauan dapat diatasi dengan mudah. Khalifah Ali memimpin kurang lebih
hanya selama 5 tahun. Khalifah Ali wafat setelah dibunuh oleh seorang pengikut
garis keras khawarij yakni Abdurrahman bin Muljam.
16
memakai kembali sistem distribusi pajak tahunan di antara orang-orang Islam
sebagaimana pernah diterapkan oleh Umar bin Khatab.
17
Kedudukan Ali sebagai khalifah kemudian dijabat oleh putranya yang
bernama Hasan bin Ali selama beberapa bulan. Namun karena Hasan ternyata
lemah, sementara Muawiyah kuat, maka Hasan membuat perjanjian damai. Perjajian
ini dapat mempersatukan umat Islam kembali dalam satu kepemimpinan politik, di
bawah Muawiyah bin Abu Sufyan. Di sisi lain, perjanjian itu juga menyebabkan
Muawiyah menjadi penguasa absolut dalam Islam. Tahun 41 H (661 M), tahun
persatuan ini dikenal dalam sejarah sebagai tahun Amul Jamaah. Dengan demikian
berakhirlah apa yang disebut dengan Khulafaur Rasyidin dan dimulailah kekuasaan
Bani Umayyah dalam sejarah politik Islam.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bangsa Arab merupakan bangsa yang kini menjadi mayoritas muslim pertama
di dunia. Sebelum kedatangan Islam, bangsa Arab telah memiliki peradabannya
sendiri. Bersyair, bersajak, beragang dan peradaban lainnya. Namun terdapat pula
peradaban yang bernilai negatif, seperti menganut kepercayaan terhadap berhala,
mabuk-mabukan, membunuh bayi perempuan, dan lainnya. Kehadiran Nabi
Muhammad Saw. pada masyarakat Arab adalah terjadinya terbentuknya
pengetahuan atau pengalaman baru dalam hal ketuhanan yang mempengaruhi
segala aspek kehidupan masyarakat, termasuk hukum-hukum peradaban yang
digunakan pada masa itu. Keberhasilan Nabi Muhammad Saw. dalam
memenangkan kepercayaan bangsa Arab pada masa itu relatif singkat
kemampuaannya dalam mempengaruhi jalan hidup orang-orang Arab sesuai
dengan ajaran agama Islam.
3.2 Saran
Penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian para pembaca yang
menyempatkan waktu untuk membaca tulisan ini. Penulis berharap melaui tulisan
ini baik pembaca maupun penulis sendiri dapat bersama-sama belajar mengenai
sejarah peradaban islam terutama di kawasan Arab. Semoga ilmu yang dapat
dipetik dapat menjadi bekal kehidupan baik dunia maupun akhirat. Saran dari
pembaca sangat penulis harapkan agar kedepannya penulis dapat memberikan
karya-karya yang lebih baik dan bermanfaat.
19
Daftar Pustaka
Jakarta: Kemenag RI .
Pusaka Riau.
20